HALIMAH BINTI MASDARI

Sabtu, 27 Juli 2019

Sepucuk Surat Cinta di Ultah Emakku

Sepucuk Surat Cinta di Ultah Emakku


Untukmu wanita yang paling aku cintai yang bernama ibu. Terimakasih telah tulus merawat buah hatimu hingga sedewasa ini. Engkau adalah Inspirator dan motivatorku. Tanpamu, aku bukanlah siapa siapa.

Duhai ibundaku... 
Bila di dunia ini ada sosok yang rela mati untukku, itu adalah engkau. Demi melahirkanku ke dunia, engkau bertaruh nyawa. Bahkan bila diberi 2 pilihan oleh dokter saat melahirkan, "bayimu atau dirimu yang harus diselamatkan?". Dan engkau menjawab, "lebih baik anakku yang engkau selamatkan dok". Sungguh betapa mulia hati seorang ibu.

Untukmu wanita yang mulia yang bernama ibu... 
Mengenang segala jasamu, Halimah meneteskan air mata karena haru dan begitu besar cintamu untukku. 

Saatku kecil.... 
Aku sering ngoceh bagaikan kaleng rombeng, iya anak kecil kan suka ngoceh nggak jelas. Tapi ibu tidak pernah marah, bahkan makin gemas mendengarkan ku. Semoga kelak di usia tuamu, saat engkau meminta sesuatu berulang ulang karena engkau telah lupa. Aku tidak bosan dan marah sebagaimana sayangmu padaku tatkala waktu kecil. 

Saat aku tak mampu berjalan, merangkak, hingga berdiri berjalan bahkan berlari. Engkau dengan sabar mentatihku, menuntunku hingga aku bisa berdiri, berjalan bahkan berlari seperti sekarang ini. Semoga kelak diusia tuamu, saat engkau sudah kepayahan berjalan aku senantiasa sabar merawat dan memuliakanmu sebagaimana sayangmu padaku sewaktu kecil. 

Bila kukenang, dulu aku tak bisa baca tulis. Dengan sabar ibu lah yang mengajar baca tulis huruf latin dan hija'iyah. Ibulah guru Pertamaku. Aku masih teringat saat SD kelas satu dan madrasah diniah kelas satu, dimana namaku dipanggil dipanggung saat aku juara 1 dan juara lomba lomba. Kulihat ekspresi ibu sangat bahagia. Ibuku sayang, putrimu bisa juara juara tiada lain karena didikan ibu, karena rohmatNya Allah. 

Aku masih mengenang saat aku paska koma di usiaku yang ke 21. Selama 4 bulan aku tak bisa jalan, kepayahan. Ibu adalah wanita yang paling luar biasa merawatku. Di usia yang segede itu, ibu menuntunku kembali berjalan karena ada bagian tubuhku yang pernah patah (alhamdulillah sekarang sehat). Ibu memandikanku dengan air hangat yang ibu rebus dulu tiap pagi, agar aku sehat. Aku tak bisa mandi, jalan saja susah. Ibu memandikanku 😭. Engkau menyuapiku, memijitiku, meminumkan obat, dll. Tak mampu aku menyebutkannya semua. Sungguh besar sayangmu bu. Semoga kebaikan ibu dibalas Allah dengan janah yang indah di negeri akherat kelak.

Ibukku sayang... 
Tak ada orang yang aku cintai melebihi cintaku ke ibu. Itulah mengapa diusia ibu yang makin tua. Halimah memilih. Halimah saja yang kerja keras biar ibu lebih santai. Kasihan ibu, biar aku yang gantian memberi ibu. Bukankah dari kecil hingga dewasa ibu yang selalu merawat dan memberiku. Doakan putrimu menjadi waladun solekhah ya bu.

Ibuku sayang...
Ibu adalah penasehat terhebatku. Saat aku hampir goyah, ibu kuatkan imanku. Jangan kerja tergiur banyak, tapi pastikan kehalalan apa yang kita makan. Tanpa nasehat ibu, tentu aku tidak wira' dan asal banyak kuambil terlebih saat banyak tawaran menggoda imanku. Di sinilah peran ibu menguatkanku. Ibu pula yang mengajarkan ngalap barokah, Tabarukan, dan arti sopan. Ibu ngendikan:

"Sayangku jangan curhat sama manusia. Curhat sama Allah saja selepas solat in syaAllah terjaga rahasiamu. Sayangku jangan berharap pada manusia, manusia itu FANA. Berharap sama Allah saja."

Aku pelan pelan melakukan nasehatmu Ibukku sayang. Malam ini nope AWS dan RMA aku hapus agar aku tak curhat. Karena selama ini curhatku sama mereka. Aku salah, harusnya aku curhat sama Tuhanku. Bukankah Tuhanku yang menggerakkan hati manusia sebagaimana kata ibu. Semoga dengan aku menghapus nomor 2 sahabatku, menjadikanku tidak tergantung dan curhat padanya. Aku akan memperbaiki diriku bu.

Bu...
Engkau selalu menasehatiku, untuk kalau naik motor pelan jangan lebih dari 60 km/ jam. Alhamdulillah aku berusaha itu, akh selalu naik pelan dan dibawah itu. Meskipun kadang aku diketawakan, naik pelan kayak semut. Tapi bagiku tidak masalah, asal aku mendapat ridhomu. Kau tahu Bu, ridho siapa yang aku cari selain ridho Tuhanku semasa aku belum menikah?. Ridhomu bu, sebab surgaku ada dibawah ridhomu.

Ibukku sayang...
Di ultah yang ke 46 ini putrimu hanya bisa mendoakanmu barokah dunia akherat, selamat dunia akherat, dan bahagia dunia akherat. Semoga kado kadoku bisa membahagiakan ibu. Jauh jauh hari aku menabung untuk membeli kebutuhan dan kesukaan ibu. Alhamdulillah di hati ultah ibu, berhasil. Tadi aku bertemu dhuafa di jalan, kuhadiahkan pahala sodaqoh itu untuk ibu. Kubacakan solawat, ratib, ayat kursi dan pahalanya kuhadiahkan ibu. Bu maafkan aku, kebaikanku tak akan mampu membalas jasamu. Semoga balasan surga Allah berikan untuk ibu yang dengan sabar mendidik ilmu dan akhlak padaku.

Ibuku sayang...
Doakan putrimu semakin cantik akhlaknya, semakin cantik hatinya, semakin lembut sikapnya, semakin penyayang, dan semakin cantik parasnya. HALIMAH sayang ibu. Doa yang terbaik untuk ibu. Dan ini adalah puisi untuk ibu

SURGAKU PADAMU

Untukmu wanita termulia
Dari air susumulah
Mengalir kehidupan bagi anak manusia
Kasih sayangmu membentang seluas samudra
Pintu maafmu sejagad raya

Untukmu ibu...
Surgaku ada pada ridhomu
Di bawah telapak kakimu
Pintalan restu berkumandang

Di bawah kelembutan hatimu
Ada kesabaran dalam mendidikku
Di atas ketegaran jiwamu
Ada keikhlasan dalam merawatku

Untukmu ibu...
Demi kelahiran buah hatimu
Engkau taruhkan jiwa raga bahkan nyawa
Demi kebahagiaan putrimu engkau rela sengsara
Asal putrimu bahagia

Duhai rabbku...
Dialah ibuku, ibu yang mengenalkan Tuhanku padaku
Dialah ibuku, wanita yang mendidik akhlakku tentang cara bertutur kata, cara menjaga syari'at, cara berteguh iman, cara menata akhlak.
Dialah ibuku, guru pertama aku menimba ilmu baik ilmu sains maupun agama
Dialah ibuku, wanita yang dengan sabar ya mendidikku

Duhai rabbku...
Muliakanlah sebagaimana mereka merawatku sewaktu aku kecil
Duhai rabbku...
Ampunilah dosanya baik dosa saat ini, dosa yang telah lalu maupun yang akan datang.
Duhai Rabbku...
Beliau telah menghabiskan waktunya untuk mendidikku. Maka panjangkan usianya hingga ia melihat cucu cucunya hingga dewasa.
Duhai Rabbku...
Jagalah imannya agar kelak akhir hayat ya tetap iman, islam, husnul khotimah.
Duhai rabbku....
Aku mencintainya karena begitu besar wejangan dan kasih sayangnya. Muliakanlah. Sesungguhnya dari beliau lah aku berpegang teguh agamamu.

Selamat ambal warso ke 46 ibuku sayang. Semoga bahagia di dunia dan di akherat. Lahul fatekhah.