HALIMAH BINTI MASDARI

Kamis, 15 Februari 2018

KETERAMPILAN PUBLIC SPEAKING


KETERAMPILAN PUBLIC SPEAKING SEBAGAI BEKAL PEMIMPIN MASA DEPAN DALAM MEWUJUDKAN SUSTAINABLE DEVELOPMENTS GOALS INDONESIA 2030 MENJELANG MASA KEEMASAN
INDONESIA 2045
*****  
Oleh: Dewi Nur Halimah, S.Si
halimahundip@gmail.com/ PH. 085725784395



            Public speaking adalah kemampuan komunikasi secara lisan baik berupa pidato, ceramah, presentasi, dan jenis berbicara di depan umum (orang banyak) lainnya. Banyak orang mahir berbicara saat bersama temannya, namun itu tak menjamin ia mampu berbicara dengan bahasa yang baik di hadapan khalayak umum. Bahkan tak jarang, berbicara di depan khalayak umum menjadi momok yang menakutkan yang harus dihadapi bagi sebagian orang. Tak bisa dipungkiri bahwa komunikasi lisan adalah jembatan bagi seseorang untuk menyampaikan aspirasinya di depan umum.
            Mengapa kemampuan public speaking itu penting?. Karena kemampuan public speaking dapat membuat seseorang mampu mempengaruhi, menguasai atau bahkan mempersuasi seseorang dalam keadaan tertentu. Teknik bicara yang mumpuni di depan umum merupakan cara berkomunikasi yang tepat dengan khalayak umum baik berupa penyampaian pesan, mempengaruhi orang, memotivasi orang, menginspirasi orang, mengajar, dan lain sebagainya. Pandai public speaking bukan berarti pandai berbicara (banyak ngomong), melainkan kemampuan mengolah kata-kata sehingga mampu menguasai bawah sadar pendengar, mampu mengubah pola pikir pendengar, kemudian mempengaruhi untuk meng-IYA-kan apa yang dikatakan oleh si pembicara.
            Sebagai contohnya adalah Ibu Sri Mulyani, menteri keuangan RI yang baru saja mendapatkan penghargaan sebagai menteri terbaik dunia. Beliau mahir dalam berkomuniasi dengan pendengar sehingga apa yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pendengar. Bahkan apa saja yang diutarakannya  memiliki sisi yang unik, berbeda, dan pola pikirnya membuat orang tersentuh karena ketakjubannya. Seorang presiden, dalam menyampaikan visi misinya di depan mimbar atau berpidato dalam suatu forum, juga perlu keahlian public speaking agar apa saja yang diutarakannya dapat diterima dengan baik oleh pendengar. Selain itu, keterampilan public speaking juga bisa mempengaruhi bawah sadar pendengar untuk mengikuti dan melakukan apa yang seorang presiden anjurkan.
            Dalam dunia pendidikan, khususnya dalam hal seleksi beasiswa pascasarjana, public speaking sangat diperlukan. Kemampuan public speaking sangat penting agar si calon penerima beasiswa dapat dinyatakan lolos seleksi untuk mendapatkan beasiswa. Beberapa seleksi beasiswa yang memerlukan kemampuan public speaking diantaranya: seleksi wawancara dan seleksi LGD (Leaderless Group Discussion). Pada sesi wawancara, pelamar beasiswa akana dihadapkan dengan 3 nterviewer yang terdiri dari 2 orang professor yang ahli dalam bidang studi yang akan ditempuh oleh si pelamar beasiswa dan seorang Psikolog untuk melihat dan menilai kharakter serta kondisi psikologi pelamar. Lama sesi wawancara berkisar antara 20 menit sampai satu jam-an. Lamanya waktu wawancara tak menjadi faktor keberhasilan wawancara, akan tetapi keberhasilan sesi wawancara ditentukan oleh seberapa jelas, lugas, dan mengensankan si pelamar memberikan informasi dan jawaban kepada interviewer terkait setiap pertanyaan yang diajukan.
            Pada sesi LGD (Leaderless Group Discussion), kelompok diskusi sudah dibagi nomor kelompoknya dan jadwal diskusinya sejak pengumuman lolos administrasi diterima. Layaknya FGD (Focus Group Discussion), kelompok diskusi akan diberikan waktu untuk berdiskusi tentang tema yang diberikan oleh observer. Lama waktu sesi LGD (Leaderless Group Discussion) sekitar 45 menit yang akan dipandu oleh 2 orang observer. 2 orang observer hanya berbicara pada awal sebelum diskusi dilakukan. Mereka hanya bertugas untuk menyampaikan tema dan waktu diskusi. Selanjutnya diskusi dimulai oleh kelompok. Pada sesi LGD (Leaderless Group Discussion) ini, hal yang perlu diperhatikan diantaranya; 1). Setiap anggota diskusi terlibat dalam menyampaikan pendapatnya, 2). Diskusi tidak didominasi oleh seseorang, 3). Wajib ada yang menginisiasi pembicaraan, dimulai dengan memilih siapa yang ingin terlibat sebagai ketua diskusi, moderator, time keeper dan juga notulen, 4). Tidak perlu berebut tugas dan peran, alangkah baiknya jika menawarkan diri dan disetujui oleh kelompok untuk mengambil peran tersebut, dan 5) sampaikan pendapat secara jelas, tepat dengan tema dan sesuai dengan waktu yang diberikan.
Demikian pula saat seleksi wawancara kerja. Seorang pelamar kerja dituntut bisa berkomunikasi dengan baik dalam menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh sang interviewer. Tak jauh berbeda dengan sesi wawancara beasiswa, seorang pelamar kerja akan dihadapkan dengan 3 orang interviewer. Menghadapi 3 interviewer, perlu kelihaian public speaking untuk memberikan kesan dan kesan yang menarik pada interviewer. Keberhasilan wawancara bukan terletak pada seberapa lama si pelamar diwawancara melainkan dari kemampuan si pelamar menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh intervier dan jawaban yang diberikan sesuai dengan visi dan misi perusahaan.             
Keahlian public speaking, bukan hanya diperlukan saat melamar beasiswa ataupun melamar pekerjaan saja, melainkan juga diperlukan untuk beberapa kegiatan lain seperti berpidato, ceramah, presentasi di depan kelas atau di depan forum, menyampaikan pendapat pada sebuah diskusi/ musyawarah, kampanye, memimpin rapat/ memfasilitasi sebuah diskusi, memimpin sebuah acara (MC/ presenter), menjadi moderator di sebuah seminar atau talk show, dan bentuk komunikasi lainnya. Bahkan ketika sudah berprofesi pun, baik profesi sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) maupun pegawai swasta/ karyawan perusahaan, public speaking  juga diperlukan dalam hal presentasi dan lobbying saat ada rapat/ diskusi ataupun tender. Mengingat begitu pentingnya kemampuan public speaking dalam kehidupan seseorang yang menentukan kualitas diri seseorang, berikut beberapa cara untuk menguasai public speaking dengan baik:
a)      Tulislah materi yang akan disampaikan dalam bentuk poin-poin sehingga mudah untuk dipahami dan dihafal.
b)      Lakukan interaksi dengan audience/ pendengar.
c)      Sisipkan humor di tengah-tengah pembicaraan, biar tidak terkesan kaku dan tegang.
d)     Lakukan improvisasi setelah menguasai materi, agar pembawaan lebih luwes.
e)      Berbicara dengan lugas, tegas, dan jelas sehingga memberikan kesan mengesankan bagi pendengar.
f)       Bangun kredibilitas pembicara agar mampu mempengaruhi tingkat kepercayaan pendengar.
g)      Gunakan bahasa tubuh untuk memberikan penegasan-penegasan pada informasi yang ingin ditekankan.
h)      Memilih kata-kata yang menarik dan disesuaikan dengan audience/ pendengar.
i)        Berlatih dengan menciptakan kondisi yang sama dengan kondisi yang akan dihadapi.
j)        Berlatih dengan menggunakan cermin.
k)      Berlatih vokal yang bagus agar percaya diri kertika berbicara di depan khalayak umum.
l)        Berikan konklusi yang kuat untuk meyakinkan pendengar.          
Setiap individu secara sadar maupun tidak, sudah melakukan apa yang namanya public speaking dalam hampir semua aktifitas hariannya, baik dalam bahasa harian, bisnis, akademis maupun bahasa professional.  Hal ini menjadikan skill public speaking yang mumpuni dan terus diasah merupakan sebuah kebutuhan utama, khususnya di kalangan pemuda, sebagai generasi emas yang akan menjadi pemimpin masa depan yang memiliki karakter dan kemampuan berkomunikasi yang baik dengan siapapun dan dalam kondisi apapun.
Public speaking merupakan salah satu passion yang diperlukan untuk menjawab tantangan global dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable developments goals) bangsa Indonesia. Public speaking merupakan keterampilan yang wajib dimiliki oleh para pemimpin bangsa dan pemuda Indonesia dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable developments goals) bagi bangsa Indonesia. Agenda pembangunan berkelanjutan dibuat untuk menjawab tuntutan kepemimpinan dunia dalam mengatasi kemiskinan, kesenjangan, dan perubahan iklim dalam bentuk aksi nyata. 
Konsep Tujuan Pembangunan Berkelanjutan diukur dalam menyeimbangkan tiga dimensi pembangunan berkelanjutan; (1) lingkungan, (2) sosial, dan (3) ekonomi. Agenda 2030 terdiri dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SGDs) atau Tujuan Global, yang akan menjadi tuntunan kebijakan dan pendanaan untuk 12 tahun ke depan (2030).  Masalah yang hendak dituntaskan dalam target tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable developments goals) diantaranya; pengentasan kemiskinan dan kelaparan, perbaikan kesehatan, dan pendidikan, pembangunan kota yang lebih berkelanjutan, mengatasi perubahan iklim, serta melindungi hutan dan laut. 
Tahun 2045 adalah masa keemasan Indonesia dimana seratus tahun memperingati kemerdekaan Indonesia. Pada masa keemasan ini, harapannya Indonesia sudah dapat mencapai 17 tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable developments goals) di tahun 2030. Pemuda Indonesia yang merupakan pemimpin masa depan perlu memiliki jiwa leadership tinggi dan memiliki keterampilan public speaking untuk meraih kesuksesannya di masa depan, sebab keahlian berkomunikasi merupakan syarat seorang pemimpin dapat memimpin rakyatnya, mempengaruhi, bahkan meng-IYA-kan apa yang dihimbaukannya.
Generasi Emas 2045 merupakan kekuatan utama untuk membangun NKRI secara efektif menjadi bangsa yang besar, maju, jaya dan bermartabat. Faktor determinan membangun kehuidupan yang lebih baik, termasuk kehidupan berbangsa adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Wilson dan Ernesto mengatakan bahwa sentra utama kehidupan adalah SDM. Mereka mengatakan: “if you dig very deeply into any problem, you will get people. The human being is the center and yardstick of everything”. Jadi, kualitas SDM menentukan kualitas kehidupan termasuk kualitas sebuah bangsa. Indonesia harus melakukan investasi besar-besaran dalam bidang pengembangan sumber daya manusia sekaligus sebagai upaya menyambut 100 tahun Indonesia merdeka, pada 2045 mendatang.  
Pada masa milestone 100 tahun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) atau yang dikenal dengan masa keemasan Indonesia, setiap pemuda Indonesia harus memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi. Kesempatan emas yang baru pertama kalinya terjadi sejak Indonesia merdeka tersebut dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan baik, maka populasi usia produktif yang jumlahnya luar biasa tersebut akan benar-benar menjadi bonus demografi (demographic dividend) yang sangat berharga. Akan tetapi, sebaliknya, bukan mustahil kesempatan emas tersebut menjadi bencana demografi (demographic disaster) bila kita tidak dapat mengelolanya dengan baik. Salah satu cara untuk mencapai hal tersebut adalah dengan membekali pemuda Indonesia dengan pendidikan public speaking  agar mereka mampu berdaya saing dan berkomunikasi dengan baik dengan kompetitor-kompetitor yang datang dari berbagai penjuru negara.




Tidak ada komentar :