HALIMAH BINTI MASDARI

Kamis, 26 Februari 2015

POHON MANGGA DI TEPI JALAN




            Tahukah kamu tentang kisah sebuah pohon mangga di tepi jalan?. Pohon itu begitu indah, daunnya rindang dan buahnyapun teramat banyak. Banyak orang terguir dengan warna mangga yang matang mencolok, membuat yang melihat membayangkan betapa nikmatnya buah itu. Warnanya cerah, mencolok, buahnya besar dan menurut orang yang sudah terbiasa memakannya konon rasanya sangatlah manis dan segar. Tak heran, jikalah banyak orang yang memetik buahnya. Ada yang memetiknya dengan memanjat, ada yang menggunakan bilah kayu (getek), bahkan ada pula yang melemparinya dengan batu.     
            Kendati pohon itu diperlakukan buruk dan dilempari dengan batu, namun pohon itu membalasnya dengan memberikan buahnya. Disinilah kita belajar arti cinta. Bagaimana sejatinya kita memaafkan orang yang mendzalimi dan menyakiti kita serta kita membalasnya dengan kebaikan. Mencintai orang yang menganiaya kita dan membalasnya dengan akhlakul karimah. Suatu ketika, pernahkan kamu menjumpai beberapa orang bertanya, mengapa sih kalau aku lihat FILM HIDAYAH…selalu dan selalu orang yang baik itu kesannya menderita, selalu tersiksa, dan dianiaya…perasaan nggak gitu-gitu amat deh???. Ya memang benar, semuanya itu relatif. Ada orang baik yang ditakdirkan baik, ia hidup mewah, bahagia, segala keperluannya tercukupi, contohnya Nabi Sulaiman AS. Ada hidupnya datar-datar saja, didzalimi juga nggak terlalu menyiksa, hidupnya sederhana contohnya banyak mungkin mayoritas manusia seperti yang kamu bilang. Ada yang diuji dengan penderitaan yang luar biasa oleh Allah untuk menguji kesabarannya, contohnya banyak:
1.      Rosulullah SAW, beliau adalah yatim. Ketika dilahirkan ayahnya sudah wafad, kemudian ketika masih usia anak-anak, ibunya pun menyusul ayahnya wafad, maka jadilah beliau yatim piyatu. Beliau ikut bersama kakeknya, lalu kakeknyapun meninggal dunia dan ia diasuh pamannya. Tak hanya itu, rosul kita Muhammad SAW juga disakiti sedemikian rupa oleh kaum musrikin, kaum Yahudi, dan kaum Nasrani. Beliau merasakan berbagai cobaan berupa pendustaan, konspirasi, konfrontasi, pengusiran, perolokan, pelecehan, umpatan, dan cercaan.
Beliau dituduh sebagai orang gila, dukun, penyair, tukang sihir dan sebagai seorang yang suka membuat kebohongan. Para sahabat beliau juga turut diusir, diperangi dan dibunuh. Para pengikut beliau turut dihinakan. Istri beliau dituduh melakukan hal yang tidak senonoh. Beliau juga dihantam dengan berbagai macam hinaan, diancam dengan berbagai ancaman dan teror, diputus seluruh mata penghdupannya, dibuat lapar dan dimiskinkan, dilukai dan dilempar batu hingga gerahamnya tanggal dan kepalanya terluka.
Beliau harus kehilangan pamannya, Abu Thalib (sosok yang sejak awal memberikan pertolongan beliau atas izin Tuhan) dan juga kehilangan Sayyidah Khodijah (sosok istri yang sangat mencintai beliau, istri yang menyumbang harta dan fikiran untuk perjuangan beliau, istri yang selalu menguatkan beliau ketika hatinya sedang melemah). Beliau juga pernah diblokade di sebuah lembah sampai-sampai beliau dan para sahabatnya harus makan daun-daunan. Beberapa putri beliau sudah meninggal ketika beliau masih hidup. Putra beliau juga meninggal di depan mata beliau sendiri. Beliau sempat kalah dalam peperangan dalam perang uhud. Mayat paman beliau, Hamzah dikoyak-koyak sedemikian rupa oleh musuh.
Para orang kafir bertaruh siapa saja yang berhasil membunuh beliau, akan dihadiahi 100 ekor unta. Beliau pernah mengikatkan batu pada perut beliau untuk mengganjal rasa lapar dan juga pernah tidak mendapatkan sepotong roti gandum atau kurma yang paling jelek sekalipun. Beliau harus menelan rasa pahit kehidupan. Beliau harus menghadapi perlakuan kasar orang-orang yang kejam, kedzaliman orang-orang yang sombong, tindakan jahat orang-orang badui arab, kesombongan orang-orang kaya, kedengkian orang-orang yahudi, makar orang-orang munafik dan kelambatan respon masyarakat terhadap dakwah beliau.
Namun beliau selalu berbuat baik terhadap orang yang menghinanya bahkan menyuapi orang kafir yang selalu mengejeknya sebagai ORANG GILA hingga hatinya orang tersebut tersentuh dan masuk islam karena terharu begitu mengetahui indahnya akhlak beliau. Beliau mnjenguk orang yang melemparinya dengan kotoran unta saat ke masjid, dan beliau adalah orang yang pertama menjenguknya. Beliau sosok yang pemaaf dan penuh kasih sayang, meski didzalimi namun tidak serta merta membalasnya. Tetapi pada akhirnya akibat dan kesudahan yang baik ada pada beliau, dan kemenangan Allah limpahkan atas beliau. Allah berkenan memenangkan agama-Nya, menolong parahambaNya, menghancurkan golongan-golongan yang menghancurkan beliau, serta menghinakan musuh-musuhnya. Allah berkuasa dan Maha Adil, namun kebanyakan manusia tiada memahaminya (Aidh Al-Qarni, 2012).
2.       Nabi Yusuf AS.
Nabi Yusuf adalah piyatu dimana sejak kecil ia sudah ditinggal karena ibunya wafad. Ia jua  dimasukkan kedalam surumur, dibuang seolah barang yang tiada berguna oleh saudaranya karena kedengkiannya sebab kasih sayang ayahnya lebih besar pada yusuf dibandingkan saudara-saudara tirinya. Kendati demikian Nabi Yusuf, sosok penyabar, pemaaf dan bukan suka balas dendam. Tak hanya itu, bahkan ujian cintapun menghampirinya, dimana Zulaikha memancingnya untuk berzina, namun Ia dengan tegas menolaknya dan berlari menghindarinya. Beliau harus dipenjara meski Zulaikha yang bersalah. Sungguh betapa sabarnya beliau.
3.      Nabi Ayub  AS
Nabi Ayub AS adalah keluarga yang kaya raya, anaknya banyak, beristri banyak, hidup bahagia sejahtera dan semuanya serba kecukupan. Lalu Allah mengujinya dengan mengambil semua harta yang dititipkannya, gedung-gedung yang ia miliki roboh dan anak-anaknya meninggal karena tertimpa bangunan. Sementara pertaniannya semua gagal hingga ia harus menderita penyakit kulit yang menjijikkan bahkan ia harus diusir dari kampung karena penyakitnya tersebut dan semua istrinya meninggalkannya kecuali Rahmah. Beliau sangat sabar dan ikhlas menerima cobaan Allah SWT.
Duhai sahabat, renungkanlah…sesungguhnya dengan cobaan yang Allah berikan, dengan permasalahan hidup yang menghampiri sangat melatih kesabaran kita, sangat melatih keikhlasan kita, sangat melatih kesetiaan kita dan sangat melatih ke-kona’ah-an kita. Bagaimana kita menjadi kuat dan sabar jika tiada masalah yang kita hadapi, bagaimana kita berlatih bijaksana dan tegas jika tiada masalah yang perlu diselesaikan. Jika kau renungi kembali,…sesungghnya siapakah yang memberimu masalah/ atas izin siapakah masalah itu hadir? Lalu untuk apakah masalah itu Allah berikan?...renungkanlah…J. Bukankah masalahpun hadir atas izin Allah, jadi bersabar dan bertawakallah dalam menerimanya.
Jika Rosulullah SAW mencontohkan bagaimana kita harus bersabar dalam menghadapi masalah dan selalu memaafkan pada orang yang menganiaya kita, mengapa kita tidak mencontohnya???..Jika kita mengaku mencintai Muhammad, mengaku sebagai ummat Muhammad…maka sudah sepantasnyalah kita meneladani beliau. Jika bukan beliau yang kita teladani, lalu siapakah???. Perlu kita ketahui, bahwa Tuhan sangat mencintai orang yang pemaaf, Bukankah cinta Tuhan jauh lebih menyenangkan dibandingkan penderitaan yang kau alami??...sesungguhnya tiadalah masalah dengan penderitaan yang kita alami, selama Tuhan semakin sayang dan cinta pada kita. Sebab mulia disisi Tuhan adalah hal yang kita cari. Keburukan tiadalah perlu dibalas dengan keburukan, meskipun keburukan dibalas dengan keburukan yang setimbang itu diperbolehkan. Percayalah…bahwa musibah ataupun anugerah yang Tuhan berikan tiada yang sia-sia tetapi mengandung hikmah yang luar biasa. Mengalah bukan berarti kalah. Sesungguhnya kemenangan Allah limpahkan atas orang-orang yang sabar. Sebagaimana telah dicntohkan oleh Rabiah Al Adawiyah, bahwa tiada cnta yang luar biasa selain cinta terhadap Tuhan. Sehingga terhadap apapun yang Tuhan berikan ia terima dengan rasa cinta sebab yang memberinya adalah kekasihnya. Cinta yang begitu tulus, tanpa mengharap imbalan apapun, tanpa syarat dan tanpa mengharap surga. Ia hanya mengabdi, menjalankan apapun yang Tuhan perintahkan bukan sebagai kewajiban melainkan sebagai rasa cintanya kepada Tuhannya.
*****
SEMOGA BERMANFAAT                   
                            



Tidak ada komentar :