HALIMAH BINTI MASDARI

Kamis, 04 Juli 2024

BIAYA SEKOLAH SISWA TINGGI, GAJI GURU RENDAH SEKALI

BIAYA SEKOLAH SISWA TINGGI, GAJI GURU RENDAH SEKALI

(Pengalaman Mendaftar Guru SD IT di Blora, Jawa Tengah). 

*****

Senin, 1 Juli 2024 tepatnya pukul 12.30 aku (Dewi Nur Halimah, S.Si) melakukan sesi seleksi wawancara pendaftaran guru di SD IT Permata Mulia Blora. Saya tertarik mendaftar karena beberapa alasan:

  • Lingkungan islami dimana murid diminta menghafal Qur'an dan hadits 
  • Berdasarkan survey saya ke beberapa siswa baik Blora maupun luar, biaya SPP dan lain lain per bulan tinggi jadi in syaAllah kesejahteraan guru jg lebih diperhatikan
  • Diperkuat dengan saya Googling gaji guru di SD Islam Terpadu melebihi UMR.

  • Gambar 1. Gaji Guru SD, SMP, SMA Islam Terpadu berdasarkan laporan Google. Saya tanya luar kota juga lebih UMR jauh

Sebelum berbicara lebih jauh, apakah sudah tahu SD IT itu apa?. SD IT adalah sekolah swasta Sekolah Dasar Islam Terpadu yang dikenal bonafit dengan biaya sekolah kategori cukup mahal untuk wilayah kabupaten. Kalau di Blora SD IT ya setara SD swasta lain yang bonafit. Dimana rata-rata biaya SPP SD IT di Indonesia per bulan 200 RB - 300 RB per anak. Transportasi 250-300 rb per anak per bulan. Dan uang makan siang per anak 250 RB - 300 RB per bulan dengan libur normal sebulan 4 kali yakni setiap hari Ahad dan tanggal merah (Jika ada). Dimana aku pernah liat SPP muridku IT per anak 800 RB per bulan mencakup SPP, biaya makan dan transport.

SPP misal tengah 250 RB

435 siswa x 250 RB = 108.750.000

Misal dibagi guru + penjaga sekolah + driver (sebanyak 31) = 3.508.064 (3,5 juta)

Nah misal kepotong asuransi, transport, makan siang guru di sekolah sekitar 500 rb. Gaji take home pay guru 2,5 JT per bulan. Gaji take home pay kepsek 3 JT per bulan itu sudah untung. Sisanya buat yayasan untuk kemajuan sekolah. 

Biaya per bulan siswa 500-800 ribu per bulan tapi gaji guru rendah sekali. Sementara gaji guru di bawah UMR. Apa pantas?. Sudah gitu waktu saya tanya penyelenggara yayasan, dilarang PPPK atau CPNS. GPP dilarang asal kesejahteraan diperhatikan, ini dilarang ikut kalau ikut harus resign tapi gaji guru rendah sekali. Apa guru tidak butuh makan?. Apa guru tidak membiayai keluarganya?. Harusnya realistis. Kalau pemasukan siswa banyak, gaji guru ya UMR bahkan di atasnya.

Bayangin masak guru baru 600 RB per bulan selama 3 bulan. Lalu guru 5 tahun mengajar gajinya 1,2 JT dengan biaya siswa tinggi. Saya pernah ngajar di swasta Blora, SPP semua 150 RB tapi gaji saya 1,150 RB an per bulan hampir 1,2 JT. 

Saya pernah ketrima di sekolah swasta di luar kota, gaji rata rata guru di sana 4 JT per bulan. Namun karena prestasi nasional dan internasional saya puluhan, 40 lebih. Saya ditawarkan gaji 5 JT per bulan dan mimpin lomba + laboratorium di sana. 

Lah ini pemilik yayasan bilang, belum ada pelamar guru prestasinya sebanyak ini. Tapi tawaran gaji under sekali. Pralogis kan. Bayangin 600 RB, kepotong bensin 450 RB. Masak bersih 150 RB per bulan. Sama aja 5 ribu per hari. buat beli minyak aja tidak cukup, 500 ml harganya 9 ribu. Lalu misal naik 1.050.000 kepotong bensin 450 rb, bersih cuman 600 ribu. Ngajar sekitar 7 jam 45 menit dengan salary 20 RB sehari. Buat beli minyak sama sayur aja, bumbunya beras belum cukup😅. 



Lah kita kerja secara logis juga biar bisa belanja, bisa bayar token listrik, bisa bayar air, bisa makan sehari hari tercukupi. Biaya murid tinggi, gaji guru rendah sekali. Kesejahteraan guru rendah. Kalau saya realistis, tidak mungkin kerja tapi belanja hutang. Kerja ya minimal bisa cukup buat belanja sehari hari biar hidup banyak syukur tidak ngeluh. 

Kalau sekolah biaya SPP rendah, gaji guru 600 RB atau 1 JT wajar. Ini harga kategori tinggi atau sangat tinggi kalau di Blora, biaya murid dari 500-800 ribu per bulan per anak. Faktanya, kesejahteraan guru berbanding terbalik dengan kenyataan. 

Kalau bilang, ngajar itu harus ikhlas beramal?. Lah guru butuh makan dan biayai anak dan keluarganya. Kalaupun belum punya anak, butuh makan dan bayar listrik. Kenapa nggak dibalik aja, yang bilang gitu hasil kerjanya disodaqohkan guru semua aja. Jenengan nggak usah Nerima gaji atau kalau donatur tidak usah ngarep balik pokok. Wakaf ya murni wakaf. 

Kalau kerjasama ya sama sama peduli. Uang pangkal harusnya buat yayasan dalam arti uang aset tanah dan pembangunan gedung. Untung transportasi dan untung makan buat kas sekolah. Operasional sekolah ada BOS sama kas sekolah dari tadi. 

SPP bisa buat guru dan seluruh karyawan. Kan sama sama memperhatikan kesejahteraan. 

Belum Bantuan BOS untuk jumlah siswa SD IT yang 435:

435 x 800.000 = 348.000.000 (348 juta). Semakin banyak murid maka semakin banyak Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diterima. Dan 50% BOS bisa digunakan untuk menggaji guru honorer dan tenaga honorer di sekolah yang bersangkutan. Apakah alokasi bos penggunaanya sudah disampaikan detail pengeluarannya ke walimurid dan semua guru, karena sumber BOS adalah APBN yang notabennya uang rakyat dari pajak?. Belum tentu, kalau dikasih tahu paling hanya gelondongan atau laporan sehalaman, padahal segitu banyak rinciannya jelas berhalaman halaman.

Dana bos itu untuk pembiayaan komponen ini, diluar ini berarti penyalahgunaan.

Anggaran BOS untuk honorer itu paling banyak 50 artinya 50% bos buat honorer bisa kalau jujur dan peduli kesejahteraan guru serta tidak ada korupsi atau penyalahgunaan.

Nominal bantuan BOS per anak sesuai jenjang sekolah

Silahkan dinalar sendiri. Kita kira belanja 5 ribu cukup tidak sehari jika kepotong bensin PP (pulang pergi) 15 ribu. Kerja bukan bisa mencukupi kebutuhan justru numpuk hutang jadinya. Hidup itu realistis ya kerja ya ibadah ya realistis biar banyak syukur. Kalau tidak realistis alhasil banyak numpuk hutang, banyak nyeseg dll. 

Kalau pulang jam 14.45. sekalian asar jam 15.15 biar tidak nanggung. Sampai rumah jam 15.45 lalu ngelesin capeknya masya Allah. 7 jam 45 menit di sekolah dengan salary under 1,5 JT bahkan untuk 3 bulan pertama hanya 600 rb. Alhasil saya mengundurkan diri. Biarlah sosial saya bukan romusa. Biaya murid per bulan tinggi, gaji guru rendah. Kalau ngabdi haji rendah gpp logikanya kalau SPP murid rendah, kalau SPP dan biaya lain tinggi gaji guru rendah ya kayak romusa. Mungkin jalan sosial saya lewat saya menegakkan HAM. Selain itu dengan kerjaan lain semoga Rizki mengalir deras, biar bisa rutin sodaqoh ke orangtua, orang yang butuh dan yatim sesuai kemampuan. Kalau penghasilan naik, in SyaAllah sodaqoh juga naik. Sesuai penghasilan. Kerja profesional ya harus dibayar profesional karena realistis biar bisa belanja mandiri tanpa hutang untuk mencukupi kebutuhan sehari hari. Kecuali sosial seminggu sekali, free karena murni sosial. Beda ranah. Ini kisah fakta saya wawancara ya. 

Bukti SS dengan Kepsek SD IT Permata Mulia Blora saat saya Protes

Bukti SS dengan Kepsek SD IT Permata Mulia Blora saat saya Protes

Bukti SS dengan Kepsek SD IT Permata Mulia Blora saat saya Protes

Bukti SS dengan Kepsek SD IT Permata Mulia Blora saat saya Protes

Bukti SS dengan Kepsek SD IT Permata Mulia Blora saat saya Protes

Bukti SS dengan Kepsek SD IT Permata Mulia Blora saat saya Protes

Bukti SS dengan Kepsek SD IT Permata Mulia Blora saat saya Protes

Bukti SS dengan Kepsek SD IT Permata Mulia Blora saat saya Protes

Bukti SS dengan Kepsek SD IT Permata Mulia Blora saat saya Protes

Bukti SS dengan Kepsek SD IT Permata Mulia Blora saat saya Protes

Bukti SS dengan Kepsek SD IT Permata Mulia Blora saat saya Protes

Bukti SS dengan Kepsek SD IT Permata Mulia Blora saat saya Protes

Bukti SS dengan Kepsek SD IT Permata Mulia Blora saat saya Protes

Bukti SS dengan Kepsek SD IT Permata Mulia Blora saat saya Protes

Bukti SS dengan Kepsek SD IT Permata Mulia Blora saat saya Protes

Bukti SS dengan Kepsek SD IT Permata Mulia Blora saat saya Protes

Bukti SS dengan Kepsek SD IT Permata Mulia Blora saat saya Protes







































Kamis, 08 Februari 2024

BULLYING MENJADIKANKU PEREMPUAN MANDIRI, TEGAR, DAN KUAT

 BULLYING MENJADIKANKU PEREMPUAN MANDIRI, TEGAR, DAN KUAT

*****

Oleh: Dewi Nur Halimah binti Masdari



Setiap orang tentu memiliki cerita perjalanan hidupnya juga kisah masa kecilnya. Pun juga aku, kisahku waktu kecil penuh pilu. Aku sering kali mendapatkan bully-an baik dari pihak keluarga sendiri maupun tetangga. Kejadian puluhan tahun lalu saat aku masih balita dan SD. Namun lukanya masih membekas hingga saat ini. 

Aku masih terkenang. Saat kirim dungo (dalam istilah Jawa dikenal: kirimnduo saat Ruwahan/ banca'an), semua cucu-cucu dari simbahku (nenek jalur bapak) berkumpul dirumah simbah. Semua cucu yang datang dan bermain bareng aku termasuk Dek Lis, Anam, Konik, Ana, Misbah, Mudah dan cucu cucu lainnya. Semua dikasih makan sama daging ayam (Sempol atau dodongmentok atau daging lain yang dagingnya banyak) kirimndungo oleh simbahku. Sementara aku nonton, kalaupun dikasih bagian balung (seperti cakar, kerongkongan, leher yang nggak ada dagingnya atau dagingnya sedikit) dan aku dikasih paling belakang, pernah juga capek di rumah Mbah nggak dikasih makan sementara semua sepupu dikasih. 

Aku sering mengalami hal itu. Pernah saking sakit hatinya, aku bersumpah sampai simbahku mati aku tidak akan mau menemui jenazahnya karena suka nyakitin hatiku. Sumpah itu kulafadkan dihadapan bapakku. Aku dimarahin bapakku dan diminta mencabut sumpahku, katanya sumpah buruk boleh dicabut. Akhirnya aku puasa 3 hari untuk mencabut sumpahku. Aku tidak akan mengatakan itu kalau nggak saking mangkelnya. Aku masih ingat dimana semua sepupu dikasih makan, sementara aku diiming-imingin cuman nonton. Aku bicara sebenarnya, dan ini kuingat-ingat sampai mati. Rasanya sakit, namun aku belajar memaafkan. Cuman untuk menghindari benci, aku memilih menjauhi daftar nama nama orang yang pernah menyakitiku. Kenapa aku menjauh?. Supaya hatiku tenang, tidak teringat luka, aku butuh sehat mental, dan juga menghindari dendam saat aku punya power buat dendam. Dengan menjauh, seiring berjalannya waktu aku lupa saat sibuk meskipun kalau ketemu lagi ya ingat lagi kejadian kejadian itu. 

Aku memiliki keunikan. Terkadang di otakku sering flashback kayak video muter tentang kejadian orang-orang yang pernah jahatin aku. Entah yang ngebully aku, yang memfitnah aku, atau yang dzolimi aku. Semua nama dan sikap orang yang nyakitin aku, rekaman kejadiannya meski sudah beberapa tahun silam muter di kepala dengan jelas. Daya ingatku juga kuat. Makanya untuk menghindari dendam dan kebencian, aku memilih tidak usah bertemu muka orang-orang yang pernah melukaiku sangat dalam. Dengan begitu, aku lupa lukanya, kalaupun ingat setidaknya perihnya tidak menganga. Pun orang-orang yang pernah membantuku, aku juga ingat betul nama-nama dan bantuannya. Setiap hari in SyaAllah aku tak pernah lepas mendoakan mereka semoga diberikan kemudahan, kelancaran dan kesehatan. 

Aku juga masih ingat. Saat kecil, ada tetanggaku, inisial SN. Anak-anak kecil seumuranku dipanggil dikasih balon, dihadapanku. Dan cuman aku yang nggak dikasih, mereka lalu ngiming-ngimingi aku. Aku juga sering diiming-imingin mainan dan makanan sama dia. Aku diam, aku tidak mengadu pada emakku. Aku sadar, saat kecil orang tuaku miskin. Bisa makan saja Alhamdulillah, mana tega aku minta mainan dan jajan. Makanya saat aku sudah kerja, aku pengen sesuatu ya kubeli selama  yang kubeli masih batas normal, dan pengeluaran tidak melebihi penghasilan ya nggak papalah. Hitung-hitung sebagai obat luka kecil yang dalem banget. Saat itu mataku berkaca-kaca dan aku menahan tangis. Alhamdulillah aku anak e sabar, tidak ngambekan ke orangtua, juga tidak pelampiasan sedih ke orang lain. Semua luka kupendam sendiri, kusimpan rapat dalam memori sampai aku dewasa. Harga mati saat dewasa aku harus berhasil, minimal cukup buat kebutuhan primer dan sekunder.

Dulu aku juga sering dibully setiap kali bermain di halaman masjid atau di depan halaman rumah mbah Nur Hasyim. Terutama saat main mikado, gobak sodor, dll. Aku sering dicengukke biar capek dan dibikin nangis sama Kak X (Qodarullah sekarang yang dzolimi aku jg rumah tangganya berantakan, naudzubillah. Kuwalat mungkin, kan jahat. Dia UN nggak lulus, nikah cerai). Selain X juga si K. Kejahatan K ini, aku juga masih ingat, dimana saat kondangan berkat di masjid. Berkatku dalam nampan (berisi nasi, bumbu: mie goreng, telur, kering tempe, kacang goreng, peyek) ditendang dipakai bal-balan menggunakan kaki oleh dia. Dia usianya sekitar 4/5 tahun lebih tua dari aku. Aku yang liat berkat nampan emakku dipakai tendang-tendangan, spontan nggak kuasa nangis dan njerit. Sampai sekarang luka itu masih kusimpan. Aku tidak dendam, tapi aku tidak bisa lupa orang yang menyakitiku. 

Bahkan saat kerja menjadi guru, lingkungan kerjaku juga tidak kondusif. Beberapa guru muda geng-gengan. Harusnya kerja ya kerja profesional, selesai kerja pulang. Bukan ngerumpi menjatuhkan menjelek jelekkan yang lain apalagi memfitnah. Hal yang paling menyakitkan, dulu 2019 aku pernah dapat undangan bertemu presiden dan keliling Nusantara. Alhasil pulang dari Jakarta, si guru itu kukasih oleh oleh, namun tidak disentuh sama sekali, tidak dimakan blas. Buah berkardus kardus masih banyak. Alhamdulillah sekolah dekat pondok, oleh oleh buah buahan (apel, per, jeruk, dll) kubagi-bagikan murid-murid pondokm Alhamdulillah ludes, aku pulang tidak kaboten. Mengobati sedihku. 

Selama sebulan aku diprenguti si N. Iri jelas. Dia juga memimpin gengnya untuk bersikap buruk denganku. Hanya karena aku dapat uang saku 1 juta untuk PP ke jakarta. Dia belum pernah lomba dan karantina berhari hari makanya uang sejuta dikira banyak. Lah pp bus aja 460 RB. Untung penginapan gratis. Makan seminggu juga lumayan. Belum yang lain. Alhamdulillah aja penginapan gratis. Kadang kalau panitia lomba nggak ngasih penginapan, hotel semalem 500 RB di Jakarta itu susah apalagi zaman sekarang. Kadang kalau penginapan nggak ditanggung, aku ada uang ya nombok buat beli prototype lomba dan persiapan lain. Kalau pas nggak ada uang, atau uangku mepet ya aku nekad tidur di masjid masjid atau terminal sebelum sampai di lokasi acara, uangnya buat prototype aja. Atau saat acara di lokasi acara, selesai acara di masjid. Pas acara, balik lagi esoknya. Selesai ke masjid lagi. Sering juga kalau foto, nggak diajak sendiri. Sering nyindir juga, padahal aku nyenggol dia aja nggak. Mangkel, jelas. Tapi ya cuek, fokusku kerja. Selesai pulang udah. Profesional. Yang penting kerjaku bagus, ada tidak ada atasan tetap bagus sebab Tuhanku selalu melihatku. 

Berdasarkan latar belakangku saat kecil yang sering mendapatkan bully-an. Itulah mengapa sekarang aku penyayang ke anak anak. Setiap ada anak dibully, aku tolong. Dan sikapku keibuan. Kenapa? Karena setiap liat yang dibully aku keingat luka lama. Sakit, perih. Makanya kalau ada yang dibully aku tolong kalau tahu di depan mataku langsung. Dulu muridku waktu aku mondok, ada anak polisi yang dibully temannya sampai keluar pondok dan pindah sekolah karena nggak ditemani dan difitnah nggak mandi. Padahal anaknya rajin mandi, cantik. Satu lagi, ada yang didorong dorong. Dia juga kutilang. Sudah puluhan anak yang dibully dan kutangani. Baik di lingkungan masyarakat, sekolah, maupun di jalan saat aku kegiatan. 

Jika aku merasakan dibully, dikucilkan sakitnya minta ampun, aku berusaha agar tidak ada yang dibully dan merasakan sakit yang kualami. Setidaknya dengan menolong korban bullying yang kutemui itu artinya aku bisa mencegah bullying atas bantuan Allah dan aku bisa bermanfaat untuk orang lain. Teruslah baik semaksimal yang kamu bisa. Jangan dendam, cukup jauhi bertemu dengan orang yang pernah nyakitin kamu. Sibukkan hari harimu dengan hal positif dan bermanfaat agar hidupmu bermanfaat dan berkah. Kisah bullying yang kualami kuambil hikmah, dengan pernah dibully aku menjadi perempuan yang kuat dan tegar. Tidak lembek ketika dihina, dibully atau dimaki. Dengan latar belakang suka diiming-imingi menjadikanku semangat kerja, mandiri, dan bisa meraih mimpi-mimpiku berbuah nyata. Cara balas dendam terbaik adalah menjadikan diri ini lebih baik termasuk lebih berhasil soal harta, lebih mandiri, lebih cantik, lebih berjiwa sosial, dan lebih berprestasi. 

Minggu, 10 April 2022

KENAPA KITA HARUS BELAJAR SETIAP HARI?

KENAPA KITA HARUS BELAJAR SETIAP HARI?

*****

Oleh: Dewi Nur Halimah

Email: halimahundip@gmail.com, 

HP. 0859159991610 

*****




Berbincang soal belajar, belajar adalah kewajiban kita sejak lahir sampai ke liang lahat. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respons. Belajar memberikan output berupa otak yang pandai memahami apa yang telah dipelajari.

Belajar bisa dilakukan dengan membaca, menulis, menghafalkan, maupun berlatih. Kebiasaan belajar akan meningkatkan kemampuan literasi kita. Bila tubuh membutuhkan perawatan skincare, badan memerlukan pakaian, jiwa memerlukan perhatian dan kasih sayang, pun jua otak memerlukan braincare. Kesadaran diri akan kebutuhan belajar perlu dicukupi dengan baik. Sesungguhnya menahan lelahnya belajar jauh lebih baik daripada menahan kebodohan.

Jika kita mampu bermain  berjam-jam hingga lupa waktu, kita mampu hang out berjam jam dengan teman, seharusnya kita juga mampu belajar berjam-jam tiap hari. Sebenarnya, belajar itu tak seseram yang dibayangkan seperti bikin pusing, bosen dan jenuh. Belajar itu asyik dan menyenangkan kalau kita memiliki kesadaran akan pentingnya belajar sebagai kebutuhan.

Dengan belajar, kita akan mendapatkan banyak manfaat untuk kehidupan kita. Adapun manfaat belajar:

1. Menjadikan otak cerdas

Otak itu bagaikan kendaraan, belajar itu bagaikan bahan bakar. Kendaraan tak akan bisa digunakan apabila tidak terisi bahan bakar. Pun demikian otak, otak tak akan mampu berpikir dengan baik jika otak jarang digunakan untuk belajar. Semakin rajin belajar, maka semakin luas pengetahuan kita, dan semakin mudah bagi kita untuk memecahkan masalah yang rumit.

2. Mengasah otak lebih terampil

Otak yang sering digunakan untuk belajar sama halnya dengan pisau yang sering diasah. Pisau yang sering diasah akan semakin tajam untuk memotong. Pun demikian otak, otak yang sering diservice dengan braincare (belajar) maka otak akan terampil memecahkan setiap soal-soal yang dihadapi.

3. Mendewasakan pola pikir

Semakin banyak belajar, maka semakin luas wawasan. Wawasan yang luas dengan sudut pandang dari beberapa sisi. Wawasan luas mendorong pola pikir toleransi, pluralisme dan menerima perbedaan sebagai rahmad dengan hati yang lapang. Selain itu, wawasan luas mencegah sikap intoleran, radikal, dan ekslusifisme.

4. Terhindar dari kebodohan

Belajar adalah cara untuk mencerdaskan otak sekaligus menghindarkan diri dari kebodohan. Dengan belajar, kita dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Kemampuan membedakan antara yang baik dan buruk dapat mencegah kita dari hal hal buruk. Belajar adalah mata rantai pemutus kebodohan dan kemiskinan. Dengan kita belajar maka kita akan berpola pikir dewasa dan solutif. Tentu saja hal ini dapat meningkatkan kualitas SDM kita sehingga mimiliki peluang mendapatkan pekerjaan  yang baik dan mensejahterakan kehidupan kita lebih baik.

5. Membentuk jiwa yang inovatif, solutif dan produktif.

Belajar yang rajin akan membentuk jiwa yang produktif dan inovatif. Wawasan yang luas akan mendorong kita untuk kreatif dalam mengatasi permasalahan hingga menemukan solusi.

Minggu, 20 Maret 2022

WAHAI SUAMI, DUKUNG MENTAL ISTRI TETAP SEHAT!

WAHAI SUAMI, DUKUNG MENTAL ISTRI TETAP SEHAT! 

*****

Oleh: Dewi Nur Halimah binti Masdari 

Kanti Utami (sumber gambar : www.aceh.tribunews.com)

Wahai para suami...

Kamu tak merawat istrimu dari kecil hingga dewasa, yang membesarkan dan merawatnya adalah orangtuanya. Namun saat ia dewasa, kamu mencintainya, kamu memintanya dari orangtuanya. Saat menjadi istrimu, dia rela meninggalkan keluarga yang merawat dan membesarkannya demi mengabdi dan berbakti denganmu.

Ia mengurus rumah tanggamu, melayanimu, juga mengurus anakmu. Bahkan ketika anak masih bayi atau batita (bawah tiga tahun), tak jarang istrimu jarang tidur demi menjaga anakmu yang kadang nangis, rewel semalaman.

Banyak sekali para suami yang nggak peka. Kalian perlu belajar ini.

Dalam mengurus rumah tangga, apalagi jika tidak memiliki PRT istrimu melakukan banyak hal (menyapu, mengepel, mencuci baju, cuci piring, masak, beres beres rumah dll). Namun sering kali lelaki tak melihat ini dan menganggap istrinya tak kerja. Mereka kerja, hanya saja tidak menghasilkan uang seperti dirimu.

Belum jika kebutuhan keluarga semakin besar. Istri tak jarang ikut terjun membantu suami mencari nafkah. Bahkan banyak juga para suami pengangguran, istrinya ganti peran menjadi tulang punggung keluarga.

Ketika istrimu mencari nafkah maka bebannya semakin berat, selain bekerja mencari nafkah, ia mengurus rumah tangga, mengurus anak, dan melayanimu. Semakin banyak tanggungannya.

Wahai suami...

Para istri juga manusia, punya lelah dan letih. Ketika istrimu mengeluh kecapean, butuh perhatian. Jangan kau abaikan, bantulah ringankan pekerjaannya. Seperti jangan sampai yang jadi pencari nafkah itu istrimu, ini kuwajibanmu. Kewajiban ini bisa diambil alih kalau suami sakit parah/ cacat fisik yang menghalanginya tidak bisa kerja kecuali kerja online sambil duduk. Kalau kamu sehat, maka yang berkewajiban mencari nafkah adalah suami. Para suami harusnya malu, marwahnya hilang kalau istrinya mencari nafkah. Sudah gitu, tidak bersyukur malah istri disiksa, abai pula.

Jadilah suami yang baik. Saat engkau melihat istrimu mengeluh kecapean, kuatkan mentalnya, peluklah, bantu pekerjaan rumah tangga yang dihandlenya. Misal istri repot ngurus bayi, suami bantuin cuci piring. Atau istri lagi nyuci, sementara suami tidak kerja (lagi istirahat santai), cobalah peka. Istri nyuci, suami bantuin jemur. Saling pengertian itu penting untuk menjaga mental istrimu tetap sehat.

Wahai suami...

Kamu perlu belajar dari kisah nyata seorang ibu yang tega membunuh anak-anaknya, tidak lain karena mereka (para istri) depresi berat serta kurangnya support dari suami. Kebanyakan dipicu oleh permasalahan ekonomi dan kurangnya kasih sayang perhatian sang suami.


KASUS 1

Anik Qoriah (sumber gambar: www.liputan6.com).

Pada tahun 2006 silam, seorang ibu tiga anak yang bernama Anik Qoriah Sriwijaya, yang merupakan lulusan ITB tega membunuh anaknya. 

Anik mengontrak rumah bersama suami (Iman Abdullah), dan 3 anak, Abdullah Faras Elmaky alias Faras (6 tahun), Nazhif Aulia Rahmatullah alias Najib (3 tahun), dan Muhammad Umar Nasrullah (9 bulan) di Jalan Margahayu Barat Margacinta Kota Bandung. Keluarga ini terlihat hidup damai, tak pernah ada masalah berarti. Anik merupakan ibu rumah tangga, sedangkan sang suami bekerja di sebuah yayasan.

Minggu pertama bulan Juni, kejadian menggemparkan terjadi. Beralasan ingin menenangkan diri, Anik meminta suaminya menginap di kantor. Malam itu, ia membekap satu per satu anaknya hingga kehabisan nafas dan TEWAS. Anik mengaku tak memiliki motif khusus. Juga tak memiliki kelainan jiwa. Ia hanya merasa harus menyelamatkan anak-anaknya dari kehidupan. Anik terlalu takut tidak bisa membahagiakan anak-anaknya di masa depan. Ia merasa menjadi ibu yang gagal. Ia merasa bersalah dan menganggap dirinya tidak memiliki kemampuan apa-apa (untuk menghidupi anak-anak). Berdasarkan penyelidikan polisi, perempuan yang biasa hidup berkecukupan itu mengalami paranoia.


KASUS 2

Dedeh Nur Fatimah (sumber gambar: www.news.detik.com)

Dedeh Nur Fatimah (38 tahun), ibu 3 anak asal Kampung Cijengjing RT 5 RW 22 Desa Kertamulya Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat tega menenggelamkan anaknya ke toren (penampung) air pada Selasa, 11 Maret 2007. Satu anaknya tewas, dua lainnya selamat. Usai beraksi, Dedeh menyerahkan diri ke polisi.

Polisi sempat menduga aksi tersebut disebabkan rasa frustasi terkait faktor ekonomi. Namun suami Dedeh (Kasito) membantahnya. Utang Rp 20 juta ke bank dibayar rutin. Selama ini, keluarganya juga tidak pernah masalah.

Dedeh mengaku tidak menyesal. Ia justru menyesal karena 2 anak lainnya tidak ikut meninggal. Dedeh nekat membunuh anaknya karena ia tidak mau membebani anaknya. 


KASUS 3

Kanti Utami (sumber gambar : www.aceh.tribunews.com)

Kanti Utami (35 tahun), seorang ibu muda yang berprofesi sebagai MUA. Ia merupakan warga Desa Tonjong, Brebes, ditangkap menggemparkan tanah air karena tega menggorok anaknya. 

Minggu, 20 Maret 2022 ia melakukan penggorokan terhadap 3 anaknya. Satu anak tewas, dua lainnya selamat.

Berdasarkan motif pengakuannya, ia merasa bahwa ia tidak gila. Ia hanya ingin menyelamatkan anak-anaknya biar tidak hidup susah seperti dirinya sehingga anak-anaknya harus mati agar tidak hidup sedih seperti dirinya. Ia juga mengaku selama ini kurang kasih sayang. Dia mengaku sudah tidak sanggup lagi hidup dengan ekonomi yang pas pasan. Apalagi, suaminya sering menganggur (pengangguran, tidak kerja).


MARI MERENUNG...

Kenapa seorang ibu yang notabennya lulusan universitas ternama, berpendidikan tega membunuh anaknya? Kenapa seorang ibu tega membunuh anaknya sendiri, sementara di luaran sana masih banyak ibu yang pengen punya anak tetapi belum dikaruniai anak? 

Mungkin SEBAGIAN masyarakat menghujat

"KURANG IMAN, MAKANYA TEGA BUNUH ANAK"

"IBU DZAJAL, NGGAK PUNYA HATI"

"NGGAK INGAT TUHAN"

"IBU DURHAKA" 

"DLL" 


Baiklah...

Semoga para penghujat tidak merasakan depresi berat sebagaimana yang ibu-ibu itu rasakan. Perlu engkau ketahui, tekanan batin atau trauma berat atau depresi berat itu bisa menyerang siapapun tanpa pandang pendidikan, orang ngerti agama tidak, maupun usia. Semua bisa terserang. Jika kamu saat ini tidak mengalami tekanan batin berat sehingga masih waras, semoga engkau yang menghujat tidak merasakan seperti itu.

Bisa jadi ibuk ibuk itu depresi berat karena beberapa faktor. Coba dalami penyebabnya. Ada karena kekhawatiran berlebih pada masa depan anak, nggak mau anaknya hidup susah dan sedih kelak, dan bisikan-bisikan untuk membunuh. Sementara saat mereka butuh dukungan mental, orang terdekatnya yang diharapkan bisa mendukung mentalnya justru nggak ngedukung. Seharusnya suami mendukung kesehatan mental sang istri. Kasih sayang suami itu penting, perhatian suami, kepekaan dan kepedulian suami itu penting di samping mencukupi kebutuhan dzohir (uang, sandang, papan, pangan). 

Perhatikan kasus yang terakhir, Bu Kanti Utami. Dia padahal berkarir sebagai MUA. Kenapa bisa seperti itu?. Karena tekanan berat yang dialami. Wabah Corona selama sekitar 2 tahun sejak 2020 banyak membuat pekerja MUA kelimpungan apalagi saat hajatan pernikahan dilarang sebab mengundang kerumunan. Artinya pemasukan minus, sementara kebutuhan tiap hari ada untuk makan dan biaya sekolah anak. 

Bayangkan, jika sebelum Corona ia bisa merangkap jabatan sebagai ibu rumah tangga dan tulang punggung. Gimana saat corona sementara suaminya pengangguran dan juga kurang kasih sayang? 

Ia harus merangkap banyak peran. Menjadi tulang punggung keluarga yang mencukupi kebutuhan keluarga dan anak anak, menjadi seorang istri yang melayani suami, mengurus anak, mengatur rumah tangga, dll. Jika tanpa dukungan suami yang sadar kewajiban (kerja halal untuk menafkahi anak istri), sikap abai suami yang kurang perhatian akan keletihan istri maka jadilah istri bertahun tahun memendam luka berat letih yang bertumpuk tumpuk hingga kehilangan kendali kontrol emosi.

Siapa yang rugi kalau seorang istri tega membunuh anaknya karena mengidap skyzofrenia (bisikan bisikan untuk membunuh anak karena merasa gagal menjadi ibu), anxiety disorder (gangguan mental cemas berlebihan seperti yang dialami bu Kanti yakni khawatir masa depan anaknya, jangan sampai nanti anaknya hidup sedih dan susah jadi lebih baik mati daripada hidup), baby blues (kehilangan kontrol emosi paska melahirkan karena tekanan nyinyiran tetangga, keluarga, pasangan paska melahirkan yang membuatnya depresi berat sebab tanpa diimbangi mental yang siap menerimanya seperti dianggap bukan ibu normal karena melahirkan caesar, tidak bisa merumat anak dll cocotnya tonggo, lambe nyinyir kerabat), atau paranoia (gangguan mental berupa pikiran ketidakpercayaan atau kecurigaan kepada orang lain secara tidak realistis atau merasa dianiaya  padahal tidak dianiaya seperti yang dialami Bu Anik Qiriyah Sriwijaya)?. Yang paling dirugikan adalah anak dan suami juga. Anak kehilangan haknya untuk memperoleh kehidupan, dan seorang suami akan kehilangan keturunan biologisnya. Maka dari itu wahai para suami, berikan perhatian dan kasih sayang yang cukup pada istrimu. Jangan sungkan untuk membantu istri ketika istri terlihat kepayahan atau kesusahan serabutan banyak kerjaan. Cukupi kebutuhan dzohir istrimu. Penuhi kebutuhan batin istrimu dan perlakukanlah dengan baik. Siapa yang mendukung mental istrimu jika bukan kamu selaku pasangannya. Jika kamu benar-benar mencintainya, maka jagalah kesehatan mentalnya juga di samping kesehatan raganya. Surga istri adalah ridho suami, dan surga suami adalah memuliakan istrinya. 


Salam, 


Dewi Nur Halimah

(Pegiat HAM dan Literasi Kabupaten Blora)

Senin, 14 Maret 2022

ADA APA DENGAN LOGO HALAL INDONESIA?

APAKAH KEMENAG KURANG KERJAAN SEHINGGA MEMBUAT KONTROVERSI YANG MENGARAH PADA PERDEBATAN SEKALIGUS PERPECAHAN???

*****

Oleh Dewi Nur Halimah, S. Si

Saat ini kita digemparkan logo halal Indonesia yang mirip wayang dan tulisan Arab halal yang multitafsir, bisa halal juga cenderung haram. Bukan hanya itu, label halal yang notabennya dikeluarkan oleh MUI (Majlis Ulama Indonesia) akan diambil alih oleh KEMENAG RI (Kementerian Agama RI) dengan alasan Kemenag adalah lembaga resmi pemerintah sementara MUI hanyalah ormas (Organisasi Masyarakat). Legalitas yang mengeluarkan label halal pada produk akan dikeluarkan oleh KEMENAG RI namun prosesnya akan melibatkan MUI. 

Sebagai catatan, bahwa logo halal MUI yang dulu cenderung lebih diterima masyarakat. Selain tulisan halalnya terbaca jelas, background hijau yang melambangkan kedamaian (read: surga didominasi warna hijau karena desainnya agriculture ada kebun buah, ada kebun bunga, ada sungai madu, sungai susu dll).

Beberapa waktu lalu Indonesia digemparkan oleh perdebatan wayang halal apa haram?. Kaum wahabi berfatwa bahwa wayang haram.

Saya aswaja NU sedari kecil menyatakan bahwa wayang itu alat, halal haramnya tergantung penggunanya (user). Sebagaimana pisau, kalau digunakan untuk memasak makanan halal di dapur ya hukumnya halal, sebaliknya kalau pisau digunakan untuk membunuh ya hukumnya haram karena digunakan maksiyat. Namanya alat, jadi haram atau halal tergantung kegunaannya digunakan apa oleh si user.

Pun juga wayang, wayang menjadi halal kalau digunakan sebagai media dakwah sebagaimana yang dilakukan Sunan Kalijaga dalam menyiarkan Islam. Sebaliknya, jika wayang terlalu dipuja bahkan menuhankan wayang hukumnya ya haram karena syirik. Semua kembali pada niat dan kegunaan barang/alat. Sampai sini paham kan?

Akibat kebodohan oknum Kemenag yang mengambil alih tugas MUI dan tidak mampu menjelaskan secara haq, serta merespon wahabi dengan emosi maka memunculkan logo halal Indonesia ala kemenag yang  berbentuk wayang, dengan tulisan halal yang tidak jelas dibacanya.

Boleh boleh saja logo halal Indonesia berbentuk wayang, tapi tulisan halalnya harus jelas dibaca, tidak usah banyak gaya yang cenderung multitafsir bahkan karena ketidakjelasannya bisa dibaca haram juga.

Ketika logo halal Indonesia diambil alih kemenag dan dirubah berbentuk wayang maka secara tidak langsung KEMENAG RI telah mengajarkan chauvinisme yang mengunggulkan satu suku yakni, jawanisme. 

Padahal Indonesia sendiri terbentuk dari berbagai macam suku bangsa, harusnya neutral dan tidak menonjolkan salah satu suku untuk mempererat tali persaudaraan dan ukhuwah Islamiyah setanah air yang terdiri atas bermacam-macam suku. 


Apa Kemenag kurang kerjaan sehingga membuat onar dengan membuat kontroversi logo halal Indonesia?, logo halal yang dulu kan sudah BAGUS, bisa diterima seluruh ummat Muslim se-Indonesia, untuk apa bikin kisruh. Kenapa logo halal Indonesia saat ini diganti mirip wayang, kalau nggak bikin kontroversi apa nggak makan kah sehingga KEMENAG RI menjadi malfungsi serta mengambil alih tugas MUI? 

Wayang itu bagus, tapi budaya jawa. Sementara Indonesia adalah persatuan berbagai budaya senusantara. Harusnya kalau paham pluralisme tidak seperti itu. Mengunggulkan satu suku, menganaktirikan suku-suku yang lain. 

Hal furu' dibikin kontroversi. Logo sudah baik-baik, diterima ummat. Bikin geger. Kerjaan kog tidak mutu. Apa tidak ada yg lebih penting dari itu untuk dilakukan KEMENAG atau untuk ajang manasin wahabi karena berhasil bikin logo halal Indonesia berbentuk wayang, sementara wayang diharamkan wahabi?. Jika demikian, Naudzubillah betapa piciknya oknum KEMENAG. 

Sebaiknya pola pikir Pemerintah dirubah. Jangan ngurusi hal furu' yang dibesar-besarkan yang memicu kontroversi. Yang sudah jalan, ya dilaksanakan selama maslahah. Contohnya logo halal Indonesia lama. Kan tidak ada masalah ya dilanjutkan, lah kog bikin masalah dengan logo halal Indonesia baru yang kontroversial.

Cobalah fokus fungsi utama, alangkah bagusnya Pemerintah melakukan inovasi karya di bidang teknologi dan inovasi daripada sekedar bikin geger dan kontroversi yang tidak mutu. Negara lain maju karena pola pikir ke riset dan kemajuan teknologi. Sementara kita, pemerintah kita suka dolanan pengalihan isu, main kontroversi-kontroversian, penggiringan opini dan debat kusir.

Mau maju dari mana negara kita kalau mindset dan sikapnya seperti itu?. Jika ingin negara maju, maka majukan literasinya, kembangkan teknologinya, majukan riset dan inovasinya, buka lapangan pekerjaan, dilatih mandiri tidak disuap terus bantuan, banyak dicetak pengusaha baru. In syaAllah maju.

Jika sertifikat halal diambil alih Kemenag. Perlu diralat, halal yang bagaimanakah nanti yang dihalalkan KEMENAG, mengingat KEMENAG membawahi 6 Agama di Indonesia. Sedangkan sertifikat halal yang dibutuhkan ummat Islam adalah yang Sesuai syari'at Islam. KEMENAG RI tak seharusnya mengambil ranah tugas MUI. Biarkan MUI menjalankan tugasnya dengan baik. 

Logo halal MUI lama sudah diterima ummat Islam se-Indonesia, dirubah menjadi logo halal KEMENAG wayangisme ala javanisme yang cenderung CHAUVINISME. 

Pertanyaannya, apakah Indonesia hanya pulau jawa saja sehingga budaya jawa jadi sentrisme? Apakah benar KEMENAG RI mempersatukan ummat beragama jika menimbulkan keonaran?

Bahkan piagam Jakarta yang sila pertama berbunyi "Ketuhanan dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluk-Pemeluknya" diganti menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa". Demi apa?. Menjaga persatuan dan kesatuan ummat baik ummat Islam maupun non Islam.

Cobalah Pemerintah dalam arti KEMENAG RI tidak usah mengambil alih tugas MUI, dorong kinerja MUI lebih bagus lagi dengan seringnya melakukan sidak lapangan, banyak tidak makanan yang haram berlogo halal. Bahannya dari campuran daging babi atau minyak babi atau bahan haram lainnya. MUI seharusnya menggandeng BPOM melakukan ini untuk melindungi makanan ummat Muslim agar terjamin kehalalannya. 

Atau bikin alat otomatis modern, cek makanan mengandung babi secara  portable simple praktis. Kan keren, bukan bikin onar terus, kerjaan tidak mutu.


Cobalah lihat logo halal negara-negara di ASEAN, hanya Indonesia yang kakehan polah neko neko, tapi justru tidak bermutu. 

Pluralisme adalah tidak membuat kontroversi dengan perpecahan akibat chauvinisme terlalu menjunjung satu suku, menganaktirikan suku lain. Terlalu menjunjung suku jawa, Jawanisme namun mengesampingkan suku lain. Lalu apa jadinya, jika masing masing suku terpecah belah dan membikin logo sukunya masing-masing?. Sungguh ironis jika KEMENAG pikirannya sempit dan memecah belah persatuan atas nama mengunggulkan satu suku, mengesampingkan suku lainnya. 













Padahal di Indonesia banyak suku, banyak bahasa. Bahasa disatukan bahasa Indonesia. Bahasa akherat disatukan dengan bahasa Arab.

Ini bukan lomba kaligrafi dan seni , ini esensinya adalah hakekat halal haram produk, edukasi ilmu Islam. Betapa dagelannya Pemerintah Indonesia yang semakin tidak mutu kinerjanya.

Banyak yang sensitif dengan budaya Arab, lalu mau mengganti tulisan Arab halal Indonesia seperti wayang atas alasan mempertahankan budaya sendiri yang cenderung chauvinisme. Pemerintah perlu berwawasan luas, tidak sempit memandang perbedaan. Jika pemerintah mempermasalahkan budaya Arab, mengapa juga tidak mempermasalahkan budaya barat yang masuk Indonesia? 

Tidak masalah kita mengikuti Arab maupun Eropa atau manapun, asal nilainya baik. Meniru itu boleh, asal yang ditiru baik.

Kalau mau asli Nusantara, budaya Indonesia, semua agama di Indonesia tidak ada yang asli Indonesia. Itu artinya, soal keyakinan pun kita adalah peniru. Lalu apa yang dipermasalahkan, mau diganti agama wayangisme juga?. Jadi dagelan kubro KEMENAG RI nanti. 

Perlu kita ketahui bahwa agama Islam di-import dari Arab. Agama Kristen dan Katholik dibawa dari Eropa.  Agama Hindu dan Budha berasal dari India. Dan agama Kong Hu Chu dari China. 

Kalau melarang ke Arab Arab-an? Pejabat KEMENAG Itu kalau syahadat dan solat yang dipakai bahasa Jawa apa bahasa Arab? Masak ya takbir "Allahu akbar" diganti "Allah Maha Besar", apa hukumnya?. 

Mau ikut budaya Barat, ya tidak masalah selama yang positif dan maslahah. Misal kita ikut inovasi dan kemajuan teknologinya serta risetnya, malah maju negara kita. Mau ikut Arab, ya tidak masalah, kalau ikut nilai nilai piagam Madinah kan keren memupuk persatuan diantara keberagaman tanpa mengesampingkan syari'at. 

Mau niru manapun, menerima budaya manapun tidak masalah asal nilainya bagus dan tidak bertentangan dengan ajaran agama kita serta pancasila dasar negara kita. 

Kali ini saya benar benar kecewa banget sikap KEMENAG RI yang bukan merangkul persatuan, edukasi Islam sesuai syari'at justru pembuat onar.

Lebih baik KEMENAG tidak mengambil alih tugas MUI dan membiarkan MUI fokus melakukan fungsinya dengan baik seperti:

1. Mengedukasi masyarakat mengenai cara mengenali makanan halal dan haram. 

2. Kerjasama sama BPOM untuk sidak lapangan, makanan yang berlogo halal tapi berbahan haram. 

3. Analisis kajian FIQIH buat ummat Islam. 

4. Merangkul persatuan tanpa merendahkan Islam. Toleransi secara intern dan ekstren. Selama ini fokus ke luar, dalamnya hancur.

SUMBER GAMBAR:

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10159432952708612&id=790138611.

www.google.com 

Minggu, 06 Maret 2022

BOLEHKAH PERNIKAHAN BEDA AGAMA?

BOLEHKAH PERNIKAHAN BEDA AGAMA?

*****

Oleh: Dewi Nur Halimah, S. Si

Sumber gambar: www.popmama.com

Setiap manusia mengenal cinta. Cinta antara 2 lawan jenis yang sudah dewasa dan menjalin hubungan asmara adalah hal yang lumrah. Ini adalah hukum alam dimana antar lawan jenis mengalami ketertarikan sebagaimana magnet kalau berlawanan kutub yakni kutub utara dan kutub selatan tarik menarik, dan kutub yang sesama jenis akan tolak menolak seperti kutub utara dengan kutub utara dan kutub selatan dengan kutub selatan.

Diantara sekian banyak cinta, cinta yang paling berat adalah cinta antara 2 insan yang berbeda keyakinan (read: berbeda agama). Mereka akan diuji dengan hal yang berat, memilih bertahan dengan sang kekasih ataukah memilih agama?. Memilih cinta sama manusia ataukah memilih cinta Tuhan. Karena cinta pada kekasih hakekatnya adalah cinta sama makhluk, sedangkan agama adalah hubungan vertikal seorang hamba dengan Tuhannya. Meninggalkan Tuhan yang sudah lama disembah demi seorang kekasih? Ataukah memilih mempertahankan agama meninggalkan kekasih?. Ataukah tetap bertahan pada agama namun tetap menikah dengan kekasih di Luar Negeri (LN).

Lalu, bagaimanakah pandangan hukum pernikahan beda agama menurut peraturan perundang-undangan di Indonesia?. Bagaimana jika pernikahan beda agama dilakukan di LN bolehkah secara pandangan agama Islam melakukan pernikahan beda agama?

Yuk kita telisik lebih mendalam. Di Indonesia, secara yuridis formal, perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam. Kedua produk perundang-undangan ini mengatur masalah-masalah yang berkaitan dengan perkawinan termasuk perkawinan antar agama.  

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan pasal 2 ayat (1) disebutkan: 

"Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu". 

Dalam rumusan ini diketahui bahwa tidak ada perkawinan di luar hukum masing-masing agama dan kepercayaan. Hal ini senada dengan penjelasan yang diterangkan dalam beberapa pasal di Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam, sebagai berikut: 

Pasal 4  :

"Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum Islam sesuai dengan pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1Tahun 1974 tentang Perkawinan".

Pasal 40 :

Dilarang melangsungkan perkawinan antara seorang pria dengan seorang wanita karena keadaan tertentu;

A. Karena wanita yang bersangkutan masih terikat satu

perkawinan dengan pria lain;

B. Seorang wanita yang masih berada dalam masa iddah dengan

pria lain;

C. Seorang wanita yang tidak beragam Islam.

Pasal 44 : 

"Seorang wanita Islam dilarang melangsungkan perkawinan dengan seorang pria yang tidak beragama Islam"

Pasal 61 : 

" Tidak sekufu tidak dapat dijadikan alasan untuk mencegah perkawinan, kecuali tidak sekufu karena perbedaan agama atau ikhtilaf al-dien". 


Maka jelas bahwa pernikahan beda agama tidak sah dan tidak diperbolehkan dalam peraturan perundangan di Indonesia. Lalu bagaimana jika melangsungkan pernikahan beda agama di LN seperti pernikahan pemeluk Islam dengan Kristen, pemeluk Kristen dengan Katholik, pemeluk Hindu dengan Budha, dll?.

Sumber gambar: www.popmama.com

Sumber gambar: www.popmama.com

Sumber gambar: www.popmama.com

Sumber gambar: www.popmama.com

Sumber gambar: www.popmama.com

Sumber gambar: www.popmama.com

Pernikahan memang sah secara negara dilakukan di LN, mereka pun mendapatkan buku nikah dan tercatat melakukan pernikahan negara secara resmi, namun jika salah satunya beragama Islam maka pernikahan tidak sah, dan apabila mereka melakukan hubungan suami istri (pasangan Islam dengan non Islam), maka masuknya adalah zina. Karena agama Islam secara tegas melarang pernikahan beda agama dan hukumnya haram. Kecuali, salah satunya yang beragama lain menjadi mu'alaf lalu melangsungkan pernikahan setelah agama sama, maka baru diperbolehkan.

Dalam Al-Qur’an sendiri larangan pernikahan beda agama tertuang dalam surat Al-Baqarah : 221

وَلَا تَنْكِحُوا الْمُشْرِكَاتِ حَتَّى يُؤْمِنَّ وَلَأَمَةٌ مُؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكَةٍ وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ وَلَا تُنْكِحُوا الْمُشْرِكِينَ حَتَّى يُؤْمِنُوا وَلَعَبْدٌ مُؤْمِنٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكٍ وَلَوْ أَعْجَبَكُمْ أُولَئِكَ يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى الْجَنَّةِ وَالْمَغْفِرَةِ بِإِذْنِهِ وَيُبَيِّنُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

“Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran”

Pernikahan beda agama juga dijelaskan dalam Surat Al-Mumtahanah ayat 10 sebagai berikut:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا جَاۤءَكُمُ الْمُؤْمِنٰتُ مُهٰجِرٰتٍ فَامْتَحِنُوْهُنَّۗ اَللّٰهُ اَعْلَمُ بِاِيْمَانِهِنَّ فَاِنْ عَلِمْتُمُوْهُنَّ مُؤْمِنٰتٍ فَلَا تَرْجِعُوْهُنَّ اِلَى الْكُفَّارِۗ لَا هُنَّ حِلٌّ لَّهُمْ وَلَا هُمْ يَحِلُّوْنَ لَهُنَّۗ وَاٰتُوْهُمْ مَّآ اَنْفَقُوْاۗ وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ اَنْ تَنْكِحُوْهُنَّ اِذَآ اٰتَيْتُمُوْهُنَّ اُجُوْرَهُنَّۗ وَلَا تُمْسِكُوْا بِعِصَمِ الْكَوَافِرِ وَسْـَٔلُوْا مَآ اَنْفَقْتُمْ وَلْيَسْـَٔلُوْا مَآ اَنْفَقُوْاۗ ذٰلِكُمْ حُكْمُ اللّٰهِ ۗيَحْكُمُ بَيْنَكُمْۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ - ١٠

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Apabila perempuan-perempuan mukmin datang berhijrah kepadamu, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka; jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada orang-orang kafir (suami-suami mereka). Mereka tidak halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tidak halal bagi mereka. Dan berikanlah kepada (suami) mereka mahar yang telah mereka berikan. Dan tidak ada dosa bagimu menikahi mereka apabila kamu bayar kepada mereka maharnya. Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (pernikahan) dengan perempuan-perempuan kafir; dan hendaklah kamu minta kembali mahar yang telah kamu berikan; dan (jika suaminya tetap kafir) biarkan mereka meminta kembali mahar yang telah mereka bayar (kepada mantan istrinya yang telah beriman). Demikianlah hukum Allah yang ditetapkan-Nya di antara kamu. Dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana. (QS. Al-Mumtahanah: 10)

Saat ini sudah menjadi tren pasangan artis beda agama nikah di LN, muslim maupun muslimah HARAM menjadikan mereka  (pasangan artis nikah beda agama) sebagai teladan dalam urusan pernikahan. Bahkan pernikahan beda agama pun saat ini sudah bisa dilakukan di Indonesia. Jika kalian muslim maupun muslimah, maka yang menjadi panutan bagi kalian sudah seyogyanya adalah mencontoh Rosulullah saw dan ummahatul mukminin. Pernikahan beda agama bagi Muslim dengan non Muslim jika tidak mu'alaf atau sama sama keyakinannya, maka hubungan suami istri yang dilakukan hukumnya adalah ZINA karena pernikahannya tidak sah.

Tidak masalah toleransi dalam hal mu'amalah, karena kita hidup saling membutuhkan untuk mencukupi kebutuhan pangan dan kebutuhan hidup kita. TETAPI HARAM bagi Muslim maupun muslimah mencampur adukkan urusan syari'at atau pun aqidah dengan keyakinan agama lain. Saling menghormati harus, karena dalam surat Al Kafirun pun dianjurkan toleransi, agamaku agamaku, dan agamamu agamamu TAPI tidak dengan mencampur adukkan keyakinan. Bertukar dalam hal mu'amalah boleh dan halal. Bertukar dalam aqidah jangan sebab haram karena sama sama menyekutukan Allah swt dan termasuk syirik, sedang syirik masuknya dosa besar. Naudzubillah min dzalik, semoga kita selalu dalam lindungan Allah swt. Semoga kita muslim muslimah tetap Islam, iman dan kelak wafat dalam keadaan husnul khotimah. Aamiin