MENGENAL
LEBIH DEKAT KH. MUHARROR ALI, PENGASUH PONPES TERBESAR DI TANAH BLORA (PP.
KHOZINATUL ULUM BLORA).
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah, S.Si
*****
Gambar 1. KH. Muharror Ali
Siapakah
sosok KH. Muharror Ali?
` KH.
Muharror Ali merupakan putra kedua dari pasangan Moh. Ali dengan Hj. Zuhriyah. Beliau
lahir di Jepara pada 11 Januari 1951. Beliau adalah anak kedua dari 9
(sembilan) bersaudara. Adapun nama-nama putra putri dari pasangan Moh. Ali
dengan Hj. Zuhriyah yaittu Abdul Malik
(alm), KH. Muharror Ali, Ummu Rohim (alm), Hj. Hariroh Ali (alm), KH. Wazir
Ali, Prof. Dr. H. Nizar Ali, Hj. Nur Izzati, Nur Hikmawati (alm), dan Ummu
Zakiroh. Muharror Ali kecil tumbuh hingga dewasa di desa Robayan, Kec. Kalinyamatan,
Kab. Jepara, Jawa Tengah. Di bawah asuhan Moh. Ali dan Hj. Zuhriyah, KH.
Muharror Ali tumbuh menjadi sosok pribadi yang taat, rendah hati, dan
bersahaja.
Ketika dewasa, KH.
Muharror Ali dijodohkan oleh kiahinya dengan gadis Blora yang bernama Hj. Umi
Hanik. Kemudian setelah pernikahannya dengan Hj. Umi Hanik, Bapak Moch. Djaiz (mertua
KH. Muharror Ali) mendirikan pesantren dan beliau ditunjuk sebagai pengasuh
pondok pesantren yang selanjutnya diberi nama Pondok Pesantren (PP) Khozinatul
Ulum Blora. Dari pernikahan dengan Ibu Nyai Hj. Umi Hanik ini, beliau
dikaruniai 8 anak yakni Gus H. Ahmad Zaki Fuad, S.Th.I; Gus H. Ahmad Labib
Hilmi; Gus H. Fahim Mulabby; Neng Hj. Nur Hilwa Layyina, S.Th.I; Neng Hj. Mil’ul
Hana, S.Hum; Neng Hj. Muhim Nailul Ulya, Lc, M.Ag; Neng Malih Muayyada, dan
Neng Mazid Ilma Rofida.
Bagaimanakah
awal mula berdirinya Pondok Pesantren Khozinatul Ulum Blora?
Sejarah berdirinya PP.
Khozinatul Ulum Blora berawal dari keprihatinan yang sangat besar serta
kepedulian sosial dari seorang pengusaha yang bernama H.Moch. Djaiz. Beliau
mengamati lingkungan sekitar kota Blora, ternyata belum ada satupun lembaga
pendidikan pondok pesantren yang berdiri di tengah kota yang dikelilingi hutan
jati itu. Padahal masyarakat di kota Blora dan sekitarnya kala itu sangat perlu
mendapatkan penyuluhan, petunjuk dan bimbingan tentang ajaran Islam.
Keprihatinan dan
kepedulian Bapak H. Moch. Djaiz tersebut seiring dengan keinginan seorang anak
putrinya bernama Umi Hani yang baru saja menyelesaikan studinya menghafalkan al
Qur’an 30 juz di pondok pesantren al Muayyad Surakarta yang diasuh oleh KH.
Umar bin Abdul Manan, untuk dibuatkan sebuah pesantren walaupun sangat
sederhana. Kemudian Bapak Moch. Djaiz dengan penuh semangat berusaha mencarikan
calon suami yang sesuai dengan cita-cita putrinya tersebut, agar kelak dapat
mengelola serta memanage suatu pondok pesantren yang dicita-citakan.
Alhamdulillah berkat
pertolongan dan izin Allah SWT serta doa restu tiga orang ulama, yaitu KH.
Muhammad Arwani dari Kudus, KH. Abdullah Salam dari Pati dan KH. Muhammad Sahal
Mahfud dari Kajen Pati, keinginan tersebut terpenuhi dengan mendapatkan seorang
menantu dari Jepara, yang bernama Muharror Ali, dan kebetulan juga ia baru
menamatkan studi non formalnya dari pesantren Yanbu’ul Qur’an Kudus di bawah
asuhan KH. Muhammad Arwani. Setelah itu, beliau berniat untuk membangun dan
mendirikan pesantren dengan memilih Khozinatul Ulum sebagai nama dari
pesantrennya. Nama tersebut dipiih berdasarkan pemberian dari seorang ulama
ahlul al Qur’an KH. Muhammad Arwani dari Kudus. Kata ‘khozinah’ berarti tempat
penyimpanan, sedangkan ‘ulum’ berarti beberapa ilmu. Dengan nama tersebut
diharapkan agar pesantren menjadi gudang atau tempat penyimpanan ilmu yang
dapat dirasakan manfaatnya oleh umat.
Bagaimana
perjuangan KH. Muharror Ali mengembangkan pesantren di tengah masyarakat
abangan tahun 80-an?
Memulai dan merintis
bukanlah hal yang mudah bagi KH. Muharror Ali dalam membangun Ponpes Khozinatul
Ulum Blora di tengah masyarakat abangan yang kala itu tidak mengenal
pengetahuan agama. Perlu perjuangan ekstra dan kegigihan dalam menghadapi
hambatan-hambatan kala itu. Bagimana tidak?. Tahun 80-an, kota Blora masih
sangat awam mendengar nama pesantren, begitu ada pesantren yang didirikan tentu
bukan dengan mudah untuk diterima masyarakat sekitar.
Penolakan masyarakat
sekitar pesantren yang membenci keberadaan Pondok Pesantren Khozinatul Ulum pun sangat keras. Dimulai dari masjid
pesantren yang dipakai buat sepedahan anak-anak warga sehingga harus dipel
ulang oleh santri ketika akan digunakan solat. Lalu saat hendak berwudhu untuk
menunaikan solat subuh ketika fajar, santri disuguhi kotoran manusia yang
tergeletak berceceran di tempat wudhu sehingga harus dibersihkan dulu dan
berbagai penolakan lainnya. Kendati demikian, KH. Muharor Ali tidaklah membalas
keburukan warga yang membencinya dengan keburukan yang serupa melainkan segala
keburukan sikap itu dibalasnya dengan kebaikan.
KH. Muharor Ali
menunjukkan bahwa kejahatan yang dibalas dengan kebaikan akan mampu meluluhkan
hati orang yang awalnya benci untuk menjadi baik dan terketuk hatinya. Sebagaimana
akhlak mulia yang telah ditauladankan oleh baginda Nabi Muhammad saw dengan
membalas kejahatan dengan kebaikan pada orang yang mendzaliminya. Rosulullah
saw ketika dilempari kotoran onta, membalas orang yang melemparinya dengan
menjenguknya ketika sakit. Demikian pula yang dilakukan KH. Muharror Ali,
beliau tidak lantas memarahi dan mengumpat warga yang membuang kotoran di
masjid pondok pesantren tetapi mendoakannya agar hatinya dibukakan pintu hidayah
sehingga menjadi mencintai Islam dan menerima keberadaan pesantren. Alhamdulillah,
berkat kesabaran dan kegigihan KH. Muharror Ali membuahkan hasil, pondok
pesantren Khozinatul Ulum menjadi satu-satunya pondok terbesar di tanah Blora
dengan jumlah santri ribuan seperti sekarang ini. Tiadalah penjuangan itu
sia-sia bila diiringi dengan keteguhan hati, keuletan, kegigihan, dan kerja
keras yang diimbangi dengan doa yang dilakukan secara terus menerus.
Metode Pembelajaran di Pondok Pesantren
Khozinatul Ulum Blora
Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi
adalah suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Pendidik dengan
sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar peserta didik bersemangat untuk
belajar. Dengan seperangkat teori dan pengalamannya, pendidik mempersiapkan
program pengajaran dengan baik dan sistematis. Salah satu usaha yang tidak
pernah pendidik tinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai
salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar
mengajar. Kerangka berfikir yang demikian bukanlah suatu hal yang aneh, tapi
nyata dan memang betul dipikirkan oleh seorang pendidik. Dalam penggunaan
metode terkadang pendidik harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas.
Jumlah anak mempengaruhi penggunaan metode. Tujuan instruksional adalah pedoman
yang mutlak dalam pemilihan metode. Dalam perumusan tujuan, pendidik perlu
merumuskan dan menentukan metode yang mana yang hendak dipilih guna menunjang
pencapaian tujuan yang telah dirumuskan tersebut.
Adapun metode pengajaran yang diterapkan di Pondok Pesantren Khozinatul
Ulum secara umum meliputi 4 metode, yaitu :
- Metode Ceramah
Metode ceramah ini adalah salah satu metode yang
digunakan di pondok pesantren tersebut. Penggunaan metode ini adalah dengan
penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini akan menarik bila
penggunaanya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung dengan alat dan media,
serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunaannya.
- Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang
memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab
pada saat yang sama terjadi dialog antara pendidik dan peserta didik. Pendidik
bertanya dan peserta didik menjawab atau peserta didik bertanya dan pendidik
menjawab.
- Metode Resitasi (tugas belajar)
Tugas atau resitasi tidak sama dengan pekerjaan
rumah, tetapi jauh lebih luas dari itu. Tugas bisa dilaksanakan di rumah,
sekolah, perpustakaan, dan di tempat lainnya. Tugas dan resitasi merangsang
peserta didik untuk aktif belajar baik secara individual maupun secara
kelompok.
d. Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi
kelompok mengandung pengertian bahwa peserta didik dalam satu kelas dipandang
sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas kelompok-kelompok
kecil (sub-sub kelompok).
Selain metode umum di atas, pembelajaran yang digunakan di pondok
pesantren Khozinatul Ulum Blora ini adalah sebagaimana pembelajaran yang ada di
pondok pesantren lain, yaitu:
- Metode Wetonan
Metode ini dilakukan
dengan cara seorang ustadz/ ustadzah duduk dilingkari santri-santri, kemudian
ustadz/ ustadzah tersebut membaca dan kemudian santri mendengar dan menyimak
bacaan ustadz/ ustadzah tersebut.
- Metode Sorogan
Pelaksanaan metode
sorogan juga hampir sama dengan metode wetonan, yaitu dikombinasikan dengan
motode-metode lain seperti metode tanya jawab dan resitasi. Dalam pelaksanaan
metode ini santri mengajukan sebuah kitab kepada ustadz/ ustadzah untuk dibaca dihadapan
ustadz/ ustadzah. Dan kalau dalam membaca kitab tersebut terdapat kesalahan,
maka santri akan langsung ditegur dan dibenarkan oleh ustadz/ ustadzah.
Seluruh sistem pengajaran yang ada di pondok
pesantren Khozinatul Ulum ini tidak lepas dari Tri Darma yang ada di pensantren
tersebut. Adapun Tri Darma tersebut adalah :
1). Keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt.
2). Pengembangan keilmuan yang bermanfaat.
3). Pengabdian terhadap agama, masyarakat dan
negara.
Dengan memperhatikan
fungsi dan peranan pondok pesantren yang sangat penting dalam pembangunan, maka
pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan agama Islam akan lebih mampu
berperan apabila sistem dan metode pembelajarannya dapat dikaitkan dengan
tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan/ teknologi modern serta tuntutan
dinamika masyarakat. Untuk itu perlu diintrodusir sistem dan metode yang
efektif dan efisien diukur menurut lamanya waktu tempat atau lingkungan,
pengembangan sikap dan kemampuan kreativitas serta budi luhur dengan ajaran
agama dan sesuai aspirasi nasional.
Perkembangan Lembaga Pendidikan Agama
Islam di Pondok Pesantren Khozinatul Ulum
Bila dilihat dari awal
berdirinya hingga perkembangannya sampai saat ini, Pondok Pesantren Khozinatul
Ulum Blora telah melengkapinya dengan berbagai macam lembaga pendidikan formal
maupun nonformal yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan agama, masyarakat dan
sekaligus sesuai dengan tuntutan zaman. Lembaga-lembaga pendidikan tersebut
adalah:
a.
Pendidikan Al-Qur’an yang meliputi:
1) BTA (Yanbu’a)
2) Hafalan Juz Amma (wajib)
3) Pengajian Al-Qur’an bin Nadzro
(wajib)
4) Tahfidzul Qur’an
5) Qiro’ah Sab’ah
b.
Pendidikan Non Formal yang meliputi:
1) TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an)
metode Yanbu’a
2) Madrasah Diniyyah Awwaliyah
(MDA);
3) Madrasah Diniyyah Wustho (MDW);
4) Madrasah Diniyyah Ulya (MDU);
c.
Pendidikan Formal yang meliputi:
1) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Khozinatul Ulum Blora berdiri sejak tahun 2016.
2) Madrasah Ibtida’iyah (MI) Plus
Khozinatul Ulum Blora berdiri sejak tahun 2009.
3) Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Khozinatul Ulum Blora berdiri sejak tahun 1984.
4) Madrasah Aliyah (MA) Khozinatul
Ulum Blora berdiri sejak tahun 1986.
5) Sekolah Tinggi Agama Islam
(STAI) Khozinatul Ulum Blora berdiri sejak tahun 2008.
Dilihat dari lembaga
pendidikan yang telah didirikan oleh pondok pesantren Khozinatul Ulum Blora ini
dapat dikatakan lengkap, karena pondok pesantren tersebut telah mendirikan
lembaga pendidikan mulai dari PAUD sampai Perguruan Tinggi (STAI). Terkait dengan perkembangan lembaga pendidikan
agama Islam yang ada di pondok pesantren Khozinatul Ulum Blora ini dapat
dianalisis bahwa perkembangan yang sudah ada mengarah pada pola perkembangan
profil lembaga pendidikan agama yang ideal sebagaimana yang disampaikan oleh Zamakhsari
Dhofir dalam menggambarkan profil pondok pesantren ideal yang sesuai dengan
tuntutan kekinian. Profil pondok pesantren ideal bisa dilihat dari profil
pondok pesantren Sunan Drajat yang berupaya memberdayakan dan meningkatkan
kualitas lembaga pendidikan di pesantrennya dengan mendirikan berbagai sekolah,
madrasah dan perguruan tinggi pada semua jenjang dan jenis (SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA, SMK dan PTAI/PTS) dalam lingkungan pondok pesantren.
Pengembangan Pesantren dengan
Meningkatkan Kualitas SDM Santri melalui Pengembangan Bakat dalam Wadah
Ekstrakurikuler
Sejak berdirinya hingga saat ini, Pondok Pesantren Khozinatul Ulum terus
melakukan inovasi dan pengembangan untuk kemajuan yayasan pondok pesantren. Bukan
tanggung-tanggung, pengembangan dilakukan dengan meningkatkan kualitas
pendidik, mengembangkan lembaga pendidikan ke ranah pendidikan formal dari PAUD
hingga perguruan tinggi, mengembangkan metode kurikukulum, bahkan mengembangkan
keterampilan-keterampilan yang dimiliki santri. Hal itu senada dengan visi
pondok pesantren yaitu mencetak insan yang bertaqwa, berilmu, berakhlak,
berprestasi, dan terampil.
Beberapa pelatihan yang diberikan pada santri sebagai pendidikan
ekstrakurikuler untuk mengembangkan bakat yang dimiliki santri diantaranya:
a) Seni baca
Al-Qur’an, ada pada tahun 2001;
b)
Menjahid/Bordir, ada pada tahun 2005;
c) Tataboga
ada pada tahun 2005;
d) Kursus
Elektronik, ada pada 2008;
e) Kursus
Bahasa Arab, ada pada tahun 2008;
f) Kursus
Bahasa Inggris ada pada tahun 2008.
g) Computer
dan Internet, ada pada tahun 2009;
h) Pelatihan Kepemimpinan,
Jurnalistik dan Pelatihan-pelatihan lain, ada pada tahun 2010.
Tak hanya itu, di Pondok Pesantren Khozinatul Ulum juga dilengkapi dengan
seni hadroh dan drama. Bahkan ada hari khusus untuk pertunjungan drama santri
yakni setiap hari Sabtu (Malam Ahad) yang dikemas sedemikian rupa dalam
rangkaian acara khitobah. Acara ini bertujuan sebagai wadah pengembangan
keterampilan yang dimiliki santri. Rangkaian acara khitobah meliputi pembukaan
diisi dengan tilawatil qur’an oleh santri serta ceramah pendahuluan yang juga
diperagakan oleh santri yang seolah-olah mubaligh; kemudian acara inti yang
diisi dengan tausiyah yang juga diisi oleh santri dengan memperagakan sosok
mubaligh ternama; lalu acara hiburan yang diisi dengan beragam seni seperti
seni drama religi, seni hadroh, musikalisasi puisi; dan sebagai penutupan
ditutup dengan acara doa yang juga dipimpin oleh santri. Hal ini tiada lain
untuk melatih mental santri tampil di muka umum (kemampuan public speaking) ketika kelak terjun di masyarakat paska boyong
dari pesantren dan hidup berbaur dengan masyarakat.
Strategi KH. Muharor Ali bersama
Putranya dalam Membangun Kemandirian Perekonomian Pondok Pesantren Khozinatul
Ulum
Semakin tahun, Ponpes
Khozinatul Ulum Blora terus mengalami kemajuan. Santri selalu bertambah,
sehingga butuh perluasan lahan dan penambahan infrastruktur. Sementara, tidak
mungkin jika ponpes hanya menarik biaya dari santri atau mengandalkan infak dan
sedekah. Untuk itu, pihak pondok terus berusaha untuk memiliki sumber
pendapatan sendiri demi mencapai kesejahteraan pesantren. Sebagai upaya untuk
memajukan pesantren, maka Ponpes Khozinatul Ulum Blora mendirikan BUMP (Badan
Usaha Milik Pesantren) seperti BMT (Baitul Maal Wat Tamwil) Al Barokah, Khozin
Shop yang bekerjasama dengan Indomaret, koperasi pesantren, dan toko Menara,
dan pelayanan air mineral isi ulang.
BMT (Baitul Maal Wat
Tamwil) atau badan usaha mandiri terpadu adalah lembaga keuangan mikro yang
bersifat informal yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil untuk menumbuh
kembangkan usaha mikro dan kecil agar dapat mengangkat derajat martabat serta
membela kepentingan umum marjinal. BMT Al Barokah adalah BMT yang dikelola oleh
yayasan Khozinatul Ulum untuk mensejahterakan anggota yang tergabung dalam
anggota BMT. Kegiatan utama BMT Al Barokah adalah mengembangkan usaha-usaha
produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha
kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang kegiatan
ekonominya. Selain itu BMT Al Barokah juga menerima titipan BAZIS dari dana
zakat, infaq dan sadaqah dan menjalankannya sesuai dengan peraturan dan
amanahnya. Adapun visi mulia BMT Al Barokah adalah untuk mewujudkan masyarakat
di sekitar lingkup BMT selamat, damai, sejahtera dengan usaha yang maju
berkembang, terpercaya, aman, nyaman, transparan, dan kehati-hatian bersama
BMT. Dengan adanya BMT Al Barokah ini sangat membantu usaha pesantren termasuk
koperasi pesantren dan membantu menumbuh kembangkan usaha mikro dan kecil
masyarakat sekitar pesantren.
Khozin Shop merupakan
salah satu contoh minimarket yang pendiriannya dikerjasamakan oleh Rabithan
Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) dengan menggandeng perusahaan
lain. Khozin Shop adalah bentuk format baru kerjasama ekonomi Pondok
Pesantren dengan perusahaan Indomaret. Dari kemitraan ini, pihak pesantren
mendapat pinjaman modal 75% dan yang 25% disediakan oleh pesantren. Modal
tersebut baru mulai dibayar secara berangsur-angsur, setelah berjalan tujuh
bulan. Setelah modal terbayar, maka toko tersebut akan menjadi milik pesantren
sepenuhnya. Bisnis kemitraan Khozin Shop ini sangat membantu kemandirian
ekonomi usaha pesantren. Kemandirian ekonomi ini bertujuan untuk menunjang
operasional Pesantren yakni Pondok Pesantren mempunyai pusat ekonomi sebagai
tempat pemenuhan kebutuhan santri dan pesantren secara mandiri. Selain itu, keberadaan
Khozin Shop juga memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar karena produk lokal
juga diberikan kesempatan masuk toko.
Koperasi pesantren
merupakan koperasi yang terletak di lokasi pesantren dengan menyediakan segala
perlengkapan yang dibutuhkan santri mulai dari makanan, minuman, buku, dan
barang-barang lainnya yang diperlukan santri. Koperasi pesantren dibuka dengan menyesuaikan
keaktifan pondok. Tiap hari, koperasi pesantren ini buka dari jam 06.30 hingga
pukul 12.00, kemudian dibuka kembali pada sore hari 16.30-17.20 dan pada malam
hari 20.00-21.00. Koperasi pesantren ini dijaga oleh 2 orang santri yang ikut
ndalem (membantu pengasuh). Tujuan pengasuh memberikan tugas kepada santri
ndalem adalah karena selain untuk melatih jiwa wirausaha mereka, juga untuk
melatih keteguhan dan ketaatan para santri terhadap ajaran agama yang selama
ini mereka dapatkan. Pendanaan dari koperasi pesantren ini ialah dengan
pesantren bekerja sama dengan BMT Al-Barokah. Koperasi pesantren ini
dikelola langsung oleh pengasuh yaitu
KH. Muharor Ali dan Hj. Umi Hanik.
Toko Menara terdiri
dari Menara Alat Tulis, Menara Busana, Menara Plastik, Menara Aksesoris serta
Menara Putra Komputer (MPC). Menara Alat Tulis dikelola oleh KH. Muharor Ali
dan Ibu Nyai Hj. Umi Hanik. Barang yang dijual di Menara Alat Tulis meliputi
alat-alat perlengkapan sekolah, buku-buku religi, dan buku-buku sekolah. Menara
busana dikelola oleh Neng Hj. Mil’ul Hana, S. Hum. Menara busana menyediakan
segala macam busana untuk anak-anak, remaja, hingga dewasa. Menara Plastik
dikelola oleh Gus H. Ahmad Zaki Fuad, S.Th.I. Menara plastik menyediakan segala
peralatan rumah tangga dan perabotan dapur. Menara aksesoris dikelola oleh Neng
Hj. Nur Hilwa Layyina, S.Th.I. Menara aksesoris menjual segala macam aksesoris
yang diperlukan pria dan wanita, aksesoris untuk memperindah ruangan rumah
beserta kado-kado. Sedangkan Menara Putra Komputer (MPC) dikelola oleh Gus H.
Ahmad Labib Hilmi. Menara Putra Komputer menjual segala macam alat elektronik
dan perlengkapannya. Toko menara ini memberikan pelayanan pada pelanggannya
setiap hari kecuali hari-hari besar seperti idul Fitri dan Idul Adha. Dalam
pelayanannya, toko ini dijaga oleh puluhan santri yang ikut pengasuh (ndalem).
Pelayanan air mineral
isi ulang merupakan usaha milik pesantren yang disediakan untuk para santri dan
juga masyarakat sekitar pesantren. Perubahan gaya hidup dari minum air rebus ke
air mineral menjadi pemicu cepat berkembangnya penjualan air isi ulang ini.
Semua pelayan usaha pelayanan air mineral isi ulang ini adalah santri putra, sehingga pelayanan air
mineral isi ulang untuk santri putri dikoordinir oleh pengurus. Pengelola dari
usaha ini yaitu KH. Muharor Ali dan bekerja sama dengan para santri yang ikut
ndalem (ikut pengasuh). Pelayanan air mineral isi ulang ini dibuka setiap hari
kecuali hari-hari besar islam. Semua keuntungan dari usaha ini untuk memajukan
kesejahteraan pesantren termasuk untuk memperluas lahan pesantren dengan
pembelian lahan baru dan penambahan infrakstruktur pesantren.
2 komentar :
Alhamdulillah...saya warga sekitar pondok. Baru tau sejarah khozinatul ulum baru kali ini. Semoga diberi kesehatan selalu, pak yai dan bu nyai...aamiin...
Semoga mendapatkan keberkahan dari beliau untuk semuanya amiinn....
Posting Komentar