HALIMAH BINTI MASDARI

Rabu, 27 Maret 2019

SIAPA YANG MENYAKITI, KELAK PUN AKAN TERSAKITI

SIAPA YANG MENYAKITI, KELAK PUN AKAN TERSAKITI


Dzalim adalah segala apa yang kamu lakukan yang tidak sesuai syariat agama dimana dampaknya adalah menyakiti orang lain sehingga merugikan. Dalam kedzaliman melibatkan dua pihak yakni pihak yang menyakiti dan yang disakiti. Beberapa contoh sikap dzalim diantaranya:
  1. Kejujuran dibalas kebohongan
  2. Perampasan hak orang lain
  3. Kesetiaan dibalas penghianatan (perselingkuhan, perebutan hak kawan sendiri) 
  4. Seorang suami yang menafkahi anak dan istri dengan harta yang cara memperolehnya haram (riba, ghoror, menyuap, menipu, merampas hak orang lain, dzalim). 
  5. Dan lain lain. 
Dan banyak pula orang yang berlaku dzalim merasa tidak dzalim. Coba tanyakan pada hati nurani, adakah sikapmu menyakiti dan melanggar ketentuan? Hak siapa yang engkau rampas? Janji apa yang engkau ingkari? Amanah apa yang engkau lalaikan?. Maka engkau akan merasakan dari lubuk hati terdalam perihal apa yang engkau lakukan. 

Kawanku... 
Saat engkau berbuat dzalim dan menyakiti orang lain. Tentu engkau bisa lari dari tanggung jawab pada yang kau sakiti. Membiarkannya terluka, menangis, dan larut dalam jurang air mata. Engkau bisa lari dari manusia, tapi engkau tak bisa lari dari Tuhan. Engkau bisa membohongi manusia, tapi tidak dengan Tuhan. 

Dalam agama hindu, ada istilah karma. Maka dalam agama islam, ada istilah balasan. Tuhan itu adil, Allah memberikan balasan pada seseorang setimpal dengan apa yang dilakukan sebagaimana QS. Al Zalzalah ayat 7 dan 8 berikut ini:


Ayat di atas menunjukkan bahwa setiap perbuatan pasti dapat balasan. Kebaikan yang kamu lakukan, cepat atau lambat pun akan kembali padamu. Demikian juga keburukan, cepat atau lambat akan kembali padamu. Balasan itu imbang atau setimpal bahkan lebih, tidak akan kurang seperti kamu saat meminjam uang, minimal bila tidak sama mengembalikannya ya lebih dengan bunga. 

Kawanku... 
Manusia seringkali dusta dengan janji dan perkataannya. Tapi percayalah, kalam Allah dalam Al Qur’an tak pernah dusta. Janji Allah swt pasti benar adanya. Allah adalah Dzat Yang Maha Adil. 

Kawanku... 
Takutlah berbuat dzalim dan menyakiti sebab doa orang yang terdzolimi (haknya dirampas, amanahnya dilalaikan, kebaikannya dibalas keburukan, menerima janji yang diingkari) itu ijabah, tiada penghalang. Apa yang ia pinta, in syaAllah Allah kabulkan. Bila saat ini engkau menyakiti, maka engkau pun nanti akan tersakiti. Tuhan adil kawan, percayalah pada janji Tuhan dengan sepenuh keyakinan. 


Kawanku... 
Balasan pada sebuah kedzaliman itu bukan mitos, melainkan benar adanya. Apa yang tertera di Al Qur’an dan Al Hadits pasti benar adanya. Bukankah telah banyak kisah dalam Al Qur’an menjadi ibroh bagi kita semua. 

Contoh kisah nyata tauladan bahwa balasan Allah itu ada 😊

1. Kezaliman yang dilakukan oleh seorang wanita, Arwa bin Uwais, terhadap seorang sahabat agung bernama Sa‘id bin Zaid bin Amru bin Nufail.

Diriwayatkan pada zaman Bani Umayyah, seorang wanita bernama Arwa binti Uwais mengklaim bahwa Sa‘id telah merampas sebagian tanah miliknya dan menyatukannya dengan tanah milik Sa‘id. Ia menyebarkan hal tersebut di tengah-tengah manusia. Kejahatannya pun terus berkelanjutan hingga ia mengadukan perkaranya kepada gubernur Madinah, Marwan bin Hakam.

Marwan mengirim beberapa orang utusan kepada Sa‘id untuk mengurus perkara tersebut dan perkara tersebut sempat menyulitkan Sa‘id. Ia pun berkata, “Mereka menganggap aku telah menzalimi wanita tersebut. Bagaimana aku menzalimi dirinya, padahal aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda:

مَنْ ظَلَمَ قِيدَ شِبْرٍ طُوِّقَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ سَبْعِ أَرَضِينَ

‘Siapa yang menzalimi seseorang dalam hal sejengkal tanah, pada hari kiamat kelak ia akan dikalungi tujuh bumi.‘ (HR Al-Bukhari dan Muslim).”

Kemudian Sa‘id ra berdoa karena ia telah dizalimi, “Ya Allah, sesungguhnya ia telah mengklaim bahwa aku telah menzalimi dirinya. Jika ia berdusta maka butakanlah matanya dan lemparkanlah ia ke dalam sumurnya yang di sana ia berselisih denganku. Tampakkanlah cahaya kebenaranku di tengah-tengah kaum muslimin bahwa aku tidak menzaliminya.”

Tak berselang lama setelah itu, mengalirlah air bah yang sangat deras dari jurang lembah di Madinah yang menyingkap batas pemisah antara tanah kedua orang tersebut. Sebulan setelah itu, si wanita tersebut mengalami kebutaan. Tatkala ia berkeliling di area tanahnya, ia terjatuh ke dalam sumur yang di sana ia berselisih dengan Sa‘id. Akhirnya, hal itu menjadi jelaslah bagi kaum muslimin bahwa Sa‘id berada di pihak yang benar.

Kawanku... 
Janganlah kita dzalim memfitnah orang lain ataupun merampas hak orang lain sesungguhnya balasan Allah teramat pedih. Itu balasan di dunia, belum di akherat. Ketika balasan Allah tiba, tak ada satupun yang menangguhkannya. Hati hati berbuat dzalim, doa orang yang kau dzalimi in syaAllah ijabah. 

2. Kisah nyata Pemuda Arab yang memperkosa kekasihnya lalu Allah berikan balasan setimpal atas dirinya dan keluarganya. 

Seorang pemuda Arab yang menempuh pendidikan di salah satu universitas di Timur Tengah. Seperti kebanyakan pemuda pada umumnya dia dekat dan menjalin hubungan dengan salah satu teman perempuanya. Hubungan itu terjalin baik mereka saling mencintai. Kehidupan di kampus yang bebas berbaur dengan perempuan, pemuda mana yang tidak dekat dengan perempuan di kampus, kecuali seorang pemuda soleh yang dirahmati Allah dan dijauhkan dari pergaulan bebas. 

Cinta yang seharusnya tetap suci dan bersih itu suatu hari ternodai. Pemuda ini melakukan perbuatan zina dengan kekasihnya. Perempuan itupun hamil. Menangis dan murung, sangat menyesal telah melakukan zina yang membuatnya hamil dan tidak mampu menanggung aib besar.

Keluarga perempuan itu mengetahui anak gadisnya telah hamil tanpa hubungan nikah. Bisa kita bayangkan bagaimana berguncangnya perasaan seorang ibu dan bapak yang mengetahui anaknya telah melakukan zina hingga hamil. Tentu sangat malu.

Setelah ditanya dengan siapa dia melakukan hubungan badan itu. Perempuan ini menceritakanya, dengan salah satu temanya di kampus. Saudara perempuan itu kemudian datang ke kampus mencari pemuda yang dimaksud. Setelah bertemu dia langsung bertanya padanya. Memintanya untuk bertanggung jawab, tapi apa jawaban pemuda yang menuliskan kisahnya ini di Koran?

“Demi Allah saya tidak mengenal saudari kamu, pergilah cari orang yang telah membuat adikmu hamil!”

Tidak bisa kita bayangkan bagaimana perasaan saudara perempuan itu, juga perempuan itu yang menanggung malu sedang kekasihnya tidak mau bertanggung jawab, mungkin dalam diamnya dia berdoa agar Allah membalas perbuatan kekasihnya itu. 

Hari demi hari berjalan, setelah bertahun – tahun pemuda inipun lupa dengan kejadian itu. Lupa dan lalai dia pernah mendzolimi satu keluarga. Suatu hari dia pulang ke rumah, ia begitu kaget mendapati ibunya pingsan. Suasana hati tidak terkendali. Dia berusaha membangunkan ibunya, setelah sadar dia bertanya, apa yang terjadi. Ibunya malah berteriak histeris dengan keras. Setelah itu pingsan lagi. Pemuda itu bingung, berusaha membangunkan ibunya, ibunya pun sadar dari pingsannya. 

“Ibu apa yang terjadi? Kenapa pingsan?”
“ Saudarimu,,,” jawab ibunya lemas.
“ Saudariku kenapa?”
“Saudarimu hamil katanya dengan anak tetangga.” 

Pemuda itu kaget mendapat jawaban ibunya, hatinya sedih terguncang mendengar adiknya hamil di luar nikah. Setelah itu dia mendatangi tetangganya, dalam keadaan emosi dan marah, benarkah dia telah melakukan itu, dia meminta pertanggung jawaban darinya, tapi apa jawaban tetangganya itu?

Demi Allah saya tidak melakukan zina dengan saudarimu, pergilah cari orang yang telah menyebabkan saudarimu hamil!” jawaban tetangganya itu persis seperti jawaban yang dulu pernah dia katakan pada kakak lelaki perempuan yang pernah ia hamili. 

Mendengar jawaban itu ia semakin sedih seolah teringat akan kejadian yang pernah ia lakukan pada kekasihnya dulu. Begitulah Allah membalas perbuatanya. Seorang wanita yang dulu ia nodai memiliki kakak laki–laki pernah meminta pertanggungjawaban darinya tapi diingkari. Bagaimana sakitnya perasaan kakak laki – laki perempuan yang ia dzolimi saat itu, seperti itu juga perasaan yang ia dapatkan saat ini. Balasan buruk itu tidak terduga.

Apakah kisah pemuda itu selesai sampai di sini? Belum kawan...

Setelah beberapa tahun berlalu, dia menjalani kehidupan normal layaknya pemuda, dia sudah lupa dengan kejadian yang dialaminya. Sebagai pemuda dia ingin menikah, akhirnya menikahlah dia dengan salah seorang perempuan. Di malam pertama dia sudah bersiap – siap menjalani kehidupan baru sebagai suami, ketika hendak melakukan hubungan itu, tiba – tiba dia kaget, seakan tidak bisa menerima keadaan, hatinya sedih tergoncang, ternyata istrinya tidak perawan, pernah melakukan zina dengan laki–laki lain sebelum menikah! Istrinya berkata dengan jujur,

Aku mohon tutupilah aibku ini.

Pemuda itu menangis, bersedih, dia berkata:

Cukup, Ya Allah cukup, ampuni aku atas perbuatanku di masa lalu."

Pada awalnya dia belum bisa menerima keadaan istrinya itu, tapi kemudian mau menerimanya apa adanya dan berdamai dengan keadaan dan nasib buruk yang dia dapatkan. Setelah beberapa tahun menjalani kehidupan rumah tangga, hatinya pun mulai tenang dan kesedihan itu hilang seirng berjalanya waktu. Istrinya hamil dan melahirkan seorang anak yang cantik jelita.

Putrinya yang cantik itu tumbuh besar dengan baik, hingga mendekati usia baligh. Suatu saat pemuda ini bingung dan kaget mendapati putrinya itu menangis sedih,

“Apa yang terjadi anakku?”

Putrinyapun menjawab bahwa dia telah diperkosa oleh salah satu penjaga gedung. Mendengar jawaban itu, maka kata–kata sudah tidak cukup untuk bisa menggambarkan keadaan hatinya, terguncang sebagai seorang ayah. Sedih, bingung, marah, emosi yang meluap–luap, menangis, berontak tidak bisa menerima keadaan yang dialami putrinya.

Begitulah Allah membalas perbuatan dzolim yang dia lakukan di masa lalu. Lupakah dia dengan kekasih yang dulu ia nodai di kampus juga memiliki seorang ayah, ayah kekasihnya itu pasti sedih dan marah melihat keadaan putrinya telah hamil, ibu perempuan itu pasti sedih karena masa depan putrinya hancur, saudara perempuan itu pasti sedih karena saudarinya terdzolomi, tapi buruknya dia tidak mau mempertanggungjawabkan perbuatanya. 

Dan Allah pun membalasnya memberikan dia pelajaran di dunia.

” الجزاء من جنس العمل”

Balasan itu ( entah baik atau buruk ) sesuai dengan perbuatan yang pernah dilakukan.”

Hendaklah kita membaca firman Allah,

” ولا تحسبن الله غافلا عما يعمل الظالمون”

Janganlah kau kira Allah lalai dengan perbuatan orang – orang dzolim.” 

Lelaki... 
Berhati-hatilah saat engkau menyakiti perempuan sebab bukan hanya perempuan itu saja yang engkau sakiti tapi juga bapak dari perempuan itu, ibu dari perempuan itu, saudara perempuan itu. Saat engkau menyakiti, kelak engkau pun akan tersakiti. Demikian juga perempuan, saat engkau menyakiti lelaki, engkau pun kelak akan tersakiti. Barangkali kamu menyakiti, yang kamu sakiti bukan hanya orang itu, tapi juga keluarga orang itu. Maka kelak pun engkau dan keluargamu akan mendapatkan balasan serupa. Semoga kita terhindar dari sifat dzolim dan menyakiti sebab betapa pedih balasan Allah. Aamiin




Tidak ada komentar :