HALIMAH BINTI MASDARI

Kamis, 20 Juli 2017

KIAT MEMBANGUN KELUARGA HARMONIS ISLAMI BAGI WANITA

10 NASEHAT IBU PADA PUTERINYA
(KIAT MEMBANGUN KELUARGA HARMONIS)
*****
              
Duhai wanita, untuk membangun keluarga harmonis, ada beberapa hal yang perlu kau ketahui. Berikut 10 Nasehat seorang ibu kepada puteri (anak perempuannya) dalam melayani suami untuk membangun keluarga madani:           
1.      Jadilah isteri yang neriman (qona’ah)
Dalam arti, istri menerima rizki berapapun yang diberikan suami berdasarkan kemampuan suami dengan baik. Istri tidak banyak menuntut dan menerima segala yang diberi suami dengan penuh rasa syukur. Misalnya; suami berpenghasilan 15000/ hari dan suami hanya bisa memberikan nafkah ke istri 15000. Maka istri wajib menerimanya dengan syukur dan memanfaatkannya dengan baik dengan dibelanjakan kebutuhan keluarga sesuai penghasilan misal sayurnya sayur daun singkong, sambal terasi, lauk tempe, nasi…in syaallah sudah cukup. Misalkan suami berpenghasilan 70.000/ hari dan suami hanya bisa menafkahi istri sesuai penghasilannya. Istri bersyukur dengan membelanjakan harta yang diberikan suami dengan baik misal dengan lauk ayam. Misalkan suami berpenghasilan 100.000/ hari dan diberikan istri, istri menerimanya dengan syukur dan dibelikan gule selebihnya ditabung.
Jadilah istri yang pandai memanage keuangan sesuai dengan nafkah yang diberikan suami atas kemampuan suami mencari nafkah. Wanita adalah the power of economy. Jadi, pengeluaran keluarga tergantung management keuangan sang istri. Jadilah wanita yang memperbanyak bersyukur dan tidak banyak menuntut.
2.      Taat pada perintah suami
Ingatlah bahwasannya ridho Allah bersamaan dengan ridho suami bagi wanita yang sudah menikah. Wanita wajib taat pada perintah suami selama suami tidak memerintahkan untuk bermaksiyat/ membangkang kepada Allah SWT. Misalnya; suami melarang istri keluar rumah tanpa izinnya. Maka istri wajib mentaati perintah suami dengan tetap berada di rumah dan bila hendak pergi hendaklah meminta izin suami terlebih dahulu. Apabila suami mengizinkan, barulah ia pergi memenuhi hajatnya. Namun apabila suami melarang, maka ia tetap berada di rumah.
3.      Memperhatikan dengan hal-hal yang berkaitan dengan pandangan suami (sesuatu yang dapat dilihat mata).
Misalnya: 1). menyambut suami saat pulang kerja dengan dandanan yang cantik, pakaian yang bagus. Sehingga tatkala suami memandang, hatinya terasa puas dan senang. Menyenangkan hati suami dalam kebaikan ini akan dimulikan Allah SWT. 2). Memakai pakaian dengan warna dan model yang disukai suami saat berdua dengan suami (saat istri tidur bersama suami, saat jimak). 3) Mengenakan pakaian yang bersih, rapi, suci, dan menutup aurot dengan model dan tipe serta warna yang disukai suami.
4.      Memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan daya penciuman suami
Jadilah wanita yag bersih, wangi saat di hadapan suami. Wanita berdandan di luar (bersolek saat di khalayak ramai) itu dilarang karena mengundang syahwat lelaki yang bukan makhramnya, namun halal bersolek saat di hadapan suami. Saat akan tidur atau bersanding dengan suami, mandilah sehingga tidak bau badan. Pakailah minyak wangi dengan aroma kesukaan suami, sehingga suami merasa betah saat berada di samping istri. Dengan demikian keluarga yang harmonis dapat tercapai.
5.      Memperhatikan waktu makan suami
Sebagai istri yang taat, istri menyiapkan hidangan makanan tiap pagi (sebelum suami berangkat kerja), saat siang (saat suami makan siang), dan saat malam (ketika suami pulang kerja bagi yang pulangnya larut malam). Karena sesungguhnya kelaparan (laparnya perut) dapat menyulut kelaparan suami. Jangan sampai, ketika suami pulang kerja, hidangan rumah makan kosong saat suami hendak makan, maka hal itu dapat menyulut emosi suami. Sesungguhnya saat tubuh lelah (karena lapar), secara ilmiah tubuh kekurangan energi karena produksi ATP berkurang, simpanan glikogen kososng dan memicu kekurangan glukosa pada tubuh. Akibatnya suppai glukosa dan oksigen ke otak pun kurang, saat suplai oksigen kurang maka tubuh akan lemas dan seseorang mudah marah. Saat produksi ATP menurun, produksi hormon serotonin yang berperan untuk mengontrol emosi berkurang sehingga ketika seorang lelah dan lapar maka ia mudah marah.


6.      Memperhatikan waktu tidur suami
Sebisa mungkin seorang istri menjaga kondisi tenmpat tidur tetap bersih dan tertata rapi, sehingga ketika suami akan tidur, suami merasa nyaman dan hatinya senang. Dengan demikian hubungan antar suami istripun harmonis, sebab kondisi tempat tidur yang berantakan dapat memicu susah/ terganggunya tidur sang suami yang berdampak pada mudahnya suami marah. Untuk menghindari kemarahan suami, maka ketika suami hendak tidur, maka tetap jagalah kondisi tempat tidur bersih dan rapi.
7.      Menjaga harta benda suami
Istri yang baik adalah istri yang bisa menjaga harta suami dengan baik saat suami ada di rumah maupun saat suami bepergian. Jangan sampai istri berfoya-foya saat suami sedang bepergian. Jagalah harta suami dengan baik sebagaimana menjaga barangmu sendiri.
8.      Menjaga hubungan baik dengan keluarga suami
Misalnya: 1). Saat mendapatkan rizki berlebih, sementara saudara kelaparan maka hendaknya memberikan sebagian rizki kepada saudara. 2). Saat keluarga mengadakan acara (masak-masak, seperti saat ada hajatan, kondangan) hendaknya membagikan makanan ke saudara-saudara (keluarga suami dan keluarga istri). Sesungguhnya menjaga hubungan baik dengan keluarga suami dapat menjadi jalan langgengnya suatu rumah tangga. Berbagi itu mendekatkan persaudaraan, pelit (kikir) itu menjauhkan persaudaraan.
9.      Tidak durhaka pada perintah suami sepanjang apa yang diperintahkan suami itu bukan maksiyat. Sesungguhnya membangkang terhadap perintah suami dapat membuat jengkel, mangkel, kecewa pada hati suami yang berdampak pada hubungan suami-istri kurang harmonis. Turutlah merasa bahagia atas kebahagiaan suami, dan turutlah merasa sedih atas kesedihan yang dirasakan suami.
10.  Menjaga rahasia suami dari khalayak umum (masyarakat).
Istri yang solekhah senantiasa bisa menjaga aib suami, tidak mengeber-eberkan kekurangan suami pada orang lain. Sebab ia sadar bahwa manusia tiada yang sempurna, termasuk istripun jua memiliki aib/ kekurangan. Manusia tercipta berpasang-pasangan agar saling melengkapi kekurangan pasangannya. Jangan menyebarkan aib suami, sebab menyebarkan aib suami sama halnya menyebarkan aibmu sendiri, jagalah. Menjaga rahasia suami dengan baik adalah kunci keharmonisan dalam keluarga. Begitu pula sebaliknya, suami jua hendaknya bisa menjaga rahasia/ aib istri dari orang lain.

   Semoga 10 kiat di atas bermanfaat dan dapat diaplikasikan para wanita muslimah. Semoga dengan menjadi istri yang taat pada suami sepanjang perintah suami pada kebaikan, maka termasuklah para wanita yang beruntung, selamat dunia akherat. Dengan istri yang taat pada perintah suami (sepanjang perintah suami bukan pada kemaksiyatan), in syaallah keluarga yang harmonis dan langgeng pun tercapai. Semoga ilmu membangun keluarga yang dusadur dari kitab uqudillujen ini bermanfaat dan menjadi jalan petunjuk (biidznillah) dalam membangun keluarga yang harmonis. Aamiin

REFERENSI:
Muhammad, Syeh.1411. Uqudillujen. Toha Putera. Semarang. Hlm 15.       
Keterangan di atas di ambil dari Kitab Uqudillujen halaman 15. Ditulis berdasarkan penjelasan dari KH. Muharror Ali (Pengasuh PP. Khozinatul Ulum, Blora).                 
      
*****  
Jika dirasa artikel di atas bermanfaat, silahkan dishare walaupun tanpa izin penulis
Ditunggu koreksi dan sarannya yang membangun
Saran dan koreksi: phone. 085725784395/ email; halimah.dewi@rocketmail.com
*****



Tidak ada komentar :