HALIMAH BINTI MASDARI

Kamis, 28 Mei 2020

KORELASI ANTARA PANCASILA DAN PIAGAM MADINAH

KORELASI ANTARA PANCASILA DAN PIAGAM MADINAH
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah


Gambar 1. Pancasila Sebagai Piagam Madinah NKRI (Available at: www.jalandamai.org).

Piagam Madinah merupakan konstitusi pertama yang tertulis secara resmi dalam perjalanan sejarah manusia. Piagam Madinah disebut juga dengan istilah Perjanjian Madinah, Dustur Madinah, dan Shahifah Al-Madinah, merupakan kesepakatan damai sekaligus draf perundang-undangan yang mengatur kemajemukan komunitas dan berbagai sektor kehidupan Madinah, mulai dari urusan politik, sosial, hukum, ekonomi, hak asasi manusia, kesetaraan, kebebasan beragama, pertahanan, keamanan, dan perdamaian. Belajar dari piagam madinah, isi pancasila tak lepas korelasinya dengan piagam madinah.

Sebagai contohnya adalah bunyi sila pertama pancasila adalah "Ketuhanan Yang Maha Esa". Sila pertama pancasila sendiri diubah dari sila pertama piagam Jakarta yang berbunyi "Ketuhanan dengan menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya". Mengapa dirubah menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa"?. Karena di Indonesia pada masa pasca Kemerdekaan, agama yang diakui di Indonesia ada 5 yakni Islam, Kristen, Katholik, Hindu, dan Budha. Jika sila pertama pancasila tetap seperti sila pertama piagam Jakarta, maka akan terjadi perpecahan. Sebab agama di Indonesia bukan hanya Islam, melainkan ada juga 4 agama lain yang diakui keberadaannya meskipun minoritas yakni Kristen, Katholik, Hindu, dan Budha. Kendati minoritas, persatuan dan eksistensinya perlu dipertahankan.

Isi sila pertama pancasila memiliki tujuan yang sama dengan piagam madinah. Ya, piagam madinah menjadi inspirasi konstitusi pertama di dunia yang menjadi rujukan pancasila. Piagam madinah memperkenalkan sistem kehidupan yang harmonis dan damai bagi masyarakat Madinah yang majemuk nan plural. Rasulullah saw mengajarkan dasar negara yang kuat bagi pembentukan masyarakat baru, yaitu masyarakat madani yang rukun dan damai. Dimana dalam piagam Madinah, rosulullah saw mempersatukan 3 kelompok yang berbeda, yakni muslim dari kalangan Muhajirin dan Anshar sebagai kelompok mayoritas, non-muslim dari suku Aus dan Khazraj yang belum masuk Islam sebagai kelompok minoritas, dan kelompok Yahudi. Di sinilah Rosulullah saw mengajarkan pluralisme beragama, toleransi untuk mewujudkan persatuan.

Gambar 2. Pancasila (Available at: www.kompasiana.com). 

Sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) dan ketiga (Persatuan Indonesia) tiada lain diambil oleh para negarawan dan ulama Indonesia pada waktu itu dengan meneladani piagam madinah. Piagam madinah mengajarkan pada konstitusi dunia bahwa menjaga persatuan umat beragama yang heterogen untuk mencapai perdamaian adalah prioritas. Sikap rosulullah saw yang toleransi dan mau mengakui keberadaan agama lain (nasrani dan yahudi) menjadikan negara Madinah yang sebelumnya selalu diributkan dengan peperangan ratusan tahun menjadi damai dan bersatu padu rukun hidup berdampingan.

Sila kedua pancasila yang berbunyi "Kemanusiaan yang adil dan beradab" pun tidak lepas dari inspirasi piagam madinah. Isi sila kedua pancasila menitikberatkan pada 3 poin yakni kemanusiaan (perikemamusiaan), keadilan, dan adab (akhlak atau sopan santun). Sila kedua ini memiliki intisari yang tidak jauh dari pasal 13, 14, 15, 16, 17, dan 18 piagam madinah yang berisi tentang kemanusiaan dan sopan santun. Berikut adalah punyi pasal 13 - 18 piagam madinah:

Pasal 13: Orang-orang mukmin yang takwa harus menentang orang yang di antara mereka mencari atau menuntut sesuatu secara zalim, jahat, melakukan permusuhan atau kerusakan di kalangan mukminin. Kekuatan mereka bersatu dalam menentangnya, sekalipun ia anak dari salah seorang di antara mereka (berisi tentang kemanusiaan dan sopan santun).

Pasal 14: Seorang mukmin tidak boleh membunuh orang6 beriman lainnya lantaran (membunuh) orang kafir. Tidak boleh pula orang mukmin membantu orang kafir untuk (membunuh) orang beriman (berisi tentang kemanusiaan dan sopan santun).

Pasal 15: Jaminan Allah satu. Jaminan (perlindungan) diberikan oleh mereka yang dekat. Sesungguhnya mukminin itu saling membantu, tidak tergantung pada golongan lain (saling membantu adalah wujud kemanusiaan).

Pasal 16: Sesungguhnya orang Yahudi yang mengikuti kita berhak atas pertolongan dan santunan, sepanjang (mukminin) tidak terzalimi dan ditentang (olehnya) [pertolongan dan santunan merupakan bagian dari kemanusiaan dan sopan santun].

Pasal 17: Perdamaian mukminin adalah satu. Seorang mukmin tidak boleh membuat perdamaian tanpa ikut serta mukmin lainnya di dalam suatu peperangan di jalan Allah Allah, kecuali atas dasar kesamaan dan keadilan di antara mereka (berisi tentang keadilan dan kemanusiaan).

Pasal 18: Setiap pasukan yang berperang bersama kita harus bahu-membahu satu sama lain (berisi tentang kemanusiaan dan kesopanan).

Piagam madinah mengajarkan pada dunia bahwa kemanusiaan diutamakan dengan membentuk sistem tatanan masyarakat madani (Madinah) yang saling tolong-menolong menjaga negara dalam kondisi perang. Masyarakat Madinah diberikan kebebasan pengelolaan harta dalam kondisi damai. Ketika dalam kondisi perang, pemerintah negara Islam menetapkan aturan lainnya yaitu saling tolong-menolong baik jiwa maupun harta. Selama mereka tinggal bersama di satu negara, maka mereka wajib sama-sama membela tanah air mereka dari unsur-unsur luar yang hendak berbuat jahat. Kerja sama ini tidak hanya terbatas pada unsur militer saja, akan tetapi baik orang Yahudi maupun kaum muslimin juga wajib membiayai negara dalam upaya menghadapi pihak luar yang ingin berbuat jahat terhadap tanah air (wajib bela negara). Tujuannya adalah untuk melindungi Madinah tempat tinggal mereka bersama sebagai bentuk cinta tanah air. Piagam Madinah ini mempertegas sifat adil yang dimiliki oleh kaum muslimin. Keputusan yang adil untuk semua kaum baik kaum muslimin, kaum nasrani maupun kaum Yahudi.

Adapun sila ke empat pancasila yang berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan" juga sejalan dengan isi piagam madinah yang mengajarkan kerjasama (musyawarah). Piagam madinah mengajarkan arti kerja sama untuk menciptakan maslahat negara. Selain itu, kata "kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan" juga tak jauh berbeda dengan isi piagam madinah yang mengajarkan apabila terjadi konflik/permasalahan maka dikembalikan pada hukum Allah swt dan rosulullah saw selaku kepala negara.

Sedangkan sila kelima pancasila yang berbunyi "Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia" pun juga sejalan dengan keadilan yang diajarkan oleh piagam madinah. Piagam madinah berisi ajaran untuk menolong orang yang dizalimi. Baik orang yang dizalimi tersebut anggota satu kabilah atau bukan. Ini menunjukkan bahwa keadilan tidak pandang bulu. Seandainya pun yang berlaku zalim adalah orang satu kabilah, maka yang ditolong tetap orang yang didzalimi. Hal ini menghapus tradisi jahiliyah yang menolong seseorang semata-mata karena alasan kekeluargaan, kekerabatan, maupun kekayaan. Hukum adil tanpa pandang bulu, tidak lancip ke bawah (kaum lemah seperti fakir miskin, dhuafa, dll) lantas tumpul ke atas (seperti pejabat, konglomerat, hartawan, dll), melainkan lancip ke atas juga ke bawah sehingga adil. Nah, inilah esensi bentuk keadilan yang hakiki yang dijadikan rujukan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Semoga tulisan dan pemikiran saya (Dewi Nur Halimah, Halimah Az Zahra, Halimah bintu Masdari) ini bermanfaat untuk pembaca. Tulisan ini Halimah hadiahkan pada Bapak Masdari dan Ibu Mahzunah selaku orangtua dan guru pertama saya serta bapak Khusnul Maat selaku inspirator penulis dalam menulis karya ini. Selain itu tulisan ini juga saya dedikasikan untuk Nabi Muhammad saw, Ummahatul mukminin, para khulafaur rosyidin, dan ahlul bait. Tak lupa sebagai hadiah pula pada para kiahi saya, guru saya dari MI, TK, SD, SMP, SMA, hingga pesantren. Semoga tulisan ini bermanfaat dunia akherat dan menjadi amal jariyah penulis dan para guru penulis. Lahul fatekhah. Aamiin.

NOTE :
Mohon baca fatekhah dihadiahkan pada rosululah saw dan solawat 3 kali setelah membaca tulisan ini. In syaAllah jika dirasa bermanfaat halal untuk dishare sekalipun tanpa izin penulis selama tidak ada tulisan sedikit pun yang dirubah.

Segala kebenaran datangnya dari Allah swt. Dan segala kesalahan datangnya dari Al Faqir. Semoga tulisan ini bermanfaat dunia dan akherat. Salam takdzim penulis untuk para guru penulis. In syaAllah kritik dan saran yang membangun yang disampaikan dengan baik oleh pembaca sangat penulis harapan untuk kebaikan penulisan selanjutnya. Terimakasih

SUMBER INSPIRASI TULISAN:

Hasil diskusi dengan Bapak Khusnul Maat pada 16 Mei 2020, Blora.

SUMBER PUSTAKA GAMBAR:
  1. Fatimah, Nuri Alyatin. 2020. "Implementasi Pancasila". Available at: https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/alyatinfatimah/5e3240e3d541df4e504ec8f2/implementasi-pancasila. Didownload pada 28 Mei 2020.
  2. Solahudin Wafi, Muhammad. 2020. "Pancasila Sebagai Piagam Madinah NKRI". Available at: https://www.google.com/amp/s/jalandamai.org/pancasila-sebagai-piagam-madinah-nkri.html/amp. Didownload pada 28 Mei 2020.

Kamis, 21 Mei 2020

LET'S READ DI RUMAH BACA ALKY, PESONA LITERASI DI BAWAH KAKI GUNUNG MANGGIR

LET'S READ DI RUMAH BACA ALKY, PESONA LITERASI DI BAWAH KAKI GUNUNG MANGGIR
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah

Melansir berita yang di publish di website https://blorakab.go.id/index.php/public/berita/detail/950/update-data-kemiskinan-dengan-valid  dan https://www.bloranews.com/12-desa-termiskin-akan-terima-bantuan-bedah-rutilahu/, pemudi asal Todanan yang bernama Lucky Rusyita merasa prihatin. Bagaimana tidak, desanya yakni desa Ketileng masuk dalam kategori salah satu dari 12 desa termiskin di Blora. Ia pun berpikir bagaimana cara memajukan desanya dan mengandeng duta baca Blora (Dewi Nur Halimah) untuk merenungkan hal tersebut.

"Salah satu penyebab kemiskinan adalah rendahnya kepedulian terhadap pendidikan. Padahal pendidikan adalah mata rantai pemutus kemiskinan. Salah satu upaya membangkitkan kepedulian terhadap pendidikan bisa ditempuh dengan meningkatkan minat baca anak-anak dan warga desa. Ketika pola pikir sudah open minded, maka kemajuan pun akan lebih mudah dicapai," tutur Halimah pada Lucky. 

Keinginan untuk memajukan literasi Blora semakin besar terlebih ketika mengetahui data rendahnya minat baca Indonesia. Pertemuan Halimah dengan Lucky Rusyita inilah yang menjadi inisiator awal mula terbentuknya Rumah Baca Alky (RBA). Pertemuan Halimah dan Lucky pertama kali dilakukan di Gua Terawang, Todanan. Sembari menikmati keindahan wisata Goa Terawang, mereka berdua berdiskusi terkait bagaimana meningkatkan literasi khususnya minat baca anak anak di Blora.

"Saya merasa miris mbak, desa Ketileng juga masuk dalam kategori miskin. Minat baca di desa saya juga rendah, saya setuju kalau kita mendirikan rumah baca. Bayangin saja mbak, data dari UNESCO malah lebih miris lagi. Menurut badan pendidikan dari PBB ini, persentase minat baca di Indonesia hanya 0,01 persen. Artinya, dari 10.000 anak Indonesia, hanya satu orang yang suka baca. Nah, pendirian rumah baca menurutku solutif buat majukan pengetahuan anak-anak di desa Ketileng," papar pemudi hitam manis asal Todanan itu pada duta baca Blora.

Menurutnya setelah pertemuan dan diskusi panjang dengan Halimah, mereka pun sepakat untuk menentukan lokasi Rumah Baca. Rumah baca itu mengambil tempat di rumah Lucky yakni di Dukuh Patihan RT 03/RW 03, Desa Ketileng, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora. Rumah baca itu diberinama "Rumah Baca ALKY". Alky sendiri diambil dari nama foundernya yakni Lucky dengan struktur kepengurusan Lucky Rusyita sebagai foundernya dan Dewi Nur Halimah sebagai ambassadornya.

"Saya prihatin melihat data literasi Indonesia dan minat baca masyarakat Indonesia yang rendah. Bahkan menurut hasil penelitian Program for International Student Assessment (PISA), Indonesia berada pada ranking 62 dari 70 negara yang disurvei dalam ketegori prestasi literasi masyarakat dunia. Sedangkan menurut survey yang dilakukan oleh Central Connecticut State University (CCSU), Indonesia berada di urutan 60 dari 61 negara yang disurvei. Ini benar-benar sangat memprihatinkan, sebegitu parahkan tingkat literasi bangsa Indonesia. Hal inilah yang menggerakkan saya untuk mencari partner yang sevisi untuk memajukan literasi Blora melalui baca tulis. Alhamdulillah saya dipertemukan Allah dengan mbak Lucky yang juga pegiat literasi. Jadi inilah awal mula terbentuknya rumah baca Alky," tutur Halimah selaku duta baca Blora, Rabu (20/5/2020) lalu.

Kebulatan tekad 2 pemudi Blora ini melahirkan didirikannya Rumah Baca Alky. Perjalanan Rumah Baca Alky bukanlah mudah, berawal dari diskusi, dorongan, hingga sebuah  ketekadan langkah nyata. Awalnya yang dijadikan bahan bacaan di Rumah Baca adalah Buku milik Lucky Rusyita dan Dewi Nur Halimah sendiri. Buku buku bacaan, buku sekolah ditaruh di kardus ditata rapi di Rumah Baca. Melihat kegigihan Lucky Rusyita dan Halimah, ayah dari Lucky pun tak tega putrinya berjuang sendiri. Akhirnya didukunglah tekadnya dan dibuatkan almari rak buku untuk Rumah Baca. Seiring berjalannya waktu, untuk menambah koleksi buku yang dibaca anak-anak. Dewi Nur Halimah bersama Lucky Rusyita membuka donasi buku (Open Book Donation). Alhamdulillah beberapa donatur mengirimkan dan menyumbang bukunya untuk turut serta memajukan literasi Rumah Baca. Anak-anak gratis berkunjung dan membaca di Rumah Baca Alky. Inilah yang mendorong anak untuk berkunjung dan membaca. Lebih dari itu, Rumah baca Alky ini memiliki 2 program unggulan yang mampu menarik minat anak-anak sekitar yakni MingCa (Minggu Baca) dan Gumot (Minggu Motivasi). Gumot dan MingCa ini menarik karena disertai dengan dongeng anak. Weekend yang produktif dan bernilai edukatif.

"Saya bersyukur bisa dipertemukan dengan mbak Halimah. Awalnya pertama kali menghubungi lumayan takut, kawatir dikacangin soalnya kan kadang orang yang terkenal, berprestasi itu sibuk dan cuek. Ternyata dugaan saya salah, mbak Halimah orangnya ramah, welcome dan ringan tangan. 3 April 2019 adalah awal mula rumah baca Alky didirikan. Saya menjadi berani melangkah atas dorongan mbak Halimah. Mbak Halimah ini orangnya pemberani, tegas mengambil langkah. Makanya saya tidak salah memilihnya sebagai ambassador rumah baca Alky, terlebih dia kan duta bacanya Kabupaten Blora," ungkap Lucky Rusyita saat ditanya tentang rumah baca yang didirikannya.

Pemuda Todanan berkulit hitam manis itu menuturkan alasan ia memilih Halimah sebagai partner rumah baca. Ia menjelaskan kalau duta baca itu kan koneksi jaringan orang-orang yang peduli literasi banyak, sehingga sangat prospektif untuk menggaet donatur untuk menyumbangkan buku-buku ke rumah baca. Ambassador sendiri memiliki tugas promoting rumah baca ke masyarakat Blora, influencing anak anak buat tertarik membaca, dan menggaet donatur untuk memajukan rumah baca Alky.

Sementara itu, visi dari rumah baca Alky adalah meningkatkan minat baca anak-anak di Blora serta mendorong kreativitas anak dalam berkarya. Sedangkan misi dari rumah baca Alky diantaranya; 1) Mempermudah anak-anak usia sekolah mendapatkan buku referensi sekolah di luar jam sekolah, 2). Menambah pengetahuan bagi anak-anak dan masyarakat sekitar melalui buku-buku yang ada di rumah baca 3). Memberikan anak-anak dan remaja kegiatan bermutu dan berniai positif melalui membaca,
4). Mendekatkan masyarakat sekitar dengan buku, 5). Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membaca buku, dan 6). Menerapkan budaya membaca buku di kalangan masyarakat sekitar.

Kehadiran Rumah Baca Alky (RBA) di kaki lereng gunung Manggir ini diharapkannya memberikan nuansa baru untuk literasi Blora. Minat baca anak yang semakin tumbuh dengan baik serta kepedulian terhadap dunia pendidikan pun besar. 2 Dara muda itu berharap agar Pemerintah dan pejabat setempat juga mendukung eksistensi rumah baca dengan bantuan buku agar koleksi buku bertambah dan minat baca anak semakin meningkat.

Gambar 1. Kondisi Anak Anak di Rumah Baca (Dokumen Pribadi Lucky). 

Gambar 2. Kondisi Anak Anak di Rumah Baca (Dokumen Pribadi Lucky)

Gambar 3. Kondisi Anak Anak di Rumah Baca (Dokumen Pribadi Lucky). 

Gambar 4. Kondisi Anak Anak di Rumah Baca (Dokumen Pribadi Lucky). 

Gambar 5. Kondisi Anak Sedang Membaca di Rumah Baca (Dokumen Pribadi Lucky). 

Gambar 6. Kondisi Anak Anak Sedang Membaca di Rumah Baca (Dokumen Pribadi Lucky). 

Gambar 7.  Kondisi Anak Sedang Membaca di Rumah Baca (Dokumen Pribadi Lucky). 

Gambar 8. Kondisi Anak Anak di Rumah Baca (Dokumen Pribadi Lucky). 

Dalam rangka meningkatkan minat baca anak Indonesia, kalian juga bisa mampir di website Let's Read. Membaca menyenangkan hati, bukan sekedar mendapatkan ilmu tapi juga berjelajah pada dunia lewat membaca. Untuk menumbuhkan budaya membaca, kalian juga bisa download aplikasi Let’s Read. Cocok banget buat Bunda yang mengajarkan membaca pada anak sejak dini. Salam literasi.

#Let'sReadAsia
#AyoMembaca

Kamis, 14 Mei 2020

KENAPA TUHAN YANG MAHA ESA, BUKAN TUHAN YANG MAHA SATU?

KENAPA TUHAN YANG MAHA ESA, BUKAN TUHAN YANG MAHA SATU?
*****
Ulasan Topik antara Al Qur'an dan Pancasila
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah
(Halimah bintu Masdari)


Bunyi sila pertama pancasila pancasila adalah: "Ketuhanan Yang Maha Esa" yang merupakan revisi/perbaikan dari sila pertama piagam Jakarta yang berbunyi: "Ketuhanan dengan menjalankan syar'iat Islam bagi para pemeluk-pemeluknya".

Mengapa sila pertama piagam Jakarta diganti dengan kalimat "Ketuhanan Yang Maha Esa"?. Tiada lain karena untuk menjaga persatuan bangsa Indonesia mengingat di Indonesia jumlah agama yang diakui pada waktu pasca kemerdekaan ada 5 yakni Islam, Kristen, Katholik, Hindu, dan Budha. Meskipun saat ini yang diakui ada 6 yakni Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha, dan Khong Hu Chu. Jika yang diakui hanya Islam saja seperti tertera dalam piagam Jakarta, maka dikawatirkan pemeluk agama lain akan memisahkan diri dari NKRI dan Indonesia terpecah belah. Itulah mengapa demi sebuah toleransi, demi sebuah persatuan, piagam Jakarta dirubah pada sila pertama Pancasila menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa". 


Esa sendiri diambil dari sifat wajib Allah swt yakni wahdaniyah. Kata wahdaniyah artinya esa atau tunggal (tidak berbilang). Sedangkan sifat mustahilnya Allah dari wahdaniyah adalah ta'addud artinya berbilang atau lebih dari satu. Hal ini sesuai firman Allah swt firman Allah SWT:

لَوْ كَا نَ فِيْهِمَاۤ اٰلِهَةٌ اِلَّا اللّٰهُ لَـفَسَدَتَا ۚ فَسُبْحٰنَ اللّٰهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُوْنَ

Artinya: "Seandainya di langit dan di bumi ada Tuhan - Tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu akan binasa". (QS Al - Anbiya : 22)


Mengapa tidak Allah Yang Maha Satu saja, bukankah Esa = satu, tunggal?. Sebab sifat Allah adalah wahdaniyah yang artinya esa, tidak berbilang. Sifat Allah bukan wahid yang artinya satu. Kalau tak berbilang berarti tidak ada lanjutannya, Esa ya Esa saja. Tidak ada Esa, Duesa, Triesa, dll. Lalu mengapa tidak menggunakan kata wahid? karena wahid artinya satu. Satu adalah bentuk angka berbilang. Bila ada satu, otomatis ada yang ke - dua, tiga, empat, lima, dst. Itulah mengapa sifat Allah adalah Dzat Yang Maha Esa.

Selain itu, bila kita telusuri lebih mendalam. Pengambilan kata Esa pada "Ketuhanan Yang Maha Esa" pada sila pertama pancasila tiada lain dari surat di Al Qur'an  yakni surat Al Ikhlas. Perhatikanlah baik-baik ayat dalam QS. Al Ikhlas berikut:


قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ

1. Katakanlah (Muhammad) : "Dialah Allah, Yang Maha Esa".

ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ

2. Allah tempat meminta segala sesuatu.

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ  

3. Dia (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. 

 وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ

4. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia (Allah).

Dari ayat pertama dapat kita ketahui bahwa kata Esa diambil dari ayat pertama surat Al Ikhlas. Artinya sumber sila pertama pancasila dipetik dari kalam Allah swt di Al Qur'an. Ayat pertama mengandung ajakan bahwa kita wajib mengesakan Allah dan mensucikan-Nya, mensifati-Nya dengan sifat yang sempurna, dan menafikan kemusyrikan. Surat Al Ikhlas ini menjadi bukti atas penolakan kita terhadap orang nashrani yang memiliki keyakinan tentang trinitas dan orang musyrik yang menyembah kepada Allah juga kepada tuhan-tuhan yang lainnya. Ini cukup jelas bahwa sila pertama dalam pancasila diambil dari Al Qur'an.

Nah bila kita telusuri dari segi bahasa pada ayat pertama pun luar biasa. Pada ayat pertama surat Al Ikhlas terdapat penyebutan isim jalil yaitu هُوَ sebelum penyebutan kalimat اللهُ pada ayat {قُلْ هُوَ اللهُ} menunjukkan kebesaran dan kemulian Allah swt. Allah adalah Dzat Yang Esa. Esa artinya tunggal, tiada tandingan.

Jadi pemilihan kalimat "Ketuhanan Yang Maha Esa" pada perumusan pancasila 1 Juni 1945 bukanlah sembarangan, melainkan atas musyawarah yang digodok matang antara negarawan Indonesia dan ulama Indonesia pada zaman dahulu. Pemilihan kata yang indah, tepat, dan penuh makna yang mendalam. Tujuan tersirat dan tersurat mendamaikan persatuan. Betapa indahnya apabila pancasila bersumber dari Al Qur'an.

Semoga tulisan dan pemikiran saya (Dewi Nur Halimah, Halimah Az Zahra, Halimah bintu Masdari) ini bermanfaat untuk pembaca. Tulisan ini Halimah hadiahkan pada Bapak Masdari dan Ibu Mahzunah selaku orangtua dan guru pertama saya. Selain itu tulisan ini juga saya dedikasikan untuk Nabi Muhammad saw, Ummahatul mukminin, para khulafaur rosyidin, dan ahlul bait. Tak lupa sebagai hadiah pula pada para kiahi saya, guru saya dari MI, TK, SD, SMP, SMA, hingga pesantren. Semoga tulisan ini bermanfaat dunia akherat dan menjadi amal jariyah penulis dan para guru penulis. Lahul fatekhah. Aamiin.

NOTE :
Mohon baca fatekhah dihadiahkan pada rosululah saw dan solawat 3 kali setelah membaca tulisan ini. In syaAllah jika dirasa bermanfaat halal untuk dishare sekalipun tanpa izin penulis selama tidak ada tulisan sedikit pun yang dirubah.

Segala kebenaran datangnya dari Allah swt. Dan segala kesalahan datangnya dari Al Faqir. Semoga tulisan ini bermanfaat dunia dan akherat. Salam takdzim penulis untuk para guru penulis. In syaAllah kritik dan saran yang membangun yang disampaikan dengan baik oleh pembaca sangat penulis harapan untuk kebaikan penulisan selanjutnya. Terimakasih

SUMBER PUSTAKA:
Hasil Wawancara dengan Bapak Masdari pada 14 Mei 2020, Blora. 

Kamis, 23 April 2020

MENGENAL KEMURAHAN SAYYIDAH HAFSHAH BINTI UMAR (ISTRI ROSULULLAH SAW)

MENGENAL KEMURAHAN SAYYIDAH HAFSHAH BINTI UMAR (ISTRI ROSULULLAH SAW)
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah
(Halimah bintu Masdari)



Apakah yang terlintas di benakmu ketika mendengar kata ummahatul mukminin?. Sudahkah kita mengetahui biografi para kekasih Allah swt?. Ya, Ummahatul Mukminin adalah para ibunya kaum mukmin baik di dunia maupun di akherat. Siapakah mereka? Mereka adalah istri Rosulullah saw.

Bila seseorang mencintai artis idola, maka ia akan stalking, kepo tentang apa saja kesukaan sang artis, biodata sang artis, dan apapun tentang sang artis. Seberapa besar kadar cintamu pada Rosulullah saw wahai muslim muslimah?. Sebuah renungan bagi kita semua, pertanyaan yang mendasar yang jawabannya hanya Allah swt dan kita sendiri yang tahu. Sudahkah kita mengetahui biografi Rosulullah saw, para ummahatul mukminin (para istri Rosulullah saw), keturunan (anak-anak Rosulullah saw) dan cucu Rosulullah saw?. Seberapa banyak kita bersolawat pada Rosululah saw dan ahlul bayt?.

Rosulullah saw sangat menyayangi ummatnya. Bahkan saat akhir hayatnya, sebelum wafat yang dipikirkan adalah ummatnya. Tidakkah kita juga memikirkannya? Adakah kita pantas diakui sebagai ummatnya kelak di akherat?. Wahai Muslim Muslimah, seberapa besar kadar cintamu pada seseorang, in syaAllah kelak di akherat engkau akan dikumpulkan bersama dengan orang-orang yang engkau cintai selama di dunia.

Wahai Muslim Muslimah, mari menjelajah mengenal kemuliaan, kemurahan hati, dan keistimewaan Sayyidah Hafshah binti Umar. Ketika kita mengetahui kebaikan, kemuliaan, keistimewaan beliau, maka semakin besar rasa cinta kita pada beliau. Dan semoga kelak di akherat kita dikumpulkan bersama beliau.

Beberapa keistimewaan Sayyidah Hafshah Binti Umar:

1. Berasal dari nasab mulia yang dirahmati Allah swt.

Sayyidah Hafshah binti Umar adalah putri dari Al Faruq umat ini yakni Sayyidina Umar bin Khattab. Sayyidina Umar bin Khattab adalah salah satu dari 4 Khulafaur Rasyudin (Abu Bakar As Sidiq, Umar Bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abu Thalib). Selain berayahkan sosok pemimpin yang mulia, beliau juga beribukan sosok wanita yang mulia yakni Zainab binti Mazh'un.

Zainab bin Mazh'un adalah saudari seorang sahabat mulia, Utsman bin Mazh'un ra yang ketika meninggal dunia, Rosulullah saw datang dan menciumnya dengan air mata berderai menetes di pipi Utsman [1]. Dialah yang kala putri Rosulullah saw wafat, beliau bersabda pada sang putri, "Susulah pendahulu kami yang baik, Utsman bin Mazh'un" [2].

Paman Sayyidah Hafshah ra bernama Zaid bin Khattab yang hadir dalam perang Badar dan perang lainnya, gugur sebagai syahid pada Perang Yamamah. Sayyidina Umar bin Khattab ra berkata, "Ia mendahuluiku meraih dua kebaikan, ia lebih dahulu masuk Islam dan mati syahid sebelumku". Sayyidina Umar bin Khattab ra pun menuturkan, "Setiap kali angin sepoi dari timur berhembus, aku selalu teringat pada Zaid bin Khattab". 

2. Menjadi Istri Rosulullah saw

Sayyidah Hafshah Binti Umar adalah istri Sayyidina Khunais bin Hudzafah. Mereka hidup bahagia di bawah naungan iman dan taqwa. Sayyidina Khunais menjadi salah satu kesatria dalam perang Badar. Alhamdulillah, kemenangan Perang Badar berada di pihak kaum muslimin. Pasca Perang Badar, Sayyidina Khunais pulang dengan membawa luka parah.

Akhirnya Sayyidina Khunais wafat pasca Perang Badar. Beliau adalah sahabat yang mulia yang mengorbankan jiwa raga untuk Allah dan RosulNya serta meraih keutamaan yang agung. Sayyudina Khunais bin Hudzafah dishalatkan Rosulullah saw dan beliau dimakamkan di Baqi', tepat di samping makam seorang sahabat mulia, Utsman bin Mazh'un.

Perpisahan pilu antara Sayyidina Khunais bin Hudzafah dengan Sayyidah Hafshah binti Umar ini menyisakan kesedihan yang mendalam di hati Sayyidah Hafshah. Walaupun dirundu kesedihan yang teramat mendalam yang mengoyak hatinya, di usia 18 tahun harus menjanda. Namun, beliau juga berada di puncak bahagia. Suami tercinta wafat dalam kondisi syahid, pergi dalam kondisi terhormat.

Sayyidina Umar bin Khattab sedih melihat status janda putrinya menyerang masa mudanya, melemahkan gairahnya, dan mencekik masa-masa bahagianya. Sayyidina Umar ra mulai murung setiap kali masuk rumah dan melihat putrinya dirundung kesedihan. Setelah berpikir panjang, Sayyidina Umar bin Khattab bermaksud untuk mencarikan suami lagi untuknya agar merasa senang berdampingan dengan sang suami [3].

Sang ayah, Sayyidina Umar ra menawarkannya pada Sayyidina Abu Bakar ra, Namun Abu Bakar tidak memberikan tanggapan apapun. Setelah itu, ia menawarkan kepada Sayyidina Utsman ra. Sayyidina Utsman ra berkata, "Aku berpikir untuk tidak menikah dulu untuk saat ini". Sayyidina Umar ra marah pada keduanya lalu mengadu pada Rosulullah saw. Beliau berkata, "Hafshah akan dinikahi oleh seseorang yang lebih baik dari Utsman, dan Utsman akan menikahi orang yang lebih baik dari Hafshah". Setelah itu Nabi Muhammad saw meminang Sayyidina Hafshah, lalu Sayyidina Umar ra menikahkannya dengan beliau [4]. Setelah itu, Rasulullah SAW menikahkan Sayyidina Utsman bin Affan dengan putri beliau, Ummu Kulstsum, sepeninggal saudarinya Ruqayyah [4].

Setelah Sayyidina Umar ra menikahkan putrinya, Sayyidina Abu Bakar ra menemuinya lalu menyampaikan alasan kepadanya. Sayyidina Abu Bakar ra berkata, "Jangan marah padaku, karena Rosulullah saw sebelumnya pernah menyebut-nyebut Hafshah. Aku tidak akan membeberkan rahasia beliau. Andai beliau membiarkannya, tentu aku nikahi dia [5].

Rosulullah saw menikahi Sayyidah Hafshah pada tahun 3 Hijriyah sebelum Perang Uhud, dan memberinya mahar sebesar 400 dirham. Pernikahan ini merupakan kemuliaan, karunia, sekaligus keberkahan yang dianugerahkan pada Sayyidah Hafshah dan Sayyidina Umar bin Khattab ra. Semoa Allah swt meridhoi dan merohmati keduanya. 

3. Sayyidah Hafshah Binti Umar ra adalah sosok wanita yang cerdas

Sayyidah Hafshah Binti Umar ra di kenal sebagai sosok yang pandai dalam membaca dan menulis. Keahlian membaca dan menulis adalah keahlian yang masih jarang dimiliki bangsa Arab pada waktu itu (zaman jahiliyah), sekalipun oleh seorang lelaki. Sayyidah Hafshah Binti Umar ra adalah orang pertama dan satu-satunya yang menulis naskah Al Qur'an langsung dibawah pengawasan Rosulullah saw. Itulah mengapa ia dijuluki sebagai "Wanita Penjaga Al Qur'an".

Sayyidah Hafshah binti Umar ra menuliskan naskah Al-Qur’an pada sejumlah media, di antaranya batu, tulang, kulit, papan, pelepah kurma, dan lainnya. Naskah Sayyidah Hafshah ini tersimpan dengan baik dan rapi. Hingga suatu ketika, ada upaya pengodifikasi Al-Qur’an pada masa kekhalifahan Abu Bakar. Naskah Al-Qur’an yang ditulis oleh Sayyidah Hafshah ra tersebut kemudian diminta. Sayyidina Zaid bin Tsabit yang saat itu ditugaskan sebagai pantia kodifikasi Al-Qur'an mengonfrontasi hafalan para sahabat dengan naskah Sayyidah Hafshah ra. Hasilnya kemudian dituangkan ke dalam lembaran kulit dan disusun berdasarkan turunnya wahyu kepada Nabi.

Sementara setelah naskah yang ditulis Sayyidah Hafshah ra dihancurkan. Beliau kemudian diberi naskah baru yang sudah Disusun Sayyidina Zaid bin Tsabit secara lebih rapi tersebut. Nantinya, naskah ini akan ‘disempurnakan’ pada masa kekhalifahan Ustman bin Affan sehingga menjadi naskah resmi Al-Qur’an.     

4. Sayyidah Hafshah ra memiliki kedudukan yang tinggi

Sayyidah Hafshah ra memiliki kedudukan tinggi di hati Rosulullah saw. Selain putri dari sahabatnya, Sayyidina Umar bin Khattab, juga sebab cerdasnya. Bahkan kedudukannya pun tinggi di mata para istri Rosulullah saw. Sampai-sampai ibunda Aisyah ra, mengatakan tentang ya, "Di antara istri-istri Nabi Muhammad saw, Sayyidah Hafshah yang menyamai kedudukanku" [6]. 

5. Sayyidah Hafshah ra adalah wanita yang adil lagi cerdas mengikis rasa cemburu.

Sudah menjadi fitrah wanita, tidak bisa lepas dari perasaan manusiawi yang ditimbulkan oleh rasa cemburu, persaingan, dan semacamnya. Terlebih wanita, wanita bisa menyembunyikan cintanya, tapi tidak bisa menyembunyikan rasa cemburunya. Sayyidah Hafshah ra adalah sosok wanita yang bijaksana dengan pemikiran yang matang dan penuh kasih sayang. Ia pandai mencari solusi termasuk solusi yang adil mengikis rasa cemburu yang bergejolak.

Disebutkan dalam kitab Shahihain, dari hadits Aisyah ra, ia berkata: "Suatu ketika Nabi Muhammad saw meminum madu di rumah Zainab Binti Jahsy dan beliau tinggal di sana untuk sementara waktu. Aku dan Hafshah kemudian sepakat, siapa di antara kamu yang memasuki kediaman Zainab, harus bertanya kepada beliau, "Apa engkau memakan getah manis?. Aku mencium bau getah manis". "Tidak, tapi aku habis minum madu di tempat Zainab Binti Jahsy. Aku tidak akan minum madu lagi, dan aku bersumpah agar kau tidak memberitahukan hal itu pada siapapun," jawab beliau [7].

6. Sayyidah Hafshah ra adalah istri Nabi Muhammad saw di surga. 

Suatu hari, Rosulullah saw menceraikan Sayyidah Hafshah ra. Sayyidah Hafshah ra remuk redam hatinya dan segala sesuatu terasa gelap di hadapan matanya. Bagaimana tidak, ia telah diceraikan suami, kekasih, sekaligus nabinya. Tanpa di duga Al Amin Jibril AS turun membawa perintah dari Allah swt, membelah 7 lapis langit untuk memerintahkan Rosulullah saw merujuk dan mengembalikan Hafshah kembali.

Dalam hadits disebutkan, Nabi Muhammad saw menjatuhkan talak satu kepada Hafshah ra, setelah itu beliau rujuk kembali atas perintah Jibril AS [8]. Jibril berkata, "Dia (Hafshah Binti Umar) itu ahli puasa, shalat malam, dan dia adalah istrimu di surga". 

7. Sayyidah Hafshah ra adalah sosok yang pemberani berpendapat, cerdas, pemahaman ilmunya yang tajam.

Sayyidah Hafshah ra dikenal dengan ilmu, pemahaman dan ketakwaannya. Sifat-sifat ini membuat Sayyidah Hafshah menempati posisi terhormat di mata Rosulullah saw. Sayyidah Hafshah ra tetap menjaga kedudukan ini pada masa khilafah rasyidah, khususnya pada masa kekhilafahan ayahnya. Sayyidina Umar ra sering kali merujuk pada pandangan dan hukum-hukum fiqih yang ia (Sayyidah Hafshah) sampaikan. Di antara pertanyaan yang ia ajukan pada Sayyidah Hafshah ra, "Seberapa lama seorang wanita tahan ditinggal suaminya?". "Enam atau empat bulan," jawabnya [9]

Ummul Mukminin Hafshah ra menjadi rujukan bagi sebagian besar sahabat di bidang hadits nabawi dan ibadah. Abdullah bin Umar (Saudara Sayyidah Hafshah) yang dikenal gigih meneladani Rosulullah saw dengan mempelajarinya melalui apa yang dilihat Sayyidah Hafshah di rumah Rosulullah saw. Sayyidina Abu Bakar Ash Shidiq memilih ummul mukminin Hafshah ra di antara Istri-istri Nabi yang lain untuk menjaga Al Qur'an yang ia kumpulkan. Sayyidina Abu Bakar ra memilih Sayyidah Hafshah untuk mengemban tugas menjaga Al Qur'an karena Sayyidah Hafshah ra ahli baca tulis, bertakwa, berilmu, dan ahli puasa. Saat itu, masih sangat jarang kaum lelaki yang mahir dalam baca tulis, apalagi kaum wanita. Namun Sayyidah Hafshah ra mahir dalam baca tulis.

Itulah mengapa Ummul Mukminin Hafshah ra merupakan murid pandai yang menyalurkan banyak sekali hukum-hukum nabawi kepada kaum muslimin [10]. 

SUMBER PUSTAKA:
[1]. HR Tirmidzi (989).
[2]. HR Ahmad, Ibnu Sa'ad, dan Hakim, Adz Dzahabi berkata, "Sanad hadits ini baik".
[3]. Shuwar min Siyarish Shahabiyyat, hal: 113.
[4]. HR Bukhari (IX/ 152-153), kitab: nikah. Ibnu Sa'ad dalam Ath Thabaqat (VIII/82).
[5]. Shahih. HR Bukhari (5122).
[6]. Siyar A'lamin Nubala (II/ 227).
[7]. Muttafaq'alaih. HR Bukhari (4912), kitab: Tafsir Al Qur'an. HR Muslim (1474), kitab: Talak.
[8]. HR Abu Dawud (2283), Ibnu Majah (2016). Al Arnauth berkata, "Hadits ini shahih".
[9]. Hayatush Shahabah (I/ 476) dan Ad Durr Al Mantsur (I/ 652).
[10]. Nisa' Mubasysyarat bil Jannah, hlm. 336.

MENGENAL KEMULIAAN SAYYIDAH JUWAIRIYAH RA BINTI HARITS (ISTRI ROSULULLAH SAW)

MENGENAL KEMULIAAN SAYYIDAH JUWAIRIYAH RA BINTI HARITS (ISTRI ROSULULLAH SAW)

*****

Oleh: Dewi Nur Halimah

(Halimah bintu Masdari)


Gambar. Kemuliaan Sayyidah Juwairiyah ra
(Picture : Design Pribadi)  

1. Sayyidah Juwairiyah ra adalah sosok wanita yang cantik dan cerdas. 

Dan Ummul mukminin ‘Aisyah menceritakan perihal pribadi Juwairiyah, “Juwairiyah adalah seorang wanita yang manis dan cantik, tiada seorang pun yang melihatnya melainkan akan jatuh hati kepadanya. Tatkala Juwairiyah meminta kepada Rasulullah untuk membebaskan dirinya, sedangkan demi Allah aku telah melihatnya melalui pintu kamarku, maka aku merasa cemburu karena aku menduga bahwa Rasulullah SAW akan melihat sebagaimana yang aku lihat.”[1]

Sayyidah Juwairiyah ra adalah wanita tercantik dari Bani Musthaliq. Putri Harits bin Abu Dhirar, pemimpin Bani Musthaliq. Sayyidah Juwairiyah ra adalah perempuan yang cantik jelita, berakhlak mulia, bagus perangainya dan terhormat.

2. Sayyidah Juwairiyah ra adalah wanita pembawa berkah. 

Aisyah meneruskan, "Tersiar kabar kepada seluruh kaum muslimin bahwa Rosulullah saw menikahi Juwairiyah Binti Harits". Orang-orang kemudian berkata, "Mereka (Bani Musthaliq) adalah  besan-besan Rosulullah saw". Mereka kemudian melepaskan semua tawanan. Aisyah berkata, "Dengan pernikahan itu, seratus keluarga dari Bani Musthaliq dimerdekakan. Belum pernah aku mengetahui seorang wanita yang membawa berkah besar untuk kaumnya melebihi Juwairiyah". [2]

Maksud dari hadits tersebut adalah Sayyidah Juwairiyah ra menjadi tawanan Rosulullah saw dan kaum muslimin karena kalah dalam Perang Bani Musthaliq.  Mushafi bin Shafwan (suami Sayyidah Juwairiyah ra, pemuda Khuza'ah) tewas dalam perang ini. Dalam Perang Bani Musthaliq ini, kemenangan berada di kubu kaum muslimin, sementara pasukan musyrik tertimpa kekalahan. Rosulullah saw menawan kaum wanita, anak-anak, unta dan kambing. Di antara tawanan itu ada Sayyidah Juwairiyah ra binti Harits, putri pimpinan kabilah Bani Musthaliq.

Sayyidah Juwairiyah ra kemudian menemui Rasulullah saw untuk meminta bantuan biaya tebusan atas kemerdekaannya. Sayyidah Juwairiyah ra meminta keringanan untuk menebus dirinya dengan cara diangsur untuk kemerdekaannya. Rosulullah saw menawarkan pada Sayyidah Juwairiyah ra untuk memerdekakannya  sekaligus menikahinya. Sayyidah Juwairiyah ra menerima tawaran itu dan menikah dengan Rosulullah saw.

Setelah Sayyidah Juwairiyah ra merdeka dan menjadi istri Rosulullah saw. Maka Bani Musthaliq pun menjadi besan-besan Rosulullah saw. Dengan pernikahan itu, seratus keluarga dari Bani Musthaliq dimerdekakan. Inilah yang dinamakan pernikahan membawa berkah. 

3. Sayyidah Juwairiyah ra adalah sosok wanita yang zuhud.

Sebelum menikah dengan Rosulullah saw, sayyidah Juwairiyah ra tinggal di istana ayahnya yang mewah dan penuh kekayaan. Sebab ia adalah seorang putri dari Harits bin Abu Dhirar, pemimpin Bani Musthaliq. Ia hidup di tengah-tengah kenikmatan dan kemakmuran.

Setelah menikah dengan Rosulullah saw, ia berubah menjadi sosok yang sederhana. Ia rela meninggalkan kehidupannya yang mewah, penuh gelimang harta demi berbhakti pada sang suami (Rosulullah saw). Sayyidah Juwairiyah ra beralih ke rumah suami paling agung di seluruh dunia, Nabi Muhammad saw bin Abdullah. Yang tiada memiliki istana ataupun kesenangan fana, tapi hanya memiliki kebahagiaan dunia dan akherat. 

Inilah teladan mulia Sayyidah Juwairiyah ra, beliau rela meninggalkan gemerlapnya kemewahan dunia, demi taat pada suami. Ia rela hidup sederhana demi berbhakti pada Allah swt dan suami. Sebab, seluruh dunia tidak sebanding meski hanya sesaat pun dengan waktu yang ia lalui bersama Rosulullah saw. Seandainya seorang muslim sejati diberi pilihan antara seluruh dunia dengan sekali menatap wajah Rosulullah saw, tentu akan lebih memilih tatapan wajah Rosulullah yang tiada ternilai dengan apapun. 

4. Sayyidah Juwairiyah ra  adalah wanita yang ahli ibadah, taat pada Allah swt dan Rosulullah saw.

Sayyidah Juwairiyah ra adalah seorang wanita yang taat beribadah, ahli puasa dan shalat malam. Ia tidak pernah jemu untuk berdzikir kepada Allah swt. Rosulullah saw telah mengajarkan Sayyidah Juwariyah ra Al Qur'an dan Sunnah kepadanya, sehingga membuatnya beribadah kepada Allah swt di atas landasan ilmu. Setiap kali melihat ummul mukminin Sayyidah Juwairiyah ra, Rosulullah saw selalu mengajarkan ilmu, iman, taqwa pada Sayyidah Juwairiyah ra agar semakin besar iman dan taqwanya pada Allah swt. 

Diriwayatkan dari Juwairiyah ra, ia berkata: "Pada suatu pagi, Rosulullah saw datang kepadaku saat aku sedang shalat. Setelah itu beliau berlalu untuk keperluan beliau. Kemudian beliau pulang pada pertengahan siang lalu bertanya, 'Apa kau masih saja duduk (dari tadi pagi)?'. "Ya", jawab beliau. 'Maukah kau kuajari kalimat-kalimat yang seandainya disamakan dengan (semua yang kau baca sejak tadi pagi tadi), tentu akan setara dengannya, atau jika ditimbang (dengan semua yang dibaca sejak tadi pagi), tentu akan lebih berat darinya. "Subhanallah adada khalqihi, (Maha Suci Allah sebanyak bilangan makhluk-Nya) sebanyak 3 kali, Subhanallah zinata arsyihi (Maha Suci Allah seberat Arsy-Nya) sebanyak 3 kali, Subhanallah ridha a nafsihi (Maha Suci Allah sebanyak keridhoan diri-Nya) sebanyak 3 kali, Subhanallah midada kalimatihi (Maha Suci Allah sebanyak tinta kalimat-kalimatNya) sebanyak 3 kali." [3]

SUMBER PUSTAKA:
[1]. As-Sirah lbnu Hisyam (II/293) dan aI-Ishabah (Vlll/43) dan aI-Istii’ab (IV/1804).
[2]. HR Ahmad (VI/277). HR Abu Dawud (3931), sanadnya shahih.
[3]. HR Muslim (2726), kitab : dzikir dan doa. HR Ahmad (VI/324-327).

Rabu, 22 April 2020

KEISTIMEWAAN SAYYIDAH SHAFIYAH BINTI HUYAI RA (ISTRI ROSULULAH SAW)

KEISTIMEWAAN SAYYIDAH 
SHAFIYAH BINTI HUYAI RA (ISTRI 
ROSULULLAH SAW)
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah 
(Halimah bintu Masdari) 

Gambar 1. Keistimewaan Sayyidah Shofiyah
(Gambar Design Pribadi). 

1. Sayyidah Shafiyah ra adalah keturunan putri Nabi, keponakan Nabi, dan istri seorang Nabi. 

Diriwayatkan dari Anas, ia berkata, "Shafiyah mendengar bahwa Hafshah menyebutnya putri seorang Yahudi. Shafiyah menangis, lalu Nabi Muhammad saw masuk menemuinya saat ia menangis. "Kenapa engkau menangis Wahai Shafiyah?" tanya beliau. "Hafshah berkata kepadaku bahwa aku putri seorang Yahudi," jawabnya. Nabi Muhammad saw kemudian bersabda, "Kau putri Nabi, pamanmu seorang Nabi, dan kau istri seorang Nabi. Lalu dengan apa ia membanggakan diri di hadapanmu?". Setelah itu beliau berkata, "Takutlah pada Allah, wahai Hafshah". (HR. Ahmad, III/ 135).

Catatan Halimah:
Maksud Rosulullah saw bahwa sayyidah Shofiyah ra adalah anak seorang Nabi adalah karena Sayyidah Shofiyah ra adalah keturunan Nabi Harun AS. Adapun maksud bahwa Sayyidah Shafiyah ra adalah keponakan dari seorang Nabi (pamannya adalah seorang Nabi) adalah Nabi Musa AS adalah saudara Nabi Harun AS. Jika Nabi Harun adalah ayah nasabnya, maka Nabi Musa AS adalah pamannya. Lalu maksud Rosulullah saw mengatakan bahwa sayyidah Shofiyah ra adalah istri seorang Nabi yaitu Sayyidah Shafiyah ra adalah istri Rosulullah saw sehingga beliau juga ummahatul mukminin.

2. Berparas cantik jelita, matanya berbinar-binar indah.

Imam Adz Dzahabi berkata, "Ia (Sayyidah Shofiyah ra) wanita mulia, berakal, keturunan bangsawan, cantik, dan taat beragama". (Siyar A'lamin Nubala, Imam Adz Dzahabi, II/232).

Al Hafizh Abu Nu'aim berkata, "Di antara mereka ada yang bertakwa, suci, dan selalu menitikkan air mata, Shafiyah Ash Shafiyah (wanita suci), istri Nabi Saw." (Hulyatul Awliya, II/54).

Catatan Halimah:
Sayyidah Shofayah ra ini cantik jelita, putih berseri, dan matanya berbinar-binar (berkaca-kaca) dengan keindahan pandangan mata yang jernih, yang membuat barangsiapa yang memandangnya merasa teduh dan sejuk, kecuali yang iri terhadapnya.

3. Sayyidah Shafiyah ra adalah wanita yang penyayang.

Diriwayatkan dari Ibnu Musayyib, ia berkata, "Shafiyah datang, di kedua telinganya terdapat anting emas. Ia kemudian memberikan salah satu anting itu kepada Fatimah (putri Rosulullah saw dengan Sayyidah Khodijah ra), juga satunya untuk istri-istri beliau." (HR Ibnu Sa'ad, VIII/127).

Catatan Halimah:
Sayyidah Shafiyah ra sangat mencintai Nabi Muhammad saw, ia juga menyayangi putri Nabi. Ia wanita yang cerdas. Ia sangat mengamalkan kata Nabi bahwa hadiah mendatangkan cinta. Nabi Muhammad saw pernah menyampaikan bahwa "Hendaklah kalian saling memberi hadiah, niscaya kalian saling mencintai". 

4. Sayyidah Shafiyah ra adalah sosok pribadi yang jujur.

Rosulullah saw memberikan kesaksian kepada Ibunda Shofiyah ra sebagai wanita yang jujur, memiliki batin yang jernih dan lahir yang bersih. Rosulullah saw mencintainya karena Allah swt. (Nisa' Ahlil Bayt, hal 358).

Diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit bahwa saat Nabi Muhammad saw sakit yang menyebabkan beliau meninggal dunia. Shafiyah Binti Huyai berkata, "Demi Allah, wahai Nabi Allah, andai saja yang menimpamu ini menimpaku". (HR. Ibnu Sa'ad, VIII/ 128).

5. Sayyidah Shafiyah ra adalah sosok yang rajin beribadah.

Sayyidah Shafiyah ra bersungguh-sungguh dalam menjalankan ketaatan kepada Allah swt untuk menebus kesalahan masa lalu (sebelum memeluk Islam). Ia sangat berharap seandainya saja masuk Islam sejak Nabi Muhammad saw diutus, agar meraih ketaatan kepada Allah swt dan berada di dekat RosulNya setiap saat.

Al Hafidz Ibnu Katsir ra memujinya dengan berkata, "Ia (Sayyidah Shafiyah ra) termasuk salah seorang pemimpin kaum wanita dalam hal ibadah, sifat wara', zuhud, berbhakti, dan jujur." (Al Bidayah Wan Nihayah, VIII/46).

Catatan Halimah:
Sayyidah Shofiyah ra adalah sosok yang rajin solat malam, berpuasa, berdzikir, dan beribadah kepada Allah swt. Setelah wafatnya rosululah saw, seluruh waktunya dihabiskan dalam ketaatan kepada Allah swt, shalat, puasa, sedekah, menyebarkan ilmu dan berdakwah menuju Allah swt (amar ma'ruf, nahi munkar). 

SUMBER PUSTAKA:
1. HR Ahmad (III/ 135=. HR Tirmidzi (3894), Al Arnauth, "Sanadnya Shahih".
2. Siyar A'lamin Nubala, Adz Dzahabi, Muassasah Ar Risalah.
3. Hulyatul Awliya, Abu Nu'aim, Darul Kitab Al Arabi.
4. HR Ibnu Sa'ad (VIII/127), Al Arnauth berkata, "Para perawinya tsiqah".
5. Nisa Ahlil Bayt, Ahmad Khalil Jam'ah, Darul Yamanah. 
6. HR Ibnu Sa'ad (VIII/128), Al Arnauth berkata, "Para perawinya tsiqah".
7. Al Bidayah Wan Nihayah, Ibnu Katsir, Darul Kutub Al Ilmiyyah.

Senin, 20 April 2020

TETAP TENANG DAN WASPADA, BADAI CORONA PASTI BERLALU

TETAP TENANG DAN WASPADA, BADAI CORONA PASTI BERLALU
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah, S. Si
(Halimah bintu Masdari)


Tahukah kamu bahwa penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus berbeda dengan infeksi bakteri?. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri in syaAllah akan mudah sembuh dengan antibiotik. Sedangkan penyakit karena infeksi virus, tidak dapat disembuhkan dengan antibiotik. Solusinya adalah dengan memperkuat daya imun tubuh. Ketika imun tubuh kuat, maka kemampuan melawan virus pun kuat sehingga sembuh. Sebab sampai saat ini, vaksin untuk virus corona belum ditemukan. Jadi solusi efektif untuk mengatasi hal ini adalah dengan meningkatkan kekebalan tubuh agar bisa melawan virus. Virus tidak mampu menyerang orang yang daya imunnya kuat.

Salah satu upaya agar daya imun kuat adalah dengan berpikir tenang. Waspada memang harus sebagai bentuk ikhtiar, namun pikiran yang tenang adalah bagian dari suatu upaya mencegah daya imun drop. Mengapa?. Pikiran yang tenang menjadikan produksi hormon oksitosin meningkat sehingga supply oksigen ke otak dan seluruh organ tubuh tercukupi. Selain itu ketenangan pikiran menyebabkan sel-sel beregenerasi dan tumbuh dengan baik sehingga berdampak pada kekebalan tubuh melawan virus juga kuat. Kepanikan mematikan sel-sel dalam tubuh sehingga sel tidak dapat beregenerasi dan daya imun tubuh melemah yang mengakibatkan tubuh mudah terinfeksi virus. 


"Kepanikan adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah permulaan kesembuhan"
-Ibnu Sina-

Pernyataan Ibnu Sina di atas bukanlah sembarang pernyataan melainkan pernyataan yang terbukti ilmiah. Ketenangan dan kesabaran menenangkan pikiran, sehingga tidak stress, produksi hormon oksitosin dan serotonin meningkat, tubuh bahagia. Tubuh bahagia, tidak stress, daya imun kuat, tubuh bisa melawan infeksi virus sehingga tidak mudah sakit.

Ya, kita memang harus berikhtiar sebagai bentuk waspada seperti:

  1. Menggunakan masker agar tidak mudah tertular ketika ada yang bersin.
  2. Makan makanan yang bergizi agar tubuh sehat sehingga daya imun (kekebalan tubuh) kuat. 
  3. Rajin mencuci tangan dengan sabun.
  4. Tidak berada di kerumunan banyak orang. Sehingga tidak mudah tertular virus COVID-19.
  5. Usahakan jarak komunikasi antar orang minimal 1 meter untuk menghindari kontak langsung.
Pada hakekatnya, Virus corona atau COVID-19 ini tidak jauh berbeda dengan virus-virus lain seperti Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan influenza virus. Pada konsepnya virus itu tidak dapat hidup pada inang yang mati. Ingat prinsip virus:

"Virus dapat dikatakan makhluk hidup karena dapat beregenerasi jika menginfeksi makhluk hidup. Virus HANYA bisa hidup pada inang yang hidup, seperti saat menginfeksi makhluk hidup (manusia, hewan, tumbuhan). Di lain sisi, Virus bisa juga dikatakan sebagai makhluk mati karena tidak dapat hidup kalau tidak menginfeksi makhluk hidup dan bentuknya kristal".

Sekarang sudah tahu kan?. Jadi kalau ada jenazah yang positif COVID-19 jangan diusir, in syaAllah jenazah pasien positive COVID-19 yang sudah dimandikan, dikemas sesuai SOP Kesehatan dan aturan RS tidak menularkan virus corona. Mengapa? Pertama jenazah sudah terbungkus rapat. Bahkan plastik pembungkusnya lebih tahan lama degradasinya bahkan hingga jenazah busuk duluan. Kedua, virus tidak dapat hidup pada inang yang mati. Kamu tidak ikut melayat dan mengurus pemakaman tidak apa-apa, biar petugas kesehatan dan pihak yang bertugas yang mengurus jenazah pasien positif COVID-19. Tetapi janganlah engkau tolak jenazahnya untuk dimakamkan di daerahmu jika memang itu tetanggamu. Ingat, ada kewajiban bagi kita untuk memuliakan mayat di akhir hayatnya. Janganlah ketakutan berlebihan menjadikanmu bersikap dzalim pada jenazah. 


Jika ketakutan kita akan Allah Yang Maha Kuasa sama seperti ketakutan kita terhadap virus corona niscaya kita akan menjadi sebaik-baik umat. 

Waspada perlu, tapi takut berlebihan jangan. Jangan sampai takut pada virus Corona melebihi takutmu pada Tuhan. Ingat, hidup, mati, jodoh sudah diatur Allah. Kalau Allah swt menghendaki kamu mati karena corona, ya kamu mati lantaran terinfeksi corona. Meskipun musim corona, kalau Allah menghendaki kamu matinya karena kesetrum listrik, ya matimu bukan lantaran terinfeksi virus corona tapi sengatan kesetrum listrik. Kalau Allah menghendaki kamu mati karena kecelakaan, meskipun corona, ya matimu karena kecelakaan. Hidup dan mati adalah kuasa Allah. Tugasmu adalah ikhtiar kebaikan, ibadah, menegakkan kebaikan dan kebenaran. Janganlah takut akan mati, karena setiap makhluk pasti mencicipi kematian. Takut lah kalau mati dalam kondisi su'ul khotimah.


Segala virus dimuka bumi Ini tidak mampu mengakhiri hidup seseorang sebelum azalnya telah tiba. Lindungi diri kalian dengan dzikir kepada Allah perbanyak istigfar dan bertaubatlah kepadaNya. 

Kendati demikian kamu tetap waspada. Memang yang kita takuti adalah Allah swt, tapi waspada terhadap makhluk yang membahayakan diri juga wajib. Contohnya, ada harimau lepas. Kamu tidak takut harimau, yang kamu takutin hanya Allah swt. Kamu lalu mendekati harimau, sedang kamu bukan pawangnya. Ya kamu bisa mati di makan harimau, kamu diterkam. Demikian juga virus corona, kamu tidak takut corona, lalu bersalaman, cipika cipiki pada siapapun tanpa kamu tahu dia positive COVID-19 atau tidak, tidak pakai masker, suka berkerumun di keramaian, kontak dengan siapapun tanpa jaga jarak. Maka ya resiko terinfeksi COVID-19 besar. Takut pada Allah bukan berarti kamu pasrah bongkok'an tanpa ikhtiar. Ikhtiar dulu baru tawakkal.


BERDIAM DIRUMAH
Bakal datang satu zaman kepada manusia memerlukan sepuluh hal, sembilan dari itu menjauhi manusia, dan sepuluhnya menetap dirumah (علي بن أبي طالب). 

Sesuatu in syaAllah akan berhasil kalau ditangani ahlinya. Agama ditangani ulama. Kesehatan ditangani dokter. Pertanian ditangani pakar pertanian, dll. Semua akan baik kalau ditangani ahlinya. Jadi dalam situasi Corona, taatlah dokter yang ahli. Pakai masker, rajin cuci tanah dengan sabun dan jaga jarak. Anjuran dokter tiada lain untuk kebaikanmu. Apabila kamu mengenakan masker, in syaAllah kamu tidak mudah terinfeksi virus corona. Apabila kamu rajin cuci tangan dan menjaga wudhu in syaAllah kondisi bersih aman dari tertular virus corona. Jaga jarak in syaAllah menghindarkan kamu dari infeksi virus corona. Semua untuk kebaikanmu, maka taatlah.


Wabah itu laksana api dan manusia laksana bahan bakar nya. Berpencar lah agar api tidak memiliki bahan bakar yang membuat nya terus menyala.

Cara paling baik menghadapi wabah COVID-19 adalah dengan memperbanyak solawat dan mengingat Allah swt. Semua kita kembalikan ke Allah swt. Pada hakekatnya penyakit pun datangnya atas izin Allah swt. Tanpa izin Allah swt, wabah COVID-19 pun tidak akan terjadi. Maka teruslah memperbanyak berdoa kepada Allah swt, sebab hanya Allah swt lah yang berkuasa untuk mengangkat wabah itu.


Cara paling ampuh menolak wabah penyakit dan yang lain nya dari berbagai musibah yang besar adalah mem per banyak sholawat kepada Nabi saw. 


Ketika aku terimpa musibah, aku memuji Allah empat kali atas musibah itu. Aku memuji Allah karena tidak ditimpakan musibah yang lebih besar dari itu. Aku memuji Allah karena aku diberi kesabaran atasnya. Aku memuji Allah karena memberiku taufiq untuk beristirja'dan memohon kebaikan dengannya. Dan aku memuji Allah karena tidak menimpakan musibah terhadap agamaku.
[ Syuraih Al Qodhi رحمه الله ]



Doa merupakan obat yang paling bermanfaat, musuh bagi musibah, mengobati dan mengatasinya, mencegah turunnya musibah dan mengangkatnya atau meringankannya, dan sebagai senjata bagi seorang mukmin [Ibnul Qayyim رحمه الله]. 


Percayalah bahwa setiap wabah itu ada masanya (waktunya). Sebagaimana jua makhluk Allah swt yang memiliki usia. Ada saatnya hidup, ada saatnya mati. Ada saatnya virus itu menyerang, ada saatnya virus itu musnah. Maka berhusnudzanlah bahwa segalanya memiliki masa dan pasti akan berakhir. Semua hanya membutuhkan kesabaran dalam menghadapi ujian. Allah swt telah memberikan ujian, Allah swt pun menyiapkan solusi. Jadi berhusnudzanlah sebab makhluk itu fana', sudah pasti virus pun juga fana'. Perbanyak berdoa dan berdzikir pada Allah swt agar Allah swt senantiasa menyelamatkan kita di tengah wabah yang melanda. 



Pada umumnya wabah penyakit yang terjadi di negara-negara kaum muslimin, sepanjang sejarah terjadi di pertengahan musim semi, dan setelah musim semi berakhir dan kemudian hilang pada awal musim panas
[ Ibnu Hajar رحمه الله ]


ستمضي العاصفة ويزول الفيروس ( كورونا) ويأتي رمضان بكل خير بأذن الله
Badai akan berlalu, Virus ( Corona) akan musnah kemudian datanglah Ramadhan dengan segala kebaikan di dalamnya ( dengan Izin Allah). 

Pada hakekatnya tiadalah Allah swt menciptakan sesuatu melainkan ada hikmah besar dibaliknya. Sebagaimana Allah swt menciptakan nyamuk, adakah manfaatnya?. Kendati nyamuk menyebabkan demam berdarah dan malaria. Namun dengan hadirnya nyamuk juga, membawa keberkahan yakni didirikannya pabrik obat nyamuk, baygon, autan, dll. Nah pabrik ini menyerap banyak tenaga kerja sehingga mengurangi angka pengangguran. Tuh kan kehadiran nyamuk pun banyak manfaatnya. Makanya berhusnudzanlah. Sebagaimana nyamuk, demikian juga virus corona. Hadirnya virus corona mengajarkan manusia cinta kebersihan (rajin cuci tangan), menjaga jarak bukan makhram (jaga jarak minimal 1 meter), dan uzlah (berdiam diri di rumah).


Sesungguhnya ditimpakannya penyakit, sebagai bentuk pendidikan yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya. Dan tidaklah setiap yang sakit itu pasti meninggal. [ Fudhoil bin Iyadh رحمه الله] 



Di antara hikmah terjadinya wabah, (1) agar tidak panjang angan-angan, (2) kesempatan untuk memperbaiki amal, (3) menyadarkan dari kelalaian, (4) agar berbekal untuk menempuh perjalanan
[ Ibnu Hajar رحمه الله ]

Lebih dari itu, kehadiran virus corona mengajak kita untuk kembali kepada Allah swt. Ujian melatih kesabaran, meningkatkan derajat di hadapan Allah swt dan meraih pahala. Bukan hanya itu, tapi juga menghapus dan menggugurkan dosa-dosa kaum muslimin di masa yang lalu (masa sebelumnya).


Di musibah-musibah yang terjadi terselip ajakan untuk kembali kepada Allah dan sebagai pengingat agar mereka bergegas kembali kepada-Nya. 


Sesungguhnya demam yang dirasakan di dunia, menghapuskan dan membersihkan dosa yang menempel pada diri seorang mukmin, hingga berjumpa Allah tanpa membawa dosa. Maka kelak berjumpa dengan-Nya dalam keadaan bersih dan dibersihkan dari kotoran dosa
[ Ibnu Rajab رحمه الله ]


Musibah-musibah yang melanda akan menggugurkan dosa orang-orang yang beriman, dan sabar dalam menghadapinya akan mengangkat derajat mereka. 

Semoga tulisan ini bermanfaat. Silahkan di share jika dirasa bermanfaat. In syaAllah halal sekalipun tanpa izin penulis selama tidak ada tulisan yang dirubah. Semoga tulisan ini menjadi amal jariyah penulis, para kiahi penulis, para guru penulis dan orangtua penulis. Mohon hadiah Al fatekhah untuk penulis dan para guru penulis. Semoga para guru penulis yang masih hidup, pinaringan panjang umur, sehat, berkah dunia akherat. Semoga para guru penulis yang sudah wafat, amal baiknya di terima Allah swt dan ditempatkan di tempat yang mulia di sisi Allah swt serta dosa-dosanya diampuni Allah swt. Semoga penulis kelak wafatnya dalam kondisi tetap iman, islam dan husnul khotimah. Lahul fatekhah. Aamiin

Segala kebenaran dalam tulisan ini datangnya dari Allah swt. Segala kesalahan dalam tulisan ini adalah kekurangan penulis semoga dima'fu. In syaAllah kritik dan saran yang membangun penulis terima dengan terbuka untuk kebaikan penulisan selanjutnya.