KEISTIMEWAAN SAYYIDAH
SHAFIYAH BINTI HUYAI RA (ISTRI
ROSULULLAH SAW)
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah
(Halimah bintu Masdari)
Gambar 1. Keistimewaan Sayyidah Shofiyah (Gambar Design Pribadi). |
1. Sayyidah Shafiyah ra adalah keturunan putri Nabi, keponakan Nabi, dan istri seorang Nabi.
Diriwayatkan dari Anas, ia berkata, "Shafiyah mendengar bahwa Hafshah menyebutnya putri seorang Yahudi. Shafiyah menangis, lalu Nabi Muhammad saw masuk menemuinya saat ia menangis. "Kenapa engkau menangis Wahai Shafiyah?" tanya beliau. "Hafshah berkata kepadaku bahwa aku putri seorang Yahudi," jawabnya. Nabi Muhammad saw kemudian bersabda, "Kau putri Nabi, pamanmu seorang Nabi, dan kau istri seorang Nabi. Lalu dengan apa ia membanggakan diri di hadapanmu?". Setelah itu beliau berkata, "Takutlah pada Allah, wahai Hafshah". (HR. Ahmad, III/ 135).
Catatan Halimah:
Maksud Rosulullah saw bahwa sayyidah Shofiyah ra adalah anak seorang Nabi adalah karena Sayyidah Shofiyah ra adalah keturunan Nabi Harun AS. Adapun maksud bahwa Sayyidah Shafiyah ra adalah keponakan dari seorang Nabi (pamannya adalah seorang Nabi) adalah Nabi Musa AS adalah saudara Nabi Harun AS. Jika Nabi Harun adalah ayah nasabnya, maka Nabi Musa AS adalah pamannya. Lalu maksud Rosulullah saw mengatakan bahwa sayyidah Shofiyah ra adalah istri seorang Nabi yaitu Sayyidah Shafiyah ra adalah istri Rosulullah saw sehingga beliau juga ummahatul mukminin.
2. Berparas cantik jelita, matanya berbinar-binar indah.
Imam Adz Dzahabi berkata, "Ia (Sayyidah Shofiyah ra) wanita mulia, berakal, keturunan bangsawan, cantik, dan taat beragama". (Siyar A'lamin Nubala, Imam Adz Dzahabi, II/232).
Al Hafizh Abu Nu'aim berkata, "Di antara mereka ada yang bertakwa, suci, dan selalu menitikkan air mata, Shafiyah Ash Shafiyah (wanita suci), istri Nabi Saw." (Hulyatul Awliya, II/54).
Catatan Halimah:
Sayyidah Shofayah ra ini cantik jelita, putih berseri, dan matanya berbinar-binar (berkaca-kaca) dengan keindahan pandangan mata yang jernih, yang membuat barangsiapa yang memandangnya merasa teduh dan sejuk, kecuali yang iri terhadapnya.
3. Sayyidah Shafiyah ra adalah wanita yang penyayang.
Diriwayatkan dari Ibnu Musayyib, ia berkata, "Shafiyah datang, di kedua telinganya terdapat anting emas. Ia kemudian memberikan salah satu anting itu kepada Fatimah (putri Rosulullah saw dengan Sayyidah Khodijah ra), juga satunya untuk istri-istri beliau." (HR Ibnu Sa'ad, VIII/127).
Catatan Halimah:
Sayyidah Shafiyah ra sangat mencintai Nabi Muhammad saw, ia juga menyayangi putri Nabi. Ia wanita yang cerdas. Ia sangat mengamalkan kata Nabi bahwa hadiah mendatangkan cinta. Nabi Muhammad saw pernah menyampaikan bahwa "Hendaklah kalian saling memberi hadiah, niscaya kalian saling mencintai".
4. Sayyidah Shafiyah ra adalah sosok pribadi yang jujur.
Rosulullah saw memberikan kesaksian kepada Ibunda Shofiyah ra sebagai wanita yang jujur, memiliki batin yang jernih dan lahir yang bersih. Rosulullah saw mencintainya karena Allah swt. (Nisa' Ahlil Bayt, hal 358).
Diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit bahwa saat Nabi Muhammad saw sakit yang menyebabkan beliau meninggal dunia. Shafiyah Binti Huyai berkata, "Demi Allah, wahai Nabi Allah, andai saja yang menimpamu ini menimpaku". (HR. Ibnu Sa'ad, VIII/ 128).
5. Sayyidah Shafiyah ra adalah sosok yang rajin beribadah.
Sayyidah Shafiyah ra bersungguh-sungguh dalam menjalankan ketaatan kepada Allah swt untuk menebus kesalahan masa lalu (sebelum memeluk Islam). Ia sangat berharap seandainya saja masuk Islam sejak Nabi Muhammad saw diutus, agar meraih ketaatan kepada Allah swt dan berada di dekat RosulNya setiap saat.
Al Hafidz Ibnu Katsir ra memujinya dengan berkata, "Ia (Sayyidah Shafiyah ra) termasuk salah seorang pemimpin kaum wanita dalam hal ibadah, sifat wara', zuhud, berbhakti, dan jujur." (Al Bidayah Wan Nihayah, VIII/46).
Catatan Halimah:
Sayyidah Shofiyah ra adalah sosok yang rajin solat malam, berpuasa, berdzikir, dan beribadah kepada Allah swt. Setelah wafatnya rosululah saw, seluruh waktunya dihabiskan dalam ketaatan kepada Allah swt, shalat, puasa, sedekah, menyebarkan ilmu dan berdakwah menuju Allah swt (amar ma'ruf, nahi munkar).
SUMBER PUSTAKA:
1. HR Ahmad (III/ 135=. HR Tirmidzi (3894), Al Arnauth, "Sanadnya Shahih".
2. Siyar A'lamin Nubala, Adz Dzahabi, Muassasah Ar Risalah.
3. Hulyatul Awliya, Abu Nu'aim, Darul Kitab Al Arabi.
4. HR Ibnu Sa'ad (VIII/127), Al Arnauth berkata, "Para perawinya tsiqah".
5. Nisa Ahlil Bayt, Ahmad Khalil Jam'ah, Darul Yamanah.
6. HR Ibnu Sa'ad (VIII/128), Al Arnauth berkata, "Para perawinya tsiqah".
7. Al Bidayah Wan Nihayah, Ibnu Katsir, Darul Kutub Al Ilmiyyah.