HALIMAH BINTI MASDARI

Selasa, 28 Februari 2017

CEMBURUKU JALAN CINTAKU PADA KEMANUSIAAN

TUHANKU, IZINKAN RASA CEMBURUKU MENGASAHKU
MENUJU PERJUANGAN KEMANUSIAAN 



            Cita-cita?, Apa itu cita-cita? Mengapa setiap orang memiliki cita-cita?. Ya, itulah cita-cita. Cita-cita adalah asa yang menjadi target/ tujuan hidup manusia. Setiap manusia memiliki tujuan hidup masing-masing. Ada yang ingin menjadi politikus, akademisi, TNI, POLRI, dokter, guru, pengusaha, kiahi, dll. Lalu, apakah cita-citamu?
            Sebagaimana orang pada umumnya, akupun memiliki cita-cita. Cita-citaku ingin menjadi sociopreneur dan memiliki foundation. Mengapa aku ingin menjadi entrepreneur, lebih tepatnya sociopreneur?. Inilah alasanku:
  1. Menjadi entrepreneur itu menciptakan lapangan pekerjaan setidaknya bisa membantu orang lain untuk tidak menjadi pengangguran (unemployment).
  2. Mengurangi angka pengangguran.
  3. Membantu seorang ayah/ ibu menghidupi keluarganya.
Ya simple, tapi begitu mengesankan bagiku. Aku selalu berusaha menggapai cita-citaku, tapi masalah hasil biarlah Tuhan yang menentukan. Selama di perkuliahan aku aktif mengikuti lomba PKM (Program Kreativitas Mahasiswa), PMW (Program Mahasiswa Wirausaha), dan Lomba Business Plan. Golden goalku bukan menang untuk memperoleh kebanggaan diri melainkan aku mencari modal usaha melalui hibah dari menang lomba. Aku memulai segala sesuatu dari nol. Berkali-kali batu rintangan aku temui, aku tetap berdiri. Aku yakin, Tuhan punya cara terindah untuk menemukanku dengan passionku. Berawal dari lolos PKM-K, aku memulai usahaku sabun. Usaha itupun jatuh bangun, sempat bangkrut lalu berdiri lagi dan alhamdulillah hingga saat ini. Berawal lolos PMW dengan aku memprakarsai usaha baju, namun sayangnya hanya bertahan 3 bulan dan gulung tikar. Gulung tikar saat aku sakit, belum sempat menjalankan karena tim yang menjalankan….ketika mau menjalankan (aku sudah sehat), eh usaha yang dijalankan teman tim sudah gulung tikar. Aku tak pernah putus asa, aku mencoba bangkit lagi. Berharap atas izin dan ridho Tuhanku, usaha sabun bersama Tim itu bisa besar. Tapi ya kembali lagi, kuasa Tuhan lebih berkehendak.
Aku punya mimpi, bisa keliling dunia…bisa mengunjungi Mesir, Dubai, dan berbagai negara. Namun sayangnya, harapan itu pupus karena ortu tak mengizinkanku lebih tepatnya wanita pergi tanpa ditemani makhram/ suami. Segala sesuatu yang tak mendapatkan ridho ortu, pasti ada saja rintangnnya. Walau hal itu positif, pasti banyak rintangannya. Aku diam-diam suka apply lomba di luar negeri. Entah kenapa aku memiliki mimpi keliling dunia?, mimpi keliling dunia itu berawal dari aku yang termotivasi oleh Novel Andrea Hirata yang berjudul “Edensor”. Lomba science paper yang mana aku lolos sebagai finalis adalah di negara berikut: Malaysia, Filiphina, Korea, Kroasia, Kanada, dua lagi lupa. Tiap kali aku lolos, selalu yang menjadi masalah adalah dari mana uangnya untuk berangkat ke sana?. Sementara timku semua dari lower class, kita cuman modal otak saja. Maka kubikinlah proposal pengajuan dana. 30 Proposal kusebar hampir di seluruh perusahaan-perusahaan dan instansi pemerintahan di Semarang. Ada yang tiap mata kuliah, aku ijin karena aku kesana-kemari mengurus tandatangan proposal pengajuan dana dan kesana-kemari (Semarang Atas-Semarang Bawah). Kau tahu, apa yang terjadi?. Proposal yang menghabiskan dana hampir Rp. 500.000,00 dan aku bagikan ke banyak perusahaan dan instansi pemerintah. Hanya satu yang tembus, dan itupun hanya Rp. 1.000.000,00.
Nangis?. Iya pengen nangis. Bagaimana tidak, perjuangan sudah kesana-kemari, ngurus tandatangan PD III dan PR III yang nggak mudah untuk 30 proposal, izin kelas berkali-kali untuk membagikan proposal karena mengejar deadline dana untuk keberangkatan, ngeprint yang banyak ngulang-ngulang. Hasilnya tak sebanding. Dana yang kami butuhkan 30 juta, sedang yang kami dapat dari sponsorship hanya Rp. 1.000.000,00. Sponshorship itu seperti balapan lari, kalau sudah didahului anak lain dari universitas yang sama yang juga mencari sponsorship, maka milikmu ya nggak akan tembus. Akhirnya dengan perasaan sedih, air mata yang bercucuran setelah capeknya perjuangan kesana-kenari, terputuslah kita tak jadi berangkat karena kepenthok dana. Bantuan dana dari Universitas untuk daerah Asia Rp. 1-1,5 juta/ anak. Kalu Eropa/ Amerika 1,5-2 juta/ anak. Jadi terpikir, seolah ke LN itu hanya milik segelintir kaum borjuis (golongan upper class). Yups…akhirnya nggak Jadi ke Malaysia.
Namun begitu aku nggak pernah kapok, masih suka apply-apply walaupun berangkat e nggak bisa, Setidaknya saya nggak bisa berangkat bukan karena nggak mampu secara IQ tapi karena kepenthok dana. Meskipun sangat menyesakkan, emang sudah takdirnya gitu mau diapain. Ya dijalanin saja. Setidaknya sudah lolos finalis, alhamdulillah. Terakhir yang aku ingat, international science paper  competition yang aku ikuti dan aku lolos sebagai finalis adalah lolos di science paper ke Kanada dan harus berangkat pada Agustus 2016. Butuh dana 50 juta, “Ya Allah, uang darimana?”. Kabar kembira dan kabar menyedihkan, kabar gembira karena aku lolos, kabar menyedihkan karena mendapatkan uang segitu banyak e darimana, nggak mungkin kan jual kampung atau sawah. Terus makan darimana dan tinggal dimana orangtuamu kalau jual kampung/ sawah?. Yap…lagi-lagi, dengan air mata yang bercucuran aku harus mengikhlaskan bahwa aku nggak bisa berangkat. Sahabat terdekat selalu menjadi saksi tangisan air mata ini.
Hal, setidaknya kamu sudah menjadi Finalis. Jangan sedih terus, aku tahu perasaanmu. Syukuri walaupun kamu nggak bisa berangkat. Setidaknya secara otak kamu mampu, walaupun kepenthok dana. Semangat Hal, Allah akan memberikan pengganti nikmat yang lebih baik”.
Kurang lebih, begitulah cara sahabatku menghiburku. Kalau sudah nangis, ya nggak ngomong sepatah katapun. Diam memeluk bantal dan boneka, tidur hehe. Ya, cara melampiaskan kesedihanku begitu. Akupun tak tahu…wudhu lalu baca Al-Qur’an setelah itu tidur. Nangis sepuasnya biar lega (nggak pake suara…air mata banjir), meluk boneka, ketiduran. Bangun-bangu  sudah fresh tapi mata lebam semua karena kelamaan nangis mungkin hehe. Well meskipun begitu, aku nggak pernah nyerah, nggak bisa juara di International competition, minimal aku harus juara di kompetisi nasional. Akhirnya dengan kerelaan hati, aku mengikuti kompetisi-kompetisi karya tulis di dalam negeri. Alhamdulillah ya gagal, ya juara. Wajar…tapi alhamdulillah sempat juara 3, juara 2, dan juara 1 LKTI Nasional. Aku pribadi suka semua kompetisi, tapi paling favorit lomba wirausaha sama lomba karya tulis ilmiah. Aku lomba semata-mata mencari modal usaha. Lomba yang pernah kuikuti banyak, sekedar menyalurkan hobi mulai dari lomba pidato (Juara 2 Sejateng), lomba nyanyi, lomba tilawah (Juara 1 dan 2), lomba nulis cerpen, puisi, hehe…fashion juga pernah. Juara 2 sama finalis Lomba Kreasi Hijab Syar’I dan Fashion. Ikut lomba Fashion karena iseng doang, jengkel aja dibanding-bandingin. Nggak tahunya iseng berujung juara, alhamdulillah…tapi fashion syar’i looh ya. Jadi intinya, aku ngelakuin apa aja yang aku suka, nyalurin hobi. Hobiku menulis fiksi ilmiah, ngarang lagu, nyanyi, ngelukis, bikin kaligrafi, ngegambar, dan public speaking.
Ngomong-ngomong tentang “Foundation”, aku menemukan kenyamanan saat aku survey sosial. Makanya cita-citaku ingin memiliki foundation. Entah mengapa aku menemukan “rasa syukur” yang tersembunyi di relung hati yang terdalam ketika aku bertemu yatim piyatu. Yatim piyatu adalah anak yang tidak memiliki ayah dan Ibu (ayah dan ibunya telah meninggal dunia) di saat usianya di bawah 18 tahun. Yatim adalah anak yang tidak memiliki seorang ayah (ayahnya telah meninggal dunia) di saat usianya di bawah 18 tahun. Piatu adalah anak yang tidak memiliki Ibu (ibunya telah meninggal dunia) di saat usianya di bawah 18 tahun. Menurutku, Mereka (anak yatim piyatu, anak yatim, dan anak piyatu) adalah anak yang tanggguh. Mereka tumbuh tanpa didikan ayah dan ibu. Mereka kurang mendapatkan kasih sayang orangtua, tapi mereka berjiwa penyayang satu sama lain dengan temannya. Mereka harus menentukan hidupnya sendiri sejak kecil, tanpa arahan ayah dan ibu, tanpa perhatian dari seorang ayah dan Ibu. Mengapa kita dianjurkan untuk mencintai yatim piyatu?. Karena Sang Baginda Rosul pun (Nabi Muhammad SAW) adalah seorang yatim piyatu. Beliau yatim sejak dalam kandungan, ketika beliau di lahirkan ayahnya (Abdullah RA) sudah meninggal dunia. Ketika usia 6 tahun. Rosulullah telah menjadi yatim piyatu karena ibundanya (Siti Aminah RA) meninggal dunia menyusul sang ayah. Tiap kali berjumpa yatim piyatu, itulah mengapa aku menemukan rasa syukur yang terdalam karena dari mereka aku belajar arti sabar dan arti syukur. Rasa syukur karena aku masih memiliki kedua orangtua. Rasa sabar karena tiap manusia memiliki cobaan hidup masing-masing. Mereka (anak yatim piyatu, anak yatim, dan anak piyatu) telah mengajarkanku arti sabar, sabar menghadapi cobaan hidup walaupun mereka tanpa sosok ayah dan ibu.
Selanjutnya, perjalananku menyambangi RSJ (Rumah Sakit Jiwa). Di RSJ, aku menemui banyak orang sakit jiwa (atau pasien-pasien orang gila). Di sana banyak sekali remaja yang menderita sakit jiwa, jumlahnya cukup banyak mulai dari remaja hingga dewasa. Mereka ditempatkan di ruang yang berbeda-beda tergantung tingkat kegilaannya dan rehabilitasi yang sudah diberikan. Di sana, hatiku tersentuh. Mungkin mereka gila karena beban yang begitu berat yang menekannya hingga ia tak kuat lagi. Di sini, akupun belajar syukur. “Alhamdulillah, aku masih dikaruniai waras di tengah-tengah cobaan yang menimpaku, alhamdulillah”. Aku salut pada orang yang memiliki kepedulian tinggi dengan orang-orang gila. Dahulu waktu SMA, aku pernah mendapatkan cerita dari ayahku, tentang kisah nyata sosok kiahi yang berjiwa sosial tinggi. Beliau adalah Alm. Gus Wahid. Beliau mendirikan pesantren yang berisi orang-orang gila. Tiap ada orang gila di jalanan yang tiada yang merawat, di bawa ke pesantren, direhabilitasi tanpa bayaran sepersenpun. Ketika mereka sudah waras, mereka ditanya siapa keluarganya dan dimana alamatnya untuk dikembalikan pada keluarganya. Dari situ, hati saya tersentuh, saya kagum pada Gus Wahid. Beliau sangat berjiwa sosial tinggi.
Selain itu, saya juga suka berkunjung ke YPAC (Yayasan Penyandang Anak Cacat) untuk mengajar dan menggali potensi anak berkebutuhan khusus. Di YPAC, saya memotivasi juga termotivasi. Di sana, saya memotivasi anak-anak untuk menggali dan mengembangkan bakatnya seperti yang pandai membuat dan membaca puisi agar berlatih terus untuk menjadi penulis puisi hebat, yang hobi dan suka menari maka jadilah penari hebat, yang hobi musik maka jadilah pemusik hebat, yang hobi nyanyi maka jadilah penyanyi hebat yang bersuara merdu, yang hobi tilawah, maka jadilah penghafal Al-Qur’an, dll. Disana, saya melatih puisi dan menyanyi. Di sana saya menginspirasi mereka untuk tetap semangat dan tidak menyerah karena terbatas oleh fisik. Saya senang melihat senyum mereka begitu sumringah. Di YPAC, aku memotivasi mereka untuk menemukan passionnya juga aku termotivasi dari semangat mereka. Aku belajar arti syukur, “Alhamdulillah masih diberi tangan dan kaki yang lengkap”. Mereka (anak berkebutuhan khusus) saja yang geraknya terhalang/ terkendala fisik, mereka tetap semangat dan ceria, masak aku yang normal tidak semangat. Aku harus lebih semangat…itulah tekadku. Disana saya banyak mendapatkan pelajaran berharga tentang arti rasa syukur, tentang optimis dan semangat serta sabar atas ujian hidup.
Selanjutnya perjalananku, menyambangi Rumah Sakit. Di situpun aku terketuk, ketika melihat orang yang menderita sakit keras yang sudah akut. Disini saya belajar arti rasa syukur. “Alhamdulillah saya diberikan nikmat sehat sehingga saya dapat beraktivitas”. Namun, ada sesuatu yang kurang enak jua, di rumah sakit itu mereka yang BPJS tak mampu dan Non BPJS, pelayanannya beda banget. Yang BPJS tak mampu seringnya disepelekan, kurang mendapatkan pelayanan. Bagiamana perlakuan perawatnya yang suka membentak pasien BPJS tak mampu, bagaimana perlakuan yang lainnya. Memang benar, dimanapun mayoritas orang menilai dari status sosial. Saya selalu salut pada orang-orang yang berjiwa sosial tinggi, seperti Bu Ainun (Istri Pak Habibi) yang memberikan pengobatan gratis pada penderita penyakit ginjal. Karena orang yang berhati demikian sangat jarang.
Perjalanan survey, yang jua menyentuh hatiku adalah saat survey sosial dengan para gelandangan dan anak jalanan. Air mata rasanya berjatuhan. “Alhamdulillah saya masih di beri nikmat keluarga yang mendidik saya dan tidak membiarkan saya menjadi gelandangan”. Para gelandangan itu kasihan, mereka tidur di bawah jempatan, anak-anak kerja sebagai loper koran tak jarang banyak yang perempuan dari mereka menjadi korban kejahatan seksual (diperkosa) hingga hamil. Ada juga yang makan dari mengais sisa-sisa makanan di sampah. Biasanya saya mengajak mereka makan di pedagang lalu saya ajak ngobrol layaknya teman mereka. Dan ada pula yang tidur di gerobak. Sepanjang pengamatan ini, aku nggak kuat nahan air mata. Air mata itu bercucuran membasahi pipi. Ya Allah izinkan aku menjadi orang kaya yang dermawan yang peduli dan sayang pada yatim-piyatu, dhuafa, fakir-miskin, gelandang, dan orang gila. Meskipun berbagi, aku tak menunggu kaya. Aku suka berbagi sedari kecil, berbagi semampu yang aku punya.
Ya Rabb..,    
Aku cemburu, cemburu pada mereka yang kau izinkan pergi keliling dunia dengan hartanya.
Aku cemburu dengan mereka yang bisa bebas lomba ke luar negeri tanpa terpenthok dana
Aku cemburu pada mereka, Tuhanku…
Beberapa kali aku terpenthok biaya sehingga tak bisa mengikuti kompetisi di LN itu…
Mungkin ada hikmah tersembunyi yang hendak Kau berikan untukku…
Berikan aku nikmat yang lain, yang tidak dimiliki oleh manusia yang lain
Ya Rabb…
Bila aku keliling dunia dengan caraku tak Engkau izinkan
Maka izinkan aku keliling dunia dengan caraMu yang datangnya tiada kusangka-sangka
Ya Rabb…
Aku cemburu…
Aku cemburu pada mereka yang kau takdirkan hidup berlimpah harta namun dermawan. Mereka peduli dan demawan pada yatim piyatu, dhuafa, fakir-miskin, dan para gelandagan.
Ya Rabb…
Izinkan nanti di usiaku di bawah 30 tahun, aku bisa sukses menjadi seperti mereka, sosok kaya yang jua dermawan dan memiliki jiwa sosial tinggi.
Ya Rabb…
Aku cemburu, aku cemburu pada para ahli ibadah yang menghabiskan waktunya hanya untukMu.
Pertemukanlah aku dengan kekasihMu, satukanlah aku dengannya sehingga semakin dekatlah aku denganMu
Bukalah pintu hidayahMu untukku, agar hatiku selalu terbuka untuk selalu mengingatMu
Ya Rabb…
Izinkan rasa cemburuku menjadi jalanku semakin dekat denganMu.
Jangan Engkau jadikan rasa cemburuku sebagai dendam, melainkan jadikanlah rasa cemburuku sebagai jalanku untuk rasa kemanusiaan…
Bila itu baik bagiku, maka izinkanlah aku meneruskan itu pada orang lain…
Bila itu tak baik, maka jauhkanlah jua pada orang lain…
Izinkan aku menjadi bintang yang menyinari kegelapan Ya Rabb…
Izinkan aku bermanfaat untuk orang-orang di lingkunganku
Ya Rabb…
Bila aku menggapai sesuatu dengan caraku tak Engkau izinkan…
Maka berikan aku sesuatu dengan caraMu
Karena Engkaulah Dzat Yang Maha Berkuasa
Bahkan kedipan mata dan daun terjatuhpun itu terjadi tiada kebetulan melainkan atas kehendakMu
Tuhanku engkaulah Sutradara Alam Semesta
Maka atas sifat Rasyidmu, jadikanlah aku bagian dari orang berilmu…
Maka atas sifat wahabMu, jadikanlah aku sosok yang dermawan sesuai kemampuanku
Maka atas sifat Rahman dan Rakhimmu, jadikanlah aku sebagai sosok yang penyayang terhadap sesama…
Maka atas sifat Al Halim, anugerahkanlah sifat penyantun dan penyabar bagiku…
Ya Rabb Ya Quddus…
Duhai Dzat yang Maha Suci…
Jadikanlah aku wanita suci yang senantiasa menjaga kesucianku dan kehormatanku hingga aku memberikannya pada pasangan halalku…
Ya Rabb Ya Salaam…
Duhai Dzat Yang Maha Mensejahterakan Makhluknya…
Sejahterakanlah hidupku serta kehidupan keluarga serta orang-orang yang aku cintai
Ya Rabb Ya Mu’min
Duhai Dzat Yang Maha Pemberi Keamanan…
Anugerahkanlah kenyamanan dan rasa aman di hatiku sehingga semakin bersyukurlah diriku…
Ya Rabb Ya Muhaimin
Duhai Dzat Yang Maha Memelihara…
Peliharalah daku dari maksiyat. Hindarkanlah lisanku dari terpelesetnya lisan. Hindarkanlah tangan dan kakiku dari maksiyat tangan dan kaki. Hindarkanlah farjiku dari perzinaan. Hindarkanlah mataku dari melihat yang tak engkau ridhoi. Dan hindarkanlah telingaku dari mendengarkan hal-hal yang buruk yang membuatku semakin jauh dariMu….
Ya Rabb Ya Aziiz… 
Duhai Dzat Yang Maha Perkasa…
Kuatkanlah hatiku dalam menerima cobaanMu. Kuatkan iman dan takwaku agar aku senantiasa mengingatMu…
Ya Rabb Ya Baari’
Duhai Dzat Yang Maha Melepaskan…
Ajarkan aku untuk ikhlas melepaskan segala sesuatu yang tak menjadi milikku.
Ya Rabb Ya Ghaffaar
Duhai Dzat Yang Maha Pengampun…
Ampunilah dosaku, dosaku yang telah lampau, saat ini dan yang akan datang
Ya Rabb Ya Razzaaq
Duhai Dzat Yang Maha Memberi Rizki pada hambaNya…
Karuniakanlah nikmat rizki yang halal, toyyib dan membawa keberkahan padaku, keluarga serta para sahabat dan orang-orang yang aku cintai
Ya Rabb Ya Fattah…
Duhai Dzat Yang Maha Pembuka Rahmad…
Limpahkanlah rahmadmu pada diriku, keluarga serta para sahabat dan orang-orang yang aku cintai
Ya Rabb Ya Alim…
Duhai Dzat Yang Memiliki Ilmu lagi Maha Mengetahui…
Anugerahkanlah nikmat ilmu pada diriku, keluarga serta para sahabat dan orang-orang yang aku cintai sehingga dengan ilmu itu kami dapat bermanfaat untuk lingkungan dan orang-orang disekitar kami.
Ya Rabb Ya Baasith…
Duhai Dzat Yang Maha Melapangkan…
Lapangkanlah hatiku untuk senantiasa ikhlas dalam menerima segala yang engkau berikan padaku. Menerima  cobaan dengan sabar dan menerima nikmat dengan syukur.
Ya Rabb Ya Raafi…
Duhai Dzat Yang Maha Meninggikan Derajat…
Tinggikanlah derajatku di hadapanMu, di hadapan para pencintamu beserta para kekasihMu
Ya Rabb Ya Mu’izz…
Duhai Dzat Yang Maha Memuliakan…
Muliakanlah diriku dihadapanMu dan dihadapan para makhlukMu. Sesungguhnya tiada yang dapat memuliakanku kecuali Engkau Ya Rabb, Ya Tuhanku, Tuhan Semesta Alam.
Ya Rabb Ya Samii’
Duhai Dzat Yang Maha Mendengar…
Dengarkanlah doaku, kabulkanlah doa-doaku Ya Rabb. Sebab tiada Dzat yang bisa mengabulkan kecuali Engkau. Jauhkanlah telingaku dari mendengarkan segala maksiyat yang menjauhkanku dariMu. Dekatkanlah telingaku untuk mendengarkan kebajikan yang mendekatkanku padaMu.
Ya Rabb Ya Bashiir…
Duhai Dzat Yang Maha Melihat…
Ingatkanlah daku bahwa Engkau senantiasa selalu melihatku. Sehingga dengan demikian semakin takutlah aku berbuat kemaksiatan, karena sesungguhnya Engkau senantiasa mengawasiku tiap detik.
Ya Rabb Ya Adl…
Duhai Dzat Yang Maha Adil…
Limpahkanlah sifat adil padaku, jadikanlah kelak aku sebagai ibu yang adil terhadap putra putriku kelak dalam memberikan kasih sayang. Jadikanlah aku sebagai guru yang adil terhadap murid-muridku. Dan jadikanlh aku sosok yang adil yang peduli terhadap orang lain. Sesungguhnya tiada kekuatan melainkan dariMu, Ya Rabb.
Ya Rabb Ya Lathiif…
Duhai Dzat Yang Maha Lemah Lembut…
Lembutkanlah hatiku. Jadikanlah aku sebagai wanita yang lemah lembut lagi penyayang laksana Sayyidah Khodijah RA yang lemah lembut lagi penyayang.
Ya Rabb Ya Muqiit…
Duhai Dzat Yang Maha Pemberi Kecukupan…
Cukupkanlah apa yang aku miliki, sehingga semakin bersyukurlah hatiku atas apa yang aku miliki. Sesungguhnya Engkaulah Dzat yang Maha Mencukupkan segala sesuatu bagi hambaMu.
Ya Rabb Ya Mujiib
Duhai Dzat Yang Maha Mengabulkan..
Kabulkanlah doa-doaku, sesungguhnya tiada yang dapat mengabulkan doaku kecuali Engkau.
Ya Rabb Ya Hakiim..
Duhai Dzat Yang Maha Bijaksana…
Jadikanlah diriku sebagai insan yang bijaksana dalam mengambil keputusan.
Ya Rabb Ya Qowwiyu…
Duhai Dzat Yang Mah Kuat…
Kuatkanlah hatiku untuk ikhlas menerima cobaan dariMu. Kuatkanlah imanku dan takwaku untuk senantiasa selalu mengingatMu baik dalam sukaku maupun dukaku.
Ya Rabb Ya Tawwaab…
Duhai Dzat Yang Maha Penerima Tobat…
Terimalah taubatku. Bimbing aku menuju jalan ridhoMu. Jadikanlah aku sebagai bagian orang-orang yang Engkau cintai dan Engkau kasihi.
Ya Rabb Ya Afuww…
Duhai Dzat Yang Maha Memaafkan…
Maafkanlah segala dosaku dan bimbinglah aku untuk senantiasa menjadi insan yang pemaaf.
Ya Rabb Ya Mughnii…
Duhai Dzat Yang Maha Pemberi Kekayaan…
Anugerahkanlah nikmat harta yang halal dan toyyib, berkah lagi melimpah untukku. Dan jadikanlah daku sosok yang dermawan atas nikmat yang telah Engkau berikan.
Ya Rabb Ya Nafiii…
Duhai Dzat Yang Maha Memberi Manfaat.
Jadikanlah aku sebagai insan yang bermanfaat untuk orang lain dan lingkungan dimana aku berada.
Ya Rabb Ya Hadii…
Duhai Dzat Ynag Maha Pemberi Petunjuk…
Berikanlah petunjuk hidayahmu padaku agar aku tidak tersesat pada jalan yang salah. Sesungguhnya Englah Maha Pemberi petunjuk, dan hanya Engkaulah yang dapat menyelamatkanku.
Ya Rabb Ya Rasyiid…
Duhai Dzat Yang Maha Pandai…
Jadikanlah aku wanita yang cerdas sebagaimana Engkau limpahkan kecerdasan pada Sayyidah Aisyah RA agar aku dapat menularkannya pada keturunanku (putra dan putriku) kelak atas izinMu.
Ya Rabb Ya Shabuur..
Duhai Dzat Yang Maha Sabar…
Jadikanlah aku wanita yang sabaar dalam menerima ujian dan cobaanMu. Sesungguhnya Engkaulah Dzat Yang Maha Penyabar lagi Menyabarkan, maka sabarkanlah daku dalam segala urusanku.
Aamiin, Aamiin, Aamiin Ya Rabbal Alamiin.  




Minggu, 12 Februari 2017

DARI CINTA MANUSIA MENUJU CINTA ILLAHI

KETIKA CINTA MEMANGGIL
    

Cinta merupakan kumpulan asa yang membuatmu bahagia, jua tak jarang membuatmu terluka. Ketika cinta itu memanggil, maka insan terbuai dalam asmara. Cinta, begitu popular di kalangan remaja hingga dewasa. Lalu, apa sebenarnya esensi cinta itu sendiri?. Bagaimanakah insan yang sedang jatuh cinta?. Cinta telah membius seorang yang telah dilanda cinta, tak jarang menggerogoti hati membawamu ke singgasana yang namanya ruang asmara. Sang cinta membayangi pandangan matanya, namanya berkibar bertahta di kalbu, mendengarnya hati bergetar.
Cinta sejati adalah pengorbanan. Dimana kau sanggup mengorbankan apapun yang kau miliki untuk yang engkau cintai, termasuk jiwa, raga, dan segalanya. Pernahkah anda mendengar kisah cinta Salman Al Farishi?. Bila iya, itulah sejatinya cinta sejati. Bagaimana Salman Al Farishi mencintai seorang wanita dari kalangan Bani Ansor, lalu ia meminangnya ditemani sahabat karibnya, Abu Darda’. Ternyata, wanita yang dicintainya menolak pinangannya dan mengungkapkan perasaannya bahwa ia lebih mencintai Abu Darda’. Maka saat itulah, mahar Salman Al Farishi yang sudah ia persiapkan untuk wanita tersebut, ia berikan pada Abu Darda’ agar itu menjadi maharnya bersama wanita Ansor itu. Begitu ikhlasnya hati Salman Al Farishi merelakan wanita yang dicintai menikah dengan laki-laki lain, bahkan maharnya diberikannya, ia pula yang menjadi saksi nikahnya mereka. Subhanallah…J, begitu mulianya hati Salman Al Farishi.
Sungguh, aku tak bisa membayangkan, adakah lelaki yang berakhlak mulia yang dengan ikhlas merelakan wanita yang dicintai untuk sahabatnya tanpa rasa sakit hati di era sekarang ini?. Sungguh sangat sulit dijumpai. Berdasarkan survey dan wawancara ke beberapa lelaki (remaja dan dewasa), survey menunjukkaan bahwa cinta adalah imbalan. Sengaja pertanyaan ini kulontarkan, untuk mengetahui pola pikir dan ketulusannya mencintai seseorang.
Pertanyaan saat survey waktu itu, diselingi ngobrol biar tak terkesan kaku:
1.      Bagaimana sikapmu terhadap wanita yang terang-terangan menolak cintamu?atau wanita yang menolak khitbah/ pinanganmu?
90% jawaban mengatakan bahwa mereka akan pergi (sakit hati dan kecewa), meninggalkan wanita yang menolak cintanya, menjauhinya, dan membuka lembaran baru (move on). Wanita bukan hanya satu.
5% jawaban menyatakan bahwa mereka biasa saja dan masih bisa beraktivitas sebagaimana mestinya. Tidak dendam, tidak sakit hati, karena cinta tak harus memiliki.
5% jawaban menyatakan bahwa mereka ridho ditolak. Karena cinta adalah mengikhlaskan. Mengikhlaskan saat ia ditakdirkan menjadi jodoh kita maupun menjadi jodoh orang lain. Tetap menjaga silaturahmi (tidak menjauh). Karena kebahagiaa orang yang dicintai adalah kebahagiaannya juga.
Dear insan, baik laki-laki ataupun perempuan…
Cinta itu ikhlas bukan pemaksaan. Cinta itu berdasarkan atas keridhoan bukan keterpaksaaan. Setiap orang berhak menyatakan cintanya kepada yang dicintainya, namun ia tidak dapat memaksakan diri agar yang dicintainya harus menerima cintanya. Ia harus siap pada dua sisi, siap saat diterima dan siap saat ditolak. Suatu puji syukur manakala cintamu dibalas dengan cinta yang serupa. Dan berlapang dadalah bila cintamu dibalas dengan penolakan. Jangan memaksakan cinta, bahwasannya yang kamu cintai HARUS kamu miliki. Sadarlah, sebenarnya dunia ini milik siapa?, sadarlah dia (orang yang kamu cintai) itu milik siapa?. Jika kamu memaksakan cintabahwa orang yang kamu cintai harus menjadi milikmu, itu artinya betapa tomaknya dirimu mengambil ranah otoritas Tuhan. Tahukah engkau, sesungguhnya dunia beserta seisinya termasuk orang yang kau cintai itu adalah milik Tuhan. Siapakah yang menciptakan makhlukNya hingga berpasang-pasangan? Siapakah yang menentukan jodoh seseorang?. Tentu jawabannya adalah mutlak otoritas Tuhan. Berarti, bila kau memaksakan cintamu (cinta harus memiliki semacam orang psikopat), berarti engkau telah mengambiil ranah kuasa Tuhan, tanpa kau sadari.
Setiap orang memiliki jalan cerita masing-masing. Ada yang kisah cintanya indah, berjalan mulus direstui orang tua. Ada yang cintanya penuh penghianatan/ perselingkuhan. Ada yang cintanya terpaut perbedaan agama. Ada yang cintanya terpaut strata sosial (cinta antara si kaya dan si miskin) dan di tentang orangtua. Ada yang cintanya terpaut aliran mahdzab, dan lain sebagainya. Cinta itu menyatukan perbedaan. Ketika engkau mencintai seseorang, maka engkau harus mencintai kekurangan dan kelebihannya. Lengkapilah kekurangannya dengan kelebihanmu agar kalian saling melengkapi. Ketika kamu mampu menerima segala perbedaan pada pasanganmu, itulah sejatinya cinta.
Lalu, bolehkan untuk menjemput jodoh seorang berikhtiar?. Jawabannya boleh, memang fitrah manusia dianjurkan untuk berikhtiar dengan jalan yang halal, lalu Tuhanlah yang menentukan hasilnya. Bila engkau mencintai seseorang, kau bisa meminta bantuan ustadz ataupun ustadzah sebagai perantara kalian. Atau bisa juga meminta perantara kiahi sebagai pihak yang membantu perjodohan kalian. Sekalilagi, mengungkapkan cinta bukanlah suatu kesalahan, karena manusia tercipta dengan fitrah cinta. Yang salah adalah apabila dua insan berkhalwat (berduaan), bermesraan, berpelukan, berpegangan sementara status belum halal (belum suami istri). Sekalipun sudah dikhitbah, kalau belum akad nikah, wanita sangat dianjurkan menjaga kehormatannya, jangan mau disentuh sekalipun dengan orang yang dicintainya.
Gambar di ambil dari www.fastabiq.com

Duhai insan perasa cinta…
Ketika cinta itu memanggil, maka tahanlah ia hingga ia berlabuh di mahligai nan suci di atas tali ikatan halal.
Duhai insan yang dikaruniai anugerah cinta…
Bila cinta kalian berujung pada penghianatan, maka lapangkanlah hatimu untuk ikhlas menerimanya…
Tuhan telah mengajarkanmu arti suatu keikhlasan dan kesabaran
Jangan sekali-kali, engkau balik menghianatinya
Tuhan mengajarkan arti kehidupan lewat suatu cobaan.
Dan saat kau dirundu kegelisahan, kesedihan, bahkan penghianatan
Jangan sekali engkau lari dari Tuhanmu, ingatlah ia dan perbanyaklah berdzikir, sesungguhnya Tuhanmu tiada pernah meninggalkanmu barang sedetikpun, justru terkadang kitalah yang melalaikannya…
Duhai insan yang dikaruniai fitrah cinta…
Baik engkau laki-laki ataupun perempuan, bila engkau sedang jatuh cinta maka perbanyaklah mengingat Tuhanmu. Doakan ia, panggilah ia yang kau cintai dalam alunan lantunan doamu pada Tuhanmu. Tengadahkan tanganmu di atas sajadah cintamu, agar Tuhan senantiasa meridhoi cintaMu. Bila engkau mencintai seorang wanita ataupun jika engkau perempuan maka sebaliknya. Cintailah perhiasan dunia itu atas dasar keindahan akhlak dan perangainya, cintailah ia atas dasar agamanya, atas dasar ketaatanNya pada Tuhannya.     
Dari belajar mencintai seorang manusia, berpikirlah.
Oh begini rasanya mencintai lawan jenis. Bila sesama manusia saja, aku sangat mencintainya, aku rela berkorban untuknya atas nama cinta. Bagaimanakah cintaku pada Tuhan? Seberapa besar cintaku pada Tuhan, apa yang sudah aku lakukan atas dasar cintaku pada Tuhan?. Bila dengan manusia, yang hakikatnya jua makhluk, cintaku begitu dalam. Maka selayaknya cintaku pada Tuhan melebihi rasa cintaku pada makhlukNya”
Jadikanlah setiap kedekatanmu pada makhlukNya sebagai jalan untuk menggapai ridhoNya. Sebagaimana cintanya Sayyidina Ali pada Sayyidah Fatimah, diamanya cinta mereka diam-diam dan terlatunkan dalam setiap bait doa.

Doa Sayyidina Ali di saat jatuh cinta dengan Sayyidah Fatimah
Yaa Allah..
Kau tahu..
Hati ini terikat suka akan indahnya seorang insan, ciptaan-Mu.
Tapi aku takut, cinta yang belum waktunya menjadi penghalang ku mencium surga-Mu.
Berikan aku kekuatan menjaga cinta ini, sampai tiba waktunya,
andaikan engkau pun mempertemukan aku dengannya kelak.
Berikan aku kekuatan melupakannya sejenak.
Bukan karena aku tak mencintainya…
Justru karena aku sangat mencintainya…


Kembalikanlah apa yang kamu lakukan, apa yang kamu rasakan pada Dzat yang Maha Cinta. Sesungguhnya, perasaan cinta yang kau rasa pun adalah pemberian Tuhan. Bila engkau sedang jatuh cinta, maka mintalah pada Tuhan agar senantiasa menjagamu dari fitnah cinta. Jadikanlah rasa cinta itu sebagai wadah kamu semakin bersyukur atas karunia cinta yang Allah limpahkan. Karunia diberikan untuk dijaga, bukan di rusak. Peliharalah dengan baik apa yang Tuhan titipkan padamu sebagai anugerah itu dengan baik pula. Jadikan setiap langkahmu untuk mencapai ridho-Nya. Jadikan rasa cintaMu sebagai jalan untuk semakin dekat denganNya di atas tasbih cinta yang berkumandang, berkelakar di kalbumu. 

Minggu, 22 Januari 2017

PERAN WANITA PADA KEHIDUPAN LAKI-LAKI DALAM PERSPEKTIF AGAMA

PENGARUH WANITA PADA LAKI-LAKI
MENENTUKAN NASIB DI AKHIR HAYATNYA  
  


Kaum muslimin dan kaum muslimat yang dirahmati Allah SWT…J
Pernahkah engkau merenung, lalu terbesit…siapakah penentu maju mundurnya suatu negara? Siapa penyumbang kemajuan dan kehancuran negara? Siapa di balik sosok lelaki yang hebat? Siapakah penyumbang utama yang membawa seorang laki-laki masuk surga ataukah neraka?. Jawabannya satu yakni wanita. Mengapa wanita?. Nah, simaklah penjelasan berikut.
Wanita menentukan maju mundurnya suatu negara karena wanita adalah pencetak generasi bangsa. Sedangkan kemajuan atau kehancuran suatu negara terletak ditangan pemuda, pemuda dilahirkan dari rahim wanita. Wanita yang baik dan berakhlak mulia (bermoral dan berkharakter) akan membawa kemajuan bagi suatu bangsa. Tahukah engkau bahwa 99% kecerdasan anak diturunkan dari genetik kecerdasan Ibu. Jika menginginkan generasi muda yang cerdas, maka didiklah wanitanya menjadi wanita yang cerdas. Wanita yang mampu menghormati dan memuliakan dirinya akan membawa kedamaian. Kelembutan sikap wanita akan membawa kesejukan dan ketentraman. Mau negaramu maju? Maka cetaklah wanita-wanita yang cerdas dan berakhlak. Mereka akan menentukan generasi emas dimasa datang.
Lalu siapakah di balik sosok laki-laki yang hebat?, jawabannya adalah perempuan hebat.
Dibalik seorang suami yang hebat dan sukses, ada seorang istri yang hebat yang mendampinginya. Seorang istri yang menemaninya dalam suka dan duka, seorang istri yang memotivasinya, seorang istri yang menginspirasinya, seorang istri yang menguatkan bahunya, seorang instri yang mencerdaskan akal dan pikirannya. Hal ini dapat anda saksikan, pada kehidupan Rosulullah SAW dengan Sayyidah Khodijah RA. Bagaimana tidak?, Sayyidah Khodijah RA rela menyumbangkan akal pikirannya untuk perjuangan Rosululullah baik pada dakwah sembunyi-bunyi maupun dakwah secara terang-terangan. Sayyidah Khodijah RA rela mengorbankan seluruh harta yang dimilikinya untuk Allah dan Rosulullah. Sayyidah Khodijah RA menguatkan dan memotivasi Rosulullah SAW kala beliau ketakutan, kedinginan saat pertama kali menerima wahyu. Kau jua dapat melihat itu pada Sete Jobs, dibalik kesuksesan karir Steve Jobs, ada istrinya yang selalu menemaninya dalam suka maupun duka, ada istrinya yang selalu memotivasi dan menginspirasinya.
Di balik seorang anak yang hebat, ada sosok Ibu yang hebat. Bila ia belum menikah, maka sosok yang menyokong dibalik hebatnya seorang lelaki adalah Ibunya. Benarkah? Iya. Mari kita tengok pada sosok Imam Syafi’i. Beliau sudah menjadi seorang Hafidz saat beliau masih berusia 7 tahun. Itu adalah peran Ibunya. Ibunya adalah sosok yang mengarahkan beliau, Ibunya adalah sosok yang mendidik beliau serta membimbing beliau. Kaupun bisa melihat hal ini pada teman-temanmu laki-laki, anak-anak Indonesia. Dibalik kejuaraan dan prestasi seorang anak, ada sosok Ibu luar biasa yang sabar mendidik dan mengarahkannya. Sebagai contohnya adalah Fahma dan Hania, dua programmer cilik asal Indonesia yang mendapatkan 30 penghargaan Internasional. Kau tahu, di balik sosok Fahma dan Hania, ada sosok Ibu yang selalu membimbingnya, ada sosok Ibu yang mendongeng tentang kisah-kisah cendekia hebat pada Fahma dan Hania saat mereka akan tidur, sehingga mereka terinspirasi. Sekali lagi, bahwa di balik sosok anak yang hebat, ada sosok Ibu yang hebat di belakangnya…J
Lalu, apa hubungannya dengan wanita bisa menyeret seorang lelaki terjurumus masuk neraka dan bisa pula menyeretnya merasakan nikmatnya surga?. Nah, inilah ulasannya. Banyak kisah-kisah terdahulu yang menjelaskan tentang pentingnya peran wanita terutama Ibu. Lelaki ditakdirkan memiliki kelebihan kekuatan secara fisik dibandingkan wanita [read: wanita diciptakan dari tulang rusuk laki-laki (suaminya), sedangkan sifat tulang rusuk itu lemah atau mudah patah, itulah sebabnya wanita cenderung bersifat lemah kekuatannya atau lembut hatinya] supaya lelaki mampu melindungi wanita, lelaki bisa menjaga wanita, lelaki bisa memuliakan wanita. Mereka (lelaki) yang tersungkur ke neraka adalah lelaki yang durhaka pada ibunya, lelaki yang menelantarkan istrinya, menelantarkan ibunya, dan terhasut oleh istrinya untuk melakukan kejahatan. Mereka (lelaki) yang dikaruniai nikmat surga adalah lelaki yang memuliakan keluarganya terutama ibu, memuliakan istrinya, serta terkuatkan oleh istri solekhahnya yang selalu mendorongnya akan berbuat kebaikan. 
Siapakah sosok yang terseret ke dalam jurang neraka karena wanita pada kisah orang-orang terdahulu?. Mereka adalah Bal’am bin Baurah, Kiahi Barseso, dll. Lalu siapakah sosok yang terbawa masuk surga karena wanita pada kisah orang-orang terdahulu?. Mereka adalah kisah Mushab bin Umair, kisah Uwis Al-Qarni, Kisah Hiran Al Furhaidy, dll. Bailah berikut adalah kisah singkatnya.     

Contoh kisah lelaki yang terjerumus masuk neraka karena wanita:
1.      Bal’am bin Baurah
Bal’am bin Baurah adalah seorang waliyullah pada masa Nabi Musa AS. Ia dikaruniai bahwa setiap doanya makbul (diijabah Allah SWT). Tak hanya itu bahkan ia telah Allah perlihatkan surga dan neraka. Ia adalah sosok yang taat Ibadah kepada Allah SWT, selalu memujinya dan selalu menyembahNya. Setelah pasukan Fir’aun tenggelam dalam lautan mengejar nabi Musa dan Bani Isra’il. Nabi Musa dan Bani Isra’il selamat dan hampir sampailah mereka pada negeri Bal’am. Raja dan penasehat-penasehatnya ketakutan akan Nabi Musa dan Bani Isra’il. Maka mintalah sang Raja agar Bal’am dengan ilmunya (berdoa karena doanya ijabah) untuk mengalahkan Nabi Musa. Awalnya Bal’am menolak permintaan itu. Namun syetan menggoda istri Bal’am, sebagaimana Syetan menggoda Hawa dahulu hingga Adam dan Hawa dikeluarkan dari Syurga. Raja dan penasehat-penasehatnya membujuk istrinya dengan iming-iming Emas senampan.
Istri Bal’am yang tersilaukan akan kemewahan dunia itu kepincut, dibujuknya suaminya. Bal’am yang tak menerima permintaan Raja, dingambeki oleh istrinya, didiamkannya ia, ia tak dilayani. Akhirnya Bal’am menanyakan pada istrinya mengapa ia mogok dan tak mau melayaninya. Sang istri berkata, “Apa susahnya kau berdoa sesuai permintaan Raja, lalu kau akan mendapatkan hadiah Emas dari Raja.” Bal’am yang dungu itupun lantas menuruti istrinya, didoakanlah Nabi Musa AS dan Bani Israil hingga tersesat. Ketika berdoa untuk keburukan Nabi Musa AS, belum sempat ia bertaubat…Allah mencabut nyawanya, ia mati dalam keadaan kufur karena mendoakan keburukan bagi orang mukmin dengan kondisi lidah yang menjulur panjang layaknya anjing. Demikianlah kisah Bal’am Bin Baurah yang terseret masuk neraka karena istrinya. Sehebat apapun lelaki, kalau istrinya buruk…maka mudah baginyapun ikut terseret pada arus kejahatan.
Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian Dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu Dia diikuti oleh syaitan (sampai Dia tergoda), Maka jadilah Dia Termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki, Sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi Dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya Dia mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim. (QS. Al-A’raf: 175-177).

2.      Kiahi Barseso
Kiahi Barseso adalah kiahi yang tersohor pada zamannya. Ia terkenal akan kengalimannya dan ketaatannya dalam beribadah bahkan muridnya ribuan. Maka datanglah tiga pemuda kepada Kiahi Barseso untuk menitipkan saudari (perempuannya) karena mereka bertiga hendak bepergian jauh untuk berdagang. Tiga pemuda tersebut yakin bahwa hanya Kiahi Barsesa lah yang bisa dipercaya untuk menjaga adek perempuannya dengan baik dan aman selama mereka pergi.
Awalnya Kiahi Barseso menolak amanah untuk menjaga saudari perempuan mereka, karena Kiahi Barseso takut jikalau ibadahnya terganggu. Namun atas bujukan (dengan alasan kemanusiaan) oleh tiga pemuda tersebut, akhirnya Kiahi Barseso menyetujui permintaan mereka untuk menjaga saudari perempuan mereka selama mereka pergi dengan satu syarat saudari perempuan mereka tinggal di gubug yang terpisah dengan Kiahi Barseso.
Bukan syetan namanya bila ia tidak cerdik. Maka dilemparkanlah umpan kebaikan untuk menyeret manusia ke api neraka jahannam. Pada mulanya, Kiahi Barshiso menaruh makanan untuk wanita tersebut di tepi jalan dekat gubugnya, biar wanita tersebut yang mengambilnya. Dengan demikian Kiahi Barseso tidak berjumpa dengannya dan tidak tergoyah imannya. Syetan merayunya melalui pikirannya, dibisikinnya Kiahi Barseso, “Kau meletakkan makanan itu di jalan, bagaimana bila dimakan anjing maka wanita tersebut tidak makan dan sakit. Letakkan saja makanan untuk wanita tersebut di depan pintu gubuknya. Bila ia sampai sakit, maka berdosalah engkau karena tak mampu menjaga amanah,” bujuk syetan.
Kiahi Barseso yang tanpa sadar bahwa pikiran itu adalah bujukan syetanpun menuruti pikiran tersebut. Keesokannya diantarkanlah makanan untuk wanita tersebut hingga sampai di depan pintu gubug wanita itu tinggal. Bukan syetan namanya bila ia tak merayu, dilemparkanlah umpan kebaikan demi kebaikan agar Kiahi Barseso tertarik tanpa disadarinya bahwa itu adalah buah dari hasutannya. “Kau letakkan makanan itu di depan pintu, kau tak pernah menengok wanita tersebut atau sekedar menanyakan kabarnya. Bagaimana bila ia sakit dan tak bisa mengambil makanan di depan pintu gubugnya? Maka semakin parahlah kondisinya. Sungguh kau telah lalai akan amanah itu,” hasut syetan kembali.
Kiahi Barseso yang dungu, tanpa sadar iapun masuk dalam perangkap syetan. Keesokan harinya, ia mengantarkan makanan itu ke gubug wanita tersebut, lalu mengetuk pintu dan menanyakan kabarnya. Sungguh, betapa terkejutnya Kiahi Barseso, ternyata wanita itu lebih cantik dari yang dibayangkannya bak bidadari turun di bumi. Tanpa disadari, karena kekagumannya, Kiahi Barseso melonglong dan menelan air ludahnya saat bertemu wanita tersebut. Lalu berkenalanlah mereka karena selama ini mereka belum pernah bertemu dan bercakap-cakap. Begitu sampai rumah, Kiahi Barseso memohon Ampunan pada Tuhannya (Allah) atas kekhilafannya bercakap-cakap dengan wanita tersebut.
Sejak bertemu wanita tersebut, hati Kiahi Barseso selalu dibayang-bayangi akan wajah wanita tersebut. Maka begitu mudahnya syetan merayu hati yang melamun, rasanya hari kian sepi tanpa pertemuan dengan wanita tersebut, hingga munculah tekad Kiahi Barseso untuk menemuinya. Syetan merasuk dalam mimpi Kiahi Barsesa, bayangan pada wanita tersebut menghantuinya. Hingga ia terperangkap akan nafsu syahwatnya, bercakap-cakap dengan wanita tersebut berduaan lantas berbuat keji (zina) hingga menghasilkan benih anak haram. Lalu hamillah wanita tersebut hingga melahirkan. Karena takut kebusukannya diketahui ketiga saudara wanita tersebut, maka dibunuhlah bayi dari perzinaan itu dan dikuburkan disamping gubug wanita tersebut. Lagi-lagi Kiahi Barseso dihantui rasa takutnya, bila wanita tersebut mengadu pada saudaranya, akhirnya dibunuhlah pula wanita tersebut dan menguburnya di samping kuburan anaknya.
Selang beberapa lama kemudian, datanglah saudara-saudara (tigga pemuda) si wanita tersebut dan mendatangi Kiahi Barseso yang berpura-pura beribadah. Kemudian mereka bertanya perihal saudari mereka yang dititipkannya pada Kiahi Barseso. Kiahi Barseso berdusta, dia menceritakan bahwa saudari perempuannya telah meninggal dan diberitahukanlah kuburannya. Merekapun percaya. Namun syetan datang ke mimpi tiga pemuda tersebut dengan mimpi yang sama. Dia datang di mimpi tiga pemuda tersebut berupa seorang lelaki yang sedang musafir. Lelaki itu mengucapkan salam pada tiga pemuda tersebut lalu berkata: “Sesungguhnya saudari kalian itu dikubur Barseso bersama anaknya hasil perzinaan mereka berdua setelah dia membunuhnya,”. Lelaki itu (yang tak lain adalah syetan) lalu menunjukkan kuburan saudari perempuannya dan kuburan anaknya.
Mereka bertiga memimpikan hal yang sama. Kemudian mereka berniat pergi ke kuburan saudarinya dan menggali kuburannya. Ditemukanlah mayat saudarinya yang mati terbunuh karena disembelih dan bersamanya ada anaknya. Mereka kemudian membawa Barsesa pada hakim untuk mendapatkan hukuman yang setimpal atas perbuatannya. Kiahi Barseso yang dungu itupun dimasukkan dalam sel penjara untuk kemudian diberi hukuman mati karena telah membunuh.
Di saat tiang gantungan dipersiapkan untuk mengeksekusi kematian Kiahi Barseso, datanglah syetan.
“Tahukah engkau siapa aku?,” tanya syetan.
“Tidak,” jawab Kiahi Barseso.
“Aku adalah syetan yang telah menyesatkanmu dan menipumu, hingga aku menjerumuskanmu ke dalam perbuatan keji. Akulah yang membuatmu membunuh sang gadis itu dan anaknya. Aku pulalah yang menunjukkan saudara-saudaranya kan kuburan gadis itu beserta kuburan anaknya. Maka taatilah aku agar bisa menyelamatkanmu dari hukuman mati,” ungkap syetan.
“Apa yang harus aku lakukan?,”tanya Kiahi Barseso yang dungu itu.
“Sujudlah kepadaku,” pinta syetan.
Kiahi Barseso yang harusnya bertaubat dan memohon ampunan pada Allah SWT atas dosa-dosanya, justru ia sujud pada syetan. Dan pasa saat ia sujud pada syetan, tibalah ajal terakhirnya sehingga ia mati dalam keadaan bersujud pada syetan. Akhirnya Kiahi Barseso dimasukkan dalam neraka. Syetan lantas berteriak: “Sesungguhnya kau berlepas diri dari perbuatanmu (tidak bertanggungjawab atas dirimu). Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam”.
Ketahuilah bahwasannya syetan itu sangat cerdik, terkadang untuk menjerumuskan seseorang agar tergelincir pada api neraka ia gunakan umpan kebaikan demi kebaikan agar manusia itu terbujuk. Setelah terbujuk, maka tak sadarlah ia, sehingga sangat mudah baginya untuk mengajaknya pada hal kekejian (kejahatan). Berhati-hatilah, banyak lelaki tersungkur dalam api neraka karena bujukans syetan menggunakan umpan wanita.
Allah SWT berfirman:
(Bujukan orang-orang munafiq itu seperti bujukan syetan), ketika dia berkata kepada manusia: ‘kafirlah kamu’, maka tatkala manusia itu kafir, dia berkata: ‘Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan Semesta Alam’. Maka adalah kesudahan keduanya (masuk) ke neraka, mereka kekal di dalamnya. Demikianlah balasan orang-orang yang lalim.” [QS. AL-Hasyr (59):  16-17 ]


Contoh kisah lelaki yang dimasukkan surga oleh Allah SWT karena memuliakan wanita:
1.      Mushab bin Umair    
Mush’ab bin Umair dilahirkan di masa jahiliyah, empat belas tahun  setelah kelahiran Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad dilahirkan pada tahun 571 M (Mubarakfuri, 2007: 54), sehingga Mush’ab bin Umair dilahirkan pada tahun 585 M. Ia merupakan pemuda kaya keturunan Quraisy; Mush’ab bin Umair bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Abdud Dar bin Qushay bin Kilab al-Abdari al-Qurasyi.
Dalam Asad al-Ghabah, Imam Ibnul Atsir mengatakan, “Mush’ab adalah seorang pemuda yang tampan dan rapi penampilannya. Kedua orang tuanya sangat menyayanginya. Ibunya adalah seorang wanita yang sangat kaya. Sandal Mush’ab adalah sandal al-Hadrami, pakaiannya merupakan pakaian yang terbaik, dan dia adalah orang Mekah yang paling harum sehingga semerbak aroma parfumnya meninggalkan jejak di jalan yang ia lewati.” (al-Jabiri, 2014: 19).     
Dalam Asad al-Ghabah, Imam Ibnul Atsir mengatakan, “Mush’ab adalah seorang pemuda yang tampan dan rapi penampilannya. Kedua orang tuanya sangat menyayanginya. Ibunya adalah seorang wanita yang sangat kaya. Sandal Mush’ab adalah sandal al-Hadrami, pakaiannya merupakan pakaian yang terbaik, dan dia adalah orang Mekah yang paling harum sehingga semerbak aroma parfumnya meninggalkan jejak di jalan yang ia lewati.” (al-Jabiri, 2014: 19).
Mush’ab lebih memilih memeluk islam, walau dimusihi Ibunya. Walau ia harus meninggalkan kemewahan dunia yang diberikan ibunya. Mush’ab lalu ditangkap keluarganya dan dikurung. Semua fasilitas kemewahan pakaian, makanan dan semuanya yang diberikan Ibunya dicabut.   

2.      Kisah Uwais Al Qarni
Uwais bin ‘Amir al-Qarni adalah seorang pria Yaman yang menjalankan hidupnya dalam kemiskinan, memiliki status sosial rendah, tidak dipedulikan, dan tidak pernah diperhatikan. Akan tetapi di sisi Allah ia adalah orang besar, bahkan amat besar, seandainya ia bersumpah atas nama Allah untuk melaksanakan sesuatu, pasti Allah memenuhinya. Sewaktu mendengar berita tentang Rasulullah SAW, Uwais langsung mempercayai dan membenarkannya. Sebenarnya ia berharap bisa berhijrah ke Madinah al-Munawarah untuk menjumpai Rosulullah SAW, hanya saja perhatiannya dalam berbakti kepada ibunya menahan niatnya. Ia memimilih di rumah merawat ibunya yang sakit dan membatalkan niatnya berjumpa Rosulullah. Dirawatnya sang Ibu, disuapinya, digendongnya, dimuliakannya karena ia teringan bahwa Ridho Allah bersama dengan Ridho orangtua, terutama Ibu. Bahkan ia teringat pepatang yang mengatakan “Surga di telapak kaki Ibu”.
Uwais Al Qorni rela menerima kenyatan tidak dapat membina jalinan persahabatan yang amat mulia di dunia dan tidak bisa melihat Rasulullah secara langsung, seraya berharap bisa menemani beliau disurga disebabkan berbaktinya kepada ibunya, sehingga ia mendapatkan keridhaan Allah Swt dan Allah Swt menyampaikan beritanya kepada Rasulullah saw, dan Rasul pun menyampaikan beritanya kepada sahabatnya. Uwais bin ‘Amir al-Qarni hidup ketika Rasulullah saw masih ada, hanya saja ia tidak pernah melihat beliau. Dengan demikian , secara definitif statusnya adalah seorang tabi’in bukan sahabat, akan tetapi karena Rasulullah saw memberikan kesaksian tentang kesalehannya dan ketakwaannya, dan bahwa ia adalah sebaik-baik tabi’in, maka hal itu mensejajarkannya dengan barisan para sahabat.
Sesungguhnya akan datang kepadamu seorang laki-laki dari Yaman yang biasa dipanggil dengan Uwais. Dia tinggal di Yaman bersama Ibunya. Dahulu pada kulitnya ada penyakit belang (berwarna putih). Lalu dia berdo'a kepada Allah, & Allahpun menghilangkan penyakit itu, kecuali tinggal sebesar uang dinar atau dirham saja. Barang siapa di antara kalian yang menemuinya, maka mintalah kepadanya untuk memohonkan ampun kepada Allah untuk kalian. Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb & Muhammad bin Al Mutsanna keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami 'Affan bin Muslim; Telah menceritakan kepada kami Hammad yaitu Ibnu Salamah dari Sa'id Al Jurairi melalui jalur ini dari 'Umar bin Al Khaththab dia berkata; Sungguh aku telah mendengar Rasulullah bersabda: “Sebaik-baik tabi'in, adalahl seorang laki-laki yg dibiasa dipanggil Uwais, dia memiliki ibu, & dulu dia memiliki penyakit belang ditubuhnya. Carilah ia, & mintalah kepadanya agar memohonkan ampun untuk kalian.” [HR. Muslim No.4612]. 


Begitu besar peran wanita terhadap laki-laki, terutama peran istri terhadap suami. Sehebat apapun lelaki bila wanitanya toma’, rakus akan kenikmatan dunia, isrof maka mudahlah ia terperosok  pada keburukan layaknya Bal’am Bin Bauroh. Wanita yang baik akan meminta suaminya untuk taat pada ibunya, Ia akan menasehati suaminya bila suaminya keliru (melakukan kejahatan/ kekejian) dengan kelembutan sehingga hati suaminya luluh atas kelembutan dan kecerdasannya lalu kembalilah pada jalan Allah. Sebagaimana ketegaran istri Nabi Ibrahim yang kukuh pendiriannya, tak tergoyah oleh bujukan syetan untuk menghalangi Nabi Ibrahim menyembelih Nabi isma’il sebagai wujud bahaktinya kepada Allah. Istri Nabi Ibrahim justru mendukung suaminya taat dan berbhakti pada perintah Allah. Lelaki bahkan tekad melakukan korupsi, itu tak lain karena ia menuruti nafsu duniawi, jua bisa pula disebabkan untuk memenuhi hasutan istri yang meuntutnya hidup dalam kemewahan bergelimang harta tanpa memikirkan jalan yang ditempuhnya, halal ataukah tidak. Pilihlah wanitamu yang sekiranya kamu halal bersanding dengannya, makin makin dekatlah engkau dengan Tuhanmu. Memandangnya membawamu semakin ingat akan hari kematian, mendengarkan katanya menyejukkan kalbumu mengingatkanmu akan kehidupan abadi di akherat serta ia yang mau menguatkanmu dikala engkau lemah, menasehatimu kala engkau salah. Layaknya keteguhan hati ibunda Nabi Ismail yang teguh imannya, layaknya siti Khodijah yang taat Rosulullah SAW.

REFERENSI:
al-Jabiri, Adnan bin Sulaiman. 2014. Shirah ash-Shahabi al-Jali: Mush’ab bin Umair. Jeddah: Dar al-Waraq al-Tsaqafah.
Mubarakfury, Shafiyurrahman. 2007. ar-Rahiq al-Makhtum. Qatar: Wizarah al-Awqaf wa asy-Syu-un al-Islamiyah.