HALIMAH BINTI MASDARI

Kamis, 19 Desember 2019

BAROKAH MENGALAH

BAROKAH MENGALAH
*****



Senin, 16 Desember 2019. Aku menjadi juri lomba drama. Di sana ada 2 juri yakni aku dan pak Alif. Aku bahagia menyaksikan ternyata banyak anak-anak yang berbakat dan memiliki kreativitas yang bagus. Qodarullah, kebahagian itu musnah tatkala tiba-tiba Pak Alif marah karena beda pendapat. Aku pun mengalah, misal yang menang sesuai keputusan dia tidak masalah. Untuk apa persoalan sepele dibesar-besarkan. Tidak puas dengan emosi, tidak kuladeni. Beliau mengumpat dan mengataiku "Anjing, tai, dancuk". Awalnya aku diam saja. Tapi entah kenapa dipisuhi itu rasanya sakit hingga tak kuasa air mataku berjatuhan. Aku diam, tapi air mataku berjatuhan.
"Aku sudah mengalah, mengapa masih belum puas. Menghina, menghina didiamkan tak puas masih misuh".

Aku berusaha menahan air mataku tak berjatuhan. Aku berusaha tegar, bagaimanapun di pisuhi artinya disodaqohi pahala. Aku berusaha husnudzan. Dipisuhi, diumpat. Alhamdulillah ada 3 kawan yang memotivasi. Dan malam harinya, pak alif minta maaf. Iya in syaAllah kumaafkan. Barokah mengalah, beliau akhirnya sadar bahwa ucapannya sangat melukaiku.

Ada bu bina, pak udin, bu Yuni yang menyemangatiku saat aku benar benar down. Bagaimanapun berkata perlu dijaga, terpelesetnya lidah bisa melukai perasaan hingga ke relung yang terdalam. Aku memaafkan sebelum beliau minta maaf. Mengapa aku mudah memaafkan? Karena yang disakiti aku, hatiku mudah meridhokan. Namun saat yang disakiti ibu, bapak atau adekku mungkin akan lebih sakit bagiku. Semua mengandung hikmah, ujian melatihku sabar dan tegar. 

Tidak ada komentar :