HALIMAH BINTI MASDARI

Selasa, 28 Februari 2017

CEMBURUKU JALAN CINTAKU PADA KEMANUSIAAN

TUHANKU, IZINKAN RASA CEMBURUKU MENGASAHKU
MENUJU PERJUANGAN KEMANUSIAAN 



            Cita-cita?, Apa itu cita-cita? Mengapa setiap orang memiliki cita-cita?. Ya, itulah cita-cita. Cita-cita adalah asa yang menjadi target/ tujuan hidup manusia. Setiap manusia memiliki tujuan hidup masing-masing. Ada yang ingin menjadi politikus, akademisi, TNI, POLRI, dokter, guru, pengusaha, kiahi, dll. Lalu, apakah cita-citamu?
            Sebagaimana orang pada umumnya, akupun memiliki cita-cita. Cita-citaku ingin menjadi sociopreneur dan memiliki foundation. Mengapa aku ingin menjadi entrepreneur, lebih tepatnya sociopreneur?. Inilah alasanku:
  1. Menjadi entrepreneur itu menciptakan lapangan pekerjaan setidaknya bisa membantu orang lain untuk tidak menjadi pengangguran (unemployment).
  2. Mengurangi angka pengangguran.
  3. Membantu seorang ayah/ ibu menghidupi keluarganya.
Ya simple, tapi begitu mengesankan bagiku. Aku selalu berusaha menggapai cita-citaku, tapi masalah hasil biarlah Tuhan yang menentukan. Selama di perkuliahan aku aktif mengikuti lomba PKM (Program Kreativitas Mahasiswa), PMW (Program Mahasiswa Wirausaha), dan Lomba Business Plan. Golden goalku bukan menang untuk memperoleh kebanggaan diri melainkan aku mencari modal usaha melalui hibah dari menang lomba. Aku memulai segala sesuatu dari nol. Berkali-kali batu rintangan aku temui, aku tetap berdiri. Aku yakin, Tuhan punya cara terindah untuk menemukanku dengan passionku. Berawal dari lolos PKM-K, aku memulai usahaku sabun. Usaha itupun jatuh bangun, sempat bangkrut lalu berdiri lagi dan alhamdulillah hingga saat ini. Berawal lolos PMW dengan aku memprakarsai usaha baju, namun sayangnya hanya bertahan 3 bulan dan gulung tikar. Gulung tikar saat aku sakit, belum sempat menjalankan karena tim yang menjalankan….ketika mau menjalankan (aku sudah sehat), eh usaha yang dijalankan teman tim sudah gulung tikar. Aku tak pernah putus asa, aku mencoba bangkit lagi. Berharap atas izin dan ridho Tuhanku, usaha sabun bersama Tim itu bisa besar. Tapi ya kembali lagi, kuasa Tuhan lebih berkehendak.
Aku punya mimpi, bisa keliling dunia…bisa mengunjungi Mesir, Dubai, dan berbagai negara. Namun sayangnya, harapan itu pupus karena ortu tak mengizinkanku lebih tepatnya wanita pergi tanpa ditemani makhram/ suami. Segala sesuatu yang tak mendapatkan ridho ortu, pasti ada saja rintangnnya. Walau hal itu positif, pasti banyak rintangannya. Aku diam-diam suka apply lomba di luar negeri. Entah kenapa aku memiliki mimpi keliling dunia?, mimpi keliling dunia itu berawal dari aku yang termotivasi oleh Novel Andrea Hirata yang berjudul “Edensor”. Lomba science paper yang mana aku lolos sebagai finalis adalah di negara berikut: Malaysia, Filiphina, Korea, Kroasia, Kanada, dua lagi lupa. Tiap kali aku lolos, selalu yang menjadi masalah adalah dari mana uangnya untuk berangkat ke sana?. Sementara timku semua dari lower class, kita cuman modal otak saja. Maka kubikinlah proposal pengajuan dana. 30 Proposal kusebar hampir di seluruh perusahaan-perusahaan dan instansi pemerintahan di Semarang. Ada yang tiap mata kuliah, aku ijin karena aku kesana-kemari mengurus tandatangan proposal pengajuan dana dan kesana-kemari (Semarang Atas-Semarang Bawah). Kau tahu, apa yang terjadi?. Proposal yang menghabiskan dana hampir Rp. 500.000,00 dan aku bagikan ke banyak perusahaan dan instansi pemerintah. Hanya satu yang tembus, dan itupun hanya Rp. 1.000.000,00.
Nangis?. Iya pengen nangis. Bagaimana tidak, perjuangan sudah kesana-kemari, ngurus tandatangan PD III dan PR III yang nggak mudah untuk 30 proposal, izin kelas berkali-kali untuk membagikan proposal karena mengejar deadline dana untuk keberangkatan, ngeprint yang banyak ngulang-ngulang. Hasilnya tak sebanding. Dana yang kami butuhkan 30 juta, sedang yang kami dapat dari sponsorship hanya Rp. 1.000.000,00. Sponshorship itu seperti balapan lari, kalau sudah didahului anak lain dari universitas yang sama yang juga mencari sponsorship, maka milikmu ya nggak akan tembus. Akhirnya dengan perasaan sedih, air mata yang bercucuran setelah capeknya perjuangan kesana-kenari, terputuslah kita tak jadi berangkat karena kepenthok dana. Bantuan dana dari Universitas untuk daerah Asia Rp. 1-1,5 juta/ anak. Kalu Eropa/ Amerika 1,5-2 juta/ anak. Jadi terpikir, seolah ke LN itu hanya milik segelintir kaum borjuis (golongan upper class). Yups…akhirnya nggak Jadi ke Malaysia.
Namun begitu aku nggak pernah kapok, masih suka apply-apply walaupun berangkat e nggak bisa, Setidaknya saya nggak bisa berangkat bukan karena nggak mampu secara IQ tapi karena kepenthok dana. Meskipun sangat menyesakkan, emang sudah takdirnya gitu mau diapain. Ya dijalanin saja. Setidaknya sudah lolos finalis, alhamdulillah. Terakhir yang aku ingat, international science paper  competition yang aku ikuti dan aku lolos sebagai finalis adalah lolos di science paper ke Kanada dan harus berangkat pada Agustus 2016. Butuh dana 50 juta, “Ya Allah, uang darimana?”. Kabar kembira dan kabar menyedihkan, kabar gembira karena aku lolos, kabar menyedihkan karena mendapatkan uang segitu banyak e darimana, nggak mungkin kan jual kampung atau sawah. Terus makan darimana dan tinggal dimana orangtuamu kalau jual kampung/ sawah?. Yap…lagi-lagi, dengan air mata yang bercucuran aku harus mengikhlaskan bahwa aku nggak bisa berangkat. Sahabat terdekat selalu menjadi saksi tangisan air mata ini.
Hal, setidaknya kamu sudah menjadi Finalis. Jangan sedih terus, aku tahu perasaanmu. Syukuri walaupun kamu nggak bisa berangkat. Setidaknya secara otak kamu mampu, walaupun kepenthok dana. Semangat Hal, Allah akan memberikan pengganti nikmat yang lebih baik”.
Kurang lebih, begitulah cara sahabatku menghiburku. Kalau sudah nangis, ya nggak ngomong sepatah katapun. Diam memeluk bantal dan boneka, tidur hehe. Ya, cara melampiaskan kesedihanku begitu. Akupun tak tahu…wudhu lalu baca Al-Qur’an setelah itu tidur. Nangis sepuasnya biar lega (nggak pake suara…air mata banjir), meluk boneka, ketiduran. Bangun-bangu  sudah fresh tapi mata lebam semua karena kelamaan nangis mungkin hehe. Well meskipun begitu, aku nggak pernah nyerah, nggak bisa juara di International competition, minimal aku harus juara di kompetisi nasional. Akhirnya dengan kerelaan hati, aku mengikuti kompetisi-kompetisi karya tulis di dalam negeri. Alhamdulillah ya gagal, ya juara. Wajar…tapi alhamdulillah sempat juara 3, juara 2, dan juara 1 LKTI Nasional. Aku pribadi suka semua kompetisi, tapi paling favorit lomba wirausaha sama lomba karya tulis ilmiah. Aku lomba semata-mata mencari modal usaha. Lomba yang pernah kuikuti banyak, sekedar menyalurkan hobi mulai dari lomba pidato (Juara 2 Sejateng), lomba nyanyi, lomba tilawah (Juara 1 dan 2), lomba nulis cerpen, puisi, hehe…fashion juga pernah. Juara 2 sama finalis Lomba Kreasi Hijab Syar’I dan Fashion. Ikut lomba Fashion karena iseng doang, jengkel aja dibanding-bandingin. Nggak tahunya iseng berujung juara, alhamdulillah…tapi fashion syar’i looh ya. Jadi intinya, aku ngelakuin apa aja yang aku suka, nyalurin hobi. Hobiku menulis fiksi ilmiah, ngarang lagu, nyanyi, ngelukis, bikin kaligrafi, ngegambar, dan public speaking.
Ngomong-ngomong tentang “Foundation”, aku menemukan kenyamanan saat aku survey sosial. Makanya cita-citaku ingin memiliki foundation. Entah mengapa aku menemukan “rasa syukur” yang tersembunyi di relung hati yang terdalam ketika aku bertemu yatim piyatu. Yatim piyatu adalah anak yang tidak memiliki ayah dan Ibu (ayah dan ibunya telah meninggal dunia) di saat usianya di bawah 18 tahun. Yatim adalah anak yang tidak memiliki seorang ayah (ayahnya telah meninggal dunia) di saat usianya di bawah 18 tahun. Piatu adalah anak yang tidak memiliki Ibu (ibunya telah meninggal dunia) di saat usianya di bawah 18 tahun. Menurutku, Mereka (anak yatim piyatu, anak yatim, dan anak piyatu) adalah anak yang tanggguh. Mereka tumbuh tanpa didikan ayah dan ibu. Mereka kurang mendapatkan kasih sayang orangtua, tapi mereka berjiwa penyayang satu sama lain dengan temannya. Mereka harus menentukan hidupnya sendiri sejak kecil, tanpa arahan ayah dan ibu, tanpa perhatian dari seorang ayah dan Ibu. Mengapa kita dianjurkan untuk mencintai yatim piyatu?. Karena Sang Baginda Rosul pun (Nabi Muhammad SAW) adalah seorang yatim piyatu. Beliau yatim sejak dalam kandungan, ketika beliau di lahirkan ayahnya (Abdullah RA) sudah meninggal dunia. Ketika usia 6 tahun. Rosulullah telah menjadi yatim piyatu karena ibundanya (Siti Aminah RA) meninggal dunia menyusul sang ayah. Tiap kali berjumpa yatim piyatu, itulah mengapa aku menemukan rasa syukur yang terdalam karena dari mereka aku belajar arti sabar dan arti syukur. Rasa syukur karena aku masih memiliki kedua orangtua. Rasa sabar karena tiap manusia memiliki cobaan hidup masing-masing. Mereka (anak yatim piyatu, anak yatim, dan anak piyatu) telah mengajarkanku arti sabar, sabar menghadapi cobaan hidup walaupun mereka tanpa sosok ayah dan ibu.
Selanjutnya, perjalananku menyambangi RSJ (Rumah Sakit Jiwa). Di RSJ, aku menemui banyak orang sakit jiwa (atau pasien-pasien orang gila). Di sana banyak sekali remaja yang menderita sakit jiwa, jumlahnya cukup banyak mulai dari remaja hingga dewasa. Mereka ditempatkan di ruang yang berbeda-beda tergantung tingkat kegilaannya dan rehabilitasi yang sudah diberikan. Di sana, hatiku tersentuh. Mungkin mereka gila karena beban yang begitu berat yang menekannya hingga ia tak kuat lagi. Di sini, akupun belajar syukur. “Alhamdulillah, aku masih dikaruniai waras di tengah-tengah cobaan yang menimpaku, alhamdulillah”. Aku salut pada orang yang memiliki kepedulian tinggi dengan orang-orang gila. Dahulu waktu SMA, aku pernah mendapatkan cerita dari ayahku, tentang kisah nyata sosok kiahi yang berjiwa sosial tinggi. Beliau adalah Alm. Gus Wahid. Beliau mendirikan pesantren yang berisi orang-orang gila. Tiap ada orang gila di jalanan yang tiada yang merawat, di bawa ke pesantren, direhabilitasi tanpa bayaran sepersenpun. Ketika mereka sudah waras, mereka ditanya siapa keluarganya dan dimana alamatnya untuk dikembalikan pada keluarganya. Dari situ, hati saya tersentuh, saya kagum pada Gus Wahid. Beliau sangat berjiwa sosial tinggi.
Selain itu, saya juga suka berkunjung ke YPAC (Yayasan Penyandang Anak Cacat) untuk mengajar dan menggali potensi anak berkebutuhan khusus. Di YPAC, saya memotivasi juga termotivasi. Di sana, saya memotivasi anak-anak untuk menggali dan mengembangkan bakatnya seperti yang pandai membuat dan membaca puisi agar berlatih terus untuk menjadi penulis puisi hebat, yang hobi dan suka menari maka jadilah penari hebat, yang hobi musik maka jadilah pemusik hebat, yang hobi nyanyi maka jadilah penyanyi hebat yang bersuara merdu, yang hobi tilawah, maka jadilah penghafal Al-Qur’an, dll. Disana, saya melatih puisi dan menyanyi. Di sana saya menginspirasi mereka untuk tetap semangat dan tidak menyerah karena terbatas oleh fisik. Saya senang melihat senyum mereka begitu sumringah. Di YPAC, aku memotivasi mereka untuk menemukan passionnya juga aku termotivasi dari semangat mereka. Aku belajar arti syukur, “Alhamdulillah masih diberi tangan dan kaki yang lengkap”. Mereka (anak berkebutuhan khusus) saja yang geraknya terhalang/ terkendala fisik, mereka tetap semangat dan ceria, masak aku yang normal tidak semangat. Aku harus lebih semangat…itulah tekadku. Disana saya banyak mendapatkan pelajaran berharga tentang arti rasa syukur, tentang optimis dan semangat serta sabar atas ujian hidup.
Selanjutnya perjalananku, menyambangi Rumah Sakit. Di situpun aku terketuk, ketika melihat orang yang menderita sakit keras yang sudah akut. Disini saya belajar arti rasa syukur. “Alhamdulillah saya diberikan nikmat sehat sehingga saya dapat beraktivitas”. Namun, ada sesuatu yang kurang enak jua, di rumah sakit itu mereka yang BPJS tak mampu dan Non BPJS, pelayanannya beda banget. Yang BPJS tak mampu seringnya disepelekan, kurang mendapatkan pelayanan. Bagiamana perlakuan perawatnya yang suka membentak pasien BPJS tak mampu, bagaimana perlakuan yang lainnya. Memang benar, dimanapun mayoritas orang menilai dari status sosial. Saya selalu salut pada orang-orang yang berjiwa sosial tinggi, seperti Bu Ainun (Istri Pak Habibi) yang memberikan pengobatan gratis pada penderita penyakit ginjal. Karena orang yang berhati demikian sangat jarang.
Perjalanan survey, yang jua menyentuh hatiku adalah saat survey sosial dengan para gelandangan dan anak jalanan. Air mata rasanya berjatuhan. “Alhamdulillah saya masih di beri nikmat keluarga yang mendidik saya dan tidak membiarkan saya menjadi gelandangan”. Para gelandangan itu kasihan, mereka tidur di bawah jempatan, anak-anak kerja sebagai loper koran tak jarang banyak yang perempuan dari mereka menjadi korban kejahatan seksual (diperkosa) hingga hamil. Ada juga yang makan dari mengais sisa-sisa makanan di sampah. Biasanya saya mengajak mereka makan di pedagang lalu saya ajak ngobrol layaknya teman mereka. Dan ada pula yang tidur di gerobak. Sepanjang pengamatan ini, aku nggak kuat nahan air mata. Air mata itu bercucuran membasahi pipi. Ya Allah izinkan aku menjadi orang kaya yang dermawan yang peduli dan sayang pada yatim-piyatu, dhuafa, fakir-miskin, gelandang, dan orang gila. Meskipun berbagi, aku tak menunggu kaya. Aku suka berbagi sedari kecil, berbagi semampu yang aku punya.
Ya Rabb..,    
Aku cemburu, cemburu pada mereka yang kau izinkan pergi keliling dunia dengan hartanya.
Aku cemburu dengan mereka yang bisa bebas lomba ke luar negeri tanpa terpenthok dana
Aku cemburu pada mereka, Tuhanku…
Beberapa kali aku terpenthok biaya sehingga tak bisa mengikuti kompetisi di LN itu…
Mungkin ada hikmah tersembunyi yang hendak Kau berikan untukku…
Berikan aku nikmat yang lain, yang tidak dimiliki oleh manusia yang lain
Ya Rabb…
Bila aku keliling dunia dengan caraku tak Engkau izinkan
Maka izinkan aku keliling dunia dengan caraMu yang datangnya tiada kusangka-sangka
Ya Rabb…
Aku cemburu…
Aku cemburu pada mereka yang kau takdirkan hidup berlimpah harta namun dermawan. Mereka peduli dan demawan pada yatim piyatu, dhuafa, fakir-miskin, dan para gelandagan.
Ya Rabb…
Izinkan nanti di usiaku di bawah 30 tahun, aku bisa sukses menjadi seperti mereka, sosok kaya yang jua dermawan dan memiliki jiwa sosial tinggi.
Ya Rabb…
Aku cemburu, aku cemburu pada para ahli ibadah yang menghabiskan waktunya hanya untukMu.
Pertemukanlah aku dengan kekasihMu, satukanlah aku dengannya sehingga semakin dekatlah aku denganMu
Bukalah pintu hidayahMu untukku, agar hatiku selalu terbuka untuk selalu mengingatMu
Ya Rabb…
Izinkan rasa cemburuku menjadi jalanku semakin dekat denganMu.
Jangan Engkau jadikan rasa cemburuku sebagai dendam, melainkan jadikanlah rasa cemburuku sebagai jalanku untuk rasa kemanusiaan…
Bila itu baik bagiku, maka izinkanlah aku meneruskan itu pada orang lain…
Bila itu tak baik, maka jauhkanlah jua pada orang lain…
Izinkan aku menjadi bintang yang menyinari kegelapan Ya Rabb…
Izinkan aku bermanfaat untuk orang-orang di lingkunganku
Ya Rabb…
Bila aku menggapai sesuatu dengan caraku tak Engkau izinkan…
Maka berikan aku sesuatu dengan caraMu
Karena Engkaulah Dzat Yang Maha Berkuasa
Bahkan kedipan mata dan daun terjatuhpun itu terjadi tiada kebetulan melainkan atas kehendakMu
Tuhanku engkaulah Sutradara Alam Semesta
Maka atas sifat Rasyidmu, jadikanlah aku bagian dari orang berilmu…
Maka atas sifat wahabMu, jadikanlah aku sosok yang dermawan sesuai kemampuanku
Maka atas sifat Rahman dan Rakhimmu, jadikanlah aku sebagai sosok yang penyayang terhadap sesama…
Maka atas sifat Al Halim, anugerahkanlah sifat penyantun dan penyabar bagiku…
Ya Rabb Ya Quddus…
Duhai Dzat yang Maha Suci…
Jadikanlah aku wanita suci yang senantiasa menjaga kesucianku dan kehormatanku hingga aku memberikannya pada pasangan halalku…
Ya Rabb Ya Salaam…
Duhai Dzat Yang Maha Mensejahterakan Makhluknya…
Sejahterakanlah hidupku serta kehidupan keluarga serta orang-orang yang aku cintai
Ya Rabb Ya Mu’min
Duhai Dzat Yang Maha Pemberi Keamanan…
Anugerahkanlah kenyamanan dan rasa aman di hatiku sehingga semakin bersyukurlah diriku…
Ya Rabb Ya Muhaimin
Duhai Dzat Yang Maha Memelihara…
Peliharalah daku dari maksiyat. Hindarkanlah lisanku dari terpelesetnya lisan. Hindarkanlah tangan dan kakiku dari maksiyat tangan dan kaki. Hindarkanlah farjiku dari perzinaan. Hindarkanlah mataku dari melihat yang tak engkau ridhoi. Dan hindarkanlah telingaku dari mendengarkan hal-hal yang buruk yang membuatku semakin jauh dariMu….
Ya Rabb Ya Aziiz… 
Duhai Dzat Yang Maha Perkasa…
Kuatkanlah hatiku dalam menerima cobaanMu. Kuatkan iman dan takwaku agar aku senantiasa mengingatMu…
Ya Rabb Ya Baari’
Duhai Dzat Yang Maha Melepaskan…
Ajarkan aku untuk ikhlas melepaskan segala sesuatu yang tak menjadi milikku.
Ya Rabb Ya Ghaffaar
Duhai Dzat Yang Maha Pengampun…
Ampunilah dosaku, dosaku yang telah lampau, saat ini dan yang akan datang
Ya Rabb Ya Razzaaq
Duhai Dzat Yang Maha Memberi Rizki pada hambaNya…
Karuniakanlah nikmat rizki yang halal, toyyib dan membawa keberkahan padaku, keluarga serta para sahabat dan orang-orang yang aku cintai
Ya Rabb Ya Fattah…
Duhai Dzat Yang Maha Pembuka Rahmad…
Limpahkanlah rahmadmu pada diriku, keluarga serta para sahabat dan orang-orang yang aku cintai
Ya Rabb Ya Alim…
Duhai Dzat Yang Memiliki Ilmu lagi Maha Mengetahui…
Anugerahkanlah nikmat ilmu pada diriku, keluarga serta para sahabat dan orang-orang yang aku cintai sehingga dengan ilmu itu kami dapat bermanfaat untuk lingkungan dan orang-orang disekitar kami.
Ya Rabb Ya Baasith…
Duhai Dzat Yang Maha Melapangkan…
Lapangkanlah hatiku untuk senantiasa ikhlas dalam menerima segala yang engkau berikan padaku. Menerima  cobaan dengan sabar dan menerima nikmat dengan syukur.
Ya Rabb Ya Raafi…
Duhai Dzat Yang Maha Meninggikan Derajat…
Tinggikanlah derajatku di hadapanMu, di hadapan para pencintamu beserta para kekasihMu
Ya Rabb Ya Mu’izz…
Duhai Dzat Yang Maha Memuliakan…
Muliakanlah diriku dihadapanMu dan dihadapan para makhlukMu. Sesungguhnya tiada yang dapat memuliakanku kecuali Engkau Ya Rabb, Ya Tuhanku, Tuhan Semesta Alam.
Ya Rabb Ya Samii’
Duhai Dzat Yang Maha Mendengar…
Dengarkanlah doaku, kabulkanlah doa-doaku Ya Rabb. Sebab tiada Dzat yang bisa mengabulkan kecuali Engkau. Jauhkanlah telingaku dari mendengarkan segala maksiyat yang menjauhkanku dariMu. Dekatkanlah telingaku untuk mendengarkan kebajikan yang mendekatkanku padaMu.
Ya Rabb Ya Bashiir…
Duhai Dzat Yang Maha Melihat…
Ingatkanlah daku bahwa Engkau senantiasa selalu melihatku. Sehingga dengan demikian semakin takutlah aku berbuat kemaksiatan, karena sesungguhnya Engkau senantiasa mengawasiku tiap detik.
Ya Rabb Ya Adl…
Duhai Dzat Yang Maha Adil…
Limpahkanlah sifat adil padaku, jadikanlah kelak aku sebagai ibu yang adil terhadap putra putriku kelak dalam memberikan kasih sayang. Jadikanlah aku sebagai guru yang adil terhadap murid-muridku. Dan jadikanlh aku sosok yang adil yang peduli terhadap orang lain. Sesungguhnya tiada kekuatan melainkan dariMu, Ya Rabb.
Ya Rabb Ya Lathiif…
Duhai Dzat Yang Maha Lemah Lembut…
Lembutkanlah hatiku. Jadikanlah aku sebagai wanita yang lemah lembut lagi penyayang laksana Sayyidah Khodijah RA yang lemah lembut lagi penyayang.
Ya Rabb Ya Muqiit…
Duhai Dzat Yang Maha Pemberi Kecukupan…
Cukupkanlah apa yang aku miliki, sehingga semakin bersyukurlah hatiku atas apa yang aku miliki. Sesungguhnya Engkaulah Dzat yang Maha Mencukupkan segala sesuatu bagi hambaMu.
Ya Rabb Ya Mujiib
Duhai Dzat Yang Maha Mengabulkan..
Kabulkanlah doa-doaku, sesungguhnya tiada yang dapat mengabulkan doaku kecuali Engkau.
Ya Rabb Ya Hakiim..
Duhai Dzat Yang Maha Bijaksana…
Jadikanlah diriku sebagai insan yang bijaksana dalam mengambil keputusan.
Ya Rabb Ya Qowwiyu…
Duhai Dzat Yang Mah Kuat…
Kuatkanlah hatiku untuk ikhlas menerima cobaan dariMu. Kuatkanlah imanku dan takwaku untuk senantiasa selalu mengingatMu baik dalam sukaku maupun dukaku.
Ya Rabb Ya Tawwaab…
Duhai Dzat Yang Maha Penerima Tobat…
Terimalah taubatku. Bimbing aku menuju jalan ridhoMu. Jadikanlah aku sebagai bagian orang-orang yang Engkau cintai dan Engkau kasihi.
Ya Rabb Ya Afuww…
Duhai Dzat Yang Maha Memaafkan…
Maafkanlah segala dosaku dan bimbinglah aku untuk senantiasa menjadi insan yang pemaaf.
Ya Rabb Ya Mughnii…
Duhai Dzat Yang Maha Pemberi Kekayaan…
Anugerahkanlah nikmat harta yang halal dan toyyib, berkah lagi melimpah untukku. Dan jadikanlah daku sosok yang dermawan atas nikmat yang telah Engkau berikan.
Ya Rabb Ya Nafiii…
Duhai Dzat Yang Maha Memberi Manfaat.
Jadikanlah aku sebagai insan yang bermanfaat untuk orang lain dan lingkungan dimana aku berada.
Ya Rabb Ya Hadii…
Duhai Dzat Ynag Maha Pemberi Petunjuk…
Berikanlah petunjuk hidayahmu padaku agar aku tidak tersesat pada jalan yang salah. Sesungguhnya Englah Maha Pemberi petunjuk, dan hanya Engkaulah yang dapat menyelamatkanku.
Ya Rabb Ya Rasyiid…
Duhai Dzat Yang Maha Pandai…
Jadikanlah aku wanita yang cerdas sebagaimana Engkau limpahkan kecerdasan pada Sayyidah Aisyah RA agar aku dapat menularkannya pada keturunanku (putra dan putriku) kelak atas izinMu.
Ya Rabb Ya Shabuur..
Duhai Dzat Yang Maha Sabar…
Jadikanlah aku wanita yang sabaar dalam menerima ujian dan cobaanMu. Sesungguhnya Engkaulah Dzat Yang Maha Penyabar lagi Menyabarkan, maka sabarkanlah daku dalam segala urusanku.
Aamiin, Aamiin, Aamiin Ya Rabbal Alamiin.  




Minggu, 12 Februari 2017

DARI CINTA MANUSIA MENUJU CINTA ILLAHI

KETIKA CINTA MEMANGGIL
    

Cinta merupakan kumpulan asa yang membuatmu bahagia, jua tak jarang membuatmu terluka. Ketika cinta itu memanggil, maka insan terbuai dalam asmara. Cinta, begitu popular di kalangan remaja hingga dewasa. Lalu, apa sebenarnya esensi cinta itu sendiri?. Bagaimanakah insan yang sedang jatuh cinta?. Cinta telah membius seorang yang telah dilanda cinta, tak jarang menggerogoti hati membawamu ke singgasana yang namanya ruang asmara. Sang cinta membayangi pandangan matanya, namanya berkibar bertahta di kalbu, mendengarnya hati bergetar.
Cinta sejati adalah pengorbanan. Dimana kau sanggup mengorbankan apapun yang kau miliki untuk yang engkau cintai, termasuk jiwa, raga, dan segalanya. Pernahkah anda mendengar kisah cinta Salman Al Farishi?. Bila iya, itulah sejatinya cinta sejati. Bagaimana Salman Al Farishi mencintai seorang wanita dari kalangan Bani Ansor, lalu ia meminangnya ditemani sahabat karibnya, Abu Darda’. Ternyata, wanita yang dicintainya menolak pinangannya dan mengungkapkan perasaannya bahwa ia lebih mencintai Abu Darda’. Maka saat itulah, mahar Salman Al Farishi yang sudah ia persiapkan untuk wanita tersebut, ia berikan pada Abu Darda’ agar itu menjadi maharnya bersama wanita Ansor itu. Begitu ikhlasnya hati Salman Al Farishi merelakan wanita yang dicintai menikah dengan laki-laki lain, bahkan maharnya diberikannya, ia pula yang menjadi saksi nikahnya mereka. Subhanallah…J, begitu mulianya hati Salman Al Farishi.
Sungguh, aku tak bisa membayangkan, adakah lelaki yang berakhlak mulia yang dengan ikhlas merelakan wanita yang dicintai untuk sahabatnya tanpa rasa sakit hati di era sekarang ini?. Sungguh sangat sulit dijumpai. Berdasarkan survey dan wawancara ke beberapa lelaki (remaja dan dewasa), survey menunjukkaan bahwa cinta adalah imbalan. Sengaja pertanyaan ini kulontarkan, untuk mengetahui pola pikir dan ketulusannya mencintai seseorang.
Pertanyaan saat survey waktu itu, diselingi ngobrol biar tak terkesan kaku:
1.      Bagaimana sikapmu terhadap wanita yang terang-terangan menolak cintamu?atau wanita yang menolak khitbah/ pinanganmu?
90% jawaban mengatakan bahwa mereka akan pergi (sakit hati dan kecewa), meninggalkan wanita yang menolak cintanya, menjauhinya, dan membuka lembaran baru (move on). Wanita bukan hanya satu.
5% jawaban menyatakan bahwa mereka biasa saja dan masih bisa beraktivitas sebagaimana mestinya. Tidak dendam, tidak sakit hati, karena cinta tak harus memiliki.
5% jawaban menyatakan bahwa mereka ridho ditolak. Karena cinta adalah mengikhlaskan. Mengikhlaskan saat ia ditakdirkan menjadi jodoh kita maupun menjadi jodoh orang lain. Tetap menjaga silaturahmi (tidak menjauh). Karena kebahagiaa orang yang dicintai adalah kebahagiaannya juga.
Dear insan, baik laki-laki ataupun perempuan…
Cinta itu ikhlas bukan pemaksaan. Cinta itu berdasarkan atas keridhoan bukan keterpaksaaan. Setiap orang berhak menyatakan cintanya kepada yang dicintainya, namun ia tidak dapat memaksakan diri agar yang dicintainya harus menerima cintanya. Ia harus siap pada dua sisi, siap saat diterima dan siap saat ditolak. Suatu puji syukur manakala cintamu dibalas dengan cinta yang serupa. Dan berlapang dadalah bila cintamu dibalas dengan penolakan. Jangan memaksakan cinta, bahwasannya yang kamu cintai HARUS kamu miliki. Sadarlah, sebenarnya dunia ini milik siapa?, sadarlah dia (orang yang kamu cintai) itu milik siapa?. Jika kamu memaksakan cintabahwa orang yang kamu cintai harus menjadi milikmu, itu artinya betapa tomaknya dirimu mengambil ranah otoritas Tuhan. Tahukah engkau, sesungguhnya dunia beserta seisinya termasuk orang yang kau cintai itu adalah milik Tuhan. Siapakah yang menciptakan makhlukNya hingga berpasang-pasangan? Siapakah yang menentukan jodoh seseorang?. Tentu jawabannya adalah mutlak otoritas Tuhan. Berarti, bila kau memaksakan cintamu (cinta harus memiliki semacam orang psikopat), berarti engkau telah mengambiil ranah kuasa Tuhan, tanpa kau sadari.
Setiap orang memiliki jalan cerita masing-masing. Ada yang kisah cintanya indah, berjalan mulus direstui orang tua. Ada yang cintanya penuh penghianatan/ perselingkuhan. Ada yang cintanya terpaut perbedaan agama. Ada yang cintanya terpaut strata sosial (cinta antara si kaya dan si miskin) dan di tentang orangtua. Ada yang cintanya terpaut aliran mahdzab, dan lain sebagainya. Cinta itu menyatukan perbedaan. Ketika engkau mencintai seseorang, maka engkau harus mencintai kekurangan dan kelebihannya. Lengkapilah kekurangannya dengan kelebihanmu agar kalian saling melengkapi. Ketika kamu mampu menerima segala perbedaan pada pasanganmu, itulah sejatinya cinta.
Lalu, bolehkan untuk menjemput jodoh seorang berikhtiar?. Jawabannya boleh, memang fitrah manusia dianjurkan untuk berikhtiar dengan jalan yang halal, lalu Tuhanlah yang menentukan hasilnya. Bila engkau mencintai seseorang, kau bisa meminta bantuan ustadz ataupun ustadzah sebagai perantara kalian. Atau bisa juga meminta perantara kiahi sebagai pihak yang membantu perjodohan kalian. Sekalilagi, mengungkapkan cinta bukanlah suatu kesalahan, karena manusia tercipta dengan fitrah cinta. Yang salah adalah apabila dua insan berkhalwat (berduaan), bermesraan, berpelukan, berpegangan sementara status belum halal (belum suami istri). Sekalipun sudah dikhitbah, kalau belum akad nikah, wanita sangat dianjurkan menjaga kehormatannya, jangan mau disentuh sekalipun dengan orang yang dicintainya.
Gambar di ambil dari www.fastabiq.com

Duhai insan perasa cinta…
Ketika cinta itu memanggil, maka tahanlah ia hingga ia berlabuh di mahligai nan suci di atas tali ikatan halal.
Duhai insan yang dikaruniai anugerah cinta…
Bila cinta kalian berujung pada penghianatan, maka lapangkanlah hatimu untuk ikhlas menerimanya…
Tuhan telah mengajarkanmu arti suatu keikhlasan dan kesabaran
Jangan sekali-kali, engkau balik menghianatinya
Tuhan mengajarkan arti kehidupan lewat suatu cobaan.
Dan saat kau dirundu kegelisahan, kesedihan, bahkan penghianatan
Jangan sekali engkau lari dari Tuhanmu, ingatlah ia dan perbanyaklah berdzikir, sesungguhnya Tuhanmu tiada pernah meninggalkanmu barang sedetikpun, justru terkadang kitalah yang melalaikannya…
Duhai insan yang dikaruniai fitrah cinta…
Baik engkau laki-laki ataupun perempuan, bila engkau sedang jatuh cinta maka perbanyaklah mengingat Tuhanmu. Doakan ia, panggilah ia yang kau cintai dalam alunan lantunan doamu pada Tuhanmu. Tengadahkan tanganmu di atas sajadah cintamu, agar Tuhan senantiasa meridhoi cintaMu. Bila engkau mencintai seorang wanita ataupun jika engkau perempuan maka sebaliknya. Cintailah perhiasan dunia itu atas dasar keindahan akhlak dan perangainya, cintailah ia atas dasar agamanya, atas dasar ketaatanNya pada Tuhannya.     
Dari belajar mencintai seorang manusia, berpikirlah.
Oh begini rasanya mencintai lawan jenis. Bila sesama manusia saja, aku sangat mencintainya, aku rela berkorban untuknya atas nama cinta. Bagaimanakah cintaku pada Tuhan? Seberapa besar cintaku pada Tuhan, apa yang sudah aku lakukan atas dasar cintaku pada Tuhan?. Bila dengan manusia, yang hakikatnya jua makhluk, cintaku begitu dalam. Maka selayaknya cintaku pada Tuhan melebihi rasa cintaku pada makhlukNya”
Jadikanlah setiap kedekatanmu pada makhlukNya sebagai jalan untuk menggapai ridhoNya. Sebagaimana cintanya Sayyidina Ali pada Sayyidah Fatimah, diamanya cinta mereka diam-diam dan terlatunkan dalam setiap bait doa.

Doa Sayyidina Ali di saat jatuh cinta dengan Sayyidah Fatimah
Yaa Allah..
Kau tahu..
Hati ini terikat suka akan indahnya seorang insan, ciptaan-Mu.
Tapi aku takut, cinta yang belum waktunya menjadi penghalang ku mencium surga-Mu.
Berikan aku kekuatan menjaga cinta ini, sampai tiba waktunya,
andaikan engkau pun mempertemukan aku dengannya kelak.
Berikan aku kekuatan melupakannya sejenak.
Bukan karena aku tak mencintainya…
Justru karena aku sangat mencintainya…


Kembalikanlah apa yang kamu lakukan, apa yang kamu rasakan pada Dzat yang Maha Cinta. Sesungguhnya, perasaan cinta yang kau rasa pun adalah pemberian Tuhan. Bila engkau sedang jatuh cinta, maka mintalah pada Tuhan agar senantiasa menjagamu dari fitnah cinta. Jadikanlah rasa cinta itu sebagai wadah kamu semakin bersyukur atas karunia cinta yang Allah limpahkan. Karunia diberikan untuk dijaga, bukan di rusak. Peliharalah dengan baik apa yang Tuhan titipkan padamu sebagai anugerah itu dengan baik pula. Jadikan setiap langkahmu untuk mencapai ridho-Nya. Jadikan rasa cintaMu sebagai jalan untuk semakin dekat denganNya di atas tasbih cinta yang berkumandang, berkelakar di kalbumu.