HALIMAH BINTI MASDARI

Sabtu, 30 Mei 2020

SAYYIDAH ZAINAB BINTI KHUZAIMAH, UMMUL MASAKIN

SAYYIDAH ZAINAB BINTI KHUZAIMAH, UMMUL MASAKIN
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah



Siapakah sosok Sayyidah Zainab bin Khuzaimah?. Beliau adalah salah satu istri Rosululloh saw. Sebelum menikah dengan Rosulullah saw, beliau telah menikah. Ada perbedaan pendapat antara ahlul ilmi terkait pernikahan beliau sebelum dengan Rosulullah saw. Ada yang mengatakan bahwa Sayyidah Zainab binti Khuzaimah pernah menikah dengan Abdullah bin Jahsy ra. Ada pula ahlul ilmi yang mengatakan bahwa beliau pernah menikah dengah Thufail bin Harits.

Pendapat yang mengatakan bahwa Sayyidah Zainab binti Khuzaimah pernah menikah dengan Abdullah bin Jahsy ra.

Imam Adz Dzahabi berkata, "Suaminya, Abdullah bin Jahsy, terbunuh dalam perang uhud, lalu ia dinikahi Rosulullah saw. Ia hanya tinggal bersama Rosulullah saw selama 2 bulan atau lebih, setelah itu meninggal dunia." [1].

Pendapat yang mengatakan bahwa Sayyidah Zainab RA pernah menikah dengah Thufail bin Harits.

Diriwayatkan dari Muhammad bin Ishaq, ia berkata, "Rosulullah saw menikahi Zainab binti Khuzaimah Al Hilaliyah, ibu orang-orang miskin. Sebelumnya, ia menikah dengan Hushain atau Thufail bin Harits yang meninggal dunia di Madinah. Ia adalah istri Nabi saw yang pertama kali meninggal dunia." [2].

Ahli nasab, Ali bin Abdul Aziz Al Jurjani, "Sebelumnya ia (Zainab) menikah dengan Thufail. Setelah itu dinikahi oleh saudaranya Thufail, Asy Syahid Ubaid bin Harits Al Muththallibi." [3]

Adapun kemuliaan hati dan akhlak dari sayyidah Zainab binti Khuzaimah yang perlu kita teladani diantaranya:

1. Penyayang terhadap fakir miskin.

Sayyidah Zainab binti Khuzaimah sangat sayang terhadap orang-orang miskin, bahkan sebelum kenabian. Kecintaannya pada fakir miskin kian meningkat tatkala masuk islam. Atas kepedulian sosialnya pada fakir miskin, maka beliau dijuluki sebagai ummul masakin (ibu orang orang miskin). Kecintaannnya dan kepeduliannya lada fakir miskin mukmin kian bertambah besar terlebih ketika mendengar Rosulullah saw menyampaikan keutamaan menyayangi fakir miskin.

Sayyidah Zainab binti Khuzaimah merasa sangat bahagia tatkala mengasihi, menyayangi, dan berbuat baik kepada orang orang miskin. Sehingga seluruh waktunya ia gunakan untuk beribadah kepada Allah swt. Selanjutnya beliau menjaga, memberi makan, dan bersedekah kepada sejumlah orang-orang miskin. Itulah mengapa beliau disebut sebagai ibunda bagi orang orang miskin. Tiada lain karena kasih sayangnya pada fakir miskin sangat tinggi. 

Adapun keutamaan sedakah yang disampaikan Nabi Muhammad saw adalah:

Rosulullah saw berdabda, "Amal terbaik adalah engkau menyenangkan saudaramu sesama mukmin, membayarkan hutangnya, atau memberinya roti." [4]

Rosulullah saw bersabda, "Setiap muslim memberi pakaian kepada muslim lain karena tidak memiliki pakaian, Allah swt memberinya pakain berwarna hijau. Setiap muslim memberi makan kepada muslim lain karena kelaparan, Allah memberinya makan pada hari Kiamat dari buah-buahan surga. Setiap muslim memberi minum muslim lain karena kehausan, Allah memberinya minum pada hari Kiamat dari arak murni yang ditutup." [5]

Arak atau minuman keras memang haram ketika di dunia, namun ketika di akherat dihalalkan di surga. Arak di dunia adalah ujian, akankah para mukmin mampu mencegah dan menghindari untuk mengonsumsinya demi ketaatannya pada Allah swt. Sedangkan arak di surga adalah hadiah atas rohman Allah pada hamba hamba yang tergolong kekasih Allah swt. Arak di surga in syaAllah tidak memabukkan.

Rosulullah saw bersabda, "Manusia yang paling disukai Allah swt adalah yang paling bermanfaat di antara mereka. Amalan yang paling disukai Allah adalah menyenangkan orang muslim, membantu kesusahannya, membayarkan hutangnya, dan menghilangkan rasa laparnya. Sungguh, bahwa aku berjalan bersama saudaraku sesama muslim untuk suatu keperluan, lebih aku sukai daripada beri'tikaf di masjid selama sebulan. Siapa menahan amarah, Allah menutup auratnya. Siapa menahan amarah yang andai ia mau melampiaskannya tentu ia lampiaskan, Allah memenuhi hatinya dengan kerelaan pada hari Kiamat. Siapa berjalan bersama saudaranya sesama muslim untuk suatu keperluan hingga menuntaskannya, Allah meneguhkan kakinya pada hari kaki-kaki tergelincir. Akhlak tidak baik merusak amalan, seperti cuka merusak madu." [6]

Diriwayatkan dari Abu Malik Al Asy'ari ra, ia berkata: "Rosulullah saw bersabda, 'Sungguh surga ada kamar-kamar, luarnya terlihat dari dalamnya dan dalamnya terlihat dari luarnya, yang Allah sediakan untuk orang yang memberi makan, menyebarkan salam, dan shalat pada malam hari saat orang-orang terlelap.' [7]

2. Ahli Ibadah

Sayyidah Zainab binti Khuzaimah ra adalah sosok yang taat. Beliau adalah istri yang taat pada Rosulullah saw. Beliau mendampingi nabi Muhammad saw, meneladani perilaku, ilmu, akhlak dan kasih sayang nabi. Semakin hari, iman dan takwanya semakin meningkat. Beliau ahli sodaqoh, ahli puasa, ahli solat dan juga zuhud serta wara'. 

SUMBER PUSTAKA:

[1]. Syaikh Mahmud Al Mishri, Biografi 35 Shahabiyah Nabi (Jakarta: Ummul Qura, 2014), hlm. 224.

[2]. Al Haitsami menuturkan dalam Majma' Az Zawa'id (15358), "Diriwayatkan Ath Thabrani. Para perawinya tsiqah."

[3]. Siyar A'lamin Nubala (II/218).

[4]. HR. Ibnu Abiddunya dalam Qadha'ul Hawa'ij, Al-Baihaqi dalam  Syua'bul Iman, dari Abu Hurairah, Ibnu Adi dalam Al-Kamil, dari Ibnu Umar.

[5]. HR. Ahmad, Abu Dawud (1682), At Tirmidzi (2449), dari Abu Sa'id Al Khudri.

[6]. HR. Ibnu Abiddunya dalam Qadha'ul Hawa'ij, At Thabrani dalam Al Mu'jam Al Kabir, dari Ibnu Umar.

[7]. HR. Ibnu Hibban dalam kitab Shahih-nya.

Kamis, 28 Mei 2020

KORELASI ANTARA PANCASILA DAN PIAGAM MADINAH

KORELASI ANTARA PANCASILA DAN PIAGAM MADINAH
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah


Gambar 1. Pancasila Sebagai Piagam Madinah NKRI (Available at: www.jalandamai.org).

Piagam Madinah merupakan konstitusi pertama yang tertulis secara resmi dalam perjalanan sejarah manusia. Piagam Madinah disebut juga dengan istilah Perjanjian Madinah, Dustur Madinah, dan Shahifah Al-Madinah, merupakan kesepakatan damai sekaligus draf perundang-undangan yang mengatur kemajemukan komunitas dan berbagai sektor kehidupan Madinah, mulai dari urusan politik, sosial, hukum, ekonomi, hak asasi manusia, kesetaraan, kebebasan beragama, pertahanan, keamanan, dan perdamaian. Belajar dari piagam madinah, isi pancasila tak lepas korelasinya dengan piagam madinah.

Sebagai contohnya adalah bunyi sila pertama pancasila adalah "Ketuhanan Yang Maha Esa". Sila pertama pancasila sendiri diubah dari sila pertama piagam Jakarta yang berbunyi "Ketuhanan dengan menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya". Mengapa dirubah menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa"?. Karena di Indonesia pada masa pasca Kemerdekaan, agama yang diakui di Indonesia ada 5 yakni Islam, Kristen, Katholik, Hindu, dan Budha. Jika sila pertama pancasila tetap seperti sila pertama piagam Jakarta, maka akan terjadi perpecahan. Sebab agama di Indonesia bukan hanya Islam, melainkan ada juga 4 agama lain yang diakui keberadaannya meskipun minoritas yakni Kristen, Katholik, Hindu, dan Budha. Kendati minoritas, persatuan dan eksistensinya perlu dipertahankan.

Isi sila pertama pancasila memiliki tujuan yang sama dengan piagam madinah. Ya, piagam madinah menjadi inspirasi konstitusi pertama di dunia yang menjadi rujukan pancasila. Piagam madinah memperkenalkan sistem kehidupan yang harmonis dan damai bagi masyarakat Madinah yang majemuk nan plural. Rasulullah saw mengajarkan dasar negara yang kuat bagi pembentukan masyarakat baru, yaitu masyarakat madani yang rukun dan damai. Dimana dalam piagam Madinah, rosulullah saw mempersatukan 3 kelompok yang berbeda, yakni muslim dari kalangan Muhajirin dan Anshar sebagai kelompok mayoritas, non-muslim dari suku Aus dan Khazraj yang belum masuk Islam sebagai kelompok minoritas, dan kelompok Yahudi. Di sinilah Rosulullah saw mengajarkan pluralisme beragama, toleransi untuk mewujudkan persatuan.

Gambar 2. Pancasila (Available at: www.kompasiana.com). 

Sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) dan ketiga (Persatuan Indonesia) tiada lain diambil oleh para negarawan dan ulama Indonesia pada waktu itu dengan meneladani piagam madinah. Piagam madinah mengajarkan pada konstitusi dunia bahwa menjaga persatuan umat beragama yang heterogen untuk mencapai perdamaian adalah prioritas. Sikap rosulullah saw yang toleransi dan mau mengakui keberadaan agama lain (nasrani dan yahudi) menjadikan negara Madinah yang sebelumnya selalu diributkan dengan peperangan ratusan tahun menjadi damai dan bersatu padu rukun hidup berdampingan.

Sila kedua pancasila yang berbunyi "Kemanusiaan yang adil dan beradab" pun tidak lepas dari inspirasi piagam madinah. Isi sila kedua pancasila menitikberatkan pada 3 poin yakni kemanusiaan (perikemamusiaan), keadilan, dan adab (akhlak atau sopan santun). Sila kedua ini memiliki intisari yang tidak jauh dari pasal 13, 14, 15, 16, 17, dan 18 piagam madinah yang berisi tentang kemanusiaan dan sopan santun. Berikut adalah punyi pasal 13 - 18 piagam madinah:

Pasal 13: Orang-orang mukmin yang takwa harus menentang orang yang di antara mereka mencari atau menuntut sesuatu secara zalim, jahat, melakukan permusuhan atau kerusakan di kalangan mukminin. Kekuatan mereka bersatu dalam menentangnya, sekalipun ia anak dari salah seorang di antara mereka (berisi tentang kemanusiaan dan sopan santun).

Pasal 14: Seorang mukmin tidak boleh membunuh orang6 beriman lainnya lantaran (membunuh) orang kafir. Tidak boleh pula orang mukmin membantu orang kafir untuk (membunuh) orang beriman (berisi tentang kemanusiaan dan sopan santun).

Pasal 15: Jaminan Allah satu. Jaminan (perlindungan) diberikan oleh mereka yang dekat. Sesungguhnya mukminin itu saling membantu, tidak tergantung pada golongan lain (saling membantu adalah wujud kemanusiaan).

Pasal 16: Sesungguhnya orang Yahudi yang mengikuti kita berhak atas pertolongan dan santunan, sepanjang (mukminin) tidak terzalimi dan ditentang (olehnya) [pertolongan dan santunan merupakan bagian dari kemanusiaan dan sopan santun].

Pasal 17: Perdamaian mukminin adalah satu. Seorang mukmin tidak boleh membuat perdamaian tanpa ikut serta mukmin lainnya di dalam suatu peperangan di jalan Allah Allah, kecuali atas dasar kesamaan dan keadilan di antara mereka (berisi tentang keadilan dan kemanusiaan).

Pasal 18: Setiap pasukan yang berperang bersama kita harus bahu-membahu satu sama lain (berisi tentang kemanusiaan dan kesopanan).

Piagam madinah mengajarkan pada dunia bahwa kemanusiaan diutamakan dengan membentuk sistem tatanan masyarakat madani (Madinah) yang saling tolong-menolong menjaga negara dalam kondisi perang. Masyarakat Madinah diberikan kebebasan pengelolaan harta dalam kondisi damai. Ketika dalam kondisi perang, pemerintah negara Islam menetapkan aturan lainnya yaitu saling tolong-menolong baik jiwa maupun harta. Selama mereka tinggal bersama di satu negara, maka mereka wajib sama-sama membela tanah air mereka dari unsur-unsur luar yang hendak berbuat jahat. Kerja sama ini tidak hanya terbatas pada unsur militer saja, akan tetapi baik orang Yahudi maupun kaum muslimin juga wajib membiayai negara dalam upaya menghadapi pihak luar yang ingin berbuat jahat terhadap tanah air (wajib bela negara). Tujuannya adalah untuk melindungi Madinah tempat tinggal mereka bersama sebagai bentuk cinta tanah air. Piagam Madinah ini mempertegas sifat adil yang dimiliki oleh kaum muslimin. Keputusan yang adil untuk semua kaum baik kaum muslimin, kaum nasrani maupun kaum Yahudi.

Adapun sila ke empat pancasila yang berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan" juga sejalan dengan isi piagam madinah yang mengajarkan kerjasama (musyawarah). Piagam madinah mengajarkan arti kerja sama untuk menciptakan maslahat negara. Selain itu, kata "kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan" juga tak jauh berbeda dengan isi piagam madinah yang mengajarkan apabila terjadi konflik/permasalahan maka dikembalikan pada hukum Allah swt dan rosulullah saw selaku kepala negara.

Sedangkan sila kelima pancasila yang berbunyi "Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia" pun juga sejalan dengan keadilan yang diajarkan oleh piagam madinah. Piagam madinah berisi ajaran untuk menolong orang yang dizalimi. Baik orang yang dizalimi tersebut anggota satu kabilah atau bukan. Ini menunjukkan bahwa keadilan tidak pandang bulu. Seandainya pun yang berlaku zalim adalah orang satu kabilah, maka yang ditolong tetap orang yang didzalimi. Hal ini menghapus tradisi jahiliyah yang menolong seseorang semata-mata karena alasan kekeluargaan, kekerabatan, maupun kekayaan. Hukum adil tanpa pandang bulu, tidak lancip ke bawah (kaum lemah seperti fakir miskin, dhuafa, dll) lantas tumpul ke atas (seperti pejabat, konglomerat, hartawan, dll), melainkan lancip ke atas juga ke bawah sehingga adil. Nah, inilah esensi bentuk keadilan yang hakiki yang dijadikan rujukan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Semoga tulisan dan pemikiran saya (Dewi Nur Halimah, Halimah Az Zahra, Halimah bintu Masdari) ini bermanfaat untuk pembaca. Tulisan ini Halimah hadiahkan pada Bapak Masdari dan Ibu Mahzunah selaku orangtua dan guru pertama saya serta bapak Khusnul Maat selaku inspirator penulis dalam menulis karya ini. Selain itu tulisan ini juga saya dedikasikan untuk Nabi Muhammad saw, Ummahatul mukminin, para khulafaur rosyidin, dan ahlul bait. Tak lupa sebagai hadiah pula pada para kiahi saya, guru saya dari MI, TK, SD, SMP, SMA, hingga pesantren. Semoga tulisan ini bermanfaat dunia akherat dan menjadi amal jariyah penulis dan para guru penulis. Lahul fatekhah. Aamiin.

NOTE :
Mohon baca fatekhah dihadiahkan pada rosululah saw dan solawat 3 kali setelah membaca tulisan ini. In syaAllah jika dirasa bermanfaat halal untuk dishare sekalipun tanpa izin penulis selama tidak ada tulisan sedikit pun yang dirubah.

Segala kebenaran datangnya dari Allah swt. Dan segala kesalahan datangnya dari Al Faqir. Semoga tulisan ini bermanfaat dunia dan akherat. Salam takdzim penulis untuk para guru penulis. In syaAllah kritik dan saran yang membangun yang disampaikan dengan baik oleh pembaca sangat penulis harapan untuk kebaikan penulisan selanjutnya. Terimakasih

SUMBER INSPIRASI TULISAN:

Hasil diskusi dengan Bapak Khusnul Maat pada 16 Mei 2020, Blora.

SUMBER PUSTAKA GAMBAR:
  1. Fatimah, Nuri Alyatin. 2020. "Implementasi Pancasila". Available at: https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/alyatinfatimah/5e3240e3d541df4e504ec8f2/implementasi-pancasila. Didownload pada 28 Mei 2020.
  2. Solahudin Wafi, Muhammad. 2020. "Pancasila Sebagai Piagam Madinah NKRI". Available at: https://www.google.com/amp/s/jalandamai.org/pancasila-sebagai-piagam-madinah-nkri.html/amp. Didownload pada 28 Mei 2020.

Kamis, 21 Mei 2020

LET'S READ DI RUMAH BACA ALKY, PESONA LITERASI DI BAWAH KAKI GUNUNG MANGGIR

LET'S READ DI RUMAH BACA ALKY, PESONA LITERASI DI BAWAH KAKI GUNUNG MANGGIR
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah

Melansir berita yang di publish di website https://blorakab.go.id/index.php/public/berita/detail/950/update-data-kemiskinan-dengan-valid  dan https://www.bloranews.com/12-desa-termiskin-akan-terima-bantuan-bedah-rutilahu/, pemudi asal Todanan yang bernama Lucky Rusyita merasa prihatin. Bagaimana tidak, desanya yakni desa Ketileng masuk dalam kategori salah satu dari 12 desa termiskin di Blora. Ia pun berpikir bagaimana cara memajukan desanya dan mengandeng duta baca Blora (Dewi Nur Halimah) untuk merenungkan hal tersebut.

"Salah satu penyebab kemiskinan adalah rendahnya kepedulian terhadap pendidikan. Padahal pendidikan adalah mata rantai pemutus kemiskinan. Salah satu upaya membangkitkan kepedulian terhadap pendidikan bisa ditempuh dengan meningkatkan minat baca anak-anak dan warga desa. Ketika pola pikir sudah open minded, maka kemajuan pun akan lebih mudah dicapai," tutur Halimah pada Lucky. 

Keinginan untuk memajukan literasi Blora semakin besar terlebih ketika mengetahui data rendahnya minat baca Indonesia. Pertemuan Halimah dengan Lucky Rusyita inilah yang menjadi inisiator awal mula terbentuknya Rumah Baca Alky (RBA). Pertemuan Halimah dan Lucky pertama kali dilakukan di Gua Terawang, Todanan. Sembari menikmati keindahan wisata Goa Terawang, mereka berdua berdiskusi terkait bagaimana meningkatkan literasi khususnya minat baca anak anak di Blora.

"Saya merasa miris mbak, desa Ketileng juga masuk dalam kategori miskin. Minat baca di desa saya juga rendah, saya setuju kalau kita mendirikan rumah baca. Bayangin saja mbak, data dari UNESCO malah lebih miris lagi. Menurut badan pendidikan dari PBB ini, persentase minat baca di Indonesia hanya 0,01 persen. Artinya, dari 10.000 anak Indonesia, hanya satu orang yang suka baca. Nah, pendirian rumah baca menurutku solutif buat majukan pengetahuan anak-anak di desa Ketileng," papar pemudi hitam manis asal Todanan itu pada duta baca Blora.

Menurutnya setelah pertemuan dan diskusi panjang dengan Halimah, mereka pun sepakat untuk menentukan lokasi Rumah Baca. Rumah baca itu mengambil tempat di rumah Lucky yakni di Dukuh Patihan RT 03/RW 03, Desa Ketileng, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora. Rumah baca itu diberinama "Rumah Baca ALKY". Alky sendiri diambil dari nama foundernya yakni Lucky dengan struktur kepengurusan Lucky Rusyita sebagai foundernya dan Dewi Nur Halimah sebagai ambassadornya.

"Saya prihatin melihat data literasi Indonesia dan minat baca masyarakat Indonesia yang rendah. Bahkan menurut hasil penelitian Program for International Student Assessment (PISA), Indonesia berada pada ranking 62 dari 70 negara yang disurvei dalam ketegori prestasi literasi masyarakat dunia. Sedangkan menurut survey yang dilakukan oleh Central Connecticut State University (CCSU), Indonesia berada di urutan 60 dari 61 negara yang disurvei. Ini benar-benar sangat memprihatinkan, sebegitu parahkan tingkat literasi bangsa Indonesia. Hal inilah yang menggerakkan saya untuk mencari partner yang sevisi untuk memajukan literasi Blora melalui baca tulis. Alhamdulillah saya dipertemukan Allah dengan mbak Lucky yang juga pegiat literasi. Jadi inilah awal mula terbentuknya rumah baca Alky," tutur Halimah selaku duta baca Blora, Rabu (20/5/2020) lalu.

Kebulatan tekad 2 pemudi Blora ini melahirkan didirikannya Rumah Baca Alky. Perjalanan Rumah Baca Alky bukanlah mudah, berawal dari diskusi, dorongan, hingga sebuah  ketekadan langkah nyata. Awalnya yang dijadikan bahan bacaan di Rumah Baca adalah Buku milik Lucky Rusyita dan Dewi Nur Halimah sendiri. Buku buku bacaan, buku sekolah ditaruh di kardus ditata rapi di Rumah Baca. Melihat kegigihan Lucky Rusyita dan Halimah, ayah dari Lucky pun tak tega putrinya berjuang sendiri. Akhirnya didukunglah tekadnya dan dibuatkan almari rak buku untuk Rumah Baca. Seiring berjalannya waktu, untuk menambah koleksi buku yang dibaca anak-anak. Dewi Nur Halimah bersama Lucky Rusyita membuka donasi buku (Open Book Donation). Alhamdulillah beberapa donatur mengirimkan dan menyumbang bukunya untuk turut serta memajukan literasi Rumah Baca. Anak-anak gratis berkunjung dan membaca di Rumah Baca Alky. Inilah yang mendorong anak untuk berkunjung dan membaca. Lebih dari itu, Rumah baca Alky ini memiliki 2 program unggulan yang mampu menarik minat anak-anak sekitar yakni MingCa (Minggu Baca) dan Gumot (Minggu Motivasi). Gumot dan MingCa ini menarik karena disertai dengan dongeng anak. Weekend yang produktif dan bernilai edukatif.

"Saya bersyukur bisa dipertemukan dengan mbak Halimah. Awalnya pertama kali menghubungi lumayan takut, kawatir dikacangin soalnya kan kadang orang yang terkenal, berprestasi itu sibuk dan cuek. Ternyata dugaan saya salah, mbak Halimah orangnya ramah, welcome dan ringan tangan. 3 April 2019 adalah awal mula rumah baca Alky didirikan. Saya menjadi berani melangkah atas dorongan mbak Halimah. Mbak Halimah ini orangnya pemberani, tegas mengambil langkah. Makanya saya tidak salah memilihnya sebagai ambassador rumah baca Alky, terlebih dia kan duta bacanya Kabupaten Blora," ungkap Lucky Rusyita saat ditanya tentang rumah baca yang didirikannya.

Pemuda Todanan berkulit hitam manis itu menuturkan alasan ia memilih Halimah sebagai partner rumah baca. Ia menjelaskan kalau duta baca itu kan koneksi jaringan orang-orang yang peduli literasi banyak, sehingga sangat prospektif untuk menggaet donatur untuk menyumbangkan buku-buku ke rumah baca. Ambassador sendiri memiliki tugas promoting rumah baca ke masyarakat Blora, influencing anak anak buat tertarik membaca, dan menggaet donatur untuk memajukan rumah baca Alky.

Sementara itu, visi dari rumah baca Alky adalah meningkatkan minat baca anak-anak di Blora serta mendorong kreativitas anak dalam berkarya. Sedangkan misi dari rumah baca Alky diantaranya; 1) Mempermudah anak-anak usia sekolah mendapatkan buku referensi sekolah di luar jam sekolah, 2). Menambah pengetahuan bagi anak-anak dan masyarakat sekitar melalui buku-buku yang ada di rumah baca 3). Memberikan anak-anak dan remaja kegiatan bermutu dan berniai positif melalui membaca,
4). Mendekatkan masyarakat sekitar dengan buku, 5). Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membaca buku, dan 6). Menerapkan budaya membaca buku di kalangan masyarakat sekitar.

Kehadiran Rumah Baca Alky (RBA) di kaki lereng gunung Manggir ini diharapkannya memberikan nuansa baru untuk literasi Blora. Minat baca anak yang semakin tumbuh dengan baik serta kepedulian terhadap dunia pendidikan pun besar. 2 Dara muda itu berharap agar Pemerintah dan pejabat setempat juga mendukung eksistensi rumah baca dengan bantuan buku agar koleksi buku bertambah dan minat baca anak semakin meningkat.

Gambar 1. Kondisi Anak Anak di Rumah Baca (Dokumen Pribadi Lucky). 

Gambar 2. Kondisi Anak Anak di Rumah Baca (Dokumen Pribadi Lucky)

Gambar 3. Kondisi Anak Anak di Rumah Baca (Dokumen Pribadi Lucky). 

Gambar 4. Kondisi Anak Anak di Rumah Baca (Dokumen Pribadi Lucky). 

Gambar 5. Kondisi Anak Sedang Membaca di Rumah Baca (Dokumen Pribadi Lucky). 

Gambar 6. Kondisi Anak Anak Sedang Membaca di Rumah Baca (Dokumen Pribadi Lucky). 

Gambar 7.  Kondisi Anak Sedang Membaca di Rumah Baca (Dokumen Pribadi Lucky). 

Gambar 8. Kondisi Anak Anak di Rumah Baca (Dokumen Pribadi Lucky). 

Dalam rangka meningkatkan minat baca anak Indonesia, kalian juga bisa mampir di website Let's Read. Membaca menyenangkan hati, bukan sekedar mendapatkan ilmu tapi juga berjelajah pada dunia lewat membaca. Untuk menumbuhkan budaya membaca, kalian juga bisa download aplikasi Let’s Read. Cocok banget buat Bunda yang mengajarkan membaca pada anak sejak dini. Salam literasi.

#Let'sReadAsia
#AyoMembaca

Kamis, 14 Mei 2020

KENAPA TUHAN YANG MAHA ESA, BUKAN TUHAN YANG MAHA SATU?

KENAPA TUHAN YANG MAHA ESA, BUKAN TUHAN YANG MAHA SATU?
*****
Ulasan Topik antara Al Qur'an dan Pancasila
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah
(Halimah bintu Masdari)


Bunyi sila pertama pancasila pancasila adalah: "Ketuhanan Yang Maha Esa" yang merupakan revisi/perbaikan dari sila pertama piagam Jakarta yang berbunyi: "Ketuhanan dengan menjalankan syar'iat Islam bagi para pemeluk-pemeluknya".

Mengapa sila pertama piagam Jakarta diganti dengan kalimat "Ketuhanan Yang Maha Esa"?. Tiada lain karena untuk menjaga persatuan bangsa Indonesia mengingat di Indonesia jumlah agama yang diakui pada waktu pasca kemerdekaan ada 5 yakni Islam, Kristen, Katholik, Hindu, dan Budha. Meskipun saat ini yang diakui ada 6 yakni Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha, dan Khong Hu Chu. Jika yang diakui hanya Islam saja seperti tertera dalam piagam Jakarta, maka dikawatirkan pemeluk agama lain akan memisahkan diri dari NKRI dan Indonesia terpecah belah. Itulah mengapa demi sebuah toleransi, demi sebuah persatuan, piagam Jakarta dirubah pada sila pertama Pancasila menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa". 


Esa sendiri diambil dari sifat wajib Allah swt yakni wahdaniyah. Kata wahdaniyah artinya esa atau tunggal (tidak berbilang). Sedangkan sifat mustahilnya Allah dari wahdaniyah adalah ta'addud artinya berbilang atau lebih dari satu. Hal ini sesuai firman Allah swt firman Allah SWT:

لَوْ كَا نَ فِيْهِمَاۤ اٰلِهَةٌ اِلَّا اللّٰهُ لَـفَسَدَتَا ۚ فَسُبْحٰنَ اللّٰهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُوْنَ

Artinya: "Seandainya di langit dan di bumi ada Tuhan - Tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu akan binasa". (QS Al - Anbiya : 22)


Mengapa tidak Allah Yang Maha Satu saja, bukankah Esa = satu, tunggal?. Sebab sifat Allah adalah wahdaniyah yang artinya esa, tidak berbilang. Sifat Allah bukan wahid yang artinya satu. Kalau tak berbilang berarti tidak ada lanjutannya, Esa ya Esa saja. Tidak ada Esa, Duesa, Triesa, dll. Lalu mengapa tidak menggunakan kata wahid? karena wahid artinya satu. Satu adalah bentuk angka berbilang. Bila ada satu, otomatis ada yang ke - dua, tiga, empat, lima, dst. Itulah mengapa sifat Allah adalah Dzat Yang Maha Esa.

Selain itu, bila kita telusuri lebih mendalam. Pengambilan kata Esa pada "Ketuhanan Yang Maha Esa" pada sila pertama pancasila tiada lain dari surat di Al Qur'an  yakni surat Al Ikhlas. Perhatikanlah baik-baik ayat dalam QS. Al Ikhlas berikut:


قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ

1. Katakanlah (Muhammad) : "Dialah Allah, Yang Maha Esa".

ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ

2. Allah tempat meminta segala sesuatu.

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ  

3. Dia (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. 

 وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ

4. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia (Allah).

Dari ayat pertama dapat kita ketahui bahwa kata Esa diambil dari ayat pertama surat Al Ikhlas. Artinya sumber sila pertama pancasila dipetik dari kalam Allah swt di Al Qur'an. Ayat pertama mengandung ajakan bahwa kita wajib mengesakan Allah dan mensucikan-Nya, mensifati-Nya dengan sifat yang sempurna, dan menafikan kemusyrikan. Surat Al Ikhlas ini menjadi bukti atas penolakan kita terhadap orang nashrani yang memiliki keyakinan tentang trinitas dan orang musyrik yang menyembah kepada Allah juga kepada tuhan-tuhan yang lainnya. Ini cukup jelas bahwa sila pertama dalam pancasila diambil dari Al Qur'an.

Nah bila kita telusuri dari segi bahasa pada ayat pertama pun luar biasa. Pada ayat pertama surat Al Ikhlas terdapat penyebutan isim jalil yaitu هُوَ sebelum penyebutan kalimat اللهُ pada ayat {قُلْ هُوَ اللهُ} menunjukkan kebesaran dan kemulian Allah swt. Allah adalah Dzat Yang Esa. Esa artinya tunggal, tiada tandingan.

Jadi pemilihan kalimat "Ketuhanan Yang Maha Esa" pada perumusan pancasila 1 Juni 1945 bukanlah sembarangan, melainkan atas musyawarah yang digodok matang antara negarawan Indonesia dan ulama Indonesia pada zaman dahulu. Pemilihan kata yang indah, tepat, dan penuh makna yang mendalam. Tujuan tersirat dan tersurat mendamaikan persatuan. Betapa indahnya apabila pancasila bersumber dari Al Qur'an.

Semoga tulisan dan pemikiran saya (Dewi Nur Halimah, Halimah Az Zahra, Halimah bintu Masdari) ini bermanfaat untuk pembaca. Tulisan ini Halimah hadiahkan pada Bapak Masdari dan Ibu Mahzunah selaku orangtua dan guru pertama saya. Selain itu tulisan ini juga saya dedikasikan untuk Nabi Muhammad saw, Ummahatul mukminin, para khulafaur rosyidin, dan ahlul bait. Tak lupa sebagai hadiah pula pada para kiahi saya, guru saya dari MI, TK, SD, SMP, SMA, hingga pesantren. Semoga tulisan ini bermanfaat dunia akherat dan menjadi amal jariyah penulis dan para guru penulis. Lahul fatekhah. Aamiin.

NOTE :
Mohon baca fatekhah dihadiahkan pada rosululah saw dan solawat 3 kali setelah membaca tulisan ini. In syaAllah jika dirasa bermanfaat halal untuk dishare sekalipun tanpa izin penulis selama tidak ada tulisan sedikit pun yang dirubah.

Segala kebenaran datangnya dari Allah swt. Dan segala kesalahan datangnya dari Al Faqir. Semoga tulisan ini bermanfaat dunia dan akherat. Salam takdzim penulis untuk para guru penulis. In syaAllah kritik dan saran yang membangun yang disampaikan dengan baik oleh pembaca sangat penulis harapan untuk kebaikan penulisan selanjutnya. Terimakasih

SUMBER PUSTAKA:
Hasil Wawancara dengan Bapak Masdari pada 14 Mei 2020, Blora.