AKHLAK YANG HARUS DIMILIKI WANITA SOLEKHAH
Perempuanku sayang...
Tahukah engkau bahwasannya perhiasan dunia paling indah itu apa?. Perempuanku sayang, perhiasan dunia paling indah adalah wanita. Wanita adalah perhiasan dunia, dan sebaik baiknya perhiasan dunia adalah wanita solekhah.
Lalu, apa yang terlintas dibenakmu tatkala engkau mendengar kata solekhah?. Apakah solekhah itu identik dengan wajah yang cantik dan rupawan?. TIDAK, jika kesolekhahan seseorang wanita diukur dari kecantikan wajah tentu Sayyidah Saudah ra tidak termasuk wanita solekhah, padahal kita ketahui bahwa Sayyidah Saudah RA adalah salah satu ummahatul mukminin yang ahli surga. Lalu, bila tidak dengan cantiknya rupa wajah, apakah lantas solekhah itu identik dengan kekayaan?. TIDAK. Jika solekhah disematkan pada wanita kaya, tentu Sayyidah Fatimah RA bukanlah wanita solekhah sebab beliau istri dari Sayyidina Ali ra yang miskin. Padahal kita ketahui bahwa Sayyidah Fatimah ra adalah wanita solekhah, bidadari dunia, pemimpin para wanita surga. Kalau begitu, wanita solekhah diukur dari apa?
Perempuanku sayang...
Wanita solekhah tidak dinilai dari kecantikan wajah, tidak dari kekayaan harta, tidak dari gaul tidaknya, tidak dari modis tidaknya, tidak dari itu semua MELAINKAN dari ketaatan menjalankan syari'at agama, dari ketaatan melakukan perintah Allah swt dan dari kesigapan menolak kemaksiatan dan yang diharamkan serta dari akhlakul karimahnya (lembut dan baik tutur katanya, baik sikapnya, dan bersih hatinya).
Perempuanku sayang...
Jangan kau mencari pujian lelaki. Tapi carilah pujian dari Allah swt. Tidak masalah dipandang buruk manusia asal taat pada Allah swt. Jangan mencari ridho manusia, sebaik baiknya engkau tetap ada yang tidak menyukaimu. Kamu tak akan bisa memperoleh ridho semua manusia, semua manusia tak akan menyukaimu semua, pasti ada yang tidak suka. Apalah diri kita, manusia biasa penuh dosa. Rosulullah saw saja yang manusia paling baik di dunia, orang paling baik budi pekertinya, tetap ada yang benci. Apalagi kita? Sudah barang pasti ada pro dan kontra. Rosulullah yang akhlaknya mulia, dibenci kaum kafir quraish dan kaum munafik.
Perempuanku sayang...
Jadilah perempuan yang teguh dalam prinsip. Jangan engkau mencari ridho, pujian manusia TETAPI carilah ridho Allah swt. Tidak apa engkau tak dikenal oleh penduduk bumi, akan lebih baik bila engkau lebih dikenal penduduk langit. Ridho Allah bermuara pada kekasih Allah yang menjadikanmu penduduk surga.
Inilah akhlak wanita solekhah:
- Selalu meminta izin orangtua tatkala keluar rumah apabila belum menikah, sekalipun pergi ke warung dekat rumah. Sebab ridho Allah bagi seorang perempuan yang belum menikah adalah bersamaan dengan ridho orangtua selama keluarnya tidak untuk maksiyat. Lalu bila keluar malam atau jauh, alangkah baiknya ditemani makhram. Contoh keluarnya wanita maksiyat: menonton konser dimana perempuan joget joget, laki laki perempuan campur aduk tanpa satir (penghalang), keluarnya perempuan untuk menipu, dll.
- Selalu meminta izin suami ketika keluar rumah maupun melakukan kegiatan apapun sebab ridho Allah untuk seorang istri bersamaan dengan ridho suaminya.
- Menutup aurot dan tidak bertabaruj jahiliyah. Pakaian yang digunakan menutup aurot wanita, bagian dada tertutup jilbab, kainnya tidak menerawang, kainnya tidak tipis sehingga semrawang, serta kainnya tidak ketat membentuk lekuk tubuh.
- Lembut dalam bertutur kata, amanah, bila berjanji ditepati. Tegas dan adil
- Suka membantu orang lain (ringan tangan), berjiwa sosial tinggi dan ramah. Sebagaimana Sayyidatuna Fatimah ra yang dermawan, peduli yatim piyatu, dhuafa, fakir miskin.
- Memudahkan mahar lelaki yang hendak menikahinya bila ia menerima pinangan lelaki yang dicintai. Wanita yang baik adalah wanita mudah maharnya.
- Bila ia seorang istri. Ia lebih banyak bersyukur atas berapapun nafkah yang diberikan suami. Tidak banyak mengeluh, isrof (boros) shopping barang yang tidak perlu atau urgent, pandai managemen keuangan keluarga.
- Bila ia seorang istri, tidak menuntut diberi nafkah banyak oleh suami namun ia menuntut diberikan nafkah yang halal. Wanita solekhah sanggup menahan kelaparan tapi tidak sanggup menahan siksa neraka. Contoh rizki yang terlihat halal uangnya namun haram: uang kerja dari hasil riba (bunga), pekerjaan suami diperoleh dari menyuap (nyogok saat masuk jadi pegawai), kerja MLM (haram karena ghoror), tender karena suap (haram karena korupsi), dll. Wanita solekhah sangat hati hati akan nafkah yang diberikan suami, ia pastikan kehalalan cara memperolehnya dan sumbernya sebab nafkah dari cara memperoleh yang haram, hasilnya pun haram. Ia lebih takut pada siksa neraka.
- Sederhana gaya hidupnya, tidak neko neko, apa adanya.
- Suka menuntut ilmu agama lalu diamalkan. Ilmu sebagai landasan untuknya melangkah dan bersikap. Ia sangat mencintai belajar dan membagikan ilmunya sebagaimana Sayyidatuna Aisyah ra yang suka menuntut ilmu, belajar dan mengajarkan ilmunya.
- Suka berdzikir, solawat, dan membaca AL Qur’an setiap waktu.
- Apabila ia berjalan. Ada segerombolan laki laki atau laki laki. Ia memilih berputar arah atau mencari jalan lain agar tidak berpapasan dengan laki laki. Lalu bila ia berpapasan atau dilihat lelaki, jalannya dipercepat dan menunduk.
- Mimpinya banyak mendekati kebenaran sebab ia adalah wanita yang jujur, sabar dan amanah sebagaimana tafsir mimpi Sayyidatuna Khodijah ra.
- Mendukung suami berbakti pada ibunya sebab ia tahu bahwa surga seorang istri pada suaminya dan surga seorang suami terletak pada ridho ibunya, bukan istrinya.
- Tidak suka bergosib atau menggibah orang lain.
- Melayani suami dzahir batin sebagaimana yang ditauladankan Sayyidatuna Fatimah ra dan Sayyidah Muthi'ah ra.
- Selalu senyum dan menyenangkan hati suami dan bapak ibunya.
Lalu, bila ada pilihan seorang wanita diajak temannya pengajian malam hari, sementara ibunya tidak mengizinkan keluar malam, memilih taat ibu atau mengaji di pengajian, bukankah mengaji juga pahala?
Perempuanku sayang....
Ingatlah bahwa surga wanita pada ketaatan pada ibunya. Sekalipun hadir di pengajian, tetap harus izin ibu dulu. Kalau ibu tidak ridho, ya jangan keluar. Meskipun keluarmu untuk tolabul ilmi kalau ibumu tidak ridho, apalagi malam maka akan banyak mudhorotnya juga berdosa. Menghadiri pengajian saja perlu izin ibu, apalagi keluar untuk hal lain. In syaAllah wanita solekhah tahu syariat agama dan menjalankan syariat agama dengan sebaik baikya. Demikian pula seorang istri wajib taat suaminya. Melarang keluar, selama bukan maksiyat tetap wajib taat.
Ada sebuah kisah dalam kitab uqudilujen dimana seorang wanita ada di lantai 2, orangtuanya tinggal di lantai satu. Sebelum suaminya pergi, suaminya berpesan bahwa jangan keluar kecuali suaminya datang.
Lalu seorang wanita tersebut mendapat kabar dari utusan orangtuanya bahwa sang ayah meninggal. Dia pun bingung, keluar turun ke lantai satu, atau tetap di lantai dua menjalalankan perintah suaminya. Maka ia pun meminta utusan tersebut menanyakan pada rosulullah pilih taat suami atau keluar sekedar untuk melayat ayahnya, bertakziyah apalagi ia juga berduka. Ia berapa pada posisi dilema, di lain sisi takut menjadi anak durhaka, di lain sisi juga takut menjadi istri durhaka. Maka jawaban rosulullah adalah taatlah suamimu. Akhirnya wanita tersebut tetap di lantai dua, mendoakan ayahnya dari kamar dengan linangan air mata demi ketaatan pada suami.
Apa yang terjadi. Kabar gembira dari rosulullah sebab taatnya sang anak perempuan pada suaminya, ahli ibadah juga. Sang ayah dimasukkan ke surga. Subhanallah atas segala sifat rohman rokhimnya.
Perempuanku sayang...
Wanita solekhah itu berprinsip, pedoman sikapnya adalah qur'an, hadits, fikih, tauhid dan kitab kitab yang ia pelajari lalu diamalkan. Ia sangat takut pada murka dan siksa Allah. Ia tak takut kelaparan tapi ia sangat takut akan pedihnya siksaan di hari pembalasan (hari kiamat).
Perempuanku sayang...
Muliakan lah ayah ibumu bila engkau masih kumpul ikut dengan keluarga. Jadilah wanita uang yang taat Allah dan memuliakan keluarga, dermawan, dan penuh kasih sayang.
Perempuanku sayang...
Bila engkau seorang istri, muliakan suami u. In syaAllah hadiah surga untuk istri solekhah. Ketika suamimu pulang kerja, raihlah tangannya, salim dan cium tangannya. Siapkan makanan kesukaannya, siapkan handuk dan air hangat untuknya mandi. Semoga lelahmu yang lillah membawa berkah dari dunia sampai akhirat.
Semoga tulisan Halimah ini bermanfaat dan menjadi lantaran semakin banyak wanita solekhah. Halimah ucapkan terimakasih wabil khusus kepada bapak Halimah dan emak Halimah (selaku guru ngaji pertama Halimah), KH. Muharror Ali (kiahi Halimah waktu mondok), guru guru ngaji Halimah, para kiahi dan habib dan syarifah yang mentransfer ilmu mereka semoga tulisan ini menjadi amal jariyah penulis, orangtua penulis dan guru guru penulis. Mohon maaf atas segala kekurangan dari tulisan ini, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Terimakasih telah berkunjung, semoga barokah dan manfaat. Masukan silahkan komentar di bawah.
Salam,
Dewi Nur Halimah
(Khumairah Al Husna)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar