Tahukah kamu tentang kisah sebuah
pohon mangga di tepi jalan?. Pohon itu begitu indah, daunnya rindang dan
buahnyapun teramat banyak. Banyak orang terguir dengan warna mangga yang matang
mencolok, membuat yang melihat membayangkan betapa nikmatnya buah itu. Warnanya
cerah, mencolok, buahnya besar dan menurut orang yang sudah terbiasa memakannya
konon rasanya sangatlah manis dan segar. Tak heran, jikalah banyak orang yang
memetik buahnya. Ada yang memetiknya dengan memanjat, ada yang menggunakan
bilah kayu (getek), bahkan ada pula yang melemparinya dengan batu.
Kendati pohon itu diperlakukan buruk
dan dilempari dengan batu, namun pohon itu membalasnya dengan memberikan
buahnya. Disinilah kita belajar arti cinta. Bagaimana sejatinya kita memaafkan
orang yang mendzalimi dan menyakiti kita serta kita membalasnya dengan
kebaikan. Mencintai orang yang menganiaya kita dan membalasnya dengan akhlakul
karimah. Suatu ketika, pernahkan kamu menjumpai beberapa orang bertanya,
mengapa sih kalau aku lihat FILM HIDAYAH…selalu dan selalu orang yang baik itu
kesannya menderita, selalu tersiksa, dan dianiaya…perasaan nggak gitu-gitu amat
deh???. Ya memang benar, semuanya itu relatif. Ada orang baik yang ditakdirkan
baik, ia hidup mewah, bahagia, segala keperluannya tercukupi, contohnya Nabi
Sulaiman AS. Ada hidupnya datar-datar saja, didzalimi juga nggak terlalu
menyiksa, hidupnya sederhana contohnya banyak mungkin mayoritas manusia seperti
yang kamu bilang. Ada yang diuji dengan penderitaan yang luar biasa oleh Allah
untuk menguji kesabarannya, contohnya banyak:
1.
Rosulullah SAW, beliau
adalah yatim. Ketika dilahirkan ayahnya sudah wafad, kemudian ketika masih usia
anak-anak, ibunya pun menyusul ayahnya wafad, maka jadilah beliau yatim piyatu.
Beliau ikut bersama kakeknya, lalu kakeknyapun meninggal dunia dan ia diasuh
pamannya. Tak hanya itu, rosul kita Muhammad SAW juga disakiti sedemikian rupa
oleh kaum musrikin, kaum Yahudi, dan kaum Nasrani. Beliau merasakan berbagai
cobaan berupa pendustaan, konspirasi, konfrontasi, pengusiran, perolokan,
pelecehan, umpatan, dan cercaan.
Beliau dituduh sebagai
orang gila, dukun, penyair, tukang sihir dan sebagai seorang yang suka membuat
kebohongan. Para sahabat beliau juga turut diusir, diperangi dan dibunuh. Para
pengikut beliau turut dihinakan. Istri beliau dituduh melakukan hal yang tidak
senonoh. Beliau juga dihantam dengan berbagai macam hinaan, diancam dengan
berbagai ancaman dan teror, diputus seluruh mata penghdupannya, dibuat lapar
dan dimiskinkan, dilukai dan dilempar batu hingga gerahamnya tanggal dan
kepalanya terluka.
Beliau harus kehilangan
pamannya, Abu Thalib (sosok yang sejak awal memberikan pertolongan beliau atas
izin Tuhan) dan juga kehilangan Sayyidah Khodijah (sosok istri yang sangat
mencintai beliau, istri yang menyumbang harta dan fikiran untuk perjuangan
beliau, istri yang selalu menguatkan beliau ketika hatinya sedang melemah). Beliau
juga pernah diblokade di sebuah lembah sampai-sampai beliau dan para sahabatnya
harus makan daun-daunan. Beberapa putri beliau sudah meninggal ketika beliau
masih hidup. Putra beliau juga meninggal di depan mata beliau sendiri. Beliau
sempat kalah dalam peperangan dalam perang uhud. Mayat paman beliau, Hamzah
dikoyak-koyak sedemikian rupa oleh musuh.
Para orang kafir bertaruh
siapa saja yang berhasil membunuh beliau, akan dihadiahi 100 ekor unta. Beliau
pernah mengikatkan batu pada perut beliau untuk mengganjal rasa lapar dan juga
pernah tidak mendapatkan sepotong roti gandum atau kurma yang paling jelek
sekalipun. Beliau harus menelan rasa pahit kehidupan. Beliau harus menghadapi
perlakuan kasar orang-orang yang kejam, kedzaliman orang-orang yang sombong,
tindakan jahat orang-orang badui arab, kesombongan orang-orang kaya, kedengkian
orang-orang yahudi, makar orang-orang munafik dan kelambatan respon masyarakat
terhadap dakwah beliau.
Namun beliau selalu
berbuat baik terhadap orang yang menghinanya bahkan menyuapi orang kafir yang
selalu mengejeknya sebagai ORANG GILA hingga hatinya orang tersebut tersentuh
dan masuk islam karena terharu begitu mengetahui indahnya akhlak beliau. Beliau
mnjenguk orang yang melemparinya dengan kotoran unta saat ke masjid, dan beliau
adalah orang yang pertama menjenguknya. Beliau sosok yang pemaaf dan penuh
kasih sayang, meski didzalimi namun tidak serta merta membalasnya. Tetapi pada
akhirnya akibat dan kesudahan yang baik ada pada beliau, dan kemenangan Allah
limpahkan atas beliau. Allah berkenan memenangkan agama-Nya, menolong
parahambaNya, menghancurkan golongan-golongan yang menghancurkan beliau, serta
menghinakan musuh-musuhnya. Allah berkuasa dan Maha Adil, namun kebanyakan
manusia tiada memahaminya (Aidh Al-Qarni, 2012).
2.
Nabi Yusuf AS.
Nabi Yusuf adalah
piyatu dimana sejak kecil ia sudah ditinggal karena ibunya wafad. Ia jua dimasukkan kedalam surumur, dibuang seolah
barang yang tiada berguna oleh saudaranya karena kedengkiannya sebab kasih
sayang ayahnya lebih besar pada yusuf dibandingkan saudara-saudara tirinya.
Kendati demikian Nabi Yusuf, sosok penyabar, pemaaf dan bukan suka balas
dendam. Tak hanya itu, bahkan ujian cintapun menghampirinya, dimana Zulaikha
memancingnya untuk berzina, namun Ia dengan tegas menolaknya dan berlari
menghindarinya. Beliau harus dipenjara meski Zulaikha yang bersalah. Sungguh
betapa sabarnya beliau.
3.
Nabi Ayub AS
Nabi Ayub AS adalah keluarga yang kaya raya, anaknya banyak,
beristri banyak, hidup bahagia sejahtera dan semuanya serba kecukupan. Lalu
Allah mengujinya dengan mengambil semua harta yang dititipkannya, gedung-gedung
yang ia miliki roboh dan anak-anaknya meninggal karena tertimpa bangunan.
Sementara pertaniannya semua gagal hingga ia harus menderita penyakit kulit
yang menjijikkan bahkan ia harus diusir dari kampung karena penyakitnya
tersebut dan semua istrinya meninggalkannya kecuali Rahmah. Beliau sangat sabar
dan ikhlas menerima cobaan Allah SWT.
Duhai
sahabat, renungkanlah…sesungguhnya dengan cobaan yang Allah berikan, dengan
permasalahan hidup yang menghampiri sangat melatih kesabaran kita, sangat
melatih keikhlasan kita, sangat melatih kesetiaan kita dan sangat melatih
ke-kona’ah-an kita. Bagaimana kita menjadi kuat dan sabar jika tiada masalah
yang kita hadapi, bagaimana kita berlatih bijaksana dan tegas jika tiada
masalah yang perlu diselesaikan. Jika kau renungi kembali,…sesungghnya siapakah
yang memberimu masalah/ atas izin siapakah masalah itu hadir? Lalu untuk apakah
masalah itu Allah berikan?...renungkanlah…J.
Bukankah masalahpun hadir atas izin Allah, jadi bersabar dan bertawakallah
dalam menerimanya.
Jika
Rosulullah SAW mencontohkan bagaimana kita harus bersabar dalam menghadapi
masalah dan selalu memaafkan pada orang yang menganiaya kita, mengapa kita
tidak mencontohnya???..Jika kita mengaku mencintai Muhammad, mengaku sebagai
ummat Muhammad…maka sudah sepantasnyalah kita meneladani beliau. Jika bukan
beliau yang kita teladani, lalu siapakah???. Perlu kita ketahui, bahwa Tuhan
sangat mencintai orang yang pemaaf, Bukankah cinta Tuhan jauh lebih
menyenangkan dibandingkan penderitaan yang kau alami??...sesungguhnya tiadalah
masalah dengan penderitaan yang kita alami, selama Tuhan semakin sayang dan
cinta pada kita. Sebab mulia disisi Tuhan adalah hal yang kita cari. Keburukan
tiadalah perlu dibalas dengan keburukan, meskipun keburukan dibalas dengan
keburukan yang setimbang itu diperbolehkan. Percayalah…bahwa musibah ataupun
anugerah yang Tuhan berikan tiada yang sia-sia tetapi mengandung hikmah yang
luar biasa. Mengalah bukan berarti kalah. Sesungguhnya kemenangan Allah
limpahkan atas orang-orang yang sabar. Sebagaimana telah dicntohkan oleh Rabiah
Al Adawiyah, bahwa tiada cnta yang luar biasa selain cinta terhadap Tuhan.
Sehingga terhadap apapun yang Tuhan berikan ia terima dengan rasa cinta sebab
yang memberinya adalah kekasihnya. Cinta yang begitu tulus, tanpa mengharap
imbalan apapun, tanpa syarat dan tanpa mengharap surga. Ia hanya mengabdi,
menjalankan apapun yang Tuhan perintahkan bukan sebagai kewajiban melainkan
sebagai rasa cintanya kepada Tuhannya.
*****
SEMOGA
BERMANFAAT