MELUKIS
SENYUMAN UNTUK ORANG-ORANG TERCINTA
*****
SHARING
IS CARING
*****
Sekelumit
cerita tentang hari ini. Bukan untuk riya’ melainkan untuk berbagi, guruku
selalu berkata:
“Jika kamu mengajak orang lain pada kebaikan,
maka berilah contoh sikapmu yang menunjukkan akan kebaikan. Niscaya mereka akan
mengikutimu”
Demikianlah
kata-kata guruku yang selalu terpatri dibenakku. Beliau menganjurkanku bila aku
mengajak sesuatu pada orang lain maka terlebih dahulu aku harus memberikan
teladan pada mereka. Dan aku selalu berusaha melakukan apa yang guruku
nasehatkan.
Hari ini aku merasa sedikit lega,
karena aku bisa berbagi pada yatim piyatu. Alhamdulillah penghasilan sabun hari
ini 270 ribu (dengan untung bersih sekitar 81 ribu, dan 189 ribu modalnya).
Uang 200 ribu ku berikan yatim piyatu dan 70 ribu untuk modal sabun lagi. Mungkin
sekilas, aku terkesan rugi, tapi bagiku tidaklah rugi melainkan justru
beruntung. Perlu kau ketahui, bahwasannya tiada kerugian sedikitpun saat engkau
bersedekah, justru hal itu akan membuat rizki yang kau peroleh lebih berkah.
Perlu kau tahu, harta yang kau miliki sesungguhnya bukan milikmu, melainkan
milik Tuhan yang dititipkan padamu. Maka dari itu berbagilah ketika kau
mendapatkan rizki lebih. Suatu kebahagiaan tersendiri manakala kita bisa
bermanfaat dan membantu kesulitan yang dihadapi orang lain. Pada hakekatnya
yang membantu orang lain bukan kamu, melainkan Allah SWT. Kamu adalah perantara
Tuhan memberikan bantuan pada makhlukNya yang membutuhkan sebab Tuhan Maha
Penolong terhadap hambaNya. Bagiku, uang yang kita miliki, sebagian adalah hak
mereka yang membutuhkan seperti:
1. Yatim Piyatu
2. Fakir (orang yang tidak memiliki
harta)
3. Miskin (orang yang penghasilannya
tidak mencukupi)
3. Riqab (hamba sahaya atau budak)
4. Gharim (orang yang memiliki banyak
hutang)
5. Mualaf (orang yang baru masuk
Islam)
6. Fisabilillah (pejuang di jalan
Allah)
7. Ibnu Sabil (musyafir dan para
pelajar perantauan)
8. Amil zakat (panitia penerima dan
pengelola dana zakat)
9. Dhuafa (peminta-minta)
10. Anak jalanan
11. Anak penyandang disabilitas.
12. dll.
Kepedulian
tak harus semata dengan uang, tetapi jua bisa dengan barang ataupun dengan
tenaga. Intinya, berusahalah menjadi insan yang bermanfaat untuk orang-orang
disekitar kita dan lingkungan di sekitar kita. Bantulah orang yang membutuhkan
sesuai kemampuan kita, niscaya Allah akan membantu kita tatkala kita sedang
menghadapi kesulitan. Kebaikan yang kau tanamkan, manfaatnya bukan untuk Tuhan,
bukan untuk orang lain melainkan akan Tuhan kembalikan untuk dirimu sendiri.
Bahkan tanpa kamu berlaku baikpun, tiadalah mengurangi derajat keagungan Tuhan.
Sesungguuhnya baikmu adalah untuk dirimu sendiri.
“Barangsiapa
menginginkan kebaikan tercurahkan padanya, maka berlakulah baik terhadap
siapapun.
Barangsiapa tak
menghendaki keburukan terjadi padanya, maka janganlah berlaku buruk pada orang
lain”
Kebiasaan menyisihkan uang untuk
kusedekahkan pada yatim piyatu bermula sejak semester tiga. Tepatnya ketika
setelah aku menang lomba. Uang hasil menang lomba biasanya kubagi tiga,
sebagian untuk diriku (mencukupi kebutuhanku) dan kutabung, sebagian untuk
kuberikan kado ke keluargaku, dan sebagian lagi untuk yatim piyatu. Alhamdulillah
segala yang kubutuhkan tercukupi, karena Allah Maha Mencukupkan segala yang
dibutuhkan hambaNya. Sedari kecil, aku suka menyisihkan uangku untuk kutabung,
untuk keberikan yang membutuhkan, untuk membelikan kado sederhana pada
keluargaku.
Sejak SD aku sudah terbiasa menang
lomba, biasanya uang hasil menang lomba atau hadiah yang kudapatkan sebagian
untukku, sebagian kuberikan adekku, sebagian kuberikan Ibuku, dan sebagian
kutabung. Ibuku (Aku biasa memanggilnya emak) selalu mengajariku untuk dermawan
dan pandai dalam managemen waktu serta managemen keuangan agar semua terkontrol
dengan baik. Biasanya kado yang kuberikan adekku, Ibuku, dan Bapakku adalah
sesuatu yang lama diinginkannya namun belum bisa membelinya karena ada
kebutuhan lain yang lebih penting.
Sedari kecil, bahkan saat usia 4
tahun, kulihat Ibu sosok yang peduli. Kulihat beliau tanpa rasa risih mengajak
peminta-minta makan bersamanya, diberinya uang saku, dan diberinya jajanan. Aku
sering melihat itu sedari kecil, dari situlah rasa penuh kasih sayangku
terhadap yang membutuhkan tumbuh. Suatu ketika aku pernah menjumpai Ibuku saat
di Semarang menginap di kosku. Kulihat beliau membungkus nasi, diberi lauk
banyak, sayur dibungkus rapi dalam kertas minyak dan distapel lalu dimasukkan
dalam tas kresek dan dibuang ke tempat sampah. Maka olehku yang melihat itu,
kutegur Ibuku dengan halus.
“Ngaputen Ibu,
mengapa Ibu membuang makanan yang masih bagus, kan dosa membuang makanan Bu?
Mubadzir dan termasuk kategori sombong bila kita membuang makanan dengan
sengaja?,” protesku saat itu dengan suara lembut namun agak jengkel.
Dengan
lembut Ibu menuturkan alasannya mengapa beliau membuang nasi bungkus yang
berisi nasi (masih hangat), lauk dan sayur ke tong sampah.
“Ibu
membuangnya dengan niatan untuk menolong orang lain. Kulihat seorang wanita tua
mengorak-arik tong sampah hendak mencari makanan, aku takut kalau mereka
kukasih malu atau justru menghindar. Makanya aku sengaja menaruh nasi itu ke tong
sampah, biar bisa dimakan mereka, mengapa Ibu bungkus rapi dan masih ditambah
dimasukkan dalam kresek, biar nasinya tidak kotor dan bisa dimakan mereka”.
Jujur…spontan
aku pengen nangis, kutengokkan wajahku kebelakang air mataku terjatuh lalu
kuseka seolah ku kelilipan, aku tak mau Ibuku tahu kalau aku menangis dan
tersentuh karenanya. Aku sering menangis, tetapi di depan orang-orang yang
kucintai selalu berlagak tegar dan kututupi air mataku, seringkali aku menangis
dan orang-orang di dekatku tak tahu kalau aku menangis.
Entah mengapa tiap kali aku melihat
orang terlunta-lunta di Jalanan, di bawah jembaan, melihat fakir miskin,
dhuafa, yatim piyatu, anak penyandang cacat…hatiku tersentuh, dan tanpa sadar
air mata berjatuhan. Bahkan aku selalu kepikiran mereka hingga aku sampai di
rumah ataupun di kos. Pikiran itu mengusik benakku berhari-hari hingga
membuatku untuk terjun langsung bagaimana caranya aku bisa bermanfaat untuk
mereka. Entah menyedekahkan sesuatu semampuku, mengajarkan ilmu pada mereka,
atau memotivasi mereka agar mereka semakin semangat dalam mengembangkan
bakatnya. Hal itu pulalah yang mendorongku membuat gerakan “Disability Children Support” dan “Street Children Empowerment”. DCS atau “Disability Children Support” bertujuan untuk mengajar anak
penyandang cacat dan mengembangkan potensi yang mereka miliki sesuai bakat
mereka, sedangkan SCE atau “Disability
Children Support” bertujuan untuk mengajar anak jalanan.
Ngomong-ngomong kado, bulan Juni
adalah ultah adek kandungku. Sosok gadis tegar yang selalu menginspirasiku,
mengajarkanku banyak ilmu agama, dan selalu memotivasiku. Alhamdulillah, kali
ini aku mendapatkan kabar gembira darinya yang membuatku semakin termotivasi. Ia
menjadi bintang kelas (juara 1) di pesantren, jua menjadi santri teladan.
Sungguh, mbak bangga memiliki adek sepertimu dek. Adekku sangat suka sepakbola,
ia juga sangat mengidolakan pemain sepakbola dunia yang beragama islam
(muslim). Ia mengidolakan seseorang bukan berdasarkan tampangnya melainkan
berdasarkan agamanya,salah satu tokoh idolanya adalah “Yaya Toure”. Yaya Toure
ini adalah pemain sepakbola muslim yang berwajah hitam, namun taat akan
perintah agama. yaya Toure adalah salah satu pemain sepak bola yang berasal
dari Pantai Gading. Ia lahir di Sekoura Bouake, Pantai Gading, pada tanggal 13
Mei 1983. Ia bersama sang kakak Kolo Toure termasuk dalam skuad timnas Pantai
Gading, selain sama sama membela timnas kedua saudara ini juga bermain pada
klub yang sama yaitu Manchester City. Yahya Toure menempati posisi sebagai
gelandang. Terkadang aku penasaran mengapa dia mengidolakan Yaya Toure.
“Dek, mengapa
sih mengidolakan Yaya Toure, tidak mengidolakan Mesut Ozil atau Samir Nasri
yang jua pemain sepakbola muslim tapi tampan…hehe?”
Jawabannya dia
simple namun membuat hatiku tergugah.
“Aku kagum karena Yaya Toure rajin Ibadah
Mbak. Aku tidak kagum Mesut Ozil yang tampan karena dia pacaran, pacarannya
(dalam tanda kutip). Aku mengagumi seseorang bukan karena rupanya tapi karena
keterampilan dan agamanya”.
Sesuai
kesukaan adekku yang hobi tentang sepakbola, maka di ultah dia aku berikan kado
jaket sepakbola dua, jaket “BUYERN MUNCHEN” dan jaket “CHELSEA”. Karena aku
tahu, saat ini dia sedang mengidolakan tim sepakbola jerman. In syallah juga
akan kuberikan kado foto-foto pemain sepakbola dunia yang beraga islam, dan
foto pemain sepakbola Indonesia idola dia, Nasuha. Jauh-jauh hari aku sudah
menabung, sekiranya apa saja yang akan kuberikan pada adekku, karena hadiah
pertanda cinta, dan hadiah mendekatkan seseorang dengan seseorang. Maka akan
kuberikan hadiah kesukaan dia, terlebih adek yang sangat aku cintai.
Adekku
adalah sosok yang sangat mencintaiku, tiap kali untah ia selalu memberikan kado
barang-barang kesukaanku. Terlebih perjuangan ia untuk mendapatkan kado
tersebut. Dia rela menabung, menyisihkan uang sakunya untuk membelikan gamis
untukku, dia rela izin dari kelas di pesantren untuk membelikan jam tangan di
hari ultahku. Sungguh, hadiah dari dia benar-benar membuatku terharu. Gamis
lengkap dan kerudungnya serta jam tangan hasil tabungan ia sendiri. So sweet adek…mbak sayang adek, makasih
kadonya. Nah sebagaimana ia mencintaiku
dan selalu memberikan kejutan untukku, maka di ultah dia akupun ingin
memberikan sesuatu yang spesial yang membuat kita semakin cinta dan saling
mengenang. Kuberikan kado berupa barang-barang kesukaan dia yang sekiranya aku
bisa membeli dengan cara jauh-jauh hari aku menabung, dan kuberikan ia rekaman
lagu pesial ciptaan dariku untuknya serta lagu solawatan dan doa-doa di hari
ultah. Barokallah sayang…semoga Allah menjaga keromantisan kita hingga hayat
memisahkan kita, Semoga Allah menjaga persaudaraan kita dan menjaga kasih sayang
kita selalu istiqomah hingga maut memisahkan kita. Aamiin.
Jika
engkau mencintai seseorang maka ungkapkanlah, agar orang yang kau cintaipun
mengerti. Dan seandainyapun ia jua mencintaimu maka semakin rekatlah hubungan
kalian. Hal itulah yang mendorongku untuk mengungkapkan cintaku ke adekku,
sayang seorang kakak kepada adeknya, cinta dalam persaudaraan.
Disunnahkan orang yang mencintai saudaranya
karena Allah untuk mengabari & memberitahukan cintanya kepadanya. Hal ini
berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At-Tirmidzi. Ia berkata
hadist ini hasan dari Miqdad bin Ma’di dari Nabi Shalallaahu ‘alaihi wa sallam,
beliau bersabda:
“Jika seseorang mencintai saudaranya
karena Allah, maka kabarkanlah bahwa ia mencintainya.”
Hadist riwayat Abu Dawud dengan sanad yang
shahih dari Anas bin Malik:
Ada seorang laki-laki berada di dekat
Nabi Shalallaahu ‘alaihi wa sallam, kemudian kepadanya lewat seorang yang lain.
Laki-laki yang di dekat Rasulullaah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam berkata,
“Wahai Rasulullaah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam! Sungguh aku mencintainya.”
Maka Rasulullaah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apakah engkau sudah
memberitahukannya?” Ia menjawab, “Belum” Rasulullaah Shalallaahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Beritahukanlah kepadanya!” Kemudian ia mengikutinya dan
berkata, “Sungguh aku mencintaimu karena Allah.” Laki-laki itu pun berkata:
“Semoga engkau dicintai Allah, yang karena-Nya engkau mencintaiku.”
Hadist riwayat Al-Bazaar dengan sanad hasan
dari Abdullah bin Amr, ia berkata: Rasulullaah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
“Siapa yang mencintai seseorang karena
Allah, kemudian seseorang yang dicintainya itu berkata, “Aku juga mencintaimu
karena Allah.” Maka keduanya akan masuk surga. Orang yang lebih besar cintanya
akan lebih tinggi derajatnya daripada yang lainnya. Ia akan digabungkan dengan
orang-orang yang mencintai karena Allah.”
Nah mengapa mengungkapkan kasih sayang itu
perlu? Karena dengan saling mengetahui rasa cinta masing-masing, akan semakin
merekatkan tali persaudaraan, akan semakin menambah cinta kita, tetaplah cinta
karena Allah.
“Jika
seseorang itu sayang kepada sahabatnya maka hendaklah dia beritahu bahawa dia
menyayanginya.” (Riwayat Abu Daud).
Nah mengapa memberi hadiah itu mendekatkan
tali persaudaraan? Karena hadiah akan membuat hati orang yang kita cintai
merasa senang. Bukankah menyenangkan hati orang lain adalah suatu kebaikan,
terlebih lagi menyenangkan hati orang yang kita cintai, bukanlah sangat
membahagiakan…hehe.
عليك
بالهدايا فإنها تورث المودة وتذهب الضغائن
Ad-Dailami
meriwayatkan daripada Anas r.a.; Sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud;
“Kerapkanlah memberi hadiah kerana ia boleh meneguhkan kasih sayang dan
menghilangkan persanggitan hati.” (Riwayat Thabrani)
Dalam hadith yang lain Baginda bersabda:
تهادوا
تحابوا
“Hendaklah
kalian saling memberi hadiah, kelak kalian akan lebih mesra dan kasih.”
(Riwayat Malik)
Tiada hal yang paling terkesan selain
kebaikan
Tiada hal yang paling mulia selain peduli
terhadap sesama
Terimakasih
telah membaca, semoga bermanfaat bagi pembaca…J
Tidak ada komentar :
Posting Komentar