RUMAHMU
SURGAMU
(CATATAN
UNTUK SEORANG WANITA)
*****
Duhai wanita, rumahmu
adalah surgamu. Rumah laksana surga bagi seorang wanita, dimana wanita mengabdi
taat pada suami untuk menggapai ridho Allah SWT sebab ridho Allah bersamaan
dengan ridho sang suami bagi wanita yang sudah menikah. Sesungguhnya wanita
adalah aurot, maka tiap ia keluar rumah, rawan akan fitnah karena diikuti
syetan. Janganlah engkau berlenggak lenggok bergaya, berdandan menor,
bertabaruj jahiliyah untuk menarik simpati kaum adam. Duhai wanita yang
dimuliakan martabatnya, jagalah aurotmu, perlihatkanlah cantikmu hanya pada
suamimu, hanya pada yang halal memandangmu. Sungguh, rumah adalah surga bagi
wanita. Terlebih bilamana wanita itu menggunakan rumahnya sebagai tempat
baginya untuk berdzikir, beribadah, dan bersolawat memperbanyak mengingat Allah
serta tempat ia mengabdi pada suaminya,
maka sungguh rumah lebih mulia bagi wanita daripada ia keluar rumah
sekalipun ke masjid atau ke majlis bila disertai dengan berdandan, bergaya, dan
berlenggak-lenggok memamerkan kecantikannya.
Rosulullah SAW (
dijelaskan dalam kitab Uqodillujen) bersabda bahwasannnya akan ada 4 (empat)
golongan wanita yang akan dimasukkan ke dalam surga dan akan ada 4 (empat)
golongan wanita yang akan dimasukkan ke dalam neraka.
4
(empat) golongan wanita yang dimasukkan ke dalam surga yaitu:
1). Seorang wanita yang menjaga dirinya dari barang
haram, taat pada perintah Allah SWT serta ta’at pada suaminya (sepanjang
perintah suaminya pada kebaikan dan ketaatan pada Allah SWT dan tidak
maksiyat).
2). Perempuan yang memiliki anak banyak, sabar dalam
mendidik anak, dan neriman (qona’ah) dalam menerima nafkah yang diberikan
suami, sesuai kemampuan suami (tidak banyak menuntut terhadap suami).
3). Wanita yang memiliki rasa malu. Ketika suaminya
tidak berada di rumah, ia menjaga dirinya dengan baik (tidak berselingkuh
ataupun memasukkan laki-laki bukan makhram ke dalam rumah tanpa seizin
suaminya) serta menjaga harta suami di rumah dengan baik. Dan ketika suaminya
di rumah, ia (wanita) menjaga lisannya dengan baik untuk tidak mengucapkan
perkataan yang dapat melukai perasaan suaminya/ mengecewakannya/
menjengkelkannya.
4). Wanita yang ditinggal mati suaminya (janda) dan
memiliki anak-anak kecil banyak. Lantas ia memilih tidak menikah lagi setelah
kewafadan suaminya, serta memilih untuk bersungguh-sungguh dalam merawat dan
mendidik putra-puterinya dengan baik karena kawatir pernikahan keduanya/
pernikahan barunya menyebabkan anaknya tersia-siakan pendidikannya dan tidak
terawat.
4
(empat) golongan wanita yang dimasukkan ke dalam neraka:
1). Wanita yang tidak bisa menjaga ucapannya pada
suaminya. Wanita yang suka berkata buruk pada suaminya (misal: mengumpat,
mengolok-olok keburukannya, memisuhi suaminya, dll). Wanita yang ketika
suaminya tak dirumah ia tak bisa menjaga kehormatan dirinya, ia memasukkan
laki-laki bukan makhramnya tanpa izin dari suaminya. Wanita yang membiarkan
laki-laki lain masuk ke dalam ranjang tempat tidurnya saat suaminya tidak ada
di rumah. Dan bila suaminya berada di rumah, ia sering berkata yang menyakiti
perasaan suaminya padahal suaminya tidak bersalah.
2). Perempuan yang suka menuntut suaminya menuruti
keinginannya padahal suaminya tidak mampu. Misalnya, suami berpenghasilan Rp
25.000/ hari dan hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari, lantas istri meminta
dan menuntut suami untuk dibelikan motor, bila tidak dibelikan ngambek. Maka
hal ini sangat dilarang dalam agama islam. Jadilah wanita yang sederhana,
bersyukur atas rizki yang diberikan suami. Jangan menuntut hal-hal yang
sekirannya suami tak mampu memberikan.
3). Wanita yang tidak bisa menjaga aurotnya di
hadapan laki-laki lain. Misalnya wanita memakai rok mini, baju ketek, dll
sehingga mengundang syahwat laki-laki lain yang memandangnya. Selain itu jua
wanita yang suka keluar rumah dengan kemayu, bergaya, dan make up mencolok. Contoh: Saat bersama suami seorang wanita tak
berdandan cantik, sehingga suami puas olehnya tetapi saat keluar arisan. Saat
ke mall dandan cantik, berbaju necis, bergaya. Maka hal ini haram hukumnya.
Justru wanita berdandan cantik itu saat di hadapan suaminya.
4). Wanita yang menghabiskan waktunya hanya untuk
makan, minum dan tidur tanpa ada semangat untuk melakukan ibadah seperti solat,
taat Allah SWT, taat Rosulullah SAW, taat suami sepanjang perintah suami bukan
pada kemaksiyatan. Barangsiapa ada perempuan yang memiliki sifat-sifat seperti
yang disebut di atas, maka pasti akan dilaknat dan menjadi penghuni neraka kecuali bila ia bertaubatan nasuha.
Duhai wanita, berhati-hatilah
dalam berkata dan bersikap sebab mayoritas penghuni neraka adalah dari kaum
perempuan. Perempuan rawan akan fitnah. Bahkan suatu kehancuran dapat
disebabkan salah satunya oleh wanita. Hancurnya laki-laki disebabkan oleh 3
hal; 1). Harta, 2). Tahta, 3). Wanita. Sungguh, wanita adalah aurot dan begitu
besar fitnah yang dapat ditimbulkan disebabkan oleh wanita.
Sayyidina Ali RA pernah
berkata. Ketika beliau bersama Sayyidah Fatimah RA silaturahim (sowan) di
rumahnya Rosulullah SAW, beliau melihat Rosulullah menangis dengan
sungguh-sungguh sehingga air matanya berjatuhan. Lantas beliau bertanya “Ya Rosulullah, apa yang menyebabkan engkau
menangis hingga demikian?.” Lantas Rosulullah SAW menjawab: “Hai Ali, sesungguhnya di malam ketika isro’
mikraj hingga sampai di langit, aku melihat banyak wanita dari ummatku disiksa
di dalam neraka jahanam. Maka dari itu aku menangis sebab aku melihat
siksa-siksa yang sangat pedih atas ummatku tersebut:
a. Aku
(Rosulullah SAW) melihat perempuan digantung menggunakan rambutnya hingga
otaknya mendidih.
b. Aku
(Rosulullah SAW) melihat perempuan digantung menggunakan lidahnya, lalu
tenggorokannya dituangkan air panas yang mendidih.
c. Aku
(Rosulullah SAW) melihat perempuan diikat kakinya hingga kedua puting beliung
kedua susunya, lalu tangannya diikat hingga ubun-ubunnya. Lantas Allah SWT
melemparkan ular dan kalajengking terhadap perempuan itu.
d. Aku
(Rosulullah SAW) melihat perempuan yang digantung kedua susunya.
e. Aku
(Rosulullah SAW) melihat perempuan yang memiliki kepala layaknya kepala babi
dan badannya layaknya badan khimar dan disiksa dengan beribu-ribu siksa.
f. Aku
(Rosulullah SAW) melihat perempuan yang tubuhnya menyerupai anjing lalu dibakar
mulai dari mulutnya hingga anusnya. Dan para malaikat lantas memukulkan palu
yang terbuat dari api padanya”.
Saat itu pula, Sayyidah
Fatimah yang berdiri lantas bertanya: “Duhai
ayahku, kekasih Allah SWT dan kekasih hatiku, sesungguhnya apakah amalan
orang-orang tersebut sehingga disiksa sedemikian rupa?.” Lantas Rosulullah
SAW berkata: “Duhai puteriku, 1) Wanita
yang digantung menggunakan rambutnya adalah wanita yang tidak bisa menjaga
aurotnya, membiarkan aurotnya dilihat laki-laki lain bukan suaminya, bukan
makhramnya. 2) Wanita yang digantung menggunakan lidahnya adalah wanita yang
tidak bisa menjaga perkataannya, perkataanya sering melukai perasaan suaminya.
3) Wanita yang digantung kedua putting beliung susunya adalah wanita yang
membiarkan laki-laki lain berada di ranjangnya ketika suaminya tidak ada di
rumah (berselingkuh). 4) Wanita yang diikat kakinya hingga kedua putting
beliung kedua susunya, lalu tangannya diikat hingga ubun-ubunnya adalah wanita
yang tidak mau mandi janabat saat haid dan melalaikan solat. 5) Wanita yang
kepalanya menyerupai babi, badannya menyerupai khimar adalah wanita yang ahli
adu domba (ahlu namimah) dan berbohong. 6) Wanita yang menyerupai anjing lantas
dibakar adalah wanita yang suka mengolok-olok dan suka dengki (hasud) atas
kenikmatan orang lain. Duhai puteriku,
celakalah bagi wanita yang membangkang atas perintah suaminya. Sesungguhnya
taatnya seorang istri terhadap suaminya itu sama kadarnya dengan kewajiban
seorang anak taat terhadap orangtuanya. Tetapi tidak sebaliknya, tidak untuk
kaum seorang suami.”
Duhai wanita, begitu
pedihnya siksaan terhadap wanita atas kelalaiannya. Memang, sebaik-baik
perhisan dunia adalah wanita, namun bila wanita itu dalah wanita solekhah.
Demikian pula sebaliknya, seburuk-buruknya siksaan adalah siksaan pada wanita
atas kedurhakaannya. Sebagai wanita, sudah selayaknya kita berhati-hati dalam
berbicara. Berbicaralah seperlunya saja, sekiranya bercerita, berceritalah pada
orang yang sekiranya dapat dipercaya menjaga amanahmu (tidak mengadu dombamu,
tidak mengeber-eberkan rahasiamu). Demikian pula dengan menjaga sikapmu.
Bersikaplah lemah lembut sebagaimana kodratnya wanita yang lembut.
Berdasarkan analisa
penulis, berikut penulis sampaikan kiat-kiat menjadi wanita solekhah. Semoga
bermanfaat, penulispun saat ini sedang berhijrah berupaya menjadi lebih baik
dari sebelumnya, memperbaiki sikap (akhlak) dan menambah pengetahuan baik
pengetahuan agama maupun pengetahuan dunia. Semoga ilmu penulis bermanfaat,
mohon doanya. Kiat-kiat menjadi wanita solekhah adalah:
1). Berbicaralah seperlunya saja. Jika hendak
bercerita (curhat), lihatlah siapa yang hendak kau curhati. Aapakah ia bisa
menjaga rahasiamu atau justru mengeber-eberkannya.
2). Berpakaianlah yang sederhana, terpenting bersih,
suci dari najis, menutup aurot.
3) Berdandan cantiklah saat di hadapan suamimu, di
hadapan makhram boleh. Tetapi jangan bertabaruj (bersolek) di hadapan umum yang
dipandang laki-laki lain bukan makhram. Jangan bergaya, bersolek,
berlenggak-lenggok dihadapan laki-laki lain bukan makhram.
4) Berkatalah yang baik pada suami sebagaimana kau
berkata baik pada orangtuamu.
5). Jangan suka mengadu domba sesama umat manusia,
terlebih sesama ummat muslim. Contoh mengadu domba: Kamu mencari tahu tentang
si A dari si B, lantas apa yang disampaikan si B tentang penilaiannya pada si A
lalu kamu sampaikan si A. Lalu mereka berdua (si A dan si B berselisih). Duhai pengadu
domba, sungguh meruginya dirimu bila engkau suka adu domba, sebab si ahlu
namimah (orang yang suka mengadu domba) besok ketika di akherat kepalanya
menyerupai babi dan tubuhnya menyerupai khimar. Maukah dirimu berkepala
menyerupai babi?. Tentu tidak, maka dari itu janganlah engkau mengadu domba
kawan-kawanmu. Sudah kau tiada memperoleh manfaat ketika mengadu domba,
mendapat siksa pula. Oleh karena itu, hindarilah adu domba.
6). Tutuplah aurotmu di hadapan laki-laki lain bukan
makhram. Jangan kau undang syahwat laki-laki atas aurot yang kau pamerkan. Sebab
itu mengundang tindak kejahatan terjadi padamu (seperti pelecehan,
pemerkosaan). Bukan hanya itu tapi jua mengundang siksamu di akherat nanti. Wanita
yang tidak bisa menjaga aurotnya, nanti diakherat akan digantung menggunakan
rambutnya hingga otaknya mendidih. Maka dari itu, tutuplah aurotmu,
persembahkan kecantikanmu untuk suamimu semata.
7). Jangan ketawa cekaka’an , kerasnya minta ampun.
Duhai wanita, kodrat wanita adalah anggun. Jangan kau nodai keanggunanmu akan
kecongkaanmu. Sesungguhnya ketawa di luar batas tidaklah mulia, cukuplah bagimu
tersenyum manis. Sebab Rosulullah SAW pun tiada pernah ketawa ngakak hingga
rahangnya dan giginya terlihat semua. Tersenyumlah manis, bicaralah seperlunya,
perbanyaklah berdzikir.
8). Janganlah engkau berhianat terhadap suamimu
dengan berselingkuh karena itu akan melukai perasaan suamimu. Bukankah ridho
Tuhanmu bersamaan dengan ridho suamimu?. Taatlah terhadap suamimu sepanjang
yang diperintahkan suamimu bukan maksiyat. Layanilah suamimu dengan sebaik-baiknya
pelayanan.
9). Janganlah dengki atas kenikmatan orang lain.
Turutlah bahagia atas kenikmatan orang lain. Sungguh teramat sayang, bila
engkau dengki atau iri lalu menuruti hawa nafsumu. Sebab iri akan membakar
semua amal kebaikanmu layaknya api membakar kayu bakar. Sungguh sia-sia amal
baikmu yang rusak karena dengki, maka dari itu hindarilah sifat dengki/ iri
hati. Kau tahu, nikmat kasih sayang Allah lebih indah dari apapun dibandingkan
nikmat duniawi (harta, cinta manusia, dll). Lalu untuk apa dengki, bukankah Allah
membagi rizki atas suatu kaum berdasarkan usahanya?. Bukankah rizki tak akan
tertukar dan jodohpun tak akan tertukar?. Berhusnudzanlah, mungkin Allah
memberikan nikmat rizki lebih banyak pada temanmu daripada dirimu karena usaha
temanmu lebih besar dari usaha (ikhtiar) yang kau lakukan, sebab Allah membagi
rizki berdasarkan kadar usaha hambaNya.
Duhai wanita, jangan
pernah bosan berada di rumah. Sesungguhnya rumahmu adalah surgamu. Perbanyaklah
beribadah, solat, berdzikir, dan mengaji untuk menghiasi dinding-dinding
rumahmu. Keluarlah kecuali dhorurot dan itupun atas izin kedua orangtuamu bila
engkau belum menikah (misalnya keluar hendak mengaji, atau keluar hendak
belajar) dan atas izin suamimu bila telah menikah. Sesungguhnya, tempat paling
aman bagi wanita agar terhindar dari fitnah adalah di rumah. Bahkan ibadahnya
wanita di rumah lebih utama dari ibadahnya wanita di masjid. Terlebih di akhir
zaman, begitu banyak wanita solat atau ibadah dimasjid dengan bersolek padahal di
lihat laki-laki lain bukan makhram. Sungguh, betapa mulianya engkau tatkala
engkau bisa menjaga kehormatanmu, menutup aurotmu. Sejarah mencatat, wanita
mulia ketika ia mampu menjaga kehormatannya. Sebagaimana Siti Maryam yang
selalu di kamar menghabiskan waktu-waktunya dengan beribadah dan mengaji, memperbanyak
dzikir kepada Allah SWT. Siti Fatimah yang selalu di rumah melayani suami dan mengurus anak-anaknya,
ketika bepergian pun atas izin suaminya, dan atas kesolekhahannya ia tercatat
sebagai pemimpin wanita surga. Sayyidah Muthi’ah RA yang setia di rumah melayani
suaminya dengan baik dan menghabiskan waktunya untuk beribadah, tercatat
sebagai bidadari surga. Subhanallah, Maha Suci Allah yang berhak sepenuhnya
memuliakan hambaNya dan merendahkan hambaNya. Dialah Allah, Rabb semesta alam
yang berkuasa atas segala sesuatu. Allah berhak menyesatkan dan menyelamatkan
kita. Semoga kita termasuk orang yang selamat dunia akherat serta mendapatkan
hidayah Allah swt.
REFERENSI:
Muhammad, Syeh. Uqudillujen.
Toha Putera. Semarang. Penjelasan analisa penulis di perkuat dari kitab
Uqudillujen. Bab 2 tentang “Hak-Hak Suami atas Istrinya”.