Hello my name is Dewi Nur Halimah. I am biologist from Diponegoro University, I am a teacher, writer, motivator, and muslimahpreneur. I am from Blora, Central Java, Indonesia.
Senin, 03 Februari 2025
LUKA PERJUANGAN HAMIL
Jumat, 13 September 2024
BAROKAH SEDEKAH, SEMOGA TUBUH CEPAT SEHAT
BAROKAH SEDEKAH, SEMOGA TUBUH CEPAT SEHAT
13 September 2024, tepat Jumat malam jam 18.00 an. Aku pulang kerja, badanku lemas, pucet, dan muntah ada 5 kali lebih. Iya aku sedang morning sickness di usia kehamilan ke-3. Tapi aku tetap kerja, soalnya kalau nggak kerja buat belanja apa. Semua kujalani dengan syukur dan semampuku untuk selalu kuat.
Aku harus kuat dan tak boleh manja. Kalau pas ada rizki, kuusakan tiap bulan sedekah yatim piatu atau fakir miskin rutin Istiqomah. Ini sudah kulakukan sejak perawan dari 2012 sampai sekarang. Ibuku kadang tahu, kadang nggak. Suamiku kadang tahu kadang nggak. Karena aku nggak pernah cerita. Uang hasil kerjaku sendiri, sebagian kualokasikan untuk sosial.
Aku mendapatkan Rizki lantaran kerja 260.000. Alhamdulillah ala Kulli hal. Lalu 50.000 kusedekahkan yatim. Alhamdulilah badanku enakan, rasanya bahagia tiap habis berbagi. Aku berbagi rutin sesuai kemampuanku. Kadang 40.000 sebulan sekali. Kadang 50.000 sebulan sekali. Kadang 100.000 sebulan sekali. Kadang pas menang lomba pernah 600.000-1 JT. Khusu sosial yatim/fakir miskin. Adapun yang untuk keluargaku beda lagi.
Banyak yang tanya, kenapa aku kerja tapi sejak perawan selalu sederhana. Uang hasil kerja kubagi menjadi 5. Satu untuk mencukupi kebutuhanku sendiri, belanja kebutuhan pokok biar tidak merepotkan orangtua. Kedua buat berbagi ke orangtua dan adek walau sedikit. Ketiga buat kutabung kalau ada keperluan mendadak misal sakit. Keempat kutabung buat masa depan. Kelima buat sosial investasi akherat. Makanya aku tidak sempat foya foya, bergaya ala anak muda. Kebahagiaanku sederhana, bisa berbagi ke yatim itu seneng walau sedikit atau banyak menyesuaikan penghasilanku.
Aku merasakan tubuhku lebih baik saat sakit ketika aku bersedekah. Maka doa yang selalu kulangitkan, ya Allah berikan aku kekayaan untuk kutasarufkan pada kebaikan dan di jalanMu. Dari dulu cita citaku pengen punya panti asuhan dan panti jompo. Qodarullah penghasilanku nggak seberapa, dulu cuman guru honorer dan freelance. Sekarang freelance aja sambil jualan dan tani. Tapi nggak membuatku putus asa. Belum bisa bikin yayasan, bisa bantu sedekah yang punya yayasan yang amanah. Kan sama aja. Banyak jalan untuk berbuat kebaikan. Semoga Allah ridho.
Kamis, 04 Juli 2024
BIAYA SEKOLAH SISWA TINGGI, GAJI GURU RENDAH SEKALI
BIAYA SEKOLAH SISWA TINGGI, GAJI GURU RENDAH SEKALI
(Pengalaman Mendaftar Guru SD IT di Blora, Jawa Tengah).
*****
Senin, 1 Juli 2024 tepatnya pukul 12.30 aku (Dewi Nur Halimah, S.Si) melakukan sesi seleksi wawancara pendaftaran guru di SD IT Permata Mulia Blora. Saya tertarik mendaftar karena beberapa alasan:
- Lingkungan islami dimana murid diminta menghafal Qur'an dan hadits
- Berdasarkan survey saya ke beberapa siswa baik Blora maupun luar, biaya SPP dan lain lain per bulan tinggi jadi in syaAllah kesejahteraan guru jg lebih diperhatikan
- Diperkuat dengan saya Googling gaji guru di SD Islam Terpadu melebihi UMR.
- Gambar 1. Gaji Guru SD, SMP, SMA Islam Terpadu berdasarkan laporan Google. Saya tanya luar kota juga lebih UMR jauh
Sebelum berbicara lebih jauh, apakah sudah tahu SD IT itu apa?. SD IT adalah sekolah swasta Sekolah Dasar Islam Terpadu yang dikenal bonafit dengan biaya sekolah kategori cukup mahal untuk wilayah kabupaten. Kalau di Blora SD IT ya setara SD swasta lain yang bonafit. Dimana rata-rata biaya SPP SD IT di Indonesia per bulan 200 RB - 300 RB per anak. Transportasi 250-300 rb per anak per bulan. Dan uang makan siang per anak 250 RB - 300 RB per bulan dengan libur normal sebulan 4 kali yakni setiap hari Ahad dan tanggal merah (Jika ada). Dimana aku pernah liat SPP muridku IT per anak 800 RB per bulan mencakup SPP, biaya makan dan transport.
SPP misal tengah 250 RB
435 siswa x 250 RB = 108.750.000
Misal dibagi guru + penjaga sekolah + driver (sebanyak 31) = 3.508.064 (3,5 juta)
Nah misal kepotong asuransi, transport, makan siang guru di sekolah sekitar 500 rb. Gaji take home pay guru 2,5 JT per bulan. Gaji take home pay kepsek 3 JT per bulan itu sudah untung. Sisanya buat yayasan untuk kemajuan sekolah.
Biaya per bulan siswa 500-800 ribu per bulan tapi gaji guru rendah sekali. Sementara gaji guru di bawah UMR. Apa pantas?. Sudah gitu waktu saya tanya penyelenggara yayasan, dilarang PPPK atau CPNS. GPP dilarang asal kesejahteraan diperhatikan, ini dilarang ikut kalau ikut harus resign tapi gaji guru rendah sekali. Apa guru tidak butuh makan?. Apa guru tidak membiayai keluarganya?. Harusnya realistis. Kalau pemasukan siswa banyak, gaji guru ya UMR bahkan di atasnya.
Bayangin masak guru baru 600 RB per bulan selama 3 bulan. Lalu guru 5 tahun mengajar gajinya 1,2 JT dengan biaya siswa tinggi. Saya pernah ngajar di swasta Blora, SPP semua 150 RB tapi gaji saya 1,150 RB an per bulan hampir 1,2 JT.
Saya pernah ketrima di sekolah swasta di luar kota, gaji rata rata guru di sana 4 JT per bulan. Namun karena prestasi nasional dan internasional saya puluhan, 40 lebih. Saya ditawarkan gaji 5 JT per bulan dan mimpin lomba + laboratorium di sana.
Lah ini pemilik yayasan bilang, belum ada pelamar guru prestasinya sebanyak ini. Tapi tawaran gaji under sekali. Pralogis kan. Bayangin 600 RB, kepotong bensin 450 RB. Masak bersih 150 RB per bulan. Sama aja 5 ribu per hari. buat beli minyak aja tidak cukup, 500 ml harganya 9 ribu. Lalu misal naik 1.050.000 kepotong bensin 450 rb, bersih cuman 600 ribu. Ngajar sekitar 7 jam 45 menit dengan salary 20 RB sehari. Buat beli minyak sama sayur aja, bumbunya beras belum cukup😅.
Lah kita kerja secara logis juga biar bisa belanja, bisa bayar token listrik, bisa bayar air, bisa makan sehari hari tercukupi. Biaya murid tinggi, gaji guru rendah sekali. Kesejahteraan guru rendah. Kalau saya realistis, tidak mungkin kerja tapi belanja hutang. Kerja ya minimal bisa cukup buat belanja sehari hari biar hidup banyak syukur tidak ngeluh.
Kalau sekolah biaya SPP rendah, gaji guru 600 RB atau 1 JT wajar. Ini harga kategori tinggi atau sangat tinggi kalau di Blora, biaya murid dari 500-800 ribu per bulan per anak. Faktanya, kesejahteraan guru berbanding terbalik dengan kenyataan.
Kalau bilang, ngajar itu harus ikhlas beramal?. Lah guru butuh makan dan biayai anak dan keluarganya. Kalaupun belum punya anak, butuh makan dan bayar listrik. Kenapa nggak dibalik aja, yang bilang gitu hasil kerjanya disodaqohkan guru semua aja. Jenengan nggak usah Nerima gaji atau kalau donatur tidak usah ngarep balik pokok. Wakaf ya murni wakaf.
Kalau kerjasama ya sama sama peduli. Uang pangkal harusnya buat yayasan dalam arti uang aset tanah dan pembangunan gedung. Untung transportasi dan untung makan buat kas sekolah. Operasional sekolah ada BOS sama kas sekolah dari tadi.
SPP bisa buat guru dan seluruh karyawan. Kan sama sama memperhatikan kesejahteraan.
Belum Bantuan BOS untuk jumlah siswa SD IT yang 435:
435 x 800.000 = 348.000.000 (348 juta). Semakin banyak murid maka semakin banyak Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diterima. Dan 50% BOS bisa digunakan untuk menggaji guru honorer dan tenaga honorer di sekolah yang bersangkutan. Apakah alokasi bos penggunaanya sudah disampaikan detail pengeluarannya ke walimurid dan semua guru, karena sumber BOS adalah APBN yang notabennya uang rakyat dari pajak?. Belum tentu, kalau dikasih tahu paling hanya gelondongan atau laporan sehalaman, padahal segitu banyak rinciannya jelas berhalaman halaman.
Silahkan dinalar sendiri. Kita kira belanja 5 ribu cukup tidak sehari jika kepotong bensin PP (pulang pergi) 15 ribu. Kerja bukan bisa mencukupi kebutuhan justru numpuk hutang jadinya. Hidup itu realistis ya kerja ya ibadah ya realistis biar banyak syukur. Kalau tidak realistis alhasil banyak numpuk hutang, banyak nyeseg dll.
Kalau pulang jam 14.45. sekalian asar jam 15.15 biar tidak nanggung. Sampai rumah jam 15.45 lalu ngelesin capeknya masya Allah. 7 jam 45 menit di sekolah dengan salary under 1,5 JT bahkan untuk 3 bulan pertama hanya 600 rb. Alhasil saya mengundurkan diri. Biarlah sosial saya bukan romusa. Biaya murid per bulan tinggi, gaji guru rendah. Kalau ngabdi haji rendah gpp logikanya kalau SPP murid rendah, kalau SPP dan biaya lain tinggi gaji guru rendah ya kayak romusa. Mungkin jalan sosial saya lewat saya menegakkan HAM. Selain itu dengan kerjaan lain semoga Rizki mengalir deras, biar bisa rutin sodaqoh ke orangtua, orang yang butuh dan yatim sesuai kemampuan. Kalau penghasilan naik, in SyaAllah sodaqoh juga naik. Sesuai penghasilan. Kerja profesional ya harus dibayar profesional karena realistis biar bisa belanja mandiri tanpa hutang untuk mencukupi kebutuhan sehari hari. Kecuali sosial seminggu sekali, free karena murni sosial. Beda ranah. Ini kisah fakta saya wawancara ya.
Kamis, 08 Februari 2024
BULLYING MENJADIKANKU PEREMPUAN MANDIRI, TEGAR, DAN KUAT
BULLYING MENJADIKANKU PEREMPUAN MANDIRI, TEGAR, DAN KUAT
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah binti Masdari
Minggu, 10 April 2022
KENAPA KITA HARUS BELAJAR SETIAP HARI?
KENAPA KITA HARUS BELAJAR SETIAP HARI?
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah
Email: halimahundip@gmail.com,
HP. 0859159991610
*****
Berbincang soal belajar, belajar adalah kewajiban kita sejak lahir sampai ke liang lahat. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respons. Belajar memberikan output berupa otak yang pandai memahami apa yang telah dipelajari.
Belajar bisa dilakukan dengan membaca, menulis, menghafalkan, maupun berlatih. Kebiasaan belajar akan meningkatkan kemampuan literasi kita. Bila tubuh membutuhkan perawatan skincare, badan memerlukan pakaian, jiwa memerlukan perhatian dan kasih sayang, pun jua otak memerlukan braincare. Kesadaran diri akan kebutuhan belajar perlu dicukupi dengan baik. Sesungguhnya menahan lelahnya belajar jauh lebih baik daripada menahan kebodohan.
Jika kita mampu bermain berjam-jam hingga lupa waktu, kita mampu hang out berjam jam dengan teman, seharusnya kita juga mampu belajar berjam-jam tiap hari. Sebenarnya, belajar itu tak seseram yang dibayangkan seperti bikin pusing, bosen dan jenuh. Belajar itu asyik dan menyenangkan kalau kita memiliki kesadaran akan pentingnya belajar sebagai kebutuhan.
Dengan belajar, kita akan mendapatkan banyak manfaat untuk kehidupan kita. Adapun manfaat belajar:
1. Menjadikan otak cerdas
Otak itu bagaikan kendaraan, belajar itu bagaikan bahan bakar. Kendaraan tak akan bisa digunakan apabila tidak terisi bahan bakar. Pun demikian otak, otak tak akan mampu berpikir dengan baik jika otak jarang digunakan untuk belajar. Semakin rajin belajar, maka semakin luas pengetahuan kita, dan semakin mudah bagi kita untuk memecahkan masalah yang rumit.
2. Mengasah otak lebih terampil
Otak yang sering digunakan untuk belajar sama halnya dengan pisau yang sering diasah. Pisau yang sering diasah akan semakin tajam untuk memotong. Pun demikian otak, otak yang sering diservice dengan braincare (belajar) maka otak akan terampil memecahkan setiap soal-soal yang dihadapi.
3. Mendewasakan pola pikir
Semakin banyak belajar, maka semakin luas wawasan. Wawasan yang luas dengan sudut pandang dari beberapa sisi. Wawasan luas mendorong pola pikir toleransi, pluralisme dan menerima perbedaan sebagai rahmad dengan hati yang lapang. Selain itu, wawasan luas mencegah sikap intoleran, radikal, dan ekslusifisme.
4. Terhindar dari kebodohan
Belajar adalah cara untuk mencerdaskan otak sekaligus menghindarkan diri dari kebodohan. Dengan belajar, kita dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Kemampuan membedakan antara yang baik dan buruk dapat mencegah kita dari hal hal buruk. Belajar adalah mata rantai pemutus kebodohan dan kemiskinan. Dengan kita belajar maka kita akan berpola pikir dewasa dan solutif. Tentu saja hal ini dapat meningkatkan kualitas SDM kita sehingga mimiliki peluang mendapatkan pekerjaan yang baik dan mensejahterakan kehidupan kita lebih baik.
5. Membentuk jiwa yang inovatif, solutif dan produktif.
Belajar yang rajin akan membentuk jiwa yang produktif dan inovatif. Wawasan yang luas akan mendorong kita untuk kreatif dalam mengatasi permasalahan hingga menemukan solusi.
Minggu, 20 Maret 2022
WAHAI SUAMI, DUKUNG MENTAL ISTRI TETAP SEHAT!
WAHAI SUAMI, DUKUNG MENTAL ISTRI TETAP SEHAT!
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah binti Masdari
Kanti Utami (sumber gambar : www.aceh.tribunews.com) |
Wahai para suami...
Kamu tak merawat istrimu dari kecil hingga dewasa, yang membesarkan dan merawatnya adalah orangtuanya. Namun saat ia dewasa, kamu mencintainya, kamu memintanya dari orangtuanya. Saat menjadi istrimu, dia rela meninggalkan keluarga yang merawat dan membesarkannya demi mengabdi dan berbakti denganmu.
Ia mengurus rumah tanggamu, melayanimu, juga mengurus anakmu. Bahkan ketika anak masih bayi atau batita (bawah tiga tahun), tak jarang istrimu jarang tidur demi menjaga anakmu yang kadang nangis, rewel semalaman.
Banyak sekali para suami yang nggak peka. Kalian perlu belajar ini.
Dalam mengurus rumah tangga, apalagi jika tidak memiliki PRT istrimu melakukan banyak hal (menyapu, mengepel, mencuci baju, cuci piring, masak, beres beres rumah dll). Namun sering kali lelaki tak melihat ini dan menganggap istrinya tak kerja. Mereka kerja, hanya saja tidak menghasilkan uang seperti dirimu.
Belum jika kebutuhan keluarga semakin besar. Istri tak jarang ikut terjun membantu suami mencari nafkah. Bahkan banyak juga para suami pengangguran, istrinya ganti peran menjadi tulang punggung keluarga.
Ketika istrimu mencari nafkah maka bebannya semakin berat, selain bekerja mencari nafkah, ia mengurus rumah tangga, mengurus anak, dan melayanimu. Semakin banyak tanggungannya.
Wahai suami...
Para istri juga manusia, punya lelah dan letih. Ketika istrimu mengeluh kecapean, butuh perhatian. Jangan kau abaikan, bantulah ringankan pekerjaannya. Seperti jangan sampai yang jadi pencari nafkah itu istrimu, ini kuwajibanmu. Kewajiban ini bisa diambil alih kalau suami sakit parah/ cacat fisik yang menghalanginya tidak bisa kerja kecuali kerja online sambil duduk. Kalau kamu sehat, maka yang berkewajiban mencari nafkah adalah suami. Para suami harusnya malu, marwahnya hilang kalau istrinya mencari nafkah. Sudah gitu, tidak bersyukur malah istri disiksa, abai pula.
Jadilah suami yang baik. Saat engkau melihat istrimu mengeluh kecapean, kuatkan mentalnya, peluklah, bantu pekerjaan rumah tangga yang dihandlenya. Misal istri repot ngurus bayi, suami bantuin cuci piring. Atau istri lagi nyuci, sementara suami tidak kerja (lagi istirahat santai), cobalah peka. Istri nyuci, suami bantuin jemur. Saling pengertian itu penting untuk menjaga mental istrimu tetap sehat.
Wahai suami...
Kamu perlu belajar dari kisah nyata seorang ibu yang tega membunuh anak-anaknya, tidak lain karena mereka (para istri) depresi berat serta kurangnya support dari suami. Kebanyakan dipicu oleh permasalahan ekonomi dan kurangnya kasih sayang perhatian sang suami.
KASUS 1
Anik Qoriah (sumber gambar: www.liputan6.com). |
Pada tahun 2006 silam, seorang ibu tiga anak yang bernama Anik Qoriah Sriwijaya, yang merupakan lulusan ITB tega membunuh anaknya.
Anik mengontrak rumah bersama suami (Iman Abdullah), dan 3 anak, Abdullah Faras Elmaky alias Faras (6 tahun), Nazhif Aulia Rahmatullah alias Najib (3 tahun), dan Muhammad Umar Nasrullah (9 bulan) di Jalan Margahayu Barat Margacinta Kota Bandung. Keluarga ini terlihat hidup damai, tak pernah ada masalah berarti. Anik merupakan ibu rumah tangga, sedangkan sang suami bekerja di sebuah yayasan.
Minggu pertama bulan Juni, kejadian menggemparkan terjadi. Beralasan ingin menenangkan diri, Anik meminta suaminya menginap di kantor. Malam itu, ia membekap satu per satu anaknya hingga kehabisan nafas dan TEWAS. Anik mengaku tak memiliki motif khusus. Juga tak memiliki kelainan jiwa. Ia hanya merasa harus menyelamatkan anak-anaknya dari kehidupan. Anik terlalu takut tidak bisa membahagiakan anak-anaknya di masa depan. Ia merasa menjadi ibu yang gagal. Ia merasa bersalah dan menganggap dirinya tidak memiliki kemampuan apa-apa (untuk menghidupi anak-anak). Berdasarkan penyelidikan polisi, perempuan yang biasa hidup berkecukupan itu mengalami paranoia.
KASUS 2
Dedeh Nur Fatimah (sumber gambar: www.news.detik.com) |
Dedeh Nur Fatimah (38 tahun), ibu 3 anak asal Kampung Cijengjing RT 5 RW 22 Desa Kertamulya Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat tega menenggelamkan anaknya ke toren (penampung) air pada Selasa, 11 Maret 2007. Satu anaknya tewas, dua lainnya selamat. Usai beraksi, Dedeh menyerahkan diri ke polisi.
Polisi sempat menduga aksi tersebut disebabkan rasa frustasi terkait faktor ekonomi. Namun suami Dedeh (Kasito) membantahnya. Utang Rp 20 juta ke bank dibayar rutin. Selama ini, keluarganya juga tidak pernah masalah.
Dedeh mengaku tidak menyesal. Ia justru menyesal karena 2 anak lainnya tidak ikut meninggal. Dedeh nekat membunuh anaknya karena ia tidak mau membebani anaknya.
KASUS 3
Kanti Utami (sumber gambar : www.aceh.tribunews.com) |
Kanti Utami (35 tahun), seorang ibu muda yang berprofesi sebagai MUA. Ia merupakan warga Desa Tonjong, Brebes, ditangkap menggemparkan tanah air karena tega menggorok anaknya.
Minggu, 20 Maret 2022 ia melakukan penggorokan terhadap 3 anaknya. Satu anak tewas, dua lainnya selamat.
Berdasarkan motif pengakuannya, ia merasa bahwa ia tidak gila. Ia hanya ingin menyelamatkan anak-anaknya biar tidak hidup susah seperti dirinya sehingga anak-anaknya harus mati agar tidak hidup sedih seperti dirinya. Ia juga mengaku selama ini kurang kasih sayang. Dia mengaku sudah tidak sanggup lagi hidup dengan ekonomi yang pas pasan. Apalagi, suaminya sering menganggur (pengangguran, tidak kerja).
MARI MERENUNG...
Kenapa seorang ibu yang notabennya lulusan universitas ternama, berpendidikan tega membunuh anaknya? Kenapa seorang ibu tega membunuh anaknya sendiri, sementara di luaran sana masih banyak ibu yang pengen punya anak tetapi belum dikaruniai anak?
Mungkin SEBAGIAN masyarakat menghujat
"KURANG IMAN, MAKANYA TEGA BUNUH ANAK"
"IBU DZAJAL, NGGAK PUNYA HATI"
"NGGAK INGAT TUHAN"
"IBU DURHAKA"
"DLL"
Baiklah...
Semoga para penghujat tidak merasakan depresi berat sebagaimana yang ibu-ibu itu rasakan. Perlu engkau ketahui, tekanan batin atau trauma berat atau depresi berat itu bisa menyerang siapapun tanpa pandang pendidikan, orang ngerti agama tidak, maupun usia. Semua bisa terserang. Jika kamu saat ini tidak mengalami tekanan batin berat sehingga masih waras, semoga engkau yang menghujat tidak merasakan seperti itu.
Bisa jadi ibuk ibuk itu depresi berat karena beberapa faktor. Coba dalami penyebabnya. Ada karena kekhawatiran berlebih pada masa depan anak, nggak mau anaknya hidup susah dan sedih kelak, dan bisikan-bisikan untuk membunuh. Sementara saat mereka butuh dukungan mental, orang terdekatnya yang diharapkan bisa mendukung mentalnya justru nggak ngedukung. Seharusnya suami mendukung kesehatan mental sang istri. Kasih sayang suami itu penting, perhatian suami, kepekaan dan kepedulian suami itu penting di samping mencukupi kebutuhan dzohir (uang, sandang, papan, pangan).
Perhatikan kasus yang terakhir, Bu Kanti Utami. Dia padahal berkarir sebagai MUA. Kenapa bisa seperti itu?. Karena tekanan berat yang dialami. Wabah Corona selama sekitar 2 tahun sejak 2020 banyak membuat pekerja MUA kelimpungan apalagi saat hajatan pernikahan dilarang sebab mengundang kerumunan. Artinya pemasukan minus, sementara kebutuhan tiap hari ada untuk makan dan biaya sekolah anak.
Bayangkan, jika sebelum Corona ia bisa merangkap jabatan sebagai ibu rumah tangga dan tulang punggung. Gimana saat corona sementara suaminya pengangguran dan juga kurang kasih sayang?
Ia harus merangkap banyak peran. Menjadi tulang punggung keluarga yang mencukupi kebutuhan keluarga dan anak anak, menjadi seorang istri yang melayani suami, mengurus anak, mengatur rumah tangga, dll. Jika tanpa dukungan suami yang sadar kewajiban (kerja halal untuk menafkahi anak istri), sikap abai suami yang kurang perhatian akan keletihan istri maka jadilah istri bertahun tahun memendam luka berat letih yang bertumpuk tumpuk hingga kehilangan kendali kontrol emosi.
Siapa yang rugi kalau seorang istri tega membunuh anaknya karena mengidap skyzofrenia (bisikan bisikan untuk membunuh anak karena merasa gagal menjadi ibu), anxiety disorder (gangguan mental cemas berlebihan seperti yang dialami bu Kanti yakni khawatir masa depan anaknya, jangan sampai nanti anaknya hidup sedih dan susah jadi lebih baik mati daripada hidup), baby blues (kehilangan kontrol emosi paska melahirkan karena tekanan nyinyiran tetangga, keluarga, pasangan paska melahirkan yang membuatnya depresi berat sebab tanpa diimbangi mental yang siap menerimanya seperti dianggap bukan ibu normal karena melahirkan caesar, tidak bisa merumat anak dll cocotnya tonggo, lambe nyinyir kerabat), atau paranoia (gangguan mental berupa pikiran ketidakpercayaan atau kecurigaan kepada orang lain secara tidak realistis atau merasa dianiaya padahal tidak dianiaya seperti yang dialami Bu Anik Qiriyah Sriwijaya)?. Yang paling dirugikan adalah anak dan suami juga. Anak kehilangan haknya untuk memperoleh kehidupan, dan seorang suami akan kehilangan keturunan biologisnya. Maka dari itu wahai para suami, berikan perhatian dan kasih sayang yang cukup pada istrimu. Jangan sungkan untuk membantu istri ketika istri terlihat kepayahan atau kesusahan serabutan banyak kerjaan. Cukupi kebutuhan dzohir istrimu. Penuhi kebutuhan batin istrimu dan perlakukanlah dengan baik. Siapa yang mendukung mental istrimu jika bukan kamu selaku pasangannya. Jika kamu benar-benar mencintainya, maka jagalah kesehatan mentalnya juga di samping kesehatan raganya. Surga istri adalah ridho suami, dan surga suami adalah memuliakan istrinya.
Salam,
Dewi Nur Halimah
(Pegiat HAM dan Literasi Kabupaten Blora)
Senin, 14 Maret 2022
ADA APA DENGAN LOGO HALAL INDONESIA?
APAKAH KEMENAG KURANG KERJAAN SEHINGGA MEMBUAT KONTROVERSI YANG MENGARAH PADA PERDEBATAN SEKALIGUS PERPECAHAN???
*****
Oleh Dewi Nur Halimah, S. Si
Saat ini kita digemparkan logo halal Indonesia yang mirip wayang dan tulisan Arab halal yang multitafsir, bisa halal juga cenderung haram. Bukan hanya itu, label halal yang notabennya dikeluarkan oleh MUI (Majlis Ulama Indonesia) akan diambil alih oleh KEMENAG RI (Kementerian Agama RI) dengan alasan Kemenag adalah lembaga resmi pemerintah sementara MUI hanyalah ormas (Organisasi Masyarakat). Legalitas yang mengeluarkan label halal pada produk akan dikeluarkan oleh KEMENAG RI namun prosesnya akan melibatkan MUI.
Sebagai catatan, bahwa logo halal MUI yang dulu cenderung lebih diterima masyarakat. Selain tulisan halalnya terbaca jelas, background hijau yang melambangkan kedamaian (read: surga didominasi warna hijau karena desainnya agriculture ada kebun buah, ada kebun bunga, ada sungai madu, sungai susu dll).
Beberapa waktu lalu Indonesia digemparkan oleh perdebatan wayang halal apa haram?. Kaum wahabi berfatwa bahwa wayang haram.
Saya aswaja NU sedari kecil menyatakan bahwa wayang itu alat, halal haramnya tergantung penggunanya (user). Sebagaimana pisau, kalau digunakan untuk memasak makanan halal di dapur ya hukumnya halal, sebaliknya kalau pisau digunakan untuk membunuh ya hukumnya haram karena digunakan maksiyat. Namanya alat, jadi haram atau halal tergantung kegunaannya digunakan apa oleh si user.
Pun juga wayang, wayang menjadi halal kalau digunakan sebagai media dakwah sebagaimana yang dilakukan Sunan Kalijaga dalam menyiarkan Islam. Sebaliknya, jika wayang terlalu dipuja bahkan menuhankan wayang hukumnya ya haram karena syirik. Semua kembali pada niat dan kegunaan barang/alat. Sampai sini paham kan?
Akibat kebodohan oknum Kemenag yang mengambil alih tugas MUI dan tidak mampu menjelaskan secara haq, serta merespon wahabi dengan emosi maka memunculkan logo halal Indonesia ala kemenag yang berbentuk wayang, dengan tulisan halal yang tidak jelas dibacanya.
Boleh boleh saja logo halal Indonesia berbentuk wayang, tapi tulisan halalnya harus jelas dibaca, tidak usah banyak gaya yang cenderung multitafsir bahkan karena ketidakjelasannya bisa dibaca haram juga.
Ketika logo halal Indonesia diambil alih kemenag dan dirubah berbentuk wayang maka secara tidak langsung KEMENAG RI telah mengajarkan chauvinisme yang mengunggulkan satu suku yakni, jawanisme.
Padahal Indonesia sendiri terbentuk dari berbagai macam suku bangsa, harusnya neutral dan tidak menonjolkan salah satu suku untuk mempererat tali persaudaraan dan ukhuwah Islamiyah setanah air yang terdiri atas bermacam-macam suku.
Apa Kemenag kurang kerjaan sehingga membuat onar dengan membuat kontroversi logo halal Indonesia?, logo halal yang dulu kan sudah BAGUS, bisa diterima seluruh ummat Muslim se-Indonesia, untuk apa bikin kisruh. Kenapa logo halal Indonesia saat ini diganti mirip wayang, kalau nggak bikin kontroversi apa nggak makan kah sehingga KEMENAG RI menjadi malfungsi serta mengambil alih tugas MUI?
Wayang itu bagus, tapi budaya jawa. Sementara Indonesia adalah persatuan berbagai budaya senusantara. Harusnya kalau paham pluralisme tidak seperti itu. Mengunggulkan satu suku, menganaktirikan suku-suku yang lain.
Hal furu' dibikin kontroversi. Logo sudah baik-baik, diterima ummat. Bikin geger. Kerjaan kog tidak mutu. Apa tidak ada yg lebih penting dari itu untuk dilakukan KEMENAG atau untuk ajang manasin wahabi karena berhasil bikin logo halal Indonesia berbentuk wayang, sementara wayang diharamkan wahabi?. Jika demikian, Naudzubillah betapa piciknya oknum KEMENAG.
Sebaiknya pola pikir Pemerintah dirubah. Jangan ngurusi hal furu' yang dibesar-besarkan yang memicu kontroversi. Yang sudah jalan, ya dilaksanakan selama maslahah. Contohnya logo halal Indonesia lama. Kan tidak ada masalah ya dilanjutkan, lah kog bikin masalah dengan logo halal Indonesia baru yang kontroversial.
Cobalah fokus fungsi utama, alangkah bagusnya Pemerintah melakukan inovasi karya di bidang teknologi dan inovasi daripada sekedar bikin geger dan kontroversi yang tidak mutu. Negara lain maju karena pola pikir ke riset dan kemajuan teknologi. Sementara kita, pemerintah kita suka dolanan pengalihan isu, main kontroversi-kontroversian, penggiringan opini dan debat kusir.
Mau maju dari mana negara kita kalau mindset dan sikapnya seperti itu?. Jika ingin negara maju, maka majukan literasinya, kembangkan teknologinya, majukan riset dan inovasinya, buka lapangan pekerjaan, dilatih mandiri tidak disuap terus bantuan, banyak dicetak pengusaha baru. In syaAllah maju.
Jika sertifikat halal diambil alih Kemenag. Perlu diralat, halal yang bagaimanakah nanti yang dihalalkan KEMENAG, mengingat KEMENAG membawahi 6 Agama di Indonesia. Sedangkan sertifikat halal yang dibutuhkan ummat Islam adalah yang Sesuai syari'at Islam. KEMENAG RI tak seharusnya mengambil ranah tugas MUI. Biarkan MUI menjalankan tugasnya dengan baik.
Logo halal MUI lama sudah diterima ummat Islam se-Indonesia, dirubah menjadi logo halal KEMENAG wayangisme ala javanisme yang cenderung CHAUVINISME.
Pertanyaannya, apakah Indonesia hanya pulau jawa saja sehingga budaya jawa jadi sentrisme? Apakah benar KEMENAG RI mempersatukan ummat beragama jika menimbulkan keonaran?
Bahkan piagam Jakarta yang sila pertama berbunyi "Ketuhanan dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluk-Pemeluknya" diganti menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa". Demi apa?. Menjaga persatuan dan kesatuan ummat baik ummat Islam maupun non Islam.
Cobalah Pemerintah dalam arti KEMENAG RI tidak usah mengambil alih tugas MUI, dorong kinerja MUI lebih bagus lagi dengan seringnya melakukan sidak lapangan, banyak tidak makanan yang haram berlogo halal. Bahannya dari campuran daging babi atau minyak babi atau bahan haram lainnya. MUI seharusnya menggandeng BPOM melakukan ini untuk melindungi makanan ummat Muslim agar terjamin kehalalannya.
Atau bikin alat otomatis modern, cek makanan mengandung babi secara portable simple praktis. Kan keren, bukan bikin onar terus, kerjaan tidak mutu.
Cobalah lihat logo halal negara-negara di ASEAN, hanya Indonesia yang kakehan polah neko neko, tapi justru tidak bermutu.
Pluralisme adalah tidak membuat kontroversi dengan perpecahan akibat chauvinisme terlalu menjunjung satu suku, menganaktirikan suku lain. Terlalu menjunjung suku jawa, Jawanisme namun mengesampingkan suku lain. Lalu apa jadinya, jika masing masing suku terpecah belah dan membikin logo sukunya masing-masing?. Sungguh ironis jika KEMENAG pikirannya sempit dan memecah belah persatuan atas nama mengunggulkan satu suku, mengesampingkan suku lainnya.
Padahal di Indonesia banyak suku, banyak bahasa. Bahasa disatukan bahasa Indonesia. Bahasa akherat disatukan dengan bahasa Arab.
Ini bukan lomba kaligrafi dan seni , ini esensinya adalah hakekat halal haram produk, edukasi ilmu Islam. Betapa dagelannya Pemerintah Indonesia yang semakin tidak mutu kinerjanya.
Banyak yang sensitif dengan budaya Arab, lalu mau mengganti tulisan Arab halal Indonesia seperti wayang atas alasan mempertahankan budaya sendiri yang cenderung chauvinisme. Pemerintah perlu berwawasan luas, tidak sempit memandang perbedaan. Jika pemerintah mempermasalahkan budaya Arab, mengapa juga tidak mempermasalahkan budaya barat yang masuk Indonesia?
Tidak masalah kita mengikuti Arab maupun Eropa atau manapun, asal nilainya baik. Meniru itu boleh, asal yang ditiru baik.
Kalau mau asli Nusantara, budaya Indonesia, semua agama di Indonesia tidak ada yang asli Indonesia. Itu artinya, soal keyakinan pun kita adalah peniru. Lalu apa yang dipermasalahkan, mau diganti agama wayangisme juga?. Jadi dagelan kubro KEMENAG RI nanti.
Perlu kita ketahui bahwa agama Islam di-import dari Arab. Agama Kristen dan Katholik dibawa dari Eropa. Agama Hindu dan Budha berasal dari India. Dan agama Kong Hu Chu dari China.
Kalau melarang ke Arab Arab-an? Pejabat KEMENAG Itu kalau syahadat dan solat yang dipakai bahasa Jawa apa bahasa Arab? Masak ya takbir "Allahu akbar" diganti "Allah Maha Besar", apa hukumnya?.
Mau ikut budaya Barat, ya tidak masalah selama yang positif dan maslahah. Misal kita ikut inovasi dan kemajuan teknologinya serta risetnya, malah maju negara kita. Mau ikut Arab, ya tidak masalah, kalau ikut nilai nilai piagam Madinah kan keren memupuk persatuan diantara keberagaman tanpa mengesampingkan syari'at.
Mau niru manapun, menerima budaya manapun tidak masalah asal nilainya bagus dan tidak bertentangan dengan ajaran agama kita serta pancasila dasar negara kita.
Kali ini saya benar benar kecewa banget sikap KEMENAG RI yang bukan merangkul persatuan, edukasi Islam sesuai syari'at justru pembuat onar.
Lebih baik KEMENAG tidak mengambil alih tugas MUI dan membiarkan MUI fokus melakukan fungsinya dengan baik seperti:
1. Mengedukasi masyarakat mengenai cara mengenali makanan halal dan haram.
2. Kerjasama sama BPOM untuk sidak lapangan, makanan yang berlogo halal tapi berbahan haram.
3. Analisis kajian FIQIH buat ummat Islam.
4. Merangkul persatuan tanpa merendahkan Islam. Toleransi secara intern dan ekstren. Selama ini fokus ke luar, dalamnya hancur.
SUMBER GAMBAR:
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10159432952708612&id=790138611.
www.google.com