HALIMAH BINTI MASDARI

Tampilkan postingan dengan label ketenangan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ketenangan. Tampilkan semua postingan

Senin, 20 April 2020

TETAP TENANG DAN WASPADA, BADAI CORONA PASTI BERLALU

TETAP TENANG DAN WASPADA, BADAI CORONA PASTI BERLALU
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah, S. Si
(Halimah bintu Masdari)


Tahukah kamu bahwa penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus berbeda dengan infeksi bakteri?. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri in syaAllah akan mudah sembuh dengan antibiotik. Sedangkan penyakit karena infeksi virus, tidak dapat disembuhkan dengan antibiotik. Solusinya adalah dengan memperkuat daya imun tubuh. Ketika imun tubuh kuat, maka kemampuan melawan virus pun kuat sehingga sembuh. Sebab sampai saat ini, vaksin untuk virus corona belum ditemukan. Jadi solusi efektif untuk mengatasi hal ini adalah dengan meningkatkan kekebalan tubuh agar bisa melawan virus. Virus tidak mampu menyerang orang yang daya imunnya kuat.

Salah satu upaya agar daya imun kuat adalah dengan berpikir tenang. Waspada memang harus sebagai bentuk ikhtiar, namun pikiran yang tenang adalah bagian dari suatu upaya mencegah daya imun drop. Mengapa?. Pikiran yang tenang menjadikan produksi hormon oksitosin meningkat sehingga supply oksigen ke otak dan seluruh organ tubuh tercukupi. Selain itu ketenangan pikiran menyebabkan sel-sel beregenerasi dan tumbuh dengan baik sehingga berdampak pada kekebalan tubuh melawan virus juga kuat. Kepanikan mematikan sel-sel dalam tubuh sehingga sel tidak dapat beregenerasi dan daya imun tubuh melemah yang mengakibatkan tubuh mudah terinfeksi virus. 


"Kepanikan adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah permulaan kesembuhan"
-Ibnu Sina-

Pernyataan Ibnu Sina di atas bukanlah sembarang pernyataan melainkan pernyataan yang terbukti ilmiah. Ketenangan dan kesabaran menenangkan pikiran, sehingga tidak stress, produksi hormon oksitosin dan serotonin meningkat, tubuh bahagia. Tubuh bahagia, tidak stress, daya imun kuat, tubuh bisa melawan infeksi virus sehingga tidak mudah sakit.

Ya, kita memang harus berikhtiar sebagai bentuk waspada seperti:

  1. Menggunakan masker agar tidak mudah tertular ketika ada yang bersin.
  2. Makan makanan yang bergizi agar tubuh sehat sehingga daya imun (kekebalan tubuh) kuat. 
  3. Rajin mencuci tangan dengan sabun.
  4. Tidak berada di kerumunan banyak orang. Sehingga tidak mudah tertular virus COVID-19.
  5. Usahakan jarak komunikasi antar orang minimal 1 meter untuk menghindari kontak langsung.
Pada hakekatnya, Virus corona atau COVID-19 ini tidak jauh berbeda dengan virus-virus lain seperti Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan influenza virus. Pada konsepnya virus itu tidak dapat hidup pada inang yang mati. Ingat prinsip virus:

"Virus dapat dikatakan makhluk hidup karena dapat beregenerasi jika menginfeksi makhluk hidup. Virus HANYA bisa hidup pada inang yang hidup, seperti saat menginfeksi makhluk hidup (manusia, hewan, tumbuhan). Di lain sisi, Virus bisa juga dikatakan sebagai makhluk mati karena tidak dapat hidup kalau tidak menginfeksi makhluk hidup dan bentuknya kristal".

Sekarang sudah tahu kan?. Jadi kalau ada jenazah yang positif COVID-19 jangan diusir, in syaAllah jenazah pasien positive COVID-19 yang sudah dimandikan, dikemas sesuai SOP Kesehatan dan aturan RS tidak menularkan virus corona. Mengapa? Pertama jenazah sudah terbungkus rapat. Bahkan plastik pembungkusnya lebih tahan lama degradasinya bahkan hingga jenazah busuk duluan. Kedua, virus tidak dapat hidup pada inang yang mati. Kamu tidak ikut melayat dan mengurus pemakaman tidak apa-apa, biar petugas kesehatan dan pihak yang bertugas yang mengurus jenazah pasien positif COVID-19. Tetapi janganlah engkau tolak jenazahnya untuk dimakamkan di daerahmu jika memang itu tetanggamu. Ingat, ada kewajiban bagi kita untuk memuliakan mayat di akhir hayatnya. Janganlah ketakutan berlebihan menjadikanmu bersikap dzalim pada jenazah. 


Jika ketakutan kita akan Allah Yang Maha Kuasa sama seperti ketakutan kita terhadap virus corona niscaya kita akan menjadi sebaik-baik umat. 

Waspada perlu, tapi takut berlebihan jangan. Jangan sampai takut pada virus Corona melebihi takutmu pada Tuhan. Ingat, hidup, mati, jodoh sudah diatur Allah. Kalau Allah swt menghendaki kamu mati karena corona, ya kamu mati lantaran terinfeksi corona. Meskipun musim corona, kalau Allah menghendaki kamu matinya karena kesetrum listrik, ya matimu bukan lantaran terinfeksi virus corona tapi sengatan kesetrum listrik. Kalau Allah menghendaki kamu mati karena kecelakaan, meskipun corona, ya matimu karena kecelakaan. Hidup dan mati adalah kuasa Allah. Tugasmu adalah ikhtiar kebaikan, ibadah, menegakkan kebaikan dan kebenaran. Janganlah takut akan mati, karena setiap makhluk pasti mencicipi kematian. Takut lah kalau mati dalam kondisi su'ul khotimah.


Segala virus dimuka bumi Ini tidak mampu mengakhiri hidup seseorang sebelum azalnya telah tiba. Lindungi diri kalian dengan dzikir kepada Allah perbanyak istigfar dan bertaubatlah kepadaNya. 

Kendati demikian kamu tetap waspada. Memang yang kita takuti adalah Allah swt, tapi waspada terhadap makhluk yang membahayakan diri juga wajib. Contohnya, ada harimau lepas. Kamu tidak takut harimau, yang kamu takutin hanya Allah swt. Kamu lalu mendekati harimau, sedang kamu bukan pawangnya. Ya kamu bisa mati di makan harimau, kamu diterkam. Demikian juga virus corona, kamu tidak takut corona, lalu bersalaman, cipika cipiki pada siapapun tanpa kamu tahu dia positive COVID-19 atau tidak, tidak pakai masker, suka berkerumun di keramaian, kontak dengan siapapun tanpa jaga jarak. Maka ya resiko terinfeksi COVID-19 besar. Takut pada Allah bukan berarti kamu pasrah bongkok'an tanpa ikhtiar. Ikhtiar dulu baru tawakkal.


BERDIAM DIRUMAH
Bakal datang satu zaman kepada manusia memerlukan sepuluh hal, sembilan dari itu menjauhi manusia, dan sepuluhnya menetap dirumah (علي بن أبي طالب). 

Sesuatu in syaAllah akan berhasil kalau ditangani ahlinya. Agama ditangani ulama. Kesehatan ditangani dokter. Pertanian ditangani pakar pertanian, dll. Semua akan baik kalau ditangani ahlinya. Jadi dalam situasi Corona, taatlah dokter yang ahli. Pakai masker, rajin cuci tanah dengan sabun dan jaga jarak. Anjuran dokter tiada lain untuk kebaikanmu. Apabila kamu mengenakan masker, in syaAllah kamu tidak mudah terinfeksi virus corona. Apabila kamu rajin cuci tangan dan menjaga wudhu in syaAllah kondisi bersih aman dari tertular virus corona. Jaga jarak in syaAllah menghindarkan kamu dari infeksi virus corona. Semua untuk kebaikanmu, maka taatlah.


Wabah itu laksana api dan manusia laksana bahan bakar nya. Berpencar lah agar api tidak memiliki bahan bakar yang membuat nya terus menyala.

Cara paling baik menghadapi wabah COVID-19 adalah dengan memperbanyak solawat dan mengingat Allah swt. Semua kita kembalikan ke Allah swt. Pada hakekatnya penyakit pun datangnya atas izin Allah swt. Tanpa izin Allah swt, wabah COVID-19 pun tidak akan terjadi. Maka teruslah memperbanyak berdoa kepada Allah swt, sebab hanya Allah swt lah yang berkuasa untuk mengangkat wabah itu.


Cara paling ampuh menolak wabah penyakit dan yang lain nya dari berbagai musibah yang besar adalah mem per banyak sholawat kepada Nabi saw. 


Ketika aku terimpa musibah, aku memuji Allah empat kali atas musibah itu. Aku memuji Allah karena tidak ditimpakan musibah yang lebih besar dari itu. Aku memuji Allah karena aku diberi kesabaran atasnya. Aku memuji Allah karena memberiku taufiq untuk beristirja'dan memohon kebaikan dengannya. Dan aku memuji Allah karena tidak menimpakan musibah terhadap agamaku.
[ Syuraih Al Qodhi رحمه الله ]



Doa merupakan obat yang paling bermanfaat, musuh bagi musibah, mengobati dan mengatasinya, mencegah turunnya musibah dan mengangkatnya atau meringankannya, dan sebagai senjata bagi seorang mukmin [Ibnul Qayyim رحمه الله]. 


Percayalah bahwa setiap wabah itu ada masanya (waktunya). Sebagaimana jua makhluk Allah swt yang memiliki usia. Ada saatnya hidup, ada saatnya mati. Ada saatnya virus itu menyerang, ada saatnya virus itu musnah. Maka berhusnudzanlah bahwa segalanya memiliki masa dan pasti akan berakhir. Semua hanya membutuhkan kesabaran dalam menghadapi ujian. Allah swt telah memberikan ujian, Allah swt pun menyiapkan solusi. Jadi berhusnudzanlah sebab makhluk itu fana', sudah pasti virus pun juga fana'. Perbanyak berdoa dan berdzikir pada Allah swt agar Allah swt senantiasa menyelamatkan kita di tengah wabah yang melanda. 



Pada umumnya wabah penyakit yang terjadi di negara-negara kaum muslimin, sepanjang sejarah terjadi di pertengahan musim semi, dan setelah musim semi berakhir dan kemudian hilang pada awal musim panas
[ Ibnu Hajar رحمه الله ]


ستمضي العاصفة ويزول الفيروس ( كورونا) ويأتي رمضان بكل خير بأذن الله
Badai akan berlalu, Virus ( Corona) akan musnah kemudian datanglah Ramadhan dengan segala kebaikan di dalamnya ( dengan Izin Allah). 

Pada hakekatnya tiadalah Allah swt menciptakan sesuatu melainkan ada hikmah besar dibaliknya. Sebagaimana Allah swt menciptakan nyamuk, adakah manfaatnya?. Kendati nyamuk menyebabkan demam berdarah dan malaria. Namun dengan hadirnya nyamuk juga, membawa keberkahan yakni didirikannya pabrik obat nyamuk, baygon, autan, dll. Nah pabrik ini menyerap banyak tenaga kerja sehingga mengurangi angka pengangguran. Tuh kan kehadiran nyamuk pun banyak manfaatnya. Makanya berhusnudzanlah. Sebagaimana nyamuk, demikian juga virus corona. Hadirnya virus corona mengajarkan manusia cinta kebersihan (rajin cuci tangan), menjaga jarak bukan makhram (jaga jarak minimal 1 meter), dan uzlah (berdiam diri di rumah).


Sesungguhnya ditimpakannya penyakit, sebagai bentuk pendidikan yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya. Dan tidaklah setiap yang sakit itu pasti meninggal. [ Fudhoil bin Iyadh رحمه الله] 



Di antara hikmah terjadinya wabah, (1) agar tidak panjang angan-angan, (2) kesempatan untuk memperbaiki amal, (3) menyadarkan dari kelalaian, (4) agar berbekal untuk menempuh perjalanan
[ Ibnu Hajar رحمه الله ]

Lebih dari itu, kehadiran virus corona mengajak kita untuk kembali kepada Allah swt. Ujian melatih kesabaran, meningkatkan derajat di hadapan Allah swt dan meraih pahala. Bukan hanya itu, tapi juga menghapus dan menggugurkan dosa-dosa kaum muslimin di masa yang lalu (masa sebelumnya).


Di musibah-musibah yang terjadi terselip ajakan untuk kembali kepada Allah dan sebagai pengingat agar mereka bergegas kembali kepada-Nya. 


Sesungguhnya demam yang dirasakan di dunia, menghapuskan dan membersihkan dosa yang menempel pada diri seorang mukmin, hingga berjumpa Allah tanpa membawa dosa. Maka kelak berjumpa dengan-Nya dalam keadaan bersih dan dibersihkan dari kotoran dosa
[ Ibnu Rajab رحمه الله ]


Musibah-musibah yang melanda akan menggugurkan dosa orang-orang yang beriman, dan sabar dalam menghadapinya akan mengangkat derajat mereka. 

Semoga tulisan ini bermanfaat. Silahkan di share jika dirasa bermanfaat. In syaAllah halal sekalipun tanpa izin penulis selama tidak ada tulisan yang dirubah. Semoga tulisan ini menjadi amal jariyah penulis, para kiahi penulis, para guru penulis dan orangtua penulis. Mohon hadiah Al fatekhah untuk penulis dan para guru penulis. Semoga para guru penulis yang masih hidup, pinaringan panjang umur, sehat, berkah dunia akherat. Semoga para guru penulis yang sudah wafat, amal baiknya di terima Allah swt dan ditempatkan di tempat yang mulia di sisi Allah swt serta dosa-dosanya diampuni Allah swt. Semoga penulis kelak wafatnya dalam kondisi tetap iman, islam dan husnul khotimah. Lahul fatekhah. Aamiin

Segala kebenaran dalam tulisan ini datangnya dari Allah swt. Segala kesalahan dalam tulisan ini adalah kekurangan penulis semoga dima'fu. In syaAllah kritik dan saran yang membangun penulis terima dengan terbuka untuk kebaikan penulisan selanjutnya.