JUJUR DAN TERBUKALAH SAMA PASANGAN SEJAK AWAL, BUKAN SEJAK KETAHUAN
Senin, 17 Februari 2025 aku kontrol dan USG ke-2 di RS PERMATA Blora. Aku berangkat pukul 11.30 an, sekitar itu. Dan sampai Blora pukul 12.30 an karena hujan dan pelan pelan. Jadwal periksaku jam 2 siang. Lalu kami daftar administrasi dan menunggu dipanggil di ruang pemeriksaan sama bidan dan menunggu jadwal USG sama dokter Shofwati.
Ternyata, habis kehujanan itu bikin sering pipis. Selain itu setelah jam 13.00 perutku lapar. Aku ngasih uang ke suamiku minta dibelikan cemilan entah donat, onde onde atau apa. Alhamdulillah dapat onde onde. Habis makan, tahunya perut kram, kontraksi. Sebagian kursi kosong, aku pinjam paha suami, minta buat bantal aku mau tiduran bentar perutku kram dan kontraksi, sakit. Suami tidak mau. Disitulah aku nyeseg, katanya malu di ruang tunggu banyak orang. Masalahnya istrimu lagi sakit, perutnya kram dan kontraksi, masak pinjam paha orang lain buat tiduran, perut sakit banget.
Siapa yang pertama diharapkan istri dimintai pertolongan kalau bukan suaminya?. Jelas suaminya. Kecuali tidak ada suaminya, dorurot sama yang lain yang bisa bantu. Kalau ada yang halal kenapa nggak. Kenapa musti malu, wong istri sakit. Serius nahan kontraksi, nahan nyeseg sakit hati itu sakit banget. Akhirnya aku berdoa semoga ada tempat duduk yang dekat tembok yang kosong, yang duduk dipanggil atau pergi. Alhamdulillah bapak bapak yang duduk di dekat tembok pergi dipanggil. Aku langsung pindah lokasi, punggungku kusandarkan tembok sambil pegang perutku yang kontraksi nendang nendang kenceng. Kaki kuselonjorkan di bangku yang kosong, tubuh kusandarkan tembok. Nyeseg punya suami malu nolongin istri alesannya dia pakai peci dan sarung sehingga malu romantis di ruang tunggu, ini bukan soal romantis pinjam paha karena istrinya kontraksi.
Lalu nggak lama kemudian, 30 menit lah. Aku dipanggil USG. Alhamdulillah, sepanjang ke bagian pengambilan obat aku diam, suami kudiamkan. Hatiku sangat sakit. Dimintai tolong paha buat bantal istri yang kontraksi kesakitan aja malu. Padahal istrinya sakit kontraksi, hamil anak dia, aku halal untuknya. Lalu siapa yang kumintai tolong masak lelaki lain sementara di sampingku ada suamiku, apa cuman lihatin aja.
Dari situ aku marah, nyeseg. Sama SUBIYAH aja yang ajnabiyah (perempuan lain, bukan makhram, santriwati PP. Madinatus Salam) dulu nggak malu, sebelum nikah sering tuh tukeran record suara pamer ngaji. Padahal jelas kholwat, laki laki perempuan bukan makhram. Hafidzoh su'ul adab dan santri miskin moral. Sudah nikah bohongi istri, kholwat sama Silvi Aprilia. Ngakunya ngajar murid tua jelek. Tahunya murid perempuan muda usia sekitar 22/23 Tahuan seksi kalau kerudungan disampirin leher dan payudara besar. Ketahuan jawabnya khilaf. Sama yang haram aja NGGAK MALU, istri (yang halal secara agama dan negara) kontraksi kesakitan minta tolong nggak mau, dia MALU.
Sama istri halal, tidak dilaknat Allah dan malaikat. Sama ajnabiyah haram dan dilaknat Allah dan malaikat. Nyeseg nggak, sakit banget rasanya. Sudah hamil besar tetap kerja buat nafkahin diri sendiri dan persiapan lahiran. Suami kerja buat dirinya sendiri, tidak pernah dikasih uang "dek ini nafkah untukmu, semampu mas segini ya. Doakan besok rizkinya melimpah biar bisa ngasih lebih banyak". Nggak pernah dapat itu. Mana perhatian kurang, selalu malu di hadapan orang meskipun kondisi istri dorurot. Maka kumodif diriku harus menjadi perempuan kuat, jangan tergantung sama makhluk meski suami. Tergantung sama Allah saja.
Suamiku sering tertutup, tidak jujur, bohong kepadaku. Kalau ketahuan buktinya baru jujur denganku. Nyeseg, sakit, kecewa. Tapi semua kukembalikan ke Allah. Barangkali ini cara Allah membuatku kuat dan tegar walau hatiku hancur. Tetap harus kuat, ingat Halimah. Anakmu sudah kamu nadzarkan untuk dihadiahkan pada Islam. Jadi ketika hamil ujiannya luar biasa, mulai suami kholwat sama ajnabiyah, bohong berkali kali, keuangan tidak terbuka, mertua tidak peduli dan pelit, banyak hal lain yang nggak bisa diungkapkan semua. Putraku, besok yang kuat ya. Tiru sifat nabi yang selalu jujur, amanah (bisa dipercaya), tablig (transparan/terbuka dengan hak orang lain atau pasangan), dan rajinlah belajar biar Fatonah (cerdas).
Ini namanya SUBIYAH, santri PP. Madinatus Salam Wonosobo, ada di bio FB sebelum dihapus. Paska Suami nikahin aku 1 Mei 2023, dia kayak belum ridho. Bikin akun FB 4 selalu like follow dan chat suami. Bikin IG selalu like follow suami. Sampai suami risih. Entah apa hubungan mereka sebelum nikah sampai si perempuan seganjen itu, padahal nggak sampe di khitbah, nggak dijanjikan nikah juga. Cuman hubungan nggak jelas, lebih tepat HTS. Nggak ada pengorbanan biaya nikah, dll seperti aku sama ibad jg. Pernah kutegur kudoakan semoga dapat jodoh yang baik, jangan hubungi atau ganggu suami aku, jawab e apa jal. Suka suka aku, hp hp aku. Hp hp kamu, tapi yang kamu hubungi itu dan kamu ganggu itu suami orang, neng 😅. Akhir e kulaporkan pihak pondok. Pihak pondok minta maaf ke aku, dia langsung minta maaf dan nggak berani hubungi suami lagi. Suami awalnya nggak boleh, aku lapor pondok dia. Lah ngapain kasihan ke pengganggu RT, kasihan ya ke istri. Aku nekad aja, siapa yang ganggu aku atau keluargaku, ya kuganggu balik. Disomasi cara halus tidak mempan, ya tegas. Malu urusan situ. Kalau punya malu, ya nggak usah ganggu suami orang.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar