HALIMAH BINTI MASDARI

Kamis, 04 Juni 2020

Allah, Hanya kepadaMu Aku Berserah

Allah, Hanya kepadaMu Aku Berserah
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah


Aku telah berupaya dengan maksimal semampuku. Bagaimana aku berjuang menjadi sosok kakak yang menyayangi adek kandungku satu-satunya, bagaimana aku berusaha semampuku memuliakan kedua orangtuaku terutama ibuku. Bagaimana aku membahagiakan orang lain semampuku.

Aku berusaha menjadi kakak yang baik. Seringkali aku menginginkan sesuatu, aku sudah menabung untuk membeli barang yang aku butuhkan. Namun semua kuurungkan, demi orang-orang yang aku cintai bahagia. Kebutuhanku kukesampingkan, kebutuhan primer adekku kudahulukan. Uang yang kutabung kuberikan adek untuk biaya pondok dan sekolah dia. Aku mintadia untuk membeli semua kitab-kitab yang dibutuhaknnya untuk belajar tanpa eman. Aku minta ia mempelajari dan memahami isi kitab-kitabnya. Walaupun aku tahu, harga buku dan kitab yang dibeli adek mahal-mahal, apalagi tebal. Namun melihatnya rajin belajar, membuatku tidak masalah soal harga buku dan kitab yang mahal. Barangkali kelak di akherat, orang yang menolongku adalah adekku. Semoga ilmumu manfaat minad dunya ilal jannah adekku.


Seringkali aku tidak ikut hang out, dan setiap kali tidak ikut pasti diomong. Tidak mau kumpul, tidak mau ini, tidak mau itulah tanpa tabayun dulu mengapa aku tidak mau hang out tanpa tujuan tolabul ilmi. Ini sudah prinsipku sejak SD. Pertama, aku tidak mau diajak ngrumpi. Dosaku sendiri sudah banyak, untuk apa mengomongkan orang lain. Ghibah hukumnya haram KECUALI orang itu mendzolimiku maka mubah aku menceritakannya untuk meminta keadikan atau aku meminta fatwa/ keadilan kepada mufti atau penegak keadilan, hanya itu yang diperbolehkan diperbolehkan. Terkadang aku berfikir, bagaimana nasibku besok saat di yaumil hisab. Bagaimana kelak semja ummat manusia mempertanggungjawabkan amalnya di hadapan Allah swt. Spontan air mata mengalir. Dosa yang paling aku takuti adalah dosa ghibah dan dosa dzalim. Sebisa mungkin aku untuk menekan diriku agar bicara yang manfaat saja seputar ilmu dan akhlak. Siapa yang mengekang nafsuku jika bukan aku sendiri. Dosa sudah banyak, ketambah ghibah atau dzolim, bagaimana nanti tanggung jawab ke Allah?. Aku tidak peduli omongan orang, aku akan melakukan apapun sesuai keyakinan dan prinsipku. Hidupku bukan untuk linnas (untuk manusia), tapi lillah (untuk Allah). Bukan pujian manusia yang kucari tapi ridho Tuhanku. Saat aku tidak mau ngrumpi dan lebih memilih belajar, aku pasti dihujat tidak bisa sosialisasi. Aku cuek, tidak peduli. Aku dihujat berarti aku disodaqohi pahala besok di akherat. Kan orang yang dzolim kelak diakherat akan diambil pahalanya untuk diberikan pada orang yang didzalimi ketika di dunia. Nah kalau pahalanya si dzolim sudah habis, maka akan diambil dosa orang yang didzalimi semasa di dunia untuk dialihkan ke yang mendzoliminya, sehingga yang didzimi dosanya berkurang. Nah rugi kan ghibah itu, kecuali yang pengecualian beda lagi. Kalau aku mau diajak ngrumpi, apa mereka mau nanggung dosaku di hadapan Allah? TIDAK. Mereka hanya mengajak maksiyat tanpa tanggung jawab di akherat. Karena setiap orang tidak menanggung dosa orang lain, melainkan menanggung apa yang dikerjakannya sendiri. Jadi perlu hati-hati. Hidupku di dunia hanya sekali, dan aku pun tak tahu seberapa lama. Jadi aku harus selektif dalam bersikap dan berkata. 

Kedua, mengapa aku tak mau kumpul-kumpul kecuali membahas ilmu atau kebaikan. Karena setiap kumpul, kujumpai setiap perkumpulan pada hedon dan lebih banyak yang tidak manfaat untuk akherat, unjuk life style, berlomba menunjukkan kekayaan, hedon (foya-foya), pemborosan dan lain sebagainya. Sekali keluar min 25k ke atas, itu sekali duduk. Lah kan sayang, mending aku tabung. Bisa kubuat untuk ngirim adek, bisa jadi amal jariyah. Dia sekolah, bisa pinter. Atau bisa juga kutabung buat masa depan, sebagian buat kusodaqohkan. Kan in syaAllah manfaat, ornag lain turut senang dan merasakan, orangtua bahagia. Betapa bahagianya aku tatkala sholawatan bersama anak-anak sendiri, ngajak beberapa anak, lalu makan bareng-bareng. Uangku lebih suka kugunakan untuk itu. Beberapa kali, saat aku ada rizki aku borong jajan ratusan. Kubagikan anak-anak kuajak sholawatan. Anak-anak sukanya masya Allah dan rinduku ke rosulullah makin besar. Aku selalu terkenang sayyidah Fatimah yang suka bersedekah dan sayyidah Aisyah yang juga suka bersedekah.

Seringkali hasil tabunganku kuberikan adek, ibu, dan kegiatan sosial mandiriku. Ada kebahagiaan tersendiri saat melihat adek semangat mengaji. Air mataku langsung menetes. Ada kebahagiaan tersendiri sata aku membelikan sembako hampir satu minggu sekali untuk emak, agar tidak usah belanja dan menyenangkan belau. Hatiku bahagia ketika melihat emak dan bapak serta adek bahagia. Merekalah sumber kebahagiaanku. Aku berusaha mementingkan keluarga, orang lain diatas kepentinganku untuk meneladani para ummahatul mukminin. Aku pelan-pelan berusaha untuk itu. 

Sebelum aku menikah, akan aku maksimalkan membahagiakan emak, bapak dan adekku. Kucoba semampuku selalu menyenangkan hati emak. Kucoba semaksimal mungkin menyenangkan hati adek. Saat ini aku belum menikah, ridho Allah bersama ridho kedua orangtuaku. Kuusahakan menyenangkan hati emak dan bapak. Aku tidak ingin di masa tua mereka sangat capek. Kasihan, waktu tua adalah waktu istirahat. Aku ingin kelak di masa tua orangtuaku, beliau bekerja sederhana saja, tidak ngoyo sebatas hobi dan mengisi waktu luang saja. Waktu tuanya dihabiskan untuk mengaji dan bercanda riang dengan anak cucunya. Usia semakin tua kan tenaganya semakin berkurang, kuingin ortu pun kerjanya semakin ringan. Demikian juga usia tua, kan semakin dekat usia kematian maka ngajinya ditambah dan mendekat ke Allah ditingkatkan lagi. Aku berusaha semaksimal mungkin agar aku bisa memuliakan orangtuaku.

Setelah nikah nanti, bisa saja aku dibawa suamiku. Bagaimanapun, istri harus manut dan mengalah sebab ridho Allah swt bersama ridho suami. Bagaimana kelak saat ridho Tuhanku yang bersamaan pada ridho orangtuaku diambil alih bersamaan dengan ridho suamiku, disaksikan para malaikat. Rasanya air mataku menetas. Itulah mengapa aku in syaAllah menikah dengan dasar cinta, tidak mau karena dipaksa. Karena aku perempuan dan aku akan menjadi seorang istri, surga seorang istri ada pada ridho suaminya, ada pada ketaatan pada suaminya. Dengan menikah karena cinta, in syaAllah aku akan menjadi istri yang taat layaknya zaujati Muti'ah. Aku tahu diriku, tatkala aku mencintai dan tertarik, maka aku rela berkorban apa saja untuknya. Namun tatkala aku tidak ada ketertarikan sama sekali, aku akan memberontak terus. Aku tidak mau menjadi istri pembangkang, cita-citaku menjadi istri solekhah maka aku harus menikah atas dasar cinta. Aku tidak mau ibadah karena dipaksa, sebab nikah adalah ibadah.

Aku mau menikah atas dasar cinta. Dengan cinta maka ada ketulusan dari diriku sehingga aku siap mengabdi dzohir batin untuk agama, dunia dan akheratku. Aku ingin seperti sayyidah Khodijah ra dan Sayyidah Fatimah ra. Kumaksimalkan persiapanku sebelum menikah. Bahkan kenangan demi kenangan untuk tempat yang pernah aku kunjungi, berkarir, belajar sudah aku siapkan semua. Kuingin saat aku mengabdi birul zauj, ada kenangan karya dan kebaikan yang abadi di hati orang-orang. Ketika memandang karyaku, mereka teringat aku pernah ada di situ dan berkarya di situ. Ketika mengingat pengorbanan dan kebaikanku, air matanya mengalir sebab ada rindu akan diriku.

Aku pasrahkan hidup matiku semata pada Allah. Aku hanya makhluk yang hanya bisa berusaha semaksimal mungkin. Semoga kelak bisa menjadi zaujati solekhah. Menikah adalah sarana menggapai ridho ilahi minad dunya ilal jannah. Ketika aku sudah memutuskan mau dinikahi seseorang sebab aku memandang bersamanya aku in syaAllah bisa selamat dunia akherat, bisa maju berkarya bareng. Maka aku siap mengorbankan jiwa, raga, nyawa, harta dan tenagaku untuk mengabdi padanya sebagaimana yang dilakukan sayyidah Khodijah ra. Aku rela meninggalkan karir, jika ia memintaku fokus di rumah mendidik anak dan menjadi istri atau jika dia mengizinkanku kerja, aku akan kerja di luar sesuai ridhonya selama tidak bertentangan dengan akidah. Karena bagaimanapun ridho Allah bersama ridho suami untuk seorang istri.

Ini adalah kesempatan emas bagiku untuk membahagiakan orangtuaku sebelum akhirnya ridho Tuhanku beralih bersamaan dengan ridho suamiku. Akan kusenangkan hati kedua orangtuaku semaksimal yang aku mampu. Barangkali pengabdian itu akan dikenang sebagai bukti cintaku pada orangtuaku. Bila aku menikah nanti, surgaku ada pada ridho suamiku. Belum kalau aku dibawa suami, berarti orangtua suamiku adalah orangtuaku. Aku akan jauh dari orangtua kandungku. Maka dari itu, mengabdi  ke orangtua sebelum ridho Allah beralih bersamaan dengan ridho suamiku akan kumaksimalkan.


Aku tidak memiliki cita-cita muluk-muluk. Cita-citaku sejak SD sampai saat ini masih sama. Aku ingin menjadi anak solekhah yang cerdas, menjadi zaujati solekhah yang cerdas, menjadi umi solekhah yang cerdas, memiliki dzuriyah soleh/solekhah cerdas dan wafat dalam kondisi tetap iman, islam, dan husnul khotimah. Hidup itu sederhana, asal penuh syukur ya in syaAllah tenang. Tidak panas terus. Tetangga dapat rizki, ikutan bahagia karena bahagia ketika muslim lainnya bahagia itu pahala. Tidak perlu iri, rizki sudah dibagi. Lihat tetangga sedih, ikutan empati. Merasakan apa yang muslim lainnya rasakan. Membantu semampunya, tidak ngoyo. Kurasa kalau hidup sederhana, apa adanya, nggak ngoyo, nggak neko-neko, nggak pengen ini itu, banyak syukur, banyak berbuat kebaikan. Ya in syaAllah hati terasa tenang dan ayem.

Pada hakekatnya kita hidup diantara adzan dan solat. Saat dilahirkan ke muka bumi, kita diadzankan. Saat wafat, kita disolatkan. Maka sebelum disolatkan, persiapkan bekal kematian. Kita tak pernah tahu kapan kita mati, bisa jadi pagi tertawa sorenya wafat. Sore tertawa paginya wafat dan lain sebagaimana. Wafat bisa dengan banyak jalan, bisa saat solat, bisa kecelakaan, bisa sakit dan lain sebagaimana. Bagaimanapun cara wafat kita, semoga kelak wafat dalam kondisi husnul khotimah, menjadi kekasih Allah swt dan dikumpulkan bersama para kekasih Allah di jannahNya. Aamiin. 

Terkadang jika aku teringat ini, air mataku menetes. Beberapa pertanyaan yang membuatku sangat berhati-hati dalam bersikap:
  1. Bagaimana nasibku kelak saat wafat, akankah su'ul khotimah atau husnul khotimah?
  2. Bagaimana aku kelak di alam kubur, akankah penuh dengan siksa kubur atau nikmat kubur?
  3. Bagaimana kelak jika lisan dikunci, semua anggota tubuh (tangan, kaki, telinga, mata, hati, dan farji) bersaksi kepada Allah akan sikap kita selama di dunia. Akankah mereka (anggota tubuh kita) bersaksi bahwa kita lebih banyak berbuat maksiyat/ dosa ataukah lebih banyak berbuat kebaikan/ ketaatan?
  4. Bagaimana kelak aku menerima buku catatan amalku, akankah menggunakan tangan kiriku (artinya amal buruk lebih banyak) ataukah dengan tangan kananku (artinya amal baik lebih banyak)?
  5. Bagaimanakah kelak aku melewati jembatan siratal mustaqim, akankah aku bisa melewatinya?. Jembatan siratal mustaqim itu kecil, lebih kecil dari helaian rambut sementara di bawahnya sudah neraka 😭. Kalau terjatuh sudah berarti masuk neraka.
  6. Kelak di akherat, akankah Allah swt akan memandang wajahku ataukah memalingkan wajahNya terhadapku?
  7. Kelak di yaumil qiyamah, akankah aku diakui sebagai ummat Nabi Muhammad? Akankah aku mendapatkan syafaat beliau?
Setiap kali teringat pertanyaan itu, air mataku menetes. Hidup di dunia kan hanya sementara, sedangkan kehidupan akherat itu abadi. Apa persiapanku ke negeri akherat?. Dunia adalah tempat menanam amal dan akherat adalah tempat memanen amal. Kalau sudah wafat, mau ngemis ke Allah dibalikin lagi ke dunia ya nggak bisa. Maka dunia adalah tempat untuk beramal kebaikan. Itulah mengapa aku sangat mewanti-wanti diriku agar berhati-hati dalam bersikap, baik tatkala sendiri maupun saat dilihat orang lain.

Aku belajar pelan-pelan bicara seperlunya seputar ilmu, akhlak, kebenaran dan keadilan. Selebihnya aku akan diam dan benar-benar diam. Aku berusaha untuk tidak ghosob, memakai barang orang lain harus izin dulu. Aku berusaha menjaga sikapku agar jujur, amanah, dan menepati janji. Bukan karena aku mau dipuji baik, melainkan baik untuk kupersembahkan di hadapan Allah swt. Aku takut berbuat dzolim dan maksiyat sementara Tuhanku melihatku. Aku malu. Aku juga takut mempertanggungjawabkannya di akherat di hadapan Allah. Maka sikap harus hati-hati. Selain itu, aku ingin dzuriyahku soleh solekhah dan cerdas. Dawuh guruku, anak yang soleh solekhah cerdas itu tidak lepas dari tirakat ibunya. Aku mempersiapkan itu semua. Anak adalah investasi akheratku. Aku ingin memiliki anak yang cerdas soleh seperti imam ghozali dan imam syafi'i. Aku ingin saat aku wafat, anak-anakku mendoakanku. Bukan sekedar mendoakan, tapi kemuliaan akhkak dan kecerdasan akal dzuriyahku menyinari alam kuburku.

Semoga dengan rahmad Allah, usaha yang aku perjuangkan tidaklah sia-sia baik di dunia hingga akherat. Semoga aku bisa menjadi waladun solekhah yang cerdas, zaujati solekhah yang cerdas, umi solekhah cerdas, memiliki dzuriyah soleh/solekhah cerdas, dan wafat dalam konsisi tetap iman, islam, dan husnul khotimah. Lahul fatekhah. Aamiin


Duhai rabbku...
Aku hanyalah seorang hamba yang hanya bisa berikhtiar. Hasil kupasrahkan Engkau dan kugantungkan harapanku hanya kepadaMu. Jangan biarkan aku larut dalam kesedihan dan keputus asaan. Berikankah kebahagiaan dan kenikmatan atas lelahnya perjuangan sehingga bertambah syukur dan cintaku terhadapMu. Jadikanlah aku sebagai bagian dari orang-orang yang beruntung menurutMu, selamat dari dunia hingga akherat, Engkau persatukan dengan para kekasihMu di surgaMu. Aamiin

Senin, 01 Juni 2020

KONSERVASI AIR, SOLUSI EFEKTIF ATASI KRISIS AIR

KONSERVASI AIR, SOLUSI EFEKTIF 
ATASI KRISIS AIR 
*****
Oleh Dewi Nur Halimah

Gambar 1. Menjernihkan Air Menjernihkan Kehidupan (Picture available at: https://www.nanosmartfilter.com). 

Air adalah kebutuhan primer bagi seluruh makhluk hidup. Baik manusia, hewan, maupun tumbuhan semua memerlukan air. Tanpa adanya air, maka tak akan ada kehidupan di permukaan bumi ini. Air memiliki fungsi krusial sebagai sumber kehidupan. Ketersediaan air menjadi faktor penentu keberlangsungan hidup makhluk hidup di permukaan bumi.

Gambar 2. Save Water Save Our Life (Picture available at: https://www.duniaperikanan.com). 

Sebagai contohnya manusia. Komponen terbesar penyusun tubuh manusia adalah air dengan prosentase sekitar 60% – 70% dari berat tubuh. Air sangat penting bagi organ-organ dalam tubuh untuk dapat bekerja dengan baik menjalankan fungsinya. Apabila tubuh kekurangan cairan, agar tetap dapat menyeimbangkan kadar air, maka tubuh secara otomatis akan mencari jalan mengambil sumber air dari komponen tubuh sendiri antara lain dari darah, akibatnya kadar air dalam darah akan berkurang dan darah menjadi kental. Pada akhirnya, perjalanan darah sebagai alat transportasi oksigen dan zat – zat makanan akan terganggu. Saat melewati otak, perjalanan darah akan terhambat, sel-sel otak yang seharusnya menerima asupan zat-zat makanan dan oksigen tidak dapat berjalan optimal dan lebih cepat mati. Keadaan seperti ini yang menyebabkan timbulnya penyakit stroke. Ini adalah pentingnya air bagi tubuh manusia.

Selain itu, manusia juga membutuhkan air untuk menjalankan aktivitas di kehidupan sehari-hari seperti air untuk memasak, air untuk mencuci pakaian, air untuk mencuci peralatan rumah tangga, air untuk mencuci kendaraan, air untuk irigasi pertanian, air untuk mandi, dan lain sebagainya. Ya, tak dapat dipungkiri bahwa manusia tak dapat hidup tanpa air. Tak berbeda jauh dengan manusia, tumbuhan dan hewan pun dapat hidup tergantung pada ketersediaan air. Tumbuhan memerlukan air untuk tumbuh dan berkembang serta produksi secara normal. Bila tumbuhan hidup dengan kekurangan air, maka tanaman akan tumbuh kerdil, layu, bahkan bisa terancam mati.

Air memiliki peran utama bagi kehidupan tumbuhan. Pada sebagian tumbuhan, air memiliki fungsi sebagai habitat hidup tumbuhan. Misalnya saja enceng gondok, teratai, pandan air, bunga maskumambang, dan lain sebagainya. Air juga berperan sebagai pelarut bagi zat hara yang diperlukan tumbuhan. Zat hara yang ada di dalam tumbuhan, dilarutkan oleh air dan kemudian diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan. Selain itu, air juga sangat penting bagi tanaman sebagai alat transportasi untuk mengedarkan zat hara. Bahan yang diangkat dapat berupa bahan mineral dari dalam tanah, bahan-bahan organik hasil fotosintesa, dan olahan sel lainnya. Fungsi air yang paling utama bagi tumbuhan adalah sebagai bahan dasar pada fotosintesis. Tanpa adanya air, maka proses fotosintesis akan terhambat dan kehidupan tanaman pun bisa terancam punah.

Sama halnya dengan manusia dan tumbuhan, kehidupan hewan juga tergantung pada ketersediaan air. Hewan memerlukan air untuk minum agar proses metabolisme dalam tubuh hewan lancar. Beberapa hewan mamalia membutuhkan air untuk produksi susu. Sebagian hewan air, membutuhkan air sebagai tempat habitat hidup. Misalnya saja ikan, udang, cumi-cumi, dll. Selain itu hewan juga memerlukan air untuk membersihkan diri (mandi), sebagai contohnya adalah kerbau. Setelah berkubang di lumpur, kerbau biasanya membersihkan diri di sungai. Bahkan pada hewan-hewan tertentu membutuhkan air untuk berlindung. Seperti halnya kuda nil yang menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam air agar bisa menghindari panas terik di siang hari.

Berdasarkan uraian di atas dapat kita ketahui bahwa semua makhluk hidup membutuhkan air untuk keberlangsungan hidupnya. Akan tetapi sayangnya, ketersediaan air semakin hari semakin langka. Menurut World Resources Institute (WRI), penduduk di 400 wilayah di dunia hidup dalam kondisi "kekurangan air yang ekstrem". Nyaris sepertiga penduduk dunia - 2,6 miliar jiwa - hidup di negara dengan keadaan "tekanan ketersediaan air tinggi", dan dari jumlah ini 1,7 miliar orang di 17 negara digolongkan hidup dalam "tekanan air ekstrem".

Gambar 3. Krisis Air Bersih (Picture available at: https://lipi.go.id).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan capaian akses air bersih yang layak saat ini di Indonesia mencapai 72,55 persen. Angka ini masih di bawah target Sustainable Development Goals (SDGs) yakni sebesar 100 persen. Sebanyak 33,4 juta penduduk kekurangan air bersih dan 99,7 juta jiwa kekurangan akses untuk ke fasilitas sanitasi yang baik.

Gambar 4. Gerakan 100-0-100 (Picture available at: https://www.akurat.co). 

Mengonsumsi air bersih dan fasilitas sanitasi yang baik penting untuk kesehatan tubuh. Menurut laporan dari World Health Organization (WHO) dan UNICEF, satu dari tiga orang di seluruh dunia atau 2,4 miliar jiwa masih hidup tanpa fasilitas sanitasi. Itu pun termasuk 946 juta jiwa yang buang air besar di tempat terbuka, hal ini bisa meningkatkan risiko waduk dan sumur akan terkontaminasi.

Gambar 5. Daerah Rawan Krisis Air Bersih
(Picture available at: https://www.validnews. Id). 

Laporan WHO dan UNICEF mencatat bahwa akses air minum bersih telah membaik dalam beberapa tahun terakhir disusul oleh tingkat kelangsungan hidup anak-anak yang kian membaik juga. Kurang dari 1.000 anak berusia 5 tahun meninggal dunia setiap harinya karena diare. Hal tersebut terjadi karena kebersihan air yang tidak memadai, sanitasi buruk bahkan kebiasaan buang air besar di tempat terbuka.

Menurut penelitian WHO, penyakit yang timbul akibat krisis air antara lain kolera, hepatitis, polymearitis, typoid, disentrin trachoma, scabies, malaria, yellow fever, dan penyakit cacingan.

Gambar 6. Ketahanan Air Kuat, Stunting Menurun (Picture available at: https://www.akurat.co).

Di Indonesia, 423 per 1.000 penduduk semua usia kena diare, dan setahun dua kali diare menyerang anak di bawah 5 tahun. Diare yang disertai muntah sering disebut muntah-berak (muntaber), gejalanya biasanya buang air terus-menerus, muntah, dan kejang perut. Jika tak bisa diatasi dengan gaya hidup sehat dan lingkungan yang bersih, bisa lebih jauh terkena tifus dan kanker usus, yang tak jarang menyebabkan kematian.

Telah kita ketahui bahwa akses air bersih dan sanitasi yang baik adalah standar untuk mendapatkan kehidupan yang sehat dari gangguan penyakit. Namun sayangnya belum bisa dicapai oleh seluruh masyarakat Indonesia, kelangkaan air bersih masih sering terjadi, kekeringan sering melanda, dan perubahan iklim tidak pasti. Beberapa faktor penyebab kelangkaan air diantaranya:

1. Politisasi Kebijakan
Dimana pemerintah pro pada pengusaha tanpa mengindahkan kelestarian alam, hanya demi mendapatkan input (dari pajak) industri yang besar untuk negara. Dilegalkannya pertambangan mineral dan logam telah banyak menyumbang kelangkaan air bersih. Keberadaan pertambangan mineral dan logam telah merusak ekosistem lingkungan. Tanah yang subur menjadi gersang, tanaman pertanian tidak dapat tumbuh subur, tanah menjadi retak-retak, bangunan dari tembok mudah retak bahkan roboh, serta adanya waduk pembuangan limbah pertambangan yang mengandung bahan-bahan berbahaya yang bisa menyebabkan kematian. Bukan hanya itu, keberadaan pertambangan mineral dan logam mematikan hewan-hewan di sekitar lokasi pertambangan, mematikan perekonomian masyarakat kecil sekitar, dan tak jarang menyebabkan kematian anak-anak yang bermain di sekitar lokasi pertambangan.

2. Komersialisasi Air Kemasan

Menurut data dari MARS Indonesia, produksi air minum dalam kemasan (AMDK) di Indonesia pada tahun 2008 mencapai 9,47 miliar liter, kemudian meningkat menjadi 10,19 miliar liter pada tahun 2009 dan terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya, hingga menjadi 14,90 miliar liter pada tahun 2014. Selama periode tersebut produksi AMDK telah meningkat menjadi rata-rata sebesar 7,9% per tahun. Meningkatnya produksi AMDK itu disebabkan oleh permintaan di pasar domestik dan tingginya permintaan dari pasar ekspor.

Komersialisasi air telah mengancam jumlah ketersediaan air tanah yang juga semakin berkurang akibat pembangunan. Sumber-sumber air yang bersih dan unggul telah diambil alih perusahaan swasta. Sisa sumber-sumber air atau media penyimpan air seperti kawasan karst semakin banyak dirusak dan dikeruk untuk pertambangan. Berdasarkan data dari Bappenas pada tahun 2017, sekitar 72 juta orang Indonesia masih belum mempunyai akses air minum yang layak. Selain itu, sekitar 96 juta orang Indonesia masih belum mempunyai akses sanitasi yang layak. Seharusnya dalam menangani kasus privatisasi sumber air, pemerintah tidak mudah memberikan izin kepada pihak sastra dan lebih mengedepankan fungsi sosial (kesejahteraan masyarakat sekitar sumber air) dibandingkan fungsi ekonomi (pajak yang diberikan perusahaan air dalam kemasan).

3. Sikap apatis masyarakat terhadap rusaknya lingkungan

Sikap egois manusia yang mengeksploitasi sumber daya alam hutan berlebihan menjadikan banyak hutan di Indonesia menjadi gundul. Ketika musim penghujan tiba, banjir mudah melanda. Ketika musim kemarau tiba, kekeringan melanda. Tiada lain karena keegoisan manusia yang mengeksploitasi hutan secara besar-besaran demi nilai ekonomi. Padahal fungsi hutan adalah sebagai paru-paru dunia, menyimpan air, mencegah erosi dan banjir, habitat flora dan fauna, serta sumber kekayaan bangsa. Selain itu, sifat boros dalam penggunaan air pun masih banyak dilakukan masyarakat. Alangkah baiknya jika air tidak digunakan, keran dimatikan. Penggunaan air sehemat mungkin agar ketersediaan air terjaga. Banyaknya bangunan-bangunan, tanah yang biasanya ditumbuhi rumput berubah menjadi lantai keramik, lantai paving, lantai moster yang tidak bisa menyerap air saat musim penghujan menjadi penyumbang kelangkaan air.

Gambar 7. Tips Menghemat Air (Picture available at: https://pdamkabtegal.com).

Di samping itu, sikap manusia yang apatis pada lingkungan dengan membuang limbah pestisida dan pupuk yang hanyut dari pertanian serta limbah industri  yang langsung dibuang ke sungai tanpa mengolahnya di instalasi pengolahan air membuat pencemaran air. Tumpahan minyak di tanah, kebocoran air limbah dari tempat pembuangan sampah dapat merembes di bawah tanah dan dapat mencemari air tanah sehingga tidak layak untuk konsumsi manusia dan menyebabkan kelangkaan air bersih.

Dampak kelangkaan air bersih ini tidak dapat diabaikan. Krisis air menyebabkan kelaparan terjadi secara massal untuk manusia dan hewan yang berada di daerah tersebut. Hal ini tiada lain karena aktifitas bercocok tanam para petani terhambat dan berdampak besar pada kebutuhan pokok hidup manusia sehari-harinya. Akibatnya kelaparan merajalela. Kelangkaan air juga menyebabkan lahan basah telah menjadi kering sampai kehilangan kemampuan alami untuk menahan air. Di samping itu, kelangkaan air juga mendorong proses manufaktur dan industri, kegiatan pertambangan, dan bisnis komersial mengalami lesu sebab kerugian ekonomi sangat besar yang berdampak pada kemiskinan.

Kelangkaan air juga menyebabkan manusia kehilangan tumbuhan, kematian pada satwa liar dan hewan lainnya. Akibatnya, terjadi bencana ekologi yang bisa menyebabkan kekurangan makanan dan kualitas hidup yang buruk. Kelangkaan air bersih dapat juga mendorong anak-anak kurang mendapatkan pendidikan bahkan kehilangan pendidikan. Anak-anak akan lebih banyak membantu keluarganya untuk mendapatkan air sehingga akan jarang sekali untuk memikirkan pelajaran sekolah, bahkan tidak sekolah demi mendapatkan air yang bersih untuk minum dan kebutuhan sehari-hari. Lebih parah dari itu semua, kelangkaan air dapat mengakibatkan manusia mengalami kesehatan mental, termasuk depresi dan kecemasan lainnya. Bahkan juga menderita penyakit kronis yang mengerikan hingga kematian.

Untuk mengatasi permasalahan krisis air perlu adanya kerjasama dari beberapa elemen baik dari pemerintah selaku pembuat kebijakan, komunitas pecinta lingkungan, komunitas peduli air, dan masyarakat. Mereka perlu bekerjasama untuk menangani kasus kelangkaan air ini. Tanpa adanya kerjasama yang terorganisasi maka solusi krisis air tidak akan tercapai. Beberapa hal yang dapat digalakkan sebagai upaya konservasi air bersih diantaranya:

1. Membuang sampah pada tempatnya, bukan di sungai.
Hal ini penting untuk mencegah pencemaran lingkungan, terutama pencemaran air.

2. Membuat daerah resapan air.
Hal yang dapat dilakukan untuk membuat daerah resapan air diantaranya; lembuatan taman kota, penanaman pohon di kebun, dan reboisasi hutan.

3. Pembuatan biopori
Biopori membuat kawasan menjadi lebih asri dan lebih hijau serta dapat mencegah banjir.

4. Membuat Rainwater Harvesting (Pemanenan Air Hujan). 
Rainwater harvesting termasuk metode konservasi air yang dapat dilakukan oleh masyarakat dalam rumah tangga untuk mendapatkan air jernih yang lebih berkualitas.

5. Reboisasi hutan yang gundul dan gerakan menanam sejuta pohon agar lingkungan asri dan hijau kembali.

6. Hemat dalam menggunakan air yakni menggunakan air seperlunya saja dan tidak membuang-buang air atau menggunakannya secara berlebihan. Ini dapat dilakukan oleh seluruh masyarakat dengan menggunakan air secara hemat serta mematikan keran apabila tidak digunakan.

Gambar 8. Ayo Hemat Air (Picture available at: http://sda.pu.go.id). 
7. Konservasi lahan untuk mencegah erosi dan menjadi wahana untuk membuat lingkungan tetap lestari dan hijau.

8. Memulihkan kesehatan Daerah Aliran Sungai (DAS).

Gambar 9. Mewujudkan Ketahanan Air
Berkelanjutan (Picture available at: https://kominfo.go.id) .

9. Kebijakan pemerintah yang pro rakyat dengan lebih mengutamakan kesejahteraan sosial masyarakat dibandingkan fungsi ekonomi yang mengorbankan kesejahteraan masyarakat. Tidak mudah memberikan izin terhadap pendirian CV maupun PT yang bergerak dalam privatisasi sumber mata air serta tidak mempermudah izin perusahaan pertambangan. Sebagaimana bunyi pasal 33 ayat 3 UUD 1945 (konstitusi tertinggi di Indonesia, di atas peraturan perundung-undangan lainnya) bahwa "Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat". Lebih tegas lagi, pemerintah berani melakukan review dan mencabut izin perusahaan-perusahaan yang selama ini terbukti merampas dan menggusur kehidupan masyarakat, sebab konflik yang terjadi saat ini adalah konflik yang terus mengulang. Karena tidak ada itikad baik dari korporasi untuk menghargai hak-hak masyarakat. Kebijakan dan sanksi yang tegas akan membuat masyarakat sejahtera dan kelangkaan air bersih dapat teratasi. Kelangkaan air bersih adalah masalah krusial sebab air adalah sumber kehidupan. Peduli terhadap ketersediaan air bersih sama halnya dengan peduli dengan keberlangsungan hidup generasi di masa depan.

Gambar 10. Ketahanan Air untuk Kesejahteraan (Picture available at: https://www.akurat.co).
Saya sudah berbagi pengalaman soal perubahan iklim. Anda juga bisa berbagi dengan mengikuti lomba blog "Perubahan Iklim" yang diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio) dan Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN). Syaratnya, bisa Anda lihat di sini.

#AiruntukKehidupan
#PerubahanIklimKBR

DAFTAR PUSTAKA:

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. 2019. "Ayo Hemat Air". Available at: http://sda.pu.go.id/pages/infografis. Didownload pada 1 Juni 2020.

Dunia Perikanan. 2017. "Air Sebagai Sumber Kehidupan". Available at: https://www.duniaperikanan.com/2017/12/air-sebagai-sumber-kehidupan.html?m=1. Didownload pada 1 Juni 2020. 

Kominfo. 2015. "Demi Ketahanan Air Berkelanjutan". Available at: https://kominfo.go.id/content/detail/5642/demi-ketahanan-air-berkelanjutan/0/infografis. Didownload pada 1 Juni 2020.

LIPI. 2020. "Krisis Air Bersih". Available at: https://lipi.go.id/. Didownload pada 1 Juni 2020.

Nano Smart Filter. 2020. "Penjernihan Air Menjernihkan Kehidupan". Available at: http://nanosmartfilter.com/tag/krisis-air/. Didownload pada 1 Juni 2020.

Nawa, Candra. 2020. "Ketahanan Air untuk Kesejahteraan". Available at: https://www.google.com/amp/s/m.akurat.co/981534/ketahanan-air-untuk-kesejahteraan. Didownload pada 1 Juni 2020.

Perumda Air Minum Tirta Ayu Kab. Tegal. 2019. "Tips Menghemat Air". Available at: https://pdamkabtegal.com/news/2019/08/07/tips-menghemat-air/. Didownload pada 1 Juni 2020.

Ryan. 2018. "Gerakan 100-0-100". Available at: https://www.google.com/amp/s/m.akurat.co/318211/gerakan-1000100-pembangunan-air-bersih-dan-sanitasi-untuk-hidup-sehat. Didownload pada 1 Juni 2020.

Ryan. 2020. "Ketahanan Air Kuat, Stunting Menurun". Available at: https://www.google.com/amp/s/m.akurat.co/974094/ketahanan-air-kuat-stunting-menurun. Didownload pada 1 Juni 2020.

Saputra, Bobby. 2019. "Daerah Rawan Krisis Air Bersih". Available at: https://www.validnews.id/Infografis-Daerah-Rawan-Krisis-Air-Bersih-MI. Didownload pada 1 Juni 2020.

Sabtu, 30 Mei 2020

SAYYIDAH ZAINAB BINTI KHUZAIMAH, UMMUL MASAKIN

SAYYIDAH ZAINAB BINTI KHUZAIMAH, UMMUL MASAKIN
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah



Siapakah sosok Sayyidah Zainab bin Khuzaimah?. Beliau adalah salah satu istri Rosululloh saw. Sebelum menikah dengan Rosulullah saw, beliau telah menikah. Ada perbedaan pendapat antara ahlul ilmi terkait pernikahan beliau sebelum dengan Rosulullah saw. Ada yang mengatakan bahwa Sayyidah Zainab binti Khuzaimah pernah menikah dengan Abdullah bin Jahsy ra. Ada pula ahlul ilmi yang mengatakan bahwa beliau pernah menikah dengah Thufail bin Harits.

Pendapat yang mengatakan bahwa Sayyidah Zainab binti Khuzaimah pernah menikah dengan Abdullah bin Jahsy ra.

Imam Adz Dzahabi berkata, "Suaminya, Abdullah bin Jahsy, terbunuh dalam perang uhud, lalu ia dinikahi Rosulullah saw. Ia hanya tinggal bersama Rosulullah saw selama 2 bulan atau lebih, setelah itu meninggal dunia." [1].

Pendapat yang mengatakan bahwa Sayyidah Zainab RA pernah menikah dengah Thufail bin Harits.

Diriwayatkan dari Muhammad bin Ishaq, ia berkata, "Rosulullah saw menikahi Zainab binti Khuzaimah Al Hilaliyah, ibu orang-orang miskin. Sebelumnya, ia menikah dengan Hushain atau Thufail bin Harits yang meninggal dunia di Madinah. Ia adalah istri Nabi saw yang pertama kali meninggal dunia." [2].

Ahli nasab, Ali bin Abdul Aziz Al Jurjani, "Sebelumnya ia (Zainab) menikah dengan Thufail. Setelah itu dinikahi oleh saudaranya Thufail, Asy Syahid Ubaid bin Harits Al Muththallibi." [3]

Adapun kemuliaan hati dan akhlak dari sayyidah Zainab binti Khuzaimah yang perlu kita teladani diantaranya:

1. Penyayang terhadap fakir miskin.

Sayyidah Zainab binti Khuzaimah sangat sayang terhadap orang-orang miskin, bahkan sebelum kenabian. Kecintaannya pada fakir miskin kian meningkat tatkala masuk islam. Atas kepedulian sosialnya pada fakir miskin, maka beliau dijuluki sebagai ummul masakin (ibu orang orang miskin). Kecintaannnya dan kepeduliannya lada fakir miskin mukmin kian bertambah besar terlebih ketika mendengar Rosulullah saw menyampaikan keutamaan menyayangi fakir miskin.

Sayyidah Zainab binti Khuzaimah merasa sangat bahagia tatkala mengasihi, menyayangi, dan berbuat baik kepada orang orang miskin. Sehingga seluruh waktunya ia gunakan untuk beribadah kepada Allah swt. Selanjutnya beliau menjaga, memberi makan, dan bersedekah kepada sejumlah orang-orang miskin. Itulah mengapa beliau disebut sebagai ibunda bagi orang orang miskin. Tiada lain karena kasih sayangnya pada fakir miskin sangat tinggi. 

Adapun keutamaan sedakah yang disampaikan Nabi Muhammad saw adalah:

Rosulullah saw berdabda, "Amal terbaik adalah engkau menyenangkan saudaramu sesama mukmin, membayarkan hutangnya, atau memberinya roti." [4]

Rosulullah saw bersabda, "Setiap muslim memberi pakaian kepada muslim lain karena tidak memiliki pakaian, Allah swt memberinya pakain berwarna hijau. Setiap muslim memberi makan kepada muslim lain karena kelaparan, Allah memberinya makan pada hari Kiamat dari buah-buahan surga. Setiap muslim memberi minum muslim lain karena kehausan, Allah memberinya minum pada hari Kiamat dari arak murni yang ditutup." [5]

Arak atau minuman keras memang haram ketika di dunia, namun ketika di akherat dihalalkan di surga. Arak di dunia adalah ujian, akankah para mukmin mampu mencegah dan menghindari untuk mengonsumsinya demi ketaatannya pada Allah swt. Sedangkan arak di surga adalah hadiah atas rohman Allah pada hamba hamba yang tergolong kekasih Allah swt. Arak di surga in syaAllah tidak memabukkan.

Rosulullah saw bersabda, "Manusia yang paling disukai Allah swt adalah yang paling bermanfaat di antara mereka. Amalan yang paling disukai Allah adalah menyenangkan orang muslim, membantu kesusahannya, membayarkan hutangnya, dan menghilangkan rasa laparnya. Sungguh, bahwa aku berjalan bersama saudaraku sesama muslim untuk suatu keperluan, lebih aku sukai daripada beri'tikaf di masjid selama sebulan. Siapa menahan amarah, Allah menutup auratnya. Siapa menahan amarah yang andai ia mau melampiaskannya tentu ia lampiaskan, Allah memenuhi hatinya dengan kerelaan pada hari Kiamat. Siapa berjalan bersama saudaranya sesama muslim untuk suatu keperluan hingga menuntaskannya, Allah meneguhkan kakinya pada hari kaki-kaki tergelincir. Akhlak tidak baik merusak amalan, seperti cuka merusak madu." [6]

Diriwayatkan dari Abu Malik Al Asy'ari ra, ia berkata: "Rosulullah saw bersabda, 'Sungguh surga ada kamar-kamar, luarnya terlihat dari dalamnya dan dalamnya terlihat dari luarnya, yang Allah sediakan untuk orang yang memberi makan, menyebarkan salam, dan shalat pada malam hari saat orang-orang terlelap.' [7]

2. Ahli Ibadah

Sayyidah Zainab binti Khuzaimah ra adalah sosok yang taat. Beliau adalah istri yang taat pada Rosulullah saw. Beliau mendampingi nabi Muhammad saw, meneladani perilaku, ilmu, akhlak dan kasih sayang nabi. Semakin hari, iman dan takwanya semakin meningkat. Beliau ahli sodaqoh, ahli puasa, ahli solat dan juga zuhud serta wara'. 

SUMBER PUSTAKA:

[1]. Syaikh Mahmud Al Mishri, Biografi 35 Shahabiyah Nabi (Jakarta: Ummul Qura, 2014), hlm. 224.

[2]. Al Haitsami menuturkan dalam Majma' Az Zawa'id (15358), "Diriwayatkan Ath Thabrani. Para perawinya tsiqah."

[3]. Siyar A'lamin Nubala (II/218).

[4]. HR. Ibnu Abiddunya dalam Qadha'ul Hawa'ij, Al-Baihaqi dalam  Syua'bul Iman, dari Abu Hurairah, Ibnu Adi dalam Al-Kamil, dari Ibnu Umar.

[5]. HR. Ahmad, Abu Dawud (1682), At Tirmidzi (2449), dari Abu Sa'id Al Khudri.

[6]. HR. Ibnu Abiddunya dalam Qadha'ul Hawa'ij, At Thabrani dalam Al Mu'jam Al Kabir, dari Ibnu Umar.

[7]. HR. Ibnu Hibban dalam kitab Shahih-nya.

Kamis, 28 Mei 2020

KORELASI ANTARA PANCASILA DAN PIAGAM MADINAH

KORELASI ANTARA PANCASILA DAN PIAGAM MADINAH
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah


Gambar 1. Pancasila Sebagai Piagam Madinah NKRI (Available at: www.jalandamai.org).

Piagam Madinah merupakan konstitusi pertama yang tertulis secara resmi dalam perjalanan sejarah manusia. Piagam Madinah disebut juga dengan istilah Perjanjian Madinah, Dustur Madinah, dan Shahifah Al-Madinah, merupakan kesepakatan damai sekaligus draf perundang-undangan yang mengatur kemajemukan komunitas dan berbagai sektor kehidupan Madinah, mulai dari urusan politik, sosial, hukum, ekonomi, hak asasi manusia, kesetaraan, kebebasan beragama, pertahanan, keamanan, dan perdamaian. Belajar dari piagam madinah, isi pancasila tak lepas korelasinya dengan piagam madinah.

Sebagai contohnya adalah bunyi sila pertama pancasila adalah "Ketuhanan Yang Maha Esa". Sila pertama pancasila sendiri diubah dari sila pertama piagam Jakarta yang berbunyi "Ketuhanan dengan menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya". Mengapa dirubah menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa"?. Karena di Indonesia pada masa pasca Kemerdekaan, agama yang diakui di Indonesia ada 5 yakni Islam, Kristen, Katholik, Hindu, dan Budha. Jika sila pertama pancasila tetap seperti sila pertama piagam Jakarta, maka akan terjadi perpecahan. Sebab agama di Indonesia bukan hanya Islam, melainkan ada juga 4 agama lain yang diakui keberadaannya meskipun minoritas yakni Kristen, Katholik, Hindu, dan Budha. Kendati minoritas, persatuan dan eksistensinya perlu dipertahankan.

Isi sila pertama pancasila memiliki tujuan yang sama dengan piagam madinah. Ya, piagam madinah menjadi inspirasi konstitusi pertama di dunia yang menjadi rujukan pancasila. Piagam madinah memperkenalkan sistem kehidupan yang harmonis dan damai bagi masyarakat Madinah yang majemuk nan plural. Rasulullah saw mengajarkan dasar negara yang kuat bagi pembentukan masyarakat baru, yaitu masyarakat madani yang rukun dan damai. Dimana dalam piagam Madinah, rosulullah saw mempersatukan 3 kelompok yang berbeda, yakni muslim dari kalangan Muhajirin dan Anshar sebagai kelompok mayoritas, non-muslim dari suku Aus dan Khazraj yang belum masuk Islam sebagai kelompok minoritas, dan kelompok Yahudi. Di sinilah Rosulullah saw mengajarkan pluralisme beragama, toleransi untuk mewujudkan persatuan.

Gambar 2. Pancasila (Available at: www.kompasiana.com). 

Sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) dan ketiga (Persatuan Indonesia) tiada lain diambil oleh para negarawan dan ulama Indonesia pada waktu itu dengan meneladani piagam madinah. Piagam madinah mengajarkan pada konstitusi dunia bahwa menjaga persatuan umat beragama yang heterogen untuk mencapai perdamaian adalah prioritas. Sikap rosulullah saw yang toleransi dan mau mengakui keberadaan agama lain (nasrani dan yahudi) menjadikan negara Madinah yang sebelumnya selalu diributkan dengan peperangan ratusan tahun menjadi damai dan bersatu padu rukun hidup berdampingan.

Sila kedua pancasila yang berbunyi "Kemanusiaan yang adil dan beradab" pun tidak lepas dari inspirasi piagam madinah. Isi sila kedua pancasila menitikberatkan pada 3 poin yakni kemanusiaan (perikemamusiaan), keadilan, dan adab (akhlak atau sopan santun). Sila kedua ini memiliki intisari yang tidak jauh dari pasal 13, 14, 15, 16, 17, dan 18 piagam madinah yang berisi tentang kemanusiaan dan sopan santun. Berikut adalah punyi pasal 13 - 18 piagam madinah:

Pasal 13: Orang-orang mukmin yang takwa harus menentang orang yang di antara mereka mencari atau menuntut sesuatu secara zalim, jahat, melakukan permusuhan atau kerusakan di kalangan mukminin. Kekuatan mereka bersatu dalam menentangnya, sekalipun ia anak dari salah seorang di antara mereka (berisi tentang kemanusiaan dan sopan santun).

Pasal 14: Seorang mukmin tidak boleh membunuh orang6 beriman lainnya lantaran (membunuh) orang kafir. Tidak boleh pula orang mukmin membantu orang kafir untuk (membunuh) orang beriman (berisi tentang kemanusiaan dan sopan santun).

Pasal 15: Jaminan Allah satu. Jaminan (perlindungan) diberikan oleh mereka yang dekat. Sesungguhnya mukminin itu saling membantu, tidak tergantung pada golongan lain (saling membantu adalah wujud kemanusiaan).

Pasal 16: Sesungguhnya orang Yahudi yang mengikuti kita berhak atas pertolongan dan santunan, sepanjang (mukminin) tidak terzalimi dan ditentang (olehnya) [pertolongan dan santunan merupakan bagian dari kemanusiaan dan sopan santun].

Pasal 17: Perdamaian mukminin adalah satu. Seorang mukmin tidak boleh membuat perdamaian tanpa ikut serta mukmin lainnya di dalam suatu peperangan di jalan Allah Allah, kecuali atas dasar kesamaan dan keadilan di antara mereka (berisi tentang keadilan dan kemanusiaan).

Pasal 18: Setiap pasukan yang berperang bersama kita harus bahu-membahu satu sama lain (berisi tentang kemanusiaan dan kesopanan).

Piagam madinah mengajarkan pada dunia bahwa kemanusiaan diutamakan dengan membentuk sistem tatanan masyarakat madani (Madinah) yang saling tolong-menolong menjaga negara dalam kondisi perang. Masyarakat Madinah diberikan kebebasan pengelolaan harta dalam kondisi damai. Ketika dalam kondisi perang, pemerintah negara Islam menetapkan aturan lainnya yaitu saling tolong-menolong baik jiwa maupun harta. Selama mereka tinggal bersama di satu negara, maka mereka wajib sama-sama membela tanah air mereka dari unsur-unsur luar yang hendak berbuat jahat. Kerja sama ini tidak hanya terbatas pada unsur militer saja, akan tetapi baik orang Yahudi maupun kaum muslimin juga wajib membiayai negara dalam upaya menghadapi pihak luar yang ingin berbuat jahat terhadap tanah air (wajib bela negara). Tujuannya adalah untuk melindungi Madinah tempat tinggal mereka bersama sebagai bentuk cinta tanah air. Piagam Madinah ini mempertegas sifat adil yang dimiliki oleh kaum muslimin. Keputusan yang adil untuk semua kaum baik kaum muslimin, kaum nasrani maupun kaum Yahudi.

Adapun sila ke empat pancasila yang berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan" juga sejalan dengan isi piagam madinah yang mengajarkan kerjasama (musyawarah). Piagam madinah mengajarkan arti kerja sama untuk menciptakan maslahat negara. Selain itu, kata "kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan" juga tak jauh berbeda dengan isi piagam madinah yang mengajarkan apabila terjadi konflik/permasalahan maka dikembalikan pada hukum Allah swt dan rosulullah saw selaku kepala negara.

Sedangkan sila kelima pancasila yang berbunyi "Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia" pun juga sejalan dengan keadilan yang diajarkan oleh piagam madinah. Piagam madinah berisi ajaran untuk menolong orang yang dizalimi. Baik orang yang dizalimi tersebut anggota satu kabilah atau bukan. Ini menunjukkan bahwa keadilan tidak pandang bulu. Seandainya pun yang berlaku zalim adalah orang satu kabilah, maka yang ditolong tetap orang yang didzalimi. Hal ini menghapus tradisi jahiliyah yang menolong seseorang semata-mata karena alasan kekeluargaan, kekerabatan, maupun kekayaan. Hukum adil tanpa pandang bulu, tidak lancip ke bawah (kaum lemah seperti fakir miskin, dhuafa, dll) lantas tumpul ke atas (seperti pejabat, konglomerat, hartawan, dll), melainkan lancip ke atas juga ke bawah sehingga adil. Nah, inilah esensi bentuk keadilan yang hakiki yang dijadikan rujukan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Semoga tulisan dan pemikiran saya (Dewi Nur Halimah, Halimah Az Zahra, Halimah bintu Masdari) ini bermanfaat untuk pembaca. Tulisan ini Halimah hadiahkan pada Bapak Masdari dan Ibu Mahzunah selaku orangtua dan guru pertama saya serta bapak Khusnul Maat selaku inspirator penulis dalam menulis karya ini. Selain itu tulisan ini juga saya dedikasikan untuk Nabi Muhammad saw, Ummahatul mukminin, para khulafaur rosyidin, dan ahlul bait. Tak lupa sebagai hadiah pula pada para kiahi saya, guru saya dari MI, TK, SD, SMP, SMA, hingga pesantren. Semoga tulisan ini bermanfaat dunia akherat dan menjadi amal jariyah penulis dan para guru penulis. Lahul fatekhah. Aamiin.

NOTE :
Mohon baca fatekhah dihadiahkan pada rosululah saw dan solawat 3 kali setelah membaca tulisan ini. In syaAllah jika dirasa bermanfaat halal untuk dishare sekalipun tanpa izin penulis selama tidak ada tulisan sedikit pun yang dirubah.

Segala kebenaran datangnya dari Allah swt. Dan segala kesalahan datangnya dari Al Faqir. Semoga tulisan ini bermanfaat dunia dan akherat. Salam takdzim penulis untuk para guru penulis. In syaAllah kritik dan saran yang membangun yang disampaikan dengan baik oleh pembaca sangat penulis harapan untuk kebaikan penulisan selanjutnya. Terimakasih

SUMBER INSPIRASI TULISAN:

Hasil diskusi dengan Bapak Khusnul Maat pada 16 Mei 2020, Blora.

SUMBER PUSTAKA GAMBAR:
  1. Fatimah, Nuri Alyatin. 2020. "Implementasi Pancasila". Available at: https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/alyatinfatimah/5e3240e3d541df4e504ec8f2/implementasi-pancasila. Didownload pada 28 Mei 2020.
  2. Solahudin Wafi, Muhammad. 2020. "Pancasila Sebagai Piagam Madinah NKRI". Available at: https://www.google.com/amp/s/jalandamai.org/pancasila-sebagai-piagam-madinah-nkri.html/amp. Didownload pada 28 Mei 2020.

Kamis, 21 Mei 2020

LET'S READ DI RUMAH BACA ALKY, PESONA LITERASI DI BAWAH KAKI GUNUNG MANGGIR

LET'S READ DI RUMAH BACA ALKY, PESONA LITERASI DI BAWAH KAKI GUNUNG MANGGIR
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah

Melansir berita yang di publish di website https://blorakab.go.id/index.php/public/berita/detail/950/update-data-kemiskinan-dengan-valid  dan https://www.bloranews.com/12-desa-termiskin-akan-terima-bantuan-bedah-rutilahu/, pemudi asal Todanan yang bernama Lucky Rusyita merasa prihatin. Bagaimana tidak, desanya yakni desa Ketileng masuk dalam kategori salah satu dari 12 desa termiskin di Blora. Ia pun berpikir bagaimana cara memajukan desanya dan mengandeng duta baca Blora (Dewi Nur Halimah) untuk merenungkan hal tersebut.

"Salah satu penyebab kemiskinan adalah rendahnya kepedulian terhadap pendidikan. Padahal pendidikan adalah mata rantai pemutus kemiskinan. Salah satu upaya membangkitkan kepedulian terhadap pendidikan bisa ditempuh dengan meningkatkan minat baca anak-anak dan warga desa. Ketika pola pikir sudah open minded, maka kemajuan pun akan lebih mudah dicapai," tutur Halimah pada Lucky. 

Keinginan untuk memajukan literasi Blora semakin besar terlebih ketika mengetahui data rendahnya minat baca Indonesia. Pertemuan Halimah dengan Lucky Rusyita inilah yang menjadi inisiator awal mula terbentuknya Rumah Baca Alky (RBA). Pertemuan Halimah dan Lucky pertama kali dilakukan di Gua Terawang, Todanan. Sembari menikmati keindahan wisata Goa Terawang, mereka berdua berdiskusi terkait bagaimana meningkatkan literasi khususnya minat baca anak anak di Blora.

"Saya merasa miris mbak, desa Ketileng juga masuk dalam kategori miskin. Minat baca di desa saya juga rendah, saya setuju kalau kita mendirikan rumah baca. Bayangin saja mbak, data dari UNESCO malah lebih miris lagi. Menurut badan pendidikan dari PBB ini, persentase minat baca di Indonesia hanya 0,01 persen. Artinya, dari 10.000 anak Indonesia, hanya satu orang yang suka baca. Nah, pendirian rumah baca menurutku solutif buat majukan pengetahuan anak-anak di desa Ketileng," papar pemudi hitam manis asal Todanan itu pada duta baca Blora.

Menurutnya setelah pertemuan dan diskusi panjang dengan Halimah, mereka pun sepakat untuk menentukan lokasi Rumah Baca. Rumah baca itu mengambil tempat di rumah Lucky yakni di Dukuh Patihan RT 03/RW 03, Desa Ketileng, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora. Rumah baca itu diberinama "Rumah Baca ALKY". Alky sendiri diambil dari nama foundernya yakni Lucky dengan struktur kepengurusan Lucky Rusyita sebagai foundernya dan Dewi Nur Halimah sebagai ambassadornya.

"Saya prihatin melihat data literasi Indonesia dan minat baca masyarakat Indonesia yang rendah. Bahkan menurut hasil penelitian Program for International Student Assessment (PISA), Indonesia berada pada ranking 62 dari 70 negara yang disurvei dalam ketegori prestasi literasi masyarakat dunia. Sedangkan menurut survey yang dilakukan oleh Central Connecticut State University (CCSU), Indonesia berada di urutan 60 dari 61 negara yang disurvei. Ini benar-benar sangat memprihatinkan, sebegitu parahkan tingkat literasi bangsa Indonesia. Hal inilah yang menggerakkan saya untuk mencari partner yang sevisi untuk memajukan literasi Blora melalui baca tulis. Alhamdulillah saya dipertemukan Allah dengan mbak Lucky yang juga pegiat literasi. Jadi inilah awal mula terbentuknya rumah baca Alky," tutur Halimah selaku duta baca Blora, Rabu (20/5/2020) lalu.

Kebulatan tekad 2 pemudi Blora ini melahirkan didirikannya Rumah Baca Alky. Perjalanan Rumah Baca Alky bukanlah mudah, berawal dari diskusi, dorongan, hingga sebuah  ketekadan langkah nyata. Awalnya yang dijadikan bahan bacaan di Rumah Baca adalah Buku milik Lucky Rusyita dan Dewi Nur Halimah sendiri. Buku buku bacaan, buku sekolah ditaruh di kardus ditata rapi di Rumah Baca. Melihat kegigihan Lucky Rusyita dan Halimah, ayah dari Lucky pun tak tega putrinya berjuang sendiri. Akhirnya didukunglah tekadnya dan dibuatkan almari rak buku untuk Rumah Baca. Seiring berjalannya waktu, untuk menambah koleksi buku yang dibaca anak-anak. Dewi Nur Halimah bersama Lucky Rusyita membuka donasi buku (Open Book Donation). Alhamdulillah beberapa donatur mengirimkan dan menyumbang bukunya untuk turut serta memajukan literasi Rumah Baca. Anak-anak gratis berkunjung dan membaca di Rumah Baca Alky. Inilah yang mendorong anak untuk berkunjung dan membaca. Lebih dari itu, Rumah baca Alky ini memiliki 2 program unggulan yang mampu menarik minat anak-anak sekitar yakni MingCa (Minggu Baca) dan Gumot (Minggu Motivasi). Gumot dan MingCa ini menarik karena disertai dengan dongeng anak. Weekend yang produktif dan bernilai edukatif.

"Saya bersyukur bisa dipertemukan dengan mbak Halimah. Awalnya pertama kali menghubungi lumayan takut, kawatir dikacangin soalnya kan kadang orang yang terkenal, berprestasi itu sibuk dan cuek. Ternyata dugaan saya salah, mbak Halimah orangnya ramah, welcome dan ringan tangan. 3 April 2019 adalah awal mula rumah baca Alky didirikan. Saya menjadi berani melangkah atas dorongan mbak Halimah. Mbak Halimah ini orangnya pemberani, tegas mengambil langkah. Makanya saya tidak salah memilihnya sebagai ambassador rumah baca Alky, terlebih dia kan duta bacanya Kabupaten Blora," ungkap Lucky Rusyita saat ditanya tentang rumah baca yang didirikannya.

Pemuda Todanan berkulit hitam manis itu menuturkan alasan ia memilih Halimah sebagai partner rumah baca. Ia menjelaskan kalau duta baca itu kan koneksi jaringan orang-orang yang peduli literasi banyak, sehingga sangat prospektif untuk menggaet donatur untuk menyumbangkan buku-buku ke rumah baca. Ambassador sendiri memiliki tugas promoting rumah baca ke masyarakat Blora, influencing anak anak buat tertarik membaca, dan menggaet donatur untuk memajukan rumah baca Alky.

Sementara itu, visi dari rumah baca Alky adalah meningkatkan minat baca anak-anak di Blora serta mendorong kreativitas anak dalam berkarya. Sedangkan misi dari rumah baca Alky diantaranya; 1) Mempermudah anak-anak usia sekolah mendapatkan buku referensi sekolah di luar jam sekolah, 2). Menambah pengetahuan bagi anak-anak dan masyarakat sekitar melalui buku-buku yang ada di rumah baca 3). Memberikan anak-anak dan remaja kegiatan bermutu dan berniai positif melalui membaca,
4). Mendekatkan masyarakat sekitar dengan buku, 5). Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membaca buku, dan 6). Menerapkan budaya membaca buku di kalangan masyarakat sekitar.

Kehadiran Rumah Baca Alky (RBA) di kaki lereng gunung Manggir ini diharapkannya memberikan nuansa baru untuk literasi Blora. Minat baca anak yang semakin tumbuh dengan baik serta kepedulian terhadap dunia pendidikan pun besar. 2 Dara muda itu berharap agar Pemerintah dan pejabat setempat juga mendukung eksistensi rumah baca dengan bantuan buku agar koleksi buku bertambah dan minat baca anak semakin meningkat.

Gambar 1. Kondisi Anak Anak di Rumah Baca (Dokumen Pribadi Lucky). 

Gambar 2. Kondisi Anak Anak di Rumah Baca (Dokumen Pribadi Lucky)

Gambar 3. Kondisi Anak Anak di Rumah Baca (Dokumen Pribadi Lucky). 

Gambar 4. Kondisi Anak Anak di Rumah Baca (Dokumen Pribadi Lucky). 

Gambar 5. Kondisi Anak Sedang Membaca di Rumah Baca (Dokumen Pribadi Lucky). 

Gambar 6. Kondisi Anak Anak Sedang Membaca di Rumah Baca (Dokumen Pribadi Lucky). 

Gambar 7.  Kondisi Anak Sedang Membaca di Rumah Baca (Dokumen Pribadi Lucky). 

Gambar 8. Kondisi Anak Anak di Rumah Baca (Dokumen Pribadi Lucky). 

Dalam rangka meningkatkan minat baca anak Indonesia, kalian juga bisa mampir di website Let's Read. Membaca menyenangkan hati, bukan sekedar mendapatkan ilmu tapi juga berjelajah pada dunia lewat membaca. Untuk menumbuhkan budaya membaca, kalian juga bisa download aplikasi Let’s Read. Cocok banget buat Bunda yang mengajarkan membaca pada anak sejak dini. Salam literasi.

#Let'sReadAsia
#AyoMembaca

Kamis, 14 Mei 2020

KENAPA TUHAN YANG MAHA ESA, BUKAN TUHAN YANG MAHA SATU?

KENAPA TUHAN YANG MAHA ESA, BUKAN TUHAN YANG MAHA SATU?
*****
Ulasan Topik antara Al Qur'an dan Pancasila
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah
(Halimah bintu Masdari)


Bunyi sila pertama pancasila pancasila adalah: "Ketuhanan Yang Maha Esa" yang merupakan revisi/perbaikan dari sila pertama piagam Jakarta yang berbunyi: "Ketuhanan dengan menjalankan syar'iat Islam bagi para pemeluk-pemeluknya".

Mengapa sila pertama piagam Jakarta diganti dengan kalimat "Ketuhanan Yang Maha Esa"?. Tiada lain karena untuk menjaga persatuan bangsa Indonesia mengingat di Indonesia jumlah agama yang diakui pada waktu pasca kemerdekaan ada 5 yakni Islam, Kristen, Katholik, Hindu, dan Budha. Meskipun saat ini yang diakui ada 6 yakni Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha, dan Khong Hu Chu. Jika yang diakui hanya Islam saja seperti tertera dalam piagam Jakarta, maka dikawatirkan pemeluk agama lain akan memisahkan diri dari NKRI dan Indonesia terpecah belah. Itulah mengapa demi sebuah toleransi, demi sebuah persatuan, piagam Jakarta dirubah pada sila pertama Pancasila menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa". 


Esa sendiri diambil dari sifat wajib Allah swt yakni wahdaniyah. Kata wahdaniyah artinya esa atau tunggal (tidak berbilang). Sedangkan sifat mustahilnya Allah dari wahdaniyah adalah ta'addud artinya berbilang atau lebih dari satu. Hal ini sesuai firman Allah swt firman Allah SWT:

لَوْ كَا نَ فِيْهِمَاۤ اٰلِهَةٌ اِلَّا اللّٰهُ لَـفَسَدَتَا ۚ فَسُبْحٰنَ اللّٰهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُوْنَ

Artinya: "Seandainya di langit dan di bumi ada Tuhan - Tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu akan binasa". (QS Al - Anbiya : 22)


Mengapa tidak Allah Yang Maha Satu saja, bukankah Esa = satu, tunggal?. Sebab sifat Allah adalah wahdaniyah yang artinya esa, tidak berbilang. Sifat Allah bukan wahid yang artinya satu. Kalau tak berbilang berarti tidak ada lanjutannya, Esa ya Esa saja. Tidak ada Esa, Duesa, Triesa, dll. Lalu mengapa tidak menggunakan kata wahid? karena wahid artinya satu. Satu adalah bentuk angka berbilang. Bila ada satu, otomatis ada yang ke - dua, tiga, empat, lima, dst. Itulah mengapa sifat Allah adalah Dzat Yang Maha Esa.

Selain itu, bila kita telusuri lebih mendalam. Pengambilan kata Esa pada "Ketuhanan Yang Maha Esa" pada sila pertama pancasila tiada lain dari surat di Al Qur'an  yakni surat Al Ikhlas. Perhatikanlah baik-baik ayat dalam QS. Al Ikhlas berikut:


قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ

1. Katakanlah (Muhammad) : "Dialah Allah, Yang Maha Esa".

ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ

2. Allah tempat meminta segala sesuatu.

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ  

3. Dia (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. 

 وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ

4. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia (Allah).

Dari ayat pertama dapat kita ketahui bahwa kata Esa diambil dari ayat pertama surat Al Ikhlas. Artinya sumber sila pertama pancasila dipetik dari kalam Allah swt di Al Qur'an. Ayat pertama mengandung ajakan bahwa kita wajib mengesakan Allah dan mensucikan-Nya, mensifati-Nya dengan sifat yang sempurna, dan menafikan kemusyrikan. Surat Al Ikhlas ini menjadi bukti atas penolakan kita terhadap orang nashrani yang memiliki keyakinan tentang trinitas dan orang musyrik yang menyembah kepada Allah juga kepada tuhan-tuhan yang lainnya. Ini cukup jelas bahwa sila pertama dalam pancasila diambil dari Al Qur'an.

Nah bila kita telusuri dari segi bahasa pada ayat pertama pun luar biasa. Pada ayat pertama surat Al Ikhlas terdapat penyebutan isim jalil yaitu هُوَ sebelum penyebutan kalimat اللهُ pada ayat {قُلْ هُوَ اللهُ} menunjukkan kebesaran dan kemulian Allah swt. Allah adalah Dzat Yang Esa. Esa artinya tunggal, tiada tandingan.

Jadi pemilihan kalimat "Ketuhanan Yang Maha Esa" pada perumusan pancasila 1 Juni 1945 bukanlah sembarangan, melainkan atas musyawarah yang digodok matang antara negarawan Indonesia dan ulama Indonesia pada zaman dahulu. Pemilihan kata yang indah, tepat, dan penuh makna yang mendalam. Tujuan tersirat dan tersurat mendamaikan persatuan. Betapa indahnya apabila pancasila bersumber dari Al Qur'an.

Semoga tulisan dan pemikiran saya (Dewi Nur Halimah, Halimah Az Zahra, Halimah bintu Masdari) ini bermanfaat untuk pembaca. Tulisan ini Halimah hadiahkan pada Bapak Masdari dan Ibu Mahzunah selaku orangtua dan guru pertama saya. Selain itu tulisan ini juga saya dedikasikan untuk Nabi Muhammad saw, Ummahatul mukminin, para khulafaur rosyidin, dan ahlul bait. Tak lupa sebagai hadiah pula pada para kiahi saya, guru saya dari MI, TK, SD, SMP, SMA, hingga pesantren. Semoga tulisan ini bermanfaat dunia akherat dan menjadi amal jariyah penulis dan para guru penulis. Lahul fatekhah. Aamiin.

NOTE :
Mohon baca fatekhah dihadiahkan pada rosululah saw dan solawat 3 kali setelah membaca tulisan ini. In syaAllah jika dirasa bermanfaat halal untuk dishare sekalipun tanpa izin penulis selama tidak ada tulisan sedikit pun yang dirubah.

Segala kebenaran datangnya dari Allah swt. Dan segala kesalahan datangnya dari Al Faqir. Semoga tulisan ini bermanfaat dunia dan akherat. Salam takdzim penulis untuk para guru penulis. In syaAllah kritik dan saran yang membangun yang disampaikan dengan baik oleh pembaca sangat penulis harapan untuk kebaikan penulisan selanjutnya. Terimakasih

SUMBER PUSTAKA:
Hasil Wawancara dengan Bapak Masdari pada 14 Mei 2020, Blora. 

Kamis, 23 April 2020

MENGENAL KEMURAHAN SAYYIDAH HAFSHAH BINTI UMAR (ISTRI ROSULULLAH SAW)

MENGENAL KEMURAHAN SAYYIDAH HAFSHAH BINTI UMAR (ISTRI ROSULULLAH SAW)
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah
(Halimah bintu Masdari)



Apakah yang terlintas di benakmu ketika mendengar kata ummahatul mukminin?. Sudahkah kita mengetahui biografi para kekasih Allah swt?. Ya, Ummahatul Mukminin adalah para ibunya kaum mukmin baik di dunia maupun di akherat. Siapakah mereka? Mereka adalah istri Rosulullah saw.

Bila seseorang mencintai artis idola, maka ia akan stalking, kepo tentang apa saja kesukaan sang artis, biodata sang artis, dan apapun tentang sang artis. Seberapa besar kadar cintamu pada Rosulullah saw wahai muslim muslimah?. Sebuah renungan bagi kita semua, pertanyaan yang mendasar yang jawabannya hanya Allah swt dan kita sendiri yang tahu. Sudahkah kita mengetahui biografi Rosulullah saw, para ummahatul mukminin (para istri Rosulullah saw), keturunan (anak-anak Rosulullah saw) dan cucu Rosulullah saw?. Seberapa banyak kita bersolawat pada Rosululah saw dan ahlul bayt?.

Rosulullah saw sangat menyayangi ummatnya. Bahkan saat akhir hayatnya, sebelum wafat yang dipikirkan adalah ummatnya. Tidakkah kita juga memikirkannya? Adakah kita pantas diakui sebagai ummatnya kelak di akherat?. Wahai Muslim Muslimah, seberapa besar kadar cintamu pada seseorang, in syaAllah kelak di akherat engkau akan dikumpulkan bersama dengan orang-orang yang engkau cintai selama di dunia.

Wahai Muslim Muslimah, mari menjelajah mengenal kemuliaan, kemurahan hati, dan keistimewaan Sayyidah Hafshah binti Umar. Ketika kita mengetahui kebaikan, kemuliaan, keistimewaan beliau, maka semakin besar rasa cinta kita pada beliau. Dan semoga kelak di akherat kita dikumpulkan bersama beliau.

Beberapa keistimewaan Sayyidah Hafshah Binti Umar:

1. Berasal dari nasab mulia yang dirahmati Allah swt.

Sayyidah Hafshah binti Umar adalah putri dari Al Faruq umat ini yakni Sayyidina Umar bin Khattab. Sayyidina Umar bin Khattab adalah salah satu dari 4 Khulafaur Rasyudin (Abu Bakar As Sidiq, Umar Bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abu Thalib). Selain berayahkan sosok pemimpin yang mulia, beliau juga beribukan sosok wanita yang mulia yakni Zainab binti Mazh'un.

Zainab bin Mazh'un adalah saudari seorang sahabat mulia, Utsman bin Mazh'un ra yang ketika meninggal dunia, Rosulullah saw datang dan menciumnya dengan air mata berderai menetes di pipi Utsman [1]. Dialah yang kala putri Rosulullah saw wafat, beliau bersabda pada sang putri, "Susulah pendahulu kami yang baik, Utsman bin Mazh'un" [2].

Paman Sayyidah Hafshah ra bernama Zaid bin Khattab yang hadir dalam perang Badar dan perang lainnya, gugur sebagai syahid pada Perang Yamamah. Sayyidina Umar bin Khattab ra berkata, "Ia mendahuluiku meraih dua kebaikan, ia lebih dahulu masuk Islam dan mati syahid sebelumku". Sayyidina Umar bin Khattab ra pun menuturkan, "Setiap kali angin sepoi dari timur berhembus, aku selalu teringat pada Zaid bin Khattab". 

2. Menjadi Istri Rosulullah saw

Sayyidah Hafshah Binti Umar adalah istri Sayyidina Khunais bin Hudzafah. Mereka hidup bahagia di bawah naungan iman dan taqwa. Sayyidina Khunais menjadi salah satu kesatria dalam perang Badar. Alhamdulillah, kemenangan Perang Badar berada di pihak kaum muslimin. Pasca Perang Badar, Sayyidina Khunais pulang dengan membawa luka parah.

Akhirnya Sayyidina Khunais wafat pasca Perang Badar. Beliau adalah sahabat yang mulia yang mengorbankan jiwa raga untuk Allah dan RosulNya serta meraih keutamaan yang agung. Sayyudina Khunais bin Hudzafah dishalatkan Rosulullah saw dan beliau dimakamkan di Baqi', tepat di samping makam seorang sahabat mulia, Utsman bin Mazh'un.

Perpisahan pilu antara Sayyidina Khunais bin Hudzafah dengan Sayyidah Hafshah binti Umar ini menyisakan kesedihan yang mendalam di hati Sayyidah Hafshah. Walaupun dirundu kesedihan yang teramat mendalam yang mengoyak hatinya, di usia 18 tahun harus menjanda. Namun, beliau juga berada di puncak bahagia. Suami tercinta wafat dalam kondisi syahid, pergi dalam kondisi terhormat.

Sayyidina Umar bin Khattab sedih melihat status janda putrinya menyerang masa mudanya, melemahkan gairahnya, dan mencekik masa-masa bahagianya. Sayyidina Umar ra mulai murung setiap kali masuk rumah dan melihat putrinya dirundung kesedihan. Setelah berpikir panjang, Sayyidina Umar bin Khattab bermaksud untuk mencarikan suami lagi untuknya agar merasa senang berdampingan dengan sang suami [3].

Sang ayah, Sayyidina Umar ra menawarkannya pada Sayyidina Abu Bakar ra, Namun Abu Bakar tidak memberikan tanggapan apapun. Setelah itu, ia menawarkan kepada Sayyidina Utsman ra. Sayyidina Utsman ra berkata, "Aku berpikir untuk tidak menikah dulu untuk saat ini". Sayyidina Umar ra marah pada keduanya lalu mengadu pada Rosulullah saw. Beliau berkata, "Hafshah akan dinikahi oleh seseorang yang lebih baik dari Utsman, dan Utsman akan menikahi orang yang lebih baik dari Hafshah". Setelah itu Nabi Muhammad saw meminang Sayyidina Hafshah, lalu Sayyidina Umar ra menikahkannya dengan beliau [4]. Setelah itu, Rasulullah SAW menikahkan Sayyidina Utsman bin Affan dengan putri beliau, Ummu Kulstsum, sepeninggal saudarinya Ruqayyah [4].

Setelah Sayyidina Umar ra menikahkan putrinya, Sayyidina Abu Bakar ra menemuinya lalu menyampaikan alasan kepadanya. Sayyidina Abu Bakar ra berkata, "Jangan marah padaku, karena Rosulullah saw sebelumnya pernah menyebut-nyebut Hafshah. Aku tidak akan membeberkan rahasia beliau. Andai beliau membiarkannya, tentu aku nikahi dia [5].

Rosulullah saw menikahi Sayyidah Hafshah pada tahun 3 Hijriyah sebelum Perang Uhud, dan memberinya mahar sebesar 400 dirham. Pernikahan ini merupakan kemuliaan, karunia, sekaligus keberkahan yang dianugerahkan pada Sayyidah Hafshah dan Sayyidina Umar bin Khattab ra. Semoa Allah swt meridhoi dan merohmati keduanya. 

3. Sayyidah Hafshah Binti Umar ra adalah sosok wanita yang cerdas

Sayyidah Hafshah Binti Umar ra di kenal sebagai sosok yang pandai dalam membaca dan menulis. Keahlian membaca dan menulis adalah keahlian yang masih jarang dimiliki bangsa Arab pada waktu itu (zaman jahiliyah), sekalipun oleh seorang lelaki. Sayyidah Hafshah Binti Umar ra adalah orang pertama dan satu-satunya yang menulis naskah Al Qur'an langsung dibawah pengawasan Rosulullah saw. Itulah mengapa ia dijuluki sebagai "Wanita Penjaga Al Qur'an".

Sayyidah Hafshah binti Umar ra menuliskan naskah Al-Qur’an pada sejumlah media, di antaranya batu, tulang, kulit, papan, pelepah kurma, dan lainnya. Naskah Sayyidah Hafshah ini tersimpan dengan baik dan rapi. Hingga suatu ketika, ada upaya pengodifikasi Al-Qur’an pada masa kekhalifahan Abu Bakar. Naskah Al-Qur’an yang ditulis oleh Sayyidah Hafshah ra tersebut kemudian diminta. Sayyidina Zaid bin Tsabit yang saat itu ditugaskan sebagai pantia kodifikasi Al-Qur'an mengonfrontasi hafalan para sahabat dengan naskah Sayyidah Hafshah ra. Hasilnya kemudian dituangkan ke dalam lembaran kulit dan disusun berdasarkan turunnya wahyu kepada Nabi.

Sementara setelah naskah yang ditulis Sayyidah Hafshah ra dihancurkan. Beliau kemudian diberi naskah baru yang sudah Disusun Sayyidina Zaid bin Tsabit secara lebih rapi tersebut. Nantinya, naskah ini akan ‘disempurnakan’ pada masa kekhalifahan Ustman bin Affan sehingga menjadi naskah resmi Al-Qur’an.     

4. Sayyidah Hafshah ra memiliki kedudukan yang tinggi

Sayyidah Hafshah ra memiliki kedudukan tinggi di hati Rosulullah saw. Selain putri dari sahabatnya, Sayyidina Umar bin Khattab, juga sebab cerdasnya. Bahkan kedudukannya pun tinggi di mata para istri Rosulullah saw. Sampai-sampai ibunda Aisyah ra, mengatakan tentang ya, "Di antara istri-istri Nabi Muhammad saw, Sayyidah Hafshah yang menyamai kedudukanku" [6]. 

5. Sayyidah Hafshah ra adalah wanita yang adil lagi cerdas mengikis rasa cemburu.

Sudah menjadi fitrah wanita, tidak bisa lepas dari perasaan manusiawi yang ditimbulkan oleh rasa cemburu, persaingan, dan semacamnya. Terlebih wanita, wanita bisa menyembunyikan cintanya, tapi tidak bisa menyembunyikan rasa cemburunya. Sayyidah Hafshah ra adalah sosok wanita yang bijaksana dengan pemikiran yang matang dan penuh kasih sayang. Ia pandai mencari solusi termasuk solusi yang adil mengikis rasa cemburu yang bergejolak.

Disebutkan dalam kitab Shahihain, dari hadits Aisyah ra, ia berkata: "Suatu ketika Nabi Muhammad saw meminum madu di rumah Zainab Binti Jahsy dan beliau tinggal di sana untuk sementara waktu. Aku dan Hafshah kemudian sepakat, siapa di antara kamu yang memasuki kediaman Zainab, harus bertanya kepada beliau, "Apa engkau memakan getah manis?. Aku mencium bau getah manis". "Tidak, tapi aku habis minum madu di tempat Zainab Binti Jahsy. Aku tidak akan minum madu lagi, dan aku bersumpah agar kau tidak memberitahukan hal itu pada siapapun," jawab beliau [7].

6. Sayyidah Hafshah ra adalah istri Nabi Muhammad saw di surga. 

Suatu hari, Rosulullah saw menceraikan Sayyidah Hafshah ra. Sayyidah Hafshah ra remuk redam hatinya dan segala sesuatu terasa gelap di hadapan matanya. Bagaimana tidak, ia telah diceraikan suami, kekasih, sekaligus nabinya. Tanpa di duga Al Amin Jibril AS turun membawa perintah dari Allah swt, membelah 7 lapis langit untuk memerintahkan Rosulullah saw merujuk dan mengembalikan Hafshah kembali.

Dalam hadits disebutkan, Nabi Muhammad saw menjatuhkan talak satu kepada Hafshah ra, setelah itu beliau rujuk kembali atas perintah Jibril AS [8]. Jibril berkata, "Dia (Hafshah Binti Umar) itu ahli puasa, shalat malam, dan dia adalah istrimu di surga". 

7. Sayyidah Hafshah ra adalah sosok yang pemberani berpendapat, cerdas, pemahaman ilmunya yang tajam.

Sayyidah Hafshah ra dikenal dengan ilmu, pemahaman dan ketakwaannya. Sifat-sifat ini membuat Sayyidah Hafshah menempati posisi terhormat di mata Rosulullah saw. Sayyidah Hafshah ra tetap menjaga kedudukan ini pada masa khilafah rasyidah, khususnya pada masa kekhilafahan ayahnya. Sayyidina Umar ra sering kali merujuk pada pandangan dan hukum-hukum fiqih yang ia (Sayyidah Hafshah) sampaikan. Di antara pertanyaan yang ia ajukan pada Sayyidah Hafshah ra, "Seberapa lama seorang wanita tahan ditinggal suaminya?". "Enam atau empat bulan," jawabnya [9]

Ummul Mukminin Hafshah ra menjadi rujukan bagi sebagian besar sahabat di bidang hadits nabawi dan ibadah. Abdullah bin Umar (Saudara Sayyidah Hafshah) yang dikenal gigih meneladani Rosulullah saw dengan mempelajarinya melalui apa yang dilihat Sayyidah Hafshah di rumah Rosulullah saw. Sayyidina Abu Bakar Ash Shidiq memilih ummul mukminin Hafshah ra di antara Istri-istri Nabi yang lain untuk menjaga Al Qur'an yang ia kumpulkan. Sayyidina Abu Bakar ra memilih Sayyidah Hafshah untuk mengemban tugas menjaga Al Qur'an karena Sayyidah Hafshah ra ahli baca tulis, bertakwa, berilmu, dan ahli puasa. Saat itu, masih sangat jarang kaum lelaki yang mahir dalam baca tulis, apalagi kaum wanita. Namun Sayyidah Hafshah ra mahir dalam baca tulis.

Itulah mengapa Ummul Mukminin Hafshah ra merupakan murid pandai yang menyalurkan banyak sekali hukum-hukum nabawi kepada kaum muslimin [10]. 

SUMBER PUSTAKA:
[1]. HR Tirmidzi (989).
[2]. HR Ahmad, Ibnu Sa'ad, dan Hakim, Adz Dzahabi berkata, "Sanad hadits ini baik".
[3]. Shuwar min Siyarish Shahabiyyat, hal: 113.
[4]. HR Bukhari (IX/ 152-153), kitab: nikah. Ibnu Sa'ad dalam Ath Thabaqat (VIII/82).
[5]. Shahih. HR Bukhari (5122).
[6]. Siyar A'lamin Nubala (II/ 227).
[7]. Muttafaq'alaih. HR Bukhari (4912), kitab: Tafsir Al Qur'an. HR Muslim (1474), kitab: Talak.
[8]. HR Abu Dawud (2283), Ibnu Majah (2016). Al Arnauth berkata, "Hadits ini shahih".
[9]. Hayatush Shahabah (I/ 476) dan Ad Durr Al Mantsur (I/ 652).
[10]. Nisa' Mubasysyarat bil Jannah, hlm. 336.