HALIMAH BINTI MASDARI

Sabtu, 09 September 2017

KEUTAMAAN BERBUAT KEBAJIKAN

KEUTAMAAN BERBUAT KEBAJIKAN
*****
Ringkasan Kajian Kitab Majalisus Saniyyah   
(Halaman 79-80)
*****

Segala puji bagi Rabb Semesta Alam yang menciptakan tiap-tiap persedian pada setiap hambanya. Dialah Rabb yang menjalankan planet-planet pada orbitnya (sehingga tidak saling bertabrakan) dengan sinarnya yang benderang. Dialah yang Maha Menghidupkan lagi Mematikan. Dialah Tuhan yang mematikan makhluk yang bernyawa dan Dialah Tuhan yang menghidupkan tulang belulang (dari alam kubur) setelah kematian di hari kebangkitan.
Solawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang mana dengan mukjizatnya memberikan syafaatnya (atas izin Allah memberikan syafaat) di hari kiamat nanti. Tak lupa jua, solawat dan salam semoga tercurahkan pada keluarga Nabi Muhammad SAW beserta para sohabatnya yang dimuliakan derajatnya oleh Allah SWT. Semoga di hari akhir nanti, kita dapat tergolong sebagai bagian dari orang-orang yang beruntung yakni orang beriman dan bertaqwa yang senantiasa dicintai oleh Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
Duhai insan yang mulia, selalulah engkau berbuat kebajikan. Baik itu kebajikan pada dirimu sendiri maupun kebajikan pada orang lain. Sesungguhnya baikmu akan kembali pada dirimu sendiri. Allah SWT memerintahkan engkau supaya berbuat kebajikan itu tiada lain kemanfaatannya untuk dirimu sendiri. Sesungguhnya apapun yang Allah perintahkan itu mengandung kemanfaatan yang besar dan apapun yang Allah larang mengandung kemudharatan yang besar hingga tak baik untuk kesehatanmu. Maka dari itu, sudah selayaknya sebagai seorang hamba kita taat pada Allah SWT.
Diriwayatkan oleh Abi Hurairah RA bahwasannya Rosulullah SAW berkata “Tiap-tiap persendian manusia bisa menjadi sedekah setiap harinya sejak terbitnya matahari hingga terbenamnya matahari. Sebagaimana ketika engkau mendamaikan 2 (dua) orang yang berselisih merupakan sedekah, sebagaimana seorang laki-laki yang menggunakan hartanya di jalan Allah (bersedekah) merupakan sedekah, dan sebagaimana perkataan yang bagus adalah sedekah. Dan tiap-tiap kaki yang digunakan untuk melangkah solat adalah sedekah serta menyingkirkan segala sesuatu yang berbahaya dari jalan jua merupakan sedekah” (tersirat dalam Kitab Majalisus Saniyyah halaman 79).
Hadist tersebut menunjukkan bahwasannya setiap kebaikan yang engkau lakukan itu bernilai sedekah dan mendapatkan pahala. Barang siapa berlaku baik, maka ia mendapatkan pahala sebanyak jumlah persendian dalam tubuhnya yakni 360 pahala (sebagaimana jumlah persendian tubuh ada 360 sendi). Maka dari itu, gunakanlah hatimu senantiasa untuk merenungkan hal-hal yang baik dan janganlah engkau membayangkan hal-hal yang dilarang/ yang diharamkan. Gunakanlah bibirmu untuk senantiasa mengingat Allah SWT (berdzikir) sehingga bernilai sedekah dan janganlah engkau gunakan bibirmu untuk hal sia-sia seperti ghibah (ngrumpi/ menggosip), adu domba, fitnah, dll. Hiasilah matamu dengan hanya memandang yang halal. Dengarkanlah olehmu segala perkataan dan pembicaraan yang baik lagi tidak maksiyat. Pergunakanlah kaki dan tanganmu untuk beramal kebaikan sehingga semua yang dilakukan tubuhmu bernilai ibadah layaknya sedekah.
Jumlah persendian pada manusia ada 360 sendi. Hal ini dijelaskan dalam kitab Majalisus Saniyyah halaman 79. Dan tatkala engkau berbuat kebaikan, maka engkau diumpakan telah bersedekah sebanyak 360 kali (sebagaimana jumlah sendi dalam tubuh). Betapa banyak cara untuk mendekatkan diri pada kebajikan. Sebagaimana contohnya; 1). Mencegah diri dari berbuat maksiyat merupakan sedekah, 2). Menjalankan hal-hal yang diperintahkan Allah SWT dengan penuh ketaatan merupakan sedekah, 3). Meninggalkan hal-hal yang dilarang/ diharamkan merupakan sedekah, 4). Berbohong untuk mendamaikan dua pihak yang berselisih agar berdamai dan rukun merupakan sedekah. Tetapi dalam hal ini bukan berarti menghalalkan segala yang haram dan mengharamkan segala yang halal melainkan berbohong karena dhorurot (tiada jalan lain yang bisa ditempuh untuk mendamaikan kedua pihak kecuali dengan berbohong). Artinya berbohong adalah jalan terakhir setelah jalan yang lain ditempuh untuk mendamaikan kedua pihak tidak berhasil.
Duhai muslim-muslimat yang dirahmati Allah SWT. Dalam kitab Majalisus Saniyyah halaman 79 jua dijelaskan bahwasannya apabila malaikat jibril diturunkan di muka bumi, malaikat Jibril berharap bisa mendamaikan perselisihan antara dua pihak kaum muslimin sebagaimana menyiramkan air pada tanaman yang layu. Perlu kita ketahui, begitu mulianya mendamaikan dua pihak yang berselisih bahkan sampai malaikat Jibril pun berharap seumpama diturunkan dimuka bumi bisa mendamaikan kedua pihak yang berselisih. Sudah seyogyanya, sebagai kaum muslimin, apabila melihat saudara kita yang lain berselisih alangkah baiknya kita membantunya melerainya, mendamaikannya sehingga mereka yang berselisih dapat berdamai. Bukan justru sebaliknya, tatkala ada yang berselisih lantas engkau mengomporinya dan mengadu domba. Sunggu adu domba adalah perbuatan yang tidak baik, maka dari itu hindarilah. Semua ummat muslim adalah saudara, sudah menjadi kewajiban kita apabila ada yang beselisih untuk mendamaikannya.
Contoh lain dari sedekah adalah; 1). Ketika engkau mengucapkan salam dan menjawab salam merupakan sedekah. Mengucapkan salam apabila bertemu sesama saudara muslim sangat dianjurkan sebagaimana termaktub dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib, bahwasannya Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sudah mencukupi untuk suatu rombongan jika melewati seseorang, salah satu darinya mengucapkan salam.” (HR. Ahmad dan Baihaqi). Hadits tersebut diperkuat kembali dengan sabda Rosulullah SAW: “Apabila di antara kalian berjumpa dengan saudaranya, maka hendaklah mengucapkan salam kepadanya. Apabila terhalang oleh pohon, dinding, atau batu (besar), kemudian dia berjumpa lagi, maka hendaklah dia mengucapkan salam (lagi).” (HR. Abu Dawud: 4200, dishohihkan oleh Al-Albani dalam Misykat al-Mashobih: 4650, dan lihat Silsilah Shohihah: 186). Dan keutamaan menjawab salam juga sangat dianjurkan sebagaimana tertera dalam hadits yang berbunyi “Apabila kalian diberi salam/penghormatan, maka balaslah dengan yang lebih baik atau balaslah dengan yang serupa.” (QS. An-Nisa’: 86), 2). Akhlak yang mulia merupakan sedekah, 3). Bertemu orang dengan wajah tersenyum adalah sedekah sebagaimana termaktub dalam hadits yang berbunyi: “Senyummu di depan saudaramu, adalah sedekah bagimu (Sahih, H.R. Tirmidzi no 1956)” . Hadits tersebut diperkuat lagi dengan sabda Rasulullah SAW yang berbunyi “Kamu tidak akan mampu berbuat baik kepada semua manusia denga hartamu, maka hendaknya kebaikanmu sampai kepada mereka dengan keceriaan (pada) wajahmu (H.R. al-Hakim (1/212)”  

*****
UCAPAN TERIMAKASIH
Sebagai rasa takdim penulis, penulis ucapkan terimakasih pada Abah KH. Muharor Ali selaku pengasuh PP. Khozinatul Ulum. Tak lupa penulis sampaikan terimakasih pada Pak Khobir selaku guru yang mengampu dalam kajian kitab Majalisus Saniyyah. Semoga Allah swt senantiasa melimpahkan rahmadNya kepada beliau, memberikan nikmat panjang umur, melimpahkan rizkinya, dan memuliakannya sebagai golongan orang-orang beruntung. Semoga Allah swt senantiasa memuliakan para guru penulis, memberikan rahmad dan kasihNya sebab melalui perantara gurulah seorang murid dapat memahami suatu ilmu hingga dapat mengamalkannya. Mohon doanya semoga penulis senantiasa menjadi insan yang lebih baik dari sebelumnya, dapat bermanfaat di sepanjang hayatnya, dan dapat memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik. Semoga kita semua senantiasa dalam lindungan Allah SWT dan semoga akhir hayat kita nanti dalam keadaan khusnul khotimah. Aamiin.
   Jika dirasa tulisan ini bermanfaat, silahkan dishare. Semoga dengan membagikan tulisan ini dapat menjadi amal jariyah penulis jua guru penulis serta orang yang membagikan tulisan ini. Mohon doanya semoga penulis mendapatkan ilmu yang berkah dan senantiasa bermanfaat, serta menjadi santri yang berhasil dalam menimba ilmu serta tawadhu’. Tulisan ini tidaklah sempurna, sebab penulispun jua manusia yang tak luput dari dosa. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk penulis pertimbangkan pada penulisan selanjutnya. Saran dan kritik: WA 085725784395/ email. halimahundip@gmail.com. Semoga bermanfaat.  
Tiada yang lebih utama dari sebuah ilmu yakni ilmu yang diamalkan dan dibagikan pada kaum muslimin lainnya. Maka atas setiap ilmu yang kau dapatkan, ajarkan pula pada yang lainnya sebagai jalan dakwahmu akan kebaikan sembari engkau amalkan.   

REFERENSI:    

Syeh Ahmad bin Syeh Hajazi Al Fasani. Majalisus Saniyyah. Halaman 79-80. Surabaya: Maktabatil Hidayah.         

Tidak ada komentar :