Bagaimana Anda
Mempersiapkan Diri?
Assalamualaikum.
Wr. Wb.
Salam
sejahtera untuk para pembaca
Semoga
rahmad Allah senantiasa tercurah untuk kita semua
Bagaimana yang akan kamu lakukan
sebagaimana dirimu seorang wanita yang nantinya akan melahirkan calon penerus
bangsa? Bagaimana bekal yang kau persiapkan dalam akhlak dan pengetahuan karena
kau akan mendidik generasi emas bangsa? Bagaiamana cara untuk menjaga agar
hubungan dengan keluarga tetap harmonis menjadi keluarga yang sakinah,
mawaddah, warohmah? Bagaiamana agar hubungan orangtua dengan anak tetap baik
(harmonis)? Bagaimana agar hubungan suami dan istri in syaallah setia, dan
istiqomah baik sampai akhir hayat?
Ya...itulah sederet pertanyaan yang
menyelimuti pikiran kita. Baik marilah kita kupas satu per satu. Disini,
penulis hendak berbagi cerita, semoga bermanfaat. Alhamdulillah, penulis
belajar mengerti kehidupan dengan mengambil hikmah dari sekian banyak orang. Akupun
tak menangka bagaimana orang bisa memberiku amanah seperti itu...tapi aku yakin
tiadalah ini terjadi tanpa kehendak Allh, semua atas izin Allah. Alhamdulillah
penulis diberi kesempatan sering sekali mendapat curahan hati mulai dari
anak-anak, remaja, hingga dewasa (para ibu-ibu da bapak-bapak). Baik dari lower class hingga upper class. Aku sendiri tak tahu, orang yang baru mengenalku
beberapa bulan, bahakan ada yang beberapa hari bisa mempercayaiku sepenuhnya
bahkan terkadang rahasianya. In syaallah amanah itu tetaplah aku jaga, semoga
Allah senantiasa menjagaku agar tetap amanah. Sebab tanpanya tiadalah aku bisa
melakukannya. Ketika aku tanya mereka:
“Bagaimana
kau mempercayaiku, bukankah engkau orang yang tertutup?”. Akupun kebingungan
dilain aku sering mendapatkan titipan barang, uang, aku juga sering kali
mendapatkan curahan dari berbagai kalangan.
“Aku
mempercayaimu, in syaallah kau amanah”, jawabnya singkat.
Kembali ke pertanyaan tersebut,
ngomong-ngomong soal curhat...aku tak akan berbagi siapa-siapa saja yang curhat
dan apa yang dicurhatkan, yups mohon maaf karena itu adalah amanah,, maka perlu
dijaga. Baiklah, disini penulis akan berbagi tips-tips bagaiamana menjaga
hubungan harmonis dalam keluarga, hal ini berdasarkan pengamatan penulis dari
sekian banyak orang.
1.
Tips
Seorang Wanita mempersiapkan Diri Sebelum Menjadi Seorang Istri:
Ø Rajinlah
ibadah termasuk sholat dan ngaji. In syaallah ketika kau rajin beribadah maka
kelak anakmupun ketika kau berkeluarga menjadi anak yang soleh solekhah.
Pepatah mengatakan “Buah jatuh tak jauh
dari pohonnya”. Karakter seorang anak tak jauh berbeda dari orangtuanya
terutama sang ibu, karena anak adalah cerminan dari orangtua. Maka ketika anak
anda nakal ketika anda sudah berkeluarga janganlah langsung marah, ingat
kembali masa muda anda dulu, sudahkan anda menjadi wanita yang solekhah,
sudahkah suami anda menjadi lelaki yang soleh semasa muda, yang taat agama dan
taat orantua?, jika belum sudah barang pasti sifat anak anda yang nakal adalah
turunan dari sifatanda baik ayah ataupun ibunya.
Ø Persiapkan
diri dengan ilmu ukhrowi dan ilmu duniawi. Seorang ibu haruslah cerdas. Mengapa
saya mengatakan demikian, karena seorang ibu yang nantinya akan melahirkan
calon generasi bangsa dan negara, yakni kaum pemuda. Sebagaimana kita ketahui
bahwa kecerdasan anak terutama menurun dari kecerdasan ibu. Ketika sang ibu
cerdas, in syaallah anakpun cerdas. Hal ini berkaitan dengan mengapa menuntut
ilmu hukumnya wajib bagi kaum muslim laki-lakidan perempuan. Karena setiap
melakukan sesuatupun harus didasari dengan ilmu. Jika pemuda adalah tiang
bangsa, negara dan agama, bayangkan jika pemudanya bodoh dan malas, apa yang
akan terjadi tentu bangsa dan negara ini rapuh dan mudah diperdaya bangsa lain.
Lalu, jika ada petanyaan...bagaimana jika ibu itu sejak lahir sebagai seorang
idiot, bagaimana ia bisa cerdas?...kata Bapak ilmu itu bagaikan pisau, selama
diasah in syaaallah bisa. Sebagai contoh, bukankah sudah banyak orang idiotpun
yang juara bahakan di kancah internasional. Contoh lain, tentang kisah Ibnu
Hajar. Beliau adalah ulama yang tersohor, kau tahu dulu ketika sekolah di
pesantren hingga puluhan tahun, surat al fatekhahpun tak hafal hingga ia
menangis karena saking bodohnya. Suatu ketika saat ia hendak pulang ke rumah
dari pesantren, tiba-tiba hujan deras hingga ia berteduh dibawah pohon. Lalu
apa yang terjadi...ia melihat batu besar yang ia duduki lama-lama lapuk. Lalu
dalam fikirnya, “Batu saja yang sekeras itu bisa lapuk dan hancur karena tetes
hujan, apa iya otakku begitu bodohnya hingga surat Al Fatekhah saja tak bisa,
in syaallah bisa”. Maka trkadnya pulangpun tak jadi, ia kembali ke pesantrennya
dan belajar bersungguh-sungguh. Walhasil beliau tak hanya hafal al-fatekhah
saja, bahkan bisa mengarang kitab dan menjadi seorang ulma’ yang luar biasa.
Yakinlah bahwa bahwa dibalik kesulitan akan Allah hadirkan kemudahan.
Ø Seorang
wanita harus menghiasi diri dengan akhlak. Sebagaimana kata bapakku ketika
mengatakan padaku “Perbaiki dirimu dengan
akhlak dan ilmu. In syaallah jodohmu adalah ceminan dari dirimu. Wanita yang
solekhah in syaallah mendapatkan lelaki yang soleh. Sedangkan wanita yang buruk
akhlaknya in syaallah mendapatkan lelaki yang buruk akhlaknya”.
Nah...sekarang yang menjadi pertanyaan. Jika yang baik mendapatkan ang baik
pula dan yang buruk mendapatkan yang buruk pula, mengapa Siti Asiyah (wanita
slekhah) mendapatkan suami Raja Fir’aun yang jahat lagi kafir? Mengapa Nabi Lut
yang soleh, istrinya pembangkang?. Baik disini penulis mencoba menjelaskan jika
yang baik mendapatkan yang baik contohnya adalah Rosulullah dengan para
istrinya (ummahtul mu’minin), sedangkan contoh yang bburuk dengan yang buru
adalah abu lahab dan istrinya. Mengapa masih ada yang baik mendapatkan yang
buruk?....kembali bahwa segala sesuatupun terjadi tiada yang kebetulan
melainkan atas izin dan sepengetahuan Allah. Bisa jadi Allah menjodohkan yang
baik dengan yang buruk untuk menguji keimanan dan kesetiaan seseorang akan
cintanya terhadap Allah, bisa pula sebagai jalan dakwah, yakni yang baik
mendakwahi yang buruk akhlaknya agar kembali ke jalan Allah. Semua terjadi atas
kehendak-Nya, taiaalah itu sia-sia melainkan ada kegunaanya. Dan apapun yang
Allah berikan adalah yang terbaik.
Ø Selama
belum menikah, taatlah pada orangtua. Guruku selalu mengatakan, “ Ketika seorang wanita belum menikah maka
ridho Allah bersama ridho orangtua, sedangkan ketika sudah menikah maka ridho
Allah bersama ridho suaminya, maka taatlah pada orangtuamu dan suamimu nanti
kecuali jika diperintah maksiyat dan mempersekutukan Allah maka tolaklah”.
2. Tips Agar Hubungan Antara Istri dan
Suami tetap Baik
Tips ini
berdasarkan pengamatan dan ilmu dari guru serta para ibu ataupun bapak yang
sudah menikah dan memberikan pelajaran berharga untuk kita:
Ø Untuk
menjaga hubungan tetap harmonis, seorang istri maupun suami harus saling
percaya satu sama lain. Jangan mudah dihasut orang lain, karena berita yang
dibawa orang lain belum tentu benar adanya dan jika mempercayai hal yang tdak
benar bisa menimbulkan fitnah serta justru merusuk hubungan antara suami dan
istri itu sendiri.
Ø Seorang
suami jangan membanding-bandingkan istri dengan wanita lain yang mungkin lebih
cantik atau lebih pintar atau lebih kaya, dll. Demikian juga seorang istri
jangan pula membanding bandingkan suami dengan lelaki lain yang mungkin lebih
tampan atau lebih pintar ataupun lebih kaya dll. Karena sikap membanding-bandingkan
itu berarti kamu tak bisa menghargai pasanganmu, kamu belum bisa menerima
kekurangan pasanganmu apa adanya. Bukankah hubungan yang baik itu saling
melengkapi dan bisa saling menjaga serta saling menyayangi dan saling
menghargai.
Ø Jangan
terlalu cerewet menegur pasangan, karena bisa menimbukan salah paham, carilah
waktu yang tepat kalau menasehati agar pasangan yang kau nasehatipun merasa
nyaman akan nasehatmu. Misalkan, ketika seorang isri mengetahui suaminya
berbuat dosa entah kecil ataupun besar, maka sang sistri wajib menasehatinya
agar tak melakukan hal itu jika belum dilakukan dan memintanya untuk berhenti
melakukan hal maksiyat ketika sudah terlanjur dilakuakn. Cara mengingatkannya,
tunggulah waktu dimana suami merasa rileks/ tidak sedang capek ataupun letih
(hindarkan jangan memilih saat suami sedang sibuk atau baru pulang dari kerja
sehingga capek) lalu nasehatilah dengan cara yang baik yakni lembut dan halus
serta jangan didepan oranglain kalau bisa usahakan saat kondisi empat mata. Jangan menasehati saat kondisi capek karena
bukannnya nasehatmu diterima justru ia bisa emosi terhadapmu.
Ø Jika
ada salah satu pasangan yang marah maka pasangannya harus ada yang mau mengalah.
Misalkan suami yang marah, maka istri mengalah diam atau sebaliknya istri
marah, suami mengalah diam. Lalu ketika kondisi tenang, barulah dinasehati.
Untuk wanita biasanya ia luluh dengan kasih sayang dan perhatian, maka ketika
ia marah, berilah perhatian ataupun kasih sayang.
Ø Pujilah
pasangan anda, tetapi jangan terlalu sering untuk membuat hatinya senang dan
bahagia. Karena pujian akan membuat seseorang semakin dekat dengan anda, jangan
mudah mencela karena dapat menimbulkan ketidakharmonisan keluarga.
Ø Antar
pasangan (suami/istri) harus saling menyupport, saling menyayangi dan saling
mengasihi, serta saling menguatkan. Berilah kasih sayang pasangan (suami/istri)
nomor dua setelah Tuhanmu. Sempatkanlah
mengirim sms rindu, kangen, ataupun sekedar tanya kabar jika berada diluar
kota. Berilah pasangan deng kejutan kejutan yang indah terhadap pasanganmu
sehingga hubunganmu semakin harmonis. Perlu kau tahu bahwa rosulullahpun adalah
sosok yang romantis terhadap istri-istrinya beliau santun, penyayang dan
lembut. Sudah sepatutnya sebagai umatnya kita mencontohnya. Baginda sayyidah
Khodijah R.A dan siti Aisyah R.A selalu menguatkankan rosulullah ketika terpaan
musibah menghadang, tak hanya menyumbang harta bahkan juga pikiran dan kasih
sayang.
3.
Tips
Menjaga Hubungan Baik antara Anak dan Orangtua
Berdasarkan
pengamatan dari kehidupan mayoritas orang dan berdasarkan ilmu dari para guru
disini ada pelajaran berharga agar hubungan orangtua tetap baik dengan anak:
Ø Jadilah
orangtua yang bijak dengan memberikan teladan yang baik pada anak seperti solat
ontie, rajin beribadah, rajin bekerja sehingga ketika memerintah anakpun in
syaallah anak taat karena orangtua sudah mencontohkannya.
Ø Ketika
menasehati anak, janganlah menggunakan cara kekerasan apabila anak berbuat
salah. Jangan memukul atau menamparnya ataupun dengan kekerasan yang lain
karena hal itu akan menimbulkan trauma pada anak. Akibatnya anak menjadi
tertutup dengan orantua karena takut dipukul ataupun diberlakukan keras dan
kasar sehingga hubungan orangtau semakin jauh dengan anak, dan orangtua semakin
sulit memantau perkembangan anak karena
anak menjadi takut dan tak penah curhat
dengan orangtua.
Ø Orngtua
janganlah terlalu otoriter dan memaksakan kehendaknya pada anak.
Ø Jadilah
orangtua yang bijaksana, tegas, namun tidak kasar ataupun keras. Didiklah bahwa
meskipun orangtua tak melihat ada Allah yang senatiasa melihatmu (anak),
sehingga kau tak perlu takut pada orangtua (taat saja) melainkan takutlah pada
Allah karena Allah selalu megawasimu, janganlah maksiyat, takutlah akan akhzab
Allah yang teramat pedih.
Ø Berilah
reward dan pujian atas keberhasilan anak.
Ø Jadilah
anak yang taat akan perintah orangtua dan santun serta penyayang terhadap
orangtua. Ingatlah bahwa ridho Allah bersama ridho orangtua. Jika mengatakan
“Ah” saja pada orangtua dilarang, bagaimana jika menyakitinya tentulah
dilarang. Jadilah anak yang taat, jangan membangkah bahkan membantah orangtua
ketika diperintah orangtua dalam kebaikann. Orangtua in syaallah lebih tahu
tentang kebaikanmu daripada dirimu, selama itu bukan perintah maksiyat maka
laksanakanlah.
Demikian tips-tips bagaimana
mempersiapkan keluarga yang sakinah, mawaddah, warohmah BIIDNILLAH. Semoga
kelak kita termasuk golongan yang berimana dan bertaqwa. Aamiin...:)
Wassalamualaikum. Wr. Wb.