HALIMAH BINTI MASDARI

Kamis, 16 Juni 2016

MELUKIS SENYUMAN UNTUK ORANG-ORANG TERCINTA

MELUKIS SENYUMAN UNTUK ORANG-ORANG TERCINTA
*****
SHARING IS CARING
***** 


         Sekelumit cerita tentang hari ini. Bukan untuk riya’ melainkan untuk berbagi, guruku selalu berkata:
Jika kamu mengajak orang lain pada kebaikan, maka berilah contoh sikapmu yang menunjukkan akan kebaikan. Niscaya mereka akan mengikutimu”
        Demikianlah kata-kata guruku yang selalu terpatri dibenakku. Beliau menganjurkanku bila aku mengajak sesuatu pada orang lain maka terlebih dahulu aku harus memberikan teladan pada mereka. Dan aku selalu berusaha melakukan apa yang guruku nasehatkan.
    Hari ini aku merasa sedikit lega, karena aku bisa berbagi pada yatim piyatu. Alhamdulillah penghasilan sabun hari ini 270 ribu (dengan untung bersih sekitar 81 ribu, dan 189 ribu modalnya). Uang 200 ribu ku berikan yatim piyatu dan 70 ribu untuk modal sabun lagi. Mungkin sekilas, aku terkesan rugi, tapi bagiku tidaklah rugi melainkan justru beruntung. Perlu kau ketahui, bahwasannya tiada kerugian sedikitpun saat engkau bersedekah, justru hal itu akan membuat rizki yang kau peroleh lebih berkah. Perlu kau tahu, harta yang kau miliki sesungguhnya bukan milikmu, melainkan milik Tuhan yang dititipkan padamu. Maka dari itu berbagilah ketika kau mendapatkan rizki lebih. Suatu kebahagiaan tersendiri manakala kita bisa bermanfaat dan membantu kesulitan yang dihadapi orang lain. Pada hakekatnya yang membantu orang lain bukan kamu, melainkan Allah SWT. Kamu adalah perantara Tuhan memberikan bantuan pada makhlukNya yang membutuhkan sebab Tuhan Maha Penolong terhadap hambaNya. Bagiku, uang yang kita miliki, sebagian adalah hak mereka yang membutuhkan seperti:
1. Yatim Piyatu
2. Fakir (orang yang tidak memiliki harta)
3. Miskin (orang yang penghasilannya tidak mencukupi)
3. Riqab (hamba sahaya atau budak)
4. Gharim (orang yang memiliki banyak hutang)
5. Mualaf (orang yang baru masuk Islam)
6. Fisabilillah (pejuang di jalan Allah)
7. Ibnu Sabil (musyafir dan para pelajar perantauan)
8. Amil zakat (panitia penerima dan pengelola dana zakat)
9. Dhuafa (peminta-minta)
10. Anak jalanan
11. Anak penyandang disabilitas.
12. dll.
Kepedulian tak harus semata dengan uang, tetapi jua bisa dengan barang ataupun dengan tenaga. Intinya, berusahalah menjadi insan yang bermanfaat untuk orang-orang disekitar kita dan lingkungan di sekitar kita. Bantulah orang yang membutuhkan sesuai kemampuan kita, niscaya Allah akan membantu kita tatkala kita sedang menghadapi kesulitan. Kebaikan yang kau tanamkan, manfaatnya bukan untuk Tuhan, bukan untuk orang lain melainkan akan Tuhan kembalikan untuk dirimu sendiri. Bahkan tanpa kamu berlaku baikpun, tiadalah mengurangi derajat keagungan Tuhan. Sesungguuhnya baikmu adalah untuk dirimu sendiri.

“Barangsiapa menginginkan kebaikan tercurahkan padanya, maka berlakulah baik terhadap siapapun.
Barangsiapa tak menghendaki keburukan terjadi padanya, maka janganlah berlaku buruk pada orang lain”
       Kebiasaan menyisihkan uang untuk kusedekahkan pada yatim piyatu bermula sejak semester tiga. Tepatnya ketika setelah aku menang lomba. Uang hasil menang lomba biasanya kubagi tiga, sebagian untuk diriku (mencukupi kebutuhanku) dan kutabung, sebagian untuk kuberikan kado ke keluargaku, dan sebagian lagi untuk yatim piyatu. Alhamdulillah segala yang kubutuhkan tercukupi, karena Allah Maha Mencukupkan segala yang dibutuhkan hambaNya. Sedari kecil, aku suka menyisihkan uangku untuk kutabung, untuk keberikan yang membutuhkan, untuk membelikan kado sederhana pada keluargaku.
         Sejak SD aku sudah terbiasa menang lomba, biasanya uang hasil menang lomba atau hadiah yang kudapatkan sebagian untukku, sebagian kuberikan adekku, sebagian kuberikan Ibuku, dan sebagian kutabung. Ibuku (Aku biasa memanggilnya emak) selalu mengajariku untuk dermawan dan pandai dalam managemen waktu serta managemen keuangan agar semua terkontrol dengan baik. Biasanya kado yang kuberikan adekku, Ibuku, dan Bapakku adalah sesuatu yang lama diinginkannya namun belum bisa membelinya karena ada kebutuhan lain yang lebih penting.
        Sedari kecil, bahkan saat usia 4 tahun, kulihat Ibu sosok yang peduli. Kulihat beliau tanpa rasa risih mengajak peminta-minta makan bersamanya, diberinya uang saku, dan diberinya jajanan. Aku sering melihat itu sedari kecil, dari situlah rasa penuh kasih sayangku terhadap yang membutuhkan tumbuh. Suatu ketika aku pernah menjumpai Ibuku saat di Semarang menginap di kosku. Kulihat beliau membungkus nasi, diberi lauk banyak, sayur dibungkus rapi dalam kertas minyak dan distapel lalu dimasukkan dalam tas kresek dan dibuang ke tempat sampah. Maka olehku yang melihat itu, kutegur Ibuku dengan halus.
“Ngaputen Ibu, mengapa Ibu membuang makanan yang masih bagus, kan dosa membuang makanan Bu? Mubadzir dan termasuk kategori sombong bila kita membuang makanan dengan sengaja?,” protesku saat itu dengan suara lembut namun agak jengkel.
Dengan lembut Ibu menuturkan alasannya mengapa beliau membuang nasi bungkus yang berisi nasi (masih hangat), lauk dan sayur ke tong sampah.
“Ibu membuangnya dengan niatan untuk menolong orang lain. Kulihat seorang wanita tua mengorak-arik tong sampah hendak mencari makanan, aku takut kalau mereka kukasih malu atau justru menghindar. Makanya aku sengaja menaruh nasi itu ke tong sampah, biar bisa dimakan mereka, mengapa Ibu bungkus rapi dan masih ditambah dimasukkan dalam kresek, biar nasinya tidak kotor dan bisa dimakan mereka”.
Jujur…spontan aku pengen nangis, kutengokkan wajahku kebelakang air mataku terjatuh lalu kuseka seolah ku kelilipan, aku tak mau Ibuku tahu kalau aku menangis dan tersentuh karenanya. Aku sering menangis, tetapi di depan orang-orang yang kucintai selalu berlagak tegar dan kututupi air mataku, seringkali aku menangis dan orang-orang di dekatku tak tahu kalau aku menangis.
        Entah mengapa tiap kali aku melihat orang terlunta-lunta di Jalanan, di bawah jembaan, melihat fakir miskin, dhuafa, yatim piyatu, anak penyandang cacat…hatiku tersentuh, dan tanpa sadar air mata berjatuhan. Bahkan aku selalu kepikiran mereka hingga aku sampai di rumah ataupun di kos. Pikiran itu mengusik benakku berhari-hari hingga membuatku untuk terjun langsung bagaimana caranya aku bisa bermanfaat untuk mereka. Entah menyedekahkan sesuatu semampuku, mengajarkan ilmu pada mereka, atau memotivasi mereka agar mereka semakin semangat dalam mengembangkan bakatnya. Hal itu pulalah yang mendorongku membuat gerakan “Disability Children Support” dan “Street Children Empowerment”. DCS atau “Disability Children Support” bertujuan untuk mengajar anak penyandang cacat dan mengembangkan potensi yang mereka miliki sesuai bakat mereka, sedangkan SCE atau “Disability Children Support” bertujuan untuk mengajar anak jalanan. 
         Ngomong-ngomong kado, bulan Juni adalah ultah adek kandungku. Sosok gadis tegar yang selalu menginspirasiku, mengajarkanku banyak ilmu agama, dan selalu memotivasiku. Alhamdulillah, kali ini aku mendapatkan kabar gembira darinya yang membuatku semakin termotivasi. Ia menjadi bintang kelas (juara 1) di pesantren, jua menjadi santri teladan. Sungguh, mbak bangga memiliki adek sepertimu dek. Adekku sangat suka sepakbola, ia juga sangat mengidolakan pemain sepakbola dunia yang beragama islam (muslim). Ia mengidolakan seseorang bukan berdasarkan tampangnya melainkan berdasarkan agamanya,salah satu tokoh idolanya adalah “Yaya Toure”. Yaya Toure ini adalah pemain sepakbola muslim yang berwajah hitam, namun taat akan perintah agama. yaya Toure adalah salah satu pemain sepak bola yang berasal dari Pantai Gading. Ia lahir di Sekoura Bouake, Pantai Gading, pada tanggal 13 Mei 1983. Ia bersama sang kakak Kolo Toure termasuk dalam skuad timnas Pantai Gading, selain sama sama membela timnas kedua saudara ini juga bermain pada klub yang sama yaitu Manchester City. Yahya Toure menempati posisi sebagai gelandang. Terkadang aku penasaran mengapa dia mengidolakan Yaya Toure.
“Dek, mengapa sih mengidolakan Yaya Toure, tidak mengidolakan Mesut Ozil atau Samir Nasri yang jua pemain sepakbola muslim tapi tampan…hehe?”
Jawabannya dia simple namun membuat hatiku tergugah.  
“Aku kagum karena Yaya Toure rajin Ibadah Mbak. Aku tidak kagum Mesut Ozil yang tampan karena dia pacaran, pacarannya (dalam tanda kutip). Aku mengagumi seseorang bukan karena rupanya tapi karena keterampilan dan agamanya”.
        Sesuai kesukaan adekku yang hobi tentang sepakbola, maka di ultah dia aku berikan kado jaket sepakbola dua, jaket “BUYERN MUNCHEN” dan jaket “CHELSEA”. Karena aku tahu, saat ini dia sedang mengidolakan tim sepakbola jerman. In syallah juga akan kuberikan kado foto-foto pemain sepakbola dunia yang beraga islam, dan foto pemain sepakbola Indonesia idola dia, Nasuha. Jauh-jauh hari aku sudah menabung, sekiranya apa saja yang akan kuberikan pada adekku, karena hadiah pertanda cinta, dan hadiah mendekatkan seseorang dengan seseorang. Maka akan kuberikan hadiah kesukaan dia, terlebih adek yang sangat aku cintai.
         Adekku adalah sosok yang sangat mencintaiku, tiap kali untah ia selalu memberikan kado barang-barang kesukaanku. Terlebih perjuangan ia untuk mendapatkan kado tersebut. Dia rela menabung, menyisihkan uang sakunya untuk membelikan gamis untukku, dia rela izin dari kelas di pesantren untuk membelikan jam tangan di hari ultahku. Sungguh, hadiah dari dia benar-benar membuatku terharu. Gamis lengkap dan kerudungnya serta jam tangan hasil tabungan ia sendiri. So sweet adek…mbak sayang adek, makasih kadonya.    Nah sebagaimana ia mencintaiku dan selalu memberikan kejutan untukku, maka di ultah dia akupun ingin memberikan sesuatu yang spesial yang membuat kita semakin cinta dan saling mengenang. Kuberikan kado berupa barang-barang kesukaan dia yang sekiranya aku bisa membeli dengan cara jauh-jauh hari aku menabung, dan kuberikan ia rekaman lagu pesial ciptaan dariku untuknya serta lagu solawatan dan doa-doa di hari ultah. Barokallah sayang…semoga Allah menjaga keromantisan kita hingga hayat memisahkan kita, Semoga Allah menjaga persaudaraan kita dan menjaga kasih sayang kita selalu istiqomah hingga maut memisahkan kita. Aamiin.

         Jika engkau mencintai seseorang maka ungkapkanlah, agar orang yang kau cintaipun mengerti. Dan seandainyapun ia jua mencintaimu maka semakin rekatlah hubungan kalian. Hal itulah yang mendorongku untuk mengungkapkan cintaku ke adekku, sayang seorang kakak kepada adeknya, cinta dalam persaudaraan.
Disunnahkan orang yang mencintai saudaranya karena Allah untuk mengabari & memberitahukan cintanya kepadanya. Hal ini berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At-Tirmidzi. Ia berkata hadist ini hasan dari Miqdad bin Ma’di dari Nabi Shalallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
“Jika seseorang mencintai saudaranya karena Allah, maka kabarkanlah bahwa ia mencintainya.”
Hadist riwayat Abu Dawud dengan sanad yang shahih dari Anas bin Malik:
Ada seorang laki-laki berada di dekat Nabi Shalallaahu ‘alaihi wa sallam, kemudian kepadanya lewat seorang yang lain. Laki-laki yang di dekat Rasulullaah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Wahai Rasulullaah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam! Sungguh aku mencintainya.” Maka Rasulullaah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apakah engkau sudah memberitahukannya?” Ia menjawab, “Belum” Rasulullaah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Beritahukanlah kepadanya!” Kemudian ia mengikutinya dan berkata, “Sungguh aku mencintaimu karena Allah.” Laki-laki itu pun berkata: “Semoga engkau dicintai Allah, yang karena-Nya engkau mencintaiku.”
Hadist riwayat Al-Bazaar dengan sanad hasan dari Abdullah bin Amr, ia berkata: Rasulullaah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Siapa yang mencintai seseorang karena Allah, kemudian seseorang yang dicintainya itu berkata, “Aku juga mencintaimu karena Allah.” Maka keduanya akan masuk surga. Orang yang lebih besar cintanya akan lebih tinggi derajatnya daripada yang lainnya. Ia akan digabungkan dengan orang-orang yang mencintai karena Allah.”

Nah mengapa mengungkapkan kasih sayang itu perlu? Karena dengan saling mengetahui rasa cinta masing-masing, akan semakin merekatkan tali persaudaraan, akan semakin menambah cinta kita, tetaplah cinta karena Allah.
“Jika seseorang itu sayang kepada sahabatnya maka hendaklah dia beritahu bahawa dia menyayanginya.” (Riwayat Abu Daud).

Nah mengapa memberi hadiah itu mendekatkan tali persaudaraan? Karena hadiah akan membuat hati orang yang kita cintai merasa senang. Bukankah menyenangkan hati orang lain adalah suatu kebaikan, terlebih lagi menyenangkan hati orang yang kita cintai, bukanlah sangat membahagiakan…hehe.

عليك بالهدايا فإنها تورث المودة وتذهب الضغائن
Ad-Dailami meriwayatkan daripada Anas r.a.; Sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud; “Kerapkanlah memberi hadiah kerana ia boleh meneguhkan kasih sayang dan menghilangkan persanggitan hati.” (Riwayat Thabrani)
Dalam hadith yang lain Baginda bersabda:
تهادوا تحابوا
“Hendaklah kalian saling memberi hadiah, kelak kalian akan lebih mesra dan kasih.” (Riwayat Malik)

Tiada hal yang paling terkesan selain kebaikan
Tiada hal yang paling mulia selain peduli terhadap sesama
Terimakasih telah membaca, semoga bermanfaat bagi pembaca…J




Tidak ada komentar :