HALIMAH BINTI MASDARI

Kamis, 02 Januari 2020

Berani Berjanji Berani Menepati

BERANI BERJANJI BERANI MENEPATI
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah


Aku sering bernadzar dan berjanji pada diriku, tapi alhamdulillah atas rohmat Allah melalui usaha maksimal, aku bisa menepatinya. Salah satunya adalah janjiku bahwa setelah lulus kuliah, akulah yang membantu biaya sekolah adekku. Aku sangat sayang dengan adek kandungku, dan aku sering pasang badan untuk melindunginya. Pada hakekatnya aku adalah perantara, tetap yang melindungi adekku adalah Rabbku. 

Adekku alhamdulillah hampir tiap bulan kukirim. Alhamdulillah rizkiku pinaringan lancar. Penghasilanku tidak banyak, tapi penuh keberkahan. Setiap aku ada rizki kusisihkan buat kukirim adek, biar dia tidak kekurangan biaya nyantri dan sekolah. Dan hal yang aku pinta darinya. 

"Dek mbak jungkir balik kerja buat kamu. Jadilah orang cerdas yang berakhlakul karimah. Jangan kecewakan mbak. Harus berhasil tolabil ilmi"

Setiap adek dijenguk emak atau bapak, aku menitip uang buat dia karena kegiatan. Kadang uang hadir, makanan hadir, kado hadir tetapi akunya tidak hadir karena aku harus mengajar, kerja part time, belajar, juga kegiatan sosial, silaturahmi guru yang juga padat. Dia maklum, sebagai cintaku biasanya kukirim surat. Aku wanita surat, tiap kali tidak sempat ngomong langsung, surat kuselipkan bersama hadiah yang kuberikan.

Aku bersyukur, saat ada rizki bisa membelikan peralatan rumah tangga, sembako buat emak. Bisa kirim adek. Dan bisa beli banyak jajan buat kegiatan sosial semampuku sama anak anak banyak. Aku seneng banget kalau solawatan bareng banyak sibyan lalu habis itu makan jajan bareng-bareng.

Adek selalu sungkan kalau minta emak sesuatu. Biasanya ditahan, ya karena dia tahu. Emak dan bapak petani, yang penghasilan bergantung pada hasil panen. Makanya dia berbisik aku kalau kujenguk, atau sms menggunakan hp pondok. 

"Mbak, adek butuh kitab ini ini (disebutkan nama kitabnya semua yg dibutuhkan), kebutuhan pondok (seperti alat mandi dll yg dibutuhkan)"

Lalu aku kirim. Aku tidak pelit sama dia, soalnya aku sayang banget sama dia. Permintaanku satu, kelak jadilah insan yang ngalim dan berakhlakul karimah. Ilmunya ditularkan mbak. Aku semangat nyekolahin orang yang sekolah sungguh sungguh, cerdas, sopan banget supaya bisa jadi amal jariyah ku. Kalau nyekolahin, orangnya sungguh-sungguh kan senang.

Aku selalu berusaha maksimal agar janji-janjiku kupenuhi. Aku kawatir, sebab janji adalah hutang. Kalau tidak kupenuhi di dunia, misal aku ditagih di yaumil hisab. Betapa remuk aku di hadapan Allah. Jadi janji harus dicatat dan ditepati. Semoga atas rohmat Allah, kelak saat wafat aku tidak meninggalkan hutang dan semua janjiku terpenuhi. Semoga wafat dalam keadaan tetap iman, islam, husnul khotimah.


Tidak ada komentar :