Dalam sejarah kisah hidup dan biografi para ulama imam mahzab. Anak yang ngalim tidak lepas dari riyadhoh seorang ibu. Sebagaimana contohnya ibunda Imam Syafi'i, beliau adalah wanita yang cantik lagi cerdas ilmu fiqih, ahli puasa dan ahli ibadah melahirkan putra yang cerdas (imam mahzab) lagi soleh.
Kengaliman, kecerdasan, dan kesolehan seorang dzuriyah tidak lepas dari riyadhoh serta visi misi hidup ibuknya. Muhammad Al Fatih yang menaklukkan konstantinopel memiliki sosok ibu yang visionaris. Sholahudin Al Ayyubi, sang penakluk konstantinopel untuk kaum muslimin memiliki ibu yang visionaris untuk memajukan Islam dan kemenangan Islam.
Pun ibunda Imam besar ibnu Taimiyah, sang ibu pun berkata :
"Demi Allah, seperti inilah caraku mendidikmu (putraku). Aku nadzarkan dirimu untuk berkhidmat kepada Islam dan kaum muslimin. Aku didik engkau di atas syari'at agama. Wahai anakku, jangan kau sangka engkau berada di sisiku itu lebih aku cintai dibandingkan pada agama, berkhidmat untuk Islam dan kaum muslimin walaupun kau berada di penjuru negeri. Anakku, ridhoku kepadamu berbanding lurus dengan apa yang kau persembahkan untuk agamamu dan kaum muslimin. Sungguh, wahai ananda, di hadapan Allah kelak aku tidak akan menanyakan keadaanmu, karena aku tahu dimana dirimu dan dalam keadaan seperti apa engkau. Yang akan kutanyakan kelak tetangmu adalah : 'Wahai Ahmad, sejauh mana khidmadmu pada agama Allah dan saudara-saudaramu kaum muslimin. Jadilah penulis kitab/buku untuk menyebarkan pola pikirmu dan dakwah, niatkan untuk Islam. Jadilah pengusaha yang memajukan perekonomian ummat muslim. Jadilah penghafal yang menjaga ilmu Allah. Jadilah inivator muslim dunia yang memajukan dan berkhidmad untuk Islam dan kaum muslimin. Imbangi semua ilmu dan pengabdianmu semaksimal yang engkau bisa dengan husnul khuluq, jiwa penyayang, dan jiwa sosial. Teladani sifat rosulullah saw dan para ummahatul mukminin"
Begitulah visi misi para ibu imam mahzab. Bukan keras kepala, tapi teguh pendirian pada agama.
Pun aku, telah banyak persiapan dan riyadhoh yang kulakukan. Akan kudidik dzuriyahku kelak meneladani ibu para imam.
"Putraku, bukan apa yang agama islam dan bangsa ini berikan padamu. Tapi apa kontribusimu untuk kejayaan agama Islam dan tanah airmu. Putraku majukanlah islam dengan ilmu pengetahuan, akhlak mulia, jiwa penyayang, inovasi dan karya karyamu. Tulislaj pola pikirmu dalam kitab/buku. Inovasi dan temukanlah produk untuk mencukupi kebutuhan ummat muslim agar ummat muslim mandiri. Tidak tergantung produk komunis maupun liberal. Dzuriyahku, engkau perlu prihatin. Bahkan produk aksesoris dan alat rumah tangga seperti peniti pun kita import dari China, sementara China negara komunis. Secara tidak langsung laba itu akan membantu kemajuan komunis. Pun banyak produk rumah tangga seperti shampo, sabun, dll semua dari produk yahudi. Keuntungan mereka sebagian dihibahkan untuk kemajuan LGBT. Sementara LGBT jelas haram. Maka jadilah inovator muslim hebat, Penulis kitab, penguat agama yang membesarkan agama Islam dan berkhidmad pada kaum muslimin. Jadilah cerdas yang husnul khuluq mementingkan agamamu sayang. Jadilah pemuda yang kaya untuk berjuang Islam lewat harta, inovasi dengan karya, ngalim dengan ilmu, dan pandai berstrategi seperti Sayyidina Utsman bin Affan dan Muhammad Al Fatih"
Aamiin. Semoga diijabah Allah swt
Tidak ada komentar :
Posting Komentar