Sayyidah Saudah RA, Wanita Mulia
nan Murah Hati
Dear Salikhah…
Siapakah sosok Sayyidah Saudah Binti
Zam’ah RA?. Sayyidah Saudah Binti Zam’ah RA adalah istri kedua rosulullah SAW
setelah sepeninggalnya (setelah wafadnya) Sayyidah Khodijah RA. Suami pertama
Sayyidah Saudah binti Zam’ah RA adalah Sakran bin Amr. Sakran bin Amar dan
Saudah binti Zam’ah termasuk orang pertama yang memeluk islam dan meletakkan
islam dan iman di dalam relung hatinya. Keduanya (Sakran bin Amr dan Saudah
binti Zam’ah) termasuk orang-orang yang lebih dulu berpasrah hati dengan
segenap jiwanya kepada Allah SWT, sehingga mereka dimasukkan sebagai golongan
orang-orang yang meraih kebahagiaan duniawi dan ukhrowi.
Namun, tak lama kemudian, berita
keislaman Sakran bin Amr menyebar. Saat itu pula kaum kafir quraisy (para budak
nafsu dan syahwat yang akalnya ditiup setan dan hatinya dipenuhi rasa benci
terhadap kaum muslimin) langsung menimpakan siksa pada Sakran bin Amr
sejadi-jadinya tanpa memperdulikan hubungan kekerabatan. Bagaimanakah kejamnya
kaum kafir quraisy kala itu bila mendengar keislaman seseorang?. Ya…kaum kafir
quraisy memperlakukan semena-mena siapapun yang masuk islam dan mengikuti
Rosulullah SAW. Setiap muslim yang ada di tengah-tengah mereka ditangkap,
lantas disiksa dengan pemukulan, ditelantarkan dalam kelaparan dan kehausan,
dan dijemur dipadang pasir. Astagfirullah…L
Dahulu, demi membela islam, seorang
rela dipukul, disiksa, dijemur di bawah terik matahari di padang pasir. Sungguh
begitu besar cintanya akan islam. Marilah merenung sejenak? Apabila anda
muslim, seberapa besarkah cintamu pada Allah SAW dan Nabi Muhammad SAW?. Bila
engkau mencintainya, dalam sehari berapa kali engkau mengingat Allah SWT
(berdzikir dan bertasbih menyebutNya)?, dalam sehari berapa ratus engkau
mengucap sholawat sebagai bentuk cintamu pada Nabi Muhammad?. Marilah merenung sejenak, kita renungkan seberapa banyak dosa kita, mari kita perbaiki perlahan-lahan.
Back to Sayyidah Saudah RA Story...
Back to Sayyidah Saudah RA Story...
Karena
kejamnya kaum quraisy terhadap kaum muslim, maka Sayyidah Saudah RA bersama
suaminya (Sakran bin Amr) hijrah ke tanah Habasyah. Keduanya menjalani
kehidupan terbaik di bawah naungan iman dan tauhid di tanah An-Najasyi, raja
yang adil. Setelah itu mereka berdua
(Sayyidah Saudah binti Zam’ah RA dan Sakran binti Amr) kembali ke Makah. Saat
kembali ke Makah, Saudah binti Zam’ah RA dan suaminya rupanya masih melihat
kaum quraisy masih saja memusuhi Nabi
Muhammad SAW beserta para pengikutnya. Hari-haripun berlalu, sementara
pasangan ini (Saudah binti Zam’ah dan Sakran bin Amr) tetap hidup berdampingan
dengan kitab Allah dan sunnah Rosulullah SAW setiap saat. Hingga akhirnya,
tibalah Sakran bin Amr mengahadap Sang Maha Kuasa (tidur di atas ranjang
kematian), dan Saudah binti Zam’ah menjadi janda.
Sayyidah
Saudah binti Zam’ah RA adalah wanita pertama yang dinikahi Nabi Muhammad SAW
setelah Khodijah RA wafad. Sayyidah Saudah tinggal bersama Nabi Muhammad SAW
sekitar tiga tahun hingga beliau menikahi Sayyidah Aisyah RA. Berikut adalah
keteladaanan kemuliaan hati Sayyidah Saudah RA:
1.
Lebih
mementingkan kebahagiaan orang yang dicintai di atas kebahagiaan diri sendiri.
Sayyidah Saudah RA berupaya sekuat
tenaga menyenangkan hati Rosulullah SAW, meski harus mengorbankan kebahagiaan
diri sendiri. Ia (Sayyidah Saudah RA) tahu bahwa istri yang paling Rosulullah
SAW cintai adalah Sayyidah Aisyah RA. Ia ingin membahagiakan hati rosulullah
SAW dengan memberikan jatah hari gilirannya kepada Sayyidah Aisyah RA demi
mencari ridho Rosulullah SAW.
Bayangkan, wanita mana yang rela
memberikan jatah malamnya bersama suaminya untuk madunya. Wanita mana yang
ikhlas memberikan waktu kebersamaannya untuk wanita lain, demi menyenangkan
hati suaminya. Sungguh, begitu mulia hati Sayyidah Saudah RA. Maka tak heran, bila
ada wanita yang rela dimadu semata-mata untuk mencari ridho suaminya, berarti
ia meneladani Sayyidah Saudah RA.
Diriwayatkan dari Aisyah RA, ia berkata,
“Setiap kali hendak bepergian, Rosulullah
SAW mengundi istri-istri beliau. Siapa yang undiannya keluar, dialah yang ikut
pergi bersama beliau. Beliau membagi waktu satu hari satu malam untuk setiap
istri beliau. Hanya saja Saudah binti Zam’ah memberikan jatah hari dan malamnya
kepada Sayyidah Aisyah RA, Istri Nabi Muhammad SAW, demi mencari ridho Rosulullah
SAW” ( Shahih, HR Bukhari (3593), kitab: Hibah, HR. Abu Dawud (2138) ).
2.
Dermawan
Sayyidah Saudah RA adalah istri
Rosulullah SAW yang mencintai Allah SWT dan Rosulullah SAW diatas mencintai
dirinya, sosok wanita yang mulia dan rendah hati, zuhud dan dermawan. Ia lebih
mementingkan kebahagiaan akherat yang abadi dibandingkan kebahagiaan dunia yang
sementara, sehingga hatinya tidak condong pada harta dan kesenangan duniawi
yang kebahagiaannya nan fana. Bahkan, setiap kali mendapatkan uang, ia lebih mementingkan
orang sekitar demi menginginkan kenikmatan di sisi Allah SWT.
Diriwayatkan dari Ibnu Sirin, bahwa Umar
RA mengirim sekarung dirham kepada Sayyidah Saudah RA. Saudah bertanya, “Apa
ini?”, “Dirham”, jawab mereka. “Dirham ditaruh di dalam karung seperti kurma?
Wahai budak wanitaku, bawa kemari talam itu lalu bagi-bagikan dirham-dirham ini
“. (HR Ibnu Sa’ad VII/56).
3. Lucu dan Selalu menyenangkan hati
suami
Sayyidah Saudah RA adalah sosok yang
lucu dan selalu menyenangkan hati suami. Bahkan candaannya selalu menyenangkan
dan menghibur hati Rosulullah SAW. Sayyidah Saudah RA sering bercanda dan
membuat beliau (Rosulullah SAW) tertawa, membuat beliau bahagia dan senang.
Sudah berkata “Wahai Rosulullah, tadi
malam aku shalat di belakangmu, saat aku rukuk bersamamu, aku memegangi
hidungku karena kawatir mimisan.” Beliau (Rosulullah SAW) tertawa mendengarnya.
Kadang Sayyiadah Saudah RA juga membuat beliau (Rosulullah SAW) tertawa karena
sesuatu. (HR. Ibnu Sa’ad VIII/ 54).
4.
Sayyidah
Saudah RA senantiasa rajin beribadah, selalu berlomba-lomba dalam kebaikan.
Semoga menginspirasi dan
bermanfaat…J
Tidak ada komentar :
Posting Komentar