HALIMAH BINTI MASDARI

Kamis, 16 Juni 2016

UNTUKMU CALON IMAMKU

Untukmu Calon Imamku


Hidup, mati dan jodoh adalah kuasa Tuhan. Demikian halnya jodoh, saat rentang usia 20 hingga 30-an, tak jarang khalayak muda dihinggapi rasa kagum, jatuh cinta hingga memikirkan tentang pernikahan. Tak jauh berbeda dengan muda-mudi pada umumnya, demikian halnya dengan diriku yang jua memikirkan masa depanku. Jika Tuhan meridhoi, aku menginginkan menikah saat usia 24 atau 25 tahun, usia ideal dimana persiapan mental dan psikologis dalam menjalin hubungan. Saat ini usiaku masih 22, masih 2 hingga 3 tahun bagiku untuk mempersiapkan diri menjadi lebih baik. Namun aku tak kaku memutuskan harus menikah saat usia 24/ 25 tahun, itu hanya keinginanku sedangkan sepenuhnya aku pasrahkan Allah SWT. Sehingga akupun tak tahu, bisa jadi jodohku tepat di usia 25 tahun, bisa jadi jodohku lebih cepat dari usia 25 tahun, atau bisa pula lebih lama dari 25 tahun, wallahu a’lam.
Kita tiada pernah tahu siapa jodoh kita, kapan datangnya, dan semua adalah rahasia Tuhan. Cukup jalani dan lakukan ikhtiar yang terbaik. Kita boleh merencanakan sesuatu, tetapi hasil akhir tetaplah keputusan ada pada Dzat Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu termasuk Dzat yang Berkuasa jodoh, hidup, dan mati”
Aku tak memutuskan untuk pacaran, karena aku menginginkan cinta sekali seumur hidupku, yakni dengan pasangan halalku nanti. Setidaknya meskipun belum pernah merasakan indahnya pacaran, aku sudah merasakan dan mengerti bagaimana rasanya ketika someone shoots at me and says about his love to me. Aku yakin, jika diriku baik in syallah jodohku jua baik, karena jodoh adalah cerminan diriku. Aku yakin, walaupun aku tak pacaran, God had created me in pair since I was born in this world. Siapapun nanti yang datang mengkhitbahku ke orangtuaku tepat di usia 24 atau 25, jika memang ternyata banyak kesamaan dan saling cinta, mungkin dialah imamku. Hal ini terbukti oleh adekku (anak pamanku) yang tak pernah pacaran dan langsung menikah, alhamdulillah langgeng.
Lelaki hebat bukan lelaki yang datang hanya padaku dan memintaku untuk menjadi pacarnya, melainkan lelaki yang berani menghalalkanku menjadi pasangannya setelah ia menyatakan cintanya padaku. Jika memang tepat diusia 25 belum ada ikhwan yang berani menghitbahku ke orangtuaku, maka bukanlah hal sulit bagiku. Sebagai upaya menjemput jodoh, maka aku akan meminta tolong kiahi untuk menjodohkanku dengan siapapun yang beliau kehendaki yang sekiranya menurut beliau cocok untukku. Jadi tak perlu ambil pusing dalam memikirkan jodoh, terpenting pantaskan dirimu terlebih dahulu untuk mendapatkan yang terbaik.
Bagiku perbedaan usia bukanlah masalah, terpenting ia mampu membuatku merasa nyaman, bisa mengarahkanku menjadi lebih baik, dan mendukung program dan cita-citaku. Usia tak menjamin kedewasaan seseorang, sekalipun ia lebih muda jika memang ia mampu mengarahkanku, menjagaku, menyupporku dan mencintaiku  maka tak masalah. Hal ini sudah diteladankan oleh Rosulullah SAW  dengan Siti Khodijah RA, dimana rosulullah berusia 25 tahun sementara situ Khodijah berusia 40 tahun (Rosulullah SAW lebih muda dari Siti Khodijah RA). Jika ia lebih tua darikupun tak masalah, justru itu lebih baik. Hal inipun telah diteladankan Rosulullah SAW dengan Sayyidah Aisyah RA. Siapapun yang Tuhan kirimkan untukku adalah yang terbaik untukku.
Fokusku saat ini adalah untuk memperbaiki diri, memantaskan diri untuk mendapatkan yang baik. Aku memusatkan perhatianku pada masa depanku, melukis jejak demi jejak yang akan kulakukan untuk masa depanku. Aku bahagia bila aku dapat melukiskan senyuman dihati kedua orangtuaku, adekku, dan orang-orang disekitarku. Aku lebih fokus pada berkarya, berkarya dan terus berkarya mengembangkan bakat yang aku miliki dan berusaha untuk terus belajar Istiqomah. Semoga suatu saat nanti aku dipertemukan dengan jodoh yang mendukung aktivitasku baik dalam dunia pendidikan, pekerjaan, maupun pengabdian.   
Aku menuntut ilmu, mengenyam pendidikan tinggi bukanlah untuk menyaingi suamiku nanti melainkan dengan kecerdasan yang kumiliki sebab mengenyam pendidikan tinggi untuk kugunakan dalam mendidik putra-putriku nanti. Aku belajar ilmu parenting karena aku ingin mendidik dan membimbing putra putriku nanti menjadi anak yang soleh-solekhah yang taat pada Tuhannya dan taat pada kedua orangtuanya. Aku tak ingin menjadi sosok Ibu yang otoriter dan memaksakan kehendak pada anak tanpa melihat dari segi kemauan anak. Aku akan belajar menjadi sosok Ibu yang bijak dalam menyikapi anak, mengikuti kemauan anak tetapi mengarahkannya bila ia berbelok arah, membimbingnya dan menunjukkannya bagaimana ia mengembangkan bakat yang dimilikinya, bagaimana ia menyalurkan bakatnya, serta bagaimana ia memupuk keahlian yang dimilikinya. Sehingga anak tidak merasa tertekan, melainkan merasa didukung dan diarahkan dalam menggapai cita-citanya.
Aku sangat cinta berbisnis, oleh karena itu aku mencintai dunia usaha. Sebagaimana tokoh idolaku, Rosulullah SAW dan Siti Khodijah RA. Sayyidah Khodijah RA adalah saudagar kaya raya yang dermawan, jujur, dan amanah dalam mengembangkan bisnisnya. Beliau sosok yang peduli, santun, lemah lembut, dan penyayang. Beliau adalah sosok yang menginspirasiku untuk mengembangkan kemampuanku dalam berwirausaha. Sejak kecil, aku bercita-cita menjadi pengusaha, mengikuti jejak Sayyidah Khodijah RA. Aku suka dalam hal marketing strategy/ strategi pemasaran, aku juga suka presentasi, suka dalam hal berhitung (alhamdulillah pernah mewakili sekolah dalam olimpiade akuntansi sewaktu SMA, juara III). Dalam benakku selalu terlintas, dimana aku bertindak sebagai presentator dalam sebuah tender. Aku ingin menjadi wanita yang multitalenta, rendah hati, dan penyayang. Aku menyadari bahwa semua itu tak akan terjadi tanpa campur tangan Tuhan. “I am nothing without God, and I am brilliant with God. God is my back up. Everything is possible with God. Between struggling and praying should be balance because praying without effort is useless and effort without praying is an arrogance”.
Aku mencintai menulis, dan menuangkan ide-ideku dalam bentuk tulisan karena bagiku menulis lebih dari sekedar menulis melainkan menyiratkan sebuah kenangan, pengetahuan, dan mengabadikan sebuah peristiwa. Semua orang yang kutemui memberiku banyak pengetahuan dan pengalaman. Bertemu orang baik melatihku agar akupun menjadi orang baik, melatihku untuk bersyukur, melatihku untuk semakin mendekatkan diri pada Rabbku. Bertemu orang yang kasar, keras, jahat melatihku untuk menjadi insan yang penyabar, tabah dalam menghadapi cobaan, dan dewasa dalam menghadapi masalah. Tersirat di benakku, bila Tuhan meridhoi dan mengizinkan suatu saat nanti pasanganku jua hobi menulis, maka kita akan bisa bersama-sama menggoreskan tinta dalam sebuah goresan karya dalam cinta. Dimana ia menjadikanku sebagai inspirasi dalam tulisannya atau aku menjadikannya sebagai bagian dari inspirasiku untuk menuliskannya. Atau ia menuliskan sebuah kisah, lalu aku meneruskannya ataupun sebaliknya.
Aku mencintai belajar tentang leadership, entrepreneurship, dan belajar agama karena aku akan menjadi guru bagi putra putriku nanti. Sudah selayaknya aku memberikan tauladan baginya. Perlu diketahui Rosulullah SAW adalah sosok leader yang hebat, hal itu terbukti beliau yang pernah menjabat sebagai kepala negara. Rosulullah SAW adalah sosok pengusaha yang luar biasa, hal ini terbukti beliau yang mendapatkan julukan Al-Aamiin dalam dunia bisnis. Rosulullah SAW adalah seorang yang taat agama, hal itu terbukti ia yang menjadi Kekasih Rabb. Sudah sepantasnya, kita sebagai ummatnya meneladani beliau, baginda Rosulullah SAW.        
Aku mencintai yatim piyatu, fakir miskin, dhuafa, anak penyandang disabilitas, anak jalanan. Entahlah…aku mencintai mereka sudah sedari dulu. Dari anak yatim piyatu aku belajar banyak hal. Anak yatim piyatu adalah anak yang tangguh, dimana ia harus berjuang tanpa ayah ataupun tanpa ibu bahkan tanpa ayah dan Ibu. Anak jalanan mengajarkanku arti kemandirian, arti rasa syukur atas nikmat yang Tuhan berikan. Anak penyandang cacad mengajarkanku arti syukur telah Tuhan berikan fisik yang sempurna, sungguh betapa aku harus bersyukur atas nikmat itu. Aku mencintai mereka sebagaimana aku mencintai diriku, dari mereka aku banyak belajar arti syukur, arti sabar, dan arti ikhlas.              
Kuingin (semoga Allah meridhoi) orang yang menjadi jodohku adalah sosok yang menyupporku dalam berbisnis untuk menjadi sociopreneur yang sukses. Kuharap kau menjadi penyupportku dalam mengabdi untuk peduli terhadap kaum yang membutuhkan (dhuafa, fakir miskin, anak jalanan, anak penyandang disabilitas, dan lain-lain). Kuharap kau menyupportku dalam meraih mimpi-mimpi besarku. Aku tak mentarget kamu harus ini atau harus itu, namun aku memiliki kriteria untuk orang yang menyupport masa depanku. Kuharap kau adalah sosok yang memiliki jiwa sosial yang tinggi untuk membantu sesama, kau yang tak hanya memikirkan dirimu dan keluargamu namun jua kau yang memikirkan bagaimana caranya bermanfaat untuk orang lain dan membantu orang lain. Kuharap kau sosok yang memiliki jiwa entrepreneurship dan jiwa leadership yang tinggi, sehingga kita bisa sevisi dan semisi. Saat ini aku sedang menaruh perhatianku dalam kegiatan sosial dan belajar tentang bisnis, kuharap kaupun sama.

 Untukmu Calon Imamku
Untukmu calon imamku…
Yang tak kutahu siapa dirimu
Sedang apa dirimu
Disini aku sedang berbenah diri
Melayakkan diri untuk menjadi pasanganmu
Untukmu calon imamku…
Yang tak pernah kutahu kapan kita bertemu
Yang tak pernah terfikir kapan kau menghalalkanku
Disini aku memantaskan diri
Untuk menjadi seorang istri
Yang senantiasa taat padamu dan taat pada Rabbku
Untukmu calon imamku…
Kuharap kita akan menjadi satu untuk selamanya
Kita yang berpadu dan saling bahu membahu
Kau yang menguatkanku saatku rapuh
Dan ku yang menguatkanmu saat kau lemah
Kau yang menyirami hatiku saat gundah
Ku yang memotivasimu saat resah
Kau yang meminjamkan bahumu untukku bersandar
Dan ku yang memegang tanganmu untuk kau tegar
Dibawah lindungan Rabbku
Kuingin kita kelak membina keluarga yang bahagia
Bahagia diatas rasa syukur dan diselimuti rasa cinta
Kuharap sebesar apapun badai menghalang
Hendak merobohkan cinta kita
Kau tetap berdiri tegar dan menguatkan cinta kita
Sampai berjumpa…sampai berjumpa di waktu yang halal

Orang tampan memang mempesona tetapi orang yang berjiwa entrepreneurship tinggi lebih memikat hati
Orang tampan memang mempesona tetapi orang beriwa sosial tinggi lebih menarik hati
Bukan tentang seberapa hebat dirimu, tetapi tentang seberapa bermanfaat dirimu



Tidak ada komentar :