HIJRAH
CINTA
(Jodoh
Pasti Bertemu dan Bertamu)
“God had created you in pair since you
weren’t born. And it was written in Lauh Mahfuds”
Jodoh di tangan Tuhan?.
Percayakah?. Iya, jodoh adalah kuasa Allah SWT. Bisa jadi jodoh kita adalah
kekasih kita (orang yang kita cintai dan mencintai kita), kawan kita, atau
bahkan orang yang baru kita kenal namun ia sudah berani mengkhitbah dan
menikahi kita. Well…meskipun jodoh di
tangan Tuhan, manusia dianjurkan untuk berikhtiar dalam menjemput datangnya
jodoh karena jodoh tidak turun dari langit seperti: menjemput jodoh dengan
memantaskan diri menjadi lebih baik, meminta biro jodoh untuk membantu
menemukan jodoh kita, meminta kiahi untuk membantu menemukan jodoh kita, dan
lain sebagainya terpenting menggunakan jalur HALAL dan TOYYIB.
Berbicara tentang jodoh
(suami idaman/ istri idaman), tentu tiap orang memiliki kriterianya
masing-masing. Sebagaimana yang disampaikan oleh baginda Rosulullah SAW
bahwasannya ada 4 faktor yang menjadi penyebab seseorang jatuh cinta dan menjalin
suatu hubungan pernikahan diantaranya: 1) faktor ketampanan/ kecantikan fisik,
2) faktor kekayaan harta, 3) faktor agama, dan 4) faktor keturunan/ nasab. Dan
yang paling bagus adalah apabila kamu menikah atas dasar agama. Awalnya Halimah
bersikukuh untuk nikah di usia 25, namun seiring berjalannya waktu justru
Halimah menyadari bahwa menikah itu penting untuk menjaga kehormatan wanita
dari godaan lelaki tak beretika. Saat ini usia Halimah tepat 23 tahun, semoga
atas izin Allah…jodoh Halimah segera Allah pertemukan. Seperti halnya orang
pada umumnya, Halimahpun memiliki kriteria dalam mencintai seseorang (bisa
menerimanya sebagai pasangan hidup/ suami):
1. Beragama
islam dan beraliran ahlusunah wal jama’ah (lebih tepatnya Nahdlatul Ulama)
Mengapa halimah memilih demikian? Karena seorang
muslimah menikah dengan yang berbeda agama sama halnya berzina (Di dalam islam,
pernikahan beda agama itu tidak ada, kalau menikah sama halnya berzina. Jadi
harus ada salah satu yang mengalah, masuk islam semua lalu menikah atau
sebaliknya). Mengapa Halimah memilih Aswaja NU? Karena orangtua Halimah hanya meridhoi
bila Halimah menikah dengan yang semadzab atau sepemikiran. Guru Bapak Halimah
(KH. Maemun Zubair) sangat menganjurkan atau mewanti-wanti agar muslimah NU
dapat muslim NU, bukan wahabi. Karena ridho Allah bersama ridho orangtua maka
Halimah taat.. Bukan karena apa melainkan karena ingin menggapai ridhoNya
melalui ridho orangtua.
2. Lelaki
yang berakhlak mulia (kalem, lemah lembut, penyayang).
Mengapa halimah memprioritaskan akhlak setelah agama?
Karena lelaki yang kalem, lemah lembut dan penyayang in syaallah ia akan
memperlakukan Halimah dengan mulia. Bahkan Halimah tidak peduli, sekalipun yang
menikahi Halimah lulusan SMK/SMA bila akhlaknya bagus dan ia bisa membimbing
Halimah (membimbing dengan kalem, lemah lembut dan penuh kasih sayang) in
syaallah Halimah menerimanya selama dia bisa membuat Halimah merasa nyaman. Halimah
menginginkan pernikahan hanya sekali dalam seumur hidup Halimah, dan Halimah
ingin mengabdikan hidup Halimah pada suami Halimah untuk mencari ridho Allah
SWT.
Di samping itu, alasan lain mengapa Halimah memilih
lelaki yang kalem, lemah lembut lagi penyayang karena Halimah sering menjumpai
kasus kekerasan dalam rumah tangga bahkan ada yang berujung pada perceraian. Menengok
dari kasus kawan Halimah, menikah seumur jagung harus berakhir cerai karena
suaminya tiap malam bermain wanita (selingkuh), suka menampar dll. Halimah
tidak mau dengan lelaki yang kasar (suka berkata kasar/ misuh), lelaki yang keras
(suka menyakiti fisik seperti: menampar, memukul, dll) serta lelaki yang suka
main wanita (penyelingkuh). Biar dia sederhana asal akhlak mulia (kalem, lemah
lembut, penyayang pada pasangan) in syaallah bahagia. Terlebih kebahagiaan
adalah puncak keindahan, sebab kebahagiaan tidak ternilai dengan uang, sebab
kebahagiaan tidak bisa dibeli melainkan kebahagiaan hanya bisa diciptakan.
Bismillah semoga jodoh Halimah nanti adalah sosok
yang kalem, lemah lembut, penyayang layaknya sifat penyayangnya Rosul pada Sayyidah
Khodijah RA. In syallah pada suami, Halimah akan mengabdi layaknya sayyidah
Muti’ah RA (yang disebut Nabi sebagai penghuni surga/ bidadari surga karena
ketaatannya pada suaminya). Hal yang bakal Halimah lakukan pada suami Halimah
nanti sebagaimana yang dicontohkan sayyidah Muti’ah RA diantaranya:
a. Halimah
akan berhias saat di hadapan suami/ menyambut kedatangan suami saat pulang
kerja. Sehingga dengan pemandangan istri yang cantik dan indah akan membuatnya
semakin cinta dan bersyukur.
b. Halimah
akan memasak untuknya, menyiapkan hidangan untuknya, melayaninya dengan
kelembutan dan kasih sayang sebagaimana yang dicontohkan ummahatul mu’minin.
c. Halimah
akan menyiapkan handuk dan air untuk suami mandi.
d. Halimah
akan mencintainya setulus hati sebagaimana pengabdian Halimah pada suami
layaknya yang dicontohkan para ummahatul mu’minin.
e. Halimah
akan menjadi Ibu yang baik untuk putra putrinya, mendidik putra putrinya akhlak
(in syaallah duniawi dan ukhrawi diusahakan seimbang).
f. Dll.
3. Lelaki
yang cerdas.
Lelaki yang cerdas di sini bukan berarti lelaki yang
selalu ranking satu (juara kelas) semasa sekolahnya, bukan pula lelaki yang
penuh dengan prestasi semasa pendidikannya. Kalau kog ternyata jodoh Halimah
adalah orang yang berprestasi ya Alhamdulillah, berarti itu adalah bonus dari
Allah SWT. Yang dimaksud cerdas di sini adalah lelaki yang pengetahuan agamanya
lebih luas dari Halimah. Halimah sangat berharap dan bordoa semoga jodoh
Halimah adalah alumni santri atau alumni santri mahasiswa. Semoga saja jodoh
Halimah adalah alumni santri mahasiswa (umum dapet, agama dapet). Tapi yang
semasa pendidikannya serius menuntut ilmu. Dengan demikian dia bisa membimbing
dan menjadi imam yang baik untuk hidup Halimah. Biar biasa, sederhana asal
penyabar, kalem, penuh syukur dan mengerti agama in syaallah bahagia.
Nah mengapa semasa sekolah Halimah selalu berusaha
menjadi bintang kelas dan berprestasi? Demi Rabb, itu bukanlah untuk menyaingi
suamiku nanti melainkan sebagai persiapanku untuk mendidik putra-putriku. Aku
ingin memiliki putra-putri yang soleh solekhah lagi cerdas. Siti Aisyah RA
(istri Rosulullah SAW) adalah wanita yang cerdas, Siti Maryam RA (ibunda Nabi
Isa AS) adalah wanita yang cerdas, Siti Fatimah RA (istri Sayyidina Ali RA)
adalah wanita yang cerdas, dan Siti Khodijah RA (istri Rosulullah SAW) adalah
pemimpin wanita surga yang jua sangat cerdas semasa hidupnya. Karena Halimah
sangat mencintai dan mengidolakan para ummatul mu’minin, maka Halimah ingin
meniru jejaknya untuk menjadi wanita yang cerdas. Sebagaimana hasil penemuan
ilmiah, bahwa kecerdasan anak diwariskan/ diturunkan dari kecerdasan Ibu.
70-80% kecerdasan anak didominasi oleh Ibu. Jadi kalau menginginkan anak yang
cerdas, jadilah Ibu yang cerdas. Karena Halimah menginginkan suatu saat nanti
ketika berkeluarga memiliki anak yang cerdas, maka Halimah akan berusaha
menjadi wanita yang cerdas namun tetap tawadhu’ (rendah hati/ humble).
Bagi Halimah, menikah dengan siapapun itu tidak
masalah selama dia bisa bikin Halimah merasa nyaman. Dan kenyamanan itu in
syaallah terdapat pada laki-laki yang beragama islam dan beraklak mulia (kalem,
penyabar, lemah lembut, dan penyayang). Kekayaan, kegantengan itu urusan
belakang terpenting agama dan akhlak karena agama dan akhlak adalah prioritas.
4. Lelaki
yang bertanggungjawab
Yang dimaksud lelaki yang bertanggungjawab adalah
lelaki yang sudah memiliki pekerjaan. Pekerjaan disini bukan berarti harus
pekerjaan tetap seperti PNS, pekerjaan swastapun tak masalah terpenting
pekerjaan itu HALAL dan TOYYIB. Mengapa harus lelaki yang sudah memiliki
pekerjaan? Karena lelaki berkewajiban menafkahi istri dan anak-anaknya. Masak
iaya, menikah dengan pengangguran, mau dikasih makan apa anak orang hehe. Bukan
seberapa besar gajinya atau seberapa hebat gajinya, terpenting memiliki
pekerjaan yang HALAL lagi TOYYIB dan pekerjaan itu istiqomah.
In syallah Halimah akan memanage keuangan dengan
baik. Halimah akan mensyukuri berapapun yang diberikan suami. Uang gaji suami
yang diberikan Halimah akan Halimah gunakan untuk memenuhi kebutuhan
rumahtangga, kebutuhan pendidikan anak, dan ditabung serta sebagian
disedekahkan pada yang membutuhkan ketika mendapatkan rizki lebih. Sebagaimana
waktu kuliah, waktu kuliah Halimah mandiri (kuliah dengan beasiswa dan bekerja
part time). Halimah membagi keuangan Halimah menjadi beberapa bagian: 1) untuk
mencukupi kebutuhan primer Halimah sendiri, 2) untuk dikirim keluarga
(semampunya saat ada rizki berlebih misal saat Halimah menang lomba ataupun
saat Halimah gajian kerja, 3) untuk disodaqohkan pada yang membutuhkan (yatim
piyatu, dhuafa, gelandangan) dan 4) untuk di tabung. Alhamdulillah kebutuhan
halimah terhandle dengan baik dan semua tercukupi tanpa Halimah hutang. Selain
itu di masa perkuliahan Halimah juga harus bisa membagi waktu: 1) prioritas
utama belajar (kuliah), 2) bekerja (part time), 3) lomba, dan 4) berorganisasi.
Alhamdulillah semua berjalan lancar…J
Ketika nanti Halimah berkeluarga, Halimah akan
memprioritaskan keluarga (suami dan anak) di atas pekerjaan Halimah. Hal yang
in syaallah bakal Halimah lakukan:
a. Selama
anak Halimah balita (bawah lima tahun), Halimah tidak mau menitipkan anak
Halimah pada baby sister. Sebagaimana yang dicontohkan oleh Ibu Ainun (istri
Bapak BJ. Habibi), Halimah akan mendidik anak Halimah sendiri sebagai ibunya
karena Halimah ingin memiliki kedekatan dan ikatan batin yang kuat dengan anak.
Terlebih usia dini adalah golden period untuk mendidik anak.
b. Bila
suami Halimah meminta Halimah lebih baik di rumah saja mengurus suami, anak dan
rumahtangga maka Halimahpun akan berhenti bekerja karena Halimah ingin mengabdi
pada suami sebab ridho Allah bersamaan pada ridho suami bagi seorang istri. Sebagai
gantinya, Halimah akan melakukan bisnis home made yang bisa dilakukan di rumah.
Kan berkarya (bekerja) nggak harus di luar rumah, di rumahpun bisa sambil
mengurus rumah tangga. Justru di rumah lebih aman, tidak sebahaya ketika di
luar rumah. In syaallah selama kreativ, dimanapun bisa jadi solusi.
Mengapa Halimah pengen menikah dan
segera dipertemukan jodohnya?
Hampir di setiap waktu
dan seusai shalat Halimah selalu memohon agar Halimah segera dipertemukan
dengan jodoh Halimah sesuai yang Halimah butuhkan. Halimah sadar, menikah itu
sangat penting untuk menjaga kehormatan wanita. Setelah usia 23 tahun, Halimah
berdoa agar Halimah segera dipertemukan jodohnya dan menikah. Awalnya Halimah
pengen nikah di usia 25 tahun, tetapi setelah dipikir-pikir dengan matang.
Menikah lebih cepat lebih baik terlebih usiaku sudah 23 tahun. Ada beberapa hal
yang melandasiku mengapa aku selalu berdoa segera dipertemukan jodohku,
terutama dipicu oleh beberapa hal:
1. Seseorang
berinisial R
Aku nggak tahu, seseorang berinisial R itu sangat
mencintaiku, namun sayangnya ia agak saiko. R mencintaiku adalah haknya, tapi
ia tidak bisa memaksakan cintanya padaku. Hal itu terjadi pada semester 2
kuliah. Entah dia tahu aku darimana, yang jelas aku kurang tahu dia. Semua
social media aku dikepoin, ya nggak papa itu hak dia. Fine-fine aja…J. Tapi yang bikin aku risih dan illfeel,
dia itu nelfon aku 6-10 kali dalam sehari, sangat menyebalkan. Bilang sayang
sehari nggak keitung, aku nggak suka laki-laki tipikal kayak gini. Halal belum
sudah main sayang-sayangan. Yang lebih menjengkelkan, tiap dia nelfon aku
matikan, ditelfon lagi. Parahnya, dia nekad mau melamarku. Karena aku fokus
pada pendidikanku, aku cuekin dia. Eh ternyata dicuekin nggak mempan, tiap hari
ganggu terus, telfon terus, dimatikan eh nyala lagi dan begitu seterusnya.
Nomor diblokir, dia ganti nomor dan balik nerror. Pokoknya mau nggak mau aku
harus jadi miliknya.
Karena orangnya agak saiko dan nyeremin, aku nangis
sesenggukan. Aku takut, jujur takut banget, mana ada cinta memaksa. Akhirnya
ada sahabat aku yang nolong aku. Itu laki-laki (si R) yang nggak beretika di
telfon temanku, dia (si R) dimarahin habis-habisan dan temanku mengaku sebagai
pacarku untuk melindungiku. Just pura-pura hanya untuk membantuku.
Alhamdulillah semenjak ia (si R) di
marahin temanku, dia nggak ganggu aku lagi…alhamdulillah lega…J. Ternyata pendidikan dan akhlak
mempengaruhi cara seseorang mendekati wanita. Lelaki yang berpendidikan dan
beretika pasti cara mendekati wanita yang dicintainya sopan, modusnyapun
elegant. Aku lebih suka lelaki yang kalau cinta itu seperti di KCB (Ketika
Cinta Bertasbih), hehe romantis, religius. Aku tuh pengennya seperti kisah Ali
dan Fatimah. Jadi kalau cinta ya dijaga, nggak banyakan telfon nggak mutu.
Kirimin surat cinta…terus suratnya puitis, romantis, apalagi kalau pakai bahasa
inggris hehe. Lebih romantis. Aku suka tipikal yang romantis religius tapi
beretika, kesannya unik hehe
2. Si
G
Si G ini adalah pengagum rahasiaku. Jadi dia selalu
mencari tahu apapun tentangku baik prestasi, kepribadian dan tingkah lakuku.
Seiring berjalannya waktu, kekagumannya itu berubah menjadi cinta. Ya nggak
papa itu hak dia, silahkan-silahkan aja atuh selama tidak menggangguku it’s fine. Sampai suatu ketika, si G
menyatakan perasaannya ke aku pada saat aku semester 6.
“Halimah,
I love you so much, want you be my girlfriend?”, tanya si G.
“I
am sorry, I can’t. I don’t do dating. Dating is forbidden in my religion
(islam),” jawabku karena dia pakai bahasa inggris.
“Okay,
if you don’t do dating. Can I marry you?,” balik si G nanya.
“I
am sorry, I still continue my study and I focus on my study,” jawabku.
“Okay,
I will wait you until you have graduated then I marry you,” kata si G yang
membuat aku jantungan. Iki wong mekso banget sih…
“I
am sorry, I can’t marry with someone whom I don’t love,” jawabku.
“Halimah,
please accept my love. I love you so much. Don’t you take a pity to me. I am an
orphan, I don’t have family and the one whom I love is only you. Please accept
me. I promise that I will do whatever which you wanna ask for. I am a
christiant and I will be a moeslem (mu’alaf), if you wanna be mine and you
wanna accept my love. Please!,” pinta si G.
“You
can be my friend but I am sorry that I can not be yours, I don’t love you. I
can’t marry with someone whom I don’t love,” kataku lembut tapi tegas.
Tujuanku satu, karena waktu itu aku masih kuliah aku
ya fokus kuliah sampai lulus. Aku menerimanya sebagai seorang teman, tidak
lebih. Tapi lama-kelamaan ini orang ternyata agak saiko kayak si R, suka maksa.
Lama-lama akupun jengkel. Masak tiap hari bilang sayang dan cinta walaupun kamu
bukan pacarku, risih banget akunya. Apalagi kata Abah kan ndak boleh gitu. Apalagi
dia beda agama, sudah pasti aku tidak bisa dengannya. Dia mu’alaf kan karena
kalau cintanya aku terima, kalau aku tolak nggak mau masuk islam. Berarti
pindah agama ke islam bukan karena Tuhan (mencari Tuhan/ lillahi ta’ala)
melainkan karena wanita. Ya, aku nggak bisa. Lagian kan aku masih semester 6,
ya sudah aku fokus kuliah. Karena dia sering menggangguku, chat-chat nggak
jelas bukan untuk diskusi yang
bermanfaat atau meminta solusi/ konsultasi masalahnya tapi lebih ke
chat-chat “aku sayang kamu, aku cinta kamu”…lama-lama makin risih akunya,
akhirnya, aku blokir semua socmednya dan no HP nya karena kehadirannya
mengganggu kenyamanan dan privasiku. Alhamdulillah lega…J. Si G ini anak Teknik Geodesi, tapi
suka maksa. Temanku saja yang tahu aku dipaksa risih, apalagi aku yang
dipaksa…jengkel.
Sekali lagi, cara lelaki beretika menyatakan cinta
itu elegant seperti kisah Sayyidina Ali dan sayyidah Fatimah. Wanita ditanya
cinta apa kagak?, kalau juga
mencintainya langsung dikhitbah (lamar) dan berlanjut menikah. Bukan maksa
orang buat jadi pacarnya, bukan pula maksa buat dinikahinya. Emangnya barang
dipaksa-paksa. Barang aja kalau dipaksa-paksa bisa pecah, apalagi hati manusia
hehe.
3. Si
T
Si T ini adalah TNI. T menyatakan
cinta ke aku, namun aku meminta waktu untuk menjawabnya. Aku memikirkan jangka
panjang, kalau sama si T yang berprofesi sebagai TNI, kemungkinan besar kalau
dia ditugaskan berperang atau menjaga keamanan negara maka aku akan ditinggalkannya.
Terlebih banyak berita di TV yang memberitakan kematian TNI karena jatuh dari
pesawat, karena perang, dll. Karena aku nggak mau jadi janda setelah nikah
akhirnya kuputuskan untuk menolaknya. Menolakpun aku memilih bahasa yang lembut
dan kalem agar dia bisa menerimanya dengan baik. Sebagaimana mimpiku yang telah
kuungkapkan bahwa aku sangat ingin membangun keluarga madani yang berdasarkan
qur’ani bersama suamiku. Biarpun dia sederhana, terpenting ia bisa membimbingku
agama (mengajariku mengaji di malam hari) , lemah lembut, penyabar, penyayang,
sehingga kami bisa hidup bahagia.
4. Si
A
Mas A ini adalah seorang dokter
bedah lulusan dari UGM. Ia sudah berprofesi menjadi dokter dan dia serius
mencari calon istri. Awalnya ketika dia menyatakan cinta dan menyampaikan
keseriusannya akan menjadikanku sebagai istri, rasanya subhanallah senang
sekali. Dipikirku, “waaah ya Allah ini
cocok sekali profesinya, dia bisa kuajak pengabdian mengobati orang sakit yang
berasal dari golongan ekonomi lemah dan tidak mampu berobat”. Akupun
tertarik karena sevisi dan semisi dengannya. Namun Allah bukakan segalanya
sebelum keseriusan menikah itu terjadi.
Kita sempat jujur-jujuran tentang
masa lalu. Hal yang membuatku terkejut, mas A pernah nenen sama pacarnya dan
memainkan payudara pacarnya. Akhirnya aku konsultasi ke dosenku, Bu E. Kata Bu
E “Lelaki yang berani nenen dan memainkan
payudara pacarnya, kemungkinan besar pernah ML. Lebih baik tidak usah
dengannya”. Akirnya setelah pertimbangan matang dan saran dari dosenku, aku
memohon maaf dan memutuskan hanya bisa menerimanya sebagai sahabat tidak bisa
melanjutkan keseriusannya yang ingin menikahiku (menjadikanku seorang istri).
Aku tak mau memiliki suami yang beriwayat ML atau yang porno, karena aku mau
mengabdi totalitas ke suami dan aku tak menginginkan suami yang penyelingkuh. Sebagaimana
yang diajarkan oleh guruku, menolak lebih terhormat daripada PHP (pemberi
harapan palsu), tetapi tolaklah dengan ketegasan, kelembutan.
5. Si
H
Si H adalah kawan sesama karyawan
di perusahaan dimana aku bekerja. Kita hanya berbeda department. Aku dari R and
D (Research and Development), sementara dia dari tim produksi. Aku tak tahu
alasan dia mencintaiku, baru pertama kali kerja di situ dia melihatku terus.
Setelah 3 hari kerja, aku ditembak dia. Jujur shock…kenal belum sudah ditembak.
Kata dia, cintanya ke aku itu cinta pada pandangan pertama. Entah kenapa,
ketika aku ditembak, hatiku bukan berbunga-bunga justru sedih dan dilanda
ketakutan yang luar biasa. Aku tidur tidak nyenyak semalaman dan aku ketakutan.
Akhirnya aku memutuskan memohon maaf dan menolak cintanya secara halus.
Aku tak bisa menerima cinta
seseorang tanpa tahu akhlaknya dulu. Terlebih setelah kucaritahu ternyata dia
jelalatan dan suka menggoda perempuan sebelum-sebelumnya. Aku tak mencintai
lelaki yang jelalatan, genit ke wanita. Aku mencintai sosok yang pintar agama
(syukur-syukur santri pondok pesantren atau santri mahasiswa), kalem,
penyanyang ke wanita. Begitu aku tolak, aku tetap menjalin pertemanan dengan
dia, toh menolakkku dengan cara baik-baik. Namun sayang, sikap dia tidak
beretika. Tiap hari chat bilang “Aku sayang kamu walau kamu bukan pacarmu”,
dengan bahasa yang disingkat-singkat alay. Aku risih…halal aja nggak, suami
bukan…dengan mudahnya bilang sayang, mana itu tiap hari. Kalau makhram sih okay…nah ini,
sahabat perempuan bukan, makhram juga bukan. Akunya risih…akhirnya tiap dia
chat tidak kubalas dan langsung ku delete.
Ditambah lagi dia yang cerita ke
banyak karyawan di kantor kalau dia sangat mencintaiku bla-bla bla. Aku sangat
malu. Bukankah dia bilang, jangan cerita siapapun ya kalau aku
mencintaimu…preeet lah kog dia sendiri ember, sampai Pak HRD pun tahu kalau dia
mencintaiku. Karena siapa? Karena dia cerita ke karyawati dan karyawati itu
cerita ke Pak HRD. Malu lah saya. Ya sudah bodoh amat. Aku tidak suka dengan
lelaki yang super alay, suka maksa, agresive, otoriter. Karena aku nolak dia,
bahkan aku jadi bahan ironi terlebih aku karyawati baru, benar-benar ujian
mental. Jadi teringat kisah film “Cinta
Suci Zahrana”. Sabaaar Halimah, in syaallah nanti dipertemukan jodoh yang
soleh, penyayang, berilmu dan berakhlak mulia. Aamiin.
*****
Berdasarkan hal tersebut (gangguan
cinta dari lelaki agresive) sering membuatku ketakutan, kebingungan, bahkan
menangis karena keagresifannya juga sifat suka maksa dan ngejar-ngejarnya. Oleh
karena itu, sejak kejadian-kejadian itu, terlebih usiaku sudah 23 tahun. Aku
memohon kepada Allah agar aku segera dipertemukan jodohku yang baik untuk
duniaku juga akheratku agar semakin bertambah bersyukurlah aku. Pernikahan in
syallah lebih baik bagiku untuk menjaga kehormatanku.
Ya Rabb…
Di atas rasa
rojak
Kabulkanlah asa
dan harapanku
Petemukanlah aku
dengan lelaki yang soleh
Lelaki yang
berilmu lagi berakhlak mulia
Lelaki yang membimbing
duniaku lagi akheratku
Ya Allah ya
rabb…
Pertemukanlah
aku dengan jodohku..
Pertemukanlah
kami dalam ikatan tali yang halal (pernikahan)
Hanya dengan
menikahlah yang dapat menolongku dari zina
Entah itu
maksiyat mata karena memandang lawan jenis
Maksiyat hati
yang tiada tenang karena ketakutan…
Tolonglah
hambaMu dan jagalah kehormatanku ya Rabb…
Sebab tiada yang
dapat menjagaku kecuali Engkau
Lindungilah aku
ya Rabb…
Sebab tiada
pelindung selain Engkau ya Rabb…
Duhai Rabb
semesta alam..
Tiada Tuhan
kecuali Engkau ya Allah…
Selamatkanlah
aku dari fitnah dunia, jagalah kehormatan dan kesucianku
Bimbinglah aku
menuju ridhoMu
Pertemukanlah
dan satukanlah aku dengan seseorang yang membawaku semakin dekat denganMu
Tidak ada komentar :
Posting Komentar