HALIMAH BINTI MASDARI

Rabu, 20 September 2017

KEUTAMAAN MEMBACA AYAT KURSI PART IV

KEUTAMAAN MEMBACA AYAT KURSI
*****
PART IV
*****
Diambil dari Kajian Kitab Khozinatul Asror Hal 128-129
*****



Ø  Keutamaan ayat kursi yang nomor 9 adalah ayat kursi merupakan ayat yang disucikan.
Diriwayatkan oleh Rosulullah SAW bahwasannya Rosulullah SAW bersabda: “Demi dzat yang menciptakan diriku dengan kekuasaanNya (kekuasaan Allah), sesungguhnya orang yang membaca ayat kursi dengan satu lisannya dan kedua bibirnya. Maka Allah akan mensucikannya seperti mensucikan tulang betis seorang raja sebagaimana termaktub dalam hadits at tirmidzi dan hadits-hadits lainnya”.
Dan barangsiapa menjaga keistiqomahan dalam membaca ayat kursi sebanyak jumlah fasilah ayat kursi atau sebanyak jumlah kalimat dalam ayat kursi (50 kalimat) atau sebanyak jumlah huruf di dalam ayat kursi (170 huruf, maka dipantulkanlah sifat Allah SWT yang suci pada orang yang membaca ayat kursi tersebut. Dan Allah SWT akan mengampuni segala dosa orang yang menjaga keistiqomahan dalam membaca ayat kursi serta memberikan keberkahan pada orang yang membaca ayat kursi yang suci (secara istiqomah) sebagaimana tertera di dalam kitab Al Kudtsi”.

Ø  Keutamaan ayat kursi yang ke 10 adalah di dalam ayat kursi terdapat kalimat yang berisi (menerangkan) tentang sifat-sifat Allah SWT.
Allah SWT menceritakan suatu hal pada Rosulullah SAW (dengan memperlihatkan beberapa peristiwa) di malam mi’raj, maka Rosulullah SAW pun berkata: “Aku melihat di lauh mahfudz ada 3 tempat bercahaya”. Maka aku (Nabi Muhammad SAW) pun bertanya (pada Allah SWT) : “Duhai Rabbku, mengapa 3 tempat itu bercahaya?”. Lantas Allah SWT menjawab: “3 tempat iu adalah tempat (untuk para pembaca) ayat kursi, yasin, dan surat al ikhlas”. Maka aku (Nabi Muhammad SAW) pun bertanya (kembali) : “Ya Rabbi, bagaimanakah pahalanya orang yang membaca ayat kursi?”. Allah punmenjawab: “Sesungguhnya (di dalam) ayat kursi (terdapat) sifatku. Dan barangsiapa membaca ayat kursi (secara istiqomah) dengan beberapa ambalan (sebanyak fasilah ayat kursi atau sebanyak kalimat dalam ayat kursi atau sebanyak huruf di dalam ayat kursi), maka ia akan dapat melihat dzat-Ku (dzat Allah SWT) di hari kiamat”.
Allah SWT berfirman: “Adapun wajah orang yang menjaga keistiqomahan dalam membaca ayat kursi akan terlihat bercahaya di hari kiamat dan ia (jua) akan dapat melihat dzat-Ku (dzat Allah SWT) kelak di hari kiamat sebagaimana termaktub dalam kitab tafsir Imam Hnafi”.
Diceritakan oleh saudara laki-laki yang dimuliakan Allah SWT bahwasannya Allah SWT akan memuliakan orang-orang yang menjaga keistiqomahan dalam membaca ayat kursi di hari kiamat dan Allah SWT akan memberikan pertolonganNya pada orang-orang yang menjaga keistiqomahan dalam membaca ayat kursi di malam hari dan di siang hari dengan beberapa ambalan (sebanyak fasilah ayat kursi atau sebanyak jumlah kalimat dalam ayat kursi atau sebanyak jumlah huruf di dalam ayat kursi). Maka orang yang menjaga keistiqomahan dalam membaca ayat kursi (tersebut) akan dapat melihat Dzat Allah SWT di hari kiamat. Adapun orang yang menjaga keistiqomahan dalam membaca ayat kursi di malam hari dan di siang hari, maka sesungguhnya ia berada pada puncak derajat orang agung, lebih awal dan memiliki kedekatan yang sempurna dengan Allah SWT.

Ø  Keutamaan ayat kursi yang ke 11 adalah ayat kursi berisi kalimat tauhid
Sesungguhnya ayat kursi mengandung kalimat tauhid. Ibnu Arobi berkata: “Semoga Allah SWT mensucikan sifat Allah SWT di dalam ayat kursi yang agung. Karena sesungguhnya ayat kursi adalah lebih agung-agungnya ayat yang menjadi gantungan (tempat bergantungnya) segala sesuatu (atas izin Allah SWT). Karena mulianya Dzat Allah, maka bergantunglah beberapa hal pada Dzat Yang Maha Mulia (Dzat Allah SWT). Ayat kursi adalah ayat yang paling mulia di dalam Al Qur’an sebagaimana paling mulianya surat Al Ikhlas diantara surat-surat di dalam Al Qur’an”.    
Surat Al Ikhlas memiliki 2 sisi keunggulan yaitu: 1). Di dalam surat Al Ikhlas berisi kalimat-kalimat tauhid sebagaimana ayat kursi yang jua berisikan kalimat tauhid, 2). Turunnya surat Al Ikhlas dilatarbelakangi oleh adanya tantangan dari orang-orang kafir. Sedangkan turunnya ayat kursi tidak harus dilatarbelakangi dengan adanya tantangan dari orang-orang kafir.
Sesungguhnya Surat Al Ikhlas mengukuhkan kalimat tauhid di dalam 15 huruf, sedangkan ayat kursi mengukuhkan kalimat tauhid di dalam 50 huruf. Maka lihatlah kekuasaan Allah SWT di dalam memuliakan sifat-sifat-Nya (sifat-sifat Allah SWT) dengan meminjamkan makna yang dijabarkan dari 50 huruf (di dalam ayat kursi) dan dikatakan bahwa makna 15 huruf (di dalam surat Al Ilkhlas) menerangkan keagungan kekuasaan Allah SWT dan mengukuhkan sifat wahdaniyah Allah SWT sebagaimana tertera di dalam kitab Al Itqon.
Diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA bahwa Rosulullah SAW berkata: “Tidaklah ada ahli (membaca) la illa ha illallah yang merasa gelisah terhadap kematian dan hari kebangkitan dari alam kubur, karena pada waktu shoikhah (waktu ditiupnya terompet oleh malaikat isrofil), para ahli (membaca) La illa ha illallah mengipat-ngipatkan rambutnya dari debu seraya berkata: “Segala puji bagi Allah SWT yang telah menyelamatkan kita dari rasa susah”.
Diriwayatkan oleh Nisaburi RA dari ayahnya. Ayah Nisaburi dari kakeknya. Kakeknya dari Rosulullah SAW. Rosulullah SAW dari malaikat Jibril AS. Malaikat Jibril AS dari Allah SWT. Dan Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya kalimat La illa ha Illallah adalah bentengku (benteng Allah SWT). Barangsiapa masuk ke dalam bentengku (benteng Allah SWT), maka ia selamatdari siksaku (siksa Allah SWT)”.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA dari Rosulullah SAW bahwasannya Allah SWT membuka pintu surga dan sesungguhnya surga mengundang (para ahli La illa ha illallah) dari bawah Arsy. Dan sesungguhnya surga adalah tempat berbagai kenikmatan. Lantas surga ditanya: “Sesungguhnya engkau (surga) itu milik siapa?”. Dan surga pun menjawab: “Sesungguhnya aku (surga) adalah tempat bagi para ahli La illa ha illallah dan aku (surga) rindu pada ahli dzikir La illa ha illallah. Dan tidaklah aku (surga) mencari melainkan pada ahli dzikir La illa ha illallah. Dan tidaklah masuk padaku (pada surga) kecuali ahli dzikir La illa ha illallah. Dan aku (surga) tertutup bagi orang yang tidak mau mengucapkan dzikir La illa ha illallah dan orang yang tidak beriman dengan kalimat La illa ha illallah. Dan neraka pun berkata: “Aku (neraka) adalah tempat segala siksa. Tidaklah masuk padaku (pada neraka) kecuali orang yang ingkar pada kalimat La illa ha illallah. Dan tidaklah aku (neraka) mencari melainkan pada orang yang mengingkari kalimat La illa ha illallah. Dan aku (neraka) haram untuk orang yang mengucapkan La illa ha illallah (ahli La illa ha illallah).  Dan tidaklah aku (neraka) mengikat kecuali pada orang yang sombong terhadap kalimat La illa ha illallah. Dan tidaklah aku (neraka) marah kecuali pada orang yang mengingkari kalimat La illa ha illallah.
Dikatakan oleh seorang perawi bahwasannya rohmat dan magfiroh (ampunan) Allah untuk orang yang ahli La illa ha illallah. Rohmat dan magfiroh (ampunan) Allah memberi pertolongan pada orang yang mengucapkan La illa ha illallah. Rohmat dan magfiroh (ampunan) Allah  mencintai orang yang mengucapkan La illa ha illallah. Rohmat dan magfiroh (ampunan) Allah dapat mengunggulkan pada orang yang mengucapkan La illa ha illallah. Dan tidaklah terhalang rohmat dan magfiroh (ampunan) Allah atas orang yang mengucapkan La illa ha illallah. Dan tidaklah diperintahkan aku (rohmat dan magfiroh Allah) kecuali pada ahli La illa ha illallah. Maka janganlah engkau mencampurkan kalimat La illa ha illallah kecuali dengan iman yang mengukuhkan (iman yang istiqomah) sebagaimana tertera dalam kitab tafsir asrori tanzil.


*****
PESAN PENULIS
Dalam mengamalkan segala sesuatu, langkah pertama yang kita lakukan adalah menata niat. Alangkah baiknya niat kita lurus yakni semata-mata mencari ridho Allah SWT dan kita mengukuhkan (memantabkan) keyakinan tauhid kita bahwa segala kekuatan itu datangnya dari Allah SWT. Mengamalkan membaca ayat kursi adalah perantara sedangkan pemberi kekuatan, kedudukan, kemuliaan, keberkahan, keselamatan, dan kenikmatan adalah Allah SWT. Sebagaimana suatu perumpamaan engkau makan, yang memberimu rasa kenyang pada hakekatnya adalah Allah SWT sedangkan nasi adalah perantaranya. Sekalipun engkau makan 5 piring, kalau Allah SWT tidak memberimu kenyang, maka engkau tidaklah merasa kenyang.  Sekalipun engkau hanya makan sedikit, namun jika Allah SWT menghendaki engkau kenyang maka engkaupun merasa kenyang. Maka dari itu, marilah kita luruskan keyakinan bahwasannya tiada kekuatan melainkan dari Allah SWT (La haula wala quwwata illa billah). Sesungguhlah Dialah Allah, Dzat yang Maha Kuat, dialah yang berhak memberikah krkuatan ataupun melemahkan makhluk. Sesungguhnya tiada sesuatu yang terjadi melainkan atas izin Allah SWT. Bahkan daun jatuhpun tidaklah kebetulan melainkan Allah sudah mengatur waktunya sedemikian rupa sehingga daun jatuhpun atas izin Allah SWT.
*****
UCAPAN TERIMAKASIH
Sebagai rasa takdim penulis, penulis ucapkan terimakasih pada Abah KH. Muharor Ali selaku pengasuh PP. Khozinatul Ulum Blora sekaligus guru yang mengampu dalam kajian kitab Khozinatul Asror. Semoga Allah swt senantiasa melimpahkan rahmadNya kepada beliau, memberikan nikmat panjang umur, melimpahkan rizkinya, dan memuliakannya sebagai golongan orang-orang beruntung. Semoga Allah swt senantiasa memuliakan para guru penulis, memberikan rahmad dan kasihNya sebab melalui perantara gurulah seorang murid dapat memahami suatu ilmu hingga dapat mengamalkannya. Mohon doanya semoga penulis senantiasa menjadi insan yang lebih baik dari sebelumnya, dapat bermanfaat di sepanjang hayatnya, dan dapat memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik. Semoga kita semua senantiasa dalam lindungan Allah SWT dan semoga akhir hayat kita nanti dalam keadaan khusnul khotimah. Aamiin.
   Jika dirasa tulisan ini bermanfaat, silahkan dishare. Semoga dengan membagikan tulisan ini dapat menjadi amal jariyah penulis jua guru penulis serta orang yang membagikan tulisan ini. Mohon doanya semoga penulis mendapatkan ilmu yang berkah dan senantiasa bermanfaat, serta menjadi santri yang berhasil dalam menimba ilmu serta tawadhu’. Tulisan ini tidaklah sempurna, sebab penulispun jua manusia yang tak luput dari dosa. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk penulis pertimbangkan pada penulisan selanjutnya. Saran dan kritik: WA 085725784395/ email. halimahundip@gmail.com. Semoga bermanfaat.  
Tiada yang lebih utama dari sebuah ilmu yakni ilmu yang diamalkan dan dibagikan pada kaum muslimin lainnya. Maka atas setiap ilmu yang kau dapatkan, ajarkan pula pada yang lainnya sebagai jalan dakwahmu akan kebaikan sembari engkau amalkan.   

REFERENSI:    
Syeh Muhammad Haqi An Nadzili. Kitab Khozinatul Asror. Bab Sebab Turunnya Ayat Kursi. Halaman 128-129.          


       

1 komentar :

Jana Davis mengatakan...

Having a resume created by resume creators is extremely beneficial as not only will it help increase your chances of landing your dream career, it’s also something which you can keep and update as you see fit. If you’ve decided that hiring resume writers is the way forward, here’s a look at 3 of the best resume writing services we’ve come across, as well as some handy tips on finding affordable and professional resume services. So find topresume review here