HALIMAH BINTI MASDARI

Minggu, 12 Februari 2017

DARI CINTA MANUSIA MENUJU CINTA ILLAHI

KETIKA CINTA MEMANGGIL
    

Cinta merupakan kumpulan asa yang membuatmu bahagia, jua tak jarang membuatmu terluka. Ketika cinta itu memanggil, maka insan terbuai dalam asmara. Cinta, begitu popular di kalangan remaja hingga dewasa. Lalu, apa sebenarnya esensi cinta itu sendiri?. Bagaimanakah insan yang sedang jatuh cinta?. Cinta telah membius seorang yang telah dilanda cinta, tak jarang menggerogoti hati membawamu ke singgasana yang namanya ruang asmara. Sang cinta membayangi pandangan matanya, namanya berkibar bertahta di kalbu, mendengarnya hati bergetar.
Cinta sejati adalah pengorbanan. Dimana kau sanggup mengorbankan apapun yang kau miliki untuk yang engkau cintai, termasuk jiwa, raga, dan segalanya. Pernahkah anda mendengar kisah cinta Salman Al Farishi?. Bila iya, itulah sejatinya cinta sejati. Bagaimana Salman Al Farishi mencintai seorang wanita dari kalangan Bani Ansor, lalu ia meminangnya ditemani sahabat karibnya, Abu Darda’. Ternyata, wanita yang dicintainya menolak pinangannya dan mengungkapkan perasaannya bahwa ia lebih mencintai Abu Darda’. Maka saat itulah, mahar Salman Al Farishi yang sudah ia persiapkan untuk wanita tersebut, ia berikan pada Abu Darda’ agar itu menjadi maharnya bersama wanita Ansor itu. Begitu ikhlasnya hati Salman Al Farishi merelakan wanita yang dicintai menikah dengan laki-laki lain, bahkan maharnya diberikannya, ia pula yang menjadi saksi nikahnya mereka. Subhanallah…J, begitu mulianya hati Salman Al Farishi.
Sungguh, aku tak bisa membayangkan, adakah lelaki yang berakhlak mulia yang dengan ikhlas merelakan wanita yang dicintai untuk sahabatnya tanpa rasa sakit hati di era sekarang ini?. Sungguh sangat sulit dijumpai. Berdasarkan survey dan wawancara ke beberapa lelaki (remaja dan dewasa), survey menunjukkaan bahwa cinta adalah imbalan. Sengaja pertanyaan ini kulontarkan, untuk mengetahui pola pikir dan ketulusannya mencintai seseorang.
Pertanyaan saat survey waktu itu, diselingi ngobrol biar tak terkesan kaku:
1.      Bagaimana sikapmu terhadap wanita yang terang-terangan menolak cintamu?atau wanita yang menolak khitbah/ pinanganmu?
90% jawaban mengatakan bahwa mereka akan pergi (sakit hati dan kecewa), meninggalkan wanita yang menolak cintanya, menjauhinya, dan membuka lembaran baru (move on). Wanita bukan hanya satu.
5% jawaban menyatakan bahwa mereka biasa saja dan masih bisa beraktivitas sebagaimana mestinya. Tidak dendam, tidak sakit hati, karena cinta tak harus memiliki.
5% jawaban menyatakan bahwa mereka ridho ditolak. Karena cinta adalah mengikhlaskan. Mengikhlaskan saat ia ditakdirkan menjadi jodoh kita maupun menjadi jodoh orang lain. Tetap menjaga silaturahmi (tidak menjauh). Karena kebahagiaa orang yang dicintai adalah kebahagiaannya juga.
Dear insan, baik laki-laki ataupun perempuan…
Cinta itu ikhlas bukan pemaksaan. Cinta itu berdasarkan atas keridhoan bukan keterpaksaaan. Setiap orang berhak menyatakan cintanya kepada yang dicintainya, namun ia tidak dapat memaksakan diri agar yang dicintainya harus menerima cintanya. Ia harus siap pada dua sisi, siap saat diterima dan siap saat ditolak. Suatu puji syukur manakala cintamu dibalas dengan cinta yang serupa. Dan berlapang dadalah bila cintamu dibalas dengan penolakan. Jangan memaksakan cinta, bahwasannya yang kamu cintai HARUS kamu miliki. Sadarlah, sebenarnya dunia ini milik siapa?, sadarlah dia (orang yang kamu cintai) itu milik siapa?. Jika kamu memaksakan cintabahwa orang yang kamu cintai harus menjadi milikmu, itu artinya betapa tomaknya dirimu mengambil ranah otoritas Tuhan. Tahukah engkau, sesungguhnya dunia beserta seisinya termasuk orang yang kau cintai itu adalah milik Tuhan. Siapakah yang menciptakan makhlukNya hingga berpasang-pasangan? Siapakah yang menentukan jodoh seseorang?. Tentu jawabannya adalah mutlak otoritas Tuhan. Berarti, bila kau memaksakan cintamu (cinta harus memiliki semacam orang psikopat), berarti engkau telah mengambiil ranah kuasa Tuhan, tanpa kau sadari.
Setiap orang memiliki jalan cerita masing-masing. Ada yang kisah cintanya indah, berjalan mulus direstui orang tua. Ada yang cintanya penuh penghianatan/ perselingkuhan. Ada yang cintanya terpaut perbedaan agama. Ada yang cintanya terpaut strata sosial (cinta antara si kaya dan si miskin) dan di tentang orangtua. Ada yang cintanya terpaut aliran mahdzab, dan lain sebagainya. Cinta itu menyatukan perbedaan. Ketika engkau mencintai seseorang, maka engkau harus mencintai kekurangan dan kelebihannya. Lengkapilah kekurangannya dengan kelebihanmu agar kalian saling melengkapi. Ketika kamu mampu menerima segala perbedaan pada pasanganmu, itulah sejatinya cinta.
Lalu, bolehkan untuk menjemput jodoh seorang berikhtiar?. Jawabannya boleh, memang fitrah manusia dianjurkan untuk berikhtiar dengan jalan yang halal, lalu Tuhanlah yang menentukan hasilnya. Bila engkau mencintai seseorang, kau bisa meminta bantuan ustadz ataupun ustadzah sebagai perantara kalian. Atau bisa juga meminta perantara kiahi sebagai pihak yang membantu perjodohan kalian. Sekalilagi, mengungkapkan cinta bukanlah suatu kesalahan, karena manusia tercipta dengan fitrah cinta. Yang salah adalah apabila dua insan berkhalwat (berduaan), bermesraan, berpelukan, berpegangan sementara status belum halal (belum suami istri). Sekalipun sudah dikhitbah, kalau belum akad nikah, wanita sangat dianjurkan menjaga kehormatannya, jangan mau disentuh sekalipun dengan orang yang dicintainya.
Gambar di ambil dari www.fastabiq.com

Duhai insan perasa cinta…
Ketika cinta itu memanggil, maka tahanlah ia hingga ia berlabuh di mahligai nan suci di atas tali ikatan halal.
Duhai insan yang dikaruniai anugerah cinta…
Bila cinta kalian berujung pada penghianatan, maka lapangkanlah hatimu untuk ikhlas menerimanya…
Tuhan telah mengajarkanmu arti suatu keikhlasan dan kesabaran
Jangan sekali-kali, engkau balik menghianatinya
Tuhan mengajarkan arti kehidupan lewat suatu cobaan.
Dan saat kau dirundu kegelisahan, kesedihan, bahkan penghianatan
Jangan sekali engkau lari dari Tuhanmu, ingatlah ia dan perbanyaklah berdzikir, sesungguhnya Tuhanmu tiada pernah meninggalkanmu barang sedetikpun, justru terkadang kitalah yang melalaikannya…
Duhai insan yang dikaruniai fitrah cinta…
Baik engkau laki-laki ataupun perempuan, bila engkau sedang jatuh cinta maka perbanyaklah mengingat Tuhanmu. Doakan ia, panggilah ia yang kau cintai dalam alunan lantunan doamu pada Tuhanmu. Tengadahkan tanganmu di atas sajadah cintamu, agar Tuhan senantiasa meridhoi cintaMu. Bila engkau mencintai seorang wanita ataupun jika engkau perempuan maka sebaliknya. Cintailah perhiasan dunia itu atas dasar keindahan akhlak dan perangainya, cintailah ia atas dasar agamanya, atas dasar ketaatanNya pada Tuhannya.     
Dari belajar mencintai seorang manusia, berpikirlah.
Oh begini rasanya mencintai lawan jenis. Bila sesama manusia saja, aku sangat mencintainya, aku rela berkorban untuknya atas nama cinta. Bagaimanakah cintaku pada Tuhan? Seberapa besar cintaku pada Tuhan, apa yang sudah aku lakukan atas dasar cintaku pada Tuhan?. Bila dengan manusia, yang hakikatnya jua makhluk, cintaku begitu dalam. Maka selayaknya cintaku pada Tuhan melebihi rasa cintaku pada makhlukNya”
Jadikanlah setiap kedekatanmu pada makhlukNya sebagai jalan untuk menggapai ridhoNya. Sebagaimana cintanya Sayyidina Ali pada Sayyidah Fatimah, diamanya cinta mereka diam-diam dan terlatunkan dalam setiap bait doa.

Doa Sayyidina Ali di saat jatuh cinta dengan Sayyidah Fatimah
Yaa Allah..
Kau tahu..
Hati ini terikat suka akan indahnya seorang insan, ciptaan-Mu.
Tapi aku takut, cinta yang belum waktunya menjadi penghalang ku mencium surga-Mu.
Berikan aku kekuatan menjaga cinta ini, sampai tiba waktunya,
andaikan engkau pun mempertemukan aku dengannya kelak.
Berikan aku kekuatan melupakannya sejenak.
Bukan karena aku tak mencintainya…
Justru karena aku sangat mencintainya…


Kembalikanlah apa yang kamu lakukan, apa yang kamu rasakan pada Dzat yang Maha Cinta. Sesungguhnya, perasaan cinta yang kau rasa pun adalah pemberian Tuhan. Bila engkau sedang jatuh cinta, maka mintalah pada Tuhan agar senantiasa menjagamu dari fitnah cinta. Jadikanlah rasa cinta itu sebagai wadah kamu semakin bersyukur atas karunia cinta yang Allah limpahkan. Karunia diberikan untuk dijaga, bukan di rusak. Peliharalah dengan baik apa yang Tuhan titipkan padamu sebagai anugerah itu dengan baik pula. Jadikan setiap langkahmu untuk mencapai ridho-Nya. Jadikan rasa cintaMu sebagai jalan untuk semakin dekat denganNya di atas tasbih cinta yang berkumandang, berkelakar di kalbumu. 

Tidak ada komentar :