HALIMAH BINTI MASDARI

Jumat, 22 Maret 2019

PERJALANAN HIDUP SESEORANG MENUJU RUMAH KEABADIAN


بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

PERJALANAN HIDUP SESEORANG MENUJU RUMAH KEABADIAN

Gambar 1. Perjalanan Menuju Pulang. 


Kawanku...
Tahukah engkau bahwasannya kakek moyang kita pertama kali adalah Nabi Adam AS?
Di manakah beliau pertama kali tinggal? Beliau Allah swt tempatkan di surga. Lalu Allah swt ciptakan perempuan yakni Ibu Hawa sebagai pelengkap Nabi Adam AS. Sebab lelaki seorang diri merasa kesepian, maka dengan sifat RahmanNya lantas Allah swt ciptakan Ibu Hawa dari tulang rusuknya.

Kawanku...
Perempuanmu adalah ujian bagimu. Ia bisa saja membawamu pada ridho Allah swt bahkan juga pada murka Allah swt

Kawanku...
Sebab menuruti bujukan setan (sebagai penggoda iman), melalui setan membujuk Ibu Hawa. Ibu Hawa membujuk Nabi Adam AS. Jadilah Nabi Adam dan Ibu Hawa memakan buah khuldi hingga Allah murka dan dikeluarkan dari surga

Apakah itu kebetulan? TIDAK. Sekali kali tidak kebetulan melainkan sudah Allah takdirkan atas perhitungan yang matang sebab Allah adalah sutradara alam semesta beserta isinya. Ada hikmah luar biasa dengan diturunkannya Nabi Adam AS dan Ibu Hawa. Diantaranya:
1. Agar Nabi Adam AS menjadi kholifah di muka bumi
2. Menjadi ibroh bahwa perempuan adalah ujian. Ujian yang bisa saja membawa fitnah.
Contohnya:
Setan membujuk Nabi Adam AS untuk memakan buah khuldi tidak berhasil. Lantas setan membujuk Ibu Hawa memakan buah khuldi, bukan saja berhasil. Tapi sangat berhasil. Sebab setan bukan saja berhasil membujuk Ibu hawa memakan buah khuldi tapi juga membujuk Nabi Adam AS melalui rayuan ibu hawa.

Sesungguhnya perempuan itu rayuannya lebih mematikan dari rayuan ular berbisa. Tapi jangan disangka, bila perempuan imannya terlanjur kokoh bisa menguatkan laki laki, Contohnya: keteguhan ibu Siti Hajar saat Nabi Ismail AS mau disembelih atas perintah Allah swt. Setan merayu pun tak mampu.

3. Bila di surga, tidak akan ada perkembang biakan sehingga tiada keturunan karena surga adalah tempat bidadari dan bidadara untuk wanita solekhah dan lelaki soleh bersenang senang.
Maka dengan diturunkannya Nabi Adam AS dan Ibu Hawa di dunia adalah jalan untuk diciptakannya milyaran manusia di muka bumi dengan keturunan keturunannya untuk menguji keimanan mereka sebelum dikembalikan ke surga atau dibelokkan ke neraka sebab durhaka. 

4. Dengan diturunkannya manusia di muka bumi, akan timbul peradaban, inovasi, teknologi dan godaan.
Dimana setan dapat menjalankan perannya untuk menguji iman. Sehingga dunia adalah ujian sebagai tempat persinggahan yang menentukan akhir di alam keabadian (akherat).

Kawanku...
Rumah manusia pertama kali adalah surga
Manusia pertama kali bukanlah penduduk bumi melainkan penduduk surga
Maka carilah bekal untuk kembali ke rumah.
Kembali ke kampung halaman, rumah pertama kakek moyang kita diciptakan.

Kawanku... 
Dunia bukan rumah kita, dunia adalah tempat persinggahan kita yang menentukan akhir kehidupan kita di akherat nanti. 
Maka jangan cari kesenangan dunia. Tapi carilah bekal untuk kembali agar kita sampai ke rumah kita

Mari berlogika sambil merenungkan lama waktu hidup kita didunia untuk apa saja
1 hari di akherat = 1000 tahun di dunia
1 jam di akherat = 1000/ 24 = 41, 67 tahun di dunia. 
Sedangkan usia manusia tidak ada 1000 tahun, rata rata usia ummat Nabi Muhammad saw adalah 63 tahun.

Bayangkan, berarti kita hidup di dunia tak ada 1 hari di akherat.
Hanya 63/ 1000 tahun = 0,063 hari di akherat
ATAU
0,063 x 24 = 1,5 jam di akherat

Bayangkan....
Usia kita hidup di dunia hanya sekitar 1,5 jam di akherat. Itulah mengapa para penyair mengatakan bahwa hidup di dunia ibarat mampir ngombe. Ya karena hanya 1,5 jam saja di akherat. 

Tapi jangan menyepelekan waktu yang singkat...

Kawanku....
Amal di dunia ini menentukan nasib kita di akherat.
Teruslah berbuat baik, karena kamu tak pernah tahu diantara sekian banyak amal baikmu mana yang mendapatkan ridho Allah swt sehingga membawa kita ke janahNya.

Demikian pula...
Janganlah engkau terus terusan berbuat dosa, berbuat maksiyat, berbuat dzalim tanpa taubatan nasuha hingga mendatangkan murka Allah swt. Memang manusia tempat salah, khilaf dan dosa. Tapi dosa itu bisa diminimalisir dengan menyegerakan diri untuk taubat, memperbanyak mengingat Allah, menghindari maksiyat pelan pelan, mencegah kemungkaran, memperbanyak ibadah dan amal kebaikan. 

Kawanku... 
Kita hanya pejalan kaki dalam perjalanan kembali ke rumah-Nya,
Bukankah mereka yang sedang dalam perjalanan pulang selalu mengingat rumahnya dan mereka mencari buah tangan untuk kekasih hatinya yang menunggu di rumah?,

Lantas,
Apa yang kita bawa untuk penghuni rumah kita, Rabb yang mulia ?,
Dia hanya meminta amal shaleh dan keimanan, serta rasa rindu padaNya yang menanti di rumah,
Begitu beratkah memenuhi harapanNya ?,

Kawanku... 
Kita tidak berasal dari bumi,
Kita adalah penduduk syurga, kakek moyang kita dari sana. 
Rumah kita jauh lebih indah disana.

Kenikmatannya tiada terlukiskan,
Dihuni oleh orang-orang yang mencintai kita,
Serta tetangga dan kerabat yang menyejukkan hati,
Mereka rindu kehadiran kita,
Setiap saat menatap menanti kedatangan kita.

Mereka menanti kabar baik dari malaikat Izrail, 
Kapan keluarga mereka akan pulang ?
Ikutilah peta Al Qur'an yang Allah titipkan
sebagai pedoman perjalanan.

Jangan sampai salah arah dan berbelok ke rumah iblis laknatullah; yaitu jalan ke neraka jahannam.

Kakek moyang kita bukan penduduk bumi,
Melainkan penduduk syurga,
Bumi hanyalah dalam perjalanan,
Kembalilah ke rumah,
Selamat ber-ikhtiar saudaraku semua,
Untuk kembali ke rumah kita di syurga.

Seperti firman Allah ta'ala dalm Al Qur'an :

Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan hanya permainan dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampunh akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang ber taqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya ?.
QS. Al An'am : 32

Setiap yang bernyawa akan merasakan mati.
Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan.
Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada kami.
QS. Al Anbiya : 35

Takutlah kamu akan siksa di hadapanmu di dunia dan azab yang akan datang di akhirat agar kamu mendapat rahmat.
QS Yasin : 45

Kawanku...
Mari sejenak merenung...
Kehidupan di dunia memang singkat, hanya 1,5 jam di akherat.
TAPI amal di dunia menentukan arah kemanakah kita akan pulang.
Janganlah takut akan kematian sebab setiap makhluk pasti merasakan kematian, tapi bekal apa yang hendak kau bawa untuk menghadapi kehidupan setelah kematian.

Pernahkah engkau berfikir....
Kelak nasibmu di alam kubur, mendapatkan nikmat kubur ataukah siksa kubur yang amat pedih?
Kelak engkau diakui sebagai ummat Nabi Muhammad saw sehingga engkau diberikan syafaatnya ataukah tidak? 😭. Lalu jika engkau berharap rosulullah mengingatmu, seberapa banyak engkau mengingat rosulullah di dunia ini?
Saat di hisab, akankah amal baikmu lebih berat timbangannya dari amal burukmu ATAUKAH sebaliknya, amal burukmu lebih banyak dari amal baikmu? 😭
Saat penyerahan catatan amal, akankah raportmu penuh dengan tinta hitam dengan amal baik ataukah raportmu penuh degan tinta amal buruk? 😭
Saat penyerahan raport catatan amal, akankah engkau menerimanya dengan tangan kanan ataukah tangan kiri? 😭
Saat ditimbang, bagaimanakah kondisi amalmu, banyak amal baikmu ataukah banyak amal dzalim dan maksiyatmu? 😭
Apakah kelak telaga rosulullah juga diberikan untukmu jika kamu mengingat rosulullah saja jarang? Seberapa banyak kamu bersolawat tiap harinya? 😭

LALU.....
Hal yang terakhir...
Mampukah kita melewati jembatan siratal mustaqim, yang tipisnya lebih tipis dari sehelai rambut berkali lipat? 
Sedangkan yang bisa menghantarkan kita lolos hanyalah ridho Allah dengan rahmatNya melalui amal kebaikanmu yang diridhoi?

Tahukah engkau, bila engkau terjatuh saat melewati jembatan siratal mustaqim, maka engkau jatuhnya di neraka.
Dan bila engkau berhasil melewati, maka engkau in syaAllah akan menjadi penghuni surga.

Coba ingat ingat amalanmu dan ketaatanmu pada Allah tanpa kesombongan dan disertai ketawadhu'an...

Pantaskah engkau menjadi penghuni surga?
Lalu apa yang engkau persiapkan untuk menghadapi kematian?


Salam,



Khumairah Al Husna
(Dewi Nur Halimah)

Tidak ada komentar :