HALIMAH BINTI MASDARI

Jumat, 06 Maret 2015

KOMUNIKASI



            Komunikasi adalah hal penting untuk menjalin suatu hubungan. Hubungan yang baik tercipta karena jalinan komunikasi yang baik. Komunikasi tersampaikan ataupun tersirat dari untaian kata-kata yang diucapkan oleh seseorang. Dari ucapan itulah kita dapat menilai apakah seseorang baik dalam berkomunikasinya ataukah tidak. Bentuk komunikasi bermacam-macam, baik yang disampaikan langsung secara lisan maupun kata-kata yang disampaikan dalam bentuk tulisan ataupun pesan. Contoh dari komunikasi langsung adalah, berbicara langsung face to face pada orang yang kita tuju. Sedangkan komunikasi hanya melalui suara ataupun video diantaranya komunikasi via telepon, via videocame, ataupun via yang lain. Tak hanya itu juga ada komunikasi via tulisan seperti via sms, via wa, via bbm, via chatting, ataupun via apapun yang berbentuk tulisan.
Percaya ataupun tidak, komunikasi sangat berpengaruh terhadap hubungan seseorang. Kata adalah suatu simbolis maksud seseorang. Kata-kata yang baik mencerminkan sosok yang baik, dan kata-kata yang buruk mencerminkan sosok yang buruk. Karena indahnya perkataan, seseorang dapat terketuk pintu hatinya dan karena buruknya suatu perkataan pula seseorang dapat menjadi marah. Hubungan yang baik tercipta oleh komunikasi yang baik. Berdasarkan pengamatan pada berbagai subjek usia, baik dari anak-anak hingga dewasa, tercatat bahwa komunikasi sangat mempengaruhi hubungan seseorang. Persahabatan yang baik dihubungkan oleh komunikasi yang baik. Hubungan rumah tangga yang baik juga terbentuk dari komunikasi yang baik.
Terkadang miris, ataupun suatu fenomena yang perlu dikaji kembali. Pernahkah anda mendengar, ketika seseorang bertanya kabar tentangmu via sms ataupun via telephon ataupun via online atau via media yang lain terhadapmu? Seseorang bertanya kabar terhadapmu lalu kau menganggapnya tak penting atau bahkan menganggapnya sebagai sosok yang caper/ carmuk (cari-cari perhatian ataupun cari muka)?. Mari merenung kembali, mari menata hati kita masing-masing, hilangkan rasa ke-GR-an dan lain-lain sebagainya. Seseorang tidak mungkin menanyakan kabar terhadapmu jika ia tak mau menjalin silaturahmi denganmu, minimal jika tak bisa bertemu langung paling tidak melalui komunikasi yang baik. Atau kita ke-GR-an merasa ia suka pada kita.
Mari kita kaji kembali, tiadalah seseorang itu peduli terhadap kita jika ia tak mau tanya pada kita. Ia mau bertanya itu artinya ia menganggap kita sebagai saudaranya muslim ataupun sahabat, tak lebih. Tahukah engkau bahwa jika temanmu, sahabatmu atau siapapun tak mau berkomunikasi denganmu itu berarti belum tentu ia mengingatmu. Bersyukurlah, jika ada orang yang menanyakan kabarmu karena itu pertanda ia masih mengingatmu. Tali persaudaraan, tali silaturahmi, tali persahabatan akan baik manakala komunikasi kita juga baik.
Kaupun  bisa memilah-milah mana yang perlu kau prioritaskan. Komunikasi dengan keluarga terutama ibu merupakan hal yang perlu kau utamakan, selanjutnya komunikasi dengan kerabatmu, rekan kerjamu, sahabatmu, dan teman-temanmu. Kau tahu banyak fenomena perceraian akibat buruknya komunikasi. Suami ataupun istri ataupun pasangan yang acuh ataupun tak peduli terhadap pasangannya membuat hubungan semakin buruk. Sifat yang egois, menganggap remeh dan tak penting pertanyaan orang lain akan membuat pasangan jenuh, bosan bahkan bisa berakibat pada hancurnya suatu hubungan.
Sempatkanlah waktu, barang beberapa menit saja di waktu sibukmu untuk sekedar bertanya kabar terhadap keluargamu, saudaramu, dan sahabatmu serta rekan kerjamu. Dengan bertanya padanya, kau akan memperoleh beberapa manfaat:
1.      Menjalin tali persaudaraan, mempererat ukhuwah islamiyah, memperkuat tali persahabatan.
2.      Kau akan mengetahui kabar dari keluargamu, saudaramu,sahabatmu, ataupun rekan kerjamu. Jika ia dalam kondisi baik maka ucapkanlah alhamdulillah, jika ia dalam kondisi buruk (sedang sakit ataupun sedang dilanda musibah yang lain), jika ia dalam kondisi sakit jika jarak kalian cukup dekat ataupun terjangkau kau bisa menjenguknya, atau minimal kau bisa mendoakan agar ia lekas sembuh….:)
3.      Kau tak sungkan jika sewaktu-waktu butuh pertolongan darinya, sebab kau tak datang jika perlu saja.
4.      Bisa menerapkan saling membantu dan saling menyuuport baik melalui perkataan ataupun perbuatan.
Sekarang bayangkan, rasakan dengan hati nuranimu. Jika keluargamu, sahabatmu, kawan karibmu atau pasanganmu sama-sama egois, berfikir tengsin. Ibarat kata “Ngapain aku tanya dia dulu, siapa dia, toh dia juga nggak peduli aku. Ngapain aku tanya dia dulu, ntar dia GR lagi, ntar dikira caper lagi, dll”, dan prasangka buruk lainnya, maka hubungan lambat laun akan semakin jauh kendatipun tak buruk. Jika satu sama lain tak ada yang mau mengalah, jika satu sama lain sama-sama tengsin, yang perlu menjadi pedoman ngapain kita malu jika kita berbuat baik, sebelum melakukannya mari menata hati kita niatkan buat menjalin tali ukhuwah islamiah, menjalin tali persaudaraan, syukur-syukur bisa silaturahmi langsung itu jauh lebih baik. Tetapi jika memang jarak yang jauh atau tiada memungkinkan untuk bertemu paling tidak jagalah komunikasi dengan baik melalui komunikasi minimal 2 minggu sekali untuk sekedar tanya kabar.
Segala sesuatu tergantung niat kita, maka sebelum melakukan sesuatu niatkanlah mencari ridho Tuhan semata yakni misalkan berkomunikasi untuk menjalin tali persaudaraan yang semata-mata mencari ridho Allah SWT. Jadi nanti, sekalipun smsmu, ataupun komunikasimu wa, bbm tidak direspon kau tidak terlalu kecewa karena kau hanya mencari ridho Tuhan, Dibalas alhamdulillah, tak dibalas juga tak masalah tak usah marah. Ketika ia balik bertanya maka jawablah dengan baik, jika tidak bertanya kembali ya sudah terpenting pertanyaan kita sudah dijawab dn tak usah bertanya kembali. Bukankah jawaban hanya wajib untuk suatu pertanyaan.
Pertanyaapun perlu kau pilah-pilah, mana yang sekiranya sangat dianjurkan dalam agama untuk dijawab, dan mana yang perlu diabaikan. Sebagai contoh:
1.      Seseorang mengucapkan salam dan menanyakan kabarmu, maka itu perlu dijawab sebab itu menjadikan sebagai jembatan untuk memupuk tali ukhuwah islmaniayah dan tali persaudaraan.
2.      Jika partnermu bertanya perilal projek, kerjaan, ataupun kegiatan maka segeralah menjawabnya untuk menjalin komitmen kinerja yang baik.
3.      Jika keluargamu bertanya tentang kabarmu, maka segeralah menjawab dan kabarilah mereka tentangmu agar mereka tak kawatir tentang dirimu.
4.      Jika seseorang bertanya sekedar bosa-basi, semacam PDKT nggak jelas, kayak abg lagi nggak ada kerjaan, yah mungkin itu bisa kamu abaikan karena pertanyaannya tak membawa dampak kebaikan.
5.      Jika seseorang bertanya namun yang ditanyakan seputar hal yang tidak etis (maaf-maaf dalam tanda kutip berbau seksualitas ataupun porno) itu sangat dianjurkan untuk tidak dijawab.
Berhusnudzanlah dalam menilai sesuatu,dimulai dari hal kecil yakni komunikasi. Kau bisa memilah-milah mana komunikasi yang baik dan mana komunikasi yang buruk. Niatkanlah segala sesuatu sebelum kau berbuat untuk kebaiakan in syaallah kebaikan pula yang akan menyertaimu.           
*****
SALAM SALING MENGINGATKAN AKAN KEBAIKAN

        

Minggu, 01 Maret 2015

"KISAH PUNDI-PUNDI MALAM"

DARI ALLAH DAN KEMBALI KE ALLAH  

       Begal???..ya, dewasa kini permasalahan tentang begal menjadi permasalahan yang hangat diperbincangakan. Para rampok yang seolah kebal hukum dan tak takut akan acaman hukuman. Demi merampas harta benda, tak jarang nyawa korban menjadi taruhannya. Begal yang tanpa kenal ampun, begal yang sadis, begal yang seolah tak memiliki perikemanusiaan, sesama manusia tiada punya belas kasihan dan tiada saling mengasihi. Tak tanggung-tanggung, begal tak kenal siapapun yang dirampasnya..tak penuli rakyat jelata hingga kaum elit di negeri ini. Dibekali senjata tajam, mereka menodong para korban untuk dirampas harta bendanya, sungguh begal itu tiada beradab.
            Mungkinkah kita 100% langsung menjustis dan menyalahkan pada begal itu???...mari kita intropeksi bersama. Sudahkah kita paham, apa latar belakang mereka melakukan tindak begal??...Baiklah, mari kita renungi bersama. Begal terjadi karena faktor kesenjangan ekonomi dimana kepedulian anatara kaum elit yang jarang peduli terhadap kaum dhuafa. Mengapa saya bilang jarang…maaf sebelumnya, jarang berarti masih ada beberapa kaum elit yang peduli terhadap kaum dhuafa. Begal terjadi karena kesejahteraan masyarakat yang semakin buruk dimana banyak terjadi pengangguran, sehingga karena kebutuhan yang terus mendesak akibatnya mereka menghalakan segala cara untuk memenuhi tuntutan hidup tersebut. Tanpa pikir panjang dan berfikir dampaknya, mereka melakukan aksi begal. Begalpun terjadi karena kurangnya iman dan taqwa seseorang, bayangkan kalau dia seorang yng mempunyai keyakinan akan Tuhannya. Mungkin bisa dibilang salah dari beberapa pihak, salah si begal yang menghalalkan segala cara dan sadis. Salah kaum elit yang kurang peduli terhadap lingkungan sekitar dan kaum dhuafa. Salah para pemimpin negara juga, karena masalah penganggurnpun perlu dipikirkan dan segera diatasi agar tindak kriminal bisa diminimalisir. Mari intropeksi bersama dimulai dari diri kita masing-masing.
            Ngomong-ngomong soal begal, banyak temanku lebih tepatnya sahabat-sahabatku, saudaraku, keluargaku dan orang-orang yang mempedulikanku yang menganjurkanku untuk jangan kerja pulang malam, terlebih perampokan yang sering terjadi. Entahlah, mungkin kondisi yang menuntutku untuk bekerja sedemikian rupa, hingga waktu istirahatpun teramat mepet. Bagaimana tidak, kuliah sampai sore, lanjut ngelesin di 2 tempat yang berbeda sampai arut malam. Lalu mengerjakan tugas kampus kalau ada, dan sisanya untuk berkarya sekedar ketak-ketik tulisan di notebook, entah cerpen, artikel, puisi, karya ilmiah, atau menyanyi…ya sesuka dirilah. Rasanya waktu berlalu begitu cepat bahkan sangat cepat bagiku, baru beristirahat sebentar sudah ada kegiatan yang menanti.
            Banyak orang-orang yang mempedulikanku dan menganjurkanku jangan bekerja larut malam, apalagi pulang sendirian dari tempat yang jaraknya cukup jauh sekitar 10-20 km, terjauh sekitar 20 km. Sebenarnya bukan maksud aku bandel, ataupun tidak mau mendengarkan kepedulian mereka. Disini aku perlu memikirkan banyak hal, memikirkan janji-janjiku, terlebih janji adalah hutang. Bagiaman aku tidak bekerja larut malam, jika aku kuliah saja pulangnya sore, lalu pekerjaan yang menuntutku. Alhamdulillah…aku yakin bahwa rizki datangnya dari Tuhan, sementara pekerjaanku adalah jalan perantaranya. Suatu puji syukur bagiku, ketika tawaran pekerjaan banyak yang menghampiri meskipun gaji tidak terlalu gedhe paling tidak cukup untuk memenuhi kebutuhanku.
            Dibilang takut?...jujur takut, tetapi kondisi yang mendesakku. Berita kasus begal di Semarang banyak terdengar, apalagi tempat aksi begal juga sering aku lewatin. Tetapi, jika aku berhenti bekerja, lalu bagaimanakah nasibku, sementara Allah memberiku rizki untuk bertahan di UNDIP melalui perantara pekerjaan itu. Tidak mungkin aku berdiam diri dan mengeluh tak punya uang tanpa usaha, maka segala aku upayakan agar aku bisa mandiri memenuhinya atas izin Tuhanku. Terlebih janjiku, bahwa aku akan membantu kedua orangtuaku menyekolahkan adekku mengingat usia ibuku yang semakin tua dan kerja’annya adalah buruh ngejualin barang orang. Rasanya tak tega melihat sosok ibu bekerja pantang menyerah hanya demi menyekolahkan anak-anaknya. Aku yang sudah dewasapun mulai berfikir, maka hasil jerih payahku aku usahakan untuk mencukupi kebutuhan kampus, sembari sebagian aku sisihkan untuk keluarg a(emak, Bapak dan adek), lalu sebagian lagi aku sisihkan untuk yatim ataupun kaum dhuafa. Entah itu adalah keinginanku dan aku sudah berjanji pada mereka, mumpung aku masih diberi kesempatan hidup…mencoba untuk bisa bermanfaat bagi orang lain. Ketika aku sudah tiada, maka tiadalah aku bisa mengabdi dan berbhakti pada orangtuaku…J. Apalagi, kematian tiada mengenal usia, jiwa kita adalah milik Allah maka sewaktu-waktu Allah berhak memanggil kita karena kita milikNya.
            Ketika benar-benar takut itu menghampiri, tepatnya saat aku melewati gang-gangan dan jalan sepi. Kucoba untuk meyakinkan hatiku bahwa Allah-lah penolongku. Sesungguhnya nyawaku milik Allah, maka Allah-lah yang menjagaku. Seandainyapun Dia memanggilku, aku pasrahkan jiwa ragaku sepenuhNya padaNya. Dia adalah pemilik jiwa dan ragaku, maka ketika Ia memanggilku itu adalah hak Tuhanku, sebagai hamba tiadalah aku berprotes kecuali memohon keselamatan diri. Mungkin inilah sudah bagian jalan hidupku, harus pulang larut malam kerja, dan memanage waktu seefisien mungkin antara waktu untuk mendekat Tuhan, waktu untuk keluarga (via telfon),waktu untuk bekerja, waktu untuk tugas kuliah, waktu untuk ngaji, dan waktu untuk refreshing. Jika tidak dimanage dengan baik tentulah aku keteteteran, Alhamdulillah semua waktu aku jadwalkan dengan baik. Keyakinanku, ketika benar-benar penat dan teramat lelah saat jadwal numpuk banyak banget adalah:
“Ya Tuhanku, waktuku adalah waktuMu. Maka bantulah aku mengurusnya, sesuangguhnya tiada aku bisa membagi waktu itu dengan baik kecuali dengan ikut campur dariMu”.
Alhamdulillah, doa itu meyakinkanku…Puji syukur, setiap kegiatan alhamdulillah berjalan lancar dan in syaallah on time dan hasilnyapun bagus. Alhamdulillah…J
            Sebenarnya keinginanku, aku sangat ingin sibuk tetapi sibuk kerja di rumah layaknya berbisnis onlineshop, namun usahanya yang halal bukan berbau riba jua bukan berbau ghoror (untung-untungan0, jua bukan berbau menipu. Aku suka berjualan tetapi berdagang yang halal dan menjual barang dengan jujur seperti yang diajarkan Rosulullah. Bismillah semoga ke depannya bisa terwujud. Aamiin.
Kata Bapak:
“Kalau kerja itu yang pertama dilihat halal dan toyyib-nya, jangan asal lihat gaji besar. Gaji besar kalau hasil dari barang haram/ berdusta, apalah gunanya kecuali menambah ahzab dunia dan akherat. Biar sedikit, asal berkah”
Ya…banyak kalau haram buat apa tambah siksa, biar sedikit kalau halal dan istiqomah in syaallah berkah. Lebih berkah lagi kalau banyak juga halal dan diperoleh dengan cara yang halal…heee…J
Terkadang, sering mendengar curahan ibu yang kewalahan buat bayarin pesantren adek juga prihatin. Maka aku upayakan agar aku mandiri 100%, agar orangtuaku tiada perlu kepayahan lagi memikirkanku, kalau perlu aku yang berjuang untuk mereka, mengabdi untuk berbhakti pada mereka. Kucoba, perlahan-demi perlahan janji itu aku penuhi….in syaallah bisa dan alhamdulillah berjalan. Meski terkadang masalah keuangan agak kebingungan, tetapi aku selalu yakin dan meminta pada Tuhanku. Tuhanku Maha Kaya, in syaallah selama ikhtiar pantang menyerah, rizkipun ada dan datangnya tiada terduga. Mohon doanya bagi yang membaca, semoga atas izin Tuhan…aku bisa memenuhi janji-janji itu secara istiqomah, membahagiakan orang-orang yang kusayang dan yang membutuhkan kepedulian.
Aku yakin dengan sepenuh kemantapan hatiku
Bahwa diriku milik Tuhan
Maka dikegelapan malam, dalam kesunyian malam
Dalam jalan yang gelap dan sepi orang
Tuhanlah penolongku, Tuhanlah penyelamatku
Aku yakin…
Bahwa Tuhan tiada merubah nasib seseorang
Sampai ia berikhtiar merubahnya
Maka izinkanlah aku berjuang untuk merubah nasibku
Membahagiakan orang-orang yang aku sayangi
Dan orang yang butuh kepedulianku tas izinMu
Jika dalam malam, dalam kesendirian
Ketika Engkau hendak memanggilku
Maka kupasrahkan seluruh jiwa dan ragaku untukMu
Tetapi izinkanlah sebelum aku keembali padaMu
Izinkan aku menunaikan janji-janjiku
Tanpa campur tangan dariMu, Duhai Rabbku…
Tiadalah janji itu terpenuhi kecuali atas izinMu
Berikanlah aku waktu hingga janji dan kewajiban dan tugasku selesai kulaksanakan
Lalu setelahnya, terserah Engkau…mau apakan jiwaku ini
Kebahagiaanku terwujud..manakala janji-janji itu terwujud
Berikan jalan bagiku untuk membahagiakan mereka-meraka atas izin dan ridhoMu
Berpasrah, lalu kuberikhtiar dan berlanjut bertawakal
Itu bagaikan berdoa lalu makan
Makan..dan setelah makan berdoa kembali
Ukirlah kebahagiaan dalam setiap taat padaMu
Lukislah senym yang merekah atas syukur terhadapMu
Bimbinglah berjalan menuju jalanMu
Menggapai cinta dan kasihMu
Izinkanlah dalam setiap detik nafasku selalu mengagungkanMu
Tetapkanlah hatiku untuk selalu mengingatMu
Kuatkanlah keyakinanku akan keberadaanMu
Tanamakanlah kepervcayaanku akan kekuasaanMu
Tuntunlah aku ke jalan RahmadMu
Dalam hidup dan matiku
Izinkanlah aku mendekatimu, jadikanlah aku kekasihMu
Cintailah aku sebagaimana engkau cintai para kekasihMu
Karena aku adalah milikMu
Dan akupun akan kembali padaMu
*****

KISAH PUNDI-PUNDI MALAM 

Kamis, 26 Februari 2015

POHON MANGGA DI TEPI JALAN




            Tahukah kamu tentang kisah sebuah pohon mangga di tepi jalan?. Pohon itu begitu indah, daunnya rindang dan buahnyapun teramat banyak. Banyak orang terguir dengan warna mangga yang matang mencolok, membuat yang melihat membayangkan betapa nikmatnya buah itu. Warnanya cerah, mencolok, buahnya besar dan menurut orang yang sudah terbiasa memakannya konon rasanya sangatlah manis dan segar. Tak heran, jikalah banyak orang yang memetik buahnya. Ada yang memetiknya dengan memanjat, ada yang menggunakan bilah kayu (getek), bahkan ada pula yang melemparinya dengan batu.     
            Kendati pohon itu diperlakukan buruk dan dilempari dengan batu, namun pohon itu membalasnya dengan memberikan buahnya. Disinilah kita belajar arti cinta. Bagaimana sejatinya kita memaafkan orang yang mendzalimi dan menyakiti kita serta kita membalasnya dengan kebaikan. Mencintai orang yang menganiaya kita dan membalasnya dengan akhlakul karimah. Suatu ketika, pernahkan kamu menjumpai beberapa orang bertanya, mengapa sih kalau aku lihat FILM HIDAYAH…selalu dan selalu orang yang baik itu kesannya menderita, selalu tersiksa, dan dianiaya…perasaan nggak gitu-gitu amat deh???. Ya memang benar, semuanya itu relatif. Ada orang baik yang ditakdirkan baik, ia hidup mewah, bahagia, segala keperluannya tercukupi, contohnya Nabi Sulaiman AS. Ada hidupnya datar-datar saja, didzalimi juga nggak terlalu menyiksa, hidupnya sederhana contohnya banyak mungkin mayoritas manusia seperti yang kamu bilang. Ada yang diuji dengan penderitaan yang luar biasa oleh Allah untuk menguji kesabarannya, contohnya banyak:
1.      Rosulullah SAW, beliau adalah yatim. Ketika dilahirkan ayahnya sudah wafad, kemudian ketika masih usia anak-anak, ibunya pun menyusul ayahnya wafad, maka jadilah beliau yatim piyatu. Beliau ikut bersama kakeknya, lalu kakeknyapun meninggal dunia dan ia diasuh pamannya. Tak hanya itu, rosul kita Muhammad SAW juga disakiti sedemikian rupa oleh kaum musrikin, kaum Yahudi, dan kaum Nasrani. Beliau merasakan berbagai cobaan berupa pendustaan, konspirasi, konfrontasi, pengusiran, perolokan, pelecehan, umpatan, dan cercaan.
Beliau dituduh sebagai orang gila, dukun, penyair, tukang sihir dan sebagai seorang yang suka membuat kebohongan. Para sahabat beliau juga turut diusir, diperangi dan dibunuh. Para pengikut beliau turut dihinakan. Istri beliau dituduh melakukan hal yang tidak senonoh. Beliau juga dihantam dengan berbagai macam hinaan, diancam dengan berbagai ancaman dan teror, diputus seluruh mata penghdupannya, dibuat lapar dan dimiskinkan, dilukai dan dilempar batu hingga gerahamnya tanggal dan kepalanya terluka.
Beliau harus kehilangan pamannya, Abu Thalib (sosok yang sejak awal memberikan pertolongan beliau atas izin Tuhan) dan juga kehilangan Sayyidah Khodijah (sosok istri yang sangat mencintai beliau, istri yang menyumbang harta dan fikiran untuk perjuangan beliau, istri yang selalu menguatkan beliau ketika hatinya sedang melemah). Beliau juga pernah diblokade di sebuah lembah sampai-sampai beliau dan para sahabatnya harus makan daun-daunan. Beberapa putri beliau sudah meninggal ketika beliau masih hidup. Putra beliau juga meninggal di depan mata beliau sendiri. Beliau sempat kalah dalam peperangan dalam perang uhud. Mayat paman beliau, Hamzah dikoyak-koyak sedemikian rupa oleh musuh.
Para orang kafir bertaruh siapa saja yang berhasil membunuh beliau, akan dihadiahi 100 ekor unta. Beliau pernah mengikatkan batu pada perut beliau untuk mengganjal rasa lapar dan juga pernah tidak mendapatkan sepotong roti gandum atau kurma yang paling jelek sekalipun. Beliau harus menelan rasa pahit kehidupan. Beliau harus menghadapi perlakuan kasar orang-orang yang kejam, kedzaliman orang-orang yang sombong, tindakan jahat orang-orang badui arab, kesombongan orang-orang kaya, kedengkian orang-orang yahudi, makar orang-orang munafik dan kelambatan respon masyarakat terhadap dakwah beliau.
Namun beliau selalu berbuat baik terhadap orang yang menghinanya bahkan menyuapi orang kafir yang selalu mengejeknya sebagai ORANG GILA hingga hatinya orang tersebut tersentuh dan masuk islam karena terharu begitu mengetahui indahnya akhlak beliau. Beliau mnjenguk orang yang melemparinya dengan kotoran unta saat ke masjid, dan beliau adalah orang yang pertama menjenguknya. Beliau sosok yang pemaaf dan penuh kasih sayang, meski didzalimi namun tidak serta merta membalasnya. Tetapi pada akhirnya akibat dan kesudahan yang baik ada pada beliau, dan kemenangan Allah limpahkan atas beliau. Allah berkenan memenangkan agama-Nya, menolong parahambaNya, menghancurkan golongan-golongan yang menghancurkan beliau, serta menghinakan musuh-musuhnya. Allah berkuasa dan Maha Adil, namun kebanyakan manusia tiada memahaminya (Aidh Al-Qarni, 2012).
2.       Nabi Yusuf AS.
Nabi Yusuf adalah piyatu dimana sejak kecil ia sudah ditinggal karena ibunya wafad. Ia jua  dimasukkan kedalam surumur, dibuang seolah barang yang tiada berguna oleh saudaranya karena kedengkiannya sebab kasih sayang ayahnya lebih besar pada yusuf dibandingkan saudara-saudara tirinya. Kendati demikian Nabi Yusuf, sosok penyabar, pemaaf dan bukan suka balas dendam. Tak hanya itu, bahkan ujian cintapun menghampirinya, dimana Zulaikha memancingnya untuk berzina, namun Ia dengan tegas menolaknya dan berlari menghindarinya. Beliau harus dipenjara meski Zulaikha yang bersalah. Sungguh betapa sabarnya beliau.
3.      Nabi Ayub  AS
Nabi Ayub AS adalah keluarga yang kaya raya, anaknya banyak, beristri banyak, hidup bahagia sejahtera dan semuanya serba kecukupan. Lalu Allah mengujinya dengan mengambil semua harta yang dititipkannya, gedung-gedung yang ia miliki roboh dan anak-anaknya meninggal karena tertimpa bangunan. Sementara pertaniannya semua gagal hingga ia harus menderita penyakit kulit yang menjijikkan bahkan ia harus diusir dari kampung karena penyakitnya tersebut dan semua istrinya meninggalkannya kecuali Rahmah. Beliau sangat sabar dan ikhlas menerima cobaan Allah SWT.
Duhai sahabat, renungkanlah…sesungguhnya dengan cobaan yang Allah berikan, dengan permasalahan hidup yang menghampiri sangat melatih kesabaran kita, sangat melatih keikhlasan kita, sangat melatih kesetiaan kita dan sangat melatih ke-kona’ah-an kita. Bagaimana kita menjadi kuat dan sabar jika tiada masalah yang kita hadapi, bagaimana kita berlatih bijaksana dan tegas jika tiada masalah yang perlu diselesaikan. Jika kau renungi kembali,…sesungghnya siapakah yang memberimu masalah/ atas izin siapakah masalah itu hadir? Lalu untuk apakah masalah itu Allah berikan?...renungkanlah…J. Bukankah masalahpun hadir atas izin Allah, jadi bersabar dan bertawakallah dalam menerimanya.
Jika Rosulullah SAW mencontohkan bagaimana kita harus bersabar dalam menghadapi masalah dan selalu memaafkan pada orang yang menganiaya kita, mengapa kita tidak mencontohnya???..Jika kita mengaku mencintai Muhammad, mengaku sebagai ummat Muhammad…maka sudah sepantasnyalah kita meneladani beliau. Jika bukan beliau yang kita teladani, lalu siapakah???. Perlu kita ketahui, bahwa Tuhan sangat mencintai orang yang pemaaf, Bukankah cinta Tuhan jauh lebih menyenangkan dibandingkan penderitaan yang kau alami??...sesungguhnya tiadalah masalah dengan penderitaan yang kita alami, selama Tuhan semakin sayang dan cinta pada kita. Sebab mulia disisi Tuhan adalah hal yang kita cari. Keburukan tiadalah perlu dibalas dengan keburukan, meskipun keburukan dibalas dengan keburukan yang setimbang itu diperbolehkan. Percayalah…bahwa musibah ataupun anugerah yang Tuhan berikan tiada yang sia-sia tetapi mengandung hikmah yang luar biasa. Mengalah bukan berarti kalah. Sesungguhnya kemenangan Allah limpahkan atas orang-orang yang sabar. Sebagaimana telah dicntohkan oleh Rabiah Al Adawiyah, bahwa tiada cnta yang luar biasa selain cinta terhadap Tuhan. Sehingga terhadap apapun yang Tuhan berikan ia terima dengan rasa cinta sebab yang memberinya adalah kekasihnya. Cinta yang begitu tulus, tanpa mengharap imbalan apapun, tanpa syarat dan tanpa mengharap surga. Ia hanya mengabdi, menjalankan apapun yang Tuhan perintahkan bukan sebagai kewajiban melainkan sebagai rasa cintanya kepada Tuhannya.
*****
SEMOGA BERMANFAAT                   
                            



Rabu, 25 Februari 2015

Everyone…Move On!!!

     
Ngomong-ngomong “move on”, apa sih yang terbesit di benakmu?. Mayoritas kata “MOVE ON” selalu dikaitkan dengan namanya patah hati lalu move on  ke lain hati, right???...benar atau tidak, saya yakin benar adanya…hehe. Yups..nothing is wrong, move on memiliki multimakna, termasuk makna sempitnya maupun makna luasnya.
Ø  Dalam arti sempit move on diartikan sebagai berpindah. Nah, buat yang lagi patah hati, biasanya mengartikan pindah ke lain hati atau “open heart” ke yang lain.
Ø  Dalam arti luas move on berarti berpindah dari hal buruk menjadi hal yang baik. Baik itu mencakup permasalahan hati yang bernama cinta, permasalahan hidup yang lebih kompleks, dan permasalahan lainnya.
Okay..back to my topic. Yang akan saya bahas kali ini adalah move on dalam arti luas, yups lebih tepatnya move on dari hal buruk menjadi hal baik. “Muslim and Muslimah…move on!!!” Okay, masih ingatkah kalian tentang zaman jahiliyah atau masa kebodohan dimana saat itu manusia hidup hanya untuk memenuhi nafsu belaka???...lets me tell you about it. Nabi Muhammad SAW adalah nabi akhir zaman yang membawa dari zaman kegelapan ke zaman yang terang. Beliaulah suri tauladan yang mulia, penyempurna akhlak manusia atas izin Tuhan YME. Beliaulah kekasih Tuhan, setiap katanya menjadi pedoman dan setiap sikapnya menjadi tauladan.
Well…tentang zaman jahiliyah. Ingatkah kamu tentang zaman penuh kegelapan. Dimana ketika seorang anak perempuan dilahirkan dibunuh, dimana kehormatan wanita begitu murah, dimana tindak kriminal merajalela dimana-mana, dan akhlak manusia porak-poranda. Maka, Allah hadirkan kekasihnya, Rosulullah SAW sebagai suri tauladan yang menyempurnakan akhlak manusia dari akhlakul mazmumah menjadi akhlakul karimah.
Hey…Moslem and Moslemah…move on!!
Jika kalian mengerjakan laporan saja direvisi, masak akhlak nggak sih???
Manusia diciptakan tak lain untk mengabdi dan beribadah pada Tuhannya, serta memuji keagungan Tuhannya. Jika manusia diciptakan berpasang-pasangan, layaknya Nabi Adam dan Siti Hawa, Sayyidah Khadijah dan Rosulullah SAW, Nabi Sulaiman dan Ratu Bilqis, dan contoh lainnya. Apa sih maksudnya mengapa diciptakan berpasang-pasangan, toh tujuan kita diciptakan kan untuk mengabdi pada Allah SWT. Yups…izinkan aku bercerita sedikit denganmu. Tahukah kamu mengapa orang kalau sendirian merasa kesepian??? Mengapa ketika seorang diri orang mudah merasa bosan?...karena hasrat manusia membutuhkan kasih sayang. Bagaimana kaum Adam mengamalkan asma Allah, jika tanpa diciptakan wanita. Sekarang renungkan…J
v  Bagaiamana seorang lelaki belajar sabar jika ia tidak ada istri dan anak, karena istri dan anak adalah ujian dari Allah untuk menguji kesabaranya.
v  Bagaimanakah seorang lelaki mengamalkan sifat Allah Ar Rahmaan dan Ar Rahiim (Pengasih dan Penyayang), jika tiada seorang yang disayangi dan dikasihi? Itulah sebabnya Allah tiada meciptakan Nabi Adam seorang diri.
v  Bagaimana seorang mengamalkan sifat Allah Al Hakiim (Maha Bijaksana) jika dalam hidupnya tanpa diberi masalah. Hidu dengan masalah adalah satu paket, dimana dengan adanya masalah seeorang mengamalkan sikap bijaksana bagaimana untuk memecahkan masalah yang ia hadapi, bagaimana ia menjadi sabar jika tak ada masalah yang ia hadapi?, bagaimana ia menjadi kuat jika tiada masalah yang dihadapi?...yusp mari merenung bersama…J
Itulah sebabnya mengapa Tuhan menciptakan berpasang-pasangan, supaya saling melengkapi, SALING menasehati dalam kebaikan dan kesabaran. Well…back to tell about “MOVE ON”. Move on akhlak sangatlah penting, bagaimana kita berhijrah dari akhlakul mazmumah ke akhlakul karimah. Hello Everyone…do you know tha everyone have a same right to change their self to be better. Ya…setiap orang berhak untuk memperbaiki diri ke jalan yang lurus, ke jalan yang diridhoi Allah SWT.
Jika kamu bertanya, bagaimana jika aku sosok yang bejad akhlaknya? Aku suka menipu, aku suka menyakiti perasaan wanita, aku koruptor dan lain lain atau bahkan aku seorang tuna susila, aku seorang yang teramat hina dimata manusia, bolehkan aku kembali ke jalan Tuhanku??. Jawabannya adalah BOLEH. Tuhan Maha Pengampun, Dia akan memaafkan kesalahan hambanya selama ia mau bertaubatan nasuha (taubat denagn setulusnya dan sebenarnya). Loh…namanya taubat, yah taubatan nasuha lah, masak taubat cabe rawit???...Okey lets me tell you. Tidak semua orang bertaubatan nasuha, ada yang taubatan cabe rawit…taubat sekarang, lalu esoknya diulang kembali seperti kamu saat kepedasan makan cabe rawit dan kau bilang “aku kapok makan cabe..pedaaas”, lalu esoknya kau ulangi lagi makan sambal cabe berulang kali…heee.
Bayangkan, gunakan perasaanmu. Bagaimana perasaanmu ketika temanmu meminta maaf padamu dan ia berjanji ia tak kan mengulangi kesalahannya. Dan ternyata esoknya ia mengulangi kembali kesalahan yang sama. Bagaiamana perasaanmu??...jengkel bukan? Atau bahkan kecewa, sakit dan merasa dipermainkan apalagi jika ia memintamu diberi kesempatan berulang kali namun mengulangi kesalahan yang sama juga berulang kali, tentu kesal bukan??. Demikian pula dengan Allah, masihkah Allah memaafkan kita, jika kita terus terlena dalam kemaksiyatan tanpa merasa berdosa, meminta maaf lalu mengulangnya kembali untuk kesekian kalinya, apakah Allah memaafkannya?...jawabannya Wallahu A’lam, itu adalah kuasa Allah, entah Dia mengampunimu ataukah tidak. Yang bisa kita lakukan adalah berupaya bagaimana agar kita bisa menjadi kekasih Allah, mari bertaubata sebelum nafas terakhir di tenggorokan, mari saling mengoreksi diri kita masingmasing, apa yang perlu kita benahi. Bagaiamana kita seharusnya memperbaiki akhlak kita?...lets MOVE ON.
Perlu kita ketahui bahwa Tuhanlah yang berkuasa untuk menyesatkan dan memberikan petunjuknya pada hambaNya. Tiada yang dapat merubah hati seseorang kecuali dengan izinNya. Tuhan Maha Pembolak-balik hati seseorang. Sungguh teramat beruntung seorang yang mendapatkan rahmad Allah SWT. Lalu bagaimanakah nasib orang kafir???...jawabannya wawallhu a’lam. Janganlah langsung menjustis seseorang “KAU INI CALON NERAKA” atau “KAU KAFIR’…atau “KITA ADALAH CALON SURGA”. Sekarang mari aku bertanya?...Siapakah yang memiliki surga dan neraka? Siapakah yang berhak memasukkan surga dan neraka? Dan apakah kita berkuasa sehingga menjastis seseorang bahwa seorang itu kafir dan seorang itu pantas masuk neraka, bukankah Tuhan yang berkuasa??? Apakah seseorang masuk surga karena amalannya yang bagus.
Ya…Tuhanlah yang memiliki surga dan neraka, maka Tuhanlah yang berhak memasukkan siapa saja ke surga ataupun ke neraka, kita tak berhak untuk memasukkannya, maka tak patutlah bagi kita menjastis seseorang itu kafir dan pantas masuk neraka kecuali Tuhan telah menerangkannya dalam firman-Nya seperti Abu Lahab dan Abu Jahal. Seseorang masuk surga bukan karena amalan baiknya melainkan karena rahmad Allah SWT.
Lalu, jika manusia masuk surga bukan karena amalannya melainkan karena rahmad Allah SWT, mengapa kita perlu berlaku baik?. Tahukah kamu bahwa Allah sangat mencintai orang yang penyabar dan berakhlakul karimah. Jika kita mengaku mencintai Allah SWT, apakah pantas kita berlaku maksiyat padaNya. Gunakan perasaanmu, jika kau mencintai seseorang…akankah kau taat dan patuh pada keinginannaya agar ia jua mencintaimu?...jawabannya tentu ia, kau akan melakukan apapun untuk orang yang kau cintai. Demikian pula dengan Allah, ketika engkau mengaku mencintai Allah, maka sudah sepatutnya kita melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah SWT.  Yang bisa kita lakukan adalah mempersiapakan diri, memperbaiki akhlak kita menjadi lebih baik dari sebelumnya. Kita tiada tahu kapan Tuhan memanggil kita, betapa malunya kita jika kita menghadap Tuhan dalam kondisi bermaksiyat padaNya. Mari saling mengingatkan, mari saling menasehati dalam kebaiakan.
Ngomong-ngomong tentang nasehat, memberi nasehat pada seseorangpun ada akhlaknya yakni bagaimana agar saran kita bisa diterima orang yang kita nasehati tanpa mempermalukannya. Berikut adalah cara menyampaikan saran yang baik:
·         Lihatlah siapa objek yang anda nasehati, apakah itu anak-anak, ibu-ibu, bapak-bapak, remaja ataukah dewasa bahkan manula? Kenali ia, pahami ia, dengarkan ia lalu berilah satan yang bijak terhadapnya.
·         Gunakanlah bahasa yang sopan dan santun, sehingga tidak menyinggung perasaan orang yang kau nasehati. Dengan demikian, ia akan menerima saran anda dan mau menerapkan saran anda.
·         Berikan ia pilihan, jangan paksakan ia melakukan nasehatmu. Misalkan: Belajar rajin ataukah tidak adalah pilihanmu. Jika kamu rajin, tekun dan ulet maka in syaallah apa yang kau cita-citakan akan tercapai. Sebaliknya jika kamu malas, maka kamu tiada dapar mewujudkan citacitamu. Keputusan adalah pilihanmu, tetapi sangat dianjurkan bagimu untuk rajin agar kelak tercapai cita-citamu…J
·         Jangan menasehati aib orang lain di depan umum, itu bukanlah solusi yang baik melainkan sama halnya kau membuka aib orang tersebut didepan umum sehingga ia merasa malu dan enggan menerima saranmu.
Hi moslem and moslemah…lets move on. Mari mempersiapkan diri, saling menasehati, saling mengingatkan akan kebaikan.
Rabbi…
Limpahkanlah sholawat serta salam
Kepada sayyidina Muhammad dan keluarganya dan para sahabatnya
Pembuka pintu rahmad sebanyak apa yang ada dalam ilmu Allah
Sholawat dan salam yang selalu tercurah sekekal kerajaan Allah
Ya Rabb…
Jadikanlah kegembiraanku dan kebahagiaanku dalam taat kepada-Mu
Dan segala urusanku dalam keridhoanMu
Ya Rabb…yang mengetahui segala keadaanku
Yang Mengawasi segala niat dan isi hatiku
Kabulkanlah segala hajadku
Dan ampunilah segala dosa serta kejahatanku
Maafkanlah segala kesalahan dan segala kekeliruanku
Terimalah segala amal baikku
Maafkanlah dosa-dosaku yang telah lampau dan yang akan datang
Tulislah namaku dalam daftar para pemimpinku
Tuntunlah aku ke dalam jalan keselamatan dalam hidup dan matiku
Ya Rabb…aku sangat mengharap pemberianMu
Mendambakan keridhoanMu
Pasrah pada ketetapanMu…
Maka catatlah aku sebagai salah seorang walimu
Bimbinglah aku ke jalan hidayahmu
Susulkanlah aku ke dalam kelompok pilihanMu
Sholawat dan salam semoga tercurah kepada sayyidina Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.
Aamiin.
*****
SEMOGA BERMANFAAT            



Jumat, 20 Februari 2015

RIDHO ALLAH BERSAMA RIDHO ORANGTUA

RIDHO ALLAH BERSAMA RIDHO ORANGTUA
             
*****TENTANG CINTA*****
            Inilah tentang kisahku, kisah cinta yang tiada berujung hingga saat ini. Bagiku suatu kisah yang menyakitkan adalah suatu pembelajaran yang berharga untuk proses selanjutnya. Pertama adalah kisah dimana cinta pertamaku, ya saat itu aku masih kelas 1 SMP dan cinta itu berlanjut hingga aku kelas 2 SMA (5 tahun). Si B (nama inisial orang yang aku suka) ini anaknya kalem, lembut, santun, dan terpandai di sekolahku. Mungkin inikah yang namanya cinta pertama atau cinta monyet atau apa aku tak mengerti. Aku mencintainya dari kejauhan tanpa ia tahu. Sebenarnya kami saling mencintai, tetapi aku tak berani pacaran. Karena aku masih terngiang pesan Bapakku:
“Nduk, Bapak boten ridho nek pean pacaran. Mbok yah o, mesakke Bapakmu, neg sampean pacaran iku maksiyat. Lah sampean putrine Bapak, neg pean maksiyat (pacaran) besog neg alam kubur bapak juga ikut disiksa malaikat. Mbok yaho wedi marang siksane Gusti. Seng taat Marang perintahe Allah. Allah boten sare nduk”.
Meskipun aku mencintai, namun aku tiada berani kalaupun diajak pacaran. Karena aku masih ingat wejangan Bapak, mesakke Bapak. Kalau aku pacaran, Bapak turut disiksa malaikat.
Maka aku pertegas dan aku mengatakan padanya:
“Aku tidak berani pacaran. Bapakku ndak meridhoi, sebab ridho Allah bersama ridho kedua orangtua. Toh…hakekatnya cinta tiada harus berpacaran, nanti kalau jodoh pasti Allah pertemukan kembali di percintaan yang halal”.
Ku kira ia, ia setia menunguku dan tak berpacaran hingga suatu saat nanti kita menikah. Ternyata bullsyit, dia tidak sabar menunggu dan yang lebih menyakitkan ia berpacaran dengan sahabat karibku sendiri (backstreet). Dibilang syok…ia aku syok, suatu penghianatan dari kawan karib sendiri. Ah sudahlah, mungkin ini bukan jalanku. Karena apapun yang Tuhan berikan adalah yang terbaik. Mungkin ia bukan yang terbaik untukku, 5 tahun berakhir penghianatan…mungkin ia lebh pantas mendapatkan yang lebih baik dariku dan aku lebih pantas mendapatkan yang lebih baik darinya. Perjalanan move on 5 tahun, bukanlah hal yang mudah…dibilang sering menangis dan menyebut namanya dalam setiap doa, tentu iya. Tiada rasa benci meski sangat tersakiti dan dikhianati sahabat sendiri…hanya aku butuh waktu sendiri untuk menenangkan diri.
Kisah cinta kedua berlanjut, karena aku tiada bisa move on, sahabat-sahabatku yang lain turut bersedih. Maka dikenalkanlah aku dengan teman-teman ia, tetap saja hatiku tiada bisa berpaling…entah inikah cinta Laila dan Qois. Kalau Qois, ah bukan, dia saja tak sabar menungguku dan memilih berpacaran dengan wanita lain.
Suatu saat, aku dikenalkan dengan si AF, kakak sepupu dari sahabatku. Begitu mengenalku ia sangat mencintaiku, aku sendiri tak tahu kog bisa ia mencintaiku. Dibilang cantik, aku ngerasa pas-pasan, dibilang kaya aku dari keluarga lower class. Entahlah, ia sanggup menerima segala kekuranganku. Dibilang nervous, saat itu nervous banget karena memang aku sama dia perbedaanya seperti langit dan bumi. Dia putih, tinggi, mancung…sedangkan aku tinggi, hitam manis, lugu. Dia dari upper class, sedang aku dari lower class. Entahlah tapi ia mengenalku baik, bahkan ia sudah mengenal sosok keprinadianku entah dari tanya-tanya temanku atau bagaimana aku tak mengerti. Aku kenal dia tapi setiap didekati aku tidak mau, yups sekedar say hello dan hi ala kadarnya dan seperlunya saja. Meski ia mencintaiku, kami tiada pernah ketemu kecuali saat pertama bertemu dan diperkenalkan….itupun perkenalan di tempat ramai, dan ada teman-temanku. Aku sama dia berjarak 1-2 m, kalau kami bicara agak jauh. Apalagi waktu itu masih polos-polos dan lugunya, tiap deket ikhwan dredeg.
Terakhir, ia mengajakku ke rumahnya saat acara sedekah bumi. Ia hendak mengenalkanku kepada orangtuanya. Tetapi Bapakku tiada meridhoiku, maka dengan segenap rasa hormat aku menolaknya:
“Maaf kak, Bapak tak meridhoiku ke rumahmu. Karena tak etis wanita bermain ke rumah ikhwan. Apalagi kita bukan makhram. Ridho Allah bersama ridho orangtua, maka maafkan aku tidak bisa datang ke rumahmu”.
Ya, aku tahu ia sangat kecewa. Tetapi tetaplah aku berpegang pada taat kepada kedua orangtuaku. Aku ketemu dia cuman sekali. Karena dia kecewa tidak bisa memperkenalkan aku ke keduaorangtuanya. Maka iapun memutus tali silaturahmi denganku tanpa suatu komunikasi kembali seperti dulu. Ya…tidak apa, mungkin ini jalan yang Tuhan berikan sebagai ujian apakah aku tetap taat orangtuaku ataukah tidak.
Cinta ketiga berawal karena hobi yang sama dan kita sering bertemu di ajang lomba. Sebut saja namanya S. Ia handsome, putih, baik, anaknya cerdas dan lincah. Hobi kita sama, ia sering mengikuti lomba dan akupun sama. Ia mahir bertilawah, berpidato dan nasyid, akupun sama. Ia sosok yang cerdas dalam bidang duniawi dan ukhrawinya. Kami sama-sama ada rasa, dan saling mengagumi atas prestasi masing-masing. Seiring dengan berjalannya waktu, rasa itupun tumbuh menjadi rasa cinta, namun cinta dalam diam. Kami tiada pernah berjumpa kecuali saat even-even lomba dan seminar. Kendati demikian, meski aku suka, akupun tak mau jika bertemu tanpa suatu tujuan yang jelas seperti lomba, belajar, ngaji bareng atau refreshing. Kalau sekedar main atau ngeceng, entahlah aku tidak menyukai yang demikian. Justru cinta yang jarang bertemu, itu semakin besar rasa rindunya. Semakin besar menahan rasa rindu, maka cinta itu akan semakin besar. Hakekat cinta yang sejati ia akan menjaganya. Berarti ia tidak mau berduaan, tidak mau berpacaran, tidak mau menyentuh atau melakukukan apapun kecuali ia sudah halal baginya. Karena cinta berarti menjaga. Ketika seseorang mengatakan cinta lalu memaksamu berpacaran berarti ia tak mencintaimu melainkan hanya nafsu.
Suatu hal yang luar biasa, ia mengatakan tak berpacaran dan mencintaiku. Akupun sama. Dalam fikirku, jika kita berjodoh, nantilah Allah yang mempertemukan tanpa perlu berpacaran. Cinta akan sabar menungu sampai di batas waktu, waktu yang halal (pernikahan) untuk cinta itu tumbuh dengan indah. Ternyata suatu bullsyit….disinilah aku mengerti ternyata dia shoot at my friend tanpa sepengetahuanku. Dibilang kaget, yups kaget.
“Bukankah katanya dia tak mau berpacaran, pacaran banyak mudhorotnya, banyak dosanya. Lah kog dia berpacaran, astagfirullah hal adzim”
Dibilang kecewa, tentu aku kecewa. Maka tiada sesuatu yang perlu disesali, karena mereka adalah jalan Allah untuk menguji kesabaranku, mereka adalah jalan Allah seberapa jauh aku berbhakti padanya, dan mereka adalah jalan Allah sebagaimana aku teguh terhadap pendirianku untuk selalu taat pada perintahNya dan perintah kedua orangtuaku. Terimakasih Ya Rabb engkau telah menjagaku dari berpacaran.
Prinsipku sendiri aku tiada mau berpacaran, meskipun aku jua mencintai seseorang dari kejauhan. Mencintai adalah hal wajar. Karena manusia tercipta dengan fitrah yang namanya cinta. Cinta itu suci yang artinya menjaga, ketika anda mencintai seseorang berarti anda akan berusaha menjaga perasaannya, tiada menyentuhnya kecuali ketika halal waktunya, kalaupun berkata sekedar yang penting saja. Hal yang menjadi pertimbanganku sehingga aku selalu mengurungkan niatku berpacaran adalah:              
  1. Berpacaran adalah maksiyat. Berarti kalau aku bermaksiyat, maka aku mendurhakai Allah, padahal aku sangat mencintai Allah.
  2. Mesakke Bapakku. Bagaimana tidak???...jika aku berpacaran, maka di alam kubur nanti Bapak juga turut disiksa malaikat.
  3. Allah berhak memanggilku kapan saja. Jika Allah memanggilku saat berpacaran, lalu bagaimana nasibku…meninggal dalam kondisi durhaka terhadap Allah SWT. Maka aku berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari berpacaran. Kalau sekedar suka ya wajar, orang aku juga manusia biasa.
  4. Allah tiada pernah tidur, sudah seharusnya aku malu kalau aku pacaran Allah melihatku, sedang diriku dalam bermaksiyat padanya. Maka dari itu, aku menghindari pacaran.
  5. Kalau aku berpacaran berarti aku mendurhakai kedua orangtuaku. Karena Bapak dan Emakku melarangku berpacaran. Padahal ridho Allah bersama ridho orangtua. Maka bagiku lebih baik memilih tidak berpacaran, meskipun godaan berpacaran teramat besar, teramat saat yang shoot at me adalah orang yang jua aku cintai.
Cinta keempat adalah saat aku dibangku perkuliahan, tepatnya saat semester 3. Seorang bernama IP, dengan segudang prestasi mencintaiku. Aku sendiri masih tak percaya, terlebih banyak wanita yang mengadu padaku ia pernah dipermainkan sama si IP. Tapi entahlah, begitu aku menolaknya ada rasa tak tega ketika ia memintaku untuk diberi kesempatan dan ia berjanji akan bertaubat dan menjadi manusia yang lebih baik lagi akhlaknya.  Pertama saat ia shoot at me, aku menolaknya karena seseorang memberitahuku ia mempunyai pacar. Yang bikin kaget.
“Lah kog punya pacar…nembak aku, perasaannya dimana…lah terus pacarnya gimana?”      
Secinta apapun dengannya tetap aku tolak, mana mungkin aku tega menyakiti perasaan cewknya. Aku juga seorang wanita, tentulah tak tega menyakiti hati wanita, mending tak bersama dia daripada jua menyakiti perasaan wanita lainnya. Namun dia, tiada menyerah…dia masih menyatakan bahwa ia sudah putus dengan pacarnya sambil membawa bukti bahwa ia sudah putus.
Kemudian ia memintaku untuk memberinya kesempatan, kali ini ia tak memintaku sebagai pacar tetapi lebih berkomitmen untuk memantaskan menjadi calon imam hidupku. Karena kelihatannya serius, toh ia berjanji perlahan akan merubah sikapnya, ia akan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Namun aku masih belum berani. Saat itu yang kukatakan:
“Kak, sehebat apapun engkau. Engkau jua terlahir dari rahim seorang wanita. Apa engkau tega menyakiti perasaan wanita, sementara ibumu jua seorang wanita. Bagaimana perasaanmu jika ibumu disakiti lelaki, apa kau tega. Hormati wanita, sebagaimana sebab hebatnya seorang lelakipun tiada lepas dari peran wanita”.
Entahlah, kataku mak jleb atau bagaimana…aku sendiri tak mengerti, aku hanya mengungkapkan berdasarkan hati nuraniku. Yang aku tahu ia masih memintaku untuk diberi kesempatan sembari meyakinkanku akan memantaskan diri menjadi calon imam dll. Ia berjanji bahwa kita akan saling memotivasi, saling bersama menjadi satu kita juara. Sementara sambil berproses, kita sahabatan dulu karena aku tak berani pacaran. Entah ada badai apa, aku tak mengerti….aku tanya ia pelan-pelan tanpa emosi memintanya agar ia jangan berlaku kasar,…perlahan-lahan kasar itu dihilangi. Setiap orang berhak berubah baik kog. Tetapi apa yang ia lakukan tiadalah etis, dia mengatakan bahasa yang teramat keras…semacam misuh….sambil mengancam. Oh my God, mengapa cinta harus dengan ancaman?...kalau tidak diterima akan mengahiri hidupnya, ketika diterima berlaku kasar. Bahkan hujatannya luar biasa, bahasa bukan manusia diungkapakan…apakah pantas bahasa makhluk lain digunakan manusia. Apakah pantas seorang intelektual yang notabenya berpendidikan tinggi berkata kasar seperti mengumpat.
Ia meninggalkanku, tanpa mengakhiri komitmenya dan berganti wanita entah ke berapa banyaknya. Itu terserah dia. Mungkin saja tak betah jua tak tahu, karena aku tiada pernah mau diajak berduaan. Suka boleh tanpa ketemuan membahas yang tak penting kecuali sekedar belajar. Romantis memang dianjurkan tetapi bagi mereka yang sudah halal (suami-istri), tetapi sangat dilarang bagi yang bukan makhram bukan mukhrim berkhalwat. Entahlah…sikapnya yang luar biasa kasar membuatku shock dan down..tepat saat UAS semester 3, karena perlakuan kasar itu nilaiku hancur dan mlorot drastis. Aku sangat shock dengan ancaman itu…tetapi memaafkan adalah jalan yang lebih baik.
Tiada aku membencinya, melainkan dalam setiap tangisku ketika mengingatnya, semoga pintu hidayah selalu diberikan padanya dan untukku pula. Dia, mas IP adalah jalan bagi Allah untuk menguji kesabaranku, untuk menguji ketegaranku, untuk menguji kesetiaanku. Bagaimana aku masih berpegang teguh pada wejangan orangtua, alhamdulillah atas perlakuannya yang super kasar menjadikanku tidak jadi berpacaran sehingga aku tetap bisa taat terhadap wejangan orangtua. Dengan perlakuannya yang kasar, menjadikanku taat pada Allah. Allah mengingatkanku untuk tidak berpacaran dengan perlakuannya yang kasar. Allhamdulillah, dengan jalan ia kasar menjadikanku tetap setia pada pesan kedua orangtuaku. Terimakasih telah melatihku sabar, kuat dan tegar.
Bagiku keempat kejadian tersebut adalah pelajaran yang sangat luar biasa, ujian untuk melatihku apakah aku tetap setia pada wejangan keduaorangtuaku ataukah tidak. In syaallah sampai kapanpun aku tiada tergoyah untuk berpacaran, cukup berpasrah. Yang menjadi fokusku adalah meraih mimpi dan mewujudkannya menjadi nyata, lalu membahagiakan orang-orang yang aku sayangi terutama ibu, adek kandungku, dan Bapak beserta daftar orang-orang yang aku cintai lainnya. Alhamdulillah..semoga dari segala kejadian,melatihku untuk berfikir dewasa dan rasa sakit yang kurasakan semakin mendekatkanku padaNya. Karena apapun yang terjadi tiada yang sia-sia melainkan untuk diambil hikmahnya.
In syaallah fokus pada karir dan memperjuangkan mereka-mereka orang-orang yang aku cintai itu jauh lebih baik. Masalah jodoh, wallahu a’lam, jika suatu saat nanti ada yang mengatakan cinta padaku tiadalah aku mudah percaya. Kecuali ketika ia berani mengatakan itu pada kedua orangtuaku, menghitbahku dan menikahiku, barulah aku percaya. Jika memang aku jua mencintainya, akupun akan menerimanya apa adanya terpenting ia mencintaiku apa adanya, ia berakhlakul karimah, dan bisa membimbingku. Entahlah..masalah jodoh adalah urusan belakang, siapapun yang Allah takdirkan nanti denganku, in syaallah aku akan mengabdi padanya sepenuh jiwaku padanya sebagaimana Sayyidah Khodijah mengabdi pada Rosulullah sebagaimana rasa taatku pada Tuhanku. Jika memang sekarang aku jutek, memang seharusnya aku jutek…karena romantis hanya untuk orang yang halal menenerimanya, yakni suami kita nanti untuk kaum hawa. Namun terpenting adalah sekarang bagaimana aku berfokus pada karir dan membahagiakan orang-orang ang aku sayang, keluarga, kaum dhuafa, fakir miskin, dan saudara-saudaraku yang super tegar di panti (mereka tanpa ayah dan ibu). Tetapi hati mereka begitu kuat menerjang kehidupan. Kepahitan yang kualami adalah ujian bagaimana untuk aku mengambil hikmah dan berhusnudzan atas setiap takdir yang Allah berikan….:)
Tuhan…
Apapun yang terjadi tiada yang kebetulan
Melainkan semua berjalan atas izin dan takdirMu
Jadikanlah rasa syukurku dalam setiap takdir baik
Jadikanlah rasa sabar teman takdir burukku
Ajarkan aku arti ikhlas meski hati ini sering meronta
Ajarkanlah arti sabar menghadapi setiap ujian darimu
Ajarkanlah bagaimana aku bersikap dewasa
Sungguh…
Aku meminta kuat kau beri masalah
Agar aku belajar sabar
Aku ingin setia dan taat
Kau uji dengan godaan
Agar aku tetap berpegang teguh pada keyakinanku
Jadikanlah setiap sedih dan laraku
Sebagai jalan semakin dekat denganMu
Jadikanlah setiap senang dan bahagiaku
Sebagai rasa taatku terhadapMu
Jadikanlah setiap langkah kakiku  
Berjalan pada jalan yang kau ridhoi
Terimalah taubatku atas segala dosa dan kesalahanku
Ingatkan aku agar aku senantiasa kembali ke jalanMu
Ajarkan aku arti berlapag dana
Menerima segala qodho’ qodarMu dengan hati yang ikhlas
Tanamkan hati yang selalu berkhusnudzan   
Dalam setiap peristiwa di hidupku
Segala puji syukur bagiMu
Rabb…Tuhan Semesta Alam           
Penguasa Alam Raya
Yang mengasihi segala makhluknya
Yang adil lagi bijaksana
Allahu Ar-Rahman
*****
Ini adalah sebagian kenangan yang memotivasiku untuk bangkit, supplemen meraih mimpi, vitamin untuk melangkah dan membahagiakan orang-orang yang aku sayang atas izin Tuhanku. Terimakasih kata-kata pedasnya, ini adalah hadiah terindah...:)...All praises to Allah telah mengujiku menjadi sabar melalui hal ini...:)
Rhido kedua orangtua sangatlah penting, hal ini terbukti dimana ketika hampir pacaran gagal terus, alhamdulillah Allah masih menjagaku dari pacaran. Duhai Rabb...jika hatiku lemah dan tergoyah hendak bermaksiyat terhadapMu, maka tegurlah aku...bimbing aku menuju jalanMu, ajarkan aku berkhusnudzan dalam menerima setiap takdirmu...:)