HALIMAH BINTI MASDARI

Kamis, 16 Juni 2016

MELUKIS SENYUMAN UNTUK ORANG-ORANG TERCINTA

MELUKIS SENYUMAN UNTUK ORANG-ORANG TERCINTA
*****
SHARING IS CARING
***** 


         Sekelumit cerita tentang hari ini. Bukan untuk riya’ melainkan untuk berbagi, guruku selalu berkata:
Jika kamu mengajak orang lain pada kebaikan, maka berilah contoh sikapmu yang menunjukkan akan kebaikan. Niscaya mereka akan mengikutimu”
        Demikianlah kata-kata guruku yang selalu terpatri dibenakku. Beliau menganjurkanku bila aku mengajak sesuatu pada orang lain maka terlebih dahulu aku harus memberikan teladan pada mereka. Dan aku selalu berusaha melakukan apa yang guruku nasehatkan.
    Hari ini aku merasa sedikit lega, karena aku bisa berbagi pada yatim piyatu. Alhamdulillah penghasilan sabun hari ini 270 ribu (dengan untung bersih sekitar 81 ribu, dan 189 ribu modalnya). Uang 200 ribu ku berikan yatim piyatu dan 70 ribu untuk modal sabun lagi. Mungkin sekilas, aku terkesan rugi, tapi bagiku tidaklah rugi melainkan justru beruntung. Perlu kau ketahui, bahwasannya tiada kerugian sedikitpun saat engkau bersedekah, justru hal itu akan membuat rizki yang kau peroleh lebih berkah. Perlu kau tahu, harta yang kau miliki sesungguhnya bukan milikmu, melainkan milik Tuhan yang dititipkan padamu. Maka dari itu berbagilah ketika kau mendapatkan rizki lebih. Suatu kebahagiaan tersendiri manakala kita bisa bermanfaat dan membantu kesulitan yang dihadapi orang lain. Pada hakekatnya yang membantu orang lain bukan kamu, melainkan Allah SWT. Kamu adalah perantara Tuhan memberikan bantuan pada makhlukNya yang membutuhkan sebab Tuhan Maha Penolong terhadap hambaNya. Bagiku, uang yang kita miliki, sebagian adalah hak mereka yang membutuhkan seperti:
1. Yatim Piyatu
2. Fakir (orang yang tidak memiliki harta)
3. Miskin (orang yang penghasilannya tidak mencukupi)
3. Riqab (hamba sahaya atau budak)
4. Gharim (orang yang memiliki banyak hutang)
5. Mualaf (orang yang baru masuk Islam)
6. Fisabilillah (pejuang di jalan Allah)
7. Ibnu Sabil (musyafir dan para pelajar perantauan)
8. Amil zakat (panitia penerima dan pengelola dana zakat)
9. Dhuafa (peminta-minta)
10. Anak jalanan
11. Anak penyandang disabilitas.
12. dll.
Kepedulian tak harus semata dengan uang, tetapi jua bisa dengan barang ataupun dengan tenaga. Intinya, berusahalah menjadi insan yang bermanfaat untuk orang-orang disekitar kita dan lingkungan di sekitar kita. Bantulah orang yang membutuhkan sesuai kemampuan kita, niscaya Allah akan membantu kita tatkala kita sedang menghadapi kesulitan. Kebaikan yang kau tanamkan, manfaatnya bukan untuk Tuhan, bukan untuk orang lain melainkan akan Tuhan kembalikan untuk dirimu sendiri. Bahkan tanpa kamu berlaku baikpun, tiadalah mengurangi derajat keagungan Tuhan. Sesungguuhnya baikmu adalah untuk dirimu sendiri.

“Barangsiapa menginginkan kebaikan tercurahkan padanya, maka berlakulah baik terhadap siapapun.
Barangsiapa tak menghendaki keburukan terjadi padanya, maka janganlah berlaku buruk pada orang lain”
       Kebiasaan menyisihkan uang untuk kusedekahkan pada yatim piyatu bermula sejak semester tiga. Tepatnya ketika setelah aku menang lomba. Uang hasil menang lomba biasanya kubagi tiga, sebagian untuk diriku (mencukupi kebutuhanku) dan kutabung, sebagian untuk kuberikan kado ke keluargaku, dan sebagian lagi untuk yatim piyatu. Alhamdulillah segala yang kubutuhkan tercukupi, karena Allah Maha Mencukupkan segala yang dibutuhkan hambaNya. Sedari kecil, aku suka menyisihkan uangku untuk kutabung, untuk keberikan yang membutuhkan, untuk membelikan kado sederhana pada keluargaku.
         Sejak SD aku sudah terbiasa menang lomba, biasanya uang hasil menang lomba atau hadiah yang kudapatkan sebagian untukku, sebagian kuberikan adekku, sebagian kuberikan Ibuku, dan sebagian kutabung. Ibuku (Aku biasa memanggilnya emak) selalu mengajariku untuk dermawan dan pandai dalam managemen waktu serta managemen keuangan agar semua terkontrol dengan baik. Biasanya kado yang kuberikan adekku, Ibuku, dan Bapakku adalah sesuatu yang lama diinginkannya namun belum bisa membelinya karena ada kebutuhan lain yang lebih penting.
        Sedari kecil, bahkan saat usia 4 tahun, kulihat Ibu sosok yang peduli. Kulihat beliau tanpa rasa risih mengajak peminta-minta makan bersamanya, diberinya uang saku, dan diberinya jajanan. Aku sering melihat itu sedari kecil, dari situlah rasa penuh kasih sayangku terhadap yang membutuhkan tumbuh. Suatu ketika aku pernah menjumpai Ibuku saat di Semarang menginap di kosku. Kulihat beliau membungkus nasi, diberi lauk banyak, sayur dibungkus rapi dalam kertas minyak dan distapel lalu dimasukkan dalam tas kresek dan dibuang ke tempat sampah. Maka olehku yang melihat itu, kutegur Ibuku dengan halus.
“Ngaputen Ibu, mengapa Ibu membuang makanan yang masih bagus, kan dosa membuang makanan Bu? Mubadzir dan termasuk kategori sombong bila kita membuang makanan dengan sengaja?,” protesku saat itu dengan suara lembut namun agak jengkel.
Dengan lembut Ibu menuturkan alasannya mengapa beliau membuang nasi bungkus yang berisi nasi (masih hangat), lauk dan sayur ke tong sampah.
“Ibu membuangnya dengan niatan untuk menolong orang lain. Kulihat seorang wanita tua mengorak-arik tong sampah hendak mencari makanan, aku takut kalau mereka kukasih malu atau justru menghindar. Makanya aku sengaja menaruh nasi itu ke tong sampah, biar bisa dimakan mereka, mengapa Ibu bungkus rapi dan masih ditambah dimasukkan dalam kresek, biar nasinya tidak kotor dan bisa dimakan mereka”.
Jujur…spontan aku pengen nangis, kutengokkan wajahku kebelakang air mataku terjatuh lalu kuseka seolah ku kelilipan, aku tak mau Ibuku tahu kalau aku menangis dan tersentuh karenanya. Aku sering menangis, tetapi di depan orang-orang yang kucintai selalu berlagak tegar dan kututupi air mataku, seringkali aku menangis dan orang-orang di dekatku tak tahu kalau aku menangis.
        Entah mengapa tiap kali aku melihat orang terlunta-lunta di Jalanan, di bawah jembaan, melihat fakir miskin, dhuafa, yatim piyatu, anak penyandang cacat…hatiku tersentuh, dan tanpa sadar air mata berjatuhan. Bahkan aku selalu kepikiran mereka hingga aku sampai di rumah ataupun di kos. Pikiran itu mengusik benakku berhari-hari hingga membuatku untuk terjun langsung bagaimana caranya aku bisa bermanfaat untuk mereka. Entah menyedekahkan sesuatu semampuku, mengajarkan ilmu pada mereka, atau memotivasi mereka agar mereka semakin semangat dalam mengembangkan bakatnya. Hal itu pulalah yang mendorongku membuat gerakan “Disability Children Support” dan “Street Children Empowerment”. DCS atau “Disability Children Support” bertujuan untuk mengajar anak penyandang cacat dan mengembangkan potensi yang mereka miliki sesuai bakat mereka, sedangkan SCE atau “Disability Children Support” bertujuan untuk mengajar anak jalanan. 
         Ngomong-ngomong kado, bulan Juni adalah ultah adek kandungku. Sosok gadis tegar yang selalu menginspirasiku, mengajarkanku banyak ilmu agama, dan selalu memotivasiku. Alhamdulillah, kali ini aku mendapatkan kabar gembira darinya yang membuatku semakin termotivasi. Ia menjadi bintang kelas (juara 1) di pesantren, jua menjadi santri teladan. Sungguh, mbak bangga memiliki adek sepertimu dek. Adekku sangat suka sepakbola, ia juga sangat mengidolakan pemain sepakbola dunia yang beragama islam (muslim). Ia mengidolakan seseorang bukan berdasarkan tampangnya melainkan berdasarkan agamanya,salah satu tokoh idolanya adalah “Yaya Toure”. Yaya Toure ini adalah pemain sepakbola muslim yang berwajah hitam, namun taat akan perintah agama. yaya Toure adalah salah satu pemain sepak bola yang berasal dari Pantai Gading. Ia lahir di Sekoura Bouake, Pantai Gading, pada tanggal 13 Mei 1983. Ia bersama sang kakak Kolo Toure termasuk dalam skuad timnas Pantai Gading, selain sama sama membela timnas kedua saudara ini juga bermain pada klub yang sama yaitu Manchester City. Yahya Toure menempati posisi sebagai gelandang. Terkadang aku penasaran mengapa dia mengidolakan Yaya Toure.
“Dek, mengapa sih mengidolakan Yaya Toure, tidak mengidolakan Mesut Ozil atau Samir Nasri yang jua pemain sepakbola muslim tapi tampan…hehe?”
Jawabannya dia simple namun membuat hatiku tergugah.  
“Aku kagum karena Yaya Toure rajin Ibadah Mbak. Aku tidak kagum Mesut Ozil yang tampan karena dia pacaran, pacarannya (dalam tanda kutip). Aku mengagumi seseorang bukan karena rupanya tapi karena keterampilan dan agamanya”.
        Sesuai kesukaan adekku yang hobi tentang sepakbola, maka di ultah dia aku berikan kado jaket sepakbola dua, jaket “BUYERN MUNCHEN” dan jaket “CHELSEA”. Karena aku tahu, saat ini dia sedang mengidolakan tim sepakbola jerman. In syallah juga akan kuberikan kado foto-foto pemain sepakbola dunia yang beraga islam, dan foto pemain sepakbola Indonesia idola dia, Nasuha. Jauh-jauh hari aku sudah menabung, sekiranya apa saja yang akan kuberikan pada adekku, karena hadiah pertanda cinta, dan hadiah mendekatkan seseorang dengan seseorang. Maka akan kuberikan hadiah kesukaan dia, terlebih adek yang sangat aku cintai.
         Adekku adalah sosok yang sangat mencintaiku, tiap kali untah ia selalu memberikan kado barang-barang kesukaanku. Terlebih perjuangan ia untuk mendapatkan kado tersebut. Dia rela menabung, menyisihkan uang sakunya untuk membelikan gamis untukku, dia rela izin dari kelas di pesantren untuk membelikan jam tangan di hari ultahku. Sungguh, hadiah dari dia benar-benar membuatku terharu. Gamis lengkap dan kerudungnya serta jam tangan hasil tabungan ia sendiri. So sweet adek…mbak sayang adek, makasih kadonya.    Nah sebagaimana ia mencintaiku dan selalu memberikan kejutan untukku, maka di ultah dia akupun ingin memberikan sesuatu yang spesial yang membuat kita semakin cinta dan saling mengenang. Kuberikan kado berupa barang-barang kesukaan dia yang sekiranya aku bisa membeli dengan cara jauh-jauh hari aku menabung, dan kuberikan ia rekaman lagu pesial ciptaan dariku untuknya serta lagu solawatan dan doa-doa di hari ultah. Barokallah sayang…semoga Allah menjaga keromantisan kita hingga hayat memisahkan kita, Semoga Allah menjaga persaudaraan kita dan menjaga kasih sayang kita selalu istiqomah hingga maut memisahkan kita. Aamiin.

         Jika engkau mencintai seseorang maka ungkapkanlah, agar orang yang kau cintaipun mengerti. Dan seandainyapun ia jua mencintaimu maka semakin rekatlah hubungan kalian. Hal itulah yang mendorongku untuk mengungkapkan cintaku ke adekku, sayang seorang kakak kepada adeknya, cinta dalam persaudaraan.
Disunnahkan orang yang mencintai saudaranya karena Allah untuk mengabari & memberitahukan cintanya kepadanya. Hal ini berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At-Tirmidzi. Ia berkata hadist ini hasan dari Miqdad bin Ma’di dari Nabi Shalallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
“Jika seseorang mencintai saudaranya karena Allah, maka kabarkanlah bahwa ia mencintainya.”
Hadist riwayat Abu Dawud dengan sanad yang shahih dari Anas bin Malik:
Ada seorang laki-laki berada di dekat Nabi Shalallaahu ‘alaihi wa sallam, kemudian kepadanya lewat seorang yang lain. Laki-laki yang di dekat Rasulullaah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Wahai Rasulullaah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam! Sungguh aku mencintainya.” Maka Rasulullaah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apakah engkau sudah memberitahukannya?” Ia menjawab, “Belum” Rasulullaah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Beritahukanlah kepadanya!” Kemudian ia mengikutinya dan berkata, “Sungguh aku mencintaimu karena Allah.” Laki-laki itu pun berkata: “Semoga engkau dicintai Allah, yang karena-Nya engkau mencintaiku.”
Hadist riwayat Al-Bazaar dengan sanad hasan dari Abdullah bin Amr, ia berkata: Rasulullaah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Siapa yang mencintai seseorang karena Allah, kemudian seseorang yang dicintainya itu berkata, “Aku juga mencintaimu karena Allah.” Maka keduanya akan masuk surga. Orang yang lebih besar cintanya akan lebih tinggi derajatnya daripada yang lainnya. Ia akan digabungkan dengan orang-orang yang mencintai karena Allah.”

Nah mengapa mengungkapkan kasih sayang itu perlu? Karena dengan saling mengetahui rasa cinta masing-masing, akan semakin merekatkan tali persaudaraan, akan semakin menambah cinta kita, tetaplah cinta karena Allah.
“Jika seseorang itu sayang kepada sahabatnya maka hendaklah dia beritahu bahawa dia menyayanginya.” (Riwayat Abu Daud).

Nah mengapa memberi hadiah itu mendekatkan tali persaudaraan? Karena hadiah akan membuat hati orang yang kita cintai merasa senang. Bukankah menyenangkan hati orang lain adalah suatu kebaikan, terlebih lagi menyenangkan hati orang yang kita cintai, bukanlah sangat membahagiakan…hehe.

عليك بالهدايا فإنها تورث المودة وتذهب الضغائن
Ad-Dailami meriwayatkan daripada Anas r.a.; Sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud; “Kerapkanlah memberi hadiah kerana ia boleh meneguhkan kasih sayang dan menghilangkan persanggitan hati.” (Riwayat Thabrani)
Dalam hadith yang lain Baginda bersabda:
تهادوا تحابوا
“Hendaklah kalian saling memberi hadiah, kelak kalian akan lebih mesra dan kasih.” (Riwayat Malik)

Tiada hal yang paling terkesan selain kebaikan
Tiada hal yang paling mulia selain peduli terhadap sesama
Terimakasih telah membaca, semoga bermanfaat bagi pembaca…J




UNTUKMU CALON IMAMKU

Untukmu Calon Imamku


Hidup, mati dan jodoh adalah kuasa Tuhan. Demikian halnya jodoh, saat rentang usia 20 hingga 30-an, tak jarang khalayak muda dihinggapi rasa kagum, jatuh cinta hingga memikirkan tentang pernikahan. Tak jauh berbeda dengan muda-mudi pada umumnya, demikian halnya dengan diriku yang jua memikirkan masa depanku. Jika Tuhan meridhoi, aku menginginkan menikah saat usia 24 atau 25 tahun, usia ideal dimana persiapan mental dan psikologis dalam menjalin hubungan. Saat ini usiaku masih 22, masih 2 hingga 3 tahun bagiku untuk mempersiapkan diri menjadi lebih baik. Namun aku tak kaku memutuskan harus menikah saat usia 24/ 25 tahun, itu hanya keinginanku sedangkan sepenuhnya aku pasrahkan Allah SWT. Sehingga akupun tak tahu, bisa jadi jodohku tepat di usia 25 tahun, bisa jadi jodohku lebih cepat dari usia 25 tahun, atau bisa pula lebih lama dari 25 tahun, wallahu a’lam.
Kita tiada pernah tahu siapa jodoh kita, kapan datangnya, dan semua adalah rahasia Tuhan. Cukup jalani dan lakukan ikhtiar yang terbaik. Kita boleh merencanakan sesuatu, tetapi hasil akhir tetaplah keputusan ada pada Dzat Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu termasuk Dzat yang Berkuasa jodoh, hidup, dan mati”
Aku tak memutuskan untuk pacaran, karena aku menginginkan cinta sekali seumur hidupku, yakni dengan pasangan halalku nanti. Setidaknya meskipun belum pernah merasakan indahnya pacaran, aku sudah merasakan dan mengerti bagaimana rasanya ketika someone shoots at me and says about his love to me. Aku yakin, jika diriku baik in syallah jodohku jua baik, karena jodoh adalah cerminan diriku. Aku yakin, walaupun aku tak pacaran, God had created me in pair since I was born in this world. Siapapun nanti yang datang mengkhitbahku ke orangtuaku tepat di usia 24 atau 25, jika memang ternyata banyak kesamaan dan saling cinta, mungkin dialah imamku. Hal ini terbukti oleh adekku (anak pamanku) yang tak pernah pacaran dan langsung menikah, alhamdulillah langgeng.
Lelaki hebat bukan lelaki yang datang hanya padaku dan memintaku untuk menjadi pacarnya, melainkan lelaki yang berani menghalalkanku menjadi pasangannya setelah ia menyatakan cintanya padaku. Jika memang tepat diusia 25 belum ada ikhwan yang berani menghitbahku ke orangtuaku, maka bukanlah hal sulit bagiku. Sebagai upaya menjemput jodoh, maka aku akan meminta tolong kiahi untuk menjodohkanku dengan siapapun yang beliau kehendaki yang sekiranya menurut beliau cocok untukku. Jadi tak perlu ambil pusing dalam memikirkan jodoh, terpenting pantaskan dirimu terlebih dahulu untuk mendapatkan yang terbaik.
Bagiku perbedaan usia bukanlah masalah, terpenting ia mampu membuatku merasa nyaman, bisa mengarahkanku menjadi lebih baik, dan mendukung program dan cita-citaku. Usia tak menjamin kedewasaan seseorang, sekalipun ia lebih muda jika memang ia mampu mengarahkanku, menjagaku, menyupporku dan mencintaiku  maka tak masalah. Hal ini sudah diteladankan oleh Rosulullah SAW  dengan Siti Khodijah RA, dimana rosulullah berusia 25 tahun sementara situ Khodijah berusia 40 tahun (Rosulullah SAW lebih muda dari Siti Khodijah RA). Jika ia lebih tua darikupun tak masalah, justru itu lebih baik. Hal inipun telah diteladankan Rosulullah SAW dengan Sayyidah Aisyah RA. Siapapun yang Tuhan kirimkan untukku adalah yang terbaik untukku.
Fokusku saat ini adalah untuk memperbaiki diri, memantaskan diri untuk mendapatkan yang baik. Aku memusatkan perhatianku pada masa depanku, melukis jejak demi jejak yang akan kulakukan untuk masa depanku. Aku bahagia bila aku dapat melukiskan senyuman dihati kedua orangtuaku, adekku, dan orang-orang disekitarku. Aku lebih fokus pada berkarya, berkarya dan terus berkarya mengembangkan bakat yang aku miliki dan berusaha untuk terus belajar Istiqomah. Semoga suatu saat nanti aku dipertemukan dengan jodoh yang mendukung aktivitasku baik dalam dunia pendidikan, pekerjaan, maupun pengabdian.   
Aku menuntut ilmu, mengenyam pendidikan tinggi bukanlah untuk menyaingi suamiku nanti melainkan dengan kecerdasan yang kumiliki sebab mengenyam pendidikan tinggi untuk kugunakan dalam mendidik putra-putriku nanti. Aku belajar ilmu parenting karena aku ingin mendidik dan membimbing putra putriku nanti menjadi anak yang soleh-solekhah yang taat pada Tuhannya dan taat pada kedua orangtuanya. Aku tak ingin menjadi sosok Ibu yang otoriter dan memaksakan kehendak pada anak tanpa melihat dari segi kemauan anak. Aku akan belajar menjadi sosok Ibu yang bijak dalam menyikapi anak, mengikuti kemauan anak tetapi mengarahkannya bila ia berbelok arah, membimbingnya dan menunjukkannya bagaimana ia mengembangkan bakat yang dimilikinya, bagaimana ia menyalurkan bakatnya, serta bagaimana ia memupuk keahlian yang dimilikinya. Sehingga anak tidak merasa tertekan, melainkan merasa didukung dan diarahkan dalam menggapai cita-citanya.
Aku sangat cinta berbisnis, oleh karena itu aku mencintai dunia usaha. Sebagaimana tokoh idolaku, Rosulullah SAW dan Siti Khodijah RA. Sayyidah Khodijah RA adalah saudagar kaya raya yang dermawan, jujur, dan amanah dalam mengembangkan bisnisnya. Beliau sosok yang peduli, santun, lemah lembut, dan penyayang. Beliau adalah sosok yang menginspirasiku untuk mengembangkan kemampuanku dalam berwirausaha. Sejak kecil, aku bercita-cita menjadi pengusaha, mengikuti jejak Sayyidah Khodijah RA. Aku suka dalam hal marketing strategy/ strategi pemasaran, aku juga suka presentasi, suka dalam hal berhitung (alhamdulillah pernah mewakili sekolah dalam olimpiade akuntansi sewaktu SMA, juara III). Dalam benakku selalu terlintas, dimana aku bertindak sebagai presentator dalam sebuah tender. Aku ingin menjadi wanita yang multitalenta, rendah hati, dan penyayang. Aku menyadari bahwa semua itu tak akan terjadi tanpa campur tangan Tuhan. “I am nothing without God, and I am brilliant with God. God is my back up. Everything is possible with God. Between struggling and praying should be balance because praying without effort is useless and effort without praying is an arrogance”.
Aku mencintai menulis, dan menuangkan ide-ideku dalam bentuk tulisan karena bagiku menulis lebih dari sekedar menulis melainkan menyiratkan sebuah kenangan, pengetahuan, dan mengabadikan sebuah peristiwa. Semua orang yang kutemui memberiku banyak pengetahuan dan pengalaman. Bertemu orang baik melatihku agar akupun menjadi orang baik, melatihku untuk bersyukur, melatihku untuk semakin mendekatkan diri pada Rabbku. Bertemu orang yang kasar, keras, jahat melatihku untuk menjadi insan yang penyabar, tabah dalam menghadapi cobaan, dan dewasa dalam menghadapi masalah. Tersirat di benakku, bila Tuhan meridhoi dan mengizinkan suatu saat nanti pasanganku jua hobi menulis, maka kita akan bisa bersama-sama menggoreskan tinta dalam sebuah goresan karya dalam cinta. Dimana ia menjadikanku sebagai inspirasi dalam tulisannya atau aku menjadikannya sebagai bagian dari inspirasiku untuk menuliskannya. Atau ia menuliskan sebuah kisah, lalu aku meneruskannya ataupun sebaliknya.
Aku mencintai belajar tentang leadership, entrepreneurship, dan belajar agama karena aku akan menjadi guru bagi putra putriku nanti. Sudah selayaknya aku memberikan tauladan baginya. Perlu diketahui Rosulullah SAW adalah sosok leader yang hebat, hal itu terbukti beliau yang pernah menjabat sebagai kepala negara. Rosulullah SAW adalah sosok pengusaha yang luar biasa, hal ini terbukti beliau yang mendapatkan julukan Al-Aamiin dalam dunia bisnis. Rosulullah SAW adalah seorang yang taat agama, hal itu terbukti ia yang menjadi Kekasih Rabb. Sudah sepantasnya, kita sebagai ummatnya meneladani beliau, baginda Rosulullah SAW.        
Aku mencintai yatim piyatu, fakir miskin, dhuafa, anak penyandang disabilitas, anak jalanan. Entahlah…aku mencintai mereka sudah sedari dulu. Dari anak yatim piyatu aku belajar banyak hal. Anak yatim piyatu adalah anak yang tangguh, dimana ia harus berjuang tanpa ayah ataupun tanpa ibu bahkan tanpa ayah dan Ibu. Anak jalanan mengajarkanku arti kemandirian, arti rasa syukur atas nikmat yang Tuhan berikan. Anak penyandang cacad mengajarkanku arti syukur telah Tuhan berikan fisik yang sempurna, sungguh betapa aku harus bersyukur atas nikmat itu. Aku mencintai mereka sebagaimana aku mencintai diriku, dari mereka aku banyak belajar arti syukur, arti sabar, dan arti ikhlas.              
Kuingin (semoga Allah meridhoi) orang yang menjadi jodohku adalah sosok yang menyupporku dalam berbisnis untuk menjadi sociopreneur yang sukses. Kuharap kau menjadi penyupportku dalam mengabdi untuk peduli terhadap kaum yang membutuhkan (dhuafa, fakir miskin, anak jalanan, anak penyandang disabilitas, dan lain-lain). Kuharap kau menyupportku dalam meraih mimpi-mimpi besarku. Aku tak mentarget kamu harus ini atau harus itu, namun aku memiliki kriteria untuk orang yang menyupport masa depanku. Kuharap kau adalah sosok yang memiliki jiwa sosial yang tinggi untuk membantu sesama, kau yang tak hanya memikirkan dirimu dan keluargamu namun jua kau yang memikirkan bagaimana caranya bermanfaat untuk orang lain dan membantu orang lain. Kuharap kau sosok yang memiliki jiwa entrepreneurship dan jiwa leadership yang tinggi, sehingga kita bisa sevisi dan semisi. Saat ini aku sedang menaruh perhatianku dalam kegiatan sosial dan belajar tentang bisnis, kuharap kaupun sama.

 Untukmu Calon Imamku
Untukmu calon imamku…
Yang tak kutahu siapa dirimu
Sedang apa dirimu
Disini aku sedang berbenah diri
Melayakkan diri untuk menjadi pasanganmu
Untukmu calon imamku…
Yang tak pernah kutahu kapan kita bertemu
Yang tak pernah terfikir kapan kau menghalalkanku
Disini aku memantaskan diri
Untuk menjadi seorang istri
Yang senantiasa taat padamu dan taat pada Rabbku
Untukmu calon imamku…
Kuharap kita akan menjadi satu untuk selamanya
Kita yang berpadu dan saling bahu membahu
Kau yang menguatkanku saatku rapuh
Dan ku yang menguatkanmu saat kau lemah
Kau yang menyirami hatiku saat gundah
Ku yang memotivasimu saat resah
Kau yang meminjamkan bahumu untukku bersandar
Dan ku yang memegang tanganmu untuk kau tegar
Dibawah lindungan Rabbku
Kuingin kita kelak membina keluarga yang bahagia
Bahagia diatas rasa syukur dan diselimuti rasa cinta
Kuharap sebesar apapun badai menghalang
Hendak merobohkan cinta kita
Kau tetap berdiri tegar dan menguatkan cinta kita
Sampai berjumpa…sampai berjumpa di waktu yang halal

Orang tampan memang mempesona tetapi orang yang berjiwa entrepreneurship tinggi lebih memikat hati
Orang tampan memang mempesona tetapi orang beriwa sosial tinggi lebih menarik hati
Bukan tentang seberapa hebat dirimu, tetapi tentang seberapa bermanfaat dirimu



Sabtu, 11 Juni 2016

STOP BULLYING DAN TINDAK KEJAHATAN

IRONI MAHASISWA LUGU DAN POLOS
*****
#STOP BULLYING & KEJAHATAN
*****



Duhai orangtua, perlu anda ketahui...menanamkan kecerdasan intelektual, emosional dan ketidakpolosan pada anak sangat penting, terutama anak yang hendak merantau di kota orang ataupun di Negara orang.
Jangan bangga ketika disebut  polos atau lugu.
Memang kelebihan (segi positif) anak polos adalah ia jujur dalam berkata. Tetapi cerdas saja tak cukup...cerdas harus diimbangi dengan ketidakpolosan, jujur, dan terdidik.
Dari kacamata segi negatif  pun perlu diketahui bahwa dari kepolosan menjadi sasaran korban tindak kejahatan.
Mahasiswa yang polos lebih mudah (lebih rentan) menjadi korban kejahatan dibandingkan mahasiswa yang tidak polos apalagi ketika kuliah, mayoritas jauh dari pantauan orangtua karena merantau.
Hal yang perlu kamu waspadai ketika kamu polos:
1.      Mahasiswa polos (terutama Maba) adalah sasaran empuk korban MLM. Karena ia akan diiming-imingi penghasilan besar. Terkadang penyampaiannya tertutup dengan ahlibi diajak seminar, ditraktir, ketika ditanya kejelasan kegiatan ditutup tutupi dengan janji bahwa kegiatannya surprise, kalau sudah sampai di tempat tujuan baru dikasih tahu.
2.  Mahasiswa polos sasaran korban perekrutan aliran radikalisme. Tak jarang di perkuliahan mahasiswa ingin belajar agama tanpa tahu seluk beluknya. Disinilah peran oknum pencuci otak bekerja merekrut anggota baru. Pertama memang penyampaiannya kalem untuk menarik perhatian....namun setelah dikarantina dan dibaiat, barulah secara tanpa sadar kita dijejali dan ditanami paham paham radikal. Syukur kalau bisa keluar....sebab ketika sudah masuk, keluarnya susah dan dipersulit.
3.    Mahasiswa polos menjadi sasaran bullying. Baik bullying dalam pergaulan, bullying tentang cinta, bullying apapun.  Pembully pertama seolah menunjukkan kepedulian, ketika kita mengikuti sarannya maka kita akan masuk jebakan pembullyan yang akhirnya jadi bahan tertawaan. Perlu diketahui bahwa bullying ini harus dicegah karena tindakan bullying akan mempengaruhi jiwa dan psikis anak (korban bullying). Korban bullying akan tertekan, mengalami gangguan mental dan cenderung enggan dikeramaian.

Mulai dari sekarang, tanamkan ilmu agama, perluas wawasan anak, dan ajarkan agar ia cerdas juga tidak polos. Karena kepolosan tak jarang menjadi korban kejahatan.
Penulis bukanlah orang yang sempurna, penulispun masih dalam proses berbenah diri. Jika tindak kejahatan pernah terjadi, setidaknya kita menghimbau agar tidak ada lagi korban perekrutan MLM yang berkedok seminar atau apapun, korban perekrutan paham radikal (biasanya organisasi keagamaan), korban bullying karena kepolosan.
Kejahatan kapanpun bisa terjadi bila ada kesempatan. Mencegah jauh lebih baik dari mengobati. Mari tanamkan paham keagamaan yang luas pada anak, rasa cinta NKRI, perluas wawasan, jujur tapi tidak lugu dan tidak polos.

#Stop Bullying
#Stop korban kejahatan karena kepolosan
#Bekali anak dengan wawasan yang luas
#Bekali anak dengan ilmu agama agar tidak terpengaruh paham radikal


Kamis, 05 Mei 2016

SURAT TERBUKA UNTUK PERBAIKAN PENDIDIKAN INDONESIA

 Assalamualaikum. Wb. Wb.

Yth. Departemen Pendidikan Nasional Indonesia 
serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia,
Di Tempat

Perkenalkan saya Dewi Nur Halimah, Mahasiswa Universitas Diponegoro Angkatan 2012. Menurut saya, pendidikan Indonesia perlu mendapatkan perhatian khusus secara mendetail dari pemerintah. Hal ini mengingat pendidikan adalah pondasi utama yang akan membawa bangsa ini di masa depan. Sehubungan dengan hal tersebut, ada beberapa hal yang perlu dikoreksi untuk kebaikan pendidikan bangsa ini.

Sebelumnya mohon maaf atas surat terbuka ini, namun menurut saya hal ini patut direnungkan, patut untuk mendapatkan perhatian. Saya mahasiswi yang jua bekerja part time sebagai tentor baik tentor SD, SMP, SMA, maupun SNMPTN. Tak jarang, sayapun sering membaca jua mengamati tentang potret pendidikan Indonesia. Tepat malam ini, saya sangat prihatin tentang buku ajar untuk siswa SMP kelas VIII.

Kronologinya seperti ini, tepat tanggal 5 Mei 2016, saya mengajar murid saya kelas VIII  SMP pada pelajaran Bahasa Indonesia. Di sinilah saya merasa turut prihatin dan perlu saya sampaikan. Murid saya meminta untuk dijelaskan pada Bab 8 yang kebetulan tentang novel dan teks berita. Hal yang miris saya lihat adalah, pada buku ajar anak SMP Kelas VIII disuguhkan cuplikan novel dengan tema percintaan dengan menggunakan bahasa pokem (bahasa anak gaul). Tak hanya berhenti disini, isi dari cuplikan yang tertera dalam buku ajar tersebut mengutip tentang kisah cinta, perebutan pacar (Adit) oleh Tita dari Uni. Bahkan dalam buku tersebut, seolah mengisahkan tetang pacaran.

Yang menjadi point saya, bukankah tujuan pendidikan untuk membentuk kharakter anak yang cerdas dan berakhlak?. Jika tujuannya untuk membentuk kharakter anak, mengapa disuguhkan cuplikan novel yang bertemakan pacaran, menggunakan bahasa pokem, tentang penghianatan, tentang kebohongan yang menurut saya kurang pantas untuk disuguhkan pada anak SMP Kelas VIII.

Pada buku ajar dengan ketebalan 208 halaman, dengan:
            Judul Buku      : “Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP/ MTs Kelas VIII”
            Penulis             : Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawarti
            Diterbitkan      : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008
            Diperbanyak    : Eurika Bookhouse
            Tempat Terbit  : Jakarta                      
            Tahun Terbit    : 2008.
           



Menurut saya, cuplikan novel yang terletak pada halaman 142-143 dengan novel yang berjudul Eiffel, I’m in Love, Rachmania Arunita”  kurang layak untuk disajikan pada siswa SMP. Merusak kharakter generasi muda memang mudah, tetapi membangun kharakter itulah yang susah, terkadang tanpa disadari hal kecil dapat menimbulkan kerusakan pada anak-anak, terutama moralnya. Terlebih Indonesia saat ini telah terancam dan mengalami degradasi moral dari generasi mudanya dan hal ini patut untuk direnungkan serta dicari solusinya untuk mengembalikan jati diri Indonesia yang sarat akan budi luhur dan sopan santun. Dalam cuplikan novel tersebut, terdapat 4 tokoh yakni Tita, Adit, Uni, dan Ananda. Kisahnya tentang percintaan, dimana dalam cuplikan tersebut Tita sangat sebal saat bertemu dengan Uni karena Adit membatalkan perjanjiannya dengan Uni demi pergi bersama Tita. Ternyata Tita dan Adit terpergok oleh Uni, Uni melambaikan tangannya dan menyapa Adit dan Tito, lalu secara langsung tanpa bosa basi menanyakan apakah yang digosipkan itu benar akan hubungan mereka. Namun bahasa yang digunakan bahasa pokem (gue, loe, dll). Bukankah dalam bahasa Indonesia seharusnya anak dididik untuk berbahasa baku, santun, sekalipun tidak baku tetapi masih memperhatikan etika dalam berbahasa.

Pada hakikatnya tema percintaan boleh, karena segala sesuatu perlu didasari dengan cinta bahkan menuntut ilmupun perlu didasari dengan cinta pada ilmu yang sedang dipelajari. Namun yang perlu diperhatikan, tinggal bagaimana pengemasannya seperti bahasa yang digunakan (misal sebaiknya menggunakan bahasa baku, sekiranya tidak bahasa baku tetapi tetap memperhatikan unsur kesantunan dalam berbahasa), misalkan mengangkat kisah cinta seorang anak pada Ibunya, cinta seseorang pada Tuhannya, kisah perjuangan seseorang meraih beasiswa dan menjadi orang sukses, dan lain-lain. Sehingga setelah membaca cuplikan kisah tersebut anak menjadi termotivasi dan terinspirasi untuk menjadi lebih baik, bukan justru sebaliknya. Alangkah baiknya bila buku ajar dalam dunia pendidikan, sudah seharusnya yang ditekankan adalah tentang pendidikan, budi pekerti, motivasi dan inspirasi menuju kebaikan bukan justru perusakan moral dengan kisah-kisah pacaran anak muda yang menggunakan bahasa pokem dan berisikan romantisme yang tak selayaknya disuguhkan untuk anak.

Menurut saya, anak SMP Kelas VIII, sangat kurang tepat bila disuguhi novel ataupun cuplikan novel tentang percinta’an. Solusi dari saya, alangkah baiknya hal ini perlu ditangani dan dirubah. Bukankah penulis hebat Indonesia yang menggulirkan karya tentang motivasi dan pendidikan jua banyak, diantaranya Andrea Hirata dengan karya-karyanya yang sangat memotivasi (Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpuv, Padang Bulan dan Cinta di dalam Gelas, Sebelas Patriot), Ahmad Fuadi dengan “Negeri Lima Menara”, Tere Liye dengan karyanya yang berjudul “Hafalan Sholat Delisa, Moga Bunda Disayang Allah, dan Bidadari – Bidadari Surga” serta karya lainnya, Asma Nadia dengan karyanya “Jilbab Traveler, Emak Ingin Naik Haji: Cinta Hingga Ke Tanah Suci ”, dan novel lainnya yang motifatif dan inspiratif.

Sungguh, sangat tidak layak jika anak SMP diusuguhkan cerpen, cuplikan novel ataupun novel yang bertemakan percintaan yang berisi tentang pacaran, ungkapan romantis-romantisan, perebutan pacar, penghianatan sahabat karena masalah cowk, dan sebagainya yang sekiranya kurang mendidik. Jika masih banyak novel berisikan tentang kisah inspiratif dan motivatif yang menyupport pendidikan, mengapa justru yang ditampilkan novel yang kurang mengajarkan tentang pendidikan kharakter. Semoga ini menjadi koreksi bersama agar ke depannya pendidikan Indonesia lebih baik lagi.

Demikian yang saya sampaikan, mohon maaf apabila ada kata yang kurang berkenan. Tulisan ini didedikasikan karena keprihatinan penulis yang menurut penulis perlu disampaikan agar mendapatkan perhatian yang lebih serius dari pemerintah dan mendapatkan penanganan. Semoga pendidikan Indonesia semakin baik ke depannya, generasinya semakin baik dan dapat membawa Indonesia lebih baik di masa depan. Terimakasih.

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Salam,
Semarang, 5 Mei 2016


Dewi Nur Haalimah
(Penulis)

Sabtu, 26 Maret 2016

UNHAS PERKUAT KERJASAMA DENGAN ALUMNI DALAM MENGHADAPI PTN-BH UNHAS

UNHAS PERKUAT KERJASAMA DENGAN ALUMNI DALAM MENGHADAPI PTN-BH UNHAS DAN MENJAWAB TANTANGAN MASYRAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) DENGAN MENCETAK LULUSAN SARJANA YANG BERKUALITAS         

Pada usia ke 60 tahun, Universitas Hasanuddin atau yang lebih dikenal dengan nama UNHAS telah memasuki konsep PTN-BH (Perguruan Tinggi Negeri-Badan Hukum). PTN-BH (Perguruan Tinggi Negeri-Badan Hukum) ini berbeda halnya dengan PTN-BLU (Perguruan Tinggi Negeri-Badan Layanan Umum). Bila PTN-BH bersatus berbadan hukum, maka lain halnya dengan PTN-BLU yang bersatus satuan kerja kementerian teknis. PTN-BH memiliki otonomi yang luas dalam wewenang pengelolaan akademik maupun non akademik dan kemandirian tata kelola keuangan, sedangkan PTN-BLU masih dominan campur tangan pemerintah dalam tata kelola dan keuangan.
Transformasi sistem perguruan tinggi UNHAS dari PTN-BLU menjadi PTN-BH tentu memiliki banyak pola perubahan baik dari segi status, wewenang pengelolaan, visi misi, anggaran PTN, belanja, pendapatan, tarif, aset (Pencatatan, pengelolaan, pengalihan, dan penghapusan), pemeriksaan dan pengawasan. Perubahan status dari PTN-BLU menjadi PTN-BH ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kekurangannya yaitu akan muncul kekhawatiran pada masyarakat akan biaya kuliah yang tinggi seperti pada masa BHMN dan komersialisasi pendidikan tinggi. Namun, kendati demikian sebagai antisipasi kekhawatiran mayarakat akan biaya kuliah yang menjadi mahal bahkan sangat mahal, pemerintah menetapkan kebijakan uang kuliah tunggal (UKT). Dengan sistem tersebut, pemerintahpun dapat turut serta mengawasi jumlah uang yang dibayarkan setiap mahasiswa ke perguruan tinggi. Sistem uang kuliah tunggal (UKT) diharapkan mampu mengontrol wewenang perguruan tinggi agar tidak otoriter dalam menentukan uang kuliah yang harus dibayarkan para mahasiswa.
Dibalik kekurangan yang memunculkan keresahan dan kekhawatiran masyarakat, sistem PTN-BH ini juga memiliki banyak keunggulan. Dalam bidang akademik, PTN-BH memiliki otoritas dalam membuka dan menutup program studi. Sedangkan dalam bidang non-akademik yang meliputi administrasi dan keuangan, PTN-BH memiliki otonomi untuk melakukan rekrutmen sumber daya manusia. Di bidang keuangan PTN-BH mempunyai keleluasaan untuk mengelola sendiri keuangannya secara mandiri meskipun dilaporkan kepada Kementerian Keuangan. Sistem PTN-BH memberikan kewenangan pada mahasiswa, alumni, masyarakat dan stakeholder terkait untuk memiliki keterwakilan dalam Majelis Wali Amanat. Hal ini berarti mahasiswa juga mempunyai andil yang cukup besar dalam menentukan Rektor Perguruan Tinggi. Selain lebih demokratis, hal ini juga memungkinkan terjadinya desentralisasi serta check and balence dalam pengawasan dan pengelolaan PTN BH.
Transformasi UNHAS menjadi PTN-BH akan dihadapkan pada berbagai tantangan, terlebih saat ini Indonesia telah memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Persaingan yang datang dari berbagai penjuru baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Ketika UNHAS telah berstatus PTN-BH, maka UNHAS dihadapkan pada keuangan UNHAS harus stabil sebab PTN-BH  sudah dianggap mandiri dan tidak dibiayai negara. Di samping itu, intervensi pemerintah terhadap  terhadap perguruan tinggi juga berkurang dengan tujuan agar perguruan tinggi dapat bekerja secara otonomis mengikuti mekanisme pasar. Meskipun demikian, perguruan tinggi juga harus dipertahankan menjadi organisasi non-for-profit yang bersaing melalui mekanisme pasar untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan. Otonomi yang diberikan pemerintah pada PTN-BH merupakan salah satu bentuk dukungan pemerintah terhadap pendidikan tinggi dan pengembangan IPTEK, tentu saja setiap perguruan tinggi memiliki kapasitas dan kapabilitas masing-masing sehingga setiap kebijakan perlu disesuaikan dengan kondisi masing-masing.
Sebagai PTN-BH, UNHAS memiliki banyak tantangan dimana harus meningkatkan kualitas pelayanan dan efisiensi kerja serta dituntut untuk mencetak generasi intelektual yang berkualitas. Dalam meningkatkan kualitas pelayanan, UNHAS sudah seyogyanya mencetak generasi muda yang memiliki daya saing tinggi sehingga mampu bersaing di kancah regional, nasional, maupun internasional. UNHAS diharapkan bisa dijadikan sebagai pusat unggulan dalam pengembangan insani, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya berbasis Benua Maritim Indonesia (BMI). UNHAS jua dituntut untuk mampuk merealisasikan misi UNHAS. Misi UNHAS diantaranya untuk : [1] menyediakan lingkungan belajar  yang berkualitas untuk mengembangkan kapasitas pembelajar yang adaptif-kreatif; [2] melestarikan, mengembangkan, menemukan, dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya; [3] menerapkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya berbasis dan untuk kemaslahatan Benua Maritim Indonesia.
Dalam upaya mewujudkan visi dan misi UNHAS, perlu adanya kerjasama antara beberapa pihak diantaranya stakeholder UNHAS, dosen, alumni, mahasiswa, karyawan dan masyarakat. Hal utama yang perlu diperkuat adalah kerjasama antara alumni dan UNHAS dalam mencetak lulusan sarjana UNHAS yang berkualitas. Dalam upaya menjaga eksistensi UNHAS dimata masyarakat, UNHAS perlu meningkatkan kualitas terutama mencetak generasi yang berdaya saing tinggi. Dalam hal ini, UNHAS memiliki andil yang besar dengan menyatukan para civitas akademika untuk bersatu dan bekerjasama mewujudkan visi dan misi UNHAS. Civitas akademika yang mencakup para dosen, karyawan, mahasiswa, dan stakeholder terkait diharapkan mampu menciptakan situasi yang kondusif. Selain itu, untuk menunjang keberhasilan PTN-BH dalam mengelola keuangan, perlu diterapkannya prinsip akuntabilitas dan kehati-hatian dalam mengelola keuangan serta perlu disiapkan auditor eksternal untuk mengaudit sirkulasi keuangan.  
UNHAS jua perlu memperkuat jalinan kerjasama dengan alumni dalam upaya meningkatkan kualitas UNHAS menjadi lebih baik yakni universitas yang menjadi pusat unggulan IPTEK, seni, dan budaya yang berbasis kemaritiman. Dalam upaya mencetak lulusan yang berkualitas, UNHAS dan alumni bekerja sama dalam mempersiapkan lulusan sarjana UNHAS yang siap kerja dengan memberikan bebrapa pelatihan. UNHAS sebagai mediator yang melakukan seleksi pada lulusan sarjana untuk nantinya diberi pelatihan sebelum memasuki dunia kerja, sementara alumni berkontribusi besar sebagai fasilitator yang menjembatani para lulusan sarjana UNHAS dalam memperoleh pekerjaan. Selain itu, alumni juga berperan sebagai donatur bagi mahasiswa berprestasi UNHAS yang lolos sebagai finalis dalam ajang perlombaan di luar negeri. Lulusan sarjana UNHAS harus mampu bersaing dikancah dunia. Dengan kata lain lulusan sarjana UNHAS mampu bersaing dengan kompetitor dari berbagai negara. Persiapan SDM unggul lulusan sarjana UNHAS dilakukan dengan memberikan pelatihan soft skills pada lulusan sarjana UNHAS yang mencakup 3 hal yakni:
1.      Pelatihan TOEFL (TOEFL Training)
Lulusan sarjana UNHAS harus memiliki kemampuan berbahasa inggris dengan baik. Hal ini mengingat bahwa bahasa inggris merupakan bahasa Internasional yang digunakan sebagai bahasa pemersatu antar berbagai negara. Tak hanya itu, kemampuan berbahasa inggris yang baik juga perlu mengingat pesaing lulusan sarjana UNHAS dalam dunia kerja bukan hanya dari kalangan kampus UNHAS saja melainkan dari berbagai kampus ternama di Indonesia seperti UI, ITB, IPB, ITS, UGM, UNPAD, UNAIR, UNDIP, dan lain-lain bahkan pesaing dari negara lain. Sehingga, dalam hal ini bahasa inggris merupakan keterampilan mutlak yang harus dimiliki lulusan sarjana UNHAS.
2.      Pelatihan Psikotes (Psychological Training)
Pelatihan psikotes penting diberikan pada lulusan sarjana UNHAS. Hal ini karena tes psikotes merupakan seleksi awal dalam dunia kerja yang jua menentukan apakah pelamar layak diterima sebagai karyawan atau bagian dari perusahaan ataukah tidak. Selain itu, tes psikotes juga digunakan sebagai bagian dari seleksi beasiswa LPDP ataupun beasiswa yang lain bagi lulusan sarjana yang hendak melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
3.      Pelatihan Wawancara dan Leaderless Group Discussion (Leaderless Group Discussion and Interview Training).
Pelatihan wawancara dan Leaderless Group Discussion sangat penting dilakukan karena baik dalam seleksi beasiswa studi lanjut maupun seleksi kerja, tahap wawancara dan Leaderless Group Discussion ini memberikan sumbangan yang besar yang menentukan apakah pelamar dinyatakan lolos ataukah tidak. Tahap wawancara dan Leaderless Group Discussion ini memberikan kontribusi sebanyak 60% yang menentukan keberhasilan atau kegagalan pelamar. Sehingga dengan adanya pelatihan wawancara dan Leaderless Group Discussion ini dapat membentuk lulusan sarjana UNHAS yang unggul dan berprestasi.
   Dengan kerjasama yang baik antara beberapa pihak terutama kerjasama antara UNHAS dan alumni, diharapkan UNHAS mampu menjawab tantangan global sebagai universitas yang unggul, mandiri, dan berbasis kemaritiman. Perubahan status UNHAS menjadi PTN-BH nantinya diharapkan agar mendorong UNHAS semakin jaya karena semakin memiliki keleluasaan wewenang. UNHAS mampu mencetak generasi muda yang kompetitif dan berdaya saing tinggi. Di usia yang semakin bertambah, UNHAS semakin berdikari seiring perkembangan kemajuan zaman…!!!...:)                        
#60tahunUNHAS
#UNHASjaya
#UNHASberdikari        


Tautan terkait:





Senin, 18 Januari 2016

Mau Bertanya, Tercapai Tujuan dan Malu Bertanya, Tersesat di Jalan

Mau Bertanya, Tercapai Tujuan
Malu Bertanya, Tersesat di Jalan


“Malu bertanya sesat di jalan”.
Peribahasa tersebut bukanlah sembarang peribahasa, melainkan sebuah kalimat yang tersirat penuh makna. Hal tersebut dianalogikan dengan sebuah perjalanan. Ketika anda pergi ke suatu tempat, sementara anda tak mengerti arah jalan menuju tempat tersebut, maka anda harus berani bertanya pada orang-orang di sekitar tentang arah jalan untuk mencapai alamat tersebut. Ketika anda merasa malu dan tak mau bertanya, maka tak heran ketika anda tersesat dan kesasar ke tempat lain. Demikian pula dengan ilmu, ketika anda tak mengerti dan tak memahami suatu pengetahuan maka jangan segan untuk bertanya. Sekilas terkesan sepele, namun menguak arti yang sangat mendalam. Dari bertanya, maka diketahuilah adanya suatu permasalahan, dari permasalahan maka akan ditemukan solusi pemecahan masalahnya.
Mengembangkan kemampuan bertanya seseorang merupakan soft skill yang perlu ditanamkan. Sikap aktif, kritis, dan rasa ingin tahu adalah bagian dari langkah awal seseorang aktif bertanya. Keberanian diri untuk bertanya mengantarkan kita pada suatu kelancaran dalam mencapai tujuan. Demikian halnya dengan hidup, hidup adalah suatu perjalanan. Dimana dalam suatu perjalanan, kita akan menapaki jalan yang berliku-liku, dan penuh tantangan. Kemajuan akan tergapai manakala kita memiliki rasa ingin tahu yang tinggi disertai sikap aktif bertanya. Tak jauh berbeda dengan hal dunia, hal akheratpun sama. Barangsiapa yang buta dunia, maka di akherat ia akan lebih buta. Sebagaimana firman Tuhan yang tertera dalam kitab suci Al- Qur’an:
“Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akherat (nanti) ia akan lebih buta (pula)dan ebih tersesat dari jalan (yang benar)” (QS-Al Israa’ ayat: 72).
Kata buta hatinya yang termaktub dalam ayat tersebut berarti bahwasannya apabila kita tidak melihat, tidak tahu, dan tidak mengenal dunia maka kita akan tersesat dalam urusan dunia sehingga kita tak mampu memahami persoalan dunia yang berdampak pada ketidakmampuan untuk mengatasi permasalahnan dunia. Seperti kehidupan dunia, apabila kita tak memahami tujuan kehidupan di akherat, kita jua akan tersesat pada jalan yang salah. Demikian halnya dengan mencintai Allah , kita tak akan bisa mencintai Allah manakaa kita tak tahu siapa itu Allah, dan kita tak mengenali Allah. Dengan timbul atau munculnya pertanyaan maka timbulah rasa ingin tahu yang bermuara pada bagaimana kita dapat mengetahui jawaban tersebut sehingga tercapai apa yang menjadi tujuan kita.
Tak jauh berbeda dengan Bank Negara Indonesia (BNI) yang saat ini sedang merintis cara untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk tidak malu dan ragu bertanya di manapun, kapanpun dan tentang apapun. Melaui akun twitter @BNI46, Bank Negara Indonesia menyedikan fitur dengan hashtag #AskBNI yang memungkinkan anda mendapatkan informasi lengkap terkait bank BNI. Ini merupakan suatu upaya pelayanan terbaik pada customer yang dilakukan oleh bank BNI. Tujuan Bank Negara Indonesia (BNI) dengan fitur tersebut adalah untuk mempermudah para nasabahnya yang membutuhkan berbagai informasi lengkap seputar Bank Negara Indonesia (BNI), mulai dari promo yang diadakan oleh BNI hingga informasi produk dan layanan BNI yang bisa dinikmati oleh para nasabah. Dengan adanya hashtag #AskBNI ini, saat ini para nasabah BNI dijamin akan lebih mudah untuk mendapatkan informasi secepatnya dimanapun Anda berada hanya melalui akun Twitter @BNI46 saja, tanpa perlu melakukan sambungan telepon terlebih dahulu ke Customer Care BNI.
Dengan demikian, maka sudah seyogyanya kita menanamkan kesadaran pada diri kita agar senantiasa aktif bertanya. “Mau Bertanya, maka Tercapai Tujuan…Malu Bertanya, Tersesat di Jalan’. Dengan kemauan untuk bertanya, maka akan memperluas wawasan kita, menambah pengetahuan kita sehingga kita tidak ketinggalan informasi terupdate dan kita dapat mencapai tujuan kita dengan baik. Budayakan aktif bertanya untuk mempermudah perjalanan kita ataupun mengatasi permasalahan yang kita hadapi.
Masalah…siapa takut?

Bertanya adalah Solusinya…J