DARI ALLAH DAN KEMBALI
KE ALLAH
Begal???..ya, dewasa kini
permasalahan tentang begal menjadi permasalahan yang hangat diperbincangakan.
Para rampok yang seolah kebal hukum dan tak takut akan acaman hukuman. Demi
merampas harta benda, tak jarang nyawa korban menjadi taruhannya. Begal yang
tanpa kenal ampun, begal yang sadis, begal yang seolah tak memiliki
perikemanusiaan, sesama manusia tiada punya belas kasihan dan tiada saling
mengasihi. Tak tanggung-tanggung, begal tak kenal siapapun yang
dirampasnya..tak penuli rakyat jelata hingga kaum elit di negeri ini. Dibekali
senjata tajam, mereka menodong para korban untuk dirampas harta bendanya,
sungguh begal itu tiada beradab.
Mungkinkah kita 100% langsung
menjustis dan menyalahkan pada begal itu???...mari kita intropeksi bersama.
Sudahkah kita paham, apa latar belakang mereka melakukan tindak
begal??...Baiklah, mari kita renungi bersama. Begal terjadi karena faktor
kesenjangan ekonomi dimana kepedulian anatara kaum elit yang jarang peduli terhadap
kaum dhuafa. Mengapa saya bilang jarang…maaf sebelumnya, jarang berarti masih
ada beberapa kaum elit yang peduli terhadap kaum dhuafa. Begal terjadi karena
kesejahteraan masyarakat yang semakin buruk dimana banyak terjadi pengangguran,
sehingga karena kebutuhan yang terus mendesak akibatnya mereka menghalakan
segala cara untuk memenuhi tuntutan hidup tersebut. Tanpa pikir panjang dan
berfikir dampaknya, mereka melakukan aksi begal. Begalpun terjadi karena
kurangnya iman dan taqwa seseorang, bayangkan kalau dia seorang yng mempunyai
keyakinan akan Tuhannya. Mungkin bisa dibilang salah dari beberapa pihak, salah
si begal yang menghalalkan segala cara dan sadis. Salah kaum elit yang kurang
peduli terhadap lingkungan sekitar dan kaum dhuafa. Salah para pemimpin negara
juga, karena masalah penganggurnpun perlu dipikirkan dan segera diatasi agar
tindak kriminal bisa diminimalisir. Mari intropeksi bersama dimulai dari diri
kita masing-masing.
Ngomong-ngomong soal begal, banyak
temanku lebih tepatnya sahabat-sahabatku, saudaraku, keluargaku dan orang-orang
yang mempedulikanku yang menganjurkanku untuk jangan kerja pulang malam,
terlebih perampokan yang sering terjadi. Entahlah, mungkin kondisi yang
menuntutku untuk bekerja sedemikian rupa, hingga waktu istirahatpun teramat
mepet. Bagaimana tidak, kuliah sampai sore, lanjut ngelesin di 2 tempat yang
berbeda sampai arut malam. Lalu mengerjakan tugas kampus kalau ada, dan sisanya
untuk berkarya sekedar ketak-ketik tulisan di notebook, entah cerpen, artikel,
puisi, karya ilmiah, atau menyanyi…ya sesuka dirilah. Rasanya waktu berlalu
begitu cepat bahkan sangat cepat bagiku, baru beristirahat sebentar sudah ada
kegiatan yang menanti.
Banyak orang-orang yang
mempedulikanku dan menganjurkanku jangan bekerja larut malam, apalagi pulang
sendirian dari tempat yang jaraknya cukup jauh sekitar 10-20 km, terjauh sekitar
20 km. Sebenarnya bukan maksud aku bandel, ataupun tidak mau mendengarkan
kepedulian mereka. Disini aku perlu memikirkan banyak hal, memikirkan
janji-janjiku, terlebih janji adalah hutang. Bagiaman aku tidak bekerja larut
malam, jika aku kuliah saja pulangnya sore, lalu pekerjaan yang menuntutku.
Alhamdulillah…aku yakin bahwa rizki datangnya dari Tuhan, sementara pekerjaanku
adalah jalan perantaranya. Suatu puji syukur bagiku, ketika tawaran pekerjaan
banyak yang menghampiri meskipun gaji tidak terlalu gedhe paling tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhanku.
Dibilang takut?...jujur takut,
tetapi kondisi yang mendesakku. Berita kasus begal di Semarang banyak terdengar,
apalagi tempat aksi begal juga sering aku lewatin. Tetapi, jika aku berhenti
bekerja, lalu bagaimanakah nasibku, sementara Allah memberiku rizki untuk
bertahan di UNDIP melalui perantara pekerjaan itu. Tidak mungkin aku berdiam
diri dan mengeluh tak punya uang tanpa usaha, maka segala aku upayakan agar aku
bisa mandiri memenuhinya atas izin Tuhanku. Terlebih janjiku, bahwa aku akan
membantu kedua orangtuaku menyekolahkan adekku mengingat usia ibuku yang
semakin tua dan kerja’annya adalah buruh ngejualin barang orang. Rasanya tak
tega melihat sosok ibu bekerja pantang menyerah hanya demi menyekolahkan
anak-anaknya. Aku yang sudah dewasapun mulai berfikir, maka hasil jerih payahku
aku usahakan untuk mencukupi kebutuhan kampus, sembari sebagian aku sisihkan
untuk keluarg a(emak, Bapak dan adek), lalu sebagian lagi aku sisihkan untuk
yatim ataupun kaum dhuafa. Entah itu adalah keinginanku dan aku sudah berjanji
pada mereka, mumpung aku masih diberi kesempatan hidup…mencoba untuk bisa
bermanfaat bagi orang lain. Ketika aku sudah tiada, maka tiadalah aku bisa
mengabdi dan berbhakti pada orangtuaku…J.
Apalagi, kematian tiada mengenal usia, jiwa kita adalah milik Allah maka
sewaktu-waktu Allah berhak memanggil kita karena kita milikNya.
Ketika benar-benar takut itu
menghampiri, tepatnya saat aku melewati gang-gangan dan jalan sepi. Kucoba
untuk meyakinkan hatiku bahwa Allah-lah penolongku. Sesungguhnya nyawaku milik
Allah, maka Allah-lah yang menjagaku. Seandainyapun Dia memanggilku, aku
pasrahkan jiwa ragaku sepenuhNya padaNya. Dia adalah pemilik jiwa dan ragaku,
maka ketika Ia memanggilku itu adalah hak Tuhanku, sebagai hamba tiadalah aku
berprotes kecuali memohon keselamatan diri. Mungkin inilah sudah bagian jalan
hidupku, harus pulang larut malam kerja, dan memanage waktu seefisien mungkin
antara waktu untuk mendekat Tuhan, waktu untuk keluarga (via telfon),waktu
untuk bekerja, waktu untuk tugas kuliah, waktu untuk ngaji, dan waktu untuk
refreshing. Jika tidak dimanage dengan baik tentulah aku keteteteran,
Alhamdulillah semua waktu aku jadwalkan dengan baik. Keyakinanku, ketika
benar-benar penat dan teramat lelah saat jadwal numpuk banyak banget adalah:
“Ya Tuhanku, waktuku adalah waktuMu. Maka bantulah aku mengurusnya,
sesuangguhnya tiada aku bisa membagi waktu itu dengan baik kecuali dengan ikut
campur dariMu”.
Alhamdulillah,
doa itu meyakinkanku…Puji syukur, setiap kegiatan alhamdulillah berjalan lancar
dan in syaallah on time dan hasilnyapun bagus. Alhamdulillah…J
Sebenarnya keinginanku, aku sangat
ingin sibuk tetapi sibuk kerja di rumah layaknya berbisnis onlineshop, namun
usahanya yang halal bukan berbau riba jua bukan berbau ghoror
(untung-untungan0, jua bukan berbau menipu. Aku suka berjualan tetapi berdagang
yang halal dan menjual barang dengan jujur seperti yang diajarkan Rosulullah.
Bismillah semoga ke depannya bisa terwujud. Aamiin.
Kata
Bapak:
“Kalau kerja itu yang pertama dilihat halal dan toyyib-nya,
jangan asal lihat gaji besar. Gaji besar kalau hasil dari barang haram/
berdusta, apalah gunanya kecuali menambah ahzab dunia dan akherat. Biar
sedikit, asal berkah”
Ya…banyak kalau haram buat apa tambah siksa, biar
sedikit kalau halal dan istiqomah in syaallah berkah. Lebih berkah lagi kalau
banyak juga halal dan diperoleh dengan cara yang halal…heee…J
Terkadang, sering mendengar curahan ibu yang kewalahan
buat bayarin pesantren adek juga prihatin. Maka aku upayakan agar aku mandiri
100%, agar orangtuaku tiada perlu kepayahan lagi memikirkanku, kalau perlu aku
yang berjuang untuk mereka, mengabdi untuk berbhakti pada mereka. Kucoba,
perlahan-demi perlahan janji itu aku penuhi….in syaallah bisa dan alhamdulillah
berjalan. Meski terkadang masalah keuangan agak kebingungan, tetapi aku selalu
yakin dan meminta pada Tuhanku. Tuhanku Maha Kaya, in syaallah selama ikhtiar
pantang menyerah, rizkipun ada dan datangnya tiada terduga. Mohon doanya bagi
yang membaca, semoga atas izin Tuhan…aku bisa memenuhi janji-janji itu secara
istiqomah, membahagiakan orang-orang yang kusayang dan yang membutuhkan
kepedulian.
Aku yakin dengan sepenuh kemantapan
hatiku
Bahwa diriku milik Tuhan
Maka dikegelapan malam, dalam
kesunyian malam
Dalam jalan yang gelap dan sepi
orang
Tuhanlah penolongku, Tuhanlah
penyelamatku
Aku yakin…
Bahwa Tuhan tiada merubah nasib
seseorang
Sampai ia berikhtiar merubahnya
Maka izinkanlah aku berjuang untuk
merubah nasibku
Membahagiakan orang-orang yang aku
sayangi
Dan orang yang butuh kepedulianku
tas izinMu
Jika dalam malam, dalam kesendirian
Ketika Engkau hendak memanggilku
Maka kupasrahkan seluruh jiwa dan
ragaku untukMu
Tetapi izinkanlah sebelum aku
keembali padaMu
Izinkan aku menunaikan
janji-janjiku
Tanpa campur tangan dariMu, Duhai
Rabbku…
Tiadalah janji itu terpenuhi
kecuali atas izinMu
Berikanlah aku waktu hingga janji
dan kewajiban dan tugasku selesai kulaksanakan
Lalu setelahnya, terserah Engkau…mau
apakan jiwaku ini
Kebahagiaanku terwujud..manakala
janji-janji itu terwujud
Berikan jalan bagiku untuk
membahagiakan mereka-meraka atas izin dan ridhoMu
Berpasrah, lalu kuberikhtiar dan
berlanjut bertawakal
Itu bagaikan berdoa lalu makan
Makan..dan setelah makan berdoa
kembali
Ukirlah kebahagiaan dalam setiap
taat padaMu
Lukislah senym yang merekah atas
syukur terhadapMu
Bimbinglah berjalan menuju jalanMu
Menggapai cinta dan kasihMu
Izinkanlah dalam setiap detik
nafasku selalu mengagungkanMu
Tetapkanlah hatiku untuk selalu
mengingatMu
Kuatkanlah keyakinanku akan
keberadaanMu
Tanamakanlah kepervcayaanku akan
kekuasaanMu
Tuntunlah aku ke jalan RahmadMu
Dalam hidup dan matiku
Izinkanlah aku mendekatimu,
jadikanlah aku kekasihMu
Cintailah aku sebagaimana engkau
cintai para kekasihMu
Karena aku adalah milikMu
Dan akupun akan kembali padaMu
*****
KISAH
PUNDI-PUNDI MALAM
Tidak ada komentar :
Posting Komentar