HALIMAH BINTI MASDARI

Minggu, 21 Juni 2020

SAYYIDAH RAMLAH BINTI ABU SUFYAN (UMMU HABIBAH), SANG PENYABAR


SAYYIDAH RAMLAH BINTI ABU SUFYAN (UMMU HABIBAH), SANG PENYABAR
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah 


    
     
Sayyidah Ramlah binti Abu Sufyan atau dikenal dengan julukan Ummu Habibah adalah salah satu ummul mukminin, istri Rosulullah saw yang menjadi suri tauladan kaum wanita. Ia termasuk salah seorang saudara sepupu dari Rosulullah saw. Sayyidah Ramlah adalah putri dari Abu Sufyan. Suami pertamanya adalah Ubaidullah bin Jahsy dan putrinya bernama Habibah, itulah mengapa beliau dijuluki Ummu Habibah (Ibu Habibah).
Adapun kemuliaan Sayyidah Ramlah binti Abu Sufyan diantaranya:
1.      Wanita Penyabar
Sayyidah Ramlah ra memiliki sosok ayah yang bernama Abu Sufyan, seorang pemimpin Quraisy. Saat agama Islam yang dibawa Rosulullah saw disampaikan, Sayyidah Ramlah menerima Islam dengan lapang dada dan mengikuti ajakan Rosulullah. Demikian juga suaminya (Ubaidullah bin Jahsy) juga menjadi mualaf. Namun sayangnya sang ayah (Abu Sufyan) bersikukuh tetap memeluk agama leluhur, kafir Quraisy.  
Abu Sufyan tidak terima putrinya dan menantunya memeluk agama Islam. Maka segala upaya untuk mempersulit keduanya (Sayyidah Ramlah ra dan Ubaidullah bin Jahsy) pun dilakukan agar mereka berdua kembali memeluk agama leluhur (Agama Nasrani) serta meninggalkan agama Islam. Perlakuan kaum musyrikin dan sang ayah (Abu Sufyan) pun keterlaluan terhadap kaum muslimin, termasuk pada putri dan menantunya. Kaum musyrikin memutuskan bahwa mereka akan menyakiti siapapun yang memeluk Islam dan menimpakan berbagai siksaan pada kaum muslimin untuk melemahkan imannya supaya meninggalkan Islam. Bahkan kaum musyrikin tanpa segan juga melakukan perang pelecehan untuk menghinakan kaum muslimin serta melemahkan iman dan taqwa mereka.   
Setelah hijrah ke Habasyah, ummat Islam hidup tentram dan nyaman. Sayyidah Romlah ra mengira bahwa kebahagiaan dan kenyamanan akan dimulai sejak saat itu. Beliau tidak tahu bahwa disinilah justru awal mula beliau diuji Allah swt. Bila dulu ayahnya adalah seorang kafir Quraisy, maka sekarang suaminya (Ubaidullah bin Jahsy) menjadi murtad dan meninggalkan agama Islam untuk kembali ke agama sebelumnya (agama Nasrani). Maka beliaupun berpisah (bercerai) dengan sang suami karena perbedaan agama. Di saat inilah puncak kenanaran beliau, dimana kembali ke Makkah tidak mungkin sebab sang ayah adalah kaum musyrikin, sedangkan bertahan di Habasyah seorang diri pun juga tidak mungkin. Dilanda kerisauan yang luar biasa, tanpa Sayyidah Ramlah duga Allah swt memberikan jalan keluar dimana setelah masa idah beliau telah habis, beliau dipinang Rosulullah saw dan dinikah beliau untuk dijadikan istri beliau. Siapa yang menyangka bahwa Sayyidah Ramlah akan menjadi salah satu ummul mukminin yang memimpin kaum wanita sepanjang zaman.     
2.      Istri Rosulullah saw yang paling besar maharnya
Di antara istri-istri rosulullah saw, tidak ada yang lebih dekat nasabnya melebihi beliau, tidak ada yang lebih besar maharnya melebihi beliau, dan tidak ada yang berada di negeri yang lebih jauh melebihi beliau (Habasyah).
Pernikahan Nabi Muhammad saw dengan Ummu Habibah dilangsungkan di Habasyah dengan mahar sebesar 400 dinar yang diberikan Raja Najasyi untuknya mewakili Nabi Muhammad saw, dab memberinya banyak sekali barang berharga. [1]
Diriwayatkan dari Ummu Habibah ra, Sebelumnya ia adalah istri dari Ubaidullah. Rosulullah saw kemudian menikahinya di Habasyah, dinikahkan Raja Najasyi dengan mahar 4000 dirham, Raja Najasyi memulangkannya bersama Syurahbil bin Hasanah, dan seluruh kebutuhannya dipenuhi Raja Najasyi.[2]
3.      Ahli Ibadah
Sayyidah Ramlah atau Ummu Habibah adalah sosok yang rajin menunaikan solat malam, menjalankan ibadah puasa. Beliau belajar agama langsung dari sumbernya tanpa perantara yakni Rosulullah saw. Sayyidah Ramlah ra adalah sosok yang sabar, ikhlas, dan ridho terhadap ujian Allah. Beliau adalau tauladan wanita yang tegar. Beliau adalah tauladan Wala’ (dekat kepada kaum muslimin dengan mencintai mereka, membantu dan menolong mereka atas musuh-musuh mereka dan bertempat tinggal bersama mereka) dan Bara’ (memutus hubungan atau ikatan hati dengan orang-orang kafir, sehingga tidak lagi mencintai mereka, membantu dan menolong mereka serta tidak tinggal bersama mereka) bagi ummat muslimin.   
4.      Cerdas
Hidup bersama Nabi saw, membuat Sayyidah Ramlah ra mengetahui banyak seputar hadis-hadis yang pernah disampaikan atau dilakukan Nabi saw. Bahkan tercatat sebanyak 65 hadis telah beliau riwayatkan dari Rasulullah saw. Dua di antara hadisnya telah disepakati oleh imam Al-Bukhari dan Muslim keshahihannya dan dua hadis lainnya yang dianggap shahih oleh imam Muslim saja.       

SUMBER PUSTAKA
[1]. Syiar A’lamin Nubala, Imam Adz-Dzahabi (II/ 218, 219).
[2]. HR. Abu Daud (2107). HR. Nasa’I (VI/ 119). Al Arnauth berkata, “Sanad hadits ini shahih.”           

Tidak ada komentar :