HALIMAH BINTI MASDARI

Kamis, 23 April 2020

MENGENAL KEMULIAAN SAYYIDAH JUWAIRIYAH RA BINTI HARITS (ISTRI ROSULULLAH SAW)

MENGENAL KEMULIAAN SAYYIDAH JUWAIRIYAH RA BINTI HARITS (ISTRI ROSULULLAH SAW)

*****

Oleh: Dewi Nur Halimah

(Halimah bintu Masdari)


Gambar. Kemuliaan Sayyidah Juwairiyah ra
(Picture : Design Pribadi)  

1. Sayyidah Juwairiyah ra adalah sosok wanita yang cantik dan cerdas. 

Dan Ummul mukminin ‘Aisyah menceritakan perihal pribadi Juwairiyah, “Juwairiyah adalah seorang wanita yang manis dan cantik, tiada seorang pun yang melihatnya melainkan akan jatuh hati kepadanya. Tatkala Juwairiyah meminta kepada Rasulullah untuk membebaskan dirinya, sedangkan demi Allah aku telah melihatnya melalui pintu kamarku, maka aku merasa cemburu karena aku menduga bahwa Rasulullah SAW akan melihat sebagaimana yang aku lihat.”[1]

Sayyidah Juwairiyah ra adalah wanita tercantik dari Bani Musthaliq. Putri Harits bin Abu Dhirar, pemimpin Bani Musthaliq. Sayyidah Juwairiyah ra adalah perempuan yang cantik jelita, berakhlak mulia, bagus perangainya dan terhormat.

2. Sayyidah Juwairiyah ra adalah wanita pembawa berkah. 

Aisyah meneruskan, "Tersiar kabar kepada seluruh kaum muslimin bahwa Rosulullah saw menikahi Juwairiyah Binti Harits". Orang-orang kemudian berkata, "Mereka (Bani Musthaliq) adalah  besan-besan Rosulullah saw". Mereka kemudian melepaskan semua tawanan. Aisyah berkata, "Dengan pernikahan itu, seratus keluarga dari Bani Musthaliq dimerdekakan. Belum pernah aku mengetahui seorang wanita yang membawa berkah besar untuk kaumnya melebihi Juwairiyah". [2]

Maksud dari hadits tersebut adalah Sayyidah Juwairiyah ra menjadi tawanan Rosulullah saw dan kaum muslimin karena kalah dalam Perang Bani Musthaliq.  Mushafi bin Shafwan (suami Sayyidah Juwairiyah ra, pemuda Khuza'ah) tewas dalam perang ini. Dalam Perang Bani Musthaliq ini, kemenangan berada di kubu kaum muslimin, sementara pasukan musyrik tertimpa kekalahan. Rosulullah saw menawan kaum wanita, anak-anak, unta dan kambing. Di antara tawanan itu ada Sayyidah Juwairiyah ra binti Harits, putri pimpinan kabilah Bani Musthaliq.

Sayyidah Juwairiyah ra kemudian menemui Rasulullah saw untuk meminta bantuan biaya tebusan atas kemerdekaannya. Sayyidah Juwairiyah ra meminta keringanan untuk menebus dirinya dengan cara diangsur untuk kemerdekaannya. Rosulullah saw menawarkan pada Sayyidah Juwairiyah ra untuk memerdekakannya  sekaligus menikahinya. Sayyidah Juwairiyah ra menerima tawaran itu dan menikah dengan Rosulullah saw.

Setelah Sayyidah Juwairiyah ra merdeka dan menjadi istri Rosulullah saw. Maka Bani Musthaliq pun menjadi besan-besan Rosulullah saw. Dengan pernikahan itu, seratus keluarga dari Bani Musthaliq dimerdekakan. Inilah yang dinamakan pernikahan membawa berkah. 

3. Sayyidah Juwairiyah ra adalah sosok wanita yang zuhud.

Sebelum menikah dengan Rosulullah saw, sayyidah Juwairiyah ra tinggal di istana ayahnya yang mewah dan penuh kekayaan. Sebab ia adalah seorang putri dari Harits bin Abu Dhirar, pemimpin Bani Musthaliq. Ia hidup di tengah-tengah kenikmatan dan kemakmuran.

Setelah menikah dengan Rosulullah saw, ia berubah menjadi sosok yang sederhana. Ia rela meninggalkan kehidupannya yang mewah, penuh gelimang harta demi berbhakti pada sang suami (Rosulullah saw). Sayyidah Juwairiyah ra beralih ke rumah suami paling agung di seluruh dunia, Nabi Muhammad saw bin Abdullah. Yang tiada memiliki istana ataupun kesenangan fana, tapi hanya memiliki kebahagiaan dunia dan akherat. 

Inilah teladan mulia Sayyidah Juwairiyah ra, beliau rela meninggalkan gemerlapnya kemewahan dunia, demi taat pada suami. Ia rela hidup sederhana demi berbhakti pada Allah swt dan suami. Sebab, seluruh dunia tidak sebanding meski hanya sesaat pun dengan waktu yang ia lalui bersama Rosulullah saw. Seandainya seorang muslim sejati diberi pilihan antara seluruh dunia dengan sekali menatap wajah Rosulullah saw, tentu akan lebih memilih tatapan wajah Rosulullah yang tiada ternilai dengan apapun. 

4. Sayyidah Juwairiyah ra  adalah wanita yang ahli ibadah, taat pada Allah swt dan Rosulullah saw.

Sayyidah Juwairiyah ra adalah seorang wanita yang taat beribadah, ahli puasa dan shalat malam. Ia tidak pernah jemu untuk berdzikir kepada Allah swt. Rosulullah saw telah mengajarkan Sayyidah Juwariyah ra Al Qur'an dan Sunnah kepadanya, sehingga membuatnya beribadah kepada Allah swt di atas landasan ilmu. Setiap kali melihat ummul mukminin Sayyidah Juwairiyah ra, Rosulullah saw selalu mengajarkan ilmu, iman, taqwa pada Sayyidah Juwairiyah ra agar semakin besar iman dan taqwanya pada Allah swt. 

Diriwayatkan dari Juwairiyah ra, ia berkata: "Pada suatu pagi, Rosulullah saw datang kepadaku saat aku sedang shalat. Setelah itu beliau berlalu untuk keperluan beliau. Kemudian beliau pulang pada pertengahan siang lalu bertanya, 'Apa kau masih saja duduk (dari tadi pagi)?'. "Ya", jawab beliau. 'Maukah kau kuajari kalimat-kalimat yang seandainya disamakan dengan (semua yang kau baca sejak tadi pagi tadi), tentu akan setara dengannya, atau jika ditimbang (dengan semua yang dibaca sejak tadi pagi), tentu akan lebih berat darinya. "Subhanallah adada khalqihi, (Maha Suci Allah sebanyak bilangan makhluk-Nya) sebanyak 3 kali, Subhanallah zinata arsyihi (Maha Suci Allah seberat Arsy-Nya) sebanyak 3 kali, Subhanallah ridha a nafsihi (Maha Suci Allah sebanyak keridhoan diri-Nya) sebanyak 3 kali, Subhanallah midada kalimatihi (Maha Suci Allah sebanyak tinta kalimat-kalimatNya) sebanyak 3 kali." [3]

SUMBER PUSTAKA:
[1]. As-Sirah lbnu Hisyam (II/293) dan aI-Ishabah (Vlll/43) dan aI-Istii’ab (IV/1804).
[2]. HR Ahmad (VI/277). HR Abu Dawud (3931), sanadnya shahih.
[3]. HR Muslim (2726), kitab : dzikir dan doa. HR Ahmad (VI/324-327).

Tidak ada komentar :