HALIMAH BINTI MASDARI

Sabtu, 16 September 2017

ANJURAN MEMERANGI BANGSA YAHUDI (KAFIR)

ANJURAN MEMERANGI BANGSA YAHUDI (KAFIR)
*****
KAJIAN KITAB TAJRIDUS SHOREH
*****
Diampu oleh Gus Dr. H.A, Muhammad Nur Ihsan, Lc. MA



Segala puji bagi Rabb Semesta alam. Tiada Tuhan melainkan Dia. Sesungguhnya agama yang mulia disisi Allah SWT adalah islam. Islam adalah agama yang hak, agama yang rahmatan lil alamin. Agama yang mengajarkan tentang yang haq dan melarang yang batil. Islam hadir untuk memuliakan kehormatan manusia dari jaman kebodohan (jahiliah) yang penuh dengan kemaksiyatan dan tindakan amoral atau tindakan asusila menuju pada kedamaian yang dihiasi dengan tindakan beretika (susila). Sesungguhnya apa yang Allah perintahkan mengandung banyak manfaat bagi hambanya, baik manfaat untuk dirinya dari segi kesehatan, agama, maupun kemaslahatan ataupun keselamatan. Demikian jua sebaliknya, atas segala yang dilarang oleh Allah SWT mengandung kemadharatan yang buruk untuk kesehatan manusia maupun untuk diri manusia itu sendiri.
Kaum muslimin muslimat yang dirahmati Allah SWT…J
Bangsa yahudi adalah musuh kaum muslimin sejak zaman Rosulullah SAW. Bangsa yahudi membenci islam dan membenci dakwah Rosulullah serta memusuhi kaum muslimin. Itulah sebabnya, dalam sebuah sejarah dikatakan bahwasannya tidak akan terjadi kiamat hingga kaum muslimin memerangi bangsa yahudi dan menaklukkan bangsa yahudi. Diceritakan pula bahwasannya di akhir zaman nanti, bangsa Yahudi akan mati dibawah taklukan kaum muslimin.  Rosulullah SAW bersabda: “Awal mula pasukanku (pasukan Nabi Muhammad SAW) perang di lautan. Tetapi sebagian pula ada yang berawal dari perang di Kota Kaisar”.   
Diriwayatkan oleh Abdillah dari Umar RA bahwa Rosulullah SAW berkata: “Hai ummatku (ummat Nabi Muhammad SAW) semua, perangilah bangsa Yahudi hingga mereka bersembunyi di bawah batu.” Lantas Rosulullah SAW berkata: “Hai Abdilah, bangsa Yahudi berada di belakangku, maka bunuhlah. Di dalam sejarah, tidak terjadi kiamat hingga engkau membunuh bangsa yahudi sebagaimana itu tertera dalam hadits-haditsku”.
Diriwayatkan oleh Abi Hurairah RA, Rosulullah SAW berkata: “ Tidak terjadi kiamat hingga kalian memerangi bangsa Turki (yang dimaksud bangsa Turki yang kafir/ bangsa yahudi) dengan tanda-tanda matanya sipit, wajahnya merah, hidungnya pesek, dan sandalnya terbuat dari bulu”.
Berdasarkan hadits-hadits tersebut menunjukkan bahwa adanya anjuran bagi kaum muslimin untuk senantiasa memerangi hingga menaklukkan kaum yahudi kafir, sebab kaum yahudi membenci islam dan memusuhi islam. Adapun ciri bangsa yahudi diantaranya; matanya sipit, wajahnya merah, hidungnya pesek dan suka mengenakan sandal yang terbuat dari bulu (sandal berbulu). Sungguh begitu utamanya memerangi bangsa yahudi hingga termaktub dalam hadits bahwasannya tidak akan terjadi kiamat hingga kaum muslimim membunuh dan memerangi bangsa yahudi. Hal ini menunjukkan tentang keutamaan kaum muslimin untuk memerangi dan menaklukan bangsa yahudi yang menandakan kemenangan kaum muslimin atas bangsa yahudi. Dengan kemenangan kaum muslimin atas bangsa yahudi menunjukkan kebesaran Allah SWT dan kejayaan islam.
Pada perang Khoibar, semua pasukan perang berharap diberikan bendera oleh Rosulullah SAW. Ketika semua kaum muslimin sudah kumpul semua, tidak ada yang dicari Rosulullah SAW, melainkan Rosulullah SAW justru mencari Sayyidina Ali. Tetapi Sayyidina Ali sakit mata dan tidak bisa hadir. Lantas Sayyidina Ali diludahi kedua matanya oleh Rosulullah SAW, lalu kedua matanya sembuh seperti sedia kala.
Diriwayatkan oleh Sahal bin Sa’ad RA bahwasannya Rosulullah SAW berkata: “Aku (Nabi Muhammad SAW) akan memberikan bendera pada seorang laki-laki di dalam perang Khoibar yang berhasil membuka kemenangan perang (atas izin Allah) melalui tangannya”. Lantas para kaum laki-laki berharap agar menerima bendera dari Rosulullah SAW. Maka dari itu, mereka (kaum laki-laki) datang lebih awal agar mendapatkan bendera dari Rosulullah SAW. Begitu Rosulullah SAW sampai di medan perang, Rosulullah SAW mencari Sayyidina Ali RA. Rosulullah berkata: “Dimanakah Ali?”. Maka dijawab oleh seorang laki-laki bahwasannya Sayyidina Ali RA sedang menderita sakit pada kedua matanya. Rosulullah SAW pun memerintahkan agar Rosulullah SAW dipertemukan dengan Sayyidina Ali. Rosulullah SAW mengobati penyakit mata Sayyidina Ali dengan meludahi kedua matanya yang sakit, seketika itu juga kedua mata Sayyidina Ali sembuh seperti sedia kala.
Rosulullah SAW pun bersabda: “Berangkatlah ke medan perang hingga tiba di medan pertempuran perang Khoibar, lalu perangilah kaum kafir di perang Khoibar, taklukkanlah mereka dan ajaklah mereka memeluk agama islam. Sesungguhnya Allah SWT memberikan hidayah pada laki-laki (yang memeluk agama islam setelah ditaklukkan dalam perang khoibar) serta kemuliaan yang lebih daripada merahnya binatang ternak (rojo koyo)”. Diriwayatkan oleh Ka’ab bin Malik RA bahwasannya Rosulullah SAW bersabda: ”Tidaklah aku (Nabi Muhammad SAW) bepergian melainkan pada hari Kamis”.
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA bahwasannya Rosulullah SAW berkata kepada utusan para Nabi “Apabila engkau (para utusan Nabi/ kaum muslimin) bertemu dengan Fulan dan si Fulan kepada 2 lelaki kafir quraish, maka bakarlah kedua lelaki kafir quraish tersebut dengan api.”Demikianlah kata beliau (baginda Nabi Besar Muhammad SAW) ketika akan keluar berpisah dengan kaum muslimin.
Diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA bahwasannya Rosulullah SAW bersabda: “Dengarkanlah dan taatlah apabila engkau diperintah pada bukan kemaksiyatan dan apabila diperintahkan pada kemaksiyatan, maka janganlah engkau mendengarkan ((perintah maksiyat it) dan janganlah engkau mentaatinya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwasannya Rosulullah SAW berkata: “Barangsiapa taat padaku (Rosulullah SAW), maka ia jua taat Allah SWT. Barangsiapa membangkang padaku (Rosulullah), maka ia juga membangkang (maksiyat) pada Allah SWT. Barangsiapa taat pada pemimpinnya (selama pemimpinnya adil dan mengajak pada kebaikan), maka ia juga taat padaku (rosulullah). Barangsiapa membangkang (maksiyat) pada pemimpinnya, maka ia juga membangkang padaku”.
*****
UCAPAN TERIMAKASIH                
Sebagai rasa takdim penulis, penulis ucapkan terimakasih pada Abah KH. Muharor Ali selaku pengasuh PP. Khozinatul Ulum. Tak lupa penulis sampaikan terimakasih pada Gus Ihsan (Gus Dr. H. A, Muhammad Nur Ihsan, Lc. MA) selaku guru yang mengampu dalam kajian kitab Tajridus Soreh. Semoga Allah swt senantiasa melimpahkan rahmadNya kepada beliau, memberikan nikmat panjang umur, melimpahkan rizkinya, dan memuliakannya sebagai golongan orang-orang beruntung. Semoga Allah swt senantiasa memuliakan para guru penulis, memberikan rahmad dan kasihNya sebab melalui perantara gurulah seorang murid dapat memahami suatu ilmu hingga dapat mengamalkannya. Mohon doanya semoga penulis senantiasa menjadi insan yang lebih baik dari sebelumnya, dapat bermanfaat di sepanjang hayatnya, dan dapat memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik. Semoga kita semua senantiasa dalam lindungan Allah SWT dan semoga akhir hayat kita nanti dalam keadaan khusnul khotimah. Aamiin.
   Jika dirasa tulisan ini bermanfaat, silahkan dishare. Semoga dengan membagikan tulisan ini dapat menjadi amal jariyah penulis jua guru penulis serta orang yang membagikan tulisan ini. Mohon doanya semoga penulis mendapatkan ilmu yang berkah dan senantiasa bermanfaat, serta menjadi santri yang berhasil dalam menimba ilmu serta tawadhu’. Tulisan ini tidaklah sempurna, sebab penulispun jua manusia yang tak luput dari dosa. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk penulis pertimbangkan pada penulisan selanjutnya. Saran dan kritik: WA 085725784395/ email. halimahundip@gmail.com. Semoga bermanfaat.  
Tiada yang lebih utama dari sebuah ilmu yakni ilmu yang diamalkan dan dibagikan pada kaum muslimin lainnya. Maka atas setiap ilmu yang kau dapatkan, ajarkan pula pada yang lainnya sebagai jalan dakwahmu akan kebaikan sembari engkau amalkan.   

REFERENSI:    
Abi Al Abas Zainudin Ahmad bin Abdul Latif. Tajridus Soreh. Surabaya: Darul Ilmi. Halaman 30-31.       


Tidak ada komentar :