HALIMAH BINTI MASDARI

Senin, 19 Desember 2016

PERNIKAHAN IDAMAN BERBASIS AJARAN ROSUL

PERNIKAHAN IDAMAN BERBASIS AJARAN ROSUL            
*****
Membangun Keluarga Qur’ani
(Sakinah, Mawaddah, Warrohmah)  
*****

          Pernikahan, siapa sih yang tidak menginginkan pernikahan?. Terutama bagi remaja yang berusia 20-30 an, pernikahan adalah hal yang diimpi-impikan. Setiap orang memiliki konsep tentang bagaimana pesta/ perayaan pernikahannya. Sebagaimana, normalnya manusia, Halimahpun sama. Bahkan aku sudah memikirkan itu sejak kelas V (lima) SD. Bila Sandra Dewi menginginkan pernikahannya di Disneyland, bila Chelsie Olivia mengonsep pernikahannya bak cinderella, bila Oki Setiana Dewi mengonsep pernikahannya bak Barbie muslimah, dan lain sebagainya.
            Hal ini berbeda dengan Halimah, mungkin pemikiran ini akan terdengar asing bahkan aneh. Halimah memang tak ingin tergesa-gesa menikah, in syaallah menikah di usia 24 tahun atau 25 tahun adalah impianku. Usia tepat matang organ reproduksi dan kesiapan mental. Terlebih tepat di usia 25 tahun adalah usia matang dimana Rosulullah SAW menikah. Bahkan ini adalah bagian nadzarku sejak kelas V (lima) SD. Sebelum aku memutuskan pemikiran itu, aku telah melakukan berbagai pengamatan atau survey terkait konsep pernikahan. Berdasarkan survey hasil pengamatan:
1.      Pesta pernikahan tak lebih dari ajang bisnis
Banyak pesta pernikahan dengan tujuan untuk memperoleh laba, tak ubah dari sebuah bisnis. Tak heran, tamu yang di undang dari kalangan middle class ke atas, dengan harapan uang sumbangan yang diberikan berjumlah besar, dengan demikian si pemilik hajat memperoleh untung yang lebih besar. Banyak yang mengadakan pesta besar-besaran melebihi kemampuannya, walaupun bon hutang (karena biaya pesta pernikahan yang mahal) menumpuk. Tak jarang, hasil sumbangan tak sesuai yang diharapkan (uang hasil pesta lebih kecil dari modal yang dikeluarkan untuk mengadakan perayaan pesta pernikahan) setelah menikah malah dibebani bon hutang. Sebagian dari mereka tak jarang merantau hingga ke luar pulau (Misal dari Jawa merantau ke Sumatra  dengan tujuan kerja merantau untuk melunasi hutang), kan sangat miris.
Solusi yang saya tawarkan adalah:
Jadikan pesta pernikahan sederhana saja sesuaikan kemampuan kita, tak usah ngoyo hanya karena mengharap pujian manusia. Kan sangat miris, usai nikah yang harusnya memulai membangun qur’ani justru dibebani bon hutang pesta pernikahan…hehe. Mengadakan pesta sesuai kemampuan saja, kalau memang kaya dan mampu mewah, ya monggo silahkan mewah. In syaallah sesuatu akan menjadi nikmat apabila sederhana, apa adanya, dan tidak ngoyo. Pesta pernikahan sederhana saja, lebih baik uang yang untuk foya-foya digunakan untuk modal bisnis atau disedekahkan yatim piyatu atau fakir miskin, kan lebih bermanfaat..:)
2.      Pesta pernikahan tak lebih dari ajang pamer
Mohon maaf sebelumnya, sungguh ironis bila pernikahan sebagai ajang pamer kecantikan. Pamer keindahan dan kemegahan pesta, sang pengantin dipajang didepan bak manekin yang dipertontonkan banyak orang. Antara tamu laki-laki dan perempuan tiada hijab pemisah, laki-laki dan perempuan dengan bebas berkumpul. Kemewahan yang disuguhkan seolah ajang pameran. Ingatlah bahwa pamer adalah bagian dari syirik kecil, riya atau pamer tidak disukai Allah.

Rasulullah` bersabdah: yang paling aku takuti atas kalian adalah syirik kecil. Mereka bertanya, ‘wahai rasulullah, apakah syirik kecil itu ? ‘beliau menjawab,’yaitu riya’.”(HR. Ahmad, Ath-Thabrani, dan Baghawi dalam syarhus-sunnah).

           Seolah pesta pernikahan adalah ajang pameran yang dipertontonkan dengan tujuan lomba mengharap pujian orang. Bila pesta mengharapkan pujian maka yang didapatkan jua pujian, bukan keberkahan pernikahan. Oleh-oleh yang didapatkanpun “Wow pengantinnya cantik”, “Wow perancangan pestanya indah”, dan sederet pujian lainnya. Dear salikhah…keindahan keluarga bukanlah apa yang orang puji akan dirimu, namun keindahan keluarga adalah apabila keluarga itu dapat hidup rukun, harmonis, dan saling bahu membahu layaknya sayyidah Khodijah RA dengan Rosulullah SAW.
Solusi yang saya tawarkan:
Pesta pernikahan sederhana saja, kecantikan mempelai wanita tidak dipertontonkan ke khalayak publik. Tamu/ undangan dipisah antara tamu laki-laki dan perempuan, diberikan tempat khusus untuk laki-laki dan perempuan, misalkan dikasih hijab tirai kain yang besar sehingga antara tamu laki-laki dan perempuan tidak campur aduk. Sekaligus sebagai upaya untuk menjaga pandangan karena perkumpulan antara laki-laki dan perempuan kemungkinan mengundang fitnahnya lebih besar.
3.      Keberkahan pesta yang terlalaikan
Dear muslim dan muslimah, terkadang karena kemegahan atau kemewahan dunia, manusia lupa akan perintah atau anjuran Tuhannya. Demi menggapai pujian orang, banyak orang berlomba-lomba menyuguhkan pesta perkawinan. Bahkan mengesampingkan ridho Tuhan. Bahkan pula ada yang rela resepsi mewah berhari-hari, bermalam-malam hingga jutaan, ratusan juta, milyaran hingga triliun-an digelontorkan hanya untuk pesta pernikahan. Tamu yang diundangpun dari kalangan menengah ke atas. Padahal, keberkahan suatu pesta manakala yang diundang dan dijamu adalah dari kaum fakir-miskin, yatim-piyatu, dan dhuafa.
Pernahkah anda berfikir, bahwa kaum borjuis, kaum menengah ke atas sudah terbiasa dihormati dan dijamu makanan enak. Tidak inginkah engkau menghormati dan menjamu para dhuafa, fakir, miskin, yatim piyatu, dan yang terlunta-lunta untuk mendapatkan ridho Tuhanmu. Bersedekah dan berbagi dimomen bahagiamu akan membawa keberkahan untuk kebahagiaan hidupmu. Bukankah engkau akan lebih bahagia, manakala di hari bahagiamu (di hari pernikahanmu), kau jua melihat banyak kaum dhuafa, fakir miskin, yatim-piyatu tersenyum bahagia menikmati pestamu, menikmati hidangan pernikahanmu dan mendoakan pernikahanmu agar penuh berkah, langgeng, harmonis hingga akhir hayat. Perlu engkau ketahui wahai muslim dan muslimah yang taat, doa yatim piyatu, doa dhuafa, doa fakir miskin in syallah tiada penghalang.
Solusi yang saya tawarkan:
Buatlah resepsi pesta pernikahanmu sederhana saja, carilah ridho Tuhanmu dengan mengundang yatim piyatu, fakir miskin, dan dhuafa di acara pernikahanmu. Kendati gelandanganpun, in syallah mereka bisa ditata. Tak perlu kuatir bahwa mereka akan mengacaukan pestamu, karena merekapun punya hati dan mereka punya otak yang bisa diatur. Sebagaimana engkau tak pernah kawatir bahwa esok akan makan apa, maka janganlah engkau kawatir bahwa dengan mengundang mereka (yatim piyatu, fakir miskin, dhuafa) diacara pernikahanmu, maka akan kacau. Yakinlah, luruskan niatmu…bahwa menjadikan momen bahagiamu dengan berbagi kebahagiaan pada yatim piyatu, fakir miskin dan dhuafa akan mendatangkan keberkahan di hidupmu.
Rasululoh bersabda: “Sejelek-jeleknya makanan adalah hidangan walimah yang orang kaya di undang menghadirinya, tetapi orang orang miskin tidak diundang. Barang siapa tidak memenuhi undangan walimahan sungguh dia telah menduharkai Allah dan Rasul-Nya,” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Huroiroh).
4.      Pesta Pernikahan tak Lebih dari Ajang Foya-Foya atau Pemborosan
Sebagaimana umumnya, dengan kebutaan duniawi yang mengatasnamakan “Pernikahan hanya sekali”, lalu orang-orang terkecoh untuk merayakan pesta pernikahan dengan berlomba dengan menunjukkan kemewahan dan kemegahannya, bahkan pesta pernikahan dirayakan besar-besaran, berhari-hari, bermalam-malam. Tak peduli menggelontorkan ratusan juta, milyaran bahkan hingga triliunan.
Kita lupa bahwa pemborosan (foya-foya) merupakan hal yang tidak disukai Allah. Boros adalah saudara syetan, maukah engkau bersaudarakan syetan? Maukah engkau dimasukkan neraka bersama syetan? Berhati-hatilah…syetan itu teramat pandai untuk menggelincirkan manusia ke dalam jurang kemaksiyatan.
وَءَاتِ ذَا ٱلْقُرْبَىٰ حَقَّهُۥ وَٱلْمِسْكِينَ وَٱبْنَ ٱلسَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا
Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
Solusi yang saya tawarkan:
Rayakan pesta pernikahan sederhana saja, undang yatim piyatu dan fakir miskin untuk mendapatkan keberkahan pernikahan. Niatkan pernikahanmu lillah, maka penuhilah sunnah Rosul yang dianjurkan dan hindari pemborosan dan riya’…J

*****
Lalu bagaimanakah pesta pernikahan impian Halimah?
Sebagaimana yang sudah kusebutkan diatas, bahwa konsep pernikahanku sudah kupikirkan sejak kelas V SD. Bahwa aku sangat menghendaki pesta pernikahanku sederhana saja, terpenting syarat wajibnya pernikahan terpenuhi yakni::
a.       Ada pengantin pria
b.      Ada pengantin wanita
c.       Ada 2 orang saksi laki-laki
d.      Ada wali nikah
e.       Ijab dan kabul (akad nikah).
Menurutku pernikahan itu tak perlu mewah, sederhana saja yang penting syarat wajibnya terpenuhi. Tak usah dipersulit, harus ini dan itu, justru itu yang akan mempersulit diri. Bagiku sesuatu yang sederhana itu lebih indah, bahkan lebih indah dari kemewahan dunia dan seisinya. Yang kuundangpun cukup keluarga dan kerabat, pesta sederhana kecil-kecilan jauh lebih menyenangkan bagiku.
Ketika resepsi, mungkin konsepku berbeda dari normalnya orang. Semoga nanti pasanganku dapat menerimanya dengan baik. Aaamiin. Aku menginginkan saat resepsi yang diundang adalah yatim piyatu dan fakir miskin, misal mengundang 30 yatim-piyatu dan mengundang 30 fakir miskin, lalu mereka kujamu, diberikan sodaqoh, dan diminta mendengarkan prosesi resepsi dari awal hingga doa. Doa dipimpin oleh kiahi dan anak yatim agar nanti keluarga yang kubangun  in syallah berkah, sakinah, mawaddah, dan warrohmah serta langgeng hingga maut memisahkan kita. Aku pribadi, aku tak mencintai keramaian, hingar-bingar dan hiruk-pikuk dunia, itulah sebabnya dari dulu aku sangat betah di rumah. Berkarya dan membantu Ibu sebisaku di rumah. Keluar rumah kecuali ats izin Ibu Bapak, biasanya saat sekolah atau mengerjakan tugas sekolah. Terlebih aku seorang wanita, harus jelas keluar rumah tujuanku apa?, untuk kemaslahatan atau untuk ngrumpi?, untuk sesuatu yang bermanfaat atau sekedar untuk hedonisme?, Untuk foya-foya ataukah untuk mencari ridho Tuhan?.
Bedakan antara sosialisasi dan ngerumpi, banyak orang salah kaprah mengatakan bahwa bergaul sambil ngrumpi adalah bentuk bersosialisasi. Bersosialisasi menurutku adalah berkumpul sesama manusia untuk bersilaturahmi (No ngrumpi), dan melakukan sesuatu yang bermanfaat baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Jadi jika kalian berkumpul dan membawa manfaat, itulah sosialisasi yang baik. Namun bila berkumpul justru membuat masalah atau mendatangkan mudharat, menambah maksiyat maka itu bukanlah bersosialisasi kebaikan melainkan tolong-menolong akan kemunkaran. Hal yang paling tidak aku suka ketika kumpul tanpa maksud dan tujuan pasti adalah ghibah. Kita tak pernah tahu, bahwa Ghibah termasuk dosa besar. Bila kau tak doyan makan bangkai, lalu mengapa engkau tega memakan bangkai saudaramu dengan ghibahmu?. Perlu kita ketahui bahwa kelak nanti di akherat, di langit (ada tujuh lapis langit), tiap langit dijaga oleh malaikat Khafadhoh. Dan langit yang pertama adalah langit yang dijaga oleh malaikat khafadhoh agar orang yang ghibah tidak bisa melewatinya. Jika ghibah, maka akan ditolak amalannya dan dilemparkan kembali ke muka bumi, maukah engkau?. Tentu tidak, oleh karena itu marilah berkumpul tetapi berkumpul untuk yang bermanfaat, bukan ghibah.
Bagiku surga wanita ketika belum berumah tangga adalah taat Ibu dan Bapak, dan rumah adalah sebaik-baik surga bagi wanita. Ridho Tuhan bersamaan dengan ridho kedua orangtua. Sementara bila seorang wanita sudah menikah, maka surganya adalah taat suami, karena ridho Tuhan beserta ridho sang suami. Aku selalu berdoa, agar Tuhan senantiasa mengampuni dosaku baik dimasa lalu, saat ini, maupun di masa yang akan datang. Agar Tuhan senantiasa berkenan memberikan hidayahNya untukku, membimbingku ke kehidupan yang lurus meneladani para ummahatul mukminin…
Ridho Allah bersamaan dengan ridho orangtua:
 “Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua” (Hasan. at-Tirmidzi : 1899,  HR. al-Hakim : 7249, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabiir : 14368, al-Bazzar : 2394).
Ridho Allah bersamaan dengan ridho suami:

“Apakah engkau sudah bersuami?” Bibi Al-Hushain menjawab, “Sudah.” “Bagaimana (sikap) engkau terhadap suamimu?”, tanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lagi. Ia menjawab, “Aku tidak pernah mengurangi haknya kecuali dalam perkara yang aku tidak mampu.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Lihatlah di mana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena suamimu adalah surga dan nerakamu.” (HR. Ahmad 4: 341 dan selainnya. Hadits ini shahih sebagaimana kata Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1933)

Bagaimanakah sosok wanita dalam rumah tangga yang diharapkan Halimah?
Wanita adalah pondasi utama yang menentukan baik tidaknya suatu rumah tangga. Karena wanita adalah madrosah utama bagi putra-putrinya. Bagaimana bila wanita itu meninggalkan urusan rumah tangga dan semuanya diserahkan pada pembantu dan baby sister-nya, sementara ia sibuk menjadi wanita karir. Maka rusaklah generasi masa depan. Hingga ada yang mengatakan bahwa “Hancur tidaknya suatu negara terletak pada wanitanya”. Mengapa demikian?, karena wanita memiliki peran sentral yang mencetak generasi pemuda di masa depan. Sedangkan hancur tidaknya suatu negara terletak ditangan pemuda. Oleh karena itu, bila menginginkan kemajuan Indonesia, maka didiklah wanitanya (calon Ibu dan para Ibu) untuk mennjadi wanita yang cerdas dan berkhlak mulia. Dibalik lelaki yang hebat ada sosok wanita hebat di belakangnya. Bila lelaki itu belum menikah, maka dibalik kehebatan dia ada sosok ibu luar biasa yang senantiasa mendoakannya, mendidiknya dan merawatnya. Bila ia sudah menikah, maka dibalik hebatnya seorang lelaki ada sosok istri dan Ibu yang senantiasa mendukungnya, mendoakannya, dan menemaninya dalam perjuangannya.
“Bolehkan menjadi wanita karir?”, jawabannya adalah boleh dengan cacatan tugas utamamu sebagai seorang Ibu yang menjadi madrosah untuk putra-putrimu tidak terbengkelai dan tidak terabaikan serta tugasmu sebagai seorang istri yang melayani suami tidak terabaikan. Alangkah baiknya, menjadi wanita karir itu dilakukan ketika anak usia 8 tahun ke atas, jadi ketika usia kecil, anak dipegang-dididik Ibu sendiri dengan baik. Itupun atas izin suamimu, bila suamimu mengizinkanmu menjadi wanita karir, maka silahkan tetapi tugasmu sebagi seorang ibu dan seorang istri jangan dilalaikan. Bila suamimu melarangmu menjadi wanita karir, dengan ia menyatakan bahwa ialah yang akan mencukupi kebutuhanmu. Maka janganlah engkau menjadi wanita karir, sebab ridho Tuhanmu bersama ridho suamimu. Syukuri nafkah yang diberikan suami, gunakan sebaik-baiknya dengan managemen keuangan yang baik. Sesuaikan antara pendapatan dan pengeluaran, sehingga dengan demikian keluarga akan damai dan bahagia.
Bagaimanakah agar keluarga madani yang sakinah, mawaddah, warrohmah dan penuh kedamaian terbentuk:
Sebagaimana umumnya wanita, kunci kebahagiaan adalah kasih sayang, saling mengasihi, saling menyayangi dengan kelembutan. Halimah bermimpi suatu saat nanti menikah dengan seorang yang berilmu dan ilmunya diamalkan, sederhana, lembut, penyayang. Aku tak memiliki persyaratan ini-itu, tak mesyaratkan ia harus prestatif, tak mesyaratkan harus kaya, tak mesyaratkan harus tampan. Bagiku yang penting ia bisa mengarahkanku, ia bisa memimpinku dengan ilmunya, dengan penuh kelembutan dan kasih sayang itu lebih dari cukup. Rumah tangga yang damai sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Sayyidah Muthi’ah RA yang siceritakan Rosulullah SAW sebagai ahli surga, maka ketika menikah Halimah menginginkan hal ini:
Peran seorang istri:
1.      Memasakkan suami, melayaninya dengan baik sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Sayyidah Fatimah RA, menumbuk gandum dan memasaknya untuk dihidangkan ke suaminya.
2.      Mendidik anak-anaknya dengan baik dan kelembutan. Suatu saat nanti ketika berkeluarga, aku ingin menjadi guru bagi putra-putriku di rumah. Aku yang mendidiknya sehingga tak perlu guru les. Karena bagiku, mendidik anak alangkah baiknya dilakukan oleh seorang Ibu sendiri ketika di rumah, kecuali ketika di sekolah/ madrasah/ majlis taklim muta’alim. Itulah alasan mengapa seorang wanita harus cerdas. Wanita cerdas bukan untuk menyaingi suaminya, bukan untuk mengunggulinya melainkan sebagai bekal wanita untuk ia gunakan dalam menddidik putra-putrinya. Suatu saat nanti aku ingin menjadi Ibu yang tak memaksakan kehendakku pada anak, melainkah ibu yang mengarahkan bakat anak, lalu kurahkan dan kubimbing bagaimana mengembangkan bakat dan potensinya. Setiap anak memiliki bakat dan potensi masing-masing, sehingga ia tidak boleh dipaksa menuruti nafsu kedua orangtuanya melainkan orangtua memberikan ruang bagi anak untuk menggali potensi dan bakatnya, lalu dipupuk dan dikembangkan, diarahkan.
3.      Menyambut suami dengan senyuman ketika ia pulang kerja, dan senantiasa membuatnya bahagia atau tersenyum ketika di sampingnya sebagaimana yang dilakukkan para ummahatul mukminin.
4.      Menyiapkan handuk dan air hangat untuk suami mandi ketika ia usai pulang kerja, dan menyiapkan keperluannya. Bukan karena hal lain melainkan karena mencari ridho suami sebab ridho Allah bersama ridho suami.
5.      Tidak mengizinkan tamu laki-laki masuk ke dalam rumah tanpa izin dan sepemgetahuan suami.
6.      Selalu izin ketika hendak pergi.
7.      Senantiasa mendukungnya dalam kebajikan (kebaikan), menguatkannya ketika lemah, menghiburnya ketika sedih, memotivasinya ketika rapuh, dan selalu menemaninya dalam suka dan duka.
8.      Apabila suami marah, digenggam tangannya, ditenangkan, dimbilkan air atau minuman untuk melunakkan keras hatinya. Sebab kekerasan hanya bisa diluluhkan dengan kelembutan.
9.      Ketika dalam keluarga memiliki masalah, masalah itu diselesaikan bukan diumbar atau diceritakan orang lain. Tidak pengadu, sedikit-sedikit ngadu ke orangtua apabila ada masalah dengan suami. Hal ini bisa dilihat dari kisah Sayyidah Fatimah RA dengan Sayyidina Ali RA. 
Peran Suami:
1.      Memberikah nafkah istri baik nafkah materi maupun nafkah hati.
2.      Mengecup kening istri ketika akan berangkat kerja untuk membangun keluarga harmonis.
3.      Membimbing dan mendidik istri. Karena dosa istri, suami juga ikut menanggung sebab suami adalah imam bagi seorang istri yang wajib untuk membimbing, mengarahkan, dan mendidiknya.
4.      Tidak berlaku keras, kasar terhadap wanita. Bila istri salah diberikan pengarahan dengan lembut dan halus. Kecuali bila diperingatkan dengan halus tak bisa, masih membangkang barulah cara keras diperbolehkan. Tetapi alangkah baiknya menggunakan kelembutan.
5.      Ayah adalah sosok yang mendidik istri sekaligus mendidik anak.
6.      Mendidik istri, misalnya tiap malam ketika di rumah, istri diajar ngaji.
7.      Menyayangi istri dengan penuh kelembutan, kasih sayang layaknya keluarga yang dicontohkan Sayyidina Khodijah RA dengan Rosulullah SAW.
8.      Apabila istri marah, istri ditenangkan dengan digenggam tangannya, dipeluk. Sesungguhnya wanita bisa diluluhkan dengan kelembutan, kasih sayang, dan pelukan. (cacatan: memegang tangan, memeluk hanya boleh dilakukan oleh suami istri, atau makhram).
9.      Ketika ada masalah, masalah diselesaikan dengan lembut, tidak menggunakan kata-kata kasar ataupun menggunakan sikap keras. Masalah tidak diumbar, tetapi diselesaikan.

Kunci kebahagiaan adalah kasih sayang. Keluarga yang madani akan terbentuk manakala antara suami istri itu saling bahu membahu, saling mendukung dalam kebaikan, saling memotivasi dan menginspirasi untuk kebajikan, menemani dalam suka dan duka, serta saling menyayangi dan saling mencintai dengan penuh kelembutan dan kasih sayang.



Sabtu, 10 Desember 2016

Fatimah Az Zahra, Pemimpin Kaum Wanita Mukmin

Fatimah Az Zahra, Pemimpin Kaum Wanita Mukmin



            Assalamualaikum Salikhah…J
            Dear ladies around the world, Nama Fatimah Az Zahra atau dikenal sebagai sayyidah Fatimah RA tentu bukanlah hal asing bagi kalian. Ya, dialah sosok wanita terhormat yang mulia di dunia dan di akherat. Dialah sosok pemimpin wanita mukmin, Sayyidah Fatimah RA adalah putri Rosulullah SAW dengan Siti Khodijah RA. Sayyidah Fatimah RA adalah istri dari Sayyidina Ali RA, ibunda dari dua pemimpin mulia (Hasan dan Husein) serta ibunda dari dua putri tercintanya yakni Zainab dan Ummu Kultsum.
            Bagaimanakah sosok Sayyidah Fatimah RA?. Sayyidah Fatimah RA adalah sosok wanita solikhah yang penyayang, lemah lembut, taat perintah Allah dan RosulNya. Berikut adalah keteladanan sifat-sifat mulia yang dimiliki sayyidah Fatimah RA yang patut ditiru oleh wanita mukmin seluruh dunia:
1.      Memiliki jiwa leadership (kepemimpinan) tinggi.
Sayyidah Fatimah RA turut serta dalam perang Khondaq dan Khoibar. Pada peperangan ini, Nabi Muhammad SAW memberikan bagian untuknya sebanyak 85 wasaq gandum Khoibar.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Rosulullah SAW bersabda, “Wanita penghuni surga terbaik adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam dan Asiyah”.  [ HR. Ahmad (1/ 294), dishahihkan Hakim (V/ 278,279), dan disetujui Adz-Dzahabi ].
Rosulullah SAW bersabda, “Engkau (Fatimah) pemimpin kaum wanita penghuni surga kecuali Maryam binti imran,” [ Sanad hadis ini Hasan, disebutkan Al-Muttaqi dalam Kanzul Ummal (XIII/ 675), dan ia nyatakan bersumber dari Ibnu Abi Syaibah. Tambahan hadis ini berasal darinya ].
Selain itu, Sayyidah Fatimah RA adalah sosok ibunda dari dua pemimpin pemuda penghuni surga.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Hasan dan Husain adalah dua pemimpin pemuda penghuni surga.” [ HR. Ahmad (III/ 3), HR. Tirmidzi (3768), Abu Ya’la (II/ 395) dengan sanad Hasan).
2.      Jujur dalam Berkata
Diriwayatkan dari Aisyah RA, ia berkata, “Tidak pernah aku melihat seorang pun yang tutur katanya lebih jujur melebihi Fatimah, kecuali ayahnya,”. (HR. Hakim dan ia nyatakan shahih, Adz-Dzahabi menyetujui pernyataannya).
3.      Pemalu
Diriwayatkan dari Anas RA, Rosulullah SAW datang menemui Fatimah dengan membawa seorang budak yang beliau berikan padanya. Saat itu Fatimah mengenakan baju yang jika digunakan untuk menutup kepala, kakinya terbuka dan jika digunakan untuk menutup kaki, kepalanya terbuka. Saat Nabi Muhammad SAW melihat sikap Fatimah, beliau bersabda: “Tidak kenapa bagimu, yang ada hanya ayah dan budak milikmu” [ HR. Abu Dawud da Baihaqi, Dishahihkan Al-Albani dalam Al Irwa (VI/ 206) ].     
4.      Sayyidah Fatimah RA adalah sosok yang pekerja keras dan mengabdi pada suami
Sayyidah Fatimah RA taat terhadap suami. Karena surga bagi seorang istri mukmin adalah taat pada suaminya.
Imam Adz-Dzahabi berkata, “Fatimah RA mengamalkan sunnah. Ia tidak mengizinkan seorangpun masuk ke dalam rumah tanpa izin suami”.
Bukan hanya itu, meskipun Sayyidah Fatimah RA adalah putri dari seorang Amirul mukminin, beliau bukanlah sosok yang manja, pemalas, dan ogah-ogahan. Hal itu terlihat pada beliau yang sering menyapu rumah hingga debu menempel pada pakaiannya, menumbuk gandum untuk makan, dan menyalakan api hingga bajunya kotor.
Ali RA menuturkan, “Aku menikahi Fatimah. Kami tidak punya tikar selain kulit kambing yang kami jadikan alas tidur pada malam hari, dan pada siang harinya kami gunakan untuk alas makan. Aku tidak memiliki pelayan selainnya. Saat Rosulullah SAW menikahkannya denganku, beliau mengirimnya dengan membawa sebuah selimut, bantal dari kulit berisi serabut, dua batu penggiling, kendi, dan dua gelas. Ia menggiling (gandum) dengan batu gilingan hingga membekas di tangannya, meminum dari geriba air hingga membekas di lehernya, menyapu rumah hingga debu-debu menempel di pakaiannya, dan menyalakan api hingga bajunya kotor.”  (Ahkmamun Nisa, Ibnu Jauzi, hal: 124).


Dear salikhah…tulah kisah Sayyidah Fatimah RA yang menginspirasi. Semoga kita dapat memetik hikmah darinya dan menjadikannya sebagai sosok tauladan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, terutama dalam rumah tangga. Sayyidah Fatimah RA adalah sosok yang zuhud, lebih mencintai kehidupan akherat yang sifatnya abadi dibandingkan kehidupan dunia yang sifatnya fana atau hanya sementara. Beliau senantiasa menjalankan sunnah, taat beribadah…mengutamakan Allah SWT dan RosulNya dia atas kepentingannya. Beliau sosok pribadi yang penyabar hidup di atas garis kemiskinan, beliau sosok penyayang, beliau sosok yang rajin beribadah. Semoga kita bisa berkumpul dan termasuk golongan yang beruntung yang dipertemukan dan disatukan dengan beliau di akherat nanti. Aaamiin.   

Jumat, 09 Desember 2016

Sayyidah Saudah RA, Wanita Mulia nan Murah Hati

Sayyidah Saudah RA, Wanita Mulia nan Murah Hati


         Dear Salikhah…
        Siapakah sosok Sayyidah Saudah Binti Zam’ah RA?. Sayyidah Saudah Binti Zam’ah RA adalah istri kedua rosulullah SAW setelah sepeninggalnya (setelah wafadnya) Sayyidah Khodijah RA. Suami pertama Sayyidah Saudah binti Zam’ah RA adalah Sakran bin Amr. Sakran bin Amar dan Saudah binti Zam’ah termasuk orang pertama yang memeluk islam dan meletakkan islam dan iman di dalam relung hatinya. Keduanya (Sakran bin Amr dan Saudah binti Zam’ah) termasuk orang-orang yang lebih dulu berpasrah hati dengan segenap jiwanya kepada Allah SWT, sehingga mereka dimasukkan sebagai golongan orang-orang yang meraih kebahagiaan duniawi dan ukhrowi.
            Namun, tak lama kemudian, berita keislaman Sakran bin Amr menyebar. Saat itu pula kaum kafir quraisy (para budak nafsu dan syahwat yang akalnya ditiup setan dan hatinya dipenuhi rasa benci terhadap kaum muslimin) langsung menimpakan siksa pada Sakran bin Amr sejadi-jadinya tanpa memperdulikan hubungan kekerabatan. Bagaimanakah kejamnya kaum kafir quraisy kala itu bila mendengar keislaman seseorang?. Ya…kaum kafir quraisy memperlakukan semena-mena siapapun yang masuk islam dan mengikuti Rosulullah SAW. Setiap muslim yang ada di tengah-tengah mereka ditangkap, lantas disiksa dengan pemukulan, ditelantarkan dalam kelaparan dan kehausan, dan dijemur dipadang pasir. Astagfirullah…L
            Dahulu, demi membela islam, seorang rela dipukul, disiksa, dijemur di bawah terik matahari di padang pasir. Sungguh begitu besar cintanya akan islam. Marilah merenung sejenak? Apabila anda muslim, seberapa besarkah cintamu pada Allah SAW dan Nabi Muhammad SAW?. Bila engkau mencintainya, dalam sehari berapa kali engkau mengingat Allah SWT (berdzikir dan bertasbih menyebutNya)?, dalam sehari berapa ratus engkau mengucap sholawat sebagai bentuk cintamu pada Nabi Muhammad?. Marilah merenung sejenak, kita renungkan seberapa banyak dosa kita, mari kita perbaiki perlahan-lahan.
            Back to Sayyidah Saudah RA Story...
Karena kejamnya kaum quraisy terhadap kaum muslim, maka Sayyidah Saudah RA bersama suaminya (Sakran bin Amr) hijrah ke tanah Habasyah. Keduanya menjalani kehidupan terbaik di bawah naungan iman dan tauhid di tanah An-Najasyi, raja yang adil.  Setelah itu mereka berdua (Sayyidah Saudah binti Zam’ah RA dan Sakran binti Amr) kembali ke Makah. Saat kembali ke Makah, Saudah binti Zam’ah RA dan suaminya rupanya masih melihat kaum quraisy masih saja memusuhi Nabi  Muhammad SAW beserta para pengikutnya. Hari-haripun berlalu, sementara pasangan ini (Saudah binti Zam’ah dan Sakran bin Amr) tetap hidup berdampingan dengan kitab Allah dan sunnah Rosulullah SAW setiap saat. Hingga akhirnya, tibalah Sakran bin Amr mengahadap Sang Maha Kuasa (tidur di atas ranjang kematian), dan Saudah binti Zam’ah menjadi janda.
Sayyidah Saudah binti Zam’ah RA adalah wanita pertama yang dinikahi Nabi Muhammad SAW setelah Khodijah RA wafad. Sayyidah Saudah tinggal bersama Nabi Muhammad SAW sekitar tiga tahun hingga beliau menikahi Sayyidah Aisyah RA. Berikut adalah keteladaanan kemuliaan hati Sayyidah Saudah RA:   
1.      Lebih mementingkan kebahagiaan orang yang dicintai di atas kebahagiaan diri sendiri.
Sayyidah Saudah RA berupaya sekuat tenaga menyenangkan hati Rosulullah SAW, meski harus mengorbankan kebahagiaan diri sendiri. Ia (Sayyidah Saudah RA) tahu bahwa istri yang paling Rosulullah SAW cintai adalah Sayyidah Aisyah RA. Ia ingin membahagiakan hati rosulullah SAW dengan memberikan jatah hari gilirannya kepada Sayyidah Aisyah RA demi mencari ridho Rosulullah SAW.
Bayangkan, wanita mana yang rela memberikan jatah malamnya bersama suaminya untuk madunya. Wanita mana yang ikhlas memberikan waktu kebersamaannya untuk wanita lain, demi menyenangkan hati suaminya. Sungguh, begitu mulia hati Sayyidah Saudah RA. Maka tak heran, bila ada wanita yang rela dimadu semata-mata untuk mencari ridho suaminya, berarti ia meneladani Sayyidah Saudah RA.
Diriwayatkan dari Aisyah RA, ia berkata, “Setiap kali hendak bepergian, Rosulullah SAW mengundi istri-istri beliau. Siapa yang undiannya keluar, dialah yang ikut pergi bersama beliau. Beliau membagi waktu satu hari satu malam untuk setiap istri beliau. Hanya saja Saudah binti Zam’ah memberikan jatah hari dan malamnya kepada Sayyidah Aisyah RA, Istri Nabi Muhammad SAW, demi mencari ridho Rosulullah SAW” ( Shahih, HR Bukhari (3593), kitab: Hibah, HR. Abu Dawud (2138) ).
2.      Dermawan
Sayyidah Saudah RA adalah istri Rosulullah SAW yang mencintai Allah SWT dan Rosulullah SAW diatas mencintai dirinya, sosok wanita yang mulia dan rendah hati, zuhud dan dermawan. Ia lebih mementingkan kebahagiaan akherat yang abadi dibandingkan kebahagiaan dunia yang sementara, sehingga hatinya tidak condong pada harta dan kesenangan duniawi yang kebahagiaannya nan fana. Bahkan, setiap kali mendapatkan uang, ia lebih mementingkan orang sekitar demi menginginkan kenikmatan di sisi Allah SWT.
Diriwayatkan dari Ibnu Sirin, bahwa Umar RA mengirim sekarung dirham kepada Sayyidah Saudah RA. Saudah bertanya, “Apa ini?”, “Dirham”, jawab mereka. “Dirham ditaruh di dalam karung seperti kurma? Wahai budak wanitaku, bawa kemari talam itu lalu bagi-bagikan dirham-dirham ini “. (HR Ibnu Sa’ad VII/56).
3.      Lucu dan Selalu menyenangkan hati suami
Sayyidah Saudah RA adalah sosok yang lucu dan selalu menyenangkan hati suami. Bahkan candaannya selalu menyenangkan dan menghibur hati Rosulullah SAW. Sayyidah Saudah RA sering bercanda dan membuat beliau (Rosulullah SAW) tertawa, membuat beliau bahagia dan senang.
Sudah berkata “Wahai Rosulullah, tadi malam aku shalat di belakangmu, saat aku rukuk bersamamu, aku memegangi hidungku karena kawatir mimisan.” Beliau (Rosulullah SAW) tertawa mendengarnya. Kadang Sayyiadah Saudah RA juga membuat beliau (Rosulullah SAW) tertawa karena sesuatu. (HR. Ibnu Sa’ad VIII/ 54).
4.      Sayyidah Saudah RA senantiasa rajin beribadah, selalu berlomba-lomba dalam kebaikan.

Semoga menginspirasi dan bermanfaat…J    


Rabu, 07 Desember 2016

Berteladan pada Sayyidah Aisyah RA

Berteladan pada Siti Aisyah RA



            Assalamualaikum. Hello ladies…J
            Masih ingatkah sosok Sayyidah Aisyah RA? Siapakah beliau. Well…Sayyidah Aisyah RA adalah istri kesayangan rosulullah SAW. Sayyidah Aisyah RA adalah sosok wanita yang memiliki jiwa leadership tinggi. Bagimana tidak?, ia adalah seorang panglima perang. Bukan hanya itu. Ia adalah sosok yang sangat cerdas. Hal ini terbukti pada beliau hafal ribuan hadist (banyak hadist yang diriwayatkan olehnya yang digunakan para sahabat Nabi sebagai rujukan). Subhanallah…luar biasa bukan?. Cantik, cerdas, memiliki jiwa leadership tinggi pula.
            Sayyidah Aisyah RA adalah sosok yang lembut, anggun, imut, dan sangat cantik. Karena kecantikannya, matanya yang berbinar-binar, bibirnya yang indah dan pipinya yang merah delima hingga dipanggil “Khumairah” oleh Rosulullah SAW. Bayangkan, jika Nabila Syakieb begitu cantik dan mampu membuatmu terpesona, bagaimana dengan kecantikan sayyidah Aisyah RA. Sudah cantik jelita, sangat cerdas, lemah lembut, santun, lucu, tegas pula. Subhanallah, inilah sosok Bunda (Ummah sepanjang zaman) yang begitu menginspirasi ummat muslim seluruh dunia.   
            Kaum  muslimin muslimat yang dirahmati Allah SWT…
            Ada hal yang penting yang perlu engkau ketahui, bahwa sosok Sayyidah Aisyah RA adalah sosok yang dermawan. Hal ini karena beliau meneladani sang ayah yang dermawan (Sayyidina Abu Bakar RA menyedekahkan seluruh hartanya untuk berjuang dijalan Allah). Bayangkan, adakah orang sebaik Sayyidina Abu Bakar RA yang rela menyedekahkan seluruh hartanya untuk berjuang di jalan Allah?. Sungguh, begitu cintanya pada Allah SWT dan Rosulullah SAW. Sayyidah Aisyah RA rajin bersedekah, dermawan, penyayang terhadap fakir miskin. Sayyidah Aisyah RA sangat taat terhadap kedua orangtuanya, beliau berjiwa pengasih lagi penyayang. Sungguh, begitu mulia Hatinya.
            “Sayyidah Aisyah RA menyedekahkan 70.000 dirham, sementara ia sendiri menambal sisi baju panjang miliknya” (HR. Ibnu Sa’ad dalam Ath-Thbaqot, VIII/45).
Beliau (Sayyidah Aisyah RA) adalah sosok yang lebih mementingkan orang lain. Bagaimana tidak, beliau menyedekahkan hartanya pada orang-orang, sementara bajunya sendiri ditambah. Subhanallah Ya Sayyidah Aisyah RA. Sayyidah Aisyah RA, jua sosok ahli ibadah dan puasa.
Al-Qasim berkata “Sayyidah Aisyah RA berpuasa sepanjang massa”. (HR. Ibnu Sa’ad, VIII/ 47).
Maksudnya adalah Sayyidah Aisyah RA berpuasa sepanjang tahun, kecuali hari-hari terlarang untuk berpuasa, seperti dua hari raya, hari-hari tasyriq, haid, dan lainnya.
Sayyidah Aisyah RA adalah ummul mukminin yang menjadi pemimpin segala kemuliaan, kemurahan hati, zuhud, dan seluruh nilai-nilai utama. Beliau itu lucu, menyenangkan, berakhlak mulia. Diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah RA, ia berkata, “Rosulullah SAW pulang dari perang Tabuk dan Khoibar. Di depan pintu rumah terdapat tirai, laluangin berhembus menyingkap boneka boneka Sayyidah Aisyah RA yang ada di ujung tirai. Beliau bertanya, “Apa ini Aisyah?,”. “Boneka-bonekaku,” jawabnya. Di antara boneka-boneka itu, beliau melihat kuda memiliki dua sayap dari kertas. Beliau kemudian bertanya, “Yang aku lihat ditengah tengahnya ini apa?”. “Kuda,” jawabnya. “Ini apanya? Tanya beliau. “Dua sayap,” jawabnya. “Kuda punya dua sayap?,” tanya beliau. “Apa kau tidak mendengar kalau Sulaiman punya kuda bersayap?, balik Aisyah. Beliau (Rosulullah SAW) pun tertawa hingga gigi-gigi geraham beliau nampak (HR Abu Dawud (4932), lafal hadits miliknya. An-Nasa’I dalam As-Sunan Al-Kubra. Al-Arnauth berkata, “Sanad hadits ini shahih”)
Duhai insan yang dirahmati Allah SWT..
Hendaklah engkau berlaku lemah lembut…
Karena setiap kelemah lembutan
Akan meluluhkan hati yang keras
Karena kelemah lembutan
Membawakan kedamaian
Sebagaimana yang diteladankan oleh Sayyidah Aisyah RA.          


Jumat, 25 November 2016

KADO UNTUK EMAK DAN ADEK

JAM TANGAN UNTUK EMAK DAN AFIDA
  
            قال رسول الله ص. م.
ان المتحابين لتري غرفهم في الجنة كالكوكب الطالع الشرقي اوالغربي فيقال من هؤلاء فيقال هؤلاء المتحابون في الله عزوجل (رواه أحمد)

Sesungguhnya orang-orang yang saling mencintai, kamar-kamarnya di surga nanti terlihat seperti bintang yang muncul dari timur atau bintang barat yang berpijar. Lalu ada yang bertanya, “siapa mereka itu?, “mereka itu adalah orang-orang yang mencintai karena Allah ‘Azzawajalla. (HR. Ahmad).

         
Kamis, 24 November 2016 adalah hari yang spesial bagiku. Dimana tanpa kusangka-sangka, semuanya terjadi kebetulan dan terpikir saat itu juga tanpa planning jauh-jauh hari, aku menyambangi (menengok) adek Afida di pesanten. Adekku bernama Afidatul Mafrucha, biasa dipanggil Afida, usia kami terpaut 3 tahun. Bila aku 22 tahun saat ini, usia adekku 19 tahun. Afida saat ini sedang memperdalam agama, sudah hampir 5 tahun sejak kelulusannya dari SMP N 1 Ngawen dia belajar di pesantren, tepatnya di pesantren Al-Mus Putri 1 yang di asuh oleh Ibu Nyai Hajjah Halimah (Adek KH. Maemoen Zubair), letaknya di Sarang (ujung Timur Kota Rembang).
     Sebelum berangkat menyambang adek di Pesantren, Halimah mampir di toko swalayan membelikan kebutuhan utama pesantren adek (seperti: shampo, pewangi, rinso, sabun, pasta gigi, makanan dan kebutuhan pesantren lainnya). Tak lupa beli kue untuk di bawa silaturahmi ke rumah kakek sekaligus memberikan foto wisuda permintaan almarhumah nenek, kan nyenengin hati kakek itu sebuah kebajikan. Yups….Halimah sayang kakek hehe, sayang adek juga. Alhamdulillah setelah 3 jam perjalanan melewati Bogorejo, Jatinegoro, Bancar , Bulu akhirnya sampai Sarang juga. Begitu tiba di pesantren ternyata adek ikut musyawarah, jadi Ibu memanggilnya di sekolah. Begitu tahu yang datang menyambanginya adalah Emak dan aku, wajahnya sumringah…soalnya jarang banget aku ada waktu buat dateng ke pesantren dia kecuali silaturahmi lebaran hehe. Begitu sumringah wajah adekku, rautnya dihiasi senyum, matanya berbinar-binar dan mukanya berseri-seri. Kami begitu dekat, canda, guyon, meluk, nyubit pipi, dan tak lupa salam sayangku yang berupa ledekan cinta hehe. Nggak seru rasannya kalau nggak mencet-mencet hidung si adek juga nggoda si adek buat partner canda hehe.
       Kebahagiaan Halimah adalah saat melihat orang-orang yang Halimah cintai tersenyum bahagia dan Halimah bisa melihat sumringah wajahnya hehe. By the way cinta Halimah ke siapa?. Ke Idola seluruh ummat islam (untuk yang sudah wafad). Nah selain itu Halimah sangat mencintai keluarga Halimah, yatim, dhuafa dan fakir miskin. Dari kecil sudah cinta jadi sudah mendarah daging. Ketika Halimah waktu kerja dulu (semasa kuliah), Halimah sering nyisihin uang buat dibagi-bikan ke orang-orang yang Halimah cinta (yang tersebut di atas). Pas ngejenguk adek, Halimah berikan oleh-oleh yang Halimah dan Emak bawa ke Adek biar untuk kebutuhan pesantrennya dan khusus oleh-oleh snack dan makanan adek makan bareng-bareng dengan teman-teman pesantrennya hehe.
        Pas ngelihat jam tangan yang aku pakai (baru 3 jam pakai, karena baru beli), yups aku suka sesuatu yang simple, sederhana tapi kalau dipakai elegant manis hehe. Nah si adek (Afida) naksir sama jam tangan yang baru aku pakai, yups…maka aku berikanlah jam tangan yang baru aku beli itu ke adek. Dia senyum, dan bolpen bateraiku yang unik kuberikan dia juga. Dia makin senyum sumringah. Jujur seneng lihat adekku satu-satunya itu tersenyum manis. Ketika adek izin sholat Jama’ah selama sekitar setengah jam, hehe…Halimah pergi ke rumah kakek sambil bawain foto (berukuran 10 R) dan kue ke rumah kakek. Alhamdulillah kakek sehat. Maturnuwun duh gusti. Rasanya senang kalau melihat orang-orang yang kita cintai tersenyum. Sepulang menjenguk adek, Halimah dan Emak langsung pulang Blora…yups motoran. Pulang dari pesantren jam 15.00 dan sampai rumah jam 18.10. By the way sebelum pulang, Emak Halimah ajak mampir ke Toko Swalayan. Kasihan Emak….Semua orang yang Halimah cintai sudah Halimah berikan kado, adek yang paling banyak, sementara Emak belum. Makanya Emak Halimah ajak ke Toko Swalayan, Halimah minta Emak memilih barang kesukaannya dan Halimah belikan. Ternyata Emak ingin jam tangan bermotif emas dan perak. Yups Halimah belikan kebetulan pas…uang Halimah pas buat bayar. Sekaligus Halimah beli persiapan barang yang mau Halimah bawa sebelom nanti merantau lagi.
        Sebaik apapun Halimah, kebaikan Halimah tak akan menandingi kebaikan jasa Emak. Jasa Emak begitu besar sejak Halimah dalam kandungan hingga segedhe ini. Itulah sebabnya Halimah selalu berusaha membahagiakan Emak semampu Halimah. Sebagaimana Sayyidah Fatimah RA yang mencintai rosulullah SAW dan mau melakukan apapun demi Rosulullah SAW (sang ayah). Mengapa Halimah mencintai dek Afida dan selalu berusaha membuatnya tersenyum? Karena dek Afida banyak berkorban untuk Halimah. Karena Halimah sangat menyayanginya sebagaimana Nabi Yusuf AS sangat menyayangi Bunyamin (Adek Nabi Yusuf AS). Terlebih Afida adalah satu-satunya saudara kandung yang aku punya, maka membahagiakannya adalah kebahagiaan utamaku.   

Senin, 21 November 2016

KMI (KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA INDONESIA) WADAHI MAHASISWA JADI PENGUSAHA

Wakili UNDIP di KMI (Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia) 2016,
Membawaku Melancong di Universitas Brawijaya



EXPO KMI (Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia) 2016 adalah puncak acara PMW (Program Mahasiswa Wirausaha) selama 2 periode yakni PMW 2014 dan PMW 2015. KMI 2016 ini semacam PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) dari PKM (Program Kreativitas Mahasiswa), tetapi di KMI ini hanya untuk kewirausahaan saja. Tiap universitas diminta mengirimkan 3 delegasi PMW untuk mewakili universitasnya. KMI ini akan menyeleksi 100 universitas dan tiap universitas mengirimkan delegasinya.
Alhamdulillah, Halimah terpilih sebagai salah satu delegasi UNDIP dalam puncak acara KMI 2016. Disana ada ratusan stand mahasiswa yang mempromosikan produknya. Usaha dikelompokkan menjadi 3 yakni: 1) usaha di bidang jasa, 2) usaha di bidang makanan dan minuman, dan 3) usaha di bidang industri kreatif dan teknologi. Dimalam penganugerahan nanti akan dipilih juara 1, 2, 3 dan harapan dari tiap kategori stand terbaik, top three usaha di bidang makanan dan minuman, top three usaha di bidang usaha jasa, dan to three usaha di bidang industri kreatif. Yups, nggak jauh beda sama PIMNAS.
Dari awal datang KMI, niat Halimah bukan nyari juara tapi untuk menambah silaturahmi dengan teman-teman pengusaha se-Indonesia. Mengapa niatnya demikian?, karena dari silaturahmi-lah, sebagai jalan Allah memberikan rizki ke Halimah…yups, semacam memperluas marketing melalui networking hehe. Keuntungannya ikut KMI adalah bertemu mahasiswa pengusaha se-Indonesia, mendapatkan ilmu bisnis gratis, menambah wawasan, dan memperluas jaringan. Selain itu sebagai wadah jalan-jalan sekaligus nyari IDE buat berkarya hehe. 


EXPO KMI STAND UNDIP DI KMI 2016

BERSAMA DELEGASI UNDIP DALAM EXPO KMI STAND UNDIP DI KMI 2016

BERSAMA SIBRA (SINGA BRAWIJAYA) DALAM EXPO KMI STAND UNDIP DI KMI 2016

BERSAMA PENGUNJUNG DALAM EXPO KMI STAND UNDIP DI KMI 2016

EXPO KMI STAND UNDIP DI KMI 2016

Kata guru:
Thanks to God for what you have gotten and Keep everything that you have”
Seperti kata my teacher, bahwa segala yang Tuhan berikan harus disyukuri, maka sudah terpilih sebagai delegasi dalam KMI 2016, Halimah sudah bersyukur. Banyakin bersyukur atas nikmat Tuhan YME. Hidup itu bukan kompetisi siapa yang MENANG atau KALAH tetapi BEKERJASAMA bagaimana peduli terhadap yang lainnya. Pelajaran berharga yang Halimah dapat dari seseorang hari ini adalah sebagai berikut: 
*CERITA SEORANG TEMAN, DIASPORA DI AMRIK, YG BEKERJA DI CHEVRON, CALIFORNIA*
(sebuah catatan, yg mungkin bagus utk anak-anak Indonesia dan kita sendiri di lingkungan pekerjaan kita).
********************
*COMPETITION* vs *_COOPERATION_*
Jumat lalu, kedua anak saya menerima *Report Card* dari sekolahnya Ronald Reagan Elementary School (rapor kalau di Indonesia). Melihat keduanya mendapat nilai-nilai yang sangat bagus. Anehnya kok tidak tercantum *info tentang rangking?*, Saya tergoda bertanya ke salah satu gurunya...
“Anak saya ranking berapa, Ms. Batey?”
Dia balik bertanya, *“Kenapa Anda orang Asia selalu nanya seperti itu?”*
"Wah, salah apa saya ini....?" kata saya dalam hati.
Dia melanjutkan bicara, “Anda kok sangat suka sekali berkompetisi?", katanya.
"Di level anak Anda, tidak ada rangking-rankingan...!"
"Tidak ada kompetisi!" tambahnya.
"Kami mengajari mereka tentang 'cooperation' alias kerjasama....!. "Mereka harus bisa bekerja dalam “team work”. Dan mereka harus bisa cepat bersosialisasi dan beradaptasi. Mereka harus punya banyak teman. Lebih penting bagi kami untuk mengajari mereka story telling dan bagaimana mengungkapkan isi pikiran dalam bahasa yang terstruktur dan sistematis!. Kami mengajari mereka "logika" dalam setiap kalimat yang mereka ucapkan! Dari sini, rupanya kenapa teman-teman saya di kantor mentalnya selalu "How can I help you?”. Hampir tidak pernah saya lihat mereka “jegal-jegalan”. Dan, di Amerika hampir semua profesi mendapat penghasilan/ penghargaan yang layak. Tidak harus semua jadi dokter, insinyur atau profesi lain yang terlihat "terhormat" seperti di Indonesia. Semua orang boleh mencari penghidupan sesuai “passionnya”, sehingga semua bidang kehidupan berkembang maju, karena diisi oranng-orang yang bekerja dengan penuh gairah. Wah…saya jadi ingat, memang pendidikan di negeri saya sangat kompetitif. Banyak orangtua yang narsis kemudian memajang prestasi anak-anaknya di sosmed. Wow!...Tanpa disadari sebagian dari mereka nanti akan tumbuh menjadi orang-orang yang terlalu suka berkompetisi dan lupa bekerjasama. Kiri-kanannya dianggap “saingan” bahkan sangat mungkin sebagai “musuhnya”?. Dirinya harus menjadi yang terbaik! Mending kalau si anak bisa mengembangkan dirinya supaya menang persaingan. Yang ada, kadang mereka justru menunjukkan kebaikan dirinya dengan cara menungkapkan kejelekan2 temannya ataupun orang lain..."Kalo bukan kita siapa lagi?", begitu jargonnya… Wuih..., betapa arogannya, seakan-akan fihak lain tidak ada yg bisa! Hanya dia sendiri yang mampu! Kemudian yg ada adalah menjadi sakit mentalnya. "Aku menang.....aku menang....!" begitu suara anak-anak dari sebuah gang di ibukota... Entah permainan apa yang mereka menangkan?  Entah kapan dia sadar, bahwa hidup bukan melulu soal menang atau kalah!
(Bakersfield USA*) The magic words is *"How can I help you...”*
(Dikirim David Mafazi: dikirim 7.59 AM, 22 November 2016).
**********************************

Dari kata-kata tersebut, Halimah tersentuh dan Halimah belajar mencintai kerjasama sebagaimana Halimah membangun komunitas kegiatan sosial DCS (Disability Children Support), CCM (Coastal Cleaning Movement), dan SCE (Street Children Empowerment). Disana kami bekerjasama, saling bahu membahu dan saling membantu. Hidup bukan melulu soal kompetisi, persaingan, jegal-jegalan, menang-kalah, TETAPI bagaimana kita bekerjasama, saling menolong (how can I help you), peduli dan saling mencintai…yups tolong menolong. What am I waiting for?...i am waiting to be useful person who loves, cares, and helps each other. Love my parent, my sister, my family, orphan, dhuafa, and whoever whom I can help. Jadi, misalkan berwirausahapun, goalnya adalah membantu sesama dalam mengurangi pengangguran, membantu oranglain dalam mencari pekerjaan, serta mensejahterakan keluarga dan orang-orang yang Halimah cintai. Jadi golden goalnya adalah helping each other.
WISATA DI SELECTA (AGROWISATA) DI MALANG

WISATA DI SELECTA (AGROWISATA) DI MALANG.