HALIMAH BINTI MASDARI

Jumat, 07 Februari 2020

PESONA DESA WISATA BANJAREJO


PESONA DESA WISATA BANJAREJO,
WISATA BERBASIS KEARIFAN LOKAL YANG RAMAH DI KANTONG
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah   
Gambar 1. Spot Foto Patung Jerami "Desa Wisata Banjarejo".

Hallo sobat Indonesia, apa sih yang kalian lakukan saat weekend atau liburan panjang?. Banyak dari kita tentu ingin menghabiskan liburan dengan refreshing berwisata. Namun sebagian lagi masih ada yang berfikir:
*****
“Nggah ah wisata, daripada buat wisata yang mahal mending ditabung atau untuk memenuhi kebutuhan yang lebih primer aja.”
“Wisata itu mahal, cuman ngambur-ngamburin uang doang, ini bisa kita manfaatkan untuk sedekah, modal bisnis atau hal lain yang lebih penting daripada jalan-jalan doang.”
*****
Memang memenuhi kebutuhan primer itu wajib karena itu berkaitan dengan kebutuhan dzahir yang apabila tidak terpenuhi akan mengganggu kelangsungan hidup seseorang. Namun, berwisata juga penting sebagai nutrisi otak agar tidak penat dan lelah, terlebih setelah seminggu penuh bekerja atau seminggu penuh full-day school. Tubuh pun butuh relaksasi dan otak pun butuh asupan gizi berupa refreshing/ holiday touring.  
Banyak dari kita yang berasumsi bahwa berwisata itu pasti mahal dan mengeluarkan budget yang mahal. Sobat Indonesia, perlu kita ketahui bahwa mahal tidaknya berwisata itu tergantung pada 2 faktor yakni, harga tiket masuk (entry fee) dan jarak lokasi wisata dari rumah pengunjung (berkaitan dengan biaya transportasi). Sobat Indonesia, wisata itu nggak perlu jauh kog, nggak harus mahal juga. Banyak juga loh wisata yang tiket masuknya ramah di kantong alias murah meriah (terjangkau semua kalangan dari lower class sampai upper class). Kendati murah tapi bukan murahan bahkan bernilai edukatif, futuristic, berbasis kearifan local dan inspiratif. Nah, salah satunya adalah “Desa Wisata Banjarejo”. Desa Wisata Banjarejo ini terletak di desa Banjarejo, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan. Oh ya soal tiket, tiketnya cukup terjangkau dan murah kog guys, hanya Rp.5000,00. Cukup murah kan guys?... J
MENGAPA KAMU PERLU BERKUNJUNG KE DESA WISATA BANJAREJO?
   Sobat Indonesia, ada beberapa keuntungan yang bakal kamu dapat jika kamu berkunjung di “Desa Wisata Banjarejo”. Beberapa alasan yang perlu kamu pertimbangkan mengapa kamu perlu bahkan harus berkunjung ke “Desa Wisata Banjarejo” yaitu:
1.    Desa Wisata Banjarejo adalah wisata edukatif
Buat kamu yang ingin berwisata, jangan lupa mengunjungi “Desa Wisata Banjarejo”. Ini sangat cocok buat kamu kunjungi, terlebih jika kamu sudah memiliki anak, tentu ini akan mengajarkan anak tentang nilai-nilai sejarah yang perlu kita lestarikan agar tidak punah. Di desa ini kamu akan menjumpai fosil-fosil jutaan tahun lalu. Di desa ini, menyimpan koleksi sebanyak 850 patahan tulang purba atau fosil dari 15 jenis hewan-hewan purbakala. Fosil-fosil tersebut merupakan tulang dari gajah, kuda nil, kerbau, siput, kerang, badak, serigala, rusa dan kura-kura yang diperkirakan hidup jutaan tahun lalu. Ini cocok buat anak-anak belajar sejarah maupun para akademisi untuk melakukan riset ilmiah terkait sejarah fosil dan manusia purba.   

Gambar 2. Rumah Fosil di "Desa Wisata Banjarejo".

2.    Lokasi yang strategis dan mudah dijangkau
Sobat Traveler Indonesia yang tertarik dengan fosil-fosil purba di Desa Wisata Banjarejo bisa datang ke desa ini. Kalau ditempuh dari arah Kota Purwodadi, arahkan kendaraan ke Jalan Raya Purwodadi - Blora. Lanjutkan perjalanan ke Wirosari – Kuwu menuju Kradenan. Waktu tempuh yang dibutuhkan kurang lebih sekitar dua jam. Atau bias juga dilalui dari arah timur yaitu dari Kota Blora, arahkan kendaraan ke Jalan Raya Blora – Purwodadi. Lanjutkan perjalanan kea rah desa Gagakan, lurus sampai pertigaan sebelum pom bensin Gagakan lalu belok kiri sekitar 5 km. Perjalanan dapat ditempuh baik menggunakan sepeda motor, mobil pribadi, maupun bus atau kendaraan umum.  
3.    Spot foto yang instagramable
Salah satu hal yang menjadi pertimbangan kuat bagi para traveler untuk berkunjung ke suatu destinasi wisata adalah adanya tempat yang menarik dan unik untuk berswafoto maupun adanya spot foto yang instagramable. Di “Desa Wisata Banjarejo” ini, kamu dapat berfoto di depan Taman Ganesha Tidur. Bukan hanya itu, kamu juga dapat berfoto di gubug kayu yang unik, patung-patung batu di taman, dan patung jerami yang unik. Nah tunggu apalagi, kunjungi “Desa Wisata Banjarejo”  ya saat kamu berwisata, murah, edukatif lagi… J

Gambar 3. Ayunan di "Desa Wisata Banjarejo" di Depan Patung Ganesha Tidur.

Gambar 4. Patung Ganesha Tidur. 

Gambar 5. Patung di Taman Ganesha.

Gambar 6. Batu Cinta di "Desa Wisata Banjarejo".
Gambar 7. Istana Festival Jerami.

Gambar 8. Patung Kusir Jerami.

Gambar 9. Gubug Jerami yang Unik.

Gambar 10. Gubug Jerami di samping Taman Ganesha Tidur.

           

Rabu, 29 Januari 2020

ENDURO, OLI ANDALAN PILIHAN BERKENDARA

ENDURO, OLI ANDALAN PILIHAN BERKENDARA
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah



Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah kendaraan bermotor di Indonesia pada tahun 2017 mencapai 138,56 juta unit. Jumlah tersebut terbagi menjadi mobil penumpang sebanyak 15,49 juta unit; mobil bus sebanyak 2,51 juta unit; mobil barang sebanyak 7,52 juta unit; dan sepeda motor sebanyak 113,03 juta unit.

Sedangkan menurut data Statistik Transportasi DKI Jakarta 2018, mobil penumpang mencatat pertumbuhan tertinggi 6,48% per tahun pada periode 2012-2016. Pada 2012 jumlah mobil penumpang di Jakarta sebanyak 2,74 juta unit sedangkan pada 2016 bertambah menjadi 3,52 juta unit. Jika diasumsikan pertumbuhan mobil penumpang masih sama, jumlah mobil penumpang di Jakarta pada 2017 mencapai 3,75 juta unit dan 2018 menjadi 3,99 juta unit.

Vice President Corporate Development PT Pertamina Lubricants, Mohamad Zuchri menyampaikan bahwa jumlah kendaraan sepeda motor sudah mencapai 137,7 juta. Di 2018 sendiri, ada penambahan sekitar 6,3 juta. Jumlah penduduk Indonesia di 2018 adalah 260 juta. Angka kepemilikan motor yang mencapai 137,7 juta menandakan jumlah kendaraan roda dua tersebut sudah mencapai separuh dari jumlah penduduk Indonesia.

Seiring semakin meningkatnya jumlah kendaraan bermotor di Indonesia, maka kebutuhan oli atau pelumas pun juga meningkat. Merujuk data Kementerian perindustrian, total kebutuhan oli pada 2014 saja sudah mencapai 1,65 juta kiloliter. Di Indonesia, saat ini, terdapat 22 pabrik oli dengan total kapasitas produksi terpasang mencapai 1,8 juta kiloliter. Artinya, kebutuhan oli sebetulnya masih bisa dipenuhi 100% dari dalam negeri bahkan berlebih. Namun faktanya pasar domestik yang besar ini justru dikuasai oleh produk-produk oli impor. Bahkan ada dugaan beredar juga oli impor ilegal dan oplosan.

Pemilihan oli untuk kendaraan bermotor harus tepat. Jangan sampai salah pilih sebab berakibat fatal pada kendaraan Anda. Oli memiliki tiga fungsi utama bagi kendaraan bermotor, yakni lubricating (pelumas), cooling (pendingin) dan cleaning (pembersih). Ketiga fungsi ini saling berkaitan, salah satu tidak berfungsi akan mengganggu kinerja mesin.

Oli Enduro adalah oli yang tepat pilihan berkendara. Oli produksi PT Pertamina ini makin menjadi andalan para pemotor Indonesia dengan kinerja yang luar biasa. Beberapa keunggulan oli Enduro yang perlu dipertimbangkan para pengendara di Indonesia diantaranya:
1. Tidak menyebabkan slip pada kopling basah dan memiliki kekentalan yang stabil pada temperatur rendah dan tinggi.
2. Tidak mudah teroksidasi dan terdegradasi oleh radiasi panas dari mesin.
3. Menjaga kebersihan mesin serta dapat mencegah terbentuknya deposit pada piston.
4. Mencegah korosi dan menjaga komponen mesin dari keausan.

Adapun waktu yang tepat penggantian oli adalah dengan melihat lamanya kinerja mesin (engine hour). Tolok ukur ganti oli yang benar bukanlah dari jarak kilometer yang ditempuh, karena jarak tempuh itu pendekatan yang paling kasar. Cara paling tepat ganti oli yaitu sesuai engine hour, karena saat macet pun oli mesin tetap bekerja meskipun kilometer tidak jalan. Cara lain untuk menentukan waktu penggantian oli yakni dengan merasakan apabila feeling berkendara sudah tidak enak, lihat oil stick kemudian kalau dipegang olinya ada gramasi (kotoran pelumas) maka oli harus cepat ganti.

Sudah seyogyanya rakyat  Indonesia, khususnya pengendara motor di Indonesia menggunakan oli Enduro. Karya anak bangsa ini perlu didukung dengan menggunakan produk inovasinya. Di samping memiliki keunggulan yang luar biasa untuk kendaraan Anda, oli Enduro juga terjangkau harganya. Enduro adalah oli motor terbaik dengan harga terjangkau yang ramah di kantong. Berikut adalah daftar harga oli Enduro sesuai dengan kategori motor berdasarkan sumber terpercaya diantaranya:
1. Harga Oli Enduro 4T Sport SAE 5W-30 : Rp 165.000,00.


2. Harga Oli Enduro 4T Racing SAE 10W-40 : Rp. 43.000,00.


3. Harga Enduro 4T SAE 20W-50 : Rp. 35.000,00.


4. Harga Enduro Matic SAE 10W-30 : Rp. 37.000,00.


5. Harga Enduro Gear : Rp. 16.999,00.


6. Harga Oli Enduro Matic-G : Rp. 32.000,00.


7. Harga Oli Enviro 2T SAE 20 : Rp. 43.500,00.


Oli Enduro pilihan tepat berkendara. Oli motor terbaik inovasi karya anak bangsa. Kualitas oli Enduro hebat, pilihan pemotor yang tepat. 

Senin, 27 Januari 2020

SINGKONG, PANGAN MULTIKHASIYAT DARI HUTAN

SINGKONG, PANGAN MULTIKHASIYAT DARI HUTAN
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah

Gambar 1. Hutan sebagai Sumber Pangan. 

Indonesia mempunyai areal sumberdaya hutan sebesar 120,35 juta ha dengan rincian hutan konservasi 20,5 juta ha, hutan lindung 33,5 juta ha dan hutan produksi 66,35 juta ha. Hutan, bukan hanya menyimpan kayu, tetapi juga menyimpan potensi non kayu yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat melalui budidaya tanaman pertanian pada lahan hutan. Kegiatan tersebut akan memberikan hasil yang menguntungkan. Baik dari segi ekonomis maupun dari segi ekologis tanpa mengubah fungsi hutannya. Budidaya tanaman pangan dapat dilakukan di bawah tegakan tanaman hutan pada kawasan hutan produksi. Sumber pangan nasional tidak hanya tergantung kepada lahan pertanian saja, tetapi juga dari lahan hutan.

Potensi pangan dari dalam hutan ternyata dapat dihasilkan tidak saja pada awal musim tanam tumpangsari yang dikenal selama ini, yakni dua tahun tetapi dapat selama daur karena ternyata banyak tanaman pangan yang mampu hidup di bawah naungan dengan hasil yang tinggi. Di samping itu tersedia jenis-jenis pohon dan tumbuhan hutan yang mampu menghasilkan aneka ragam pangan berupa buah, daun, tepung dan lain-lain.

Tanaman pangan yang dapat dibudidayakan dengan sistem tumpangsari atau ditanam dibawah naungan pohon diantaranya: singkong (Manihot utilissima POHL), arairut, garut (Maranta arundinacea LINN), ganyong (Lembong) (Canna edulis KER), sukun (Artocarpus communis FORST), ubi jalar (Ipomoea batatas POIR), jagung (Zea mays LINN), kacang tanah (Arachis hypogea LINN), kedelai (Glycine max MERR), talas (Colocasia esculenta SCHOTT), ubi gembili (Dioscorea aculcata LINN), suweg (Amorphophallus campanulatus BL), gadung (Dioscorea hispida POIR), huwi sawu (Dioscorea alata LINN), kimpul (Hanthosoma violaceum SCHOT), kentang (Solanum tuberosum LINN), kentang jawa (Klici) (Soleus tuberosum BENTH), nenas (Ananas comosus MERR), pisang (Musa paradisiaca LINN), melinjo (Gnetum gnemon LINN), nangka (Artocarpus integra MERR), cempedak ( Artocarpus champeden SPRENG), alpukat (Persea gratisima GAERTN), sagu (Metroxylon sp), rambutan (Nephelium lapnaceum), durian (Durio zibbethinus), cantel (Sorgum) (Syricum granum).
Gambar 2. Singkong. 

Singkong merupakan salah satu bahan pangan pokok yang dapat dibudidayakan di lahan hutan. Singkong merupakan makanan pokok ketiga masyarakat Indonesia setelah padi dan jagung. Singkong ini merupakan makanan multi khasiat yang banyak manfaat dari umbi sampai daunnya. Daunnya bisa untuk disayur baik, sayur lodeh singkong, urap, gudangan, atau sambal daun singkong Lombok Ijo. Umbinya bisa diolah menjadi makanan sumber karbohidrat (gaplek) atau bisa juga dibuat lauk bahkan dibuat olahan makanan seperti gethuk, gemblong, kopang, ceriping, kue, dll. Batangnya bisa digunakan sebagai bibit menanam singkong dengan stek batang.

Umbi singkong mengandung banyak kalori yaitu sekitar 121 kalori tiap 100 gram. Selain mengandung karbohidrat, umbi singkong ini juga mengandung kalsium, protein, vitamin C, vitamin B1, fosfor, zat besi serta lemak. Namun, protein pada umbi singkong ini hanya sedikit, karena protein yang banyak terdapat pada daun singkong. Daun singkong juga mengandung vitamin C, vitamin A, zat besi, dan juga protein yang kadarnya lebih banyak daripada di bagian umbi singkong.

Gambar 3. Tepung Tapioka/ Kanji. 

Singkong merupakan bahan baku utama dalam pembuatan tepung tapioka. Tepung tapioka atau tepung kanji ini bebas gluten sehingga aman untuk dikonsumsi bagi orang yang alergi gluten. Tepung tapioka mengandung selenium, tembaga, kalsium, mangan, zat besi, vitamin B6, asam folat, serta pantothenic. Itulah mengapa banyak aneka cemilan makanan tradisional dibuat dari tepung tapioka. Tepung tapioka dipilih sebagai bahan masakan karena serba guna bisa untuk membuat makanan maupun cemilan. Tekstrurnya yang lembut dan kesat, harganya yang terjangkau, rasanya yang enak membuat pemilihan tepung tapioka sebagai bahan baku makanan banyak diminati orang. Beberapa makanan yang menggunakan tepung tapioka sebagai bahan baku diantaranya: pempek, siomay, tahu aci, cireng, kue cenil, kue lapis, pentol kanji isi telor, dll.

Gambar 4. Pempek. 

Gambar 5. Tahu Aci Tegal. 

Gambar 6. Kue Lapis Kanji. 

Gambar 7. Cireng. 

Gambar 8. Kue Cenil. 

Gambar 9. Pentol Tepung Kanji. 

Potensi hutan sebagai sumber cadangan pangan nasional ini sesuai dengan visi misi WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia). Oleh karena itu, kita perlu menjaga kelestarian hutan sebab hutan bukan saja sebagai paru-paru dunia, pencegah banjir dan erosi, tetapi juga sebagai sumber pangan. Pangan nasional terpenuhi dengan tata kelola hutan yang memadai. Sebagaimana slogan "Hutanku lestari, panganku berdikari". 





Minggu, 26 Januari 2020

CCM (COASTAL CLEANING MOVEMENT) GERAKAN SOSIAL PEDULI KELESTARIAN LINGKUNGAN PANTAI

CCM (COASTAL CLEANING MOVEMENT), GERAKAN SOSIAL PEDULI KELESTARIAN LINGKUNGAN PANTAI
*****
Oleh Dewi Nur Halimah 


Berawal dari sebuah keprihatinan saat mengunjungi Pantai Marina dan Pantai Marun di Semarang, pemuda asal Blora mendirikan CCM (Coastal Cleaning Movement). Saat mengunjungi Pantai, pemuda yang bernama lengkap Dewi Nur Halimah itu melihat banyak tumpukan sampah berserakan dimana-mana, pengunjung dan masyarakat tak peduli akan kebersihan pantai. Kondisi ini mengancam kelestarian lingkungan pantai dan hal inilah yang mendorong pemuda berwajah manis itu mendirikan gerakan sosial peduli kebersihan pantai.

"Saya prihatin melihat sampah berserakan dimana-mana. Sangat kotor sekali. Padahal pantai adalah lambang integritas bangsa. Pantai yang bersih mencerminkan warga yang peduli tanah air dengan menjaga lingkungan," papar Halimah selaku founder CCM (Coastal Cleaning Movement).

Beliau menambahkan bahwa pantai adalah kekayaan alam maritim Indonesia. Sudah seyogyanya masyarakat Indonesia turut melestarikannya dan menjaga kekayaan biodiversitasnya. Bangsa yang peduli lingkungan adalah bangsa yang cinta bangsanya.

Halimah bersama para volunteers bergerak mensosialisasikan pentingnya membuang sampah pada tempatnya ke masyarakat pesisir dan pengunjung wisata pantai. Selain itu, Halimah dan relawan juga aktif terjun lapangan mengumpulkan sampah yang berserakan. Kegiatan CCM ini rutin setiap sepekan sekali yakni pada hari Minggu. Dimana para mahasiswa libur kuliah, jumlah wisatawan pantai meningkat dan jumlah sampah yang berserakan  meningkat.


"Saya mengajak warga dan pengunjung peduli kebersihan pantai dengan membuang bungkus makanan/minuman pada tempat sampah yang disediakan di lokasi wisata. Saya juga menjelaskan pada masyarakat perihal manfaat pantai yang bersih. Beberapa manfaat pantai yang bersih diantaranya: 1). Lingkungan pantai asri, biodiversitas kekayaan laut tidak terganggu karena tidak terjadi pencemaran. Keanekaragaman hayati laut tumbuh subur, 2). Kebersihan pantai adalah lambang integritas bangsa. Pantai yang bersih mencerminkan warga yang peduli lingkungan dan cinta tanah air dengan menjaga keindahan alam dan kekayaan alam yang dimiliki, 3). Kebersihan pantai akan menjadikan pantai indah, rapi, asri sehingga akan meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung. Dampaknya pendapatan daerah meningkat, pendapatan masyarakat sekitar pantai yang berjualan dan menyewakan jasa parkir pun meningkat, 4). Lingkungan pantai lestari karena pantai bersih dari pencemaran akibat sampah yang berserakan. Pencemaran air, tanah dan udara dapat terhindarkan sehingga abrasi pun dapat dicegah," jelas Halimah.

Perempuan Bumi Samin Blora itu berharap bahwa ke depan program CCM ini menjadi wadah yang menyadarkan masyarakat untuk peduli kebersihan pantai. Program CCM bukan saja berfokus pada pengumpulan sampah tapi dapat menjadi bank sampah yang mengelola kerajinan tangan berbahan sampah, sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomi sampah dari yang tidak bernilai menjadi bernilai ekonomi tinggi.

"Kami bersyukur. CCM dapat menyadararkan sebagian masyarakat. Ada yang awalnya membuang sampah sembarangan. Lalu kami memunguti sampah yang notabennya bukan sampah kami. Mereka malu, lalu mengambil sampahnya dan membuangnya di tempat sampah yang disediakan. Artinya program CCM ini menyadarkan sebagian orang untuk peduli kebersihan lingkungan, khususnya lingkungan pesisir pantai," ungkap Jefri Gunawan Manurung, salah satu volunteer CCM (Coastal Cleaning Movement).


CCM (Coastal Cleaning Movement) ini merupakan bentuk pemberian edukasi pada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan pantai. Kebersihan lingkungan pantai adalah salah satu upaya yang efektif untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati. Peduli pantai sama halnya peduli dengan bumi pertiwi sebagaimana pepatah mengatakan "Bersih pantaiku, berseri bumiku". Pelestarian lingkungan adalah bentuk investasi untuk masa depan yang lebih baik. Ini mengajarkan pada generasi mendatang agar peduli menjaga lingkungan untuk keberlangsungan hidup mereka. MSIG melalui program asuransi umum mengajak generasi bangsa untuk peduli pada kelestarian lingkungan. CCM, salah satu wujud nyata aksi peduli kelestarian lingkungan. 

Senin, 20 Januari 2020

Bersyukurlah Maka Hatimu Akan Tenang dan Bahagia

Bersyukurlah maka Hatimu akan 
Tenang dan Bahagia
*****
Blora, 20 Januari 2020


Dear diary digital usangku, suatu saat kisah-kisah nyata perjalananku ini akan terbadikan menjadi bagian dari novelku in syaAllah. Untukmu sobat Halimah, kali ini aku banyak belajar syukur dari observasi (pengamatan) sosial yang kulakukan. Tentang manfaat syukur dan korelasinya dengan hati. 

Perjalanan kali ini aku menjumpai beberapa keluarga. Aku sempat menjumpai keluarga berantem karena ekonomi. Kutanya penghasilannya berapa. Dan betapa terkejutnya aku. Namanya Mr. H (pakai nama inisial saja ya). Dia pekerjaannya membuat danganan atau pegangan sabit. Sehari bisa membuat sekitar 150 danganan, satu danganan harganya 3 rb. Berarti penghasilan per hari sekitar 450 rb. Bagi saya besar. Anehnya kog sampai kebutuhan tak cukup dan masih hutang. 

Disinilah saya mulai merenung. Bapak saya itu penghasilan tak menentu tergantung hasil panen. Kadang keseharian nggak pegang uang, pegangnya pas panen berhasil. Sementara emakku, penghasilan bersih sekitar 50 rb di pasar. Itu pun hanya pon, kliwon, legi. Tapi emak dan bapak selalu merasa cukup. Mereka makan pun tak pernah ngeluh. Alhamdulillah beras punya sendiri hasil panen. Sayur ya apa adanya, ada petani China, terong, singkong, cempokak, rebung ya dimasak. Seadanya yang dipunya. Alhamdulillah cukup ndak ngeluh.

Berhari-hari saya merenung. Lalu kutemui lagi, karyawan pande besi. Penghasilan sekitar 100-200 rb per hari. Tapi mengaku masih kurang. Dan mengeluh bingung ini itulah. Sebenarnya management keuangan mereka bagaimana, penghasilan segitu tidak cukup?. Sebenarnya berapapun penghasilan kita, itu pasti cukup kalau kita hidup sederhana dan banyak syukur. Selain itu pinter management keuangan, pengeluaran harus lebih kecil dari pemasukan atau mentok pengeluaran = pemasukan. Sehingga imbang, syukur-syukur bisa surplus.

Aku berjalan lagi. Ada orang, anggap saja Mr. K. Penghasilan sekitar 500 rb/ hari. Tapi juga punya banyak hutang dan mengeluh kurang. Saya pun heran, hampir 10 orang lebih dengan penghasilan menurut saya besar, kog masih ngerasa kurang, dan banyak hutang. Saya pun mengamati kebiasaan belanja mereka, cara memanage uang, dan menarik kesimpulan. Ternyata mereka semua tidak pernah merasa cukup ya karena pola hidup yang kurang baik, tidak menerapkan menabung meski kecil, boros keuangan, belanja apa saja yang dimau, suka ngutang (gali lubang tutup lubang) untuk beli sesuatu yang bukan primer alias tidak terlalu penting hanya sekedar untuk kesenangan sesaat.

Disinilah saya belajar, kalau rizki diperoleh dengan jalan halal. Lalu setelah memperoleh disyukuri dengan mengucap hamdalah disertai management keuangan yang baik, ya in syaAllah barokah. Bahkan bisa buat nabung dan juga sodaqoh. Budaya boros membeli sesuatu yang tidak penting atau sekedar gaya-gayaan nurutin nafsu itu dihilangkan, nanti in syaAllah barokah. Kalau ngendikan guru saya, rizki barokah itu kalau diperoleh dengan cara halal dan penuh syukur.

Saya berani bilang begini, karena saya sudah mempraktekkan. Penghasilan 10/ hari pernah tahun 2012 selama sebulan, bulan november 2012 saat jadi mahasiswa. Apa saya kekurangan, tidak. Makannya ya ngirit. Nasi masak sendiri, lauk beli 7 ribu buat sehari cukup. 3 ribu nabung. Sampai sekarang yang penghasilan lumayan pun, saya tetap sederhana. Penghasilan saya tidak besar, wong saya cuman guru honorer. Sampingannya yang banyak. Kenapa nyari sampingan? Biar cukup dan tidak banyak ngeluh. Alhamdulillah cukup buat kebutuhan saya, bisa ngirim adek hampir tiap bulan, ngasih bapak ibu, buat sodaqoh. Siapa yang mencukupkan? Allah. Lantaran apa?. Lantaran penuh syukur dan management keuangan yang baik serta tidak pelit sama orangtua dan adek kandung, sama ringan tangan bantu orang juga.

Kalau dipikir secara akal, banyak guru honorer atau guru madrasah itu penghasilannya minim. Tapi barokah. Alhamdulillah bapak saya, penghasilan e nggak seberapa. Saya tahu sendiri, cuman beliau neriman makan apa adanya yang dimasakkan emak. Alhamdulillah cukup, bahkan atas kebaikan allah bisa beli beberapa tanah. Beli tanah lantaran kerja keras mereka, bukan warisan. Menurut saya ya karena barokah. Bapak emak saya orangnya sederhana, suka sedekah semampunya, nggak ngoyo, rajin kerja, ulet. Beliau kalau janji amanah ditepati, kalau berkata bertanggung jawab. Dan mereka tidak suka beli sesuatu dengan hutang. Kata beliau marai kepala pusing hidup banyakan hutang, tidur nggak tenang, ya kalau umur panjang. Kalau mati ninggalin hutang gimana, trus yang ditinggalkan nggak bisa bayar hutang, bisa disiksa malaikat. Lebih baik hidup sederhana asal nggak punya hutang, walau digubug namun ibadah nyaman, tidur terlelap, dan penuh syukur.

Intinya kunci berkahnya rizki:
1. Budayakan beli sesuatu dari nabung, jangan hutang apalagi dari riba atau bahkan dari rentenir. Sudah pasti mencekik kamu. Hutang itu boleh, kalau kepepet banget saja. Ingat, hanya kalau kepepet. Kalau tidak, ya jangan dipepet-pepetkan.
2. Pastikan cara memperoleh rizki dengan cara halal (bukan riba, bukan menipu, bukan merampok, bukan nyogok, bukan berbohong, bukan jual barang haram, bukan menjalani kegiatan haram, bukan nyuri, dll).
3. Selalu syukur dengan rizki yang kamu dapat. Besar maupun kecil ucapkan hamdalah dan syukur sama Allah.
4. Sisihkan penghasilanmu untuk menabung. Jaga jaga, namanya manusia kadang sakit butuh buat beli obat, bisa juga buat investasi beli peralatan jangka panjang, bisnis, tanah, properti, dll.
5. Sempatkan untuk berbagi. Nyenengin orangtua (belikan kesukaan orangtua), nyenengin keluarga, berbagi ke yatim piatu/ dhuafa/ fakir miskin.
6. Hilangkan budaya belanja yang nggak penting. Beli barang yang kamu butuhkan saja. Lebih ya ditabung dan sedekah.
7. Tanamkan prinsip, rizki itu pasti cukup untuk hidup tapi tidak akan pernah cukup untuk gaya hidup. Jangan banyakan gaya, sederhana saja. Bergayalah sesuai kemampuanmu dan tidak melanggar syariat agama 😊

Rabu, 08 Januari 2020

APAPUN PENILAIAN ORANG TENTANGMU, TETAPLAH SELALU BAIK

APAPUN PENILAIAN ORANG TENTANGMU, TETAPLAH SELALU BAIK
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah


Bagaimanakah perasaanmu tatkala kebaikanmu dibalas keburukan? Sedih bukan?. Ya inilah kisah nyataku. Aku berusaha meneladani idolaku sejak kecil, Sayyidatuna Rabi'ah Al Adawiyah. Maqom ridho adalah bagaimana kita bisa bersyukur bukan hanya saat senang (nikmat) tapi juga saat susah (sedih).

Berdamai dengan perasaan, ridho dengan takdir adalah yang terbaik meskipun sulit. Beberapa pengalamanku yang sangat menyakitkan namun aku berusaha membalasnya dengan kebaikan, walaupun perih. Tak jarang aku menangis saat sendiri. Tapi aku berusaha tegar. Aku yakin bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Baik, tak mungkin menguji di luar kemampuanku.

Tahun 2014 aku terpilih mendapatkan beasiswa tissue culture. Dari sekian ratus mahasiswa, yang diambil 3 dan aku mendapatkan yang pertama. Namun sayang, kenikmatan itu memicu satu kakak tingkat iri, sebut saja Miss D. Dia membenciku, menjelek jelekkan namaku dihadapan kakak tingkat. Aku diam, tak membalas. Bagiku Allah adil. Apa aku tak mampu membalas? Sangat mampu tapi aku memilih diam. Bagiku pahala akherat lebih baik. Tidak puas sampai di situ, selama penelitian aku dikerja'in, dia sering melakukan kesalahan dengan Miss E mengatasnamakan aku sehingga selama 1 tahun aku dalam tekanan berat. Dimarahin dosen pembimbing yang memberiku beasiswa, dimarahin atas kesalahan orang lain.

Terimakasih Laila yang selalu setia menemaniku saat air mata terjatuh. Bukan sekali aku dimarahin. Tapi berkali kali. Mulai dari beli bahan penelitian dibatalkan sepihak, akhirnya pihak produsen marah dan yang dimarahin saya pas saya ke sana. Sementara dia tidak cerita kalau ia sudah membatalkan pembelian. Sudah pasti yang kena semprot saya. Lalu lagi, oven dikasih es, jelas error. Oven kog dikasih es batu. Kan konyol. Lagi lagi yang dituduh saya. Bukan hanya itu saja, banyak sekali selama setahun. Panen semprot, yang melakukan kesalahan Miss D dan Miss E. Seandainya saya dendam, membalas balik bisa. Tapi saya tak tega, apa bedanya saya dengan mereka kalau kejahatan dibalas kejahatan. Aku yakin Allah adil. Setiap perbuatan selalu mendapat balasan. Qodarullah Miss E mengalami kendala skripsi tidak lulus-lulus sampai saya lulus, kesulitan beberapa hal. Saya memutuskan penelitian beda karena kapok difitnah terus. Memilih yang memperlakukan saya baik adalah cara terbaik untuk menyembuhkan luka. Sementara Miss D dia mendapatkan balasan, diusir dari Ibu kosnya. Katanya tanpa salah apapun, tiba-tiba diusir karena ada yang mau bayar kos lebih mahal. Barangkali itu balasan Allah, karena dia selalu memfitnahku tanpa aku berbuat jahat ke mereka. Berawal dari iri, berakhir fitnah. Aku justru kasihan, orang yang berbuat kesalahan tapi memfitnah dan tak mau mengakui kesalahannya justru melempar pada orang lain. Tidak ada sedikitpun dendam dariku, bagiku Allah adil.

Kisah kedua, seorang kawan pengangguran. Lalu tak tega, saya pun menarik ia kerja di tempat saya kerja. Qodarullah dia iri sebab jabatan saya lebih tinggi, dekat dengan bos sampai suatu ketika dia mengadu domba saya dengan karyawan lain. Apakah saya dendam? Tidak. Saya mengalah lalu resign. Saat resign, bos menahan saya supaya tidak keluar karena mau promosi jabatan. Tapi daripada difitnah lebih baik mengalah. In syaAllah diganti Allah dengan yang lebih baik. Alhamdulillah lepas resign, langsung diterima tempat kerja lain.

Aku masih ingat, dimana aku didorong-dorong. Dipaksa paksa belanja dan melaksanakan pekerjaan OG dll. Kenangan itu pahit, tapi balasan pasti ada. Kudengar, paska kepergian ku mereka mendapatkan balasan serupa atas kedzalimannya padaku. Mereka belum minta maaf sepenuhnya padaku. Aku berusaha ridho dan melupakannya. Tuhanku tak pernah salah memberikan ujian. Ujian membuatku sabar, melatihku tegar walaupun terkadang hujan air mata.

Banyak sekali kisah kesetiaan persahabatan, dibalas penghianatan. Terkadang seseorang dibantu, membalas kejahatan. Terkadang seseorang berkorban, dibalas dihianati. Ya wajar, barangkali itu cara Allah mengurangi dosa kita. Barangkali itu cara Allah menghibahkan pahala untuk kita. Barangkali musibah itu cara Allah agar kita semakin dekat denganNya, dan lain sebagainya. Husnudzan, fokus berkarya dan menebar kebaikan.

Aku tak mau hanya meminta pada Tuhanku agar aku diberikan kehidupan yang baik. Tetapi aku juga memohon pada Rabbku agar aku diberikan kematian yang baik (mati dalam keadaan islam, iman, dan husnul khotimah). Aku akan belajar untuk selalu berbuat baik meskipun orang buruk padaku. Aku akan berusaha meneladani Sayyidah Rabi'ah Al Adawiyah agar aku ridho menerima musibah sebagaimana aku ridho menerima nikmat. Musibah dan nikmat datangnya pun atas izin Allah swt.

Allah...
Duhai rabbku..
Semoga aku termasuk hamba yang sabar menerima takdirmu
Semoga aku termasuk sebagai hamba yang Engkau cintai
Maafkan lah atas segala dosaku
Bimbing lah aku untuk lapang dada menerima ujianmu
Sesungguhnya tiada Rabb semesta alam melainkan hanya Engkau

Minggu, 05 Januari 2020

SEPUCUK CINTA UNTUK EMAK

SEPUCUK CINTA UNTUK EMAK
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah


Ibuku... 
Beliau adalah anugerah terindah yang kumiliki. Perasaan cinta itu kian dalam tatkala aku bermain dan silaturahmi dengan yatim piatu. Para yatim piatu sangat merindukan ibu bapaknya, tatkala melihat anak yang dimanja, disayang orangtuanya. Hati mereka perih, tak jarang juga menangis. Lalu aku, aku masih memiliki orangtua, aku masih bisa menemuinya, maka akan kumuliakan mereka.

Imam Bashri berkata:
بكى الإمام البصري في جنازة أمه ،
فقيل له : يا إمام ما يبكيك ؟
قال : لا أبكي لموتها 
أبكي لأنه قد أغلق باب من أبواب الجنة !
كذلك تقول الملائكه لابن المتوفيه : ماتت التي كنا نكرمك من اجلها...
اللهم ارحم والدينا كما ربيانا صغارا

Imam Hasan Al-Basri suatu saat didapati menangis dihadapan jenazah ibu beliau.
Seseorang bertanya kepada beliau:
"Wahai Imam, apa yang membuat engkau menangis?" 
Beliau menjawab:
"Bukanlah aku menangis karena wafatnya ibuku semata, tetapi aku menangis karena telah ditutup satu pintu dari pintu-pintu syurga, sebagaimana berkata para Malaikat kepada anak yang ditinggalkan:
Telah wafat ibumu, yang dulunya kami para Malaikat memuliakan kamu sekalian karena sebab dia ibumu". 

Dawuh Imam Bashri sangat menyentuh qolbuku. Ridho ibuku bersama ridho kedua ibuku, wabil khusus emakku (ibuku). Terkadang ketika emak tidur, aku memandangi wajahnya. Ada cinta, ada sedih yang bertahta di hatiku. Sebisa mungkin aku membahagiakan beliau semampuku. Hampir setiap 2 minggu, aku selalu membelikan sembako emak dari hasil jerih payahku kerja. Emak tak meminta, sengaja aku belikan satu kardus besar karena aku tahu belanjaan semua habis. Aku tak suka janji memberi, aku selalu diam diam belanja, tiba tiba barang dan sembako kuberikan beliau. Kulihat wajah beliau bahagia sekali. Dan selalu kuingat doa beliau adalah "Alhamdulillah, barokallah. Semoga jadi bos nduk, kamu penyayang sama keluarga, kucing, adekmu". 

Aku senyum lalu pergi. Aku bukan tipikal anak yang PD bicara langsung. Biasanya untuk mengungkapkan isi hatiku panjang lebar, lewat surat atau diary. Iya aku wanita diary. Aku sangat PD public speaking saat diskusi di forum musyawarah, jadi pembicara ilmu dll. Tapi soal mengungkapkan perasaan, aku canggung jadi aku pilih surat. Beda menyampaikan motivasi/ ilmu dengan menyampaikan perasaan. Ada malu, canggung, takut, kawatir. Nggak bisa diungkapkan. Kalau surat kan enak, kita tak perlu bertatap muka. 

Hari ini kulihat termos emak pecah. Emak sudah kubelikan sembako. Maka diam diam aku punya rencana saat pulang ngelesin untuk membelikan emak hadiah termos dan beli alat alat rumah tangga sederhana. Benar saja, begitu kuberikan. Wajah sumringah terlukis di wajahnya. Entahlah, aku orangnya suka diam - diam kalau memberi. Aku tidak mau bicara kecuali sudah kulakukan. Aku takut ingkar, bukan hanya mengecewakan tapi tanggung jawab di akherat berat. Iya, janji adalah hutang. Jadi lebih baik bukti yang bicara. 

Terkadang saat merenung air mataku menetes. Saat ini usiaku 25 tahun, sudah waktunya aku menikah. Usia 25-27 adalah usia matang menikah. Semoga saja jodohku 2020 yang baik ilmunya, cerdas lagi penyayang padaku, keluargaku dan berakhlakul karimah. Rasanya sedih, suatu saat aku harus ninggalin keluarga dan ikut suami. Bagaimanapun kelak bila sudah menikah, ridho Allah bersama ridho suami. Maka aku tidak mau sembarang asal nikah, sebab suamiku adalah ladang surgaku. Selama ini aku sering bahkan hampir selalu membelanjakan emak sembako, sering ngasih hadiah, uang ke adek, hadiah ke bapak. Besok kalau aku sudah menikah, belum tentu bisa sesering ini aku memberi mereka. Semoga suamiku kelak adalah sosok yang dermawan. Aku memuliakan orangtuanya dan ia memuliakan orangtuaku. Semoga ia tak pelit ke orangtuaku dan tidak pelit diajak berbagi rizki. Mendukung bakat minatku, proyek sosialku, dan membimbingku menuju surganya Allah. 

Kebahagiaanku tak bisa kuungkapkan saat aku melihat emak bahagia menerima hadiah dariku, sembako dariku, adek seneng kukirim biaya sekolahnya, bapak senyum, dan anak anak senyum renyah. Akan ada rindu besar saat nanti surgaku berpindah dari bersamaan ridho orangtua menjadi bersamaan ridho suami. Waktu tenggang sebelum menikah adalah waktu yang benar-benar kumanfaatkan untuk memuliakan dan membahagiakan orangtuaku. Hehe, aku suka tiba tiba memberikan kejutan. Sudah kurencanakan tapi tidak kuceritakan siapapun. Kalau sudah terjadi, bukti akan bicara dengan sendirinya. 

Aku pun saat ini belajar banyak hal, belajar resep masak, cara masak, belajar dandan natural, belajar prakarya dll. Aku harus siap dua duanya, saat suamiku mengizinkanku menjadi wanita karir kelak, in syaAllah aku siap. Seandainya suamiku tidak mengizinkanku menjadi wanita karir, fokus jadi ibu rumah tangga dan fokus ngedidik anak in syaAllah siap. Kan kerja nggak harus keluar rumah, justru bagus buat perempuan. Aku sudah belajar bagaimana bisnis dari rumah, bisnis bimbel, bisnis jasa, bisnis bros, prakarya, dll kan bisa. Bagaimanapun semua harus disiapkan dzahir batin. Bukan soal materi saja dan duniawi, tapi Batiniyah lebih penting. Dan kuusahakan balance antara dzohiriyah dan Batiniyah. 

Bagaimana memuliakan suami dan mendidik anak benar benar ala ummahatul mukminin telah aku pelajari. Semoga atas rahmat Allah, diizinkan menjadi umi solekhah dan zaujati solekhah. Ya, cita citaku sejak kecil adalah memiliki dzuriyah yang cerdas, prestatif, berakhlakul karimah (soleh solekhah). Maka aku siapkan diriku baik baik, yakni belajar sungguh-sungguh. Abah guru selalu bilang, kalau kamu pengen anak anakmu cerdas. Kamu harus cerdas, in syaAllah jodohmu juga cerdas. Memiliki dzuriyah yang cerdas berakhlakul karimah adalah impianku. Pengen punya anak penulis kitab, penulis buku, ulama sekaligus entrepreneur yang berjiwa sosial yang meneladani Sayyidah Khodijah ra dan Sayyidina Utsman bin Affan. Kata abah guru, tirakatnya harus besar. Kelak aku in syaAllah qona'ah sama pemberian suamiku asal dia tanggungjawab. Aku tidak menuntut nafkah harta yang banyak, tapi aku menuntut kehalalan rizki yang digunakan untuk menafkahiku dan anak anakku. Sebab abah guru pernah ngendikan, anak yang dinafkahi dengan harta yang cara memperolehnya syubhat atau haram, nggak akan cerdas dan nggak akan soleh solekhah. Soalnya ilmu adalah Nur, Nur hanya bisa masuk pada jiwa yang terang yakni bukan perut yang memasukkan barang haram. 

Aku akan berusaha semaksimal mungkin semampuku untuk menjadi zaujati muthi'ah untuk suamiku. Menjadi zaujati Fatimah yang cerdas mendidik anak anakku untuk ilmu duniawi dan ukhrowinya. Menjadi zaujati Khodijah yang rela berkorban dan cinta rabb, nabi, dan suaminya. Semoga bisa maksimal membahagiakan orangtua sampai saatnya tiba aku dihalalkan lelaki yang mencintaiku juga aku cintai. Semoga ia yang baik agama, akhlaknya sehingga atas izin rabbku bisa menjadi pembimbing dunia dan akheratku. Aamiin


AJARI MEREKA HUSNUDZAN

AJARI MEREKA HUSNUDZAN
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah


الخطأ الموجود عند معظم الناس أنهم يستمعون نصف الموضوع ، فيفهمون ربعه ثم يحكون أضعافه

Kesalahan yang terjadi pada kebanyakan orang saat ini dikarenakan mereka mendengarkan setengah dari yang diperbincangkan, Kemudian mereka memahami seperempatnya, setelah itu dia menceritakannya dua kali lipatnya kepada orang-orang.

Inna lilahi wa inna ilaihi roji'un. Itulah ungkapan yang ingin kukatakan saat ini. Berita seolah menyayat-nyayat hatiku. Halimah strong, sebuah kata yang kucoba kukatakan ketika hatiku rapuh. Iya, aku punya Allah yang selalu ada menemaniku. 

Bagaimana berita itu tak menyedihkanku. Fitnah tersebar diantara ratusan anak, sekitar 500 anak. Satu pondok tahu semua. Aku tahu ini pun barusan, ketika seorang murid berkata. 

"Bu, ibu terkenal satu pondok. Ibu ada apa sama pak Alif. Pak Alif pulang duluan, nyetater motor kenceng, dipanggil nggak noleh. Padahal biasanya noleh. Sementara bu halimah nangis. Trus anak anak pada sebel sama Bu Bina katanya Bu Bina yang mempengaruhi lomba drama, puisi, kebersihan kelas supaya kelasnya menang. Pak Alif sama Bu Halimah kenapa bu?. Pak Alif kasar ya Bu"

Spontan saya terkejut. Perasaan saya pendiam, yang tahu pun hanya Bu Bina, Pak Udin, hanya itu setahuku. Barangkali saat aku nangis, ada yang nguping atau ada yang memfitnah. Justru aku kasihan bu Bina, dituduh memprovokatori juri, padahal TIDAK. Kasihan. 


Maka Kujawab... 
"Anak-Anak, boleh ibu luruskan berita itu. Ibu yang tahu dan mengalami kalian jangan menduga-duga. Dosa" 

"Boleh bu, jelaskan saja bu" jawab anak anak. 

"Tolong kalau ada yang bahas ini, berita ini diluruskan ya itu fitnah. Jangan ikut menyebarkan fitnah. Fitnah lebih kejam dari pembunuhan. Jangan menggunjing gurumu sekalipun ia salah sebab gurumu adalah yang mendidikmu. Tetap tidak boleh di ghibah. Dosa. Dosa fitnah itu bahaya, siksanya di akherat berat. Kalian salah, kalian telah menuduh bu Bina. Bu Bina sama sekali tidak memprovokatori juri lomba puisi, drama, kebersihan. Lomba fair penilaian juri. Itu fitnah. Adapun yang kalian lihat tentang Pak Alif. Pak Alif marah besar karena beda pendapat dalam penjurian dengan Bu Halimah. Bu Halimah sudah mengalah, memakai pendapatnya pun tidak papa. Tapi bu Halimah dipisuhi, itu yang membuat Bu Halimah nangis. Tapi alhamdulillah sudah baik, Bu Halimah sudah memaafkan beliau. Saya mohon tidak ada yang su'udzan sama Bu Bina, dan tak ada yang menyakiti Pak Alif. Barangkali beliau khilaf, makanya misuh. Tapi sebenarnya beliau baik, buktinya mau mau minta maaf kan. Setiap orang pernah salah, wajar. Namanya juga kebawa emosi. Toh sudah Ibu Maafkan. Barangkali BU halimah juga pernah marah, walaupun ibu kontrol. Hormati guru gurumu, jangan menyebar fitnah. Kasihan bu Bina. Kasihan Pak Alif, kasihan juga Bu Halimah. Bu Halimah, justru heran. Darimana berita itu hingga nyebar?" tanyaku. 

"Dari kelas 9 Bu sama dari siapa gitu."

"Pesanku, jangan ghibah in gurumu kalau pengen berkah ilmumu. Lalu jangan sekali kali ikut menyebarkan fitnah, terimakasih sudah tabayun. Pak Alif Baik, bu Bina Baik, Bu Halimah juga baik. Semua mendidikmu. Orang marah ya wajar, kita pun pernah marah kan. Lebih baik habiskan waktumu buat belajar. Kalau ada berita jangan langsung dipercaya, teliti kebenarannya. Jangan sampai ikut menyebarkan berita yang belum tentu benar. Apalagi bukan dari sumber tanpa bukti"

"Iya bu" 

Aku juga heran. Apa apa Tentang ku menyebar cepat sekali. Ada yang bikin isu aku 2019/2020 nikah juga. Padahal aku diam aja. Ya ku aamiinkan barangkali diijabah Allah. Info aku ditemui menteri juga nyebar cepat. Padahal yang tahu hanya segelintir orang. Ya sudah. Sabar. Semua ada hikmahnya. Di ghibah adalah cara Allah mengurangi dosa kita. Aku selalu husnudzan in syaAllah bahwa barangkali orang saat ini buruk karena khilaf, in syaAllah ketika Allah bukakan pintu hidayah, ia pun bisa jadi baik bahkan bisa lebih baik dari kita. Kita tak boleh merasa baik. Selalu berusaha baik, husnudzan meskipun perlakuan orang lain buruk. Selalu menebar kebaikan dan manfaat semoga kelak wafat dalam kondisi tetap iman, islam, husnul khotimah. 

Kamis, 02 Januari 2020

Berani Berjanji Berani Menepati

BERANI BERJANJI BERANI MENEPATI
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah


Aku sering bernadzar dan berjanji pada diriku, tapi alhamdulillah atas rohmat Allah melalui usaha maksimal, aku bisa menepatinya. Salah satunya adalah janjiku bahwa setelah lulus kuliah, akulah yang membantu biaya sekolah adekku. Aku sangat sayang dengan adek kandungku, dan aku sering pasang badan untuk melindunginya. Pada hakekatnya aku adalah perantara, tetap yang melindungi adekku adalah Rabbku. 

Adekku alhamdulillah hampir tiap bulan kukirim. Alhamdulillah rizkiku pinaringan lancar. Penghasilanku tidak banyak, tapi penuh keberkahan. Setiap aku ada rizki kusisihkan buat kukirim adek, biar dia tidak kekurangan biaya nyantri dan sekolah. Dan hal yang aku pinta darinya. 

"Dek mbak jungkir balik kerja buat kamu. Jadilah orang cerdas yang berakhlakul karimah. Jangan kecewakan mbak. Harus berhasil tolabil ilmi"

Setiap adek dijenguk emak atau bapak, aku menitip uang buat dia karena kegiatan. Kadang uang hadir, makanan hadir, kado hadir tetapi akunya tidak hadir karena aku harus mengajar, kerja part time, belajar, juga kegiatan sosial, silaturahmi guru yang juga padat. Dia maklum, sebagai cintaku biasanya kukirim surat. Aku wanita surat, tiap kali tidak sempat ngomong langsung, surat kuselipkan bersama hadiah yang kuberikan.

Aku bersyukur, saat ada rizki bisa membelikan peralatan rumah tangga, sembako buat emak. Bisa kirim adek. Dan bisa beli banyak jajan buat kegiatan sosial semampuku sama anak anak banyak. Aku seneng banget kalau solawatan bareng banyak sibyan lalu habis itu makan jajan bareng-bareng.

Adek selalu sungkan kalau minta emak sesuatu. Biasanya ditahan, ya karena dia tahu. Emak dan bapak petani, yang penghasilan bergantung pada hasil panen. Makanya dia berbisik aku kalau kujenguk, atau sms menggunakan hp pondok. 

"Mbak, adek butuh kitab ini ini (disebutkan nama kitabnya semua yg dibutuhkan), kebutuhan pondok (seperti alat mandi dll yg dibutuhkan)"

Lalu aku kirim. Aku tidak pelit sama dia, soalnya aku sayang banget sama dia. Permintaanku satu, kelak jadilah insan yang ngalim dan berakhlakul karimah. Ilmunya ditularkan mbak. Aku semangat nyekolahin orang yang sekolah sungguh sungguh, cerdas, sopan banget supaya bisa jadi amal jariyah ku. Kalau nyekolahin, orangnya sungguh-sungguh kan senang.

Aku selalu berusaha maksimal agar janji-janjiku kupenuhi. Aku kawatir, sebab janji adalah hutang. Kalau tidak kupenuhi di dunia, misal aku ditagih di yaumil hisab. Betapa remuk aku di hadapan Allah. Jadi janji harus dicatat dan ditepati. Semoga atas rohmat Allah, kelak saat wafat aku tidak meninggalkan hutang dan semua janjiku terpenuhi. Semoga wafat dalam keadaan tetap iman, islam, husnul khotimah.


Kamis, 19 Desember 2019

HADIAH UNTUK IBU

HADIAH UNTUK IBU
*****




Kamis, 19 Desember 2019, aku merasakan bahagia dengan hati yang berbunga bunga. Sore ini aku menerima salary dari privat. Iya aku bahagia, hampir tiap 2 minggu sekali aku berusaha membelikan sembako dan kebutuhan rumah tangga untuk Ibu sekedar untuk menyenangkannya. Aku ingin benar-benar menjadi waladun solekhah sebelum menjadi zaujati solekhah. 

"Siapa yang aku bahagiakan jika bukan kedua orangtuaku dan adek kandungku. Melihat senyum merekah mereka adalah kebahagiaanku. Saat ini surgaku masih dibawah ridho ibu bapakku. Nanti, saat aku sudah nikah, surgaku sudah berubah di bawah ridho suamiku. Kelak aku pun akan memuliakan ibu mertuaku sebab ia telah merawat lelaki yang mencintaiku dan aku cintai"

Betapa bahagianya ibu begitu kubawakan sekardus besar sembako semua. Kulihat matanya berbinar-binar memancarkan kebahagiaan. Semoga bahagianya ibu menjadi jalan ridho Allah padaku. Aku sendiri tak bisa membayangkan. Saat ini aku sering dipeluk ibuku, saat nikah nanti aku akan jauh dari ibuku. Saat kecil hingga usia 25 tahun, yang merawat, mendidik ilmu dan akhlak, membesarkan adalah ayahku, tapi kelak aku akan dibawa suamiku. Lelaki yang meminta aku pada ayahku. Semoga lelaki itu adalah lelaki yang aku cintai dan mencintaiku.

Ya Allah semoga kelak lelaki yang mencintaiku dan aku cintai juga memuliakan kedua orangtuaku, mertuaku menyayangiku. Dan aku pun akan memuliakan ibu dari suamiku. Akan ku aksi Allan masa lajangku untuk berbakti, belajar, berbagi kebahagiaan sama keluarga, peduli sosial. Semoga keberkahan untukku dunia akherat. Semoga rahmat Allah tercurah atas Nabi Muhammad saw sebagai nabi akhirus zaman, kekasih Allah. Semoga tercurah pada para ummahatul mukminin, para sohabat, para waliyullah dan wabil khusus pada kedua orangtuaku. Semoga kelak aku memiliki dzuriyah yang cerdas, cerdas, soleh solekhah sehingga menjadi bekalku dunia akherat. Lahul fatekhah. Aamiin

BAROKAH MENGALAH

BAROKAH MENGALAH
*****



Senin, 16 Desember 2019. Aku menjadi juri lomba drama. Di sana ada 2 juri yakni aku dan pak Alif. Aku bahagia menyaksikan ternyata banyak anak-anak yang berbakat dan memiliki kreativitas yang bagus. Qodarullah, kebahagian itu musnah tatkala tiba-tiba Pak Alif marah karena beda pendapat. Aku pun mengalah, misal yang menang sesuai keputusan dia tidak masalah. Untuk apa persoalan sepele dibesar-besarkan. Tidak puas dengan emosi, tidak kuladeni. Beliau mengumpat dan mengataiku "Anjing, tai, dancuk". Awalnya aku diam saja. Tapi entah kenapa dipisuhi itu rasanya sakit hingga tak kuasa air mataku berjatuhan. Aku diam, tapi air mataku berjatuhan.
"Aku sudah mengalah, mengapa masih belum puas. Menghina, menghina didiamkan tak puas masih misuh".

Aku berusaha menahan air mataku tak berjatuhan. Aku berusaha tegar, bagaimanapun di pisuhi artinya disodaqohi pahala. Aku berusaha husnudzan. Dipisuhi, diumpat. Alhamdulillah ada 3 kawan yang memotivasi. Dan malam harinya, pak alif minta maaf. Iya in syaAllah kumaafkan. Barokah mengalah, beliau akhirnya sadar bahwa ucapannya sangat melukaiku.

Ada bu bina, pak udin, bu Yuni yang menyemangatiku saat aku benar benar down. Bagaimanapun berkata perlu dijaga, terpelesetnya lidah bisa melukai perasaan hingga ke relung yang terdalam. Aku memaafkan sebelum beliau minta maaf. Mengapa aku mudah memaafkan? Karena yang disakiti aku, hatiku mudah meridhokan. Namun saat yang disakiti ibu, bapak atau adekku mungkin akan lebih sakit bagiku. Semua mengandung hikmah, ujian melatihku sabar dan tegar. 

Jumat, 15 November 2019

STORY OF AKSESORIS

STORY OF AKSESORIS
*****
Catatan Dewi Nur Halimah 


Jombang, 12 November 2019, aku membeli AKSESORIS. Ya, aku suka sekali dengan jam tangan, pitek kuku, gelang, henna, bross, dan hiasan jilbab dan tangan. Sekitar jam 8 malam aku membeli itu, kebetulan warnanya unik, langka dan imut di tanganku. Aku sudah hunting AKSESORIS itu di Blora, di Rembang tiap ada acara, tapi tidak sebagus di Jombang. Warnanya, bentuknya, bagus yang di Jombang.

Baru dua hari aku memakai, Rabu dan Kamis. Jumatnya aku pakai, namanya barang kesukaan pasti kupakai trus. Apalagi manis kan di tanganku. Jam yang kupakai diminta saudara. Nah AKSESORIS yang kupakai, pas anak kecil lihat bilang.

"Mbak Halimah yang ditangannya bagus banget deh, aku suka. Boleh aku minta," kata anak kecil berusia 7 tahun itu padaku.

Gumamku dalam hati... 
"Yah. Jam tangan baru beli diminta saudara. Nah ini gelang imut baru pakai 2 hari juga diminta anak. Padahal aku hunting dua duanya susah. Di Blora dan Rembang jelek jelek, banyak yang tak manis saat kupakai. Tapi, tapi Sayyidatuna Fatimah dan Rosulullah saw itu dermawan. Toh sekiranya aku berikan, harga di bawah 100 rb, masih bisa beli lagi kan walaupun nggak tahu ke Jombang lagi atau ke Semarang kapan".

Akhirnya saat itu juga AKSESORIS tanganku kulepas dan kuberikan 2 orang yang meminta. Ada rasa, yah aku harus melepas barang kesayanganku. Tapi ada rasa bahagia juga, Rosulullah itu dulu kalau barang dipuji, diminta sohabat diberikan. Selama aku masih mampu beli lagi ya, in syaAllah kuberikan. Tapi kalau yang diminta HP, motor, atau leptop. Karena aku belum bisa beli baru, ya mohon maaf belum kuberi. Kecuali aku rizkinya melimpah, ada yang minta sekiranya rizki banyak banget, ya kuberi. 

Terkadang aku melepaskan yang aku cintai, semata untuk meniru Sayyidatuna Fatimah. Aku pernah di dompet tinggal 170 ribu, ada santri yang butuh beli alat pondok. Dia nggak ada uang, sementara aku belum makan. Uang 160 ribu tak belanjakan kebutuhan pondok. Nah dia senyum, lalu lihat di dompetku sisanya 10 rb tok haha. 

Dia tanya... 
"Mbak Halimah uangnya habis buat aku. Tinggal sepuluh ribu tok. Mbak trus gimana?"

"Santuy dek. Rizki dijamin Allah. Kebetulan kebutuhan primer mbk udah mbak beli semua. Jadi santai ya Hehe," padahal aku muter otak gimana caranya dapat uang lagi, tapi HARUS halal dan toyyib.

Alhamdulillah paska ngasih itu santri, job ngelesin, job jasa pinaringan lancar. Jadi bisa buat aku pegang uang lagi. Aku biasanya lihat lihat, kalau santri itu baik, kalem, sinaune tenanan dimodali kan nggak papa buat investasi akherat. Toh dia sekolah tenanan. Aku suka banget santri yang cerdas, kalem, tenanan, kalau ngendikan pakai krama inggil, pokoknya cerdas berakhlakul karimah. Suka banget. Modalin kayak gitu nggak rugi, apalagi kalau santrinya nggak mampu atau yatim. In syaAllah berkah. 

Ya kan yang perlu dibantu tetap yang membutuhkan. Tapi di Qur'an juga ada skala prioritasnya, siapa yang perlu didahulukan:
1. Ibu, Bapak. Kalah bapak ibu tidak mampu, kamu udah berhasil. Angkat derajat dan muliakan orangtua. Jangan kebalik, pas berhasil orangtua ditelantarkan. 
2. Saudara kandung yang butuh pertolongan. 
3. Kerabat dekat yang tidak mampu. 
4. Tetangga dekat yang tidak mampu. 
5. Yatim Piyatu
6. Fakir Miskin
7. Dhuafa
8. Sibyan
9. Orang berkebutuhan khusus

Jadi kalau ada skala prioritas berbasis Qur'an, kita melakukan sesuatu itu enak. Ada pedomannya, siapa yang perlu diprioritaskan. Terkadang aku harus melawan nafsu, karena sering kali barang kesayanganku. Baju, jilbab, jam tangan, gelang, bross yang baru kupakai diminta saudara, sibyan. Semua akan indah pada waktunya. Terkadang aku suka nangis kalau tahu cerita Sayyidatuna Fatimah ra. Membaca manaqib Sayyidah Fatimah ra itu masya Allah. Nggak kerasa air mata berjatuhan, baiknya itu loh masya Allah. Beliau pernah memberikan kalung kesayangannya, kenangan pemberian sang bunda Sayyidatuna Khodijah ra pada pengemis. Qodarullah apa yang dikorbankan, dibalas Allah dengan baik. Fakir miskin itu membawa kalung pemberian Sayyidah Fatimah ke pasar, ada sohabat yang tahu. Soalnya fakir miskin itu mengatakan:
"Aku menjual kalung. Kalung ini dari Sayyidatuna Fatimah, anak Rosulullah. Siapa yang berani membelinya paling tinggi, aku berikan. Aku lelang kalung ini"

Sontak sohabat yang tahu bahwa itu kalung Sayyidatuna Fatimah. Langsung dibeli dengan harga paling tinggi. Pengemis itu kegirangan, dia tidak lagi kelaparan, bisa beli baju, makanan, kebutuhan pokok. Dan kalung itu dibeli sohabat. Lalu sohabat memberikan kalung itu pada Rosulullah saw. Rosulullah saw diberikan pada Sayyidatuna Fatimah. In syaAllah pengorbanan tiada yang Allah swt sia-siakan. Kalau manusia bisa seperti kacang lupa akan kulitnya, tapi tidak dengan Allah. Allah membalas dengan berlipat apa yang kita lakukan. Maha Baik Allah swt. Dari sinilah aku banyak belajar.