HALIMAH BINTI MASDARI

Minggu, 29 Maret 2020

PENDIDIKAN BAGI PEREMPUAN, GARDA TERDEPAN PEMIMPIN BANGSA DI MASA DEPAN

PENDIDIKAN BAGI PEREMPUAN, GARDA TERDEPAN PEMIMPIN BANGSA 
DI MASA DEPAN
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah


Gambar 1. Presiden Soekarno Bersama Ibunya
(Picture available at: id.pinterest.com). 

Berbicara tentang perempuan, sosok makhluk Tuhan yang feminin dan didominasi oleh perasaan ini memiliki peran sentral dalam peradaban dunia. Ya, perempuan adalah perhiasan dunia. Bila dunia tanpa dihiasi perempuan, tentu akan sepi dan penuh kegelapan. Eksistensi perempuan membuat kehidupan dunia lebih berwarna. Kehadiran perempuan melengkapi kehidupan lelaki. Bahkan dibalik kehebatan lelaki, ada 2 perempuan dibaliknya yakni sosok seorang ibu dan seorang istri. 

Perempuan adalah makhluk Tuhan yang multiperan yakni berperan sebagai sosok ibu yang mencetak generasi masa depan bangsa, berperan sebagai sosok istri yang mengatur rumah tangga, dan berperan sebagai anak yang berkontribusi untuk membahagiakan orangtua di masa depan. Terlepas dari itu semua, banyak diskriminasi gender yang didapatkan oleh perempuan. Perempuan yang dinafikan sebagai makhluk yang lemah, didominasi perasaan, mudah menangis, tugasnya 3M (Masak, Macak, Manak) menjadi limitasi yang membatasi gerak perempuan dalam memperoleh pendidikan yang layak.

Stigma yang membatasi perempuan untuk mendapatkan pendidikan yang layak dengan slogan "Perempuan tidak usah sekolah tinggi-tinggi, toh ujung-ujungnya di dapur dan tugasnya 3M (Masak, Macak, Manak)" ini perlu dipatahkan. Justru peran perempuan untuk menjadi seorang Ibu ini  harus dipersiapkan dengan matang sebelum perempuan itu terikat dalam tali pernikahan. Mengapa?. Karena seorang ibu adalah madrosah pertama bagi anak-anaknya. Bagaimana seorang Ibu bisa mendidik anaknya dengan baik bila pengetahuan tentang parenting saja tidak memiliki. Inilah pentingnya bagi perempuan untuk menguasai ilmu parenting.

Perlu diketahui bahwa peran seorang ibu bukan saja hanya merawat anak seperti melahirkan, menggendong, menyuapi, menyusui, dan lain sebagainya. Lebih dari itu, seorang ibu adalah pencetak karakter generasi bangsa di masa depan. Seorang ibu adalah role model yang ditiru bagi sang anak. Mengingat usia anak-anak adalah golden age dimana ia sangat hebat untuk menirukan apa saja yang dilihatnya (great imitator). Bila sang ibu bertabiat buruk seperti suka berkata kasar, bersikap arogan, bergaya hidup penuh hedonisme yang menggambur-hamburkan uang, maka tak elak bila sang anak pun berkepribadian sama. Demikian pula sebaliknya, bila sang ibu berperilaku santun, lemah lembut dalam berkata, berwawasan luas dan cerdas dalam mengambil sikap akan menurunkan generasi yang peka terhadap lingkungan serta berakhlakul karimah.

Gambar 2. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Bersama Ibunya (Picture available at: www.kumparan.com)

Sebagai seorang ibu penting untuk menanamkan nilai-nilai edukasi pada sang anak sejak dini. Nilai-nilai itu seperti nilai egaliter, kejujuran, keberanian, tanggung jawab, kemandirian, dan kedisiplinan. Nilai egaliter yakni kesadaran tentang kesamaan dan kesetaraan di antara sesama manusia. Seorang ibu penting untuk mengajarkan putra-putrinya adab dalam bergaul dengan siapa saja tanpa memandang status sosial, suku, dan agamanya. Peran ibu sebagai madrosatul ula bagi anak akan membuat putra-putrinya sadar bahwa laki-laki dan perempuan memang mempunyai perbedaan secara kodrati, tetapi agama Islam tidak membatasi perempuan untuk bisa mencapai prestasi sama dengan laki-laki. Keduanya harus diberikan prestasi dan penghargaan yang sama. Hal ini penting ditanamkan pada anak sejak dini untuk menghindari paham eksklusifme anak yang membanggakan diri serta merendahkan yang lainnya. Lebih dari itu sebagai upaya mengajarkan toleransi dan pencegahan diskriminasi sejak dini sejak dalam pikiran.

Urgensi nilai kejujuran penting ditanamkan pada diri anak sejak dini. Baik jujur pada diri sendiri, orang lain, maupun pada Allah swt. Mengapa Indonesia termasuk dalam negara dengan nilai angka korupsi tertinggi di dunia?. Karena rendahnya nilai kejujuran dari pejabat negara. Bila ditinjau lebih jauh, justru para perampok uang negara (koruptor) itu berpendidikan tinggi, tak jarang sebagian dari mereka adalah mantan guru besar dari universitas ternama di negeri ini. Mereka melakukan tindak pidana korupsi, tidak lain karena kecerdasan yang dimiliki tidak diimbangi dengan karakter yang baik. Tanamkan pada anak bahwa jujur itu penting sebab sekali seorang itu berdusta, maka ia akan berdusta kembali untuk kedua kalinya, ketiga, keempat, dan seterusnya untuk menutupi kebohongan pertama sehingga sekali berbohong akan menjadi habit (kebiasaan) pada seseorang untuk berbohong.

Nilai keberanian perlu ditanamkan pada anak yakni keberanian untuk menyampaikan pendapat dan keberanian untuk mengatakan kebenaran walaupun harus menghadapi resiko, juga keberanian dalam memikul tanggung jawab. Nilai kemandirian diberikan agar anak tidak tergantung pada orang lain termasuk orangtua. Karena tidak selamanya anak akan ikut orangtua terlebih bila sudah berkeluarga. Nilai kemandirian ini juga akan melatih kedewasaan anak menghadapi masalah yang dihadapi sehingga menjadi solutif, kreatif, dan inovatif. Nilai kedisiplinan akan membentuk pribadi yang on time, tanggung jawab terhadap tugas, tidak menunda-nunda tugas yang dimiliki. Nilai-nilai ini penting ditanamkan pada anak agar anak memiliki karakter yang baik.

Peran ibu sangatlah sentral, selain sebagai pembentuk karakter baik generasi penerus bangsa. Ibu juga yang mewariskan kecerdasan anak. Kecerdasan anak diturunkan pada ibu sekitar 75% - 80%, ibu yang cerdas akan melahirkan generasi yang cerdas. Genetik kecerdasan anak diturunkan dari kecerdasan seorang ibu. Ini masih ada kaitannya, itulah mengapa seorang perempuan berhak mengenyam pendidikan tinggi. Perempuan mengenyam pendidikan tinggi bukan untuk bersaing dengan lelaki (suami) melainkan untuk menyiapkan generasi masa depan (sebagai bekal untuk mendidik anak-anaknya di masa depan).

Gambar 3. Presiden Jokowi Bersama Ibunya
Lalu apa hubungannya perempuan dengan pemimpin masa depan?. Karena seorang pemimpin terlahir dari rahim seorang ibu. Presiden pun dilahirkan oleh seorang perempuan. Pemimpin masa depan adalah generasi muda saat ini yang kelak menjadi pemimpin masa depan menggantikan pemimpin saat ini. Perempuan perlu berpendidikan tinggi tiada lain untuk menyiapkan generasi masa depan. Generasi yang cerdas, unggul, berprestasi serta berakhlakul karimah tidak lepas dari peran sosok ibu. Sebagaimana kata pepatah:

"Mendidik seorang lelaki sama halnya mendidik individu (seorang diri). Sedangkan mendidik seorang perempuan sama halnya mendidik perempuan itu dan juga generasi masa depan bangsa".

Pernyataan di atas bukanlah sembarang pernyataan melainkan mengandung makna yang luar biasa bahwa perempuan adalah pencetak generasi masa depan. Menginginkan menjadi bangsa yang hebat dan bermartabat, maka didiklah perempuan-perempuannya menjadi perempuan yang hebat bermartabat. Berikan pendidikan terbaik untuk perempuan untuk kemajuan bangsa di masa depan.

Gambar 4. EduCenter (Picture vailable at : https://www.educenter.id/). 

EduCenter adalah salah satu pelayanan pendidikan yang cocok untuk perempuan. Bukan saja memberikan pelayanan kursus akademik, tetapi juga kursus non akademik maupun pengembangan bakat dan kreatifitas anak. Kursus-kursus di EduCenter tidak terbatas hanya menyangkut pelajaran murid di sekolah tetapi terdapat juga beberapa kursus yang akan membantu mengembangkan kecerdasan anak, kreatifitas anak, dan juga kursus yang menyangkut aktifitas anak seperti kursus ballet dan juga kursus bela diri. EduCenter  mengefisienkan dan memaksimalkan waktu yang dimiliki oleh anak-anak untuk kemudian bisa digunakan bersama dengan seluruh anggota keluarganya.

Gambar 5. Talents Course di EduCenter (Picture available at: https://www.educenter.id/). 

Perempuan perlu dibekali  pengetahuan, keterampilan, dan karakter mengingat perannya sebagai pencetak generasi masa depan bangsa. EduCenter adalah pilihan kursus yang sangat cocok untuk perempuan. Kursus pengetahuan bisa dengan mengambil kursus matematika, fisika, kimia, dan kursus bahasa (bahasa Inggris dan bahasa Mandarin). Sedangkan kursus keterampilan untuk perempuan bisa dengan mengikuti kursus  tari balet, belajar memasak, kursus seni dan musik, dan kursus komputer. Adapun pendidikan karakter dapat diberikan melalui pendidikan agama, akhlak, dan teladan yang baik dari orang tua terutama sosok ibu. Pendidikan yang baik yang diberikan pada perempuan diharapkan dapat menjadi solusi untuk mencerdaskan generasi masa depan bangsa sehingga kualitas SDM masa depan Indonesia semakin unggul, bermartabat, berprestasi dan berakhlakul karimah. 

#educenterid

24 komentar :

Unknown mengatakan...

Jangan pernah meremehkan perempuan, siapapun perempuan itu dia adalah sosok hebat pembentuk calon penerus generasi bangsa.

Dewi Nur Halimah mengatakan...

Benar sekali kawan, Perempuan dan laki laki harus saling bersinergi dan bekerjasama. Tidak boleh ada yang meremehkan 😊

TAMA mengatakan...

Seperti apa yang diperjuangkan oleh RA. Kartini yang memperjuangkan hak-hak dan persamaan gender, semoga tulisan njenengan memberi manfaat buat menyuarakan hak kaum wanita di Indonesia

Dewi Nur Halimah mengatakan...

Iya, Perempuan berhak untuk mengenyam pendidikan tinggi karena perempuan adalah madrosah buat anak anak 😊

Rudini NEM Paga mengatakan...

Bagaimana dgn seorang pertempuan yang ketika sudah menjadi seorang istri lalu sibuk bekerja

Sehingga waktu dgn anak anak sedikit
Kesan roll model seperti apa yg ditiru oleh anak anaknya...

Dewi Nur Halimah mengatakan...

Tidak masalah kak, menjadi wanita karir selama tugas utama mendidik anak tidak terbengkelai. Tetap keluarga prioritas utama diatas karir. Ada kog dpr perempuan, punya anak 10 hafidz dan hafidzah semua. Semua kembali pada management cara membagi waktu dan mendidik anak πŸ˜ŠπŸ™. Terima kasih kak sudah berkunjung 😊

Muhtar mengatakan...

Di zaman sekarang masih ada masyarakat desa yang mengatakan bahwa "menjadi perempuan tidak usah sekolah tinggi tinggi, kalau ujung ujungnya nikah dan mempunyai anak" tapi di jaman sekarang, ungkapan tersebut harus dihilangkan, karena wanita itu tidak mempunyai batasan untuk berkarier, sama seperti laki laki pada umumnya. Banyak di luaran sana, wanita yang menjadi
pemimpin seperti gurbernur, bupati, lurah dan sebagainya.

Dewi Nur Halimah mengatakan...

Alhamdulillah muhtar. Cuman di beberapa desa bahkan banyak desa, masih banyak yang nikah dini, pendidikan di kesampingkan. Semoga dengan peduli pendidikan untuk perempuan, ke depan generasi muda yang jadi pemimpin lebih banyak dan SDM Indonesia semakin berkualitas. Aamiin

Unknown mengatakan...

Perempuan juga manusia makhluk tuhan yang memiliki Drajat sama dengan laki²,mereka juga punya hak untuk memperjuangkan hal yang diimpikannya..... Although women are under estimated or weatically stabbed, but that is the time you prove ..... if you are equivalent to us....work hard pray hardπŸ”₯

Unknown mengatakan...

Banyak orang yang beranggapan pendidikan bagi perempuan itu percuma toh selesai pendidikan mereka nikah, tpi opini tersebut hanya berlaku untuk orang yang nggak mau berjuang demi masa depan dan ketergantungan dengan orang lain

Sheva Nugraha mengatakan...

Perempuan juga manusia makhluk tuhan yang memiliki Drajat sama dengan laki²,mereka juga punya hak untuk memperjuangkan hal yang diimpikannya..... Although women are under estimated or weatically stabbed, but that is the time you prove ..... if you are equivalent to us....work hard pray hard��

Dewi Nur Halimah mengatakan...

Iya bener banget. Dan ini perlu dirubah mindset gini. Perempuan wajib berpendidikan karena perempuan pendidik generasi masa depan bangsa 😊

Sheva Nugraha mengatakan...

Sorry ,coment double soalnya lagi error sinyalnya

Dewi Nur Halimah mengatakan...

Terima kasih sheva sudah berkunjung. Benar sekali bahwa perempuan dan laki laki punya hak yang sama dalam menempuh pendidikan 😊

Dewi Nur Halimah mengatakan...

No problem. It's okay. Thanks sheva πŸ€—πŸ€—πŸ˜Š

Dewi Nur Halimah mengatakan...

Terimakasih sudah mampir 😊. Great opinion

Anonim mengatakan...

Bagus, semangat mbak

Mukholit mengatakan...

Hanya satu kekurangan wanita. Ia sering lupa betapa berharga dirinya.

Dewi Nur Halimah mengatakan...

Nggeh kang 😊

Dewi Nur Halimah mengatakan...

Maturnuwun kang. Nah ini udah diingatkan hehehe

Dillaindri mengatakan...

Betul, itulah mengapa Rasulullah jg menyebutkan siapa orang tua yang harus dihormati, dan beliau menjawab "ibu" sampai 3x baru "ayah", itupun sekali.
Jadi begitu terhormatnya seorang wanita karena jasa2nya, sehingga sudah selayaknya seorang wanita juga mendapatkan pendidikan yg tinggi agar terlahir generasi2 penerus dan calon2 pemimpin bangsa yg cerdas dan berakhlaq, karena pendidikan pertama seorang anak adalah di rumah yaitu pendidikan dari ibunya.

Dewi Nur Halimah mengatakan...

Terima kasih fadilla indri, pendapatnya luar biasa. Sepakat bahwa pendidikan untuk perempuan sangat penting 😊

Unknown mengatakan...

Setuju dengan postingannya. Insting alamiah yang dimiliki perempuan ditambah pendidikan yang memumpuni akan menciptakan suatu peradaban yang seimbang.

Catatan Hati Seorang Wanita (DNH) mengatakan...

Terimakasih Fitri atas masukannya. Terimakasih telah berkunjung ❤️❤️❤️