HALIMAH BINTI MASDARI

Senin, 26 Juli 2021

SURAT CINTA UNTUK MADRASAH PERTAMAKU

SURAT CINTA UNTUK MADRASAH PERTAMAKU

*****

Dariku...

Putri kecil yang sangat kau cintai

*****



Assalamu'alaikum. Wr. Wb

Salam takdzimku untuk wanita paling mulia dalam hidupku, wanita yang bertaruh nyawa untuk kelahiranku ke dunia. Semoga limpahan rahmat dari Allah swt senantiasa tercurah untuk ibuku tercinta. Jantung hatiku, buah kebahagiaanku, sumber inspirasiku, dan sumber motivasiku untuk mencapai ridho rabb ilahi.

Ummi...

Kutulis surat ini di hari spesialmu yang ke 48. Semoga hari-hari tuamu diselimuti kebahagiaan. Bahagiamu adalah sumber bahagiaku.

Ummi...

Ya qurrotul ain...

Bila kukenang jasamu, samudra tinta pun tak akan habis untuk memujimu. Kutulis jasamu untuk mengingatkanku untuk senantiasa memuliakanmu dalam bingkai birul walidain sebagai jalan menggapai ridho Tuhanku.

Ummiku sayang...

Engkau adalah wanita terhebat dalam hidupku. Demi menanti kelahiranku, 9 bulan engkau mengandungku. Tidurmu tak nyenyak, karena janin yang kau kandung harus kau jaga, tengkurap pun tak bisa. Kesana-kemari menggendong janinmu, tapi engkau tak pernah mengeluh bahkan dengan senang hati kau menerimanya. Bahkan tubuhmu yang langsing menjadi gendut saat engkau mengandungku. Semua itu tak kau keluhkan, engkau menerimanya dengan ikhlas, hati berbunga-bunga demi menyambut bayi mungilku waktu itu. Masya Allah, la haula wala quwwata illa billah. Seribu takjubku untukmu wahai ibuku, mentari hidupku.

Umiku sayang...

Ya madrosatil ula, ya sayyidatun nisa, ya habibal qolbi...

Bila kukenang, kasihmu tiada tara bagai mentari menyinari dunia. Betapa sabar dan penyayangnya engkau, kau berikan ASI-mu selama 2 tahun tanpa sedikitpun keluhan.

Kala kecilku... 

Saat aku tak bisa memakan makanan, dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, engkau suapiku pelan-pelan. Sungguh, betapa mulianya engkau wahai ibuku. Kelak ini jadi hikmah bagiku, masa tuamu adalah ladang pahala bagi putrimu untuk memuliakanmu. Menyuapimu kala engkau sakit, merawatmu dengan penuh kasih sayang, mencukupi segala kebutuhanmu dengan baik.

Kala kecilku...

Seringkali suaraku seperti kaleng rombeng, kaset bobrok yang diulang-ulang. Tapi engkau tak pernah mengeluh, justru engkau semakin gemas melihatku giat berlatih berbicara. Kelak, di usiamu senja saat manula menyapa, pendengaranmu melemah. In syaAllah aku tak akan bosan mendengarkanmu mengulang-ulang perkatanmu. Akan kudengarkan semua perkataanmu sebagaimana engkau tak pernah marah mendengar ocehanku di kala kecil.

Kala kecilku...

Wahai ummi... 

Saat jalanku tertatih-tatih, dari merangkak, berdiri, dituntun berjalan, hingga berlari. Dengan sabarmu menggendongku sebelum aku bisa berjalan. Lalu dengan penuh kasih sayang kau menatihku, menuntunku hingga aku bisa berjalan bahkan bisa berlari bermain kesana-kemari. Kelak, di senja usiamu. Saat engkau kesusahan berjalan, semoga aku sabar menuntunmu, merawatmu sebagaimana kesabaranmu dulu menggendongku, menatihku, hingga menuntunku bisa berjalan dan berlari.

Ummi...

Ummi dan abah adalah ladang surgaku. Aku selalu teringat bagaimana gigihnya ummi mendidikku. Dulu, tiap sore dan malam ketika SD, ibu yang mengajariku baca tulis al Qur’an, ngaji fiqih, tauhid, tajwid hingga mengajari baca tulis hitung serta wajib di hafalkan. Ibu mengajarkan putri ibu disiplin, jam belajar tepat waktu tidak molor. Bahkan nonton TV pun dijadwal selama masa sekolah, nonton TV khusus malam minggu. Selebihnya tidak boleh dan harus belajar. Selama belajar, ibu duduk di samping putri kecilmu menemaninya sampai bisa.

Ya Ummi...

Aku teringat bagaimana ibu mendidik Halimah menjadi pribadi yang jujur, menepati janji dan amanah. Bagaimana tegasnya ibu dan menghukum dengan hukuman edukatif di saat putri ibu membuat kesalahan. Ibu selalu mengajarkan jangan terbiasa berbuat salah meskipun kesalahan kecil. Kesalahan kecil yang disepelekan lama-lama akan menjadi kesalahan besar.

Ya ummi...

Kenangan kerja keras umi mendidik ilmu dan mendidik akhlak sangat terpatri di memoriku. Bukan hanya itu, tapi gigihnya ibu bekerja keras turut banting tulang membantu bapak untuk membahagiakan putri ibu menjadi pelecut semangat Halimah belajar, berkarya, dan bekerja. Ibu, tak ada cinta yang pengorbanannya melebihi pengorbanan jasa ibu.

Ya Ummi... 

Duhai kekasih hatiku, samudra cintaku, ibuku tercinta. Engkaulah wanita yang mengajarkanku sifat penyayang, kepedulian sosial lagi dermawan. Aku masih teringat tahun 2015 silam, dimana saat engkau merawatku sakit setelah kecelakaan. Dari bilik kosku, engkau pulang membawa makanan yang baru saja engkau beli dari warung makan. Makanan hangat, enak, lengkap dengan sayur dan lauk itu lantas kau bungkus di kresek dan kau buang ke tempat sampah. Waktu itu aku protes "Ibu, jangan buang-buang makanan. Apalagi makanan itu masih anget, enak. Betapa banyak di luaran sana yang kelaparan sementara ibu membuang makanan," protesku. Ibu tak menjawab sepatah kata pun. Tiba tiba ibu mengajakku berada dibalik jendela, mengintip dari balik tirai. Ternyata tiap hari di tempat sampah depan kos, tempat ibu buang sampah, ada ibu-ibu pemulung yang mungutin sampah sambil leles-leles makanan. Nah ibu melihat itu, beliau tak tega. Lantas beliau berpikir bagaimana memberi tapi yang diberi tidak malu menerimanya dan tidak merasa diberi, sodaqoh siri. Itulah mengapa ibu membuang nasi hangat biar dikira sampah, tapi diletakkan paling atas. Kalau diambil, beliau tidak malu, tidak merasa diberi karena nemu. Masya Allah, saat itu juga mataku berkaca-kaca, betapa dzolimku mengira ibuku membuang-buang nasi. Aku banyak belajar dari ibu. Sodaqoh tanpa mempermalukan yang menerimanya. Suatu ketika aku menjumpai pengemis datang ke rumah kami, ibu yang waktu itu sedang masak, pengemis itu diajak masuk, diajak makan, disuguhi banyak makanan layaknya menjamu tamu. Dari sini aku belajar, berempati. Sodaqoh ada 2, sodaqoh terang-terangan dan sodaqoh tersembunyi, semuanya baik yang tidak baik adalah bakhil (pelit) bersedekah. Tapi yang paling utama adalab sodaqoh sirri (sodaqoh sembunyi untuk menjaga kehormatan si penerima). Jika sumber sodaqohmu adalah uang pribadimu sendiri, maka alangkah baiknya sodaqoh sirri tanpa orang lain tahu. Namun jika sodaqohmu bersumber dari donasi orang-orang, atau kamu mengelola bantuan sosial pemerintah maka wajib bagimu transparan, jujur, dan amanah. Semoga rohmat Allah untuk ummi yang melatihku penyayang dan peduli. 

Sungguh... 

Tanpa ridho ummi, putrimu tak akan bisa mendirikan dan membangun kegiatan sosial. Karena ridho ibu adalah surgaku. Terimakasih untuk selalu mendukungku meraih kebahagiaan akheratku. Terimakasih selalu melarangku tatkala aku hampir terjatuh dalam lembah dosa. Ibuku adalah guruku syari'at dan hakikat yang memberiku teladan sikap. Terimakasih ummi. 

Semoga doaku diijabah ya ummi...

Di kala usiamu senja nanti. Semoga engkau tidak bersusah payah banting tulang, kalau pun bekerja bukan bekerja untuk nafkah hidup, tapi bekerja sebagai hobi dan hiburan sembari solawatan. Semoga di waktu senja dan usia semakin menua, bapak ibu bisa fokus ngaji dan akherat. Gantian putri-putri ibu yang merawat dan membiayai ibu bapak, memuliakan ibu bapak sebagaimana ibu bapak merawat dan membiayai kami sewaktu kecil.

Ya ummi...

Ya hubabati, ya sayyidati, ya qurrotul aini.

Doaku selalu mengalir untukmu, sedalam samudra cinta, seluas angkasa membentang, dan sedalam lautan kasih kupanjatkan terus doaku. Semoga barokah memuliakanmu menjadi ladang surgaku untuk mencapai ridho Rabb Ilahhi.

Ya Ummi...

Semoga rahmat Allah swt senantiasa tercurah untukmu. Semoga pinaringan panjang umur, kelak bisa melihat dan menyaksikan cucu-cucumu belajar hingga baligh. Semoga hidayah Allah swt senantiasa tercurah untukmu sehingga engkau tetap dalam cahaya Islam, tetap iman dan kelak akhir hayatmu husnul khotimah. Semoga engkau menjadi bagian dari para kekasih Allah, wahai wanita mulia yang bertaruh nyawa melahirkanku ke dunia.

Duhai ummiku sayang...

Engkau dan bapak yang merawatku sedari kecil, engkau yang mendidik akhlakku sedari kecil. Kelak saat aku menyempurnakan separuh agamaku, surgaku berpindah tangan dari ridhomu menjadi ridho zauj-ku. Bila pengabdianku dulu sebelum zuad adalah padamu sebab engkau ladang surgaku. Kelak aku harus meninggalkanmu dan memgabdikan hidupku pada zaujku demi meraih ridho rabbku. Ummi, ketika pemgabdianku berubah ke zauji, bukan berarti aku tidak taat padamu, bukan berarti aku mengabaikanmu, tapi aku menjalankan perintah Rabb dan rosulku. In syaAllah itu adalah bentuk keberhasilanmu mendidikku yang mana surga seorang istri adalah taat suaminya dalam kebaikan dan taat ke Allah swt. Kelak taatku pada zuadku in syaAllah pahalanya aku hadiahkan untuk ummi pula, sebab ummi-lah yang mendidik akhlakku untuk taat syari'at agama, in syaAllah ini akan jadi amal jariyah ummi. Terimakasih ummi untuk selalu mengingat akheratku. Semoga hadiah surga, Allah limpahkan atas kemuliaanmu. Salam takdzimku untukmu, seribu doa kulangitkan untuk kebahagiaan dunia akheratmu ya hubabati. 

Duhai ummiku sayang...

Ridhomu adalah ladang surgaku. Restumu adalah jembatanku meraih ridho Rabb Alam Semesta. Doa yang paling ijabah bahkan lebih ijabah dari doa 1000 wali adalah doamu. Doakan putrimu ini menjadi mar'atus solekhah, lantas kelak ketika zuad memiliki zauj soleh yang penyayang lagi kelak putrimu menjadi zaujati solekhah yang meneladani zaujati muthi'ah dan memiliki dzuriyah soleh solekhah cerdas yang senantiasa mendoakan orangtuanya, eyang-eyangnya, guru-gurunya dan para ulama hingga rosulullah saw. Semoga kelak kita semua termasuk kekasihnya Allah, dikumpulkan bersama kekasih Allah, dan Pasti kebahagiaan hakiki di negeri akherat. Aamiin.

Wassalamu'alaikum. Wr. Wb. 

Salam takdzimku,


Dewi Nur Halimah

(Putri kecil yang engkau sayang dan kini beranjak dewasa).

Sabtu, 24 Juli 2021

UMMU SYURAIK GHAZIYAH BINTI JABIR AD DAUSIAH, PELOPOR EMANSIPASI WANITA DALAM MENYATAKAN CINTA

UMMU SYURAIK GHAZIYAH BINTI JABIR AD DAUSIAH, PELOPOR EMANSIPASI WANITA DALAM MENYATAKAN CINTA

*****

Oleh: Dewi Nur Halimah

*****



BIOGRAFI UMMU SYURAIK GHAZIYAH

Ummu Syuraik Ghaziyah binti Jabir Ad Dausiyah adalah istri dari Abul Akr. Ketika islam tiba, Ummu Syuraik dan suaminya masuk Islam dan memilih Islam sebagai agama yang dipeluknya. Namun pilihan Ummu Syuraik Ghaziyah dan suaminya ditentang keluarga sang suami.

Bila sekarang, memeluk agama adalah suatu kebebasan sebagai kepercayaan masing-masing tiap individu yang dijamin oleh undang-undang, sehingga wajib saling toleransi. Lain halnya dengan dulu dimana saat Islam baru pertama kali datang. Begitu seseorang memilih memeluk Islam, maka akan disiksa dengan penyiksaan yang berat oleh kaum kafir agar si pemeluk Islam murtad lantas kembali pada agama nenek moyang. Sungguh, perjuangan Islam saat pertama kali itu luar biasa penuh pengorbanan baik pengorbanan tenaga, harta, pikiran, jiwa, raga, bahkan nyawa.

Hal serupa pun dialami oleh Ummu Syuraik Ghaziyah. Dimana saat ia memutuskan memeluk Islam, ia disiksa oleh kaum kafir dari keluarga suaminya. Bahkan ia dijemur dibawah terik matahari selama 3 hari tanpa sedikitpun diberi minum. Penyiksaan dengan tujuan agar iman Ummu Syuraik melemah lantas menyerah dan meninggalkan Islam untuk kembali memeluk agama si kafir. Pada hari ketiga penyiksaan, dimana kondisi Ummu Syuraik sangat lemah karena dehidrasi tanpa diberi minum, kaum kafirin memaksa Ummu Syuraik Ghaziyah meninggalkan Islam, namun Ummu Syuraik Ghaziyah memilih tetap berpegang teguh pada Islam.

Di saat Ummu Syuraik Ghaziyah sangat letih, penyiksaan demi penyiksaan ia terima. Tiba-tiba datang pertolongan dari Allah swt berupa datangnya timba yang berisi air yang dapat Ummu Syuraik minum dan beliau percikkan ke kepala, wajah, dan pakaian beliau. Ya, air dari Allah swt yang bergantung antara langit dan bumi. Timba air dari Allah swt yang terletak di antara langit dan bumi itu mendekati Ummu Syuraik sebanyak 3 kali hingga beliau dapat meminumnya dan merasa segar. Kemudian Ummu Syuraik juga memercikkan air dari timba itu ke kepala, wajah, dan pakaian beliau.

Melihat Ummu Syuraik Ghoziyah tampak segar, tidak letih dan pucat serta wajahnya basah, bajunya penuh percikan air, maka kaum kafirin pun menuduhnya telah mengambil air mereka.

"Wahai Ummu Syuraik Al Ghaziyah, wahai musuh Allah, darimanakah kamu memperoleh air ini?" tanya seorang dari kaum kafirin.

Ummu Syuraik Al Ghoziyah menjawab, "Sesungguhnya musuh Allah adalah orang yang menentang agama-Nya, bukan aku melainkan kalian. Adapun air ini adalah dari Allah. Dia menganugerahkannya kepadaku."

Mereka pun tidak percaya dengan jawaban Ummu Syuraik Ghaziyah bahwa itu air kiriman dari Allah swt. Lantas mereka mengecek seluruh tempat air mereka, mereka menjumpai tak ada sedikitpun tempat air mereka yang berkurang dan masih utuh.

Mereka takjub akan peristiwa Ummu Syuraik Ghaziyah, dari sinilah hidayah Allah swt berikan. Para kaum kafirin yang memusuhi Ummu Syuraik Ghaziyah bersaksi dan bersedia saat itu juga memeluk Islam sebagai agamanya. Akhirnya mereka semua memeluk Islam dan bergabung dengan Rosulullah saw. 

Mereka pun mengatakan: "Kami bersaksi bahwa Tuhanmu adalah Tuhan kami juga dan sesungguhnya Dzat Yang Memberimu Rizki  di tempat ini setelah kami siksa adalah Dzat yang telah mensyari'atkan Islam."


ASAL MUASAL TURUNNYA QS. AL AHZAB: 50

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ إِنَّآ أَحْلَلْنَا لَكَ أَزْوَٰجَكَ ٱلَّٰتِىٓ ءَاتَيْتَ أُجُورَهُنَّ وَمَا مَلَكَتْ يَمِينُكَ مِمَّآ أَفَآءَ ٱللَّهُ عَلَيْكَ وَبَنَاتِ عَمِّكَ وَبَنَاتِ عَمَّٰتِكَ وَبَنَاتِ خَالِكَ وَبَنَاتِ خَٰلَٰتِكَ ٱلَّٰتِى هَاجَرْنَ مَعَكَ وَٱمْرَأَةً مُّؤْمِنَةً إِن وَهَبَتْ نَفْسَهَا لِلنَّبِىِّ إِنْ أَرَادَ ٱلنَّبِىُّ أَن يَسْتَنكِحَهَا خَالِصَةً لَّكَ مِن دُونِ ٱلْمُؤْمِنِينَ ۗ قَدْ عَلِمْنَا مَا فَرَضْنَا عَلَيْهِمْ فِىٓ أَزْوَٰجِهِمْ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُهُمْ لِكَيْلَا يَكُونَ عَلَيْكَ حَرَجٌ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا  

"Hai Nabi, sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu isteri-isterimu yang telah kamu berikan mas kawinnya dan hamba sahaya yang kamu miliki yang termasuk apa yang kamu peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah untukmu, dan (demikian pula) anak-anak perempuan dari saudara laki-laki bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu dan anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu yang turut hijrah bersama kamu dan perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mukmin. Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang Kami wajibkan kepada mereka tentang isteri-isteri mereka dan hamba sahaya yang mereka miliki supaya tidak menjadi kesempitan bagimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al - Ahzab Ayat 50)

Ayat di atas turun berkenaan dengan seorang wanita yang menyerahkan dirinya untuk dinikah/diperistri Nabi Muhammad saw. Beberapa ahli tafsir, hadits, dan biografi seperti Imam Ibnu Katsir, Imam Al Wahidy, dan Imam Al Suyuthi sepakat bahwa wanita yang dimaksud dalam surat Al Ahzab ayat 50 adalah Ummu Syuraik Ghaziyah binti Jabir Ad Dausiyah. Seorang mufasir, Ibnu 'Asyur menyebutkan bahwa wanita yang menyerahkan diri untuk dinikah Nabi Muhammad saw ada 4 jumlahnya yakni Maimunah binti Al Harits, Zainab binti Khuzaimah, Khaulah binti Hakim Al Sulamiyyah, dan Ummu Syuraik Ghaziyah binti Jabir Ad Dausiyah. Dua orang pertama yakni Maimunah binti Al Harits, dan Zainab binti Khuzaimah dinikah nabi dan menjadi bagian dari istri Nabi Muhammad saw. Sedangkan dua lainnya yakni Khaulah binti Hakim Al Sulamiyyah dan Ummu Syuraik Ghaziyah binti Jabir Ad Dausiyah tidak dinikah Nabi Muhammad saw. Perlu diketahui sebagai catatan bahwa Ummu Syuraik Ghaziyah binti Jabir Ad Dausiyah menawarkan diri untuk dinikah Nabi Muhammad saw ketika beliau dalam kondisi janda, suaminya sudah wafat. 

Dari sini kita, khususnya para muslimah belajar bahwa emansipasi wanita sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad saw. Dimana pada waktu itu, budaya arab adalah lelaki yang menyatakan hendak menikahi wanita dulu, tetapi oleh lima perempuan yakni Sayyidah Khadijah binti Khuwailid, Sayyidah Maimunah binti Al Harits, Sayyidah Zainab binti Khuzaimah, Sayyidah Khaulah binti Hakim Al Sulamiyyah, dan Sayyidah Ummu Syuraik Ghaziyah binti Jabir Ad Dausiyah, mereka menyatakan cintanya terlebih dahulu pada Nabi Muhammad saw dan bersedia untuk dinikah. Di sini terdapat kesetaraan, bukan hanya lelaki saja yang boleh menawarkan diri untuk menikahi wanita, tetapi seorang wanita pun boleh menawarkan diri untuk dinikahi lelaki yang dicintainya tanpa menunggu lelaki itu terlebih dahulu menyatakan hendak menikahinya.

Dari sini kita belajar, sebagai perempuan yang meneladani ummul mukminin. Jika kau jumpai lelaki soleh, berilmu, berakhlakul karimah yang bertanggung jawab yang in syaAllah siap menjadi imam yang menafkahi dzahir batin, engkau diperbolehkan untuk menawarkan diri untuk dinikahinya jika ia berkenan. Tapi perlu diingat, meminta untuk dinikah bukan menyatakan cinta untuk berpacaran. Menikah adalah ibadah yang diridhoi Allah swt, sedangkan pacaran adalah perbuatan mendekati zina yang diharamkan Allah swt. Cinta sejati ditempuh dengan jalan halal bukan dengan maksiyat pada Allah swt. Jangan mengajak pacaran, tapi ajaklah menikah jika sudah siap ilmu, mental, dan ekonomi untuk menikah. Jadi kalian para wanita, ketika engkau sudah siap umur menikah, mencintai lelaki soleh cerdas berkhlakul karimah, kalian boleh menyatakan cinta dahulu dan memintanya untuk dinikahinya apabila berkenan. Dan ketika menikah, niatkan menikah untuk beribadah semata-mata meraih ridho Allah swt. Dapat disimpulkan bahwa meminta lelaki yang kita cintai untuk menikahi kita bukanlah hal tabu, hal memalukan yang norak karena para ummul mukminin pun telah memberikan teladan. Hal yang memalukan, tabu, dan norak adalah bangga maksiyat tanpa malu justru dipertontonkan seperti pacaran bahkan zina hingga hamil dan melahirkan anak hasil perzinaan. Semoga rahmat Allah swt untuk para muslimah yang menjaga muru'ahnya dengan menjaga keteguhan hati untuk menta'ati syari'at Islam yang ditetapkan Allah swt. Aamiin.


SUMBER REFERENSI:

Ibnu 'Asyur, Thahir. At-Tahrir wa At-Tanwir, Al Maktabah Asy Syamilah.

Thabaqat Ibnu Sa'ad, VIII: 154-155.

Umairah, Abdurrahman. 2021. Tokoh - Tokoh yang Diabadikan dalam Al Qur’an. Jakarta: Gema Insani Press. 


CATATAN:

Semoga tulisan ini menginspirasi. Tulisan ini penulis hadiahkan pada orangtua penulis wabil khusus ibunda tercinta yakni ibu Mahzunah dan ayahanda tercinta Bapak Masdari beserta para guru madrasah penulis maupun ustads, ustadzah, dan kiahi penulis. Mohon maaf apabila ada kekurangan dalam tulisan ini, semua kekurangan karena kurangnya ilmu al faqir Halimah binti Masdari. Dan segala kebenaran datangnya dari Allah swt. Semoga kisah kisah tauladan ini semakin dikenal dan dicintai masyarakat terlebih Umat Muslim di dunia. Besar harapan penulis agar cinta ummat muslim pada ummahatul mukminin melebihi gandrungnya para pemuda pada budaya barat maupun korea. Sebab kelak saat di yaumil qiyamah yang kita harapkan adalah syafaat dari rosulullah saw dan khusus wanita, kita akan sangat mengharap syafa't dari ummul mukminin kita yakni Sayyidah Fatimah Az Zahra Wal Batul. Berhati-hatilah dalam mencintai (gandrung) sebab para pecinta kelak di akherat akan dikumpulkan dengan yang dicintainya. Bila mencintai ahli maksiyat, naudzubillah bila dikumpulkan dengan ahli maksiyat yang disiksa, sedangkan kita tidak ikut maksiyatnya hanya karena cinta. Maka cintailah orang orang soleh, ulama, sohabat Nabi, dan Nabi beserta ahlul bait. Semoga keberkahan menyelimuti hari-hari kita dari dunia hingga akherat.


Salam,


Dewi Nur Halimah

(Halimah Az Zahra)

Rabu, 21 Juli 2021

BAROKAH CERDASNYA SAYYIDAH KHAULAH BINTI TSALABAH

BAROKAH CERDASNYA SAYYIDAH KHAULAH BINTI TSALABAH

*****

Oleh: Dewi Nur Halimah

*****



BIOGRAFI SAYYIDAH KHAULAH 

Sayyidah Khoulah binti Tsalabah bin ashram adalah wanita solekhah dari golongan Anshar. Suaminya bernama Sayyidina Aus bin Shamit ra (saudara lelaki dari Sayyidina Ubaidah bin Shamit ra). Sayyidina Aus memeluk Islam sejak awal ketika Islam dibawa rosulullah saw.  Sayyidina Aus ra turut serta berperang salam perang badar, perang uhud, perang khandaq dan peristiwa perang lainnya bersama rosulullah saw. 


KEMULIAAN SAYYIDAH KHAULAH BINTI TSALABAH RA DI HADAPAN SAYYIDINA UMAR BIN KHATTAB.

Pada suatu hari di masa kepemimpinan Kholifah Umar bin Khattab ra, beliau sedang menunggang kuda dan diiringi banyak orang prajurit istana. Tiba-tiba di pertengahan perjalanan, Sayyidina Umar bin Khattab dihentikan oleh seorang wanita tua bernama Sayyidah Khaulah binti Tsalabah ra dan Sayyidina Umar bin Khattab pun berhenti.

Sayyidah Khaulah binti Tsalabah berkata: "Wahai Umar, dahulu engkau dipanggil Umar Kecil (ketika engkau masih kecil), lantas engkau dipanggil Umar (ketika dewasa). Sekarang engkau dipanggil amirul mukminin, maka bertakwalah engkau. Wahai Umar, barangsiapa meyakini adanya kematian, maka ia akan takut kehilangan kesempatan. Dan barangsiapa meyakini adanya hari perhitungan amal, maka ia pasti takut akan siksa."

Sayyidina Umar bin Khattab ra pun menyimak nasehat Sayyidah Khaulah ra dengan seksama dengan berdiri. Orang-orang pun terheran bagaimana mungkin seorang khalifah yang setara dengan presiden mau berhenti hanya untuk mendengarkan nasehat perempuan biasa lagi tua.

Seorang pun bertanya pada Sayyidina Umar bin Khattab ra: "Wahai amirul mukminin, mengapa engkau mau berdiri untuk mendengarkan nasehat wanita tua renta itu?."

Sayyidina Umar bin Khattab ra pun menjawab: "Demi Allah, seandainya beliau (Sayyidah Khaulah ra) menahanku dari permulaan siang hingga akhir siang, aku tidak akan bergeser kecuali untuk sholat fardhu. Tahukah kalian siapa wanita tua renta itu?. Dia adalah Khaulah binti Tsalabah. Allah swt mendengar perkataannya dari atas tujuh langit. Jika Allah swt mendengar ucapan beliau (Sayyidah Khaulah ra), lantas aku yang sebagai makhluknya Allah swt, pantaskah aku tidak mendengarkannya?."

Masya Allah begitu mulianya Sayyidah Khaulah ra hingga Sayyidina Umar ra pun memuliakannya. Bahkan Allah swt pun jua memuliakan beliau, berkat kesolihatannya dan kecerdasannya. Wanita yang mencintai rabbnya dengan ilmu.


SEBAB TURUNNYA QS. AL MUJADALAH AYAT 1-4. 

Pada suatu ketika, Sayyidina Aus bin Shamit ra (suami Sayyidah Khaulah ra) yang sudah tua renta (manula) meminta Sayyidah Khaulah untuk berhubungan suami istri dengannya, namun Sayyidah Khaulah menolak. Sayyidina Aus ra pun berkata:

"Bagiku engkau seperti punggung ibuku."

Perlu diketahui bahwa budaya Indonesia berbeda dengan budaya arab. Jika di Indonesia seorang lelaki mengatakan:

"Engkau mirip ibuku"

Itu artinya perempuan itu istimewa dan bersifat penyayang sehingga membuat lelaki itu mencintainya.

Lain halnya di Indonesia, di arab ketika seorang lelaki mengatakan:

"Engkau seperti ibuku". Artinya seorang wanita sudah haram untuk digaulinya sebab seperti ibunya sendiri.

Maka saat itu juga Sayyidina Aus ra pun telah mengucapkan dzihar. Jika seorang suami mengucapkan dzihar, maka sama halnya ia mengucapkan cerai.

Ketika tidak dikuasai amarah, Sayyidina Aus ra pun menyesal telah mengucapkan itu pada istrinya. Sayyidina Aus ra pun mengira bahwa istrinya sudah tidak halal baginya. Maka Sayyidina Aus ra pun mengatakan pada Sayyidah Khaulah ra:

"Tidaklah aku melihatmu melainkan engkau haram bagiku."

Sayyidah Khaulah ra pun sedih, kecewa dan menangis. Namun, beliau adalah sosok yang cerdas. Sayyidah Khaulah ra pun mendatangi rosulullah saw dan mengadukan permasalahannya.

"Ya rosulullah saw, Sayyidina Aus ra telah memakan masa mudaku. Aku pun sudah melahirkan banyak anak untuknya. Tetapi ketika aku sudah tua dan aku tidak bisa melahirkan anak lagi untuk dia, dia mengucapkan dzihar padaku. Sungguh ini tidak adil bagiku. Demi Allah, sungguh aku mengadu kepadamu."

Sayyidah Khaulah ra tidak henti-hentinya mengadu ke rosulullah saw perihal dzihar yang diucapkan Sayyidina Aus ra, hingga Jibril membawa QS. Al Mujadalah ayat 1 - 4:

AYAT 1

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ قَدْ سَمِعَ ٱللَّهُ قَوْلَ ٱلَّتِى تُجَٰدِلُكَ فِى زَوْجِهَا وَتَشْتَكِىٓ إِلَى ٱللَّهِ وَٱللَّهُ يَسْمَعُ تَحَاوُرَكُمَآ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌۢ بَصِيرٌ

Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

«قد سمع الله قول التي تجادلك» تراجعك أيها النبي «في زوجها» المظاهر منها وكان قال لها: أنت عليَّ كظهر أمي، وقد سألت النبي صلى الله عليه وسلم عن ذلك فأجابها بأنها حرمت عليه على ما هو المعهود عندهم من أن الظهار موجبه فرقة مؤبدة وهي خولة بنت ثعلبة، وهو أوس بن الصامت «وتشتكي إلى الله» وحدتها وفاقتها وصبية صغارا إن ضمتهم إليه ضاعوا أو إليها جاعوا «والله يسمع تحاوركما» تراجعكما «إن الله سميع بصير» عالم.

(Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu) yakni seorang wanita yang melapor kepadamu, hai nabi (tentang suaminya) yang telah mengucapkan kata-kata dzihar kepadanya. Suami wanita itu berkata kepadanya, "Kamu menurutku bagaikan punggung ibuku." Lalu wanita itu menanyakan hal tersebut kepada Nabi saw., maka beliau menjawab bahwa dia haram atas suaminya. Hal ini sesuai dengan tradisi yang berlaku di kalangan mereka, bahwa dzihar itu akibatnya adalah perpisahan untuk selama-lamanya. Wanita yang dimaksud bernama Khaulah binti Tsa'labah, sedangkan suaminya bernama Aus bin Shamit (dan mengadukan halnya kepada Allah) yakni tentang keadaannya yang tidak mempunyai orang tua dan famili yang terdekat, serta keadaan ekonominya yang serba kekurangan, di samping itu ia menanggung beban anak-anaknya yang masih kecil-kecil; apabila anak-anaknya dibawa oleh suaminya, niscaya mereka akan tersia-sia dan tak terurus lagi keadaannya tetapi apabila anak-anak itu di bawah pemeliharaannya, niscaya mereka akan kelaparan. (Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua) dialog kamu berdua. (Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat) artinya Maha Mengetahui.


AYAT 2

ٱلَّذِينَ يُظَٰهِرُونَ مِنكُم مِّن نِّسَآئِهِم مَّا هُنَّ أُمَّهَٰتِهِمْ ۖ إِنْ أُمَّهَٰتُهُمْ إِلَّا ٱلَّٰٓـِٔى وَلَدْنَهُمْ ۚ وَإِنَّهُمْ لَيَقُولُونَ مُنكَرًا مِّنَ ٱلْقَوْلِ وَزُورًا ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَعَفُوٌّ غَفُورٌ

Orang-orang yang menzhihar isterinya di antara kamu, (menganggap isterinya sebagai ibunya, padahal) tiadalah isteri mereka itu ibu mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. Dan sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan mungkar dan dusta. Dan sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.

«الذين يظَّهَّرون» أصله يتظهرون أدغمت التاء في الظاء، وفي قراءة بألف بين الظاء والهاء الخفيفة وفي أخرى كيقاتلون والموضع الثاني كذلك «منكم من نسائهم ما هن أمهاتهم إن أمهاتهم إلا اللأئي» بهمزة وياء وبلا ياء «ولدنهم وإنهم ْ» بالظهار «ليقولن منكرا من القول وزورا» كذبا «وإن الله لعفو غفور».

(Orang-orang yang menzihar) asal kata yazhzhahharuuna adalah yatazhahharuuna, kemudian huruf ta diidgamkan ke dalam huruf zha sehingga jadilah yazhzhahharuuna. Akan tetapi menurut suatu qiraat dibaca dengan memakai huruf alif di antara huruf zha dan ha, sehingga bacaannya menjadi yazhaaharuuna. Menurut qiraat lainnya dibaca seperti wazan yuqaatiluuna, yakni menjadi yuzhaahiruuna. Lafal yang sama pada ayat berikutnya berlaku pula ketentuan ini (istrinya di antara kalian, padahal tiadalah istri mereka itu ibu mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita-wanita) lafal allaaiy dapat dibaca dengan memakai huruf ya dan dapat pula dibaca tanpa ya (yang melahirkan mereka. Sesungguhnya mereka) dengan melakukan zihar itu (sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan yang mungkar dan dusta). (Dan sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun) kepada orang yang melakukan zihar dengan pembayaran kifarat.


AYAT 3

وَٱلَّذِينَ يُظَٰهِرُونَ مِن نِّسَآئِهِمْ ثُمَّ يَعُودُونَ لِمَا قَالُوا۟ فَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مِّن قَبْلِ أَن يَتَمَآسَّا ۚ ذَٰلِكُمْ تُوعَظُونَ بِهِۦ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Orang-orang yang mendzihar isteri mereka, kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami isteri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

«والذين يظاهرون من نسائهم ثم يعودوا لما قالوا» أي فيه بأن يخالفوه بإمساك المظاهر منها الذي هو خلاف مقصود الظهار من وصف المرأة بالتحريم «فتحرير رقبة» أي إعتاقها عليه «من قبل أن يتماسا» بالوطء «ذلكم توعظون به والله بما تعملون خبير».

(Dan orang-orang yang mendzihar istri mereka, kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan) tentang dzihar ini, seumpama dia bersikap berbeda dengan apa yang telah dikatakannya itu, yaitu dengan cara tetap memegang istri yang didziharnya. Sedangkan perbuatan ini jelas bertentangan dengan maksud tujuan daripada perkataan dzihar, yaitu menggambarkan istri dengan sifat yang menjadikannya haram bagi dia (maka memerdekakan seorang budak) maksudnya wajib atasnya memerdekakan seorang budak (sebelum kedua suami istri itu bercampur) bersetubuh. (Demikianlah yang diajarkan kepada kalian, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan).


AYAT 4

فَمَن لَّمْ يَجِدْ فَصِيَامُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ مِن قَبْلِ أَن يَتَمَآسَّا ۖ فَمَن لَّمْ يَسْتَطِعْ فَإِطْعَامُ سِتِّينَ مِسْكِينًا ۚ ذَٰلِكَ لِتُؤْمِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ۚ وَتِلْكَ حُدُودُ ٱللَّهِ ۗ وَلِلْكَٰفِرِينَ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Barangsiapa yang tidak mendapatkan (budak), maka (wajib atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Maka siapa yang tidak kuasa (wajiblah atasnya) memberi makan enam puluh orang miskin. Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan itulah hukum-hukum Allah, dan bagi orang kafir ada siksaan yang sangat pedih.

«فمن لم يجد» رقبة «فصيام شهرين متتابعين من قبل أن يتماسا فمن لم يستطع» أي الصيام «فإطعام ستين مسكينا» عليه: أي من قبل أن يتماسا حملا للمطلق عل المقيد لكل مسكين مد من غالب قوت البلد «ذلك» أي التخفيف في الكفارة «لتؤمنوا بالله ورسوله وتلك» أي الأحكام المذكورة «حدود الله وللكافرين» بها «عذاب أليم» مؤلم.

(Maka barang siapa yang tidak mendapatkan) budak (maka wajib atasnya berpuasa dua bulan berturut-turut, sebelum keduanya bercampur. Maka siapa yang tidak mampu) melakukan puasa (memberi makan enam puluh orang miskin) diwajibkan atasnya, yakni sebelum keduanya bercampur kembali sebagai suami istri; untuk tiap-tiap orang miskin satu mudd makanan pokok negeri orang yang bersangkutan. Kesimpulan hukum ini berdasarkan pemahaman menyamakan pengertian yang mutlak dengan yang muqayyad. (Demikianlah) keringanan ini dengan memakai kifarat (supaya kalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan itulah) yakni hukum-hukum tersebut (batasan-batasan Allah, dan bagi orang-orang yang ingkar) kepada batasan-batasan atau hukum-hukum Allah itu (azab yang sangat pedih) atau siksaan yang amat menyakitkan.


Setelah ayat-ayat itu turun, Rosulullah saw pun memerintahkan Aus membayar kaffarat sesuai dengan ketentuan dalam ayat-ayat tersebut sebagai konsekuensi atas dziharnya.

Rosulullah saw bersabda: "Merdekakan seorang budak!"

Sayyidina Aus ra menjawab: "Saya tidak mampu."

Rosulullah saw pun berkata: "Maka berpuasalah 2 bulan berturut-turut."

Sayyidina Aus ra menjawab: "Saya ini kalau dalam sehari tidak makan 3 kali, maka penglihatan mataku akan suram."

Rosulullah saw pun berkata: "Kalau begitu, berilah makan 60 orang miskin."

Sayyidina Aus ra menjawab: "Saya tidak mampu memberikan makan 60 fakir miskin, kecuali jika engkau membantuku."

Akhirnya Rosulullah saw pun membantu Sayyidina Aus ra dengan memberi makanan pada 60 fakir miskin sebanyak 16 sha' (sekitar 400 kg).


Masya Allah, barokah cerdasnya Sayyidah Khaulah binti Tsalabah yang mengadukan kekecewaanya pada rosulullah saw dan terus mengadu menggugat keadilan bagi perempuan. Keluhannya dijawab Allah swt lewat ayat-ayat Qur’an yang dibawakan malaikat Jibril untuk diturunkan pada Rosulullah saw. Wanita cerdas menanyakan permasalahannya pada rosulullah di zaman rosulullah saw. Wanita cerdas pada zaman keholifahan sohabat Nabi, menanyakan permasalahan hukum dan fiqih pada sohabat. Wanita cerdas pada zaman ini, menanyakan hukum fiqih dan permasalahannya pada Allah swt melalui ulama yang ahli hukum. Dari sini kita belajar, ketika ada permasalahan maka adukan pada Allah melalui menyampaikan permasalahan kita pada ulama untuk diberikan tawaran solusi yang bijaksana lagi maslahah.


SUMBER REFERENSI:

At Thabary, Abu Ja'far. Jami' al Bayan fi Ta'wil al Qur’an. Al Maktabah Asy Syamilah. 

Al Baghawiy, Abu Muhammad. Ma'alim al Tanzil. Al Maktabah Asy Syamilah.

Al Qurtubiy, Syamsuddin. Tafsir Al Qurtubiy. Al Maktabah Asy Syamilah.

Katsir, Ibnu. Tafsir Al Qur’an Al Azhim. Al Maktabah Asy Syamilah.

Umairah, Abdurrahman. 2001. Tokoh-Tokoh yang Diabadikan Al Qur’an. Jakarta: Gema Insani Press.


CATATAN:

Semoga tulisan ini menginspirasi. Tulisan ini penulis hadiahkan pada orangtua penulis wabil khusus ibunda tercinta yakni ibu Mahzunah dan ayahanda tercinta Bapak Masdari beserta para guru madrasah penulis maupun ustads, ustadzah, dan kiahi penulis. Mohon maaf apabila ada kekurangan dalam tulisan ini, semua kekurangan karena kurangnya ilmu al faqir Halimah binti Masdari. Dan segala kebenaran datangnya dari Allah swt. Semoga kisah kisah tauladan ini semakin dikenal dan dicintai masyarakat terlebih Umat Muslim di dunia. Besar harapan penulis agar cinta ummat muslim pada ummahatul mukminin melebihi gandrungnya para pemuda pada budaya barat maupun korea. Sebab kelak saat di yaumil qiyamah yang kita harapkan adalah syafaat dari rosulullah saw dan khusus wanita, kita akan sangat mengharap syafa't dari ummul mukminin kita yakni Sayyidah Fatimah Az Zahra Wal Batul. Berhati-hatilah dalam mencintai (gandrung) sebab para pecinta kelak di akherat akan dikumpulkan dengan yang dicintainya. Bila mencintai ahli maksiyat, naudzubillah bila dikumpulkan dengan ahli maksiyat yang disiksa, sedangkan kita tidak ikut maksiyatnya hanya karena cinta. Maka cintailah orang orang soleh, ulama, sohabat Nabi, dan Nabi beserta ahlul bait. Semoga keberkahan menyelimuti hari-hari kita dari dunia hingga akherat.


Salam,



Dewi Nur Halimah

(Halimah Az Zahra)

Minggu, 11 Juli 2021

IKHLASKAN YANG PERGI, IN SYAALLAH DIGANTI ALLAH YANG LEBIH BAIK LAGI

IKHLASKAN YANG PERGI, IN SYAALLAH DIGANTI ALLAH YANG LEBIH BAIK LAGI

*****

Oleh: Dewi Nur Halimah

 



Pernahkah kita jatuh cinta pada seseorang dengan cinta yang luar biasa?. Pernahkah kita tersadar bahwasanya cinta kita terhadap seseorang barangkali lebih besar dari cinta kita pada Allah swt sehingga Allah swt cemburu dan mengambil seseorang yang kita cintai?. Jika belum pernah, semoga engkau tidak mengalami demikian. Jika sudah pernah, semoga engkau bisa belajar mengikhlaskan.

Ukhti fillah...

Mari menelisik sejenak, mengingat kisah Nabi Ibrahim AS. Nabi Ibrahim AS sangat mencintai putra lelakinya yakni Nabi Ismail AS. Karena cintanya ke Nabi Ismail AS sangat besar, maka Allah swt pun cemburu. Allah swt menguji cinta Nabi Ibrahim AS dengan memintanya untuk menyembelih Nabi Ismail AS. Jika Nabi Ibrahim AS lebih cinta putranya, maka ia tidak melaksanakan perintah Tuhannya. Jika Nabi Ibrahim AS lebih mencintai Allah swt, maka mengorbankan putranya untuk Allah swt.

Bayangkan, lagi cinta-cintanya memiliki anak lelaki. Karena selama bertahun-tahun menikah dengan Sayyidah Sarah ra belum jua dikaruniai anak. Lalu menikah dengan Sayyidah Hajar dan dikaruniai anak lelaki yakni Nabi Ismail AS. Diminta Allah untuk disembelih. Hati ayah mana yang tega menyembelih anaknya. Tapi bagaimana lagi, ini permintaan Rabb Alam Semesta. Nabi Ismail AS secara nasab aliran darah memang putra Nabi Ibrahim AS, tapi hakekatnya Nabi Ismail AS adalah milik Allah. Maka sudah seyogyanya, sesuatu yang dipinjamkan diminta kembali yang memiliki harus dikembalikan. Dengan hati berat dan penuh air mata, Nabi Ibrahim AS pun ikhlas mengembalikan Nabi Ismail AS pada Dzat Yang Menciptakannya sebab cintanya ke Allah swt lebih besar dari cintanya pada putranya.

Ujian cinta pun terlaksana, ketika di bukit dan Nabi Ibrahim AS hendak memenggal leher Nabi Ismail AS. Allah swt menggantikan Nabi Ismail AS dengan domba, sehingga Nabi Ismail AS tetap hidup. Hakekatnya Allah swt menguji cinta Nabi Ibrahim AS lebih besar mana, cinta pada Tuhannya atau cinta pada putranya. Sebab cinta pada Allah swt lebih besar, maka Allah swt berikan dua-duanya yakni cinta Allah swt dan Nabi Ismail AS. Nabi Ibrahim AS mendapatkan cinta Allah swt dan Nabi Ismail AS tidak jadi disembelih. Jadilah ini asal muasal idul adha yaitu hari pengorbanan. Karena cinta butuh pengorbanan sebagai pembuktian.

Ukhti fillah...

Salah satu ujian cinta adalah ditinggalkan disaat sayang-sayangnya. Lalu bagaimana sikap kita saat ditinggalkan orang yang paling kita cintai?. Sabar dan selalu husnudzan, seseorang yang Allah swt ridhoi pasti Allah swt persatukan, dan kedua hati akan mudah untuk bersama dan saling melengkapi. Namun jika saling cinta tak direstui Allah swt, barangkali jika dipaksa bersatu maka mudhorot yang akan terjadi. Ingatlah ukhtiku sayang, lebih baik diselamatkan Allah dengan gagalnya rencana yang kita buat sendiri daripada kita dihancurkan rencana yang kita buat sendiri.

Ingatlah ukhtiku sayang, sebelum kita diuji. Terlebih dahulu para ummahatul mukminin dan para wanita solekhah terdahulu pun jua diuji. Kita dapat meneladani kesabaran dan keteguhan hati mereka menerima ujian Allah swt.

Tahukah engkau solihatku sayang, kedua putri rosulullah saw pun pernah bersedih sangat dalam karena ditinggalkan (diceraikan). Sayyidah Ruqayyah binti Muhammad dinikahi oleh Utbah bin Abu Jahal. Sedangkan Sayyidah Ummu Kultsum menikah dengan Utaibah bin Abi Lahab. Namun saat Islam datang, mereka para suami kedua putri rosulullah saw yakni Utbah dan Utaibah tetap kafir dan tidak mau memeluk Islam, sehingga mereka memutuskan cerai. Abu Jahal dan Abu Lahab bermaksud hendak mempermalukan rosulullah saw dengan perceraian kedua putrinya yang gagal dalam pernikahan. Harapan mereka, dengan sibuk mengurus kesedihan kedua putrinya, maka dakwah rosulullah saw akan terhambat. Alhamdulillah ekspektasi Abu Lahab dan Abu Jahal salah, berkat ketegaran kedua putri rosulullah saw yang sabar menghadapi perpisahan. Allah swt gantikan luka Sayyidah Ruqoyyah ra dan Sayyidah Ummu Kultsum ra dengan jodoh dunia akherat yang baik yakni Sayyidina Utsman bin Affan. Sesungguhnya perceraian dua putri Rasulullah dengan putra Abu Lahab dan Abu Jahal justru berdampak baik untuk keturunan Rasulullah SAW. Allah swt justru memberikan suami baru yang jauh lebih baik dari putra Abu Lahab dan Abu Jahal.

Coba kita tilik kisah Sayyidah Ramlah ra binti Abu Sufyan. Sayyidah Ramlah ra memiliki sosok ayah yang bernama Abu Sufyan, seorang pemimpin Quraisy. Saat agama Islam yang dibawa Rosulullah saw disampaikan, Sayyidah Ramlah menerima Islam dengan lapang dada dan mengikuti ajakan Rosulullah saw. Demikian juga suaminya (Ubaidullah bin Jahsy) juga menjadi mualaf. Namun sayangnya sang ayah (Abu Sufyan) bersikukuh tetap memeluk agama leluhur, kafir Quraisy.  

Abu Sufyan tidak terima putrinya dan menantunya memeluk agama Islam. Maka segala upaya untuk mempersulit keduanya (Sayyidah Ramlah ra dan Ubaidullah bin Jahsy) pun dilakukan agar mereka berdua kembali memeluk agama leluhur (Agama Nasrani) serta meninggalkan agama Islam. Perlakuan kaum musyrikin dan sang ayah (Abu Sufyan) pun keterlaluan terhadap kaum muslimin, termasuk pada putri dan menantunya. Kaum musyrikin memutuskan bahwa mereka akan menyakiti siapapun yang memeluk Islam dan menimpakan berbagai siksaan pada kaum muslimin untuk melemahkan imannya supaya meninggalkan Islam. Bahkan kaum musyrikin tanpa segan juga melakukan perang pelecehan untuk menghinakan kaum muslimin serta melemahkan iman dan taqwa mereka.   

Setelah hijrah ke Habasyah, ummat Islam hidup tentram dan nyaman. Sayyidah Romlah ra mengira bahwa kebahagiaan dan kenyamanan akan dimulai sejak saat itu. Beliau tidak tahu bahwa disinilah justru awal mula beliau diuji Allah swt. Bila dulu ayahnya adalah seorang kafir Quraisy, maka sekarang suaminya (Ubaidullah bin Jahsy) menjadi murtad dan meninggalkan agama Islam untuk kembali ke agama sebelumnya (agama Nasrani). Maka beliau pun berpisah (bercerai) dengan sang suami karena perbedaan agama. Di saat inilah puncak kenanaran beliau, dimana kembali ke Makkah tidak mungkin sebab sang ayah adalah kaum musyrikin, sedangkan bertahan di Habasyah seorang diri pun juga tidak mungkin. Dilanda kerisauan yang luar biasa, tanpa Sayyidah Ramlah ra duga Allah swt memberikan jalan keluar dimana setelah masa idah beliau telah habis, beliau dipinang Rosulullah saw dan dinikah beliau untuk dijadikan istri beliau. Siapa yang menyangka bahwa Sayyidah Ramlah akan menjadi salah satu ummul mukminin yang memimpin kaum wanita sepanjang zaman.   

Pun demikian dengan Sayyidah Hindun binti Abu Umaiyah atau Ummu Salamah. Sayyidah Hindun ra pernah mengalami penderitaan luar biasa tatkala hendak berhijrah bersama suami pertamanya (Abu Salamah) ke Madinah Al Mukarromah. Dalam perjalanan hijrah, ummu Salamah ke Madinah, beliau dipisahkan dengan suami (Abu Salamah) dan Anaknya (Salamah binti Abu Salamah) oleh Bani Mughirah. Akhirnya Abu Salamah hijrah seorang diri, sementara anaknya direbut secara paksa dan Ummu Salamah pun terpisah dengan anak dan suaminya. Setiap pagi, beliau pergi lalu duduk di tengah padang pasir, dan hanya bisa meratapi diri menangis dari pagi hingga sore hari. Begitulah yang terus Ummu Salamah lakukan  setiap hari selama setahun. Hingga akhirnya seorang kerabat dari Ummu Mughirah merasa iba dan membujuk Bani Mughirah untuk melepaskan Ummu Salamah. Ummu Salamah dan anaknya pun dipertemukan lalu dengan mengendarai unta berdua, beliau menyusul suaminya di Madinah. Akhirnya, perjuangan yang penuh kesabaran, membuahkan hasil, beliau disatukan dengan anak dan suaminya. Ummu Salamah berjiwa patriotisme tinggi. Beliau selalu mendorong suaminya untuk bergabung bersama barisan para mujahid di jalan Allah di bawah panji Rosulullah saw. Abu Salamah terjun dalam kancah peperangan dan memberikan pengorbanan terbaik.

Satu tahun berlalu, kaum musyrikin bersiap untuk memerangi kaum muslimin. Kaum muslimin pergi menuju perang Uhud, dan di sanalah mereka bertemu dengan kaum musyrikin. Abu Salamah termasuk salah satu prajurit loyal dalam barisan pasukan Nabi Muhammad saw. Dalam perang ini, Abu Salamah dipanah Abu Usamah Al Jusyami di bagian lengan. Saat kaum muslimin kembali ke Mekah, Abu Salamah mengobati luka yang ia alami selama sebulan bersama istri tercinta. Ummu Salamah yang merawat dan melayaninya hingga lukanya sembuh. 

Dikisahkan jua saking cintanya, tatkala Abu Salamah hendak wafat, Ummu Salamah siap berjanji untuk tidak menikah lagi demi kesetiaannya. Namun, demi cinta sejatinya juga, Abu Salamah meminta Ummu Salamah agar menikah lagi supaya tidak larut dalam kesedihan yang berkepanjangan yang menyakiti istri tercintanya. Karena cinta tak akan tega melihat yang dicintainya menderita tersiksa sebab karenanya. Qodarullah, setelah wafatnya sang suami dan selesainya masa idah, janganlah bersedih Hindun ra dipinang dan dinikah Rosulullah saw. Sungguh, ditinggal Abu Salamah yang wafat syahit, Allah swt gantikan dengan kehadiran rosulullah saw sang pemimpin ummat hingga Sayyidah Hindun ra menjadi bagian dari keluarga nubuwah yang membawanya menjadi ummahatul mukminin. 

Oleh karena itu janganlah bersedih dan berlarut dalam kesedihan tatkala engkau ditinggalkan orang yang paling kamu cintai saat ini. Percayalah, Allah swt mengambil sesuatu yang kita cintai untuk diganti dengan yang lebih baik. Sebagaimana daun-daun tua berguguran saat musim gugur, lalu Allah ganti dengan daun muda yang indah saat musim semi. Sesungguhnya dibalik kesulitan ada kemudahan. Sebagaimana hadirnya pelangi setelah hujan deras. Percayalah, Allah memberikan yang kita butuhkan. Semua akan indah pada waktunya.


اَلَّـذِي  لِغَيـْـــــرِكْ *  لَـنْ يَصِـلْ إِلَـيــكْ

Apa yang ditaqdirkan untuk selainmu,

Pasti tak akan sampai kepadamu.

وَالَّـذِي قُسِـمْ لَــكْ *  حَاصِـلٌ لَدَيـــــكْ

Dan apa yang ditaqdirkan untukmu,

Pasti akan menjadi milikmu.


Selalu husnudzan sama Allah swt. In syaAllah, Allah swt memberikan yang terbaik dunia akherat. Percayalah, engkau hanya butuh bersabar. Ikhlaskan takdir Allah, selalu rajin ibadah, perbanyak amal kebaikan, dan ridhokan kepergiannya tanpa perlu diminta kembali. In syaAllah rizki sudah pasti tertakar, jodoh tak akan tertukar. Mantablah dengan sesuatu yang sudah dijamin Allah swt. Hidup, mati, dan jodoh sudah diatur Allah. Yang perlu kita persiapkan hanyalah bekal menjalani hidup, bekal menjemput jodoh dan membangun rumah tangga, dan bekal menghadapi kematian. Barokallahfiikum.

Selasa, 11 Mei 2021

PENJELASAN SOLAT IDUL FITRI DAN TATA CARA PELAKSANAANYA

PENJELASAN SOLAT IDUL FITRI DAN TATA CARA PELAKSANAANYA

*****

Oleh: Dewi Nur Halimah

Gambar 1. Solat Jama'ah dengan Mematuhi Protokol Kesehatan di Masjid (Sumber gambar: www.google.com). 

Hallo Indonesia 🤗🤗🤗. Berbincang soal idul fitri, ada hal yang tak bisa dipisahkan dengan idul fitri yakni solat idul fitri. Solat idul fitri adalah solat yang dilaksanakan pada hari raya idul fitri bertepatan dengan 1 syawal dengan waktu tertentu.


KAPANKAH WAKTU PELAKSANAAN SOLAT IDUL FITRI? 

Waktu yang tepat mengerjakan sholat Idul Fitri adalah mulai dari naiknya matahari setinggi tombak sampai matahari tergelincir yaitu sekitar pukul 06.30 pagi sampai pukul 07.00 pagi pada 1 syawal.


BAGAIMANAKAH HUKUMNYA MELAKSANAKAN SOLAT IDUL FITRI? 

Hukum solat Idul Fitri adalah Fardhu’ kifayah, di mana boleh hukumnya meninggalkan solat Idul Fitri, namun lebih diutamakan untuk melaksanakannya.

Dalam fiqih, solat Idul Fitri dikategorikan sebagai ibadah sunnah, tetapi sunnah yang dimaksud adalah sunnah mu’akad (atau sunnah yang ditekankan untuk dilaksanakan dan dilakukan secara berjamaah).

Imam Syafi’i dalam kitabnya yang berjudul Al-Umm, beliau mengatakan bahwasannya :

وَلِلتَّطَوُّعِ وَجْهَانِ صَلَاةٌ جَمَاعَةً وَصَلَاةٌ مُنْفَرِدَةً وَصَلَاةُ الْجَمَاعَةِ مُؤَكَّدَةٌ وَلَا أُجِيزُ تَرْكَهَا لِمَنْ قَدَرَ عَلَيْهَا بِحَالٍ وَهُوَ صَلَاةُ الْعِيدَيْنِ وَكُسُوفِ الشَّمْسِ وَالْقَمَرِ وَالِاسْتِسْقَاءِ

“Solat sunnah terbagi dua, yakni yang dilaksanakan berjamaah dan yang sendiri-sendiri. Adapun solat sunnah yang sangat dianjurkan berjamaah tidak diperkenankan untuk meninggalkannya bagi yang mampu melaksanakannya, yaitu solat dua hari raya, gerhana matahari dan bulan, serta solat istisqa.”


BOLEHKAH SOLAT IDUL FITRI DILAKSANAKAN SECARA MUNFARID ATAU SENDIRI-SENDIRI? 

Sebagaimana telah kita ketahui, tahun 2021 Indonesia dan hampir seluruh negara di dunia diuji dengan wabah global yakni pandemi virus corona. Kondisi pandemi, mengaruskan kita untuk jaga jarak dan dianjurkan untuk tidak mudik untuk meminimalisir penularan Covid-19. Jika pelaksanaan solat idul fitri secara berjama'ah di masjid dikhawatirkan dapat menjadi sarana penularan Covid-19 karena adanya kerumunan, maka pelaksanaan solat idul fitri diperbolehkan dilakukan secara munfarid (individu) atau berjama'ah di rumah bersama keluarga. Kecuali jika kondisi yakin aman, maka solat idul fitri secara berjama'ah di masjid lebih diutamakan. 

Gambar 2. Solat Idul Fitri secara Munfarid di Rumah (sumber gambar: www.google.com). 

Gambar 3. Solat Idul Fitri Berjama'ah di Rumah (Sumber gambar: www.google.com). 


Abu Hasan Ali al-Bagdadi dalam kitab al-Iqna’fil fiqh asy-Syafi’i mengatakan:

وَيُصلي العيدان فِي الْحَضَر وَالسّفر جمَاعَة وفرادى

"Dan hendaklah melaksanakan solat dua hari raya dalam keadaan hadir maupun bepergian, baik dengan berjamaah maupun sendiri-sendiri."


APAKAH IMAM HARUS BERKHUTBAH JIKA SOLAT IDUL FITRI DILAKUKAN BERJAMA'AH DI RUMAH?

Apabila kita melaksanakam solat idul fitri secara berjama'ah di rumah, maka seyogyanya yang menjadi imam harus memahami tuntunan khutbah. Namun apabila yang menjadi imam tidak bisa khutbah, maka boleh shalat Idul fitri di rumah berjama'ah tanpa khutbah.

Gambar 4. Khutbah Solat Idul Fitri (Sumber: Luxima animasi). 


BAGAIMANA TATACARA PELAKSANAAN SOLAT IDUL FITRI?

Pada umumnya baca'an dalam solat Idul Fitri sama seperti solat sunnah atau wajib seperti biasanya. Hal yang membedakan hanya pada niatnya. Berikut ini adalah bacaan sholat Idul Fitri:

أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلهِ تَعَــــالَى

“Aku berniat solat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”

CATATAN:

Makmuman = kalau menjadi makmum

Imaman = kalau menjadi imam


Hal lain yang perlu diketahui yaitu dalam solat Idul Fitri, kita hanya melaksanakan 2 rakaat dengan jumlah takbir sebanyak 12 kali. 7 kali takbir dilaksanakan dalam rakaat pertama dan 5 kali takbir dalam rakaat kedua setelah bangun dari sujud.


BAGAIMANAKAH TATA CARA PELAKSANAAN KHUTBAH IDUL FITRI?

Khotbah solat Idul Fitri dilakukan dengan dua khotbah dan di antara keduanya dipisahkan oleh duduk sejenak.

Hal itu sebagaimana diungkapkan dalam hadis Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah yang berkata:

"Sunah seorang Imam berkhotbah dua kali pada saat hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha) dan memisahkan keduanya dengan duduk," (HR Asy-Syafii).


TATA CARA KHOTBAH PERTAMA 

1. Membaca takbir sebanyak sembilan kali

2. Memuji Allah dengan sekurang-kurangnya membaca "alhamdulillah"

3. Membaca salawat nabi antara lain dengan membaca "allahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad"

4. Berwasiat tentang takwa

5. Membaca ayat Al Quran


TATA CARA KHOTBAH KEDUA 

1. Membaca takbir sebanyak tujuh kali

2. Memuji Allah dengan sekurang-kurangnya membaca "alhamdulillah"

3. Membaca salawat nabi antara lain dengan membaca "allahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad"

4. Berwasiat tentang takwa

5. Mendoakan umat Islam


KAPAN PELAKSANAAN KHUTBAH IDUL FITRI?

Khutbah pada solat ied dilaksanakan setelah solat dua rakaat usai, bukan sebaliknya. 

Ibnu Umar berkata:

إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرُ كَانُوْا يُصَلُّونَ الْعِيدَيْنِ قَبْلَ الْخُطْبَةِ

“Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar dan Umar menunaikan solat Idul Fitri dan Idul Adha sebelum khutbah” (Riwayat Bukhari 963, Muslim 888, At-Tirmidzi 531, An-Nasa’i 3/183, Ibnu Majah 1276 dan Ahmad 2/12 dan 38)


APA SAJA SUNAH KHUTBAH IDUL FITRI?

1. Khatib disyaratkan berdiri (bila mampu) saat berkhutbah dan disunnahkan menyela kedua khutbah dengan duduk sebentar.

2. Pada khutbah pertama khatib disunnahkan memulainya dengan membaca takbir hingga sembilan kali, sedangkan pada khutbah kedua membukanya dengan takbir tujuh kali.

3. Saat khutbah berlangsung, jamaah diperintahkan untuk tenang, mendengarkannya secara seksama, agar memperoleh proses kesempurnaan salat ied.

Gambar 5. Tenang dan Tidak Ramai saat Khutbah Solat Idul Fitri berlangsung (sumber gambar: Luxima animasi). 


Demikianlah penjelasan tentang solat idul fitri dan khutbah idul fitri. Semoga mudah dipahami dan dipraktekkan. Terimakasih sudah berkunjung, semoga tulisan ini bermanfaat dan juga menginspirasi. Jangan lupa kunjungi juga tulisan-tulisan selanjutnya yang in syaAllah juga manfaat dan inspiratif. 


@bloggerperempuan

#BPNRamadan2021

#bloggerperempuan

#Ramadan2021

#BerkahRamadan

#Ramadan30

#Challenge30HariRamadan

#ChallengeRamadanKe-30

Senin, 10 Mei 2021

ZAKAT FITRAH, PEMBERSIH DIRI UNTUK SEMPURNAKAN IBADAH BULAN RAMADAN

ZAKAT FITRAH, PEMBERSIH DIRI UNTUK SEMPURNAKAN IBADAH BULAN RAMADAN

*****

Oleh: Dewi Nur Halimah


Hallo Indonesia 🤗🤗🤗. Berbincang soal zakat fitrah, apa sih zakat fitrah itu?. Zakat fitrah adalah zakat wajib yang harus dikeluarkan setahun sekali pada bulan Ramadhan menjelang Idul Fitri. Zakat fitrah berarti zakat yang dikeluarkan untuk menyucikan diri, karena dalam setiap diri manusia terdapat banyak kesalahan baik dalam bentuk perkataan maupun perbuatan. Oleh karena itu, tidak ada satu alasan pun bagi seorang umat muslim yang beriman, untuk tidak menunaikan zakat fitrah.

وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَارْكَعُوْا مَعَ الرَّاكِعِيْنَ

“Dan laksanakan lah salat, tunaikan lah zakat, dan rukuk lah beserta orang yang rukuk.” (QS. Al Baqoroh ayat 43)

وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ

“Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).” (QS. Al Bayyinah Ayat 5)


HUKUM DAN BESARAN ZAKAT FITRAH

Zakat fitrah hukumnya wajib ditunaikan bagi setiap muslim yang mampu, dengan besaran yang harus dikeluarkan adalah satu sha’. Satu sha’ memiliki nilai yang sama dengan 2,7 kg (atau dibulatkan 3 kg) beras, gandum, kurma, sagu, dan sebagainya yang disesuaikan dengan konsumsi perorangan sehari-hari.


SYARAT SESEORANG WAJIB ZAKAT FITRAH

Syarat-syarat wajib zakat fitrah:

1. Beragama Islam dan merdeka. 

2. Menemui dua waktu, yaitu di antara bulan Ramadhan dan Syawal, walaupun hanya sesaat. 

3. Mempunyai harta yang lebih dari pada kebutuhannya sehari-hari, untuk dirinya dan orang-orang di bawah tanggungan, pada hari raya dan malamnya. 

Syarat lainnya diantaranya:

4. Orang yang meninggal sebelum terbenam matahari pada akhir Ramadhan. 

5. Anak yang lahir selepas terbenam matahari pada akhir Ramadhan. 

6. Orang yang baru memeluk agama Islam sesudah matahari terbenam pada akhir Ramadhan. 

7. Tanggungan istri yang baru saja dinikahi selepas matahari terbenam pada akhir Ramadhan.


WAKTU MENGELUARKAN ZAKAT FITRAH

Orang yang masih hidup di sebagian bulan Ramadhan dan bulan Syawal wajib mengeluarkan zakat fitrah untuk dirinya sendiri atau dizakatfitrahkan oleh orang yang berkewajiban menanggung nafkahnya, juga oleh orang lain dengan seizin orang yang dizakati.

Waktu mengeluarkan atau memberikan zakat fitrah terbagi menjadi beberapa macam, di antaranya:

1. Waktu jawaz (boleh), yaitu waktu antara awal Ramadhan hingga awal Syawal.

2. Waktu wajib, yaitu sejak akhir Ramadhan hingga awal Syawal.

Orang yang meninggal setelah Maghrib pada 1 Syawal tetap wajib dizakaiti.

Sementara bayi yang lahir setelah Maghribnya 1 Syawal tidak wajib dizakati.

3. Waktu sunah, yaitu setelah fajar hingga sebelum shalat Idul Fitri.

4. Waktu makruh, yaitu setelah shalat Idul Fitri sampai tenggelamnya 1 Syawal.

5. Waktu haram, yaitu setelah tenggelamnya pada tanggal 1 Syawal.


NIAT ZAKAT FITRAH

1. Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri

ﻧَﻮَﻳْﺖُ أَﻥْ أُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَﻦْ ﻧَﻔْسيْ ﻓَﺮْﺿًﺎ ﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ

"Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku sendiri fardhu karena Allah Taala."


2. Zakat Fitrah untuk Istri

ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِﻋَﻦْ ﺯَﻭْﺟَﺘِﻲْ ﻓَﺮْﺿًﺎ ﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ

"Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk istriku fardhu karena Allah Taala."


3. Zakat Fitrah untuk Anak Laki-Laki

ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَﻦْ ﻭَﻟَﺪِﻱْ … ﻓَﺮْﺿًﺎ ﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ

"Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk anak laki-lakiku... (sebutkan nama) fardhu karena Allah Taala."


4. Zakat Fitrah untuk Anak Perempuan

ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِﻋَﻦْ ﺑِﻨْﺘِﻲْ … ﻓَﺮْﺿًﺎ ﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ

"Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk anak perempuanku... (sebutkan nama) fardhu karena Allah Taala."


5. Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri dan Keluarga

ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَنِّيْ ﻭَﻋَﻦْ ﺟَﻤِﻴْﻊِ ﻣَﺎ ﻳَﻠْﺰَﻣُنِيْ ﻧَﻔَﻘَﺎﺗُﻬُﻢْ ﺷَﺮْﻋًﺎ ﻓَﺮْﺿًﺎ ﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ

"Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku dan seluruh orang yang nafkahnya menjadi tanggunganku fardhu karena Allah Taala."


6. Zakat Fitrah untuk Orang yang Diwakilkan

ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَﻦْ (..…) ﻓَﺮْﺿًﺎ ﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ

"Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk……..(sebutkan nama spesifik), fardhu karena Allah Taala."

Setelah membaca niat dan menyerahkan zakat, orang yang menerimanya disunnahkan untuk mendoakan orang yang memberi zakat dengan doa-doa baik.

Doa yang disunahkan dibaca penerima zakat kepada pemberi zakat:

ﺁﺟَﺮَﻙ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓِﻴْﻤَﺎ ﺍَﻋْﻄَﻴْﺖَ، ﻭَﺑَﺎﺭَﻙَ ﻓِﻴْﻤَﺎ ﺍَﺑْﻘَﻴْﺖَ ﻭَﺟَﻌَﻠَﻪُ ﻟَﻚَ ﻃَﻬُﻮْﺭًﺍ

"Semoga Allah memberikan pahala atas apa yang engkau berikan, dan semoga Allah memberikan berkah atas harta yang kau simpan dan menjadikannya sebagai pembersih bagimu."


8 GOLONGAN (ASNAF) YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT

1. Fakir adalah orang yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup.

2. Miskin adalah orang yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar kehidupan.

3. Amil adalah orang yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat (panitia zakat).

4. Mualaf adalah orang yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menguatkan dalam tauhid dan syariah.

5. Riqab adalah budak atau hamba sahaya yang ingin memerdekakan dirinya.

6. Gharim adalah orang yang berhutang untuk kebutuhan hidup dalam mempertahankan jiwa dan izzahnya.

7. Fisabilillah adalah orang yang berjuang di jalan Allah dalam bentuk kegiatan dakwah, jihad dan sebagainya.

8. Ibnu Sabil adalah orang yang kehabisan biaya di perjalanan dalam ketaatan kepada Allah.


HIKMAH ZAKAT FITRAH

6 hikmah zakat fitrah bagi umat Islam diantaranya:

1. Zakat Fitrah Menyucikan Jiwa

Membayar zakat fitrah dapat membersihkan jiwa.

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. At Taubah ayat 103).


2. Memperoleh Keberkahan Harta

Selain berfungsi menyucikan jiwa, zakat fitrah juga dapat membersihkan harta. Dalam proses memperoleh harta untuk makan sehari-hari, barangkali ada hal yang tidak mengenakkan terjadi.

Misalnya dalam proses jual beli, ada pelanggan yang merasa terpaksa dengan harga yang telah dipatok, kemudian membelinya tidak ikhlas 100%. Hal ini menjadi sandungan dalam memperoleh harta. Hukumnya tidak haram, namun ada proses yang tidak baik. Proses ini dapat disucikan dengan membayar zakat. 

Walaupun berfungsi membersihkan harta, fungsi ini tidak berlaku apabila harta yang diperoleh seseorang melalui cara-cara yang diharamkan. Seperti hasil korupsi, hasil pencurian atau perampokan, ataupun hasil menipu orang lain. cara-cara memperoleh rezeki seperti ini tidak dapat dibenarkan, dan tidak dapat dibersihkan melalui zakat fitrah.


3. Sarana Menjalin Kepedulian dan Silaturahim

Zakat fitrah menjadi sarana kaum muslim peduli terhasap kaum muslimin lainnya yang mengalami kelaparan, kepayahan, kesusahan. Zakat fitrah melatih kepedulian ummat muslim kepada ummat muslim lainnya. Zakat fitrah mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan yang membantu ummat muslim yang kesusahan untuk menyambung hidupnya.

Selain itu, zakat fitrah juga menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahim antar umat muslim. Menguatkan ikatan persaudaran antara mustahik dan muzaki. Muzaki (pemberi zakat) peduli kepada mustahik (penerima zakat), mustahik mendoakan kebaikan untuk muzaki. Kepedulian dan silaturahim ini juga dapat memperkuat hubungan antar umat muslim.


4. Sebagai Bentuk Rasa Syukur Kepada Allah SWT

Mengeluarkan zakat fitrah melatih kita untuk mensyukuri nikmat Allah SWT, dengan membagikan sebagian harta kita kepada orang yang membutuhkan. Dari setiap hasil kerja kita, ada peran orang lain dan peran Allah dalam proses memperolehnya sehingga dalam setiap harta kita terdapat juga hak orang lain (harta yang wajib dizakatkan). 

Orang yang tidak bersyukur, tentu akan selalu merasa kurang dengan apa yang dimilikinya. Tidak ingin berbagi, bahkan penuh perhitungan saat memberikan sesuatu termasuk saat mengeluarkan zakat. Membayar zakat dapat melatih pribadi kita untuk lebih bersyukur atas nikmat Allah. Berzakat melatih untuk muhasabah diri bahwa harta kita dari Allah swt dan wajib digunakan di jalan Allah swt.


5. Berbagi Kebahagiaan Sesama Umat Muslim

Zakat fitrah berfungsi untuk membantu orang-orang yang tidak mampu, untuk dapat merasakan nikmat hari raya. Sehingga, hari kemenangan tidak hanya dirasakan oleh mereka yang ekonomi menengah-atas, namun para mustahik juga dapat merasakan hal yang sama. Tidak merasa kekurangan makanan saat hari raya.


6. Membersihkan Diri dari Perbuatan yang Sia-sia. 

Hikmah zakat fitrah bisa juga untuk membersihkan diri dari perbuatan yang sia-sia. Terkadang dalam proses menjalani ibadah puasa, kita pernah merasa marah akan sesuatu, kesal dengan sesuatu, bahkan juga memaki-maki. Dengan membayar zakat fitrah, kita dapat membersihkan dari perilaku sia-sia tersebut.

فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ، وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ، فَمَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلَاةِ فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ، وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلَاةِ فَهِيَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقَاتِ

Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata, Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah untuk membersihkan orang yang berpuasa dari perkataan sia-sia dan perkataan kotor, dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin. Barang siapa yang menunaikannya sebelum shalat (Idul Fitri), berarti ini merupakan zakat yang diterima, dan barang siapa yang menunaikannya setelah shalat (idul fitri) berati hal itu merupakan sedekah biasa”. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, dan Daru Quthni)

Demikianlah paparan tentang zakat fitrah. Terimakasih sudah berkunjung. Semoga bermanfaat 😊. Jangan lupa baca juga tulisan-tulisan selanjutnya yang in syaAllah juga manfaat dan inspiratif.


@bloggerperempuan

#BPNRamadan2021

#bloggerperempuan

#Ramadan2021

#Ramadan29

#BerkahRamadan 

#Challenge30HariRamadan 

#ChallengeRamadanKe-29

Minggu, 09 Mei 2021

SUNGKEM ORANGTUA DAN SOWAN PARA GURU, MOMEN YANG PALING MENGESANKAN SAAT LEBARAN

SUNGKEM ORANGTUA DAN SOWAN PARA GURU, MOMEN YANG PALING MENGESANKAN SAAT LEBARAN

*****

Oleh: Dewi Nur Halimah



Hallo Indonesia 🖐️🖐️🖐️. Saat lebaran tiba, kaum muslimin bersuka ria menyambut hari kemenangan. Apa momen yang paling mengenang saat lebaran? Akankah kuenya/ kumpul keluarga / yang lainnya?. Momen yang paling berharga saat lebaran bagiku adalah momen sungkem sama orangtua dan sowan para guru.

Orang yang paling terkesan pertama kali adalah kedua orangtuaku yakni bapak dan ibuku. Aku selalu terkenang akan kasih sayang beliau tatkala aku kecil, perjuangan beliau mendidik dan membesarkanku. Maka saat lebaran, sungkem pertama adalah pada orangtua. Sebab dosa paling banyak seorang anak adalah pada orangtuanya. 

وَوَصَّیۡنَا ٱلۡإِنسَـٰنَ بِوَ ٰ⁠لِدَیۡهِ حَمَلَتۡهُ أُمُّهُۥ وَهۡنًا عَلَىٰ وَهۡنࣲ وَفِصَـٰلُهُۥ فِی عَامَیۡنِ أَنِ ٱشۡكُرۡ لِی وَلِوَ ٰ⁠لِدَیۡكَ إِلَیَّ ٱلۡمَصِیرُ

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu." (QS. AL Luqman ayat 14).

Bagiku orangtua adalah orang pertama yang harus kumuliakan dan kubahagiakan. Mengingat betapa besar pengorbanannya. Seorang ibu demi melahirkan anak ke dunia, harus bertaruh nyawa untuk melahirkan. Belum 9 bulan mengandung, menyusui hingga 2 tahun sebelum disapih, merawat dan membesarkan, hingga mendidik ilmu dan akhlak. Pun juga peran seorang ayah yang menafkahi anak perempuan hingga menikah, menafkahi anak lelaki hingga baligh, mendidik ilmu, mengajar akhlak, merawat, menyayangi, membesarkan, dan pengorbanannya. Jika adat sungkem atau saling bermaafan adalah tradisi lebaran. Maka bagiku minta maaf dan sungkem bukan hanya saat lebaran, kapanpun jika aku telah mengecewakan atau menyakiti hati kedua orangtuaku. Ridho kedua orangtuaku adalah emas bagiku. Ridhonya membawa ridho Allah untukku yang menjadikan hidupku penuh berkah. 

Entahlah, setegas dan sebijaksana aku memutuskan beberapa perkara. Di hadapan ibuku terkadang aku nangis bila teringat perjuangannya untukku. Nangis karena sampai saat ini belum bisa membahagiakannya seutuhnya, setidaknya aku berusaha maksimal sebisaku. Selalu memberikan kejutan, menyisihkan uang khusus ibu, membelanjakan ibu diam diam, dan menyayanginya. Jika ada yang melukainya, maka aku pasang badan untuk melindunginya sebab seorang anak wajib melindungi kehormatan orangtuanya.

Ibuku adalah muara kasihku. Momen yang paling terkenang adalah jasa beliau saat aku kecil. Aku bagaikan kaleng rombeng, teriak teriak mengulang kata berulang kali, padahal ibu tidak tuli. Tapi ibu tidak pernah marah mendengar ocehanku kala balita, namun justru gemas. Ini akan menjadi pertimbanganku ketika ibu tua dalam mengasuhnya. Aku teringat dengan sabar ibu menatih aku dari tiduran, duduk, merangkak, berdiri, hingga bisa berjalan dan berlari. Bila ibu kelak sepuh, aku harus sabar mengasuhnya, menuntunnya sebagaimana kasih sayang ibu tatkala aku masih bayi dan balita. Kadang aku teringat betapa sabar ibu menyuapiku ketika bayi, in syaAllah kelak saat sepuh aku jua harus sabar mengasuh orangtua kendati menyuapinya.

Momen yang tak terlupakan adalah saat aku harus operasi, sakit patah tulang, dan 4 bulan kesusahan jalan di usia yang ke 21 tahun. Ibuku kembali dengan sabar merawatku layaknya bayi. Makan disuapi, mandi dimandikan, minum disiapkan, hingga membuatku meneteskan air mata. Sangat jarang loh orang sabar merawat orang sakit tiap hari selama 4 bulan. Dari sini aku belajar merawat orang sakit, belajar dari ibu ketika merawatku. Doa terbaik untuk ibu, semoga jannah Allah untukmu.

Selain sungkem pada bapak dan ibu, biasanya aku sowan pada guru-guruku. Mengapa?. Karena guru adalah orangtuaku ke dua di sekolah. Mereka bukan hanya mentransfer ilmu tapi juga mendidik akhlak. Tanpa jasa guru, aku tak bisa baca tulis. Tanpa jasa guru, siapalah aku. Barokahnya ilmu lantaran sopan terhadap guru.

Diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi rahimahullah, Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu mengatakan:

تَوَاضَعُوا لِمَنْ تَعَلَّمُونَ مِنْهُ

“Tawadhu’lah kalian terhadap orang yang mengajari kalian.”

Manakala Imam Syafi’i rahimahullah berkata;

كنت أصفح الورقة بين يدي مالك صفحًا رفيقًا هيبة له لئلا يسمع وقعها

“Dulu aku membolak-balikkan kertas di depan gurunya (Imam Malik) dengan sangat lembut kerana segan kepadanya dan supaya dia tidak mendengarnya.”

Kisah tersebut menginspirasiku, bagaimana seorang Imam Syafi'i yang notabennya adalah ulama besar, imam mahzab namun terhadap gurunya sangat sopan. Bahkan demi segan dan menghormati gurunya, beliau membuka kertas pelan pelan agar tidak mengganggu tidur gurunya. Sebab bila keras, Imam malik (gurunya) akan mendengar dan terbangun. Masya Allah, sopan sekali adab terhadap guru. 

كُنَّا جُلُوسًا فِي الْمَسْجِدِ فَخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَلَسَ إلَيْنَا وَلَكَأَنَّ عَلَى رُءُوسِنَا الطَّيْرَ، لَا يَتَكَلَّمُ أَحَدٌ مِنَّا

“Saat kami sedang duduk-duduk di masjid, maka keluarlah Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam, kemudian beliau duduk di hadapan kami. Maka seakan-akan di atas kepala kami terdapat burung. Tidak ada satu pun daripada kami yang berbicara.”

Pun dengan kisah rosulullah saw, dimana ummat menghormati beliau dengan menundukkan kepala. Salah satu bentuk hormat murid terhadap guru adalah takdzim dengan menundukkan kepala, tidak berani mendahului gurunya, dan menjaga tutur katanya terhadap gurunya. Ilmu berkah lantaran ridho guru, itulah mengapa seorang murid harus tawadhuk dan memuliakan gurunya.

Ketika mendapatkan ilmu tentang itu, hatiku tersentuh. Ya orangtua adalah guru jasad dan guru adalah guru ruh. Keduanya harus dihormati. Maka ketika lebaran, aku berusaha sowan ke rumah-rumah beberapa guruku yang dekat-dekat. Sowan, silaturahmi, lahir batin. Jika ada adikku, maka aku sowan berdua ditemani dia. Namun jika dia tak pulang dan di pondok saat lebaran, maka aku sowan sendiri ke beberapa rumah guruku yang dekat dan terjangku. Memang kemana-mana sendiri bagi remaja malu, tapi jika untuk kebaikan untuk apa malu toh di siang hari. Bila yang maksiyat saja PD, harusnya melakukan silaturahmi juga PD kendati sendirian, apalagi sowan rumah guru. Aku suka sowan ke rumah guruku yang sepuh-sepuh. Sekedar menjenguk keadaannya, ngalap berkah, dan menjaga silaturahmi dengan beliau. Orangtuaku dan guruku adalah inspirasi sumber keberkahan hidupku. Untukmu ibu, semoga rahmat Allah swt untukmu. Untukmu bapak, semoga ridho Allah menyelimuti setiap langkahmu dalam menafkahi anak istrimu. Untukmu guru, semoga Allah muliakanmu sebab telah mendidik ilmu dan akhlak padaku.

Oke, itu adalah momen paling berharga saat lebaran. Terimakasih sudah berkunjung, semoga tulisan ini bermanfaat dan menginspirasi. Kunjungi juga tulisan-tulisan selanjutnya yang in syaAllah juga bermanfaat dan menginspirasi.


@bloggerperempuan

#BPNRamadan2021

#bloggerperempuan

#Ramadan2021

#BerkahRamadan

#Ramadan28

#Challenge30HariRamadan

#ChallengeRamadanKe-28

Sabtu, 08 Mei 2021

KUE KERING NASTAR, KUE YANG WAJIB ADA SAAT LEBARAN

KUE KERING NASTAR, KUE YANG WAJIB ADA SAAT LEBARAN

*****

Oleh: Dewi Nur Halimah


Hallo perempuan Indonesia 🤗🤗🤗. Berbincang soal lebaran, tentu tidak luput dengan kue yang satu ini. Coba tebak apa?. Yups, kue kering nastar. Popularitas kue kering nastar membuat sebagian banyak orang merasa bahwa kue ini wajib ada saat lebaran dan tidak bisa digantikan oleh kue lain. Ciri khas dari kue yang satu ini adalah teksturnya yang renyah dan lembut dengan balutan selai di dalamnya yang bikin mak nyus dan mantap. Rasa selai dapat dipilih sesuai selera, baik selai coklat, selai nanas, selai stroberi, selai bluberi dll.


Nah buat menghemat biaya, kamu juga bisa membuat kue kering nastar sendiri laddies. Caranya cukup sederhana dan juga tidak menyita waktu dan tenaga. Apa saya yang dibutuhkan dan gimana cara membuatnya?. Yuk check it out 👇👇👇


CARA MEMBUAT 

KUE KERING NASTAR STROBERI

Catatan: bisa juga selai diganti sesuai dengan selera. 


BAHAN:

a. 350 gram tepung terigu

b. 150 margarin

c. 100 gram mentega

d. 50 gram tepung maizena

e. 2 kuning telur

f. 2 sendok makan susu bubuk

g. 50 gram gula halus

h. 100 gram selai stroberi

i. 1 kuning telur khusus untuk olesan


CARA MEMBUAT:

1. Siapkan wadah untuk mencampurkan mentega, margarin, gula, kuning telur (ambil kuningannya saja), lalu aduk atau haluskan. Untuk menghindari campuran yang lembek, atur kecepatan mixer paling rendah.

2. Tambahkan tepung terigu, tepung maizena, dan susu bubuk. Aduk kembali hingga tercampur rata dan kalis.

3. Jika adonan dirasa sudah pas, cuil adonan sedikit-sedikit dan isi kue nastar dengan selai stroberi yang sudah di siapkan sebelumnya. Lakukan proses ini hingga adonan sampai habis.

4. Siapkan loyang yang sebelumnya sudah diolesi dengan mentega agar tidak lengket ketika kue nastar di angkat. Jangan lupa adonan yang sudah dibentuk tadi diolesi kuning telur di atasnya.

5. Panggang di oven dengan nyala api kecil. Tunggu hingga adonan matang. 

6. Angkat dan sajikan.


Okay guys. Itu adalah tips cara sederhana membuat kue kering nastar stroberi. Kalian bisa mencobanya. Terimakasih sudah mampir berkunjung baca. Semoga tulisan ini bermanfaat dan menginspirasi. Agar tidak ketinggalan update tulisan-tulisan selanjutnya, kalian bisa subscribe email kalian di blog ini 😊


@bloggerperempuan

#BPNRamadan2021

#bloggerperempuan

#Ramadan2021

#Ramadan27

#BerkahRamadan

#Challenge30HariRamadan

#ChallengeRamadanKe-27

5 KEBIASAANKU SAMBIL MENUNGGU BUKA PUASA

5 KEBIASAANKU SAMBIL MENUNGGU BUKA PUASA

*****

Oleh: Dewi Nur Halimah

Hallo perempuan Indonesia 😊🙏. Berbincang soal kesibukan kegiatan, apa aja kesibukan kalian sambil menunggu buka puasa?. Kalau kesibukanku adalah belajar, mengajar, berdzikir, sholawatan, dan menulis. Bila bagi sebagian orang membaca dan belajar adalah hal yang menjenuhkan. Bagiku tidak, belajar itu asyik. Mengapa?. Karena dengan belajar menambah wawasan, membaca mengajakku berselancar menjelajahi dunia. Yuk kita simak satu per satu terkait kebiasaanku sembari menunggu buka puasa. Check it out 👇👇👇


1. BELAJAR

Sejak kecil aku suka banget belajar. Entahlah, terutama membaca artikel, kitab, bacaan populer, bacaan ilmiah, fiqih dll. Aku sadar bahwa belajar adalah kewajibanku sejak terlahir hingga ke liang lahat. 

أُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى اللَّحْدِ

“Tuntutlah ilmu dari buaian (bayi) hingga liang lahat.”

طَلَبُ اْلعِلْمْ فَرِثْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

"Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap individu muslim."


Nah selain karena menuntut ilmu adalah kewajiban. Tentu kita juga ingin ke surga kan?. Kalau mau ke surga, syarat salah satunya adalah menuntut ilmu. Jadi tidak boleh malas belajar. Orang yang bodoh karena malas belajar maka sesungguhnya ia telah dzolim dan melalaikan kewajibannya sehingga berdosa. Namun orang yang meskipun belajar kog ternyata masih bodoh (karena daya IQ rendah) maka gugurlah dosa baginya sebab ia telah menunaikan kewajibannya belajar. Masak kita nggak kangen ketemu Rosulullah saw sih? Rosulullah saw kelak di surga. Kalau mau ketemu berarti kita juga harus berada di tempat yang sama, surga. Jalan menuju surga salah satunya adalah menuntut ilmu dengan giat. 


وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)


Selain itu, aku ingin sekali memajukan Islam lewat inovasi dan berkarya. Berkarya dan berinovasi tidak bisa dilakukan tanpa ilmu. Hidup bukan melulu tentang kebahagiaanmu saja, tapi bagaimana kontribusimu untuk memajukan agamamu dan bangsamu. Kadang aku suka prihatin, hampir mayoritas produk buatan yahudi. Kita masih menggunakan produk Unilever yang mendukung LGBT. Aku selalu berpikir bagaimana agar aku bisa berinovasi menemukan produk baru untuk membantu kebutuhan masyarakat. Biar produk ummat yang nyuplai juga ummat muslim. Cita-citaku menemukan produk kebutuhan unmat dengan kualitas bagus dan harga terjangkau. Nah selain itu aku ingin menemukan kebahagiaan hakiki di akherat. Kebahagiaan di dunia dan di akherat hanya bisa ditempuh dengan ilmu. Itulah alasanku kenapa aku semangat belajar. 


2. MENGAJAR

Mengajar adalah kesibukanku selain belajar. Ya belajar, ya mengajar. Ilmu yang kudapatkan, kubagikan. Aku ingin membagikan pola pikirku pada orang-orang. Pola pikir adalah pondasi sebuah kemajuan. Jika rusak pola pikir, maka rusak pula karakternya. 

Emakku sering bilang:

"Ilmu itu semakin barokah kalau digunakan untuk mengajar. Itulah mengapa emak pengen kamu mengajar."

Rosulullah saw bersabda:

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893).

مَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلاَ يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَىْءٌ وَمَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ عَلَيْهِ مِثْلُ وِزْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلاَ يَنْقُصُ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَىْءٌ

“Barangsiapa menjadi pelopor suatu amalan kebaikan lalu diamalkan oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya ganjaran semisal ganjaran orang yang mengikutinya dan sedikitpun tidak akan mengurangi ganjaran yang mereka peroleh. Sebaliknya, barangsiapa menjadi pelopor suatu amalan kejelekan lalu diamalkan oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya dosa semisal dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosanya sedikit pun.” (HR. Muslim no. 1017)

بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَةً

“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari no. 3461).

Allah swt berfirman:

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar.” (QS. Ali Imran: 110).


Aku selalu memikirkan nasibku setelah kematian. Bila aku menyebarkan pola pikir positif dan kebaikan (knowledgeable mindset spreading), maka kelak meskipun aku wafat. Akan banyak yang melanjutkan pola pikirku. Raga manusia boleh terpisah dengan nyawanya, selama karyanya terus diamalkan dan pola pikirnya terus membumi dan melangit in syaAllah pahala akan mengalir. 


3. BERDZIKIR

Berdzikir adalah salah satu telegramku untuk mendekatkan diri pada Allah swt. Hanya mendekatkan diri pada Allah, aku merasakan ketenangan. Di saat hatiku risau, sedih melanda, galau menyapa, dzikir adalah obat ketentraman hati. 

فَٱذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِى وَلَا تَكْفُرُونِ

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al Baqoroh ayat 153).

وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ فِىٓ أَيَّامٍ مَّعْدُودَٰتٍ ۚ فَمَن تَعَجَّلَ فِى يَوْمَيْنِ فَلَآ إِثْمَ عَلَيْهِ وَمَن تَأَخَّرَ فَلَآ إِثْمَ عَلَيْهِ ۚ لِمَنِ ٱتَّقَىٰ ۗ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّكُمْ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ

“Dan berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah dalam beberapa hari yang berbilang. Barangsiapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua hari, maka tiada dosa baginya. Dan barangsiapa yang ingin menangguhkan (keberangkatannya dari dua hari itu), maka tidak ada dosa pula baginya, bagi orang yang bertakwa. Dan bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah, bahwa kamu akan dikumpulkan kepada-Nya.” (Al Baqarah: 203)

وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ وَتَبَتَّلْ إِلَيْهِ تَبْتِيلًا.

“Berdzikirlah (dengan menyebut) nama Rabb-mu dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.” (Al-Muzzammil: 8) 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا. وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا. هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا.

“Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya, dan bertasbihlah kepada-Nya pada pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepada kalian, sedang malaikat-Nya (memohonkan ampunan untuk kalian), supaya Dia mengeluarkan kalian dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (Al-Ahzâb: 41-43) 

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ.

“Apabila shalat telah ditunaikan, bertebaranlah kalian di muka bumi; serta carilah karunia Allah dan berdzikirlah kepada Allah sebanyak-banyaknya supaya kalian beruntung.” (Al-Jumu’ah: 10) 

فَإِنْ خِفْتُمْ فَرِجَالًا أَوْ رُكْبَانًا فَإِذَا أَمِنْتُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَمَا عَلَّمَكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ.

“Jika kalian berada dalam keadaan takut (bahaya), kerjakanlah shalat sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian, apabila kalian telah aman, berdzikirlah kepada Allah sebagaimana Allah telah mengajarkan apa-apa yang belum kalian ketahui kepada kalian.” (Al-Baqarah: 239) 

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ.

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan dzikir kepada Allah. Ingatlah, hanya dengan dzikir kepada Allah-lah, hati menjadi tenteram.” (Al-Ra’d: 28) 

Alhamdulillah aku telah membuktikan kebenaran ayat Al Qur’an yang membuatku semakin cinta berdzikir. Saat berdzikir, jiwaku tentram, hatiku tenang. Mengapa dzikir bisa menenangkan?. Ternyata saat berdzikir supplai oksigen oleh hormon oksitoxin ke otak lancar sehingga kebutuhan oksigen ke otak terpenuhi. Akhirnya otak dapat melakukan kinerjanya dengan baik. Masya Allah, dzikir menenangkan banget. Kalian juga aku anjurkan buat berdzikir dalam segala keadaan guys. Manfaatnya luar biasa banget buat kesehatan fisik juga mental. Tidak percaya?. Boleh dicoba. Aku sudah membuktikannya. Sekarang giliranmu. 


4. SHOLAWATAN

Sholawat adalah chat mesra berisikan kerinduan ummat muslim kepada baginda Rosulullah saw. Pengen nggak sih nanti saat hari qiyamat kita bertemu rosulullah saw dan mendapatkan syafa'atnya?. Tentunya sangat pengen kan. Kalau pengen berarti harus rajin bersholawat. Rosulullah saw mengenali kita ya kalau kita sering bersholawat. Bahkan amalan yang pasti diterima Allah swt adalah sholawat. Bukti cinta adalah sering memanggil nama orang yang kita cintai dalam doa. Nah bukti cinta pada Nabi Muhammad saw adalah bersholawat. 

وعن ابن مسْعُودٍ أنَّ رسُول اللَّهِ ﷺ قَالَ: أَوْلى النَّاسِ بِي يوْمَ الْقِيامةِ أَكْثَرُهُم عَليَّ صَلاَةً رواه الترمذي

"Manusia yang paling berhak bersamaku pada hari kiamat ialah yang paling banyak membaca shalawat kepadaku." (HR Tirmidzi).

عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عَمْرٍو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا اَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا رواه مسلم.

"Barang siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali." (HR Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa’i). 

وعن عبدِ الله بن عمرو بن العاص رضي الله تعالى عنهما أنّه سَمِعَ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم يقول: «إذا سَمِعْتُمُ النِدَاءَ فقولوا مثلَ ما يقولُ، ثمَّ صَلُّوا عَلَيَّ، فإنّه مَنْ صَلّى عَلَيَّ صلاةً صلى اللهُ عليه بها عَشْرَا، ثمّ سلوا اللهَ ليَ الوَسِيْلَةَ، فإنّها مَنْزِلَةٌ في الجنّة لا تنبغي إلاّ لِعَبْدٍ مِنْ عباد الله، وأرجو أن أكونَ أنا هو، فَمَنْ سألَ لِيَ الوَسِيْلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَفَاعَةَ»  (مسلم)،

Dari Abdullah bin Umar, dia mendegar Rasulllah SAW bersabda: "Jika kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan muadzin, kemudian bershalawatlah kepadaku. Sesungguhnya orang yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali. Lalu, mintalah kepada Allah wasilah untukku karena wasilah adalah sebuat tempat di surga yang tidak akan dikaruniakan, melainkan kepada salah satu hamba Allah. Dan, aku berharap bahwa akulah hamba tersebut. Barang siapa memohon untukku wasilah, maka ia akan meraih syafaat." (HR Muslim).

Semoga dengan banyak bersholawat menjadikan kita kelak memperoleh syafaatnya rosulullah saw dan selamat dari dunia hingga akherat. Aamiin ya rabbal alamiin. 


5. MENULIS

Menulis adalah salah satu caraku menyebarkan pola pikirku lewat tulisan. Manusia akan meninggalkan dunia, dan hanya nisannya yang tersisa. Namun jika ia menulis, terlebih menulis buku maka ia akan dikenang sepanjang masa. Aku sangat suka menulis. Hal ini terinspirasi dari idolaku Imam Syafi'i. Usia imam Syafi'i hanya sekitar 51 tahun, tapi beliau menulis kitab hampir 126 kitab. Masya Allah. Siapa yang tak tahu Imam Syafi'i?. Beliau sangat cerdas bahkan menjadi imam mahdzab dan mengarang ratusan kitab. Itulah yang menjadi inspirasiku kenapa aku semangat menulis.

Okay guys, itu adalah kesibukan dan hobiku sembari menunggu buka puasa. Terimakasih sudah berkunjung. Jangan lupa subscribe blog ini agar kalian tidak ketinggalan tulisan-tulisan terupdate di blog ini. Semoga tulisan ini bermanfaat dan menginspirasi. Segala kebaikan datangnya dari Allah. Adapun segala kekurangan datangnya dari al faqir penulis. Terimakasih telah berkunjung, semoga keberkahan untuk kalian.


@bloggerperempuan

#BPNRamadan2021

#bloggerperempuan

#Ramadan2021

#Ramadan26

#BerkahRamadan

#Challenge30HariRamadan

#ChallengeRamadanKe-26