HALIMAH BINTI MASDARI

Minggu, 01 Maret 2015

"KISAH PUNDI-PUNDI MALAM"

DARI ALLAH DAN KEMBALI KE ALLAH  

       Begal???..ya, dewasa kini permasalahan tentang begal menjadi permasalahan yang hangat diperbincangakan. Para rampok yang seolah kebal hukum dan tak takut akan acaman hukuman. Demi merampas harta benda, tak jarang nyawa korban menjadi taruhannya. Begal yang tanpa kenal ampun, begal yang sadis, begal yang seolah tak memiliki perikemanusiaan, sesama manusia tiada punya belas kasihan dan tiada saling mengasihi. Tak tanggung-tanggung, begal tak kenal siapapun yang dirampasnya..tak penuli rakyat jelata hingga kaum elit di negeri ini. Dibekali senjata tajam, mereka menodong para korban untuk dirampas harta bendanya, sungguh begal itu tiada beradab.
            Mungkinkah kita 100% langsung menjustis dan menyalahkan pada begal itu???...mari kita intropeksi bersama. Sudahkah kita paham, apa latar belakang mereka melakukan tindak begal??...Baiklah, mari kita renungi bersama. Begal terjadi karena faktor kesenjangan ekonomi dimana kepedulian anatara kaum elit yang jarang peduli terhadap kaum dhuafa. Mengapa saya bilang jarang…maaf sebelumnya, jarang berarti masih ada beberapa kaum elit yang peduli terhadap kaum dhuafa. Begal terjadi karena kesejahteraan masyarakat yang semakin buruk dimana banyak terjadi pengangguran, sehingga karena kebutuhan yang terus mendesak akibatnya mereka menghalakan segala cara untuk memenuhi tuntutan hidup tersebut. Tanpa pikir panjang dan berfikir dampaknya, mereka melakukan aksi begal. Begalpun terjadi karena kurangnya iman dan taqwa seseorang, bayangkan kalau dia seorang yng mempunyai keyakinan akan Tuhannya. Mungkin bisa dibilang salah dari beberapa pihak, salah si begal yang menghalalkan segala cara dan sadis. Salah kaum elit yang kurang peduli terhadap lingkungan sekitar dan kaum dhuafa. Salah para pemimpin negara juga, karena masalah penganggurnpun perlu dipikirkan dan segera diatasi agar tindak kriminal bisa diminimalisir. Mari intropeksi bersama dimulai dari diri kita masing-masing.
            Ngomong-ngomong soal begal, banyak temanku lebih tepatnya sahabat-sahabatku, saudaraku, keluargaku dan orang-orang yang mempedulikanku yang menganjurkanku untuk jangan kerja pulang malam, terlebih perampokan yang sering terjadi. Entahlah, mungkin kondisi yang menuntutku untuk bekerja sedemikian rupa, hingga waktu istirahatpun teramat mepet. Bagaimana tidak, kuliah sampai sore, lanjut ngelesin di 2 tempat yang berbeda sampai arut malam. Lalu mengerjakan tugas kampus kalau ada, dan sisanya untuk berkarya sekedar ketak-ketik tulisan di notebook, entah cerpen, artikel, puisi, karya ilmiah, atau menyanyi…ya sesuka dirilah. Rasanya waktu berlalu begitu cepat bahkan sangat cepat bagiku, baru beristirahat sebentar sudah ada kegiatan yang menanti.
            Banyak orang-orang yang mempedulikanku dan menganjurkanku jangan bekerja larut malam, apalagi pulang sendirian dari tempat yang jaraknya cukup jauh sekitar 10-20 km, terjauh sekitar 20 km. Sebenarnya bukan maksud aku bandel, ataupun tidak mau mendengarkan kepedulian mereka. Disini aku perlu memikirkan banyak hal, memikirkan janji-janjiku, terlebih janji adalah hutang. Bagiaman aku tidak bekerja larut malam, jika aku kuliah saja pulangnya sore, lalu pekerjaan yang menuntutku. Alhamdulillah…aku yakin bahwa rizki datangnya dari Tuhan, sementara pekerjaanku adalah jalan perantaranya. Suatu puji syukur bagiku, ketika tawaran pekerjaan banyak yang menghampiri meskipun gaji tidak terlalu gedhe paling tidak cukup untuk memenuhi kebutuhanku.
            Dibilang takut?...jujur takut, tetapi kondisi yang mendesakku. Berita kasus begal di Semarang banyak terdengar, apalagi tempat aksi begal juga sering aku lewatin. Tetapi, jika aku berhenti bekerja, lalu bagaimanakah nasibku, sementara Allah memberiku rizki untuk bertahan di UNDIP melalui perantara pekerjaan itu. Tidak mungkin aku berdiam diri dan mengeluh tak punya uang tanpa usaha, maka segala aku upayakan agar aku bisa mandiri memenuhinya atas izin Tuhanku. Terlebih janjiku, bahwa aku akan membantu kedua orangtuaku menyekolahkan adekku mengingat usia ibuku yang semakin tua dan kerja’annya adalah buruh ngejualin barang orang. Rasanya tak tega melihat sosok ibu bekerja pantang menyerah hanya demi menyekolahkan anak-anaknya. Aku yang sudah dewasapun mulai berfikir, maka hasil jerih payahku aku usahakan untuk mencukupi kebutuhan kampus, sembari sebagian aku sisihkan untuk keluarg a(emak, Bapak dan adek), lalu sebagian lagi aku sisihkan untuk yatim ataupun kaum dhuafa. Entah itu adalah keinginanku dan aku sudah berjanji pada mereka, mumpung aku masih diberi kesempatan hidup…mencoba untuk bisa bermanfaat bagi orang lain. Ketika aku sudah tiada, maka tiadalah aku bisa mengabdi dan berbhakti pada orangtuaku…J. Apalagi, kematian tiada mengenal usia, jiwa kita adalah milik Allah maka sewaktu-waktu Allah berhak memanggil kita karena kita milikNya.
            Ketika benar-benar takut itu menghampiri, tepatnya saat aku melewati gang-gangan dan jalan sepi. Kucoba untuk meyakinkan hatiku bahwa Allah-lah penolongku. Sesungguhnya nyawaku milik Allah, maka Allah-lah yang menjagaku. Seandainyapun Dia memanggilku, aku pasrahkan jiwa ragaku sepenuhNya padaNya. Dia adalah pemilik jiwa dan ragaku, maka ketika Ia memanggilku itu adalah hak Tuhanku, sebagai hamba tiadalah aku berprotes kecuali memohon keselamatan diri. Mungkin inilah sudah bagian jalan hidupku, harus pulang larut malam kerja, dan memanage waktu seefisien mungkin antara waktu untuk mendekat Tuhan, waktu untuk keluarga (via telfon),waktu untuk bekerja, waktu untuk tugas kuliah, waktu untuk ngaji, dan waktu untuk refreshing. Jika tidak dimanage dengan baik tentulah aku keteteteran, Alhamdulillah semua waktu aku jadwalkan dengan baik. Keyakinanku, ketika benar-benar penat dan teramat lelah saat jadwal numpuk banyak banget adalah:
“Ya Tuhanku, waktuku adalah waktuMu. Maka bantulah aku mengurusnya, sesuangguhnya tiada aku bisa membagi waktu itu dengan baik kecuali dengan ikut campur dariMu”.
Alhamdulillah, doa itu meyakinkanku…Puji syukur, setiap kegiatan alhamdulillah berjalan lancar dan in syaallah on time dan hasilnyapun bagus. Alhamdulillah…J
            Sebenarnya keinginanku, aku sangat ingin sibuk tetapi sibuk kerja di rumah layaknya berbisnis onlineshop, namun usahanya yang halal bukan berbau riba jua bukan berbau ghoror (untung-untungan0, jua bukan berbau menipu. Aku suka berjualan tetapi berdagang yang halal dan menjual barang dengan jujur seperti yang diajarkan Rosulullah. Bismillah semoga ke depannya bisa terwujud. Aamiin.
Kata Bapak:
“Kalau kerja itu yang pertama dilihat halal dan toyyib-nya, jangan asal lihat gaji besar. Gaji besar kalau hasil dari barang haram/ berdusta, apalah gunanya kecuali menambah ahzab dunia dan akherat. Biar sedikit, asal berkah”
Ya…banyak kalau haram buat apa tambah siksa, biar sedikit kalau halal dan istiqomah in syaallah berkah. Lebih berkah lagi kalau banyak juga halal dan diperoleh dengan cara yang halal…heee…J
Terkadang, sering mendengar curahan ibu yang kewalahan buat bayarin pesantren adek juga prihatin. Maka aku upayakan agar aku mandiri 100%, agar orangtuaku tiada perlu kepayahan lagi memikirkanku, kalau perlu aku yang berjuang untuk mereka, mengabdi untuk berbhakti pada mereka. Kucoba, perlahan-demi perlahan janji itu aku penuhi….in syaallah bisa dan alhamdulillah berjalan. Meski terkadang masalah keuangan agak kebingungan, tetapi aku selalu yakin dan meminta pada Tuhanku. Tuhanku Maha Kaya, in syaallah selama ikhtiar pantang menyerah, rizkipun ada dan datangnya tiada terduga. Mohon doanya bagi yang membaca, semoga atas izin Tuhan…aku bisa memenuhi janji-janji itu secara istiqomah, membahagiakan orang-orang yang kusayang dan yang membutuhkan kepedulian.
Aku yakin dengan sepenuh kemantapan hatiku
Bahwa diriku milik Tuhan
Maka dikegelapan malam, dalam kesunyian malam
Dalam jalan yang gelap dan sepi orang
Tuhanlah penolongku, Tuhanlah penyelamatku
Aku yakin…
Bahwa Tuhan tiada merubah nasib seseorang
Sampai ia berikhtiar merubahnya
Maka izinkanlah aku berjuang untuk merubah nasibku
Membahagiakan orang-orang yang aku sayangi
Dan orang yang butuh kepedulianku tas izinMu
Jika dalam malam, dalam kesendirian
Ketika Engkau hendak memanggilku
Maka kupasrahkan seluruh jiwa dan ragaku untukMu
Tetapi izinkanlah sebelum aku keembali padaMu
Izinkan aku menunaikan janji-janjiku
Tanpa campur tangan dariMu, Duhai Rabbku…
Tiadalah janji itu terpenuhi kecuali atas izinMu
Berikanlah aku waktu hingga janji dan kewajiban dan tugasku selesai kulaksanakan
Lalu setelahnya, terserah Engkau…mau apakan jiwaku ini
Kebahagiaanku terwujud..manakala janji-janji itu terwujud
Berikan jalan bagiku untuk membahagiakan mereka-meraka atas izin dan ridhoMu
Berpasrah, lalu kuberikhtiar dan berlanjut bertawakal
Itu bagaikan berdoa lalu makan
Makan..dan setelah makan berdoa kembali
Ukirlah kebahagiaan dalam setiap taat padaMu
Lukislah senym yang merekah atas syukur terhadapMu
Bimbinglah berjalan menuju jalanMu
Menggapai cinta dan kasihMu
Izinkanlah dalam setiap detik nafasku selalu mengagungkanMu
Tetapkanlah hatiku untuk selalu mengingatMu
Kuatkanlah keyakinanku akan keberadaanMu
Tanamakanlah kepervcayaanku akan kekuasaanMu
Tuntunlah aku ke jalan RahmadMu
Dalam hidup dan matiku
Izinkanlah aku mendekatimu, jadikanlah aku kekasihMu
Cintailah aku sebagaimana engkau cintai para kekasihMu
Karena aku adalah milikMu
Dan akupun akan kembali padaMu
*****

KISAH PUNDI-PUNDI MALAM 

Tidak ada komentar :