HALIMAH BINTI MASDARI

Sabtu, 05 Agustus 2017

KEUTAMAAN MENJAGA PANDANGAN DAN KEMALUAN BAGI ORANG BERIMAN

KEUTAMAAN MENJAGA PANDANGAN DAN KEMALUAN
BAGI ORANG BERIMAN  

            Pandangan, bila berbincang tentang pandangan apa yang terbesit dibenakmu? Pandangan adalah panah yang dapat menjadi sumber fitnah maupun sumber kebahagiaan. Pandanglah sesuatu yang halal untuk dilihat sehingga akan mendatangkan manfaat dan kebaikan bagimu. Sementara memandang akan hal-hal yang haram dilihat dapat mendatangkan keburukan atau siksaan padamu.
            Seringkali kita jumpai di kehidupan sehari-hari, awal rasa cinta berasal dari pandangan. Itulah mengapa, pandangan dapat dikatakan sebagai panah beracun yang dapat menjadikan timbulnya maksiyat mata (zina mata). Bahkan kemaksiyatan farji bermula dari maksiyat mata. Sebagaimana kisah Siti Zulaikha yang menggoda Nabi Yusuf AS berawal dari pandangannya terhadap Nabi Yusuf AS. Saat Siti Zulaikha memandang Nabi Yusuf, ia terpesona akan ketampanan Nabi Yusuf. Dari hal itulah, Zulaikha tergoda iblis sehingga dikuasai akan nafsunya. Ia selalu terbayang akan wajah Nabi Yusuf, sehingga ketika ada kesempatan untuk berbuat maksiyat, iapun terpancing dan menggoda Nabi Yusuf untuk bercumbu rayu dengannya. Namun Allah berkehendak lain, Allah melindungi Nabi Yususf AS dari hal-hal buruk. Ketika Nabi Yusuf digoda Siti Zulaikha, Nabi Yusuf menolak. Akibatnya, baju belakang Nabi Yusuf AS sobek karena dikoyak Siti Zulaikha yang mengejarnya.
            Bayangkan, lelaki mana yang tak tergoda dengan wanita secantik Zulaikha. Wanita yang sangat cantik, bukan hanya kembang desa (tercantik sedesa), tercantik sekecamatan, tetapi Zulaikha adalah wanita tercantik senegara. Coba renungkan, kalau bukan pemuda yang beriman yang selalu ingat akan Tuhannya, mana mungkin Nabi Yusuf AS menolak ajakan bercumbu Siti Zulaikha. Hal itu tak lain karena, Nabi Yusuf AS merasa malu berbuat maksiyat sementara Allah SWT senantiasa mengawasinya barang sedetikpun. Duhai hamba yang beriman, perlu engkau renungi bahwa malu akan berbuat kemaksiyatan adalah awal dari sumber keimanan seseorang. Seorang yang beriman dan bertaqwa pada Allah SWT akan merasa malu tatkala berbuat maksiyat. Hal itu tak lain karena ia malu manakala Tuhan melihatnya, sementara ia dalam keadaan berbuat maksiyat. Sungguh inilah buah hadits yang mengatakan bahwa “Malu (berbuat maksiyat) adalah sebagian dari iman”. Ketika hilang rasa malu seseorang, maka hilang pulalah keimanan seseorang.     
   Sebagaimana kisah Kiahi Barseso yang diceritakan dalam Al Qur’an. Kiahi Barseso adalah kiahi yang tersohor akan kengalimannya pada zamannya, bahkan muridnya hingga ribuan. Beliau adalah ahli ibadah, tidak pernah berjumpa pada wanita dan selalu menjaga pandangannya dari maksiyat mata. Maka datanglah tiga pemuda kepada Kiahi Barseso untuk menitipkan saudari (perempuannya) karena mereka bertiga hendak bepergian jauh untuk berdagang. Tiga pemuda tersebut yakin bahwa hanya Kiahi Barseso lah yang bisa dipercaya untuk menjaga adek perempuannya dengan baik dan aman selama mereka pergi.
Awalnya Kiahi Barseso menolak amanah untuk menjaga saudari perempuan mereka, karena Kiahi Barseso takut jikalau ibadahnya terganggu. Namun atas bujukan (dengan alasan kemanusiaan) oleh tiga pemuda tersebut, akhirnya Kiahi Barseso menyetujui permintaan mereka untuk menjaga saudari perempuan mereka selama mereka pergi dengan satu syarat saudari perempuan mereka tinggal di gubug yang terpisah dengan Kiahi Barseso. Berawal dari menuruti bisikan syetan, ia memandang wanita yang dititipkan padanya digubug miliknya. Dari pandangan itulah, Kiahi Barsisho terpesona akan kecantikan wanita tersebut. Ia selalu didatangi bayangan akan kecantikan wanita tersebut dalam setiap ingatannya baik ketika beribadah, maupun ketika melakukan kegiatan sehari-hari. Dari pandangan itu, maka tibalah zina mata yang berdampak pada zina hati (hati yang selalu terfikir akan kecantikan wanita), lantas dari zina hati yang selalu terbayang-bayang akan hal yang tak halal. Lalu berlanjut dengan maksiyat kaki yang melangkah untuk berzina hingga akhirnya Kiahi barsisha terjebak dalam maksiyat farji dengan berzina pada wanita tersebut. Hingga akhirnya Kiahi Barsisho meninggal dalam kondisi su’ul khotimah (mati dalam kondisi bersujud pada syetan). Naudhubillah…
Selain itu, juga Kisah Malaikat Harut dan malaikat Marut yang terpilih diantara malaikat karena ketaatannya pada Allah SWT, sehingga oleh Allah diturunkan ke bumi dan dibekali nafsu layaknya manusia untuk diuji keimanannya. Malaikat Harut dan malaikat Marut terpilih menjadi hakim di suatu negara karena kebijakannya. Sampai suatu hari, mereka menangani permasalahan dimana mereka harus menangani masalah yang terjadi pada seorang wanita cantik yang bernama Zuhra. Zuhra adalah wanita tercantik di suatu negara, rambutnya terurai sebahu, matanya bebinar-binar, bibirnya merah jambu, kulitnya putih bersih, hidungnya mancung. Dialah si cantik Zuhra, barangsiapa memandangnya di zamannya, maka ia akan terpesona akan kecantikannya. Datanglah si Zuhra merayu malaikat Harut dan Marut agar mereka (malaikat Harut dan malaikat Marut) memenangkannya di sidang pengadilan meskipun ia terbukti bersalah. Awalnya malaikat Harut dan Marut menolak karena ketakutannya pada Allah. Namun setan datang membisikinya di telinganya, sehingga timbulah rasa kecewa ketika ditinggalkan si cantik Zuhra. Akhirnya keesokannya mereka berduapun meladeni Zuhra yang datang ke rumahnya, Zuhra memberinya pilihan memilih mau berzina dengannya atau memilih mabuk. Malaikat Harut dan Marut memilih mabuk, dari mabuk itulah akhirnya mereka tak sadarkan diri hingga mereka (malaikat Harut dan Marut) berzina dengan si cantik Zuhra. Lalu ada orang yang bertamu di rumah mereka dan mengetahui perbuatan zina itu, malaikat Harut dan Marut ketakutan. Dari ketakutan akan diketahui sang Raja, Malaikat Harut dan Marut mencekik orang yang mengetahui aibnya berzina agar tidak dibeberkan. Sudah mabuk, berzina, membunuh pula. Ketika keluar rumah, lantas ada suara menggelegar dari angkasa…
“Engkau telah berdosa besar, maka kau pilih siksa dunia atau siksa akherat?”
Malaikat Harut dan Marut menyesal dan ia pun memilih siksa dunia. Maka Malaikat Harut dan Marutpun disiksa di dunia sejak saat itu hingga hari kiamat datang.
Duhai insan yang dimuliakan Allah…
            Coba kau renungi dari kisah-kisah tersebut (Kisah Zulaikha, Kisah Kiahi Barseso, Kisah Malaikat Harut Marut). Sungguh pandangan adalah panah beracun yang berbahaya. Berawal dari pandangan, maka timbulah maksiyat mata. Dari maksiyat mata timbulah bayang-bayang wanita sehingga datanglah maksiyat hati (membayangkan sesuatu yang tak halal dilakukan). Dari maksiyat mata menjadi penyebab maksiyat kaki, yakni maksiyat kaki yang digunakan untuk melangkah dalam kemaksiyatan (berzina). Dari maksiyat kaki, maka timbulah maksiyat farji (berzina).

            Diriwayatkan oleh Imam Rodifah RA (termaktub dalam kitab Majlisus Saniyyah halaman 78), Rosulullah SAW berkata bahwa “Zina itu mendatangkan 3 siksa di dunia dan 3 siksa di akherat. Siksa di dunia itu diantaranya: 1) mendatangkan penyakit, 2) mendekatkan pada kefakiran/ kemiskinan, 3) memperpendek usia/ umur. Siksa di akherat diantaranya: 1) mendatangkan murka Allah SAW, 2) Memperburuk hisab/ timbangan amal di akherat, 3) dimasukkan ke neraka”.
            Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA (termaktub dalam kitab Majlisus Saniyyah halaman 78), bahwa Rosulullah SAW berkata: “Zina itu menyebabkan hilangnya cahaya iman seseorang. Ketika seseorang berzina, maka Allah SWT mencabut cahaya iman yang ada pada diri seseorang. Dan apabila seorang pezina tersebut bertaubatan nasuha, maka Allah kembalikan cahaya iman pada dirinya”.
            Rosulullah SAW berkata pada pemuda-pemuda bangsa Qurais agar menjaga kemaluannya dari perbuatan zina. Barangsiapa menjaga kemaluannya dari perbuatan zina, maka akan dimasukkan surga. Dalam hadits sohih dijelaskan bahwa “Barangsiapa bisa menjaga diantara kedua rahangnya (lisan) dan menjaga kemaluannya dari hal-hal yang diharamkan, maka akan dimasukkan ke dalam surga”. Rosulullah SAW juga bersabda bahwasannya “sesungguhnya cinta dunia dan perempuan menjadi awal fitnah yang terjadi pada bani isrofil(termaktub dalam kitab Majlisus Saniyyah halaman 78).
Duhai kaum muslimin muslimat yang dirahmati Allah SWT…
Duhai kaum adam, jagalah pandanganmu terhadap wanita. Tundukkan pandanganmu ketika memandang wanita yang bukan makhram (wanita yang tidak halal dilihat) melainkan melalui penghalang/ hijab. Sesungguhnya padanganmu terdadap wanita dapat menjadikan zina mata, zina hati, zina kaki hingga zina farji. Ambilah hikmah dari kisah-kisah orang terdahulu sebagaimana kisah Zulaikha, kisah Kiahi Barseso, dan kisah Malaikat Harut dan Marut. Dan jagalah kemaluanmu dari perbuatan zina. Perlu diketahui, bahwa sesungguhnya Allah SWT maha tahu atas apapun yang dilakukan setiap hambanya. Maka malulah saat engkau berbuat maksiyat, sementara Allah SWT melihatmu.
Duhai kaum hawa, jagalah mandanganmu dari melihat hal-hal yang haram dilihat termasuk memandang laki-laki yang bukan makhram. Dan jagalah pula kemaluanmu dari perbuatan zina. Duhai wanita, jagalah aurotmu, tutuplah aurotmu, jagalah kecantikanmu hanya untuk suamimu semata, hanya untuk yang halal memandangmu. Jangan kau biarkan aurotmu dipandang oleh siapapun. Sesungguhnya wanita mulia karena ia mampu menjaga kehormatannya dengan menjaga aurotnya.
Rosulullah SAW bersabda “Pendangan itu seperti panah syetan yang beracun. Maka barangsiapa bisa meninggalkan barang yang haram untuk dilihat (menjaga pandangannya dari memandang sesuatu yang haram dilihat) karena rasa takut akan murkanya Allah (ketika berbuat maksiyat). Maka Allah karuniakan iman yang dirasa manis pada hati orang tersebut”. (termaktub dalam kitab uqudillujen).
Nabi Isa AS  berkata “Takutlah engkau akan pandangan. Karena pandangan bisa menjadi penyebab timbulnya syahwat (keinginan) dalam hati. Dan pandangan bisa menimbulkan datangnya fitnah”. Seorang mujahid berkata bahwasannya ketika seorang perempuan menghadap ke depan, maka iblis duduk di atas kepala wanita tersebut untuk menarik perhatian akan orang (laki-laki) yang memandangnya. Dan ketika seorang perempuan meninggalkan suatu tempat (beranjak berdiri pergi), maka iblis duduk di pinggulnya sehingga menarik perhatian orang (laki-laki) yang memandangnya (termaktub dalam kitab uqudillujen).
Rosulullah SAW bersabda : “Setelah zamanku, tiada fitnah yang lebih bahaya yang menimpa kaum laki-laki selain fitnah yang datang dari para wanita”.
Duhai kaum muslimin muslimat, sungguh betapa bahayanya memandang akan hal-hal yang haram, maka dari itu hindarilah. Dalam kitab uqudillujen dijelaskan bahwasannya zinanya mata adalah memandang akan hal-hal yang haram dilihat, termasuk salah satunya memandang wanita yang bukan makhram. Zinanya telinga adalah mendengarkan hal-hal yang haram didengar, salah satunya adalah mendengarkan ghibah. Zinanya lisan adalah membicarakan hal-hal yang haram dilakukan sebagaimana ghibah, adu domba (namimah), dll. Zinanya kaki adalah kaki yang digunakan untuk melangkah melakukan maksiyat. Dan zinanya kemaluan adalah berzina.
Rosulullah SAW bertanya pada Fatimah RA; “Apa saja hal bagus (kebagusan) yang bisa dilakukan wanita?”. Sayyidah Fatimah RA menjawab: “Perempuan yang tidak memandang laki-laki yang bukan makhramnya dan laki-laki yang tidak memandang perempuan yang bukan makhramnya”.
Kaum muslimin muslimat yang dirahmati Allah SWT….
Demikianlah artikel yang penulis sampaikan yang sebagian sumbernya dikutip dari kitab majlisus saniyyah dan uqudillujen tentang keutamaan menjaga pandangan dan kemaluan dari hal-hal yang haram dilakukan. Semoga tulisan ini bermanfaat, terimakasih telah berkunjung. Jika dirasa bermanfaat, tulisan ini boleh di share, semoga menjadi amal ibadah penulis dan bagi yang membagikan ilmu ini. Mohon doanya, semoga penulis bisa menjadi insan yang lebih baik. Tulisan ini tidaklah sempurna, sebab penulispun jua manusia yang tak luput dari dosa. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk penulis pertimbangkan pada penulisan selanjutnya. Saran dan kritik: WA 085725784395/ email. halimahundip@gmail.com. Semoga bermanfaat.   
Tiada yang lebih utama dari sebuah ilmu yakni ilmu yang diamalkan dan dibagikan pada kaum muslimin lainnya. Maka atas setiap ilmu yang kau dapatkan, ajarkan pula pada yang lainnya sebagai jalan dakwahmu akan kebaikan sembari engkau amalkan.
REFEREBSI:

  1. Kitab Majlisus Saniyyah. Halaman 78.
  2. Kitab Uqudillujen Bab Haramnya Laki-Laki Memandang Wanita yang Bukan Makhramnya.                      

Tidak ada komentar :