HALIMAH BINTI MASDARI

Senin, 13 Desember 2021

KIPRAH HALIMAH SEBAGAI PENGGERAK MOTIVASI DAN PRESTASI ANAK UNTUK MAJUKAN LITERASI MADRASAH DI MTS KHOZINATUL ULUM BLORA

 

KIPRAH HALIMAH SEBAGAI PENGGERAK MOTIVASI DAN PRESTASI ANAK UNTUK MAJUKAN LITERASI MADRASAH DI MTS KHOZINATUL ULUM BLORA

*****     

Oleh: Dewi Nur Halimah, S.Si             

Guru Madrasah Tsanawiyah (MTs) Khozinatul Ulum Blora             

*****   


Dewi Nur Halimah atau akrab disapa dengan panggilan Halimah lahir pada 7 April 1994. Ia adalah putri sulung dari pasangan suami istri Masdari dan Mahzunah. Pemudi Blora itu adalah alumni Universitas Diponegoro (UNDIP) dari jurusan Biologi angkatan 2012 dan lulus 2016 dengan IPK 3,76. Halimah merupakan GTT di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Khozinatul Ulum Blora yang mengampu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).        

Berbincang soal literasi, sebagai duta pustaka Kabupaten Blora tentu menarik perhatian Halimah untuk turut serta mengambil peran dalam memajukan literasi daerah. Perlu diketahui bahwa budaya menulis di Indonesia masih tergolong lemah. Budaya menulis yang rendah diawali dengan minat baca yang juga rendah. Hal itu lantaran minat baca sangat berpengaruh bagi minat menulis seseorang. Orang yang senang membaca mempunyai persentase menulis lebih besar daripada yang minat bacanya rendah. Ide dari seseorang menulis umumnya bersumber dari apa yang dialami langsung dan apa yang dia baca, jika salah satunya tidak ada maka untuk menuju ke arah suka menulis itu menjadi kecil kemungkinannya, apalagi menuju menjadi penulis yang berkualitas.

Berdasarkan data UNESCO, persentase minat baca Indonesia sebesar 0,01 persen. Artinya dari 10.000 orang, hanya satu saja yang memiliki minat baca (membaca dalam keseriusan tinggi). Belum lagi data dari study “Most Littered National In The Word” yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada maret 2016 yang menyatakan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat baca. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terpadat di dunia yakni menduduki peringkat ke-3 setelah China dan India dalam hal kepadatan penduduk. Ironisnya jumlah penduduk yang padat tidak berbanding lurus dengan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) Indonesia.

Kualitas SDM Indonesia masih tergolong rendah, hanya beberapa yang memiliki kapasitas mumpuni dan ahli dalam bidangnya. Kualitas SDM Indonesia juga tercermin dari jumlah minat baca penduduk Indonesia. Bila kita telusuri, minat literasi di Indonesia masih terbilang sangat rendah. Bila dibandingkan dengan negara lain di dunia, budaya membaca di Indonesia jelas tertinggal jauh. Bahkan Indonesia tidak termasuk dalam 10 besar negara yang selama ini lebih maju dalam soal melek huruf. Hal ini terbukti bahwa di Indonesia angka bermain lebih tinggi dari pada angka membaca. Berdasarkan data Programme for International Student Assessment (PISA) 2012, Indonesia juga berada di peringkat 60 dengan skor 396 dari total 65 peserta negara untuk kategori membaca. Sementara skor rata-rata internasional yang ditetapkan PISA adalah 500. Di negara Asia Tenggara, kemampuan terbaik literasi membaca dipegang Singapura yakni di peringkat ke-3 dengan skor 542. Adapun Malaysia ada di atas Indonesia dengan peringkat 59 dengan skor 398.                            

Rendahnya minat baca masyarakat Indonesia, salah satunya juga terjadi di wilayah Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Berdasarkan data dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Blora (DPK), jumlah pengunjung perpustakaan mengalami kemerosotan. Jumlah pengunjung perpustakaan pada Agustus 2017 mencapai 10.624 jiwa. Pada bulan September 2017 menjadi 12.828 jiwa, dan bulan Oktober meningkat menjadi 14.557 jiwa. Namun pada bulan November 2017, jumlah pengunjung perpustakaan menurun drastis menjadi 6.247 pengunjung dan pada bulan Desember 2017 menurun menjadi 6.133 pengunjung. Rendahnya angka jumlah pengunjung perpustakaan ini menunjukkan rendahnya minat baca masyarakat Kabupaten Blora. Jumlah minat baca yang di bawah 20.000 jiwa ini cukup rendah persentasenya bila dibandingkan total jumlah penduduk kabupaten Blora sebanyak 848.369 jiwa yang terdiri dari 417.582 jiwa laki-laki dan 430.787 jiwa perempuan.

Minat baca yang rendah pun juga dapat dilihat di lingkungan Madrasah Tsanawiyah Khozinatul Ulum Blora. Hanya segelintir anak (sekitar 10-20 anak dari ratusan anak) yang memiliki motivasi tinggi untuk membaca. Kendati demikian, masih ada beberapa anak yang rutin menyambangi perpustakaan sekedar untuk memperluas wawasan. Rendahnya minat baca anak di MTs Khozinatul Ulum Blora disebabkan oleh fasilitas sekolah yang kurang memadai dikarenakan oleh keterbatasan dana Yayasan. Sehingga sekolah MTs (Madrasah Tsanawiyyah) dan MA (Madrasah Aliyah) yang satu atap dan seharusnya memiliki perpustakaan sendiri-sendiri, perpustakaannya hanya satu dan digabung. Jadi antara anak MTs dan MA Khozinatul Ulum Blora apabila ke perpustakaan harus bergantian. Padahal waktu istirahat sangat singkat, sekitar 15 menit. Terkadang hal ini membuat anak enggan pergi ke perpustakaan  karena untuk meminjam buku antrinya sangat lama.   

Selain faktor rasa malas yang menjadi penyebab rendahnya minat baca anak, faktor sarana dan prasarana juga sangat penting untuk diperhatikan. Perlu adanya peran serta pemerintah untuk membantu meningkatkan minat baca anak, khususnya anak-anak di lingkungan Yayasan Khozinatul Ulum Blora termasuk di MTs Khozinatul Ulum Blora, dengan memfasilitasi buku-buku dan sarana yang diperlukan anak agar tertarik untuk membaca. Beberapa faktor yang mendorong anak enggan membaca di perpustakaan diantaranya; kondisi fasilitas perpustakaan yang belum memadai dengan buku-buku yang tersedia di perputakaan belum lengkap, ruangan perputakaan MTs - MA yang masih digabung, sistem pelayanan perpustakaan yang belum mampu menarik minat baca anak, dan juga kesempatan anak membaca masih terbatas. Perlu diketahui bahwasannya anak-anak pondok yang juga sekolah pagi (baik di Madrasah Tsanawiyyah maupun di Madrasah Aliyyah), mayoritas menghabiskan waktunya untuk mengaji, jadi ketika ada waktu senggang sedikit mereka akan lebih tergiur untuk bermain dalam rangka menghibur diri (refreshing) daripada membaca. Jadwal anak-anak pondok sangatlah padat, dari pagi hingga siang mereka sekolah pagi, siang hingga sore mereka sekolah madrasah diniyyah sore, malamnya mengaji hingga larut malam, bahkan waktu belajar pun sangat minim, tergantung pandai-pandainya anak menyempatkan waktu senggangnya yang singkat untuk belajar.

Bukan hanya itu, untuk mandi dan makan, anak-anak harus antri bahkan ada beberapa anak yang tak sempat sarapan langsung sekolah. Alhasil, ketika istirahat mereka memanfaatkan waktunya untuk jajan dan membeli sarapan sehingga mereka tidak sempat berkunjung ke perpustakaan untuk membaca. Hal ini sangat maklum, mengingat padatnya jadwal sekolah dan jadwal pondok. Meskipun demikian, berdasarkan pengalaman Halimah selama mengajar sekitar 4 tahun hingga saat ini di Khozinatul Ulum Blora, masih ada beberapa anak yang semangatnya tinggi untuk belajar.

Berdasarkan latar belakang tersebut, Halimah yang juga merupakan guru di MTs Khozinatul Ulum mendorong anak untuk memiliki minat baca dan tulis yang tinggi. Pada hakekatnya, gerakan persuasif budaya literasi yang Halimah lakukan tiada lain dilatarbelakangi oleh rendahnya angka minat baca dan tulis anak-anak di  MTs Khozinatul Ulum Blora. Halimah turut prihatin akan kondisi tersebut dan mengambil andil untuk memajukan minat baca dan tulis anak-anak di  MTs Khozinatul Ulum Blora melalui “Gerakan Literasi Madrasah (GELISAH)”. Strategi Halimah untuk menarik anggota agar anak-anak MTs (Madrasah Tsanawiyah) Khozinatul Ulum Blora tertarik untuk bergabung mengikuti bimbingan menulis adalah dengan memberikan teladan pada siswa-siswi bahwa gurunya yang mendirikan bimbingan menulis juga memiliki minat baca dan tulis yang tinggi.

Sebelum mengubah minsed anak-anak agar memiliki minat baca dan tulis yang tinggi, Halimah telah menyusun beberapa strategi:

1.      Memberikan teladan rajin membaca

Ada istilah Jawa yang berbunyi:

Guru iku digugu lan ditiru

(Guru itu didengarkan perintahnya dan diteladani sikapnya)

Pepatah Jawa tersebut bukanlah sembarang kata melainkan mengandung sebuah filosiofi yang dalam tentang guru bahwasannya apa yang dilakukan guru berpengaruh pada anak didiknya. Hal ini mengingat guru adalah teladan bagi anak yang dicontoh sikap dan tutur katanya. Oleh karena itu, di keseharian Halimah yang berprofesi sebagai guru juga rajin membaca baik membaca artikel, buku, kitab maupun bacaan lainnya.   

2.      Memberikan teladan gemar menulis

Untuk mengajak anak-anak agar mau mengikuti dan melakukan ajakan kita, strategi terbaik adalah dengan memberikan bukti nyata berupa teladan sikap maupun karya. Kata tanpa bukti (teladan) adalah omong kosong sebab orang akan lebih percaya pada bukti daripada sekedar perkataan. Maka dari itu, sebelum mengajak dan mensosialisasikan bimbingan menulis, Halimah telah memberikan teladan berupa:

  1. Dewi Nur Halimah yang merupakan pembimbing “Gerakan Literasi Madrasah (GELISAH) memberikan teladan pada siswa dengan berhasil menerbitkan 15 buku ber-ISBN.












b. Halimah merupakan duta pustaka Kabupaten Blora yang juga duta Rumah Baca Alky

Selain menjadi guru di MTs Khozinatul Ulum Blora, Halimah adalah duta pustaka di Kabupaten Blora yang menggerakkan pemuda untuk membaca di lingkungan wilayah Kabupaten Blora. Selain itu, ia juga didapuk sebagai duta baca di Rumah Baca Alky. Ini bisa menjadi inspirasi bagi anak didik untuk rajin membaca dan menulis agar bisa meniru jejak gurunya.

3.      Memberikan teladan prestasi

Prestasi Halimah dari SD hingga SMA adalah ia selalu mendapatkan peringkat pertama di kelas. Saat SD, ia terpilih sebagai siswa teladan yang mewakili sekolahnya, menjuarai lomba pidato, dan cerdas cermat. Saat SMP, Halimah mendapatkan peringkat 3 paralel. Saat SMA ia pernah menjuarai lomba pidato dan lomba  cerdas cermat. Ia juga dinobatkan sebagai juara paralel II jurusan IPA di SMA N 1 Tunjungan. Prestasi itu pun kian berlanjut hingga di bangku perkuliahan. Prestasi yang Halimah raih saat menjadi mahasiswa diantaranya; juara 1 lomba Tilawah Loketa Tingkat UNDIP 2013, Juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional SIPPI “Semarak Inovasi Perkembangan Pertanian Indonesia” 2013 di IPB, Juara 2 Lomba Tutorial Hijab 2013 dalam “International Hijab Day” di UNDIP, Juara 2 Lomba Tilawah 2014 Tingkat UNDIP, Juara 1 Lomba Sociopreneur Tingkat Nasional Healt in Campus di UI pada tahun 2014, Lolos PKM-K (Program Kreativitas Mahasiswa-Kewirausahaan) 2013 didanai tahun 2014,  Juara 3 Lomba Teknik Terapan RRI Semarang 20154, Delegasi UNDIP dalam FORBIMINAS (Forum Bidikmisi Nasional) 2014 sebagai delegasi UNDIP, Mendapatkan Gold Medal dalam IYIA (International Young Inventors Award) 2015, Lolos PKM-P (Program Kreativitas Mahasiswa- Penelitian) 2014 didanai tahun 2015, Lolos PKM-M (Program Kreativitas Mahasiswa- Pengabdian) 2014 didanai tahun 2015, Lolos Lomba Hibah Penelitian Mahasiswa 2015, Lolos pendanaan lomba PMW (Program Mahasiswa Wirausaha) 2015, dan sederet prestasi-prestasi lainnya pada saat kuliah. Lalu prestasi yang ia raih saat menjadi guru sejak 2017 adalah ia dinobatkan sebagai “Best Inspiring Woman 2018” versi Tabloid Pendidikan Indonesia Edisi Februari-Maret 2018, juara 1 lomba Autobiografi Nasional 2018, juara 2 Best Inspiring Women 2018 versi JMF (Jama’ah Muslim FISIPOL) UGM, dan didaulat sebagai duta baca Kabupaten Blora 2018-2019, Finalis Lomba Karya Ilmiah Santri dalam HSN 2019, delegasi satu-satunya guru dalam Guru Menulis Buku Keliling Nusantara 2019, Juara Harapan 1 Lomba Karya Ilmiah Guru Madrasah Teladan Nasional oleh LP Ma’arif NU Jateng 2019, menerbitkan 10 ISBN buku selama 2020-2021. Dengan prestasi-prestasi tersebut menjadi kekuatan Halimah untuk mengajak anak-anak agar tertarik bergabung mengikuti bimbingan menulis untuk meniru jejak gurunya.

Mengubah kebiasaan anak-anak yang malas membaca menjadi rajin membaca tentu bukanlah hal mudah. Apalagi bila mengajak anak-anak agar bisa menggulirkan karya sastra dan ilmiah, tentu bukanlah hal mudah sehingga dibutuhkan kinerja yang ekstra dan strategi yang bagus untuk memicu anak agar terangsang membaca dan menulis. Maka dari itu, sebelum mengadakan bimbingan dan pelatihan penulisan karya sastra dan ilmiah, Halimah memberikan motivasi berupa video atau menceritakan  kisah-kisah kesuksesan seorang tokoh pada anak-anak MTs (Madrasah Tsanawiyah) Khozinatul Ulum Blora. Beberapa langkah yang Halimah lakukan sebelum melakukan bimbingan diantaranya:   

1.      Memberikan motivasi berupa video motivasi kisah sukses para pejuang dan menceritakan kisah-kisah sukses orang yang rajin membaca dan menulis, selalu berusaha, dan pantang menyerah termasuk juga mencontohkan kisah Halimah agar mereka lebih percaya serta terpicu untuk meraih mimpi-mimpinya seperti para pejuang sukses yang dilihatnya di video serta yang didengarnya dari cerita Halimah.

2.      Memberikan trik-trik agar menjadi sang juara yang prestatif dan berakhlak. 

3.      Melatih dan membimbing anak rutin tiap sepekan sekali  .

4.      Mengikutsertakan karya anak dalam ajang perlombaan tingkat pelajar dan mendorong anak untuk menulis buku.

Banyak anak yang menyambut baik hadirnya bimbingan menulis. Hal tersebut mulai terlihat dari tanggapan positif anak-anak yang mendaftar mengikuti kegiatan tersebut dan antusiasme anak mengikuti bimbingan. Satu persatu anak-anak mulai berdatangan, dan dari tiga orang, lalu pesertanya menjadi 12 orang hingga pesertanya kini telah lebih 30 orang.  Perubahan sikap dari anak-anak melalui proses yang cukup lama dari yang acuh terhadap belajar hingga menjadi anak yang kreatif dan berprestasi.

Sembari bimbingan, untuk menjalin kedekatan dengan anak biasanya Halimah selingi dengan memutar musik kesukaan anak agar anak tidak merasa jenuh. Selain itu, kegiatan yang dilakukan untuk memacu semangat anak dalam meningkatkan budaya literasi baca tulis adalah memotivasi anak untuk aktif mengikuti lomba. Terlebih sekarang hampir tiap bulan selalu ada lomba, baik lomba yang berkaitan dengan akademik (seperti lomba karya tulis, lomba cerpen, lomba puisi, lomba esai, dll). Selain itu, Halimah juga memaparkan beberapa keuntungan bila anak mengikuti lomba seperti:                           

1.      Dengan mengikuti lomba akan melatih kita rajin membaca sehingga wawasan kita semakin luas.

2.      Mendapatkan jaringan yang luas dengan teman-teman baru yang ditemui di perlombaan.

3.      Membanggakan kedua orangtua serta membawa nama baik sekolah.

4.      Mendapatkan hadiah kalau menang sehingga bisa ditabung ataupun untuk membeli hal-hal yang kita sukai secara mandiri tanpa meminta orangtua.

5.      Lebih dekat dengan guru terutama pembina dan pembimbing lomba.

Halimah terinspirasi untuk mengembangkan dan meningkatkan minat baca tulis anak-anak di MTs Khozinatul Ulum Blora karena Halimah melihat adanya potensi yang besar dari anak-anak, hanya saja sebagian besar dari mereka dikalahkan oleh rasa malas. Halimah berani mengatakan demikian karena saat ia menghadiri “Pengajian Akbar Peringatan Maulid Nabi”, ia melihat adanya bakat-bakat cemerlang anak apabila dikembangkan, mulai dari pidato bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Indonesia, rebana semua ada di sini, tinggal mengembangkan dan merubah kebiasaan anak yang malas menjadi lebih giat dalam berlatih dan membaca. Halimah yakin, ke depan anak-anak yang turut bergabung dalam bimbingan menulis dapat mewujudkan mimpi demi mimpinya dengan ikhtiar mereka yang luar biasa pantang menyerah dan terus mencoba. Memulai memanglah sulit, begitulah yang terlintas dibenak Halimah saat pertama kali merintis bimbingan menulis. Namun ketika sudah berjalan, semua berjalan dengan lancar dan baik.

Alhamdulillah, bimbingan menulis yang Halimah rintis atas persetujuan Kepala Madrasah MTs Khozinatul Ulum Blora semakin hari semakin banyak peminatnya, anak-anak yang tertarik untuk mengikuti bimbingan pun semakin bertambah jumlahnya. Kendala yang penulis temui selama membimbing anak-anak diantaranya; a) Keterbatasan jumlah komputer yang tersedia untuk browshing materi yang diperlukan dalam pembuatan esai dan karya tulis, sehingga untuk penulisannya anak harus bergantian antara satu dan yang lainnya. b) Buku-buku pendukung materi anak masih belum memadai dan kurang, perlu adanya tambahan  buku yang sesuai dengan materi yang diperlukan anak. c) Kenyamanan ruang yang tidak gaduh agar anak bisa konsentrasi berkarya. Namun semua kendala tersebut dapat Halimah siasati dengan memberikan motivasi pada anak agar anak tetap memiliki minat baca dan tulis yang tinggi serta semangat mengukir prestasi meskipun di tengah keterbatasan sarana dan prasarana madrasah. Keterbatasan komputer, penulis siasati dengan pembuatan jadwal gantian penggunaan komputer. Buku-buku referensi yang tidak lengkap, penulis substitusi dengan mengajarkan anak agar mendownload sumber referensi dari jurnal melalui browshing.      

Alhamdulillah bimbingan menulis memberikan hasil yang cukup memuaskan pada anak-anak yang mengikuti bimbingan. Prestasi-prestasi anak-anak bimbingan diantaranya:

1.      Membuat buku Antologi Puisi karya anak kelas VIII (Delapan) MTs Khozinatul Ulum Blora.







 

2.      Diliput Wartawan dalam musikalisasi puisi sosialisasi buku karya anak MTs 2018.

3.      Buku Antologi ditulis 4 siswa (Mauladi Pratama, Nur Salam, Luhtfia Nisfi Mahabbah, dan Rohmatul Mar’ati Hidayah.




Antusiasme anak mengikuti bimbingan kian bertambah seiring dengan prestasi anak yang semakin meningkat sehingga mendorong anak yang belum mengikuti bimbingan tertarik untuk mengikuti bimbingan. Prestasi demi prestasi diraih oleh anak binaan, hingga proses yang telah dilalui, diharapkan dapat berkelanjutan. Tidak hanya berbasis small change, namun mampu membawa perubahan yang lebih baik dan signifikan bagi dunia pendidikan. Bukti kecil ini tidak hanya untuk memberikan semangat dan melibatkan diri dalam program “Memajukan Pendidikan Indonesia”. Namun lebih bagaimana  mengisnpirasi anak untuk lebih giat membaca dan menulis sehingga menjadi anak yang unggul dan prestastif serta berdaya saing tinggi. Halimah sadar bahwa salah satu kompetensi guru bukanlah hanya menjadi guru berprestasi saja tetapi juga mencetak generasi yang berprestasi (memberdayakan murid untuk berkarya). Guru abad 21 harus kreatif, inovatif, dan solutif dalam memecahkan masalah-masalah yang dijumpai di lapangan saat mengajar. Jadikan masalah dan keterbatasan sebagai langkah inovatif untuk menemukan solusi. Bergerak bersama majukan dunia pendidikan Indonesia.                                 

















Jumat, 22 Oktober 2021

MENGENAL RIBA DAN MACAM-MACAM RIBA BESERTA CONTOHNYA

MENGENAL RIBA DAN MACAM-MACAM RIBA BESERTA CONTOHNYA

*****

Oleh: Dewi Nur Halimah 

Gambar 1. Riba (picture was downloaded from www.google.com). 


PENGERTIAN RIBA

Riba secara bahasa bermakna: ziyadah (tambahan). Sedangkan menurut istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil (dzolim/ penindasan).

كل قرض جرى نفعا للمقرض فهو ربا

“Semua transaksi utang yang mengambil kemanfaatan bagi pihak yang diutangi (kreditor), maka ia adalah riba.”

Riba yang dimaksud adalah riba qordi (riba karena hutang piutang) dan riba an nasa'i (riba karena jatuh tempo pembayaran). Atau bisa juga riba karena bunga seperti rentenir, bunga bank saat hutang piutang, dll.

ومضاعفة إشارة إلى تكرار التضعيف عاما بعد عام كما كانوا يصنعون; فدلت هذه العبارة المؤكدة على شنعة فعلهم وقبحه، ولذلك ذكرت حالة التضعيف خاصة .قوله تعالى : واتقوا الله أي في أموال الربا فلا تأكلوها

“Kalimat mudhâ’afah mengisyaratkan akan perkalian kelipatan (tikrârit tadh’if) akibat restrukturisasi utang) berbasis waktu (tahun demi tahun) sebagaimana biasa kaum jahiliyah lakukan. Istilah ini menjadi penguat atas keburukan perilaku dan tabiat muamalah masyarakat arab jahiliyah. Oleh karena itu, diperingatkan pula mengenai ihwal pelipatgandaan tersebut secara khusus oleh firman Allah, ‘wat taqullâh,’ sehingga peringatan itu seolah bermakna ‘takutah kalian kepada Allah dalam urusan harta riba hasil pelipatgandaan itu, (dan jangan mengonsumsinya,” (Tafsir Al-Qurthuby Surat Ali Imran ayat 130, jilid II, halaman 27).

Riba an nasa'i yaitu riba yang terjadi karena jatuh tempo. Riba an nasa'i terjadi karena sebuah syarat tambahan yang disampaikan kepada pihak da'in (debitor) oleh muqridh (kreditor) agar debitor memberikan tambahan manfaat berupa harta (value) seiring harta yang dipinjamkannya seiring waktu penundaan (value based time).

Adapun riba an nasa'i terjadi karena jatuh tempo waktu pembayaran namun tidak mampu membayar sehingga diberikan perpanjangan tempo dengan pembayaran lebih besar.

ربا النسيئة الذي لم تكن العرب في الجاهلية تعرف سواه، وهو المأخوذ لأجل تأخير قضاء دين مستحق إلى أجل جديد، سواء أكان الدين ثمن مبيع أم قرضا

“Riba jahiliyah adalah riba yang sangat dikenal oleh masyarakat Arab kala itu, bahkan mereka tidak pernah mengenal riba yang selainnya dalam sejarah. Riba ini dipungut karena alasan tertundanya pelunasan hutang sehingga perlu daur ulang (restrukturisasi) dengan tempo yang baru, baik itu akibat utang karena penundaan pembayaran harga barang yang dibeli atau akibat akad utang piutang,” (Az-Zuhaily, Al-Fiqhul Islamy wa Adillatuhû, [Beirut, Dârul Fikr: tt], juz IV, halaman 670).

Haramnya riba karena adanya penindasan (zhulm) melalui pelipatgandaan utang (adh’afan mudha’afah) akibat tambahan durasi waktu pelunasan utang.

Dalam pembahasan fiqih,  harta tidak memiliki kemampuan kulfah (kemampuan kerja) sehingga tidak boleh menerima bagian nilai dari basis waktu itu. Penambahan harta yang diikat sebab tambahan durasi waktu adalah sama dengan riba. Lain halnya bila harta itu disewa (akad ijarah), atau dibeli secara kredit, maka pengikatan harta dengan durasi waktu itu dibenarkan sebab akad ijarah (sewa jasa) atau bai’ taqshith (jual beli kredit) atau bai’ bil ajl (jual beli tempo).


DEFINISI BARANG RIBAWI

Barang ribawi adalah barang yang apabila dilakukan tukar menukar dengan cara yang tidak sesuai aturan syari'at dapat menjadi penyebab riba. Barang ribawi meliputi emas, perak, dan bahan makanan. 

 إنما يحرم في نقد وماقصد لطعم تقوتا أوتفكها أوتداويا

“Sesungguhnya riba diharamkan dalam emas, perak (nuqud), dan bahan pangan yang berfaedah sebagai sumber kekuatan, lauk pauk dan obat-obatan.” (Syekh Abu Zakaria Yahya Muhyiddin bin Syaraf al-Nawawy, Manhaju al-Thulâb, Kediri: Pesantren Fathul Ulum, tt.: 1/161)

Pernyataan di atas menjelaskan bahwa riba dilarang dalam jual beli barang yang terdiri atas emas, perak, dan bahan makanan. Oleh karena itu, emas dan perak (nuqud) serta bahan makanan dikenal dengan istilah barang ribawi, yaitu barang yang dapat mengakibatkan terjadinya akad riba bila terjadi kelebihan dalam salah satu pertukarannya (jual belinya).


MACAM MACAM RIBA

Macam macam riba ada 4 yakni:

1. Riba Al Fadl (riba karena kelebihan) 

2. Riba Al Yad (riba karena penundaan serah terima) 

3. Riba An Nasa'i (riba karena jatuh tempo) 

4. Riba Qordi (riba karena hutang piutang) 


1. RIBA AL FADL

Riba al-fadl yaitu transaksi jual beli harta ribawi (emas, perak dan bahan makanan) yang disertai dengan sesama jenisnya, dan disertai adanya melebihkan di salah satu barang yang dipertukarkan. Karena adanya unsur melebihkan (fudlul) ini maka riba ini diberi nama sebagai riba al-fadl (riba kelebihan). 

CONTOH:

Bu Masri'ah memiliki beras bagus seberat 1 kilogram. Bu Tina memiliki beras jelek seberat 2 kilogram. Bu Masri'ah bermaksud memiliki beras kualitas jelek milik Bu Tina tersebut untuk campuran pakan ternaknya. Sementara itu Bu Tina membutuhkan beras bagus untuk konsumsi keluarganya. Akhirnya, terjadilah transaksi keduanya untuk saling menukarkan beras tersebut. Bu Masri'ah membawa beras bagus seberat 1 kilogram dan Bu Tina membawa beras kualitas buruk seberat 2 kilogram. Transaksi terjadi dengan penukaran beras 1 kg ditukar dengan beras 2 kg. 

Ini masuknya riba al fadl karena beras 1 kg tidak ditukar dengan beras 1 kg. Jenisnya sama sama beras tapi ditukar dengan ukuran berbeda. 1 kg ditukar dengan 2 kg atau 3 kg dst ini masuknya riba. Yang boleh ya 1 kg beras dengan 1 kg beras. Takaran sama untuk jenis bahan pangan sama meskipun kualitas berbeda. Untuk menghindari kerugian karena kualitas berbeda, maka sebaiknya barang ditukar dengan uang. 

Solusinya:

Bu Masri'ah membeli beras bu Tina dengan uang senilai harga tiap kilo berapa. Misal Bu Tina menjul per kilo 5000. Bu Masri'ah membayar uang 10.000 untuk 2 kg beras jelek ke bu Tina. Barang dibayar dengan uang secara tunai itu boleh.

Sebaliknya Bu Tina membeli beras bu Masri'ah dengan uang. Bu Tina membayar 10.000/ kg ke bu Masri'ah


2. RIBA AL YAD

Riba al-yad yaitu riba yang terjadi akibat jual beli barang ribawi (emas, perak dan bahan makanan) yang disertai penundaan serah terima kedua barang yang ditukarkan, atau penundaan terhadap penerimaan salah satunya. Karena ada unsur penundaan inilah, maka riba ini disebut sebagai riba al-yad (riba kontan).

CONTOH

Bu Masri'ah punya beras bagus seharga 10.000/kg. Bu Tina punya jagung 4 kg dimana nilai jual jagung 2500/kg. Nah, bu Masri'ah dan Bu Tina sama sama sepakat mau barter (menukar) 4 kg jagung dengan 1 kg beras. Bu Tina sudah menyerahkan jagungnya sebanyak 4 kg. Sementara bu Masri'ah belum menyerahkan berasnya, baru menyerahkan berasnya besok (beda waktu/ penundaan salah satu). Ini masuknya riba yad.

Solusi biar tidak riba:

4 kg jagung boleh ditukar dengan 1 kg beras (ukuran beda boleh karena beda jenis pangan bukan beras dengan beras, bukan jagung dengan jagung. Kalau sejenis maka ukuran wajib sama biar tidak riba, kalau tidak sejenis boleh beda misal beras dengan jagung, jagung dengan kacang hijau) dengan SYARAT penukaran terjadi langsung di tempat dan menyerahkannya bareng sehingga tidak riba. 

Misal begini: Bu Masri'ah membawa 1 kg beras bagus dan Bu Tina membawa 4 kg jagung dibawa di suatu tempat janjian, dan ditukarkan dalam waktu bersamaan tanpa ada penundaan. Saat bu Masri'ah menerima jagung, bu Tina menerima beras.

Yang menjadikan haram (riba YAD) itu waktu yang berbeda penyerahan atau ada penundaan serah terima barang. Yang menjadikan haram itu karena disebabkan ada kemungkinan harga 1 kg beras di kemudian hari berbeda dengan harga 4 kg jagung. Bahkan adakalanya harga 1 kg beras sama dengan harga 5 kg jagung. Nah ini masuknya ghoror (untung untungan)

Boleh 1 kg beras ditukar 4 kg jagung tapi penyerahan harus di tempat sama dalam waktu yang sama. Kalau di tempat beda dan waktunya beda masuknya riba YAD.

SYARAT TUKAR MENUKAR BARANG RIBAWI (emas, perak, bahan makanan) agar tidak menjadi riba:

1. Hulul (kontan) 

2. Taqabudl (saling menerima)

وشرط الحلول والتقابض والمراد بالتقابض ما يعم القبض حتى لو كان العوض معينا كفى الاستقلال بالقبض

“Disyaratkan kontan dan saling menerima. Yang dimaksud dengan al-taqabudl adalah suatu pernyataan yang memberi pengertian umum penerimaan sehingga seandainya “nilai tukar” sudah ditentukan (disepakati), maka cukup dengan penerimaan saja (istiqlal bi al-qabdli).” (Syekh Abu Yahya Zakaria Al-Anshary, Asna al-Mathalib fi Syarhi Al-Raudlu al-Thalib, Beirut: Daru al-Fikr, tt.: 2/23!)

CONTOH:

4 kg jagung Bu Lisa ditukar dengan 1 kg beras Bu Tina dilakukan secara kontan (langsung) dan saling menyerahkan barang di tempat yang sama pada waktu yang sama.

Kalau penyerahan waktu dan tempat berbeda sudah termasuk riba. Yakni Riba Yad.


3. RIBA AN NASA'I

ربا النساء وهو البيع لأجل

“Riba al-nasa’ adalah riba akibat jual beli barang ribawi karena adanya tempo.”

CONTOH:

Bu Dewi menjual emas yang dimilikinya seberat 1 gram kepada Bu Halimah dengan harga disepakati 950 ribu rupiah. Bu Dewi menyerahkan emasnya kepada Bu Halimah, namun harganya (pembayarannya) baru diserahkan selang satu bulan berikutnya. Setelah jatuh tempo, ternyata Bu Halimah belum memiliki uang sebesar 950 ribu untuk dibayarkan Bu Dewi. Sementara itu, harga jual emas mengalami kenaikan sebesar 50.000 sehingga menjadi 1 juta rupiah per gram. Selanjutnya Bu Dewi berkata kepada Bu Halimah, akankah dihentikan transaksinya dengan resiko Bu Halimah membayar ke Bu Dewi sebesar 950 ribu  rupiah tapat sesuai jangka waktu bayar, ataukah dilanjut dengan menambah tempo 1 bulan lagi, dengan resiko Bu Halimah memiliki kewajiban membayar harga emas menjadi sebesar 1 juta rupiah (naik 50.000).  Naiknya harga emas dari 950 ribu rupiah menjadi 1 juta rupiah saat jatuh tempo sehingga menyebabkan harga jual beli barang menjadi berubah inilah yang disebut sebagai riba al-nasa’. Seolah, perubahan harga ini berwujud sebagai tambahan harga yang diakibatkan perubahan tempo.

Solusinya biar tidak jadi riba adalah jual beli langsung. Pembayaran tidak berjangka, dan langsung bayar di tempat. Atau dibayar senilai 950 ribu sesuai akad tanpa perpanjangan waktu karena jatuh tempo sehingga nilainya 1 juta. 50.000 karena jatuh tempo dan perpanjangan tempo inilah yang disebut riba an nasa'i.


4. RIBA QORDI

Riba qordi yaitu riba karena hutang-piutang.

CONTOH:

Pak Anto hutang uang di tahun 1990 sebesar 2 juta rupiah. Saat itu, uang sebesar itu bisa digunakan untuk membeli rumah tipe sederhana. Ternyata Pak Anto (Selaku peminjam) tidak bisa segera mengembalikan uang yang dipinjamnya dalam waktu dekat. Ia baru bisa mengembalikan setelah tahun 2020. Padahal, nilai tukar uang 2 juta rupiah mengalami kemerosotan yang tajam. Jangankan untuk membeli rumah, untuk membeli sapi saja, uang sebesar itu tidaklah mencukupi. Lantas bagaimana solusi penyelesaiannya? Apakah dibayar dengan uang sebesa 2 juta rupiah, ataukah harus dibayar dengan jalan mencari standart harga rumah tipe sederhana yang sekira bisa mewakili kondisi nilai tukar uang sebesar 2 juta rupiah di tahun 1990?

Solusinya adalah mencari standart harga rumah tipe sederhana yang sekira bisa mewakili kondisi nilai tukar uang sebesar 2 juta rupiah di tahun 1990.

ويرد) فى القرض (المثل فى المثلى) لأنه أقرب إلى حقه ولو فى نقد بطل التعامل به (و) يرد (فى المتقوم المثل صورة) لأنه اقترض بكرا ورد رباعيا وقال إن خياركم أحسنكم قضاء - رواه مسلم

“Hutang dikembalikan dengan rupa al-mitslu fi al-mitsly (sama wujud barangnya), karena kedekatannya dengan hak orang yang memberi hutang (muqridl), meskipun dalam kasus emas dan perak yang batal muamalahnya. Demikian juga, barang nominal (mutaqawwam) dikembalikan dengan barang yang sama wujudnya (sama-sama mutaqawwam), karena beliau Nabi SAW pernah meminjam unta bakar dikembalikan dalam rupa unta ruba’iy (sama-sama untanya), kemudian beliau bersabda: “Sesungguhnya, orang paling baiknya kalian adalah orang yang paling bagus dalam membayar hutangnya.” HR. Muslim. (Syekh Muhammad Khotib Al-Syirbiny, Mughny al-Muhtāj ilā Ma’rifati Ma’āniy Alfādhi al-Minhāj, Beirut: Daru al-Fikr, tt: 119!)

Maksud dari ibarot di atas adalah bahwa jika ada seorang hamba Allah meminjam uang (qiimah) kepada saudaranya yang lain, maka di tahun berapapun pengembalian itu, maka ia harus mengembalikan sejumlah nilainya (sejumlah nilai uang, bukan sejumlah nominal karena perbahan waktu terjadi perubahan kemerosotan nilai uang ataupun kenaikan nilai uang). Adapun bila ia meminjam wujud emas (mutaqawwam), maka si peminjam juga harus mengembalikan hutangnya dalam rupa emas. Jika meminjam uang dikembalikannya senilai dengan uang waktu itu bisa untuk membeli apa (uang 2 juta bisa untuk beli rumah sederhana dikembalikan dengan uang yang nominalnya setara bisa untuk membeli rumah sederhana), jika meminjam barang dikembalikannya dengan barang yang jenisnya sama dengan barang yang dipinjam (emas dengan emas, perak dengan perak, beras 100 kg dengan beras 100 kg, dll).

SYARAT HUTANG PIUTANG yaitu harus ma’lum dengan besaran hutangnya seandainya terjadi penundaan pembayaran, maka harga yang dibayar secara tunda tersebut adalah sama kedudukannya dengan hutangnya pembeli kepada penjual, dengan syarat bila telah disepakati harga penerimaannya. Selain itu antara si pemberi pinjaman dan si peminjam sama sama tahu takaran yang dipinjam atau nilai yang dipinjam secara jelas. 

ولا يصح القرض إلا فى مال معلوم فإن أقرضه دراهم غير معلومة الوزن أو طعاما غير معلوم الكيل لم يصح لأنه إذا لم يعلم قدر ذلك لم يمكنه القضاء

“Tidak sah suatu hutang piutang kecuali dalam wujud harta yang diketahui (jumlahnya). Oleh karena itu, jika seorang hamba menghutangkan dirham ke hamba Allah yang lain tanpa diketahui timbangannya, atau makanan yang tidak diketahui takarannya, maka akad hutang piutang tersebut tidak sah. Karena ketidaktahuan kadar, adalah sama dengan ketidakmungkinan untuk pelunasan.” (Muhyiddin Abu Yahya bin Syaraf Al-Nawawi, al-Majmu’, Daru al-Salafiyah, tt.: 13/168-169)


CATATAN:

Mohon maaf apabila ada kekeliruan dalam penulisan atau contoh, semua itu karena keteebatasan pengetahuan al fakir. Koreksi atau revisi bisa disampaikan apabila ditemukan kekeliruan. Tulisan ini tiada lain untuk membantu muslim agar mudah memahami riba dengan bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti sehingga para muslim dapat terhindar dari riba ataupun kegiatan yang berpotensi riba sehingga selamat dari dosa riba. Tulisan ini penulis hadiahkan pada orangtua dan para guru penulis. Hadiah fatekhah untuk orangtua dan guru-guru. Al fatekhah. Aamiin.


Segala kebenaran datangnya dari Allah

Segala kesalahan datangnya dari diri penulis


Semoga bermanfaat 😊


Salam,


Dewi Nur Halimah

(Halimah Az Zahra) 

Selasa, 10 Agustus 2021

MENGENANG PERISTIWA BERSEJARAH DALAM ISLAM DI BULAN MUHARAM

MENGENANG PERISTIWA BERSEJARAH DALAM ISLAM DI BULAN MUHARAM

*****

Oleh: Dewi Nur Halimah 

*****

Gambar 1. Bulan Muharam (Gambar Diunduh dari www.tribunnews.com). 


Seandainya kutuliskan tintaku untuk memuji rosulullah SAW, para nabi dan para ummahatul mukminin, maka samudra tinta pun tak akan habis untuk memujinya sebab betapa mulia akhlaknya dan betapa besar kita memetik hikmah dari kisah beliau-beliau. Karena beliau-beliau adalah samudra ilmu lagi angkasa akhlak. 

Duhai Rabbku, menyanjung kekasihMu membuatku terpukau. Bagaimana dengan diriMu yang Ar Rosyid (Maha Cerdas) lagi Al Husna (Maha Baik), bagaimanakah aku selayaknya memujimu, jika memuji kekasihmu yang notabennya makhlukMu saja sebegitu besarnya. Semoga belajar dari mencintai kekasihMu menjadi lantaran aku semakin mencintaiMu melalui tawasul pada para kekasihMu. Dari cinta manusia menuju cinta hakiki Rabb Alam Semesta. Aamiin. 

Bismillah la haula wala quwwata illa billah. Alhamdulillah ala kulli hal wa astagfirullah min kulli dzanbi.

Di bulan mulia ini. Izinkan aku menulis tentang peristiwa-peristiwa bersejarah dalam Islam di bulan Muharam.

PERISTIWA-PERISTIWA DALAM SEJARAH ISLAM DI BULAN MUHARAM

1. Diciptakannya Nabi Adam alaihi salam (AS) di surga. 

2. Pada bulan Muharam, taubat Nabi Adam AS diterima oleh Allah SWT.

3. Berlabuhnya kapal Nabi Nuh AS di bukit Zuhdi dengan selamat terjadi di bulan Muharam, yakni usai dunia dilanda banjir yang menghanyutkan dan membinasakan sebagian besar manusia di bumi.

4. Dilahirkannya Nabi Ibrahim AS. 

5. Selamatnya Nabi Ibrahim AS dari siksaan Raja Namrud terjadi di bulan Muharam. Siksa itu berupa nyala api, yang ternyata tidak membakar Nabi Ibrahim AS atas pertolongan Allah SWT.

6. Dikeluarkannya Nabi Yusuf AS dari sumur setelah diceburkan saudara-saudaranya. 

7. Pada bulan Muharam, Nabi Yusuf AS dibebaskan dari penjara kerajaan Mesir. Sebelumnya, Nabi Yusuf AS dipenjara karena fitnah yang menimpanya.

8. Peristiwa Nabi Yunus AS selamat dan keluar dari perut ikan besar yang menelannya terjadi di bulan Muharam.

9. Diterimanya taubat umat Nabi Yunus AS pada bulan Muharam. 

10. Dikembalikannya penglihatan Nabi Ya’qub AS. 

11. Nabi Ayyub AS disembuhkan Allah dari penyakitnya juga pada bulan Muharam.

12. Diampuninya Nabi Daud AS. 

13. Terbelahnya laut merah untuk Nabi Musa AS setelah dikejar Raja Fir’aun. 

14. Pada bulan Muharam, Nabi Musa AS dan umatnya (kaum Bani Israil), selamat dari pengejaran Raja Fir’aun di Laut Merah. Nabi Musa AS dan ratusan ribu umatnya selamat memasuki gurun Sinai untuk kembali ke tanah leluhur mereka.

15. Dilahirkannya Nabi Isa AS. 

16. Diangkatnya Nabi Isa AS ke langit. 

17. Rasulullah SAW menikahi putri kepala kabilah Bani Nadhir, Sayyidah Shafiyyah binti Huyay ra pada bulan Muharam. Kejadian ini menandai kemenangan umat Islam dalam perang Khaybar.

18. Pengangkatan Utsman bin Affan sebagai khalifah kaum muslimin pada Muharam 24 hijriah, menggantikan khalifah Umar bin Al-Khattab.

19. Peristiwa gugurnya Sayyidina Husein bin Sayyidina Ali ra, cucu Rasulullah SAW di Perang Karbala yang terjadi pada hari Jumat tanggal 10 Muharram 61 H atau pada tanggal 9/10 Oktober 680 M.

Minggu, 08 Agustus 2021

KENAPA NGGAK IKUT CPNS?

KENAPA NGGAK IKUT CPNS? 

*****


Banyak yang tanya baik nemuin langsung maupun melalui chat privat ataupun direct message. Sebuah pertanyaan yang sebenarnya privasi, tapi jika tidak kujawab, semakin banyak yang tanya dan semakin membuat tidak nyaman. 

Beberapa hari lalu ada yang nemuin dan di hadapan banyak orang bertanya:

"Halimah, kog nggak ikut CPNS kenapa?. Mubadzir sekolah tinggi-tinggi, prestasi banyak, cerdas tapi nggak mau ikut seleksi CPNS terus. Kamu kuliah kan buat kerja biar sukses".

Sebuah perkataan seolah petir yang nylekit banget dan di hadapan banyak orang.

Aku mencoba santai dan tersenyum

"Ibu tidak ridho aku ikut CPNS. Ridho Allah bersama ridho ibuku. In syaAllah aku ta'at dan samikna wa athokna."

Mendengar jawabanku beliau tidak diam. Justru nerocos ngomel ngomel panjang banget.

"Ibumu itu gimana, harusnya bersyukur punya anak cerdas. Kog apa apa nggak diizinin. Masak lihat anak sukses nggak mau. Masak minta ditemanin anaknya terus. Luar kota mau luar pulau harusnya didukung. Penting sukses. Kalau sukses kan ya orangtua ikutan sukses."

Aku tersenyum... 

"Setiap orang memiliki pertimbangan masing masing Bu. Ada alasan tersendiri kenapa ibu tidak mengizinkan."



Setelah itu saya pergi. Sengaja pergi untuk menghindari debat. Seandainya saya ladeni pun mampu, tapi saya memilih pergi. Soalnya tidak untung dan tidak membawa manfaat. Alhamdulillah ada kegiatan lain yang menanti. Alhamdulillah la haula wala quwwata illa billah.

Pertimbangan ibu kenapa aku tidak boleh ikut CPNS. Karena jurusanku kalau ikut CPNS, lokasi penempatan mayoritas di Kalimantan, Sulawesi. Sementara aku belum menikah, ibu tidak melepasku jauh tanpa pengawasan makhram. Kecuali sudah nikah keputusan diberikan sepenuhnya pada suamiku, sebab aku tanggung jawabnya. Surgaku ada pada ridho suamiku. Selama aku belum nikah, ibu ingin aku kerja di lokasi dimana ibu bapak mudah mantau. Bapak berkeyakinan kalau anak perempuan itu sampai sebelum nikah itu tanggung jawabnya dunia akherat, kalau keluar rumah malam harus ditemani makhram, dalam hal ini bapak. Jadi kemana-mana saya kalau malam ya ditemani bapak, bukan karena saya takut. Sama sekali tidak, saya pemberani. Tapi saya taat bapak, samikna wa athokna soalnya ridho Allah bersama ridho orangtua. Kedua saya justru bersyukur kalau pergi malam ditemani bapak, itu artinya bapak menjaga pergaulanku agar terhindar dari ikhtilat. Ketika orangtua membiarkan pergaulan anak bebas dan ikhtilat, maka seorang ayah juga ikut menanggung dosanya. 

Aku pernah mengatakan:

"Wahai ayah, jika di dunia engkau tidak mendidikku sesuai syari'at dan benar benar menjagaku dari ikhtilat. Engkau tidak mendidikku agama dan akhlak, maka kelak jika aku di akherat, engkau akan kutuntut. Maka penuhilah tanggungjawabmu secara dzohir dan batin sebagai ayah. Bukan cuman untuk duniaku tapi juga akheratku agar putrimu selamat dunia akherat dan engkau pun selamat dari tuntutan putrimu di akherat."

Kalimat yang pernah kuucapkan ke Bapak. Itulah mengapa dari kecil sampai sekarang bapak benar benar mendidik ilmu, akhlak dan menjaga pergaulan sesuai syari'at. 

Hal yang perlu saya luruskan, tujuan tolabul ilmi adalah untuk menuntut ilmu sebagai bekal untuk beribadah, mencari ridho Allah. Jadi salah besar bagi saya pribadi kalau menuntut ilmu untuk ijazah dan pekerjaan. Saya mantab, selama kinerja bagus, kualitas bagus, pandai adaptasi kerjaan apapun bisa selama halal dan toyyib ya dimanapun bisa. Saya yakin rizki pasti cukup. Tidak hanya PNS saja yang makan, semua makhluk Allah makan.

Selain karena memang samikna wa athokna sama ibu, saya pun berpemikiran.

1. Misalkan saya ikut CPNS, lolos sampai final lalu ditempatkan di luar pulau. Lantas saya menikah, sementara suami saya dari Jawa. Otomatis akan LDR (Long Distance Relationship). Saya tidak mau LDR dengan suami, saya yang akan mengalah sebab kalau saya LDR, saya akan banyak kehilangan kesempatan memperoleh pahala melayani suami sebagaimana yang dilakukan oleh Sayyidah Muthi'ah ra. Kalau LDR an bagaimana mungkin saya bisa menyiapkan sarapan dan makan malam untuk suami setiap hari, sementara ini pahalanya besar. Kalau LDR, bagaimana mungkin saya bisa menyiapkan pakaian kerja, menyetrikakan, menyiapkan handuk dan alat mandi sedang ini pahalanya besar beserta pelayanan pelayanan lainnya seperti senyum di hadapan suami, menguatkan dia saat capek dan lelah, menemaninya dalam suka dan duka. Yang aku korbankan tidak ada apa-apanya dengan yang diteladankan Sayyidah Khodijah ra dan Sayyidah Muthi'ah ra. Sayyidah Khodijah ra rela meninggalkan karir dan memberikan seluruh harta, pikiran, tenaga untuk menemani suami berjuang di jalan Allah swt. Sayyidah Muthi'ah tidak berani memasukkan tamu ke dalam rumah tanpa izin suami sekalipun tamunya adalah sayyidah fatimah ra (anak rosulullah saw) dan Sayyidina Hasan ra serta Sayyidina Husain ra (cucu rosulullah saw) demi taatnya pada perintah rosulullah saw bahwa surga istri ada pada ridho suami. Hari-harinya untuk ibadah dan melayani suaminya. Saya tidak mau LDR, karena saya akan kehilangan banyak kesempatan meraih pahala melalui melayani suami. Suami dan anak adalah prioritas. Melayani suami dengan maksimal adalah ladang surgaku untuk mencapai puncak cinta tertinggi yakni meraih ridho Allah swt. Sedangkan urusan anak, in syaAllah aku ingin aku sendiri yang menjadi madrosah pertama yang mendidik ilmu dan akhlak sebelum anak kupondokkan.

2. Mencari nafkah atau karir adalah tanggung jawab suami, sedangkan istri tugas utamanya adalah melayani suami dan anak. Meskipun begitu, saya tidak kaku, tergantung situasi dan keadaan. Bila diperlukan, misal suami menghendaki menjadi wanita karir pun, saya akan menjadi wanita karir sekaligus IRT. Tetapi meskipun menjadi wanita karir, tetap tugas utama sebagai istri dan ibu menjadi prioritas saya. Seorang istri kerja bukan sebagai tulang punggung keluarga melainkan untuk membantu perekonomian keluarga, yang bertanggung jawab mencari nafkah tetap suami. Baik menjadi IRT maupun wanita karir atau menemani suami jualan in syaAllah siap semua. Dan semua ini sudah saya pelajari ilmunya, sudah saya praktekkan juga sebagai persiapan saya. Dimana saya menyiapkan diri bisa bisnis/dagang apa saja yang halal dari online maupun offline. Biar apa? Biar misal kemungkinan suami menghendaki saya jadi IRT. Saya tetap bisa kerja dari rumah, bisnis dari rumah baik bisnis jasa maupun jualan produk.

3. Saya mantab, bahwa rizki dijamin Allah. Kalau kualitas diri bagus, in syaAllah dimanapun akan dicari dan kesempatan akan Allah hadirkan. Bahkan burung dalam sangkar pun tetap makan, rizkinya dijamin Allah. Kecuali saya sudah nikah, sudah ikut suami dan tahu lokasi kerja suami dimana. Lantas suami mengizinkan saya ikut cpns, maka saya ikut cpns dan nyari lokasi di daerah suami barangkali ada lowongan CPNS di lokasi dimana suami saya kerja dan berdomisili. Itu pun kalau diizinkan, kembali lagi bahwa ridho Allah bersama ridho suami untuk wanita yang sudah menikah sebagaimana yang dicontohkan Sayyidah Muthi'ah ra. Alhamdulillah saya bisa kerja apa aja, jadi tidak pusing berada dimana pun. Saya pun mantab rizki pasti cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, tapi tak akan pernah cukup untuk gaya hidup. Selama hidup penuh syukur, in syaAllah akan dicukupkan Allah. Dan prinsipku nanti jika aku sudah menjadi seorang istri, aku tidak menuntut banyaknya nafkah harta yang diberikan suami, aku akan menghormatinya jika ia sudah melaksanakan kewajibannya. Yang aku tuntut adalah kehalalan nafkah rizki yang diberikan untukku dan anak-anakku, sebab nafkah rizki yang menjadi sumber makanan (dimakan) ini menjadi rujukan atau riyadhoh untuk memiliki dzuriyah ngalim cerdas soleh solekhah serta agar dzuriyah terhindar dari maksiyat. 

Sekaligus saya jawab, kapan nikah?. In syaAllah di saat yang tepat di waktu yang tepat di jam terbang Allah, di saat saya menemukan yang mencintai saya dan saya mencintainya. Pola pikir sefrekuensi serta visi misi dunia akherat sama. In syaAllah kalau sudah menemukan yang sevisi semisi dunia akherat, ya segera. Semua kembali ke Allah. Saya tidak terlalu ambil pusing, desakan banyak pun, bullying banyak, tidak akan merubah prinsip saya. Allah yang menjamin in syaAllah. Tuhanku Ar Rohman, tak akan menyia-nyiakan pengorbananku dan persiapanku.

Sungguh...

Dalam keluarga itu harus ada yang mengalah, dan soal karir aku mau mengalah sama suami. Akulah yang menemani dimanapun ia bertugas kerja domisilinya. Betapa banyak kasus di lapangan yang atas izin Allah (biidznillah) kujumpai, dimana dalam keluarga yang tidak mau mengalah berujung cerai. Sebagaimana contohnya 2 kasus terakhir yang kujumpai, istrinya dari Jepara dan suaminya dari Blora. Istri tidak mau ngalah diajak suami ke Blora, suami juga tidak mau ngalah diajak berumah di Jepara. Alhasil cerai. Satu lagi, istrinya seorang bidan dari Blora, suaminya seorang sales marketing dari Jepara dan sama sama anak tunggal. Mereka sudah menikah dan sudah memiliki anak satu, tidak ada yang mau mengalah, qodarullah cerai. Saya tidak mau hal ini. Semuanya sudah saya pertimbangkan matang-matang dan akherat menjadi tujuan.

Menerima lelaki sebagai pasangan hidup pun tidak bisa ngawur, karena menikah bukan game. Menikah adalah ibadah paling lama, sehingga saya mau yang pola pikir sefrekuensi, visi misi dunia akherat sama sehingga nanti saya dapat mengabdikan hidupku melayaninya dengan baik layaknya Zaujati Muthi'ah ra dan Zaujati Khodijah ra. Setelah menikah, surga istri ada pada ridho suami. Maka jangan salah memilih suami, salah memilih ukuran baju saja nyesalnya sebulan dua bulan. Kalau salah memilih suami, visi misi dunia akherat tidak sejalan, menyesal selamanya dan rumah tangga layaknya neraka.

Apapun pilihanmu, pahami dimana letak surgamu. Jadikan syari'at sebagai pedoman, hakekat sebagai penyeimbang. Prioritaskan akherat, teladani ummahatul mukminin dan para orang soleh terdahulu. Semoga keberkahan untuk kita semua. Aamiin.

Untukmu yang bertanya dan aku jawab, mohon hormati keputusanku. 

Jadi, jangan salahkan orangtuaku atas pilihanku untuk taat. Orangtuaku meminta pun jika aku tidak mau ta'at sudah barang pasti tidak kulakukan. Aku memilih taat adalah keputusanku yang kupilih. Orangtuaku mendidik kebaikan dan aku memutuskan untuk samikna wa athokna. Semoga barokah taat menjadi lantaran hidupku bahagia dunia akherat dan mendapatkan ridho Allah swt. Aamiin Ya Rabb. Ya Mujib Asa'ilin.


Salam,


Dewi Nur Halimah 

Selasa, 27 Juli 2021

MERAIH BIRRUL WALIDAIN, MENGGAPAI RIDHO ILAHI

MERAIH BIRRUL WALIDAIN, MENGGAPAI RIDHO ILLAHI 
*****
Oleh Dewi Nur Halimah

*****

Ditulis berdasarkan kisah nyata penulis. Didedikasikan untuk anak-anak yang pernah mengalami atau sedang mengalami beda pendapat dengan orangtua. Ingatlah, ridho orangtuamu adalah ridho RabbMu.

Assalamu'alaikum. Wr. Wb

Salam sejahtera untuk kaum muslimin yang membaca tulisan ini, semoga rahmat Allah swt untukmu.

Sebelumnya, perkenalkan  namaku adalah Dewi Nur Halimah, orang-orang biasa memanggilku dengan sebutan Halimah. Aku adalah sarjana Biologi dari Universitas Diponegoro, lulus cumlaude dengan IPK 3,76 dan menjadi Mawapres (Mahasiswa Berprestasi) utama dari Biologi 2015, dan juara 2 Mawapres Fakultas Sains dan Matematika. Menyelesaikan studi tepat 4 tahun meskipun pernah sakit 6 bulan karena kecelakaan, kendati demikian aku banyak bersyukur, alhamdulillah tidak molor lulusnya. Tepat 4 tahun, normal kelulusan mahasiswa. Meskipun seandainya tidak sakit, bisa kurang dari 4 tahun.

Dahulu...
Semasa kuliah aku sangat aktif organisasi, pendiri 3 organisasi sosial dan aktif semua hingga lulus, serta aktivis lomba berbagai bidang. Dulu, aku sangat berambisi kuliah S2 dan S3 di LN. Bagiku sesuatu yang keren jika aku bisa ke LN terutama ke Amerika. Pelatihan dan persiapan pun kupersiapkan matang sejak Januari 2016 sebelum aku lulus sekitar semester 6 mau 7. Mulai pelatihan bikin letter of acceptance, recommendation letter, motivation letter, les les persiapan IELTS, dll. Alhamdulillah bimbingan lolos, maka senyumku pun sumringah. Aku pun ikut bimbingan selama 6 bulan. Seingatku waktu itu yang daftar 800 untuk ikut kelas bimbingan, yang diterima sekitar 200 saja secara nasional, lainnya gugur. Alhamdulillah aku masuk top 200 peserta terpilih, dan lolos seleksi hingga final. Alhamdulillah aku punya networking bagus, aku dekat dengan seorang dekan ITS dan beberapa dosen berprestasi dari universitas-universitas ternama. Mereka mengetahui kegigihanku, dan mereka pun merekomendasikan beasiswa professor padaku. Alhamdulillah, kabar bahagia untukku. Beasiswa ke LN itu banyak macamnya, LPDP yang paling terkenal. Namun ada juga beasiswa profesor. Sekedar informasi bahwa beasiswa laboratorium/ profesor adalah beasiswa yang diberikan profesor yang berasal dari project grant dari instansi pemerintah. Oleh karena itu, profesor membutuhkan mahasiswa untuk membantu melaksanakan proyek. Mahasiswa yang diterima harus melakukan pekerjaan di labotarium dan sekaligus belajar di perkuliahan. Biasanya yang memiliki peluang besar di beasiswa ini adalah jurusan berkaitan dengan science dan engineering, tetapi tidak menutup kemungkinan ada jurusan lain yang membuka peluang yang sama.

Persiapan matang, belajar sungguh-sungguh, hati sumringah karena dari teman teman yang dihubungi hanya aku. Aku dari UNDIP, tapi networking luas dan kujaga silaturahmiku pada siapapun yang kutemui. Alhamdulillah dipertemukan Allah swt dengan orang orang baik lintas universitas.

Jalan masih panjang...
Masih berliku, terjal dan berbatu. Di satu sisi aku sudah persiapan matang, di satu sisi beasiswa sudah di depan mata. Qodarullah ibu bapakku tidak ridho jika aku melanjutkan kuliah ke LN, apalagi ke Amerika, Jepang atau Korea.

Spontan air mataku tumpah, kenapa di saat semua tercapai, justru orangtua tidak ridho.

"Kalau kamu nekad ke LN, tidak apa apa. Tapi ibu tidak meridhoimu," kata ibuku yang masih terpatri di benakku.

Spontan air mata basah kuyup membasahi pipiku.

"Tapi bu, bukankah menuntut ilmu hukumnya wajib. Menuntut ilmu bukankah dari lahir hingga ke liang lahat. Bukankah nabi mengatakan bahwa tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri China. China kan LN sama halnya Amerika dan Jepang. Lalu kenapa engkau tidak meridhoiku bu?," kataku dengan linangan air mata yang terus membasahi pipiku. Hatiku hancur berkeping-keping, di saat kurang selangkah berangkat, justru terjegal restu orangtua.

Ibuku pun sama sama menangis, tanganku di genggam.

"Nduk, menuntut ilmu hukumnya wajib tetapi ilmu agama. Hukum menuntut ilmu itu luas. Menuntut ilmu wajib fardhu ain untuk ilmu agama seperti tajwid, tauhid, fiqih, dll. Menuntut ilmu hukumnya fardhu kifayah seperti ilmu kedokteran, sains, ipa, menjahit, dll. Menuntut ilmu hukumnya haram seperti belajar ilmu sihir dan perdukunan. Sedang ilmu  biologi yang mau kau lanjutkan itu hukumnya fardhu kifayah nduk, sudah banyak yang mewakili seandainya pun engkau mau lanjut di Indonesia in syaAllah tidak masalah. Ibu tidak melarangmu S2 ke LN. Boleh-boleh saja dan sah-sah saja asal kamu ditemani makhrammu, syaratnya kamu harus menikah dulu disana ditemani suamimu. Sekarang jawablah pertanyaan ibu:
  1. Di LN terutama Amerika mayoritas makanannya adalah makanan haram yang dicampur minyak babi. Lalu bagaimana kamu menjaga diri dari makanan haram sementara kamu dengan sengaja mau pergi ke sana?. Tidakkah kamu takut siksa neraka? 
  2. Di LN banyak yang toharoh dengan tisu. Tisu itu tidak bersih dibuat sesuci ketika habis buang air besar. Betapa banyak mayyit di siksa di alam kubur karena tidak suci ketika bertoharoh. Bagaimana kamu menjaganya sementara kamu dengan sengaja mendatangi negara itu?
  3. Di luar negeri terutama negara yang hendak kamu tuju. Lelaki perempuan pergaulan bebas, ikhtilat. Keluar bareng lelaki bukan makhram biasa, pergi ke klub biasa, runtang-runtung berduaan biasa, bahkan perzinaan bebas. Bagaimana kamu menjaga diri dari pergaulan bebas terutama ikhtiat dan terhindar dari zina sementara engkau sengaja datang ke sana?.
Jawab pertanyaan ibu nduk," kata ibu dengan linangan air mata.

"Bismillah, Halimah akan menjawab pertanyaan ibu.
  1. Soal makanan ibu tidak perlu kawatir, meskipun banyak makanan yang haram, tetapi halal food di LN pun banyak soalnya mahasiswa muslim yang kuliah di sana pun banyak. Bukankah ibu juga tahu keteguhan hati Halimah selama ini untuk menjaga diri agar makanan yang masuk ke perut Halimah dengan halal. Bukankah ibu telah mendidik itu, in syaAllah itu yang akan kuterapkan. Ibu tidak perlu kawatir.
  2. Soal toharoh, in syaAllah Halimah juga sudah belajar ini dan selama ini Halimah amalkan bukan Bu?. Iya, Halimah amalkan. Di luar negeri pun in syaAllah Halimah toharoh dengan air, bukan tisu biar bersih najisnya. Kalau tidak ada air di toiletnya, Halimah akan persiapan beli botol air untuk toharoh. Halimah yakin ketersediaan air masih ada melimpah. Kan banyak juga yang mandi. Dimanapun air dibutuhkan untuk mandi. 
  3. Putrimu bukankah tidak pernah pacaran dan selalu taat ibu. Ditembung pun tidak pacaran demi menjaga pesan ibu. Selama ini tidak pernah keluar sesama lelaki ajnabi, lalu kenapa ibu menghawatirkanku. Bukankah ibu telah mendidik tauhid untuk Halimah. Justru ini in syaAllah jadi ladang pahala Halimah buk, selain belajar sains mendalam di LN nanti Halimah akan menjadi duta Islam, Halimah akan dakwah mengajak orang masuk Islam di negara minoritas muslim itu. Bukankah ini ladang pahala. Kalau mendakwahkan Islam di negara mayoritas muslim kan wajar bu. Tapi kalau mengajak non muslim memeluk Islam di negara minoritas muslim kan luar biasa. Boleh nggeh bu, Halimah sangat ingin kesana," rayuku sembari memegang tangan ibukku.
"Ibu tidak mengizinkanmu nduk. Kecuali kamu ditemani makhram dalam hal ini suami. Selama di Indonesia, di Blora. Kemana pun ketika malam, bapakmu selalu menemanimu selepas magrib dan engkau selalu ditemani bapak. Di sana makhram yang menjagamu siapa?. Perzinaan banyak, pacaran banyak, boncengan laki laki perempuan bukan makhram banyak, dosa nduk. Akherat lebih utama. Ta'atilah ibukmu. Ibu ridho, penuhilah persyaratan ibu."

Saat itu juga air mataku tak terbendung. Aku bersimpuh, tangisku pun pecah. Aku renungi dalam-dalam pernyataan ibuku. Aku sempat mencurahkan kegalauan beratku pada kawan dekatku, qodarullah dia bukan menenangkan aku. Dia justru mengompori aku untuk kabur dari rumah dan nekad aja ke LN tanpa restu orangtua. Aku pun hampir termakan hasutan itu, terlebih kondisiku lagi galau-galaunya tak tahu arah. Baju-baju kukemasi ke koper, sudah ada yang mau menjemput dan mau nekad. Qodarullah saat aku mau pergi, ibu kaget dan sakit.  Ibu demam, ngedrop, langsung sakit. Aku tak tega, daripada kehilangan ibu lebih baik kehilangan kesempatan kuliah di LN. 

Aku mencoba menghubungi yang menyarankanku kabur. 
"Ibukku sakit saat mau nekad ke LN. Aku nggak tega. Kalau aku kabur, sebelum berangkat ke LN. Transitnya kemana?" tanyaku untuk mengetahui seberapa peduli ia. Apakah ia benar-benar peduli atau hanya menjebakku. 

Jika ia peduli otomatis ia akan menjawab:
"Kabur saja ke rumahku dulu sebelum berangkat ke LN. Sementara rawat ibumu dulu sampai sembuh baru setelah beliau sembuh, kamu nekad ke LN. Buktikan kamu bisa ke LN dan sukses belajar di sana." 

TIDAK... 
Wallahi jawabannya tidak demikian. Ia tidak peduli denganku, dan sarannya adalah saran destruktif yang menghancurkanku dengan mengambil momen saat aku galau dan dibawah alam tidak sadar. 

Dia menjawab 
"Ya pergi kemana keg, terserah kamu. Ya abaikan ibumu. Itu urusanmu bukan urusanku," jawabnya. 

"Bukankah yang nyaranin aku kabur itu kamu? Kamu kan yang nyuruh aku nekad. Kog kamu nggak peduli. Jahat kamu." 

"Lah urusanmu, ngapain aku repot-repot ngurusin kamu. Saran kan nggak harus dilakukan. Salah sendiri mau melakukan."

Sangat sakit rasanya... 
Sungguh, dia mengingatku kisah Nabi Adam AS, Siti Hawa, Iblis dan buah khuldi. Iblis merayu Siti Hawa dan Nabi adam untuk memakan buah khuldi yang dilarang Allah swt, tapi saat Allah swt murka pada Nabi Adam dan Siti Hawa sehingga mengeluarkannya dari surga. Iblis tidak membantu, tidak tanggung jawab atas rayuan dan sarannya. Ternyata justru mentertawakannya. 

Dari sini aku kecewa berat. Alhamdulillah Indri, sahabatku memotivasiku. Ia pun memintaku kembali ke Ibu. Aku rawat ibu hingga sembuh. 

"Nduk, Ibu bukan nggak boleh kamu kuliah di LN. Boleh nduk, tapi ditemani makhram, nikah dulu biar disana ditemani suamimu. Ibu tenang, kehormatanmu ibu pasrahkan pada lelaki halal yang akan menjagamu," kata Ibu sembari merangkulku. 

Aku pun berwudhu, dalam sembab bengkak air mataku, aku mengadu ke Rabbku.

"Duhai Allah, aku nikah gimana. Aku belum siap nikah. Aku siap nikah minimal usia 24 sedang usiaku baru 22. Lelaki yang cerdas sama sama mau kuliah di LN dengan Universitas tujuan sama susah ya Rabb. Adakah 😭. Haruskah aku mengurungkan mimpiku."

Beberapa hari aku mengurung diri, tiada hari tanpa nangis. Aku pun berjalan sambil berpikir tiba-tiba Allah berikan hidayah lewat kisah Juret, Tsalabah dan Uwais Al Qorni.

Aku pun merenung.
"Ta'at orangtua hukumnya wajib bila orangtua meminta untuk taat ke Allah dan melakukan kebaikan. Duhai Allah, bila kupikir-pikir. Permintaan ibu semua tentang akherat. Beliau memintaku memakan makanan halal, wira' dan juga ingat siksa neraka. Beliau memintaku menjaga toharoh agar sampai benar-benar suci dari najis. Beliau memintaku untuk menjaga diri dari pergaulan dengan lelaki bukan makhram, menjaga diri agar terhindar dari zina, dan apabila keluar ditemani makhram. Masya Allah, semua itu tentang akherat. Aduhai rabbku, maafkan aku. Astaghfirulloh min kulli dzanbi."

Aku pun berlari, kembali menuju ibuku dan bersimpuh memohon maaf. Karena aku tak menemukan pasangan yang bisa menemaniku di LN waktu itu. Akhirnya ambisiku ke LN ku cancel. Kesempatan itu kulepas, akherat lebih kuutamakan. Ibuku, sosok wanita teguh pendirian, yang keras kepala namun teguh prinsip mengutamakan akherat dari kenikmatan duniawi. Sungguh inilah esensi cinta sejati ibukku padaku, ibuku menjagaku agar terhindar dari maksiyat dan selamat dari fitnah zaman. Esensi cinta adalah menjaga yang dicintai agar terhindar dari murka Allah. Begitu aku sadar ini, masya Allah hati terharu. Justru cintaku pada ibuku semakin besar sebab beliau teguh pendirian memikirkan akheratku.

Kawanku, jika engkau berselisih pendapat dengan orangtua, jangan menceritakan masalahmu pada orang yang dekat denganmu sekalipun sahabatmu kecuali sahabat husnul khuluq yang mengingatkanmu akan akherat. Alangkah lebih baiknya konsultasi masalah sama ulama, banyak curhat ke Allah setelah solat, in syaAllah kebaikan untukmu. Tak jarang orang yang perhatian denganmu belum tentu baik, ambilah hikmah dari kisahku di atas, temanku memanfaatkan momen galauku untuk menghancurkan diriku dengan kabur. Kenapa aku percaya dia? Selama ini sebelum kejadian itu, ia tampak selalu perhatian dan baik padaku selama sekitar 1,5 tahun sebelumnya. Memang dia pernah mencintaiku, tapi cintanya tidak kubalas dan aku hanya menganggapnya sebagai sahabat. Qodarullah dendam, padahal tampak dzohir seolah tidak ada apa-apa saat kutolak dan dia tahu aku mencintai orang lain. Saat aku berselisih pendapat dengan orangtuaku, di sinilah dia dendam. Menyetirku dengan pola pikir untuk durhaka ke orangtua, alhamdulillah ada indri (sahabat sejak 2012 di Pesantren Kilat dulu) dan nasehat para ulama. Iya aku itu manteb rasanya, kalau konsultasi masalahku ke ulama. Kalau aku hidup di zaman rosulullah saw, mungkin aku langsung sowan mengkonsultasikan masalahku pada rosulullah saw layaknya Sayyidah Khaulah binti Tsalabah dan Sayyidah Atsma binti Yazid. Namun karena aku hidup di zaman akhir saat ini, maka konsultasiku adalah ke ulama seperti syarifah, habib, atau kiahi yang ahli fiqih dan ahli hikmah untuk kumintai solusi dan arahan terkait masalahku. Sejak kejadian ini, aku tidak gegabah cerita ke orang sekalipun tampak dzohir sahabatku atau orang dekatku. Apa apa ke Allah dan ulama. 

Gagal lanjut S2 di LN,  aku pun memutuskan meniti karir untuk membantu perekonomian keluargaku. Inilah perjalanan karirku yang penuh lika liku, menembus keterbatasan, dan penuh ujian yang berbatu. Aku pun mendaftar kerja sebagai staff BD (Business Development) ke perusahaan design interior cafe. Berkas pun kukirim, alhamdulillah selected dan aku dapat panggilan wawancara. Serangkaian wawancara pun kulakukan. Usai wawancara, aku diajak diskusi sama owner perusahaannya. Kami pun bertukar pola pikir, qodarullah di sinilah aku tahu bahwa beliau adalah wahabi. Melihat potensi dan skill yang kumiliki dari CV dan hasil wawancara, alhamdulillah aku langsung accepted dan ditanya siap kerja kapan, mess sudah disiapkan dan ditawari gaji besar di atas rata-rata. Hatiku berbunga-bunga, tapi di lain sisi aku juga sedih. Owner perusahaan yang menjadi bosku nanti adalah wahabi. Pertanyaan mengepul di otakku, pulang wawancara ketika sudah sampai rumah, akankah ibu mengizinkan?.

Setelah perjalanan sekitar 3,5 jam, alhamdulillah aku pun sampai rumah. Ibuku menyambutku dengan menjawab salam begitu aku sampai rumah. Ibu pun mulai bertanya padaku.

"Nduk gimana hasil wawancaranya?," tanya ibukku.

"Alhamdulillah diterima buk. Bakal digaji bos di atas rata-rata. Beliau bilang skillku dibutuhkan perusahaan dan bagus," jawabku sembari senyum.

"Bagaimana lingkungan kerjamu, gimana bosmu nanti?" tanya Bapak.

"Alhamdulillah lingkungan islam pak, bosku juga muslim tetapi menganut aliran yang berbeda dengan kita. Jika kita ahli sunah wal jama'ah, beliau menganut aliran wahabi. Tapi bapak ibu ndak usah khawatir, Halimah teguh prinsip dan teguh pendirian. Soal kerja ya kerja secara profesional aku jual jasa ke perusahaan, soal aqidah aku tetap aswaja," paparku pada bapak ibukku.

"Bapak tidak ridho kamu kerja di perusahaan milik orang wahabi. Mereka itu radikal, sedikit sedikit dibid'ahkan. Tahlilan, yasinan, berjanjen bahkan solawatan dibilang bid'ah. Bapak ibu tidak mau kamu seperti itu. Orang itu taat sama atasan yang mbayar. Kalau kamu kerja untuk mereka, perlahan otakmu pun dicuci mereka. Ya awalnya dirayu digaji diatas rata-rata, kesukaanmu diberikan semua, tapi nanti kamu dicuci pola pikirnya harus mengikuti mereka. Bapak tidak ridho dunia akherat kalau kamu kerja di sana," kata Bapakku tegas. 

"Ibu juga tidak ridho dunia akherat. Kita ini aswaja nduk, jangan gegara hubbud dunya menjual aqidah kita. Ibuk percaya kamu teguh prinsip, teguh pendirian. Namanya orang, dirayu terus pasti ada lemahnya apalagi kesukaanmu diiming-imingi semua. Pilih akherat nduk, belajar dari kisah ulama dan kisah wahabi di Timur Tengah. Ibu tidak ridho kamu disana. Tugas ibu mengarahkan akheratmu. Ibu tidak gila harta, hidup kalau penuh syukur pasti dicukupkan Allah. Daripada engkau beri uang dari kerja di sana yang berdampak aqidahmu rawan tergadaikan, lebih baik ibu tidak engkau beri. Prioritaskan akheratmu. Ibu gagal mendidikmu kalau kamu nekad ke sana. Cintai sholawat, yasinan, tahlilan, ahlul bait, dzuriyah rosulullah. Jangan seperti wahabi yang sedikit sedikit membid'ahkan. Toleransi tapi tetap menjaga aqidah dan syari'at," kata ibuku. 

"Nggeh Pak, Buk. In syaAllah Halimah akan mengirimkan surat resign. Karena Halimah minta waktu 3 hari sebelum menandatangani kontrak kerja, Halimah izin meminta ridho bapak ibu dulu," jawabku. 

Aku pun memutuskan untuk birrul walidain dengan taat orangtua, toh orangtuaku memintaku kebaikan yakni mengutamakan akherat, mereka tidak menuntut kekayaan harta dariku tapi menuntutku taat syari'at dan hakikat serta menjalankan kebaikan. Berdasarkan pertimbangan matang, surat resign pun kukirimkan CEO. Mencoba bangkit dan tak berputus asa, aku pun melamar pekerjaan lain. Sambil apply-apply dan menunggu pengumuman panggilan kerja, aku mendirikan bimbingan belajar di rumah. Alhamdulillah ala kulli hal, ramai anak-anak les tiap hari hampir 20 - 50 anak yang datang ke rumah untuk meminta les.

Pada Januari 2017, aku pun pergi ke Pare, Kediri, Jawa Timur untuk bekerja di Yayasan Lembaga Bimbingan Masuk Perguruan Tinggi. Di tempat ini aku mengajar soal-soal SBMPTN tulis agar para siswa lolos SBMPTN. Alhamdulillah ala kulli hal, atas nikmat yang Allah berikan, di Pare Kediri, aku banyak belajar hal-hal baru. Selain berbaur dengan anak-anak, aku juga mencoba memahami adat setempat. Kehidupan di Pare yang tersohor sebagai kampung Inggris terlihat sangat damai dan rukun. Kepedulian masyarakat terhadap pendidikan juga sangat tinggi. Anak-anak dari berbagai penjuru seperti dari pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan lain-lainnya datang ke Pare untuk mengikuti bimbingan les bahasa Inggris. Antusiasme anak-anak yang kuajar di yayasan juga sangat tinggi. Saat kusodori soal-soal pemanasan untuk menjajaki seberapa jauh kemampuan mereka sebelum kuberikan materi, mereka sangat bersemangat menjawab. Setelah 10 hari di sana, aku izin resign karena aku harus ikut seleksi Indonesia Mengajar. Alhamdulillah aku lolos tahap administrasi seleksi Indonesia Mengajar. Tahap wawancara, psikotes, dan sebagainya lolos. Tetapi gagal di tes kesehatan, dimana aku memiliki riwayat atsma. Sementara nanti aku ditempatkan di daerah terpelosok, terdalam, dan terluar. Akhirnya aku gagal di sini, kenapa tidak diterima?. Karena tahun sebelumnya aku daftar, ada juga volunteer Indonesia Mengajar yang meninggal karena riwayat atsma. Atas pertimbangan itu di final gagal. Keselamatanku jadi pertimbangan. 

Aku mencoba tegar meskipun kenyataan pahit. Aku yakin ini adalah jalan terbaik Allah, ketika lolos semua tapi gagal di kesehatan sebab riwayat atsma. Padahal aku juga hobi muncak dan mantai, cuman dari panitia khawatir. Selanjutnya aku mendaftar sebagai Representative Delegate Trainee di PT. Nestle. Alhamdulillah lolos tahap administrasi, gagal di tahap wawancara. Tepatnya saat ditanya persyaratan bisa menyetir mobil atau tidak. Bisa menyetir mobil adalah persyaratan utama Representative Delegate Trainee karena nantinya akan diberikan fasilitas mobil untuk kerja dan karenanya wajib bisa nyetir. Sedangkan aku belum bisa menyerir mobil. Aku mencoba bangkit lagi dan tidak putus asa. Aku sadar dan menerima ini dengan lapang dada, karena memang persyaratan utama bisa nyetir mobil. 

Pulang seleksi aku naik kereta menuju Blora. Iya, dari Bandung - Blora. Di kereta, orang yang duduk disampingku ngobrol lama sama aku. Kami diskusi soal pendidikan, sosial, dan karir. Tak kusangka, di akhir diskusi beliau tertarik dengan pola pikirku dan CV-ku yang kuperlihatkan padanya dan karya-karyaku, spontan beliau memberi kontak nomor HP-nya dan memberi kartu nama. Aku pun mengucapkan terima kasih. Setelah itu aku diam, menoleh samping jendela kaca kereta sambil melihat pemandangan gelapnya malam dan kerlap-kerlip lampu mewarnai kota. Kupegang kartu nama, kulihat namanya, lalu ku searching di Google. Kalau orang terkenal, atau punya track record jejak biasanya banyak muncul di berita dan di sosmed. Kulacak semua dengan lincah sebagaimana biasanya aku intel networking. Subahanallah, ternyata keren. Beliau adalah founder sekaligus pemilik jabatan tertinggi di salah satu PT. Asuransi di Indonesia. Tak lama kemudian melihat kelincahanku, beliau melirik dan berkata. 

"Kamu cerdas ya, dapat kartu nama langsung searching track record jejak. Iya, aku owner perusahaan. Aku suka pola pikir, kelincahanmu, dan karya-karyamu. Kalau kamu mau, kamu boleh gabung ke perusahaan dan langsung accepted," katanya. 

"Benar Pak?. Alhamdulillah, saya minta waktu 3 hari untuk menjawab, ya Pak. Saya mau minta izin orangtua dulu. Diizinkan tidak. Terimakasih, senang mendengar informasi ini dari Bapak." 

Begitu aku sampai rumah, aku pun memberikan kabar gembiraku terkait aku bertemu CEO asuransi dan ditawarin kerja langsung accepted di job position yang bagus. Begitu mendengar kata asuransi. Bapak langsung menjelaskan secara fiqih hukum kerja di asuransi. 

"Nduk. Kerja di asuransi konvensional itu hukumnya haram karena ghoror (untung-untungan). Contohnya gini, kamu sebagai konsumen/client asuransi kan bayar asuransi tiap bulan, tapi uangmu tidak bisa dicairkan. Bisa digunakannya kalau sakit aja atau kecelakaan. Lah kalau sehat sehat aja ya nggak bisa manfaatin. Ini  namanya akalan, dosa. Kecuali asuransi syari'ah yang benar-benar menjalankan prinsip syari'ah ya halal. Prinsip syari'ah yang dihalalkan apa saja, ini nduk: 
  1. Tidak memasukkan unsur riba dalam perhitungan premi.
  2. Menggunakan akad asuransi yang diperbolehkan dalam Islam.
  3. Investasi yang terdapat dalam asuransi tidak mengandung unsur riba, judi, penipuan, dll.
  4. Perusahaan asuransi harus menerapkan prinsip syari'ah dalam menyelenggarakan asuransi syari'ah.
  5. Pengelolaan asuransi hanya dilakukan oleh satu lembaga saja.
  6. Besarnya premi dihitung berdasarkan rujukan tabel mortalita untuk asuransi jiwa serta morbidita untuk asuransi umum.
  7. Perusahaan asuransi diperbolehkan menerima ujrah dari pengelolaan dana tabarru’ yang disetor nasabah.
Bahkan nduk, sekalipun asuransi namanya syari'ah tapi kalau tidak benar benar menjalankan prinsip syari'ah ya haram. Nah pastikan dulu perusahaan asuransi yang nawarin kamu kerja itu sistem e konvensional atau syari'ah. Kalau konvensional, nggak usah diterima. Kalau sistem e syari'ah dan benar-benar menjalankan prinsip syari'ah tanpa riba dan ghoror, diambil tidak masalah," papar bapakku.

Setelah kupertimbangkan matang-matang penjelasan bapak, aku pun msmilih menolak tawaran itu. Aku khawatir ghoror apalagi sudah tahu sistemnya. Aku mau rizki yang kuperoleh halal, tidak riba juga tidak ghoror.  

Sebulan kemudian aku mendaftar sebagai pegawai bank. Serangkaian seleksi kulalui mulai dari dari seleksi berkas dan wawancara. Alhamdulillah ala kuli hal aku lolos diterima sebagai bank. Aku pulang dengan raut berbunga-bunga, wajah sumringah dan mata berbinar-binar. Kusampaikan kabar gembira aku diterima kerja di bank kepada orangtuaku. Sayang, kehendak Allah berkata lain. Orangtuaku tak meridhoiku bekerja di bank. Iya, aku jarang cerita soal planning, barulah kalau sudah hasil aku cerita dan minta izin. Aku lebih suka hasil bicara, masalah direstuin ya lanjut, tidak direstuin ya mundur. Biasanya diam-diam aku ikut seleksi, barulah kalau mau final berhasil aku minta restu ibu sama bapak. Ini kata orangtuaku tatkala aku minta izin kerja di bank. 

"Bapak ibu ndak ridho kamu kerja dibank. Memang ada dua ulama, ada yang membolehkan kerja di bank, ada juga yang mengharamkan. Tapi mayoritas mengharamkan. Kita ambil hukum yang hati-hati saja, wira'. Kerja di bank itu rawan riba nduk, sedang riba hukumnya haram. Memang orang nabung di bank, transfer di bank, bahkan naik haji lewat bank, tapi kan kepepet karena sistemnya begitu. Mereka tidak meminta bunga, diberi sendiri berarti kan hibah. Lah kalau sengaja kerja, gajinya dari riba orang yang hutang lak harom. Kalau masih ada kerjaan lain yang aman, pasti halalnya. Cari yang lain nduk. Ibu nggak mau makan uang riba, riba haram bukumnya, pedih siksanya. Jika kamu tetap kerja di bank ya silahkan, itu keputusanmu, itu pilihanmu. Tapi uangnya tidak usah kamu berikan kami, kami tidak mau diberi uang hasil riba, kamu makan sendiri."

Kebahagiaanku seketika pudar, wajah berseri mendadak berubah mendung bak langit yang hendak memuntahkan hujan deras. Mataku berkaca-kaca hendak memuntahkan lahar dingin di pipiku, namun sesekali aku menyekanya. Bagaimana mungkin aku bekerja untuk diriku sendiri tanpa kuberikan orangtuaku?. Tidak. Aku kerja untuk membahagiakan orangtuaku di samping diriku. Aku tak mau kerja di tempat dimana ibuku tidak mau menerima uang dariku. Bagaimana mungkin aku tega melukai hati orangtuaku terlebih ibu yang melahirkanku dan  membesarkanku. 

Dengan linangan air mata kuputuskan resign dari bekerja di bank sebelum menandatangani kontrak kerjasama. Alhamdulillah, ridho ibu adalah ladang surgaku maka entah ibu setuju atau tidak, aku selalu meminta restu dan doa darinya. Jika direstui aku maju, jika tidak direstui maka aku mundur. Anak wajib taat orangtua selama yang diperintahkan orangtua bukan kemaksiyatan, kedzoliman, dan menyekutukan Allah swt.

Bersamaan dengan aku resign dari kerja di bank, aku mendapatkan surat panggilan kerja di perusahaan yang bergerak di bidang kelapa sawit di Kalimantan. Qodarullah, ibuku tidak merestui putrinya merantau di luar Jawa. Ibu menghawatirkan keselamatanku, terlebih aku anak perempuan. Aku pun menaati ibu sebagai bentuk birrul walidain.

Pada bulan April 2017, setelah resign dari kontrak kerjasama di bank dan tidak mengambil kesempatan kerja di perusahaan kelapa sawit, aku mendaftar di PT. Bimbing Island Indonesia dan diterima sebagai staff RnD (Research and Development). CEO perusahaan ini sangat baik dan sayang kepadaku, memperlakukanku layaknya anak sendiri. Aku bertemu CEO perusahaan saat aku presentasi lomba di pameran, dan beliau tertarik dengan produk inovasiku. Dari situ, aku direkrut jadi pegawainya tanpa seleksi karena beliau sudah mengetahui potensi dan kemampuanku saat presentasi lomba. Ketika berangkat ke Jakarta, sampai di stasiun pasar Senen aku dijemput supir bos untuk diantar di mess. Sebelum ke mess, saya diajak makan malam dulu di restaurant bersama keluarga bos. Suatu kebahagiaan bagiku, karyawan diperlakukan baik oleh CEO perusahaan ketika pertama kali datang.

Meski pegawai baru, alhamdulillah aku sering dipercaya untuk memimpin meeting dan diajak meeting ke luar kantor, bertemu partner bisnis. Bukan hanya itu, aku juga dipercaya untuk mempresentasikan pemaparan produk dalam rangka menyambut kunjungan kerja Menteri Keuangan (Menkeu) serta Menteri Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), menyambut kunjungan kerja dari salah satu Universitas di Australia, serta presentasi produk kepada client. Alhamdulillah ala kulli hal, Allah berikan nikmat yang tak terduga nan indah.

Kedekatan bos dan keluarga bos kepadaku serta kepercayaannya kepadaku yang sering kali memuji kinerjaku rupanya memicu rasa iri karyawan lain. Tak jarang mereka mengerjaiku, memfitnah hingga membuatku menangis. Pernah suatu ketika, aku dipaksa belanja ke pasar. Pekerjaan yang seharusnya tugas office boy dilempar keladaku dengan ancaman dan bentakan dari karyawan-karyawan lain. Belum fitnah lain yang membuatku menangis. Sikap karyawan yang membully dan mengerjaiku gegara iri karena aku diberi kepercayaan bos tidaklah kubalas dengan keburukan serupa. Aku tetap menyapa mereka dengan ramah ketika bertemu dan tetap kuberlakukan dengan baik. 

Sepulang kerja dari perusahaan, setiap habis magrib aku mengadakan bakti sosial yakni sepekan 3 kali. Aku mengajar ngaji anak-anak buruh di sekitar kawasan pabrik. Antusiasme anak-anak yang ikut mengaji alhamdulillah cukup banyak, sekitar 20-an anak. Suatu kebahagiaan bagiku bisa mengajar ngaji anak-anak buruh pabrik dan warga sekitar kompleks pabrik. Tiga kali seminggu yakni hari Senin, Rabu, dan Jum'at, aku mengajar anak-anak.  Pada hari Senin mengajar fiqih, Rabu mengajar Siroh atau kisah islami, dan Jum'at mengajar Al Qur’an dan tajwid.

Pada bulan Juni 2017, tepat bulan ramadan, karena bullying dan fitnah teman-temanku kian kejam, aku memutuskan resign dari perusahaan. Sebelum pulang, aku pamitan dengan bosku (CEO Perusahaan) dan anak-anak yang kuajar ngaji. Anak-anak yang kuajar ngaji pun melepas kepergianku dengan hati sedih sebab mereka sudah nyaman kuajar ngaji, paham, dan semangat. Pun demikian dengan bosku. Bosku mengerti kejadian yang menimpaku atas laporan dari HRD, tapi beliau telat mengetahuinya. Beliau menahanku untuk tidak resign, dan hendak memberi hukuman pada karyawan yang membullyku. Tapi aku menahannya, lebih baik aku yang mengalah, in syaAllah rizki dari Allah luas untukku. Aku memikirkan nasib yang membullyku jika dia dipecat. Meskipun jahat, aku kasihan. Dia posisinya ayahnya sudah meninggal, tinggal ibu saja, sudah menikah, masih nyicil rumah, anaknya masih balita. Kalau dipecat, gimana dia bayar cicilan rumahnya, gimana dia nafkahi anaknya, gimana keluarganya. Dengan berat hati, dalam raut wajah dan mata yang berkaca kaca, bos menerima keputusanku untuk resign walau sebelumnya ditahan dan benar-benar tidak mengizinkan resign. Tapi keputusanku bulat, daripada kerja penuh dengan bullying, penuh tekanan batin, tidak nyaman, lebih baik mengalah resign dan mencari pekerjaan lain. Toh kalau memang kualitas diriku baik, in syaAllah aku akan mendapatkan pekerjaan lain dengan mudah. Mengalah bukan berarti kalah, seandainya aku meminta bos memecatnya dan membuka kedzolimannya pun bisa, tapi aku tak tega karena mengetahui keluarga yang mendzolimiku butuh dinafkahi. Mengalah bukan berarti kalah, mengalah adalah jalan kedamaian yang kupilih in syaAllah diganti Allah dengan rizki halal yang lebih baik.

Selanjutnya, aku melamar pekerjaan di salah satu International school di Tangerang. Mayoritas guru dan murid di sini beretnis Tionghoa. Kebanyakan dari mereka menganut agama Kristen, Katholik, dan Khong Hu Chu. Pembelajaran menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi. Seleksi menjadi guru di sini sangat ketat mulai dari seleksi berkas atau administrasi, seleksi wawancara menggunakan bahasa Indonesia, seleksi wawancara menggunakan bahasa Inggris, dan microteaching. Alhamdulillah aku lolos semuanya. Seleksi berkas, skorku paling bagus ditunjang prestasiku terbanyak dari pelamar lain. Seleksi wawancara lancar semua dan microteaching dengan standing applause dari Kepala Sekolah. Hal itu lantaran anak anak paham, bisa menjawab kuis kuisku, kelas asyik dan menyenangkan. 

Selesai microteaching, aku istirahat. Selama istirahat dijamu dengan beberapa hidangan oleh Kepsek. Beliau juga langsung memeluk dan menjabat tanganku. Lalu aku ditanya:

"Miss halimah, pulangnya udah pesan tiket belum?" 

"Sudah Bu. Tiket berangkat dan pulang sudah semua. Yang belum pesen, ya grab dari lokasi sini ke stasiun bu," jawabku sembari senyum. 

Tanpa pikir panjang beliau langsung buka aplikasi grab dan langsung memesankan grab untukku pulang nanti dan dibayari. Padahal jarak sekolah ke stasiun lumayan jauh. Setelah memesankan grab, beliau mengajakku keliling sekolah dan menyatakan aku diterima jadi guru di International school yang beliau pimpin. Aku ditunjukkan messku nanti selama ngajar. Aku juga diberikan fasilitas khusus untuk riset dan membimbing lomba. Di sini tidak ada satupun yang berhijab, awalnya aku dilarang berhijab. Tapi aku kekeh dan tegas kalau tidak boleh berhijab mundur. Sementara mereka sudah takjub dengan hasil seleksiku, sehingga diperbolehkan memakai hijab sendiri jika nanti aku sudah fiks mengajar di sini. Kami pun tawar menawar gaji, dan aku pun minta gaji diatas standar umumnya. Alhamdulillah di ACC. Kata kepala sekolah karena ini sesuai dengan kualitasku dan akan disampaikan ke pemilik yayasan sekolah swasta bertaraf International yang menggunakan sistem bilingual itu. Bahkan jika sudah siap, aku bisa segera TTD Kontrak dan SK Guru yang dikeluarkan oleh yayasan. Senang rasanya hatiku, karena sebelumnya pelamar lain belum dinyatakan lolos, sementara diriku langsung di ACC lolos paska microteaching. Alhamdulillah ala nikmatilah. 

Sebelum mengambil keputusan TTD kontrak, aku meminta waktu 2 hari guna meminta izin bapak ibu. Ternyata ibuku tidak mengizinkanku bekerja di lingkungan minoritas muslim meskipun aku digaji di atas rata-rata. 

"Buk, Halimah ketrima kerja di International School. Alhamdulillah bakal digaji di atas rata rata guru di sana, diberi fasilitas mimpin lab buat riset dan membimbing siswa siswa untuk lomba. Mess sudah disiapkan dan fasilitas diberikan," kataku pada ibu bapak. 

"Alhamdulillah ibu ikutan seneng. Itu di International school ya nduk. Mayoritas di sana gimana lingkungannya?" 

"Mayoritas non muslim semua. Tapi toleransi kog bu. Aku dibolehkan tetap pakai hijabku dan boleh menjalankan ibadahku serta tidak mengikuti acara ibadah mereka yang diadakan sekolah. In syaAllah ini tantangan bagiku pak bu, aku pengen jadi duta Islam disana, ini ladang dakwahku buat ngajak orang masuk islam lewat akhlak dan pola pikirku," jawabku. 

"Ibu tidak mau gegabah. Ibu mau hati hati. Tetangga kita ada yang kerja di lingkungan non muslim, sekarang malah murtad dan menjadi non muslim. Ibu khawatir demikian, bukan kamu yang ngajak orang-orang masuk Islam, justru kamu yang kegeret masuk non Islam meninggalkan Islam. Ibu tidak mau itu, ibu tidak tergila-gila iming iming gaji besar. Betapa ruginya bapak ibu kalau punya anak murtad. Wallahi ibu tidak merestuimu kerja di sana," kata ibuku tegas.

"Keputusan ada di kamu. Kalau nekad ya silahkan. Uang dari kerja di sana tidak usah diberikan kami. Kami kehilangan kamu tidak apa apa daripada tidak bisa dinasehati. Kamu kerja di non muslim, tidak kami akui sebagai anak. Kami lebih takut kalau anak kami meninggalkan Islam daripada memiliki anak tapi tidak ta'at Allah. Hidup mati tidak apa apa kalau dalam kondisi islam, kalau dalam kondisi tidak Islam. Ini yang rugi. Harta pasti cukup kalau kita penuh syukur. Tujuanmu bagus, tapi kami khawatir akan itu. Kamu sendiri, mereka ratusan. Pertama memang kamu dirayu dengan iming iming gaji gedhe, lalu memfasilitasi kesukaanmu, setelah itu mereka pun mau feed back balasan dari semua itu. Ibu tidak mau kamu seperti tetangga kita yang murtad, " kata bapak tegas.

Air mata meluncur deras membasahi pipiku dan hijabku. Aku diam terpaku, tidak menjawab sepatah katapun. Lalu aku solat, sujud lama kutumpahkan perasaanku. Selain itu, aku curahkan masalahku pada ulama yang aku percaya yang in syaAllah ngalim lagi bijaksana. Alhamdulillah aku diarahkan untuk ta'at orangtua. Aku pun merenung, jika kupikir-pikir permintaan Bapak Ibukku baik, mereka memintaku menjaga keislamanku, memprioritaskan akheratku. Maka wajib bagiku menta'atinya sebab perintahnya baik, sesuai syari'at dan menjalankan perintah Allah. Kecuali jikalau orangtua meminta menyekutukan Allah, bermaksiyat, berbuat dzolim maka wajib ditolak, tetapi menolak pun harus dengan jalan halus.

Selanjutnya ibuku memintaku untuk aku mengajar di Yayasan Pesantren, mengajar di madrasah setingkat dengan SMP dan SMA. Memang bisyaroh mengajar di pesantren tidak sebesar di International school, tidak sebesar di Perusahaan atau instansi di kota besar, bahkan 30% dari salary sebelumnya saja tidak ada, masih jauh. Tetapi demi ta'at ibu in syaAllah berkah dunia akherat. Ibuku bilang bahwa bila aku mengajar di yayasan milik pesantren itu artinya aku turut serta memajukan pendidikan pesantren dan berkontribusi untuk kemajuan Islam di bidang pendidikan. Ibuku pun meyakinkanku bahwa dunia hanya sementara sedangkan akherat abadi. Masalah harta pasti cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup tapi tak akan pernah cukup untuk memenuhi gaya hidup. Selama hidup penuh syukur, sederhana, dan tidak neko-neko in syaAllah dicukupkan Allah dan malah masih bisa berbagi. Aku pun ta'at ibu. Bagiku ibuku adalah ladang surgaku hingga aku menikah. Setelah menikah ladang surgaku adalah ridho suamiku. Apapun yang kulakukan wajib izin bapak ibu.

Mengapa aku ta'at ibu? Karena ridho Allah bersama ridho ibuku, apalagi ibuku memintaku selalu mengutamakan akherat dan Islam. Aku selalu teringat kisah juret, Al Qomah, Tsalabah, dan Uwais Al Qorni. Ta'at ibu dalam kebaikan dan syari'at in syaAllah berkah dunia akherat. Semoga tulisan ini bermanfaat bisa menjadi inspirasi terutama bagi pemuda atau anak yang mengalami hal yang sama, keinginannya berbeda dengan orangtua dan bagaimana cara mensikapinya yang bijaksana.