BERBAGI ITU INDAH
*****
Catatan Perjalanan Dewi Nur Halimah
Dear diary digitalku sayang...
Selasa, 12 November 2019, aku bersama ibuku berziarah ke Sunan Ngampel Surabaya, Gusdur Jombang, dan tamsya ke Jatim Park 1. Terkadang aku pengen melukiskan perasaan bahagia dan sedihku ke sahabat penaku. Tapi aku khawatir dia bosan kalau keseringan atau bisa pula aku khawatir akan mengganggu dia saat sibuk. Maka kutuangkan segala rasa dan kisahku dalam catatan digitalku. Agar kelak saat aku rindu, dimanapun aku berada, dapat kubuka blog ku lewat gawaiku.
Ibuku adalah guruku. Beliau selalu mengajariku untuk berbagi pada kaum lemah sejak kecil. Terkadang kalau ada pengemis datang ke rumah, sudah sepuh (tua) atau orang cacat. Ibu mengajak pengemis itu makan bersama kami tanpa rasa risih. Disiapkan masakan yang dimasak ibu seadanya. Kalau kebetulan pas hajatan ya enak, apa aja ada. Ibu tak pernah membeda bedakan orang karena pakaiannya lusuh atau bersih, kaya atau miskin, cantik atau tidak. 1Dari sinilah aku belajar cinta kaum lemah.
Saat menjadi musafir, baik saat wisata religi atau bepergian. Ibu selalu memintaku merecehkan uangku menjadi ribuan, terutana 2 ribuan buat ke toilet-toilet, 5 ribuan atau 10 ribuan buat infak atau sedekah dhuafa yang sepuh atau pun yang cacat. Sekedar untuk berjaya jaga, tatkala ada penjual di bus, pengemis, pengamen. Walaupun tak butuh, karena yang jual sepuh atau cacat terkadang aku membelinya. Niatnya kasih sayang (welas asih). Barangkali aku welas pada orang, lalu Allah pun welas asih terhadapku.
Ada pemandangan yang mengharukan saat di Jombang. Aku berjumpa seorang bapak tak memiliki kedua kaki. Spontan air mataku mengalir. Ada rasa trenyuh, sedih, dll. Kuambil uang yang sudah kusiapkan. Sengaja aku menukar uangku dengan 10 ribuan atau 5 ribuan untuk kuberikan yang membutuhkan. Rata rata 10 ribuan. Kata ibu, kalau aku peduli orang in syaAllah, Allah pun akan peduli denganku. Kalau infaq juga nggak boleh pelit. Harta kita itu semua bukan harta kita melainkan hanya titipan. Semua harta itu habis, kecuali harta yang disedekahkan, diwakafkan, dibuat untuk kebaikan akherat. Terkadang ngebisnya habis 50 ribu. Keluarnya untuk dibagi bagikan pernah nyampai 100 ribu lebih. Karena tiap ada penjual sepuh dan pengemis tak tega. Terutama pengemis sepuh, gelandangan atau orang cacat.
Jadi teruslah berbuat baik semampumu. Semaksimal yang kamu bisa. Bila engkau welas sama makhluk Allah yang lain, in syaAllah akan Allah kirimkan pula orang yang welas terhadapmu.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar