HALIMAH BINTI MASDARI

Selasa, 20 Juni 2017

Perjalanan Karir Mentari Desa Part II

KETIKA HATI PERCAYA AKAN JANJI ALLAH

PERJALANAN KARIR
PART II


“Berharap pada manusia akan berakhir pada kekecewaan,
Berharap pada Allah akan berakhir pada kebahagiaan”

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kepada Rabb Semesta Alam. Dialah Rabb, Tuhan bagi seluruh makhluk. Izinkanlah penulis menuliskan uraian kisah perjalanan hidup penulis. Perkenalkan sebelumnya, namaku Dewi Nur Halimah, biasa dipanggil Halimah. Seorang gadis desa yang sangat mencintai ilmu dan sedang menuntut ilmu dan in syaallah selamanya akan menuntut ilmu hingga akhir hayatnya.
Mimpi, cita-cita? Apa yang terbesit di benakmu ketika mendengar kata “mimpi dan cita-cita”. Tentu setiap orang memiliki mimpi sejak ia masih kecil. Sebagaimana umumnya orang, sejak kecil lebih tepatnya saat SD. Halimah punya mimpi, tapi saat itu asal ceplos karena masih sangat polos dan lugu. Ya kan namanya anak SD. Dulu, saat waktu SD, Halimah punya life plan tentang kehidupan masa depan Halimah. Aku juga heran, kog masa kecil aku, pikirannya jangka panjang banget hehe…Hal-Hal…dasar future oriented.
Hidup di dunia itu sementara
Kehidupan di akherat-lah selamanya
Jangan terlalu mengejar dunia
Lantas melalaikan urusan akherat
1 hari di akherat sama halnya 1000 tahun di dunia
Waktu kecil, aku bermimpi stelah kuliah, aku mondok di pesantren agar pengetahuan agama dan dunia seimbang. Sepeerti semboyan yang pernah disampaikan guruku:
Ø  Orang yang mengerti agama, tapi tidak mengerti dunia itu seperti orang PINCANG. Tapi masih mending, biar pincang masih bisa berjalan, masih bisa melihat.
Ø  Orang tak mengerti agama, hanya mengerti dunia (hubbuddunia) itu seperti orang BUTA. Sudah tak bisa melihat, tak bisa mengerti apapun.
Ø  Orang yang mengerti agama dan mengerti dunia adalah orang yang normal dimana pengetahuan agama dan dunianya seimbang. Tetapi minimal bila tak memiliki kekayaan dunia, agama dan akhlak bagus.
Mimpi itu sempat terkubur, karena Halimah terobsesi S2 (Master degree) di LN. Ternyata jalan Allah berkata lain, kedua orangtua Halimah tak mengizinkan Halimah studi di luar negeri. Alhamdulilah, segalanya pasti indah di balik semua kejadian. Akhirnya Halimah memutuskan setelah kuliah S1, Halimah akan bekerja untuk membantu orangtua. Perjalanan karirku cukup panjang, sudah kutuliskan sebelumnya sebagian di perjalanan karir mentari desa.  Baiklah akan Halimah ceritakan perjalanan karir Halimah lagi hingga saat ini…hehe.
Ø  Pada akhir bulan Oktober 2016, Halimah wisuda S-1 dari Universitas Diponegoro, Semarang Indonesia.
Ø  Pada bulan November 2016, Halimah persiapan lomba “Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia” mewakili Universitas Diponegoro karena sebelum wisuda, Halimah sudah di daftarkan pihak universitas sebagai wakil UNDIP di ajang KMI Nasional 2016 di Malang.
Ø  Pada bulan Desember 2016, Halimah diberitahu Mas Sigit ada Indonesia Mengajar. Halimah Daftar Indonesia Mengajar sambil membantu Ibu di rumah. Sempat, terbesit di benak Halimah ingin mencari beasiswa S2. Namun sayang, Halimah mendapatkan musibah tertipu orang 5,25 juta (5.250.000,00) sehingga tabungan Halimah yang Halimah persiapkan buat IELTS gagal. Modus penipuan itu adalah tiket pesawat terbang PP. Setelah uang Halimah transfer untuk ke Papua, ternyata tiket tidak dikirim. Ya sudah, seharusnya lebih baik beli tiket itu langsung lewat agen saja daripada via online, rawan penipuan. Tapi kalau difikir-fikir dan dikembalikan lagi ke Allah, syukuri saja, mungkin uang itu bukan rizki Halimah. Atau mungkin penipu itu lebih membutuhkan uang itu untuk mencukupi keluarganya, namun sayangnya caranya salah yakni menghalalkan segala cara. Dibilang sedih, iya sedih tapi semuanya dikembalikan ke Allah dan Alhamdulillah tenang.
“Ketika kamu sedang bersedih karena suatu musibah…
Maka bersabalah dan perbanyaklah berdoa
Sesungguhnya tidaklah seorang itu dibiarkan berkata “Aku mencintai Allah”
Tanpa diuji keimanan dan kadar cintanya
Musibah melatihmu untuk sabar
Dan sebaik-bainya tempat kembali seorang hamba adalah kepada Tuhannya
Tuhan semesta Alam, yang menciptakan langit dan bumi
Masih di Bulan Desember 2016, tepatnya tanggal 13 Desember 2016 Halimah lolos seleksi administratif di perusahaan Desain Interior Café. Tanggal 13 Desember Halimah menjalani seleksi wawancara. Alhamdulillah Halimah lolos seleksi wawancara sebagai BDM (Business Development Manager) dengan tawaran gaji 3-10 juta/ bulan di tempatkan di Semarang. Namun sayang, Halimah tidak diizinkan Ibu kerja di perusahaan tersebut karena owner perusahaan tersebut beridiologi berbeda dengan Halimah. Halimah (ahlisunnah Waljama’ah NU), bos Halimah bermahzab Wahabi. Orangtua Halimah tidak ridho, kawatir anaknya menjadi radikal, benci Tahlil dan Tahsin, dan mengkafir-kafirkan saudara muslim.Well karena Halimah mau taat ortu, dengan berat hati Halimah melepaskan pekerjaan dan jabatan itu (Halimah resign). Halimah lebih berat orangtua daripada pekerjaan karena Halimah ingat di waktu Halimah sakit, yang merawat Halimah adalah Ibu Halimah. Yang melahirkan, mendidik Halimah baca Qur’an dan bisa baca tulis adalah Ibu Halimah, karena Halimah tidak pernah les kecuali dari sekolah. Yang bekerja, ayah Halimah. Maka dari itu, Halimah rela melepas apapun, demi orangtua walau berat dan nyeseg karena pada hakikatnya cinta itu pengorbanan. Itulah bentuk pengorbanan Halimah ke orangtua Halimah, taat.
Ø  Pada bulan Januari, Halimah mendaftar kerja sebagai SBMPTN Teacher di Lembaga Bimbingan Belajar BIAS (Belajar Itu Asyik Sekali) di Pare, Kediri, Jawa Timur. Halimah lolos seleksi mengajar SBMPTN. Gaji Halimah 3 juta/ bulan, mendapat tunjangan makan dan tempat tinggal. Tapi Halimah cuman minta kontrak lebih pendek, cuman 10 Hari. Karena pada tanggal 20 Januari Halimah Harus seleksi wawancara IM (Indonesia Mengajar) di Yogyakarta, dari 10.256 pendaftar IM, yang lolos seleksi wawancara ada 210. Dan dari 210 nanti diambil 40 delegate Indonesia Mengajar. Alhamdulillah, segalanya indah kalau di syukuri. Pengumuman lolos IM (Indonesia Mengajar) adalah tanggal 10 Februari hingga 10 Maret. Seleksi Indonesia Mengajar meliputi: seleksi tulis (TPA), seleksi FGD (Focus Group Discussion), seleksi wawancara, seleksi psikologi (menggambar), seleksi microteaching mengajar.
Ø  Pada bulan Februari, sambil masa menunggu. Halimah membuka Bimbingan Belajar di Rumah mengajar anak SD, SMP, SMA. Alhamdulillah ramai, dan muridnya banyak. Kegiatannya seru, rumah ramai anak-anak hingga penuh. Senengnya itu, anak-anaknya lucu-culu sehingga bikin aku seneng dan awet muda. Senengnya lagi pas tahu nilai anak-anak naik dan peringkat anak yang les pada naik. Alhamdulillah.
Ø  Bulan Maret, tanggal 10 Maret 2017, Halimah mendapatkan pengumuman IM. Ternyata kehendak Allah lain, Halimah gagal di kesehatan. Mencoba berhusnudzan, mungkin itu yang terbaik untuk Halimah. Lalu pada tanggal 20 Maret Halimah ikut seleksi wawancara, dan menyedihkannya disyaratkan wajib memiliki SIM A dan bisa nyetir mobil. Halimah ndak bisa nyetir mobil, alhamdulillah ditolak. Belum rizki, Halimah curhat Pak Iyo (Satriyo). Bapaknya bilang “Hal kenapa ndak bilang ke saya kalau saratnya bisa nyetir mobil, kalau kamu bilang bisa saya latih”. Yah namanya belum rizki, saya memang menceritakan sesuatu itu kalau sudah terjadi kalau belum, takut omdo (omong doang), mending biar hasil yang bicara (sudah kejadian) hehe. Selanjutnya ada lowongan kerja di Bank, Halimah ikut seleksi di Bank X (rahasia). Seleksinya terdiri dari seleksi berkas dan wawancara. Alhamdulillah pas Halimah wawancara, manager Bank nya lewat, dan tertarik ke Halimah. Melihat semua berkas Halimah (CV, Cover letter, achievement, dll) menggunakan bahasa inggris, beliau tertarik. Terus Halimah disodori tulisan bahasa inggris satu halaman, diminta menterjemahkan. Alhamdulillah bisa…dan sebelum pengumuman Halimah sudah dikasih sinyal sama manager langsung, accepted. Rasanya seneng, pas pulang wawancara, senyum merekah. Tetapi kehendak Allah berkata lain, Orangtua Halimah dan adek Halimah ndak meridhoi anaknya kerja di bank.
Bapak, Ibu, adek ora ridho neg sampean kerja di Bank. Di bank itu ada unsur ribhanya, ribha itu haram. Meskipun ada 2 ulama, ada yang mengaharamkan dan membolehkan, Tapi Bapak, Ibu dan adek nggak ridho”
Ditambah adek berkata:
“Mbak, ngendikane guruku ugi wonten teng kitab (langsung dipundhutke kitab e dan dibawakan dalil e), bank itu ribha dan mayoritas ulama mengharamkan. Neg sampean purun tak kandani, nggeh ampun kerja di bank. Kalau sampean kog kerja dibank, nggeh monggo. Kulo mboten ngelarang tapi kulo mboten purun jenengan paringi artane jenengan kerjo”
Buat apa Halimah kerja, kalau orang yang Halimah cintai (ayah, Ibu, dan adek) tidak meridhoi, terlebih tidak mau menerima uang dari Halimah. Halimah kerja kan pengennya buat membahagiakan orang-orang yang Halimah cintai. Ketika Halimah ditelfon untuk menandatangani kontrak dengan bank, langsung Halimah mohon resign mengundurkan diri sebelum ttd kontrak. Kalu kerja di bank, sudah ttd kontrak lalu resign itu bahaya, dendanya ratusan juta. Jadi sebelum memutuskan resign di tengah jalan, lebih baik resign sebelum ttd kontrak. Kecuali kalau manteb kerja di sana, silahkan dilanjut TTD kontrak.
Ø  Bulan April 2017, Halimah berangkat ke Depok diterima kerja di perusahaan kosmetik. Alhamdulillah. Begitu sampai stasiun, langsung di jemput. Halimah sebagai staff Research and Development (R&D). Selama di Depok, Halimah diperlakukan Baik sama Bos. Selain di Research, Halimah juga sering diajak meeting, menyambut kunjungan kerja menteri keuangan (MENKEU) dan MENRISTEKDIKTI (Menteri Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi), Menyambut kunjungan kerja Bule dari Universitas di Australia, Presentasi. Dan terakhir sebelum resign, Halimah direkomendasikan sebagai Leader Kosmetik Padat (Sabun), lebih tepatnya sebagai Solid Product Developer and Own Brand Company Developer.
Tapi, sayangnya, sebelum resign. Ketika Halimah masih di R&D, Halimah dikerja’in. Diminta belanja handuk di pasar. Sementara Halimah nggak tahu tempatnya, Halimah memang berani dengan tanya-tanya. Tapi, jujur Halimah sakit hati, beli-beli itu kan tugas Office Boy/ Office girl atau bisa juga field purchaser staff. Lah R & D kog diminta beli-beli, jujur kecewa banget sama supervisorku di R&D. Mau bilang BOS, kesannya pengadu…akhirnya Halimah pendam. Ternyata sahabat Halimah, lapor ke HRD kalau Halimah diperlakukan buruk. Supervisorku ditegur BOS. Dan ketika aku mau resign, ditahan BOS, dipindah dari R&D  menjadi Leader Kosmetik Padat (Sabun), lebih tepatnya sebagai Solid Product Developer and Own Brand Company Developer diperusahaan milik bos yang satunya lagi (perusahaan lainnya). Di perusahaan ini Halimah diperlakukan baik, semua karyawan menyambut Halimah ramah. Tapi belum bisa mengobati kekecewaan selama 2 bulan sama atasan (supervisor di R&D) dulu. Halimah masih ingat saat Halimah minta kerja’aan dicuekin. Halimah dimarahin, diperlakukan beda. Sudah terlanjur kecewa, Halimah memang orang baru, tapi perlakuan BOS baik dan percaya Halimah, mungkin Hal itulah yang membuat dia (supervisor) sering mengerjain Halimah.
Siapa yang nggak sakit hati, difitnah nggak mandi seminggu…
Siapa yang nggak sakit hati dikerjain ke pasar
Siapa yang nggak sakit hati dicuekin…
Siapa yang nggak sakit hati dibully dan dianggap boraks..
Halimah sanggup diam dan nahan sakit pas dibully, tapi Halimah nggak bisa bohong kalau Halimah kecewa banget. Begitu kecewa banget, Halimah langsung nyari tempat baru dimana Halimah mendapatkan apresiasi sesuai yang Halimah mau. Kalau ada yang bahagiakan kamu, bisa memberi seperti apa yang kamu mau, ngapain mempertahankan yang menyakitimu…lepaskan dan tinggalkan hehe.   
Ternyata usut punya usut Halimah dikasih tahu ririn. Kata Ririn:
“Teteh (Leader R&D) itu kenapa memperlakukan kamu begitu, karena kamu bercita-cita pengen bikin foundation. Yang kepoin prestasi kamu di youtube itu Teteh bukan Heri. Terus di sebar ke karyawan-karyawan”.
Well, apa yang salah dengan foundation. Aku memang dari kecil bermimpi punya yayasan yatim piyatu dan yayasan rehabilitasi pelacur. Toh mimpi gratis, nggak ada aturan undang-undang yang ngelarang orang bermimpi, ya suka-suka saya. Diketawakan sih EGP, toh badan saya masih utuh, asal nggak ganggu saya, privasi saya, kerjaan saya. Saya EGP, tapi yang bikin sebel, dia ganggu kerjaan saya. Setahu saya, harusnya kalau perusahaan memiliki karyawan berprestasi itu disambut baik, iya ini disambut baik BOS tapi disambut buruk oleh leader (supervisor). Kalau kerjanya bareng BOS terus mungkin Halimah tahan, lah selama MT sebelum jadi Leader, Halimah ditempatkan sama supervisor, diperlakukan buruk terus, gimana betah. Halimah tipikal diam, marahpun diam, nggak membalas. Tipikalnya kalau sebel, jengkel diam, langsung pergi nggak mau ditemuin. Dibilang..’Apa sudah memaafkan”, in syallah sudah. Kenapa Halimah menghilang nggak mau ditemuin, karena tiap keingat wajahnya keingat semua perlakuan buruknya (kejahatannya). Daripada semakin bertambah dosaku sebab benci ke orang yang menyakitiku, mending menjauh. Dengan sibuk pada hal baru yang saya sukai, saya pun dengan sendirinya akan lupa dengan yang dulu menyakiti saya, simple kan hehe.
Sebelum resign, Halimah sudah searching lowker. Well Halimah daftar sebagai “Biology Teacher” di SMP Anak Terang (International School Berbasis Billingual School). Oh ya, SMP Anak Terang (International School Berbasis Billingual School) ini yayasan milik swasta. Meski demikian, sekolah tersebut keren, kesehariannya murid-muridnya dilatih komunikasi menggunakan bahasa inggris. Mayoritas siswanya dan guru-gurunya dari ethnis Thionghoa yang mayoritas beragama khristiani dan khatolik, tetapi toleransinya cukup baik. Tak hanya itu, mayoritas muridnya adalah anak-anak orang kaya (golongan upper class). Seleksinya menjadi guru di SMP tersebut cukup lumayan ketat. Seleksi pertama adalah seleksi berkas, alhamdulillah lolos. Seleksi kedua adalah wawancara dan Mikroteaching (Praktek mengajar dengan murid kelas IX). Begitu seleksi wawancara menggunakan 2 bahasa, pertama Bahasa Indonesia dan kedua Bahasa Inggris. Alhamdulillah seleksi berjalan dengan lancar, semua pertanyaan dapat terjawab dengan baik.
Lanjut seleksi microteaching, Halimah mengajar genetika. Metode yang Halimah gunakan pada anak-anak adalah metode tanya jawab interaktif, jadi bukan hanya guru yang aktif menjelaskan tapi murid juga. Jadi sistemnya saya menjelaskan, di tengah menjelaskan dan setelah menjelaskan saya beri quis. Sementara Bu Syelfi (Kepsek) duduk di belakang siswa, mengamati cara mengajar saya. Microteaching berjalan lancar, anak-anak riang, aktif dan paham apa yang saya jelaskan. Kelas saya interaktif, sebagaimana kelas dalam film Tare Zamen Pyar yang diperankan oleh Amir Khan. Saya suka tipikal santai, tapi paham, simple kan hehe. Setelah microteaching, saya istirahat bentar.
Bu Syelfi langsung memeluk saya, berjabat tangan dan menyatakan saya lolos seleksi, kalau siap, segera TTD kontrak, dan SK Guru akan langsung dikeluarkan yayasan. Saya suka, karena sebelumnya juga ada yang diseleksi-seleksi tapi belum dinyatakan lolos. Saya setelah microteaching langsung di ACC lolos, alhamdulillah. Saya minta salary mengajar 5 jt/ bulan, dan sudah mau dinegokan sama pemilik yayasan kalau saya deal TTD kontrak (just info, rata-rata salary guru di sana adalah 4 juta/ bulan). Saya minta di atas rata-rata, karena menurut saya salary sesuai kualitas, dan bagi mereka salary bukan masalah. Jadi sama-sama sepakat, musyawarah. Sebelum mengambil keputusan TTD kontrak, Halimah minta waktu 2 hari untuk telfon Ibu minta perestuan ridho Ibu.  Karena keyakinan Halimah, ridho Allah bersama ridho kedua orangtua, maka Halimah harus minta restu orangtua.
Menurut Halimah, bekerja di lingkungan yang mayoritas non muslim (penganut agama kristen dan katholik) itu hal yang menarik, memacu adrenalin dan merupakan tantangan baru karena Halimah berada sebagai minoritas (pemeluk agama islam/ muslim). Tantangan pertama, Halimah berhasil dimana Halimah berhasil melobby dan boleh mengenakan hijab. Strategi yang kedua, Halimah mau dakwah islam dengan politik melalui ilmu, sains, prestasi, dan akhlak. Tanpa perlu koar-koar, kalau akhlak bagus dan prestasi kerja bagus kan orang dengan sendirinya tertarik, sebagaimana taktiknya sunan kalijaga dulu hehe. Halimah juga akan belajar pluralisme, hehe menurutku sangat menyenangkan. Halimah teringat, dimana dulu sebelum ada agama islam yang dibawa Rosulullah, semua penduduk di mekah dan madinah mayoritas pemuja berhala. Apa yang dilakukan Rosulullah? Ya didakwahi melalui akhlak yang bagus (terbukti julukan Rosulullah adalah Al Amin) dan prestasi Rosulullah (Rosulullah kecil sudah terkenal, sebab dikitab-kitab injil dan para ahli kitab sudah diceritakan ciri-ciri Nabi Akhirus Zaman), well alhamdulillah sekarang islam dikenal di seluruh dunia.
Namun kenyataan berbeda, begitu Halimah telfon kedua orangtua Halimah. Mereka tidak mengizini Halimah kerja di tempat yang mayoritas orangnya beragama non islam, khawatir Halimah menjadi Murtad (keluar dari islam) dan pindah agama seperti yang terjadi pada 2 tetangga Halimah, pindah agama karena bekerja dilingkungan non Muslim. Halimah, sudah melobby dan mengutarakan alasan Halimah detail seperti di atas. Kamipun sempat berdebat. Halimah teguh pendirian, bahwa Halimah tidak akan terbawa arus, namun Halimah yang membawa arus. Kalau masalah prinsip, prinsip tetap nomor satu, sekalipun disogok satu milyar supaya prinsipku berubah, aku tak akan mau. Aku meyakinkan keluargaku kalau aku baik-baik saja, dan aku tak akan keluar islam. Tetap orangtuaku juga kekeh pendirian, tidak mengizinkanku. Akhirnya aku mengalah setelah mendengar pernyataan ini dari ibuku:
“Neg sampean (awakmu) tetap kerja di sana. Ibu nggak ridho. Bapak Ibu ndak mengakui sampean sebagai anak. Ibu Bapak ndak mau menerima uang dari kamu. Kerja itu yang penting halal nduk, politikmu seberapa. Aku kuwatir kamu malah murtad, lihat tetanggamu (Mas P, Mkak W dan mbak P) yang pindah agama. Ibu nggak mau. Ibu ndak gila harta dunia, yang penting halal, cukup, disyukuri. Kamu kerja buat dirimu sendiri nggak papa, nggak usah mikirin Ibu. Yang penting halal, toyyib di lingkungan muslim”.
Jujur…beratlah kalau ndak diakui anak, saya lebih memilih orangtua daripada pekerjaan. Daripada kehilangan orangtua, lebih baik kehilangan pekerjaan. Pekerjaan, uang bisa dicari lagi. Kalau orangtua kandung, di toko ndak bisa beli e hehe. Dengan berat hati, akhirnya aku menelfon Bu Syelfi (Kepsek) bahwa Halimah mengundurkan diri sebagai guru karena orangtua tidak merestui.
Akhirnya Halimah kerja di tempat lama, tapi entah mengapa rasa syebelku masih besar pada teteh (supervisor yang membully aku dengan borak dll) dan jeanet (si tukang gosip yang suka keliling-keliling buat nyebarin berita). Aku tak bisa benci berlama-lama, memang kalau keingat fitnah dan bullying itu, sakit hati banget. Gimana nggak ketemu, lawong satu mess sama Jeanet, ya jelas ketemu terus hehe. Aku tahu yang menyebarkan fitnah itu Jenaet, yang bilang Ririn dan Mbak Rikha, terlebih lagi aku sering memergoki dia keliling ruangan di PPIC, R&D kalau ketemu aku nggak nyapa, seolah yang digosipkan aku. Well ternyata benar, gosip nggak mandi seminggu itu dia…padahal itu salah paham. Dulu aku pernah cerita,
“Aku kasihan sama teman adekku di pesantren. Pas kemarau, satu pesantren mengalami krisis air. Satu pesantren kan ratusan santri bahkan ribuan. Buat nyuci dan wudhu aja susah, bahkan pernah kejadian mereka nggak mandi seminggu, semingggu sekali. Aku pengen bikin alat yang bisa nyaring air lautan menjadi jernih, karena lokasi mereka di pesisir. Tapi pesisirnya kotor banget. Nah pakai alat itu bisa bikin air kotor jadi jernih. Kan bisa bermanfaat buat ngebantu mereka. Ada kenalan Halimah yang inovasinya, nemukan alat buat nyaring air kotor jadi air bersih”.
Eh dia salah paham, malah pahamnya aku pernah nggak mandi seminggu dan disebar-sebarkan. Jengkel. Orang kog ember banget wkwk. Do you know guys? Orang yang paling aku benci itu, orang ember, orang yang suka ngebully dan ngerja’in orang, tukang adu domba fitnah. Kalau aku udah kecewa, ya kumaafkan juga sih, cuman nggak mau ditemui. Aku nggak mau keinget wajah e, karena tiap keingat wajah e keingat jahat e. Mending aku jauh, aku bisa bahagia, aku bisa ngelupakan dia. Prinsip Halimah: 
“Kamu mau apa aja silahkan, asal nggak ganggu aku, keluargaku serta sahabatku
Aku menghargai sampean, sampean juga harus menghargai aku
Aku sangat menjunjung pluralisme, tenggang rasa
Aku lemah lembut pada siapapun…tapi neg sampean ngerasi aku, aku juga berani
Jangan ganggu kesukaanku, aku ndak ganggu kesukaanmu (saling menghormati)
Aku ndak mau neg sampean ajak ngrumpi jama’ah, ngrumpi mesti tak cuek i
Bukan aku nggak peduli, dosaku sendiri wes akeh, lahopo ghibahi (ngrumpi’in) orang lain, kog sodakoh pahala, kayak kelebihan kebaikan, lawong dosaku aja sendiri banyak, coba kalu diperlihatkan mungkin aku ndak kuat bawa.
Aku bakal diam, bicaraku pengennya di musyawarah, diskusi, forum, pas jadi speaker atau pas kumpul teman dekat, saudara, keluarga aja…
Kalau sama yang lain ya ramah, tapi sebatas say hello dan menghibur…
No need to tell…
Aku tuh, maunya langsung action, bisaku bantu orang apa ya kulakukan, walau sekedar moivasi, sharing lowker, lomba, volunteer program, yang penting bermanfaat. Kalu bisa action, biasanya aku langsung action.
Aku suka banget kalau di ajak ke rumah sakit buat survey, karena di sana selain menyambangi orang sakit, aku belajar bersyukur diberi nikmat sehat, apalgi kalau di RSJ.
Aku suka banget kalau pas ada rizki lebih ke yayasan yatim piyatu, atau ke anak jalanan, pengemis di kolong jembatan, dll
Serasa nyaman aja…hehe, Halimah kog sukanya lapangan sih? Ya Halimah sukanya sebenarnya kerjanya ya ngajar dan di humanity. Pengennya di PBB bagian Humanity.
Saya pribadi (Halimah) sanagat mengidolakan ummahatul mukminin terutama sayyidah Khadijah RA, Sayyidah Fatimah RA, Sayyidah Aisyah RA, Sayyidah Asiyah RA, Sayyidah Maryam RA dll. Halimah juga kagum sama RA. Kartini, Imam Nawawi Al Jawani Al Bantani dan para ulama lainnya. Halimah nggak ngefans artis, makanya jangan kaget. Ketika ada artis didatangkan, pada rame rame minta foto bareng, pas ada band siapa itu Halimah nggak kenal, katanya sering masuk TV, ada Fatin juga. Halimah santai-santai dan lebih milih makan cemilan daripada uyel-uyelan mengejar artis, enakan makan hehe. Digoda kayak apapun, kalau Halimah nggak suka ya nggak bakal ngaruh. Nggak digoda pun kalau Halimah tertarik, ya tetep tertarik. Sayange yang Halimah idolakan mayoritas sudah wafad. Kadang rindu banget sama yang Halimah kagumin, pengen banget ziarah ke makamnya, hanya belum ada rizki ke sana. Belum dipanggil ke Makkah.
Selain para nabi, para wanita hebat (ummahatul mukminin & wanita solekhah), ulama, cendekiawan muslim, saintis dunia muslim, juga ada yang Halimah kagumi dan masih hidup. Contohnya KH. Maimun Zubair Sarang (Halimah kagum sejak kecil), Gus Mus, Gus Dur, Cak Nun, Malala Yousafzai. Mereka masih hidup, tapi nemuin Malala juga susah. Jadi sebagai bentuk rasa cinta, ya doa. Halimah suka orang yang ringan tangan, suka membantu, tampilan cuek tapi diam-diam suka membantu, orang yang sederhana, cerdas, rendah hati hehe.
Alhamdulillah, Halimah diterima kerja di pesantren. Maka Halimahpun segera resign, daripada kebencianku ke teteh dan Jeanet makin besar. Karena aku tahu dhalang dibalik itu semua ternyata mereka. Aku nggak mau benci orang, nambahi dosa. Tapi mau nggak benci, terlanjur benci gara-gara bullying itu dan dikerja’in. Kenapa Halimah tahu, banyak sumbernya, ada Pak Faizal, Ririn, Halimah pernah mergokin langsung tapi dia nggak tahu. Meski Halimah sebel, Halimah nyari cara supaya ketika Halimah resign mereka berdua nggak dipanggil BOS, nggak ditegur BOS karena saya resign gara-gara mereka berdua. Jadi untuk pengalihan isu, juga buat nutupin biar mereka tidak jadi bahan pembicaraan karyawan karyawan di perusahaan, kasihan nanti mereka terkena mental stressing, Halimah keluar dengan alesan (ahlibi) perjodohan. Simple kan.
Kalau aku jujur, gara-gara mereka berdua. Kasihan, pasti BOS langsung negur mereka berdua. Terlebih aku kasihan teteh, dia masih nyicil rumah, baru nikah (maksudnya nikah belum ada 3 tahun), baru ngelairin, anak masih batita, ayah e sudah meninggal. Dendam kan nggak baik, apa susahnya nutupin aib orang lain. Jeanet, aku kecewa banget karena dia ember. Sebenarnya, aku sudah dipindah lokasi, tapi kan masih sering ketemu Jeanet. Tiap lihat wajahnya selalu keinget dia yang nyebarin gosip nggak bener. Daripada musuhan, lebih baik ngalah, toh diluar juga mendapat apresiasi bagus, dan saat jauh mereka…rasa benci dan sebalku perlahan memudar. Alhamdulillah, …J    
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Selalu ada solusi di balik masalah. Sebener e yang bikin Halimah senang, di Depok sepulang dari perusahaan, Halimah ngajar anak-anak ngaji tiap Senin, Rabu, dan Jum’at. Rasanya seneng kalau berbagi ilmu. Kalau malam Halimah ikut warga Tadarusan, kebetulan kan Romadhan. Halimah juga dapat tawaran, untuk ikut khataman Qur’an tiap minggu, hehe seneng kalau bisa kegiatan bermanfaat dan berbaur masyarakat. Halimah paling seneng kalau kegiatan positif. Pengennya, kegiatan itu to the point, selesai pulang, nggak banyakan ngrumpi. Halimah suka banget tipikal kayak Amir Khan (tokoh Phungchu; Wangdu di Film Three Idiot) dan Amir Khan di Film Tare Zamen Pyar. Jadi melakukan baik ikhlas, nggak peduli di lihat orang aau tidak. Menyalurkan ilmu dengan cinta tanpa kekerasan, ledekan. Dia kuliah, nggak nyari ijazah buat kerja tapi memang untuk ilmu, Halimah belum bisa 100% demikian. Sebener e pengen acuh, ngelakuin apapun sesuka Halimah mengembara, tapi kembali lagi kalau kuliah nggak ada ijazah…nggak tega orangtua. Aku suka tipikal cuek, baik di belakang. Nggak bosa-basi langsung action. Walau tak jarang sering dicap buruk, aku nggak peduli. Tujuanku bukan manusia.
Aku lebih suka, kalau ada temen sakit, diam langsung jenguk nggak usah ngomong. Itu yang kulakukan. Banyakan ngomong kelamaan, ntar takut e janji doang, atau banyakan tanya doang malah nggak dijalanin. Halimah biasanya udah direncanakan matang-matang, tapi dipendem sendirian, kalau udah dilaksanakan baru ngomong hehe. Kalau ada rizki, Halimah suka main ke yatim piyatu. Aku suka kalau ada orang yang aku benci karena jahatin Halimah, aku pergi untuk berapa bulan untuk menghindari kebencian. Tapi akalu mereka sakit atau terkena musibah, Halimah pengen bantu dia, cuman nggak mau langsung. Di hati Halimah tetep nggak tega.
Selamat datang dunia pesantreeen…
Yeeee
Sudah lama aku mengejar dunia, ngejar dunia terus nggak ada habisnya, Kalau aku mati yang kubawa kain kafan aja, lainnya amal semua. Aku pengen mengembara, menuntut ilmu, belajar parenting. Aku ingin seperti Rabi’ah Al Adawiyah yang cerdas, taat Allah dan taat orangtua. Aku ingin seperti Sayyidah Muti’ah RA yang setia dan lembut dalam melayani suami. Aku ingin seperti Sayyidah Aisyah dan Sayyidah Juwariyah yang memiliki jiwa leadership tinggi. Aku ingin seperti sayyidah Khodijah yang memiliki jiwa entrepreneurship tinggi.
Senengnya mau masuk pesantren, jadi keingat mimpiku waktu kelas 5 SD (Kelas IV madrasah diniyyah sore), waktu itu Halimah suka banget diajak menghadiri pengajian, Makanya Halimah pengen banget Jadi Halimah Al Blorani kayak (Rabi’ah Al Adawiyah). Aku nggak pernah nyangka, kukira Habis S1, lanjut S2. Eh…finally aku milih pesantren hehe. Kan udah lama aku belajar umum (TK-SD-SMP-SMA-S1). Coba hitung, udah berapa tahun waktu kuhabiskan untuk belajar ilmu duniawi, sudah 17 tahun. Sementara sekolah mdrasah baru 6 tahun aja, makanya aku pengen nyantri. Misal usiaku 9esimasi meninggal usia 63) karena ummat muhammad rata-rata usianya 60 tahun-an. Berapa tahun waktu yang kuhabiskan untuk belajar agama?. Bayangin kita hidup di dunia cuman sekitar 60 tahun-an. Padahal lama satu hari di akherat = 1000 tahun di dunia. Lah, kita hidup lak kayak mampir minum doang di dunia. Halimah ngerasa masih banyak hal yang perlu di perbaiki, dan menurut Halimah, pesantren adalah tempat yang tepat untuk menempa diri, menimba ilmu agama, memperbaiki akhlak, dll.   
Aku tipikal cuek, aku nggak peduli dinilai orang buruk. Tujuanku Tuhan, dosa-dosaku sudah diampuni saja Alhamdulillah. Manusia itu makhluk, makhluk nggak boelh sombong, harus ramah. Aku pengen melakukan kebaikan tapi sembunyi-sembunyi, bodoh amat dinilai buruk orang, yang penting niatku baik dan yang kulakukan baik. Pengen membantu orang juga sembunyi-sembunyi. Aku suka gusdur, orang kayak gusdur itu langka…
1.      Gusdur sodaqoh ke janda-janda miskin dan yatim piyatu milyaran, uangnya di sembunyikan di tas, disuruh membagikan janda-janda miskin tapi nggak boleh diceritakan orang lain. Baru tahu saja, setelah beliau wafad. Jadi nggak mburu pujian manusia. Saya suka tipikal yang begini.
2.      Gusdur pernah dituduh murtad ke gereja. Padahal apa yang dilakukan gusdur di gereja itu bukan untuk menyembah Yesus, melainkan untuk menjenguk karyawan-karyawati gereja (buruh gereja) yang beragama islam seperti CS, satpam, tukang nyapu, dll. Di sana gusdur nyangoni mereka dan menguatkan iman mereka diam-diam agar tidak kegoyah imannya, agar tidak murtad. Lagi-lagi, jadi manusia jangan suka bersu’udzan tanpa bukti. Apa ada yang mikir nasib mereka orang muslim yang kepepet ekonomi lantas kerja di lingkungan non muslim?, makannya mbak mas jangan mudah mengkafirkan orang ya hehe. Tak kasih tahu, yang berhak bilang mengkafirkan orang itu Tuhan, yang berhak memasukkan neraka atau surga itu Tuhan. Manusia nggak usah ngurus itu, ngapain mengambil ranah otorotas Tuhan. Makhluk kog ngambil ranah Tuhan, gendheng itu. Jadilah makhluk yang rumongso kalau dirimu itu makhluk…J
3.      Gusdur ke tempat PSK, gusdur difitnah main pelacur, bermain dengan pelacur. Apa gusdur bantah, ya tenang aja. Membela diri? Dan menjelaskan kalau tujuan dia baik, ya nggak. Gusdur ke PSK itu untuk dakwah. Beliau mendatangi PSK, didakwahi kalau PSK itu dosa, maksiyat farji yang dosa besar. PSK nya dikasih uang buat mencukupi kebutuhannya, diminta bertaubat dan berhenti jadi PSK. Malah mulia toh? Mendakwahi orang buruk menjadi orang baik, bukan hanya mendakwahi orang baik menjadi baik…kalau mendakwahi orang baik menjadi lebih baik itu wajar, kalau peduli dan mau mendakwahi orang buruk menjadi orang baik itu luar biasa…J
Aku suka tipikal orang yang punya jiwa sosial tinggi, jiwa leadership tinggi, dan jiwa entrepreneur tinggi. Itu penting, kalau nggak punya jiwa sosial berarti seseorang punya hati tapi nggak memakai hatinya alias hatinya nggak berfungsi. Kalau leadership tinggi itu penting untuk mengatur negara dan peduli rakyat (yang menentukan kebijakan selaku eksekutif nya). Kalau entrepreneurship itu juga penting untuk membuka lowongan pekerjaan, membantu para pengangguran mendapatkan pekerjaan. Halimah sendiri bukan orang baik, tapi berusaha baik. Halimah tak menuntut pasangan Halimah nanti harus sempurna, lawong Halimah sendiri nggak sempurna. Yang penting ketika Halimah melihat dan berada di dekatnya merasa nyaman. Simple kan, Halimah nggak suka yang rempong, sukanya yang sederhana, simple.
Halimah nggak kagum seseorang karena kecantikan/ ketampanan doang. Pasti minimal ada salah satu undur diantara ketiga hal ini: 1) berjiwa sosial tinggi, 2) berjiwa leadership tinggi, 3) berjiwa entrepreneurship tinggi. Sebagaimana contohnya:
1.      Berjiwa sosial tinggi;
a.       Sayyidina Abu Bakar (menyumbangkan seluruh harta kekayaannya di jalan Allah dan untuk RosulNya).
b.      Sayyidina Umar (menghibahkan separuh kekayaannya untuk berjuang di jalan Allah dan RosulNya).
c.       Sayyidah Aisyah RA dan Sayyidah Atsma RA gemar bersedekah pada yatim piyatu, dhuafa, janda-janda miskin, fakir miskin.
d.      Dll
2.      Berjiwa Leadership Tinggi
a.       Rosulullah SAW : pernah menjadi kepala negara yang adil, bijaksana dan pro rakyat.
b.      Sayyidina Umar : pernah menjabat sebagai kepala negara yang adil, tegas, dan bijaksana.
c.       Sayyidah Aisyah RA dan Sayyidah Juwariyah RA : menjadi panglima perang wanita
d.      Ratu Bilqis : Ratu di zaman Nabi Sulaiman AS.
e.       Dll
3.      Berjiwa entrepreneurship tinggi
a.       Sayyidah Khodijah RA ; saudagar kaya raya yang dermawan, rela memberikan seluruh hartanya untuk perjuangan Rosulullah SAW.
b.      Sayyidina Utsman RA: pengusaha kaya raya menantu Rosulullah.
c.       Dll
Halimah suka orang yang nggak egois mikirin diri sendiri, tapi peduli orang lain. Halimah suka wanita yang lemah lembut seperti para ummahatul mu’minin dalam melayani suaminya dan Halimah berjanji in syallah akan meneladani sikap para ummahatul mu’minin dalam melayani suaminya ketika nanti Halimah sudah berkeluarga. Saatnya menuntut ilmu, memperbaiki akhlak dulu hehe. Bismillah kalau diriku baik, semoga jodohku juga baik. Di pesantren pilihanku, bekerja sekaligus belajar. Halimah mengajarkan ilmu sains ke anak-anak. Halimah dididik akhlak dan agama sama Pak Kiahi dan para ustads dan ustadzahnya. Aamiin.  

*****
May those article is useful for you
Can motivate and inspire you to be better
Let’s improve our self be better         
*****


Tidak ada komentar :