HALIMAH BINTI MASDARI

Sabtu, 26 Maret 2016

UNHAS PERKUAT KERJASAMA DENGAN ALUMNI DALAM MENGHADAPI PTN-BH UNHAS

UNHAS PERKUAT KERJASAMA DENGAN ALUMNI DALAM MENGHADAPI PTN-BH UNHAS DAN MENJAWAB TANTANGAN MASYRAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) DENGAN MENCETAK LULUSAN SARJANA YANG BERKUALITAS         

Pada usia ke 60 tahun, Universitas Hasanuddin atau yang lebih dikenal dengan nama UNHAS telah memasuki konsep PTN-BH (Perguruan Tinggi Negeri-Badan Hukum). PTN-BH (Perguruan Tinggi Negeri-Badan Hukum) ini berbeda halnya dengan PTN-BLU (Perguruan Tinggi Negeri-Badan Layanan Umum). Bila PTN-BH bersatus berbadan hukum, maka lain halnya dengan PTN-BLU yang bersatus satuan kerja kementerian teknis. PTN-BH memiliki otonomi yang luas dalam wewenang pengelolaan akademik maupun non akademik dan kemandirian tata kelola keuangan, sedangkan PTN-BLU masih dominan campur tangan pemerintah dalam tata kelola dan keuangan.
Transformasi sistem perguruan tinggi UNHAS dari PTN-BLU menjadi PTN-BH tentu memiliki banyak pola perubahan baik dari segi status, wewenang pengelolaan, visi misi, anggaran PTN, belanja, pendapatan, tarif, aset (Pencatatan, pengelolaan, pengalihan, dan penghapusan), pemeriksaan dan pengawasan. Perubahan status dari PTN-BLU menjadi PTN-BH ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kekurangannya yaitu akan muncul kekhawatiran pada masyarakat akan biaya kuliah yang tinggi seperti pada masa BHMN dan komersialisasi pendidikan tinggi. Namun, kendati demikian sebagai antisipasi kekhawatiran mayarakat akan biaya kuliah yang menjadi mahal bahkan sangat mahal, pemerintah menetapkan kebijakan uang kuliah tunggal (UKT). Dengan sistem tersebut, pemerintahpun dapat turut serta mengawasi jumlah uang yang dibayarkan setiap mahasiswa ke perguruan tinggi. Sistem uang kuliah tunggal (UKT) diharapkan mampu mengontrol wewenang perguruan tinggi agar tidak otoriter dalam menentukan uang kuliah yang harus dibayarkan para mahasiswa.
Dibalik kekurangan yang memunculkan keresahan dan kekhawatiran masyarakat, sistem PTN-BH ini juga memiliki banyak keunggulan. Dalam bidang akademik, PTN-BH memiliki otoritas dalam membuka dan menutup program studi. Sedangkan dalam bidang non-akademik yang meliputi administrasi dan keuangan, PTN-BH memiliki otonomi untuk melakukan rekrutmen sumber daya manusia. Di bidang keuangan PTN-BH mempunyai keleluasaan untuk mengelola sendiri keuangannya secara mandiri meskipun dilaporkan kepada Kementerian Keuangan. Sistem PTN-BH memberikan kewenangan pada mahasiswa, alumni, masyarakat dan stakeholder terkait untuk memiliki keterwakilan dalam Majelis Wali Amanat. Hal ini berarti mahasiswa juga mempunyai andil yang cukup besar dalam menentukan Rektor Perguruan Tinggi. Selain lebih demokratis, hal ini juga memungkinkan terjadinya desentralisasi serta check and balence dalam pengawasan dan pengelolaan PTN BH.
Transformasi UNHAS menjadi PTN-BH akan dihadapkan pada berbagai tantangan, terlebih saat ini Indonesia telah memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Persaingan yang datang dari berbagai penjuru baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Ketika UNHAS telah berstatus PTN-BH, maka UNHAS dihadapkan pada keuangan UNHAS harus stabil sebab PTN-BH  sudah dianggap mandiri dan tidak dibiayai negara. Di samping itu, intervensi pemerintah terhadap  terhadap perguruan tinggi juga berkurang dengan tujuan agar perguruan tinggi dapat bekerja secara otonomis mengikuti mekanisme pasar. Meskipun demikian, perguruan tinggi juga harus dipertahankan menjadi organisasi non-for-profit yang bersaing melalui mekanisme pasar untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan. Otonomi yang diberikan pemerintah pada PTN-BH merupakan salah satu bentuk dukungan pemerintah terhadap pendidikan tinggi dan pengembangan IPTEK, tentu saja setiap perguruan tinggi memiliki kapasitas dan kapabilitas masing-masing sehingga setiap kebijakan perlu disesuaikan dengan kondisi masing-masing.
Sebagai PTN-BH, UNHAS memiliki banyak tantangan dimana harus meningkatkan kualitas pelayanan dan efisiensi kerja serta dituntut untuk mencetak generasi intelektual yang berkualitas. Dalam meningkatkan kualitas pelayanan, UNHAS sudah seyogyanya mencetak generasi muda yang memiliki daya saing tinggi sehingga mampu bersaing di kancah regional, nasional, maupun internasional. UNHAS diharapkan bisa dijadikan sebagai pusat unggulan dalam pengembangan insani, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya berbasis Benua Maritim Indonesia (BMI). UNHAS jua dituntut untuk mampuk merealisasikan misi UNHAS. Misi UNHAS diantaranya untuk : [1] menyediakan lingkungan belajar  yang berkualitas untuk mengembangkan kapasitas pembelajar yang adaptif-kreatif; [2] melestarikan, mengembangkan, menemukan, dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya; [3] menerapkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya berbasis dan untuk kemaslahatan Benua Maritim Indonesia.
Dalam upaya mewujudkan visi dan misi UNHAS, perlu adanya kerjasama antara beberapa pihak diantaranya stakeholder UNHAS, dosen, alumni, mahasiswa, karyawan dan masyarakat. Hal utama yang perlu diperkuat adalah kerjasama antara alumni dan UNHAS dalam mencetak lulusan sarjana UNHAS yang berkualitas. Dalam upaya menjaga eksistensi UNHAS dimata masyarakat, UNHAS perlu meningkatkan kualitas terutama mencetak generasi yang berdaya saing tinggi. Dalam hal ini, UNHAS memiliki andil yang besar dengan menyatukan para civitas akademika untuk bersatu dan bekerjasama mewujudkan visi dan misi UNHAS. Civitas akademika yang mencakup para dosen, karyawan, mahasiswa, dan stakeholder terkait diharapkan mampu menciptakan situasi yang kondusif. Selain itu, untuk menunjang keberhasilan PTN-BH dalam mengelola keuangan, perlu diterapkannya prinsip akuntabilitas dan kehati-hatian dalam mengelola keuangan serta perlu disiapkan auditor eksternal untuk mengaudit sirkulasi keuangan.  
UNHAS jua perlu memperkuat jalinan kerjasama dengan alumni dalam upaya meningkatkan kualitas UNHAS menjadi lebih baik yakni universitas yang menjadi pusat unggulan IPTEK, seni, dan budaya yang berbasis kemaritiman. Dalam upaya mencetak lulusan yang berkualitas, UNHAS dan alumni bekerja sama dalam mempersiapkan lulusan sarjana UNHAS yang siap kerja dengan memberikan bebrapa pelatihan. UNHAS sebagai mediator yang melakukan seleksi pada lulusan sarjana untuk nantinya diberi pelatihan sebelum memasuki dunia kerja, sementara alumni berkontribusi besar sebagai fasilitator yang menjembatani para lulusan sarjana UNHAS dalam memperoleh pekerjaan. Selain itu, alumni juga berperan sebagai donatur bagi mahasiswa berprestasi UNHAS yang lolos sebagai finalis dalam ajang perlombaan di luar negeri. Lulusan sarjana UNHAS harus mampu bersaing dikancah dunia. Dengan kata lain lulusan sarjana UNHAS mampu bersaing dengan kompetitor dari berbagai negara. Persiapan SDM unggul lulusan sarjana UNHAS dilakukan dengan memberikan pelatihan soft skills pada lulusan sarjana UNHAS yang mencakup 3 hal yakni:
1.      Pelatihan TOEFL (TOEFL Training)
Lulusan sarjana UNHAS harus memiliki kemampuan berbahasa inggris dengan baik. Hal ini mengingat bahwa bahasa inggris merupakan bahasa Internasional yang digunakan sebagai bahasa pemersatu antar berbagai negara. Tak hanya itu, kemampuan berbahasa inggris yang baik juga perlu mengingat pesaing lulusan sarjana UNHAS dalam dunia kerja bukan hanya dari kalangan kampus UNHAS saja melainkan dari berbagai kampus ternama di Indonesia seperti UI, ITB, IPB, ITS, UGM, UNPAD, UNAIR, UNDIP, dan lain-lain bahkan pesaing dari negara lain. Sehingga, dalam hal ini bahasa inggris merupakan keterampilan mutlak yang harus dimiliki lulusan sarjana UNHAS.
2.      Pelatihan Psikotes (Psychological Training)
Pelatihan psikotes penting diberikan pada lulusan sarjana UNHAS. Hal ini karena tes psikotes merupakan seleksi awal dalam dunia kerja yang jua menentukan apakah pelamar layak diterima sebagai karyawan atau bagian dari perusahaan ataukah tidak. Selain itu, tes psikotes juga digunakan sebagai bagian dari seleksi beasiswa LPDP ataupun beasiswa yang lain bagi lulusan sarjana yang hendak melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
3.      Pelatihan Wawancara dan Leaderless Group Discussion (Leaderless Group Discussion and Interview Training).
Pelatihan wawancara dan Leaderless Group Discussion sangat penting dilakukan karena baik dalam seleksi beasiswa studi lanjut maupun seleksi kerja, tahap wawancara dan Leaderless Group Discussion ini memberikan sumbangan yang besar yang menentukan apakah pelamar dinyatakan lolos ataukah tidak. Tahap wawancara dan Leaderless Group Discussion ini memberikan kontribusi sebanyak 60% yang menentukan keberhasilan atau kegagalan pelamar. Sehingga dengan adanya pelatihan wawancara dan Leaderless Group Discussion ini dapat membentuk lulusan sarjana UNHAS yang unggul dan berprestasi.
   Dengan kerjasama yang baik antara beberapa pihak terutama kerjasama antara UNHAS dan alumni, diharapkan UNHAS mampu menjawab tantangan global sebagai universitas yang unggul, mandiri, dan berbasis kemaritiman. Perubahan status UNHAS menjadi PTN-BH nantinya diharapkan agar mendorong UNHAS semakin jaya karena semakin memiliki keleluasaan wewenang. UNHAS mampu mencetak generasi muda yang kompetitif dan berdaya saing tinggi. Di usia yang semakin bertambah, UNHAS semakin berdikari seiring perkembangan kemajuan zaman…!!!...:)                        
#60tahunUNHAS
#UNHASjaya
#UNHASberdikari        


Tautan terkait:





Senin, 18 Januari 2016

Mau Bertanya, Tercapai Tujuan dan Malu Bertanya, Tersesat di Jalan

Mau Bertanya, Tercapai Tujuan
Malu Bertanya, Tersesat di Jalan


“Malu bertanya sesat di jalan”.
Peribahasa tersebut bukanlah sembarang peribahasa, melainkan sebuah kalimat yang tersirat penuh makna. Hal tersebut dianalogikan dengan sebuah perjalanan. Ketika anda pergi ke suatu tempat, sementara anda tak mengerti arah jalan menuju tempat tersebut, maka anda harus berani bertanya pada orang-orang di sekitar tentang arah jalan untuk mencapai alamat tersebut. Ketika anda merasa malu dan tak mau bertanya, maka tak heran ketika anda tersesat dan kesasar ke tempat lain. Demikian pula dengan ilmu, ketika anda tak mengerti dan tak memahami suatu pengetahuan maka jangan segan untuk bertanya. Sekilas terkesan sepele, namun menguak arti yang sangat mendalam. Dari bertanya, maka diketahuilah adanya suatu permasalahan, dari permasalahan maka akan ditemukan solusi pemecahan masalahnya.
Mengembangkan kemampuan bertanya seseorang merupakan soft skill yang perlu ditanamkan. Sikap aktif, kritis, dan rasa ingin tahu adalah bagian dari langkah awal seseorang aktif bertanya. Keberanian diri untuk bertanya mengantarkan kita pada suatu kelancaran dalam mencapai tujuan. Demikian halnya dengan hidup, hidup adalah suatu perjalanan. Dimana dalam suatu perjalanan, kita akan menapaki jalan yang berliku-liku, dan penuh tantangan. Kemajuan akan tergapai manakala kita memiliki rasa ingin tahu yang tinggi disertai sikap aktif bertanya. Tak jauh berbeda dengan hal dunia, hal akheratpun sama. Barangsiapa yang buta dunia, maka di akherat ia akan lebih buta. Sebagaimana firman Tuhan yang tertera dalam kitab suci Al- Qur’an:
“Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akherat (nanti) ia akan lebih buta (pula)dan ebih tersesat dari jalan (yang benar)” (QS-Al Israa’ ayat: 72).
Kata buta hatinya yang termaktub dalam ayat tersebut berarti bahwasannya apabila kita tidak melihat, tidak tahu, dan tidak mengenal dunia maka kita akan tersesat dalam urusan dunia sehingga kita tak mampu memahami persoalan dunia yang berdampak pada ketidakmampuan untuk mengatasi permasalahnan dunia. Seperti kehidupan dunia, apabila kita tak memahami tujuan kehidupan di akherat, kita jua akan tersesat pada jalan yang salah. Demikian halnya dengan mencintai Allah , kita tak akan bisa mencintai Allah manakaa kita tak tahu siapa itu Allah, dan kita tak mengenali Allah. Dengan timbul atau munculnya pertanyaan maka timbulah rasa ingin tahu yang bermuara pada bagaimana kita dapat mengetahui jawaban tersebut sehingga tercapai apa yang menjadi tujuan kita.
Tak jauh berbeda dengan Bank Negara Indonesia (BNI) yang saat ini sedang merintis cara untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk tidak malu dan ragu bertanya di manapun, kapanpun dan tentang apapun. Melaui akun twitter @BNI46, Bank Negara Indonesia menyedikan fitur dengan hashtag #AskBNI yang memungkinkan anda mendapatkan informasi lengkap terkait bank BNI. Ini merupakan suatu upaya pelayanan terbaik pada customer yang dilakukan oleh bank BNI. Tujuan Bank Negara Indonesia (BNI) dengan fitur tersebut adalah untuk mempermudah para nasabahnya yang membutuhkan berbagai informasi lengkap seputar Bank Negara Indonesia (BNI), mulai dari promo yang diadakan oleh BNI hingga informasi produk dan layanan BNI yang bisa dinikmati oleh para nasabah. Dengan adanya hashtag #AskBNI ini, saat ini para nasabah BNI dijamin akan lebih mudah untuk mendapatkan informasi secepatnya dimanapun Anda berada hanya melalui akun Twitter @BNI46 saja, tanpa perlu melakukan sambungan telepon terlebih dahulu ke Customer Care BNI.
Dengan demikian, maka sudah seyogyanya kita menanamkan kesadaran pada diri kita agar senantiasa aktif bertanya. “Mau Bertanya, maka Tercapai Tujuan…Malu Bertanya, Tersesat di Jalan’. Dengan kemauan untuk bertanya, maka akan memperluas wawasan kita, menambah pengetahuan kita sehingga kita tidak ketinggalan informasi terupdate dan kita dapat mencapai tujuan kita dengan baik. Budayakan aktif bertanya untuk mempermudah perjalanan kita ataupun mengatasi permasalahan yang kita hadapi.
Masalah…siapa takut?

Bertanya adalah Solusinya…J       

Kamis, 14 Januari 2016

Nissan Grand Livina, Pilihan Pas untuk Keluarga

Nissan Grand Livina, Pilihan Pas untuk Keluarga

Tampilan Depan Mobil Nissan Grand Livina (https://www.nissan.co.id/vehicles/new/grand-livina.html)

            Sering pergi ke luar kota? Sering ada acara keluarga seperti garden picnic? Atau rental mobil mahal?. Nissan Grand Livina solusinya. Mobil Nissan Grand Livina hadir dengan menawarkan tampilan desain interior yang menarik, yang membuat anda yang duduk di dalamnya merasa nyaman. Tak tanggung-tanggung, mobil grand livina ini menyuguhkan desaign yang stylish dilengkapi dengan performa yang menarik dan kenyamanan yang diutamakan. Mobil ini dibekali dengan mesin berkapasitas 1500 cc dan irit bahan bakar, tunggu apalagi car buyer…grab it fast!!!. Sudah irit, nyaman lagi untuk perjalanan jauh. Selain itu, mobil ini juga mampu menampung 7 penumpang dengan 3 deret kursi, sangat cocok untuk liburan keluarga ataupun acara keluarga. Layout kursi penumpang pada baris kedua didesain lebih mudah untuk dilipat maupun digeser-geser sesuai kebutuhan. Bahkan untuk kursi baris ketiga dapat dilipat hingga mendatar dengan cepat dan mudah tanpa meninggalkan headrest. Buruan dapatkan Mobil Nissan Grand Livina sekarang juga, nikmati kenyamanan fasilitasnya untuk keseruan bersama keluarga…J

Kursi Penumpang yang Cukup Luas dan Nyaman dari Mobil Nissan Grand Livina
(https://www.nissan.co.id/vehicles/new/grand-livina.html).
            Nah, buat anda yang kalau bepergian hobi dengan membawa barang banyak, jangan khawatir guys. Mobil Nissan Grand Livina menyediakan design interior dengan kabin yang lapang dengan ukuran cukup luas yang memberi kenyamanan bagi penumpang maupun kebutuhan akomodasi barang anda. Masih bingung, kalau bawa barang banyak bagaimana dengan kenyamanan penumpang?. Santai aja car buyer, mobil Nissan Grand Livina dilengkapi dengan dimensi ideal sebagai MPV yang memenuhi segi aerodimanis & kestabilan berkendara layaknya sedan. Tak hanya design interior yang menakjubkan, desaign exteriorpun jua menarik. Desain eksterior didukung dengan body monocoque yang membuat mobil ini lebih ringan saat dikendarai serta nyaman untuk dipandang. Selain itu desain Monocoque ini juga membuat akselerasi serta handling menjadi semakin prima.
Kabin yang Lapang dari Nissan Grand Livina
(https://www.nissan.co.id/vehicles/new/grand-livina.html).
            Bagi anda yang berminat untuk membeli mobil Nissan Grand Livina, jangan ragu masalah kenyamanan mobil ini saat dikendarai. Mobil Nissan Grand Livina mengutamakan safety dan performa untuk pengemudi dan penumpangnya. Nissan Grand Livina menyediakan beragam fitur-fitur kenyamanan dan keselamatan yang canggih seperti sistem keselamatan canggih SRS Airbag, sistem pengereman ABS + EBD + BA, Keyless entry with alarm, Shock Sensor, Parkir sensor dan fitur-fitur safety lainnya yang jumlahnya masih banyak. Mobil ini juga memiliki sparepart berkualitas sehingga fungsi sparepartnya dapat dinikmati dalam waktu yang cukup lama dan tak perlu berkali-kali ganti atau beli sparepart baru. Lebih hemat bukan??. Buat anda yang tertarik dan ingin membeli mobil Nissan Grand Livina, jangan khawatir masalah harga. Mobil Nissan Grand Livina menawarkan harga dengan mobil keluarga kualitas terbaik saat ini yang membidik konsumen kalangan menengah sehingga sangat terjangkau untuk anda. So buy it now car lover…nikmati keseruan travelling bersama keluarga dengan mobil Nissan Grand Livina….:). Nissan mobil terbaik karena nissan mobil pilihankeluarga Indonesia yang nyaman dan menjadi idaman keluarga.  



Jumat, 01 Januari 2016

Keindahan Wanita Memiliki Pesona Tersendiri sebagai Objek Bisnis Fashion dan Kecantikan seiring Perkembangan Zaman

Keindahan Wanita Memiliki Pesona Tersendiri sebagai Objek Bisnis Fashion dan Kecantikan seiring Perkembangan Zaman

Model Baju Terbaru (www.modelbajuterbaru.net).

Mode Fashion Muslimah Terbaru (www.tokounik.info).


            Wanita merupakan makhluk Tuhan yang tercipta dengan keindahan yang sangat mempesona lengkap dengan bentuk tubuh yang menakjubkan hingga memiliki keunikan tersendiri. Berbicara soal wanita, apa sich hubungannya wanita dengan dunia bisnis??. Perlu diketahui guys, keberadaan kaum hawa ini memiliki potensi yang besar bagi para pebisnis sebagai wahana untuk meraup profit. Mereka berlomba-lomba untuk berinovasi dalam berkarya sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan wanita yang tiada habisnya. Bisnis yang menyangkut kaum wanita memang tidak pernah membosankan. Sebagai contoh adalah bisnis fashion dan kecantikan. Fashion dan kecantikan merupakan usaha yang berpeluang besar untuk perempuan. Terlebih kebiasaan wanita yang tidak segan-segan merogoh kocek yang cukup besar hanya untuk tampil cantik.   
            Kebutuhan dari ujung rambut hingga ujung kaki pada tubuh kaum wanita, semua berpotensi untuk dikembangkan menjadi bisnis. Baik di pasar kosmetik maupun dunia fashion, hal ini merupakan peluang besar yang menjajikan keuntungan ekonomi bagi para pelaku usaha. Misalkan; pada bagian rambut memacu para pemerhati kecantikan untuk berkarya membuat aneka manik-manik penghias rambut seperti penjepit rambut, bando, kunciran, pita dan lain-lain. Sedangkan bagi para produsen hijab, mereka berkreasi dengan memamerkan produk hijab dengan aneka model, motif, kreasi, bentuk sehingga menarik minat kaum hawa untuk membelinya. Yang demikian baru rambut, bagaimana dengan kebutuhan anggota tubuh lainnya, tentu sangat menakjubkan bila diulas satu persatu.
            Adanya bentuk alis yang tak sempurna, bulu alis yang tak merata, kurang melentik memacu para produsen pencil alis dalam berkarya untuk memenuhi hasrat kaum hawa yang menginginkan tampil sesempurna mungkin. Demikian halnya dengan wajah, para produsen kecantikan bekerjasama dengan salon kecantikan berlomba-lomba menyajikan penampilan yang indah dengan tampil cantik bagi kaum wanita, seperti penciptaan maskara untuk memperindah bulu mata, eyeshadow untuk mempertegas bayangan mata agar tampak indah, blasher untuk memperindah tampilan pipi menjadi merah merona, krim untuk pencerah dan pemutih wajah, handbody untuk melembutkan kulit serta kosmetik lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa wanita sangat teobsesi untuk memperindah wajah agar tampak cantik meskipun harus mengeluarkan uang yang cukup banyak dalam merawat wajah dan tubuh.
Pada semester I tahun 2013, jumlah konsumen kosmetik justru meningkat seiring dengan peningkatan harga kosmetik. Konsumsi kosmetik di wilayah urban (perkotaan) tumbuh 9,4 persen dari Rp 554 miliar menjadi Rp 606 miliar. Sementara itu, konsumsi di wilayah rural (pedesaan) meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan perkotaan yaitu 27,5 persen dari Rp 64 miliar menjadi Rp 82 miliar. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, saat ini perkembangan industri kosmetik Indonesia tergolong solid karena terjadi peningkatan penjualan kosmetik pada 2012 14% menjadi Rp 9,76 triliun dari sebelumnya Rp 8,5 triliun. Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (Perkosmi) memperkirakan tahun ini penjualan kosmetik dapat tumbuh hingga Rp 11,22 triliun, naik 15% dibanding proyeksi 2012 sebesar Rp 9,76 triliun.
Tak hanya memberikan dampak keuntungan ekonomi bagi para produsen kosmetik, keinginan untuk tampil cantik juga memberikan rizki yang berlimpah bagi para dokter yang memberikan pelayanan operasi plastik (oplast) untuk mempercantik wajah kaum hawa. Tanpa ragu-ragu, kaum wanita ada yang nekad melakukan oplast meskipun ia harus merogoh kocek yang sangat besar juga bertentangan dengan  ajaran agama yang melarang keras merubah bentuk tubuh.  Selama sepuluh tahun terakhir, pembesaran payudara telah disepakati merupakan prosedur bedah plastik terpopuler.   Selama sepuluh tahun terakhir, pembesaran payudara telah disepakati merupakan prosedur bedah plastik terpopuler. Survei Global ISAPS mengungkapkan tren baru dengan sedot lemak mewakili 18,8% dari semua prosedur bedah, disusul pembesaran payudara 17%, dan blepharoplasty (pengangkatan kelopak mata atas atau bawah) 13,5%, rhinoplasty (perbaikan bentuk hidung) 9,4% dan abdominoplasty ("Tummy Tuck") 7,3%.
Data statistik dari International Society of Aesthetic Plastic Surgeons (ISAPS) jua menunjukan bahwa pada tahun 2011, sebanyak 15 juta orang di seluruh dunia yang melakukan operasi plastik untuk meningkatkan penampilan mereka. Survei Global ISAPS juga menetapkan beberapa statistik penting berkenaan dengan jumlah total ahli bedah plastik bersertifikat dewan (atau setara nasional) yang berpraktek dewasa ini; diperkirakan berjumlah 30.817. Jumlah total prosedur bedah diproyeksikan 8.536.379 dan jumlah prosedur non bedah diperkirakan 8.759.187 - sehingga menambah jumlah total gabungan seluruh dunia prosedur bedah dan non bedah yang dilakukan oleh ahli bedah plastik bersertifikasi dewan menjadi: 17.295.557. 
Tak jauh berbeda dengan bisnis kosmetik dan kecantikan, bisnis di dunia fashionpun juga menjajikan keuntungan ekonomi yang menggiurkan untuk jangka panjang. Hasrat wanita yang tak pernah bosan untuk melirik tren baru fashion mendukung para desainer dan para pelaku usaha berlomba-lomba mengeluarkan produk fashion keluaran terbaru mereka. Wanita selalu ingin tampil modis dan stylist mendorong para desainer untuk terus berkreasi dalam memuaskan konsumen. Menurut research dari Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) tahun 2013, fashion menduduki urutan teratas barang yang paling sering dibeli (78%) lalu ada gadget 46% dan elektronik 43%.  Selain itu, data konsumen tokopedia menunjukkan bahwa produk yang paling banyak dibeli konsumen adalah produk kecantikan & kesehatan, lalu diikuti dengan pakaian, fashion & aksesoris, dan gadget. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa wanita adalah konsumen yang paling banyak berbelanja di Tokopedia dengan persentase 66,28 persen, sedangkan jumlah pria yang berperan sebagai pembeli adalah sebesar 33,72 persen. Tidak hanya berkontribusi sebagai pembeli, wanita yang berjualan di Tokopedia juga mendominasi dengan jumlah 55,75 persen, sedangkan pria berjumlah 44,25%. Hal ini menunjukkan dominasi wanita dalam berbelanja dan berjualan secara online.
Data-data tersebut menguatkan bahwa saat ini minat masyarakat terhadap fashion terus meningkat. Tuntutan-tuntutan tentang perkembangan di dunia Fashion terus berjalan seiring perputaran waktu dan kebutuhan. Tuntutan-tuntutan tersebut tidak sekedar karya-karya busana, akan tetapi telah merambah ke seni, pendidikan (education-entertainment/edu-tainment) dan ekonomi. Tiga komponen tersebut, kini menjadi fenomena baru dalam perkembangan Fashion/mode. Salah satu tujuan pengembangan Fashion Indonesia adalah mengupayakan peningkatan sinergi antara pemerintah, pengusaha dan industriawan garmen di Indonesia dalam menentukan arah dan rencana arah masa depan Indonesia di dunia Internasional guna mengantisipasi kegagalan koleksi Fashion menuju pasar masa depan. Perkembangan Fashion sangat cepat seiring perputaran waktu. Potensi berkembangnya industri mode di Indonesia sangat besar, walaupun memang tidak mudah karena Fashion adalah industri yang sangat ketat persaingannya sehingga pelakunya harus berlomba-lomba menyebarkan informasi untuk menarik minat pembeli sebanyak-banyaknya.

Rujukan:





Kamis, 31 Desember 2015

Jadikan Sosial Media sebagai Media Dakwah dalam Membangun Keluarga Qur’ani, Why Not?

Jadikan Sosial Media sebagai Media Dakwah dalam Membangun
Keluarga Qur’ani, Why Not?

Penggunaan Sosmed sebagai Media Dakwah (www.fsrmm.com).
       Memasuki era digital, sosial media merambah menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Hampir dalam setiap aktifitas manusia, tak luput dengan penggunaan sosial media di setiap harinya. Berbicara mengenai sosial media, apa sich sosial media itu??. Sosial Media  adalah sebuah media online yang menyediakan layanan bagi para penggunanya agar bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual.  Dewasa kini, kita jumpai baik tua maupun muda, tak ketinggalan dalam menjalin komunikasi mereka turut serta menggunakan sosial media seiring perkembangan zaman yang semakin pesat. Kehadiran facebook, twitter, line, whatsApp, instagram, bbm, skype, blog, dan sosmed lainnyapun memiliki peran yang cukup besar dalam kehidupan manusia. Bahkan aplikasi sosial media tersebut tak jarang membuat manusia menjadi ketergantungan, tanpa memegang smartphone sehari saja serasa ada yang kurang. Keexsistensian sosial media ini juga memberikan dampak tersendiri bagi penggunanya, baik dampak positif maupun dampak negatif tergantung dari usernya.
       Sebagai muslim dan muslimah yang soleh dan solekhah, sudah sepantasnya menyikapi kehadiran sosial media ini dengan baik, yakni dengan memaksimalkan penggunaan sosial media ini untuk hal yang bermanfaat. Sosial media dapat digunakan sebagai media dakwah, mengingat penggunaan sosial media yang semakin menjamur saat ini. Terlebih lagi, dakwah akan semakin luas jangkauannya apabila tak hanya dilakukan di majlis ta’lim tetapi jua di sosial media. Dakwah dimajlis ta’lim hanya bisa didengarkan oleh jama’ah yang hadir dimajlis ta’lim tersebut, sementara jika dakwah tak hanya dilakukan dimajlis ta’lim tetapi jua di sosmed (misalkan di facebook, twitter, youtube), maka dakwah ini dapat diakses lebih banyak orang hingga ribuan bahkan jutaan orang di seluruh dunia. Media sosial ini merupakan media yang tepat untuk berdakwah dalam mensosialisasikan ajaran-ajaran Allah SWT pada seluruh umat manusia sehingga kehadiran sosmed bermanfaat untuk kehidupan manusia.
Sebagaimna kata dalam sebuah hadis yang berbunyi:                                              

Artinya: "Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain".

       Perlu diketahui, bahwa berbuat kebaikan dapat dilakukan dimana saja baik di dunia nyata maupun di dunia maya, dilakukan kapan saja serta melalui media apa saja. Dengan menggunakan sosial media sebagai sarana dakwah merupakan langkah yang tepat dalam menjadikan sosmed sebagai ladang pahala  dalam menyebarkan kebaikan melalui saran-saran serta nasehat yang kita share di sosial media. Berbagi ilmu dan menyebarkan kebaikan di media sosial adalah amalan yang mulia yang tiada putus pahalanya hingga kita di alam kubur. Bahkan hal ini akan menjadi salah satu teman kita di alam kubur yakni ILMU BERMANFAAT bagi orang lain.  Hal ini termaktub dalam hadist yang disampaikan oleh tokoh dunia yang menjadi panutan umat islam seluruh alam. Beliau adalah nabi besar Muhammad SAW.
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)
            Adapun tips-tips dalam membangun keluarga qur’ani dengan hadirnya sosial media yaitu:
1. Menjadikan sosial media untuk hal-hal yang positif seperti menjadikan sosial media sebagai wahana untuk berdakwah, sharing artikel dan ilmu bermanfaat, untuk menjalin silaturahmi, dan untuk berwirausaha dengan baik. 
2. Melatih untuk lebih selektif dalam bergaul di dunia maya.
Bagi orang tua: mengajarkan anak untuk selektif dalam memilah teman melalui sosial media dengan memilih teman yang berakhlakul karimah dilihat dari tutur kata yang bagus dalam bersosialisasi di sosmed. Orangtua perlu membentuk kharakter anak sejak dini agar selalu berbuat baik kendati tanpa diawasi orangtua, karena Allah selalu mengawasi kita. Kendati demikian, orangtua jua perlu memantau aktifitas anak disosmed dengan mengawasi tingkah laku anak disosmed, mengetahui siapa saja temannya, dan mendidiknya agar bijaksana dalam bersosialisasi di dunia maya. 
Bagi anak: belajar bersosialisasi dengan siapapun di sosial media tetapi tetap memegang norma agama dan norma kesantunan serta selektif dalam memilah teman. Tak hanya pandai dalam memilah teman, tetapi juga pandai dalam memilah informasi yang bertebaran di dunia maya sebab tidak semua informasi baik isinya.
3. Membiasakan pada anak untuk mencintai membaca al qur’an, dan mencari informasi apapun yang berkaitan dengan agama, lalu informasi tersebut difilter keakuratan sumbernya, jika belum paham perlu belajar pada guru agar tidak salah tafsir dalam memaknainya. Misalkan membiasakan anak mencintai alqur’an dengan mendengarkan alunan syahdu tilawatil qur’an di youtube, mendengarkan lagu-lagu islami, membaca al qur’an online di sumber yang valid.
       Selain dilakukan didunia maya, pembentukan generasi qur’ani yang cinta al qur’anpun jua dalapat dilakukan di dunia nyata dengan cara:
1.      Orangtua memberikan teladan cinta alqur’an pada anak.
2.      Belajar Al Qur’an intensif dengan istiqomah setiap hari.
3.      Istiqomah mengamalkan ajaran Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
4.      Memperjuangkan Al Qur’an dalam keluarga terlebih dahulu sebelum kepada orang lain.
        Demikian artikel tentang penggunaan sosial media sebagai media dakwah dalam membangun keluarga qur’ani. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis sehingga menjadi amalan yang senantiasa diridhoi oleh Allah SWT. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang mencintai al-qur’an  dan gemar membaca Al Qur’an, mendengarkan lantunan ayat suci Al Qur’an, serta mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Mengapa kita perlu mencintai Al Qur’an?, karena Al Qur’an adalah pedoman umat islam yang memberikan pengarahan dari jalan yang gelap menuju jalan yang terang, jalan yang senantiasa diridhoi Allah SWT. Al Qur'an adalah sarana yang tepat sebagai wisata hati penyejuk jiwa dalam upaya insan mendekatkan diri pada Illahi.   




Senin, 21 Desember 2015

SEBERAPA PEDULIKAH PEMERINTAH DAN MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN KAUM PENYANDANG CACAT?

SEBERAPA PEDULIKAH PEMERINTAH DAN MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN KAUM PENYANDANG CACAT?

            Difabel?...apa sich yang terbayang di benak kalian ketika mendengar kata “Difabel”. Difabel atau dikenal “Different Abled People” adalah sebutan bagi para penyandang cacat. Menurut Pakar John C. Maxwell, difabel adalah mempunyai kelainan fisik dan atau mental yang dapat mengganggu atau merupakan suatu rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan aktifitas secara layak atau normal. Sedangkan menurut WHO, difabel adalah suatu kehilangan atau ketidaknormalan baik psikologis, fisiologis maupun kelainan struktur atau fungsi anatomis. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa penyandang cacat atau difabel adalah mereka yang memiliki keterbatasan dalam beraktivitas baik secara fisik, mental, maupun psikologis yang diakibatkan oleh kecelakaan ataupun cacat bawaan sejak lahir.
            Lalu, seberapa banyakkah jumlah penyandang cacat di Indonesia?. Jumlah penyandang cacat di Indonesia tergolong cukup banyak meskipun jika dibandingkan, jumlah orang normal jauh lebih banyak dibandingkan jumlah orang cacat. Jumlah difabel di Indonesia pada tahun 2007 diprediksi sekitar 7,8 juta jiwa. Sebuah angka yang sebenarnya relatif kecil dibandingkan jumlah penduduk Indonesia pada waktu itu berjumlah sekitar 220 juta jiwa (Suharto, 2010 dalam Rahayu dan Dewi, 2015) . Sementara, berdasarkan Data PBB mengungkapkan 10 % dari total populasi penduduk dunia atau sekitar 650 juta adalah penyandang cacat. Laporan yang disampaikan Bank Dunia mengungkapkan sekitar 20 % dari penyandang cacat diseluruh dunia datang dari kelas ekonomi lemah. Kondisi sosial penyandang cacat pada umumnya dalam keadaan rentan baik dari aspek ekonomi, pendidikan, keterampilan maupun kemasyarakatan. Secara ekstrem bahkan masih ada keluarga yang menyembunyikan anggota keluarga yang cacat terutama di pedesaaan. Disisi lain masih ada masyarakat yang memandang dengan sebelah mata terhadap keberadaan dan kemampuan para penyandang cacat. Walaupun demikian selayaknya semangat pelayanan tidak dipengaruhi jumlah besar atau kecilnya pengguna layanan.
Tabel 1. Prosentase Cacat berdasarkan Jenis Cacat yang Diderita.
Jenis Kecacatan
Jumlah ( %)
Mata/ Netra
15,93 %
Rungu/ Tuli
10,52 %
Wicara/ Bisu
7,12 %
Bisu/ Tuli
3,46 %
Tubuh
33,75 %
Mental/ Grahita
13,68%
Fisik dan Mental/ Ganda
7,03 %
Jiwa
8,52 %
Jumlah Total
100 %
(Sumber: BPS, Susenas 2011 ).
            Bagaimanakah pandangan masyarakat terhadap keberadaan kaum penyandang cacat?. Kaum difabel atau penyandang cacat tak jarang keberadaannya dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Menjadi difabel ditengah masyarakat yang menganut paham ‘normalisme’ atau paham pemuja kenormalan, dimana semua sarana umum yang ada didesain khusus untuk ‘orang normal’ tanpa adanya fasilitas bagi difabel adalah hal yang sangat sulit. Dipandang kasihan atau tidak dianggap dalam bermasyarakat adalah sesuatu yang acap kali kita lihat dilingkungan difabel. Meskipun demikian, tidak semua orang melakukan diskriminasi terhadap keberadaan kaum penyandang cacat walaupun beberapa ada yang acuh dan menolak keberadaan kaum difabel. Ada orang yang tergerak hatinya untuk memperjuangkan hak-hak kaum penyandang cacat agar memiliki kesetaraan hak dengan orang normal. Hal tersebut dikuatkan secara hukum melalui Undang-Undang Nomor 4/1997 diikuti terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 43/1998 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat.
Diskriminasi terhadap Penyandang Cacat (https://www.youtube.com/watch?v=XRaAH-fOxFQ).

           Penyandang cacatpun berhak memiliki kesetaraan hak yang sama dengan orang normal seperti mendapatkan pelayanan sosial berupa kebutuhan penyandang cacat sebagai individu, kebutuhan penyandang cacat sebagai makhluk sosial, kebutuhan penyandang cacat dalam keluarga, kebutuhan penyandang cacat dalam bermasyarakat, kebutuhan pelayanan umum/ aksesabilitas, kebutuhan akan akses pendidikan dan kebutuhan akan akses pekerjaan. Tercipta sebagai penyandang cacat? Siapa sich yang mau?. Namun, apalah adaya kehendak Tuhan siapa yang bisa menolak, cukup disyukuri dan menggali potensi yang ada pada diri dibalik keterbatasan yang ada. Bagi anda, khususnya anda yang tercipta normal tanpa keterbatasan fisik, mental, maupun psikologis, sudah selayaknya anda bersyukur, karunia Tuhan yang manakah yang kalian dustakan. Salah satu cara anda bersukur yaitu dengan menerima keberadaan kaum penyandang cacat dengan baik, memperlakukan mereka dengan baik dan tidak mencemoh kekurangan atau keterbatasan yang mereka miliki.
Pemberian Kaki Palsu terhadap Penyandang Cacat Kaki (Nasional.tempo.co.id).
    Aksesabilitas fasilitas umum merupakan kebutuhan utama penyandang cacat untuk mengaktualisasikan diri penuh dalam bermasarakat. Sebagian besar fasilitas umum yang dibangun di negeri ini kurang aksesibel bagi saudara – saudara kita yang difabel. Transportasi publik seperti bis kota, kereta api dan bangunan untuk kepentingan umum seperti mall, terminal, bandara, tempat ibadah, universitas, dan bangunan lain sangat sedikit yang dapat diakses oleh para difabel. Selain itu media informasi seperti televisi dan media informasi lain tidak dapat diakses oleh para difabel yang memiliki kesulitan mendengar dan melihat. Ketiadaan fasilitas umum yang aksesibel bagi para difabel inilah yang menyebabkan adanya jurang diskriminasi bagi kamu difabel dalam bermasyarakat. Sudah selayaknya pemerintah Indonesia memberikan perhatian khusus terutama bagi penyandang cacat dengan meningkatkan anggaran yang dikhususkan untuk pemenuhan hak-hak kaum difabel dalam menikmati pelayanan publik seperti pelayanan kesehatan, pelayanan transportasi umum, pelayanan pendidikan, dan pelayanan fasilitas umum lainnya yang layak untuk kaum difabel.
Penyandang Cacat Susah Payah Naiki Tangga Stasiun Kereta (Mirror.co. uk).

            Terkait dengan akses kebutuhan terhadap pekerjaan, terdapat eksklusifitas bagi penyandang difabel dalam mendapatkan pekerjaan. Sebagai contoh terjadinya jurang diskriminasi dalam berpolitik pada KH. Abdurahman Wahid, presiden RI ke-4 yang diturunkan dari jabatannya karena beliau penyandang cacat. Hal ini tentu meremehkan kemampuan kaum difabel yang sebenarnyapun jua kompeten dalam hal tersebut. Selain itu, dalam lowongan kerjapun jua banyak yang mensyaratkan bahwa pelamar harus dalam kondisi sehat atau tidak cacat. Hal ini tentu tidak memberikan ruang bagi penyandang cacat dalam mengakses pekerjaan. Dalam rangka mencapai kesejahteraan dalam memperoleh pekerjaan yang layak, pemerintah perlu memberikan akses yang sama bagi kaum difabel. Pemerintah alangkah baiknya menyediakan kegiatan pemberdayaan tenaga kerja penca (difabel) dengan menyalurkan para penyandang cacat yang telah diberikan keterampilan khusus dalam mencari kerja. Hal tersebut sesuai Undang – undang dan Peraturan Pemerintah, termasuk Perda No 4 tahun 2012 tentang Perlindungan Dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas yang menyebutkan bahwa perusahaan yang mempunyai 100 pekerja, maka harus memasukkan 1 ( satu ) kaum difabel untuk dipekerjakan pada perusahaan tersebut. Namun perusahaan juga mempunyai kriteria dalam memasukkan kaum difabel tersebut dan ini bersifat tidak memaksa. Dinas Sosial memberikan penghargaan kepada perusahaan yang menempatkan kaum difabel di perusahaannya dalam bentuk pemberian gaji sebesar 25% dari gaji yang diberikan oleh perusahaan tersebut selama 1 (satu) tahun dan memberikan jaminan Jamsostek.
      Berdasarkan uraian di atas, maka perlu adanya peran pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkan kesejahteraan bagi penyandang cacat dalam kesetaraan hak. Kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap kaum difabel ini diharapkan dapat meningkatkan rasa percaya diri bagi penyandang cacat agar bisa berpartisipasi dengan baik dalam bermasyarakat. Difabel juga adalah bagian masyarakat yang berhak akan pelayanan publik yang memadai. Kebutuhan khusus bagi difabel yang perlu diperhatikan adalah aksesibilitas yakni lingkungan yang mudah diakses untuk memperlancar dan memudahkan mobilitas karena keterbatasan fisiknya. Selain lingkungan yang akses penyandang cacat juga memerlukan alat bantu mobilitas sesuai dengan kecacatannya guna meminimalisir keterbatasan dalam mobilitas. Dengan diiketahuinya kebutuhan penyandang cacat secara jelas maka dapat dijadikan acuan dalam pelayanan dan rehabilitasi sehingga tujuan rehabilitasi sosial dapat tercapai yaitu penyandang cacat dapat melaksanakan fungsi sosial secara wajar dan mandiri sesuai dengan kondisinya.  

Referensi:
Badan Pusat Statistik. 2011. SUSENAS (Survey Sosial Ekonomi Nasional). Jakarta: BPS. 
Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta No 4 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas.
Rahayu, S., dan Dewi, U. 2015.  Pelayanan Publik bagi Pemenuhan Hak-Hak Disabilitas  di Kota Yogyakarta. Yogyakarta: UNY.   

Undang-Undang. 1997. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 Tentang Penyandang Cacat.