HALIMAH BINTI MASDARI

Selasa, 29 November 2011

cerpen


Meraih Mimpi
B
egitu Muhammad Sholikin sampai di rumah, diletakkan sepeda unta yang biasa gunakan untuk sekolah didekat ruang tamu.Lalu hendak pergi ke kamarnya, tiba tiba ia dihentikan oleh perkataan Bapaknya .
             “Le, luwih becik awakmu mendek sekolah wae,Bapak wes ora sanggup nyekolahke kowe, utange Bapak akeh. Wes awakmu melu Bapak wae dadi pengrajin kayu neng Jepon ,“ celetus Bapak dengan bahasa jawa yang begitu medok sehingga mengejutkan Sholikin.
             Sholikin terdiam kepalanya merunduk dan matanya berkaca-kaca .Serentak tiba-tiba Sholikin mengungkapkan kata pada Bapak .
             “Maaf Pak , Sholikin masih pengen sekolah .Masak sudah kelasXII  keluar to Pak. Ya imboheman  to Pak, kan sudah akan UN ,bentar lagi dapat ijazah,”kata Sholikin dengan lembut. “Begini saja Pak,kalau Bapak sudah tidak sanggup membiayai biaya  sekolah Sholikin , biar Sholikin ikut Pak lek dan bantu kerja Paklek ,siapa tahu  Paklek mau membiayai sekolah Sholikin ,apalagi Paklek kan termasuk orang mampu di desa kita ini Pak,”lanjutnya.
            “Ya terserah kamu saja le, maafkan Bapak yang tidak bias membiayai sekolahmu,semoga Paklekmu mau menyekolahkanmu,”jawab Bapak dengan wajah penuh penyesalan .
             Seusai berganti pakaian tanpa makan siang terlebih dahulu ,Sholikin langsung minta izin pada Bapaknya untuk pergi ke rumah Pakleknya .Ia kayuh sepeda untanya dengan cepat,dengan harapan ia lekas sampai di tempat Pakleknya.Setelah lima menit mengayuh sepeda ,Sholikinpun tiba di rumah Pakleknya . Diletakkanya sepedanya di teras,dan ia masuk ke rumah Pakleknya. Pada Pakleknya ia menceritakan semua masalahnya tentang Bapaknya yang sudah tak mampu menyekolahkannya.Ia meminta bantuan Pakleknya agar bersedia menyekolahkannya sampai ia lulus UN dan mendapatkan ijazah.
            “Ya,Paklek akan membiayai sekolah kamu,tapi Paklek minta setelah sekolah kamu Bantu Paklek jualan ste di pasar Blora”,kata Paklek membuat hati Sholikin lebih merasa lega.
           “Ya Paklek ,terimakasih ya Paklek . Nanti kalau pulang sekolah Sholikin langsung bantu Paklek jualan sate di warung dan kalau hari minggu biar Sholikin saja yang mencari rumput untuk ternak Paklek,”kata Sholikin dengan raut wajah yang berseri-seri.
Sejak saat itu pula Sholikin menginap di rumah Pakleknya. Setiap sepulang sekolah ia membantu Paklek dan Buleknya jualan sate di Blora . Namun demikian, walaupun waktu Sholikin banyak digunakan untuk bekerja , ia masih tetap berprstasi .
              Hari demi hari Sholikin jalani dengan hati riang.Meskipun banyak pekerjaan menumpuk menunggu sentuhan tangannya. Ia mengerjakan semua itu dengan ikhlas.
                “Alhamdulillah Paklek mau membiayai sekolahku .Aku masih bisa mendapatkan  ijazah SMA .Aku harus terus berjuang untuk bisa meneruskan ke perguruan tinggi, perjuanganku tah boleh berhenti sampai disini,”gumam Sholikin sambil melamun.
                Tanpa terasa hari berlalu begitu cepat dan UN serta UAS pun telah dilaksanakan . Tiap malam hati Sholokin selalu deg-degan, ia selalu memikirkan hasil UN dan UAS nya. Ketika pengumumnan kelulusan tiba, yang datang ke sekolah adalah Bapak Sholikin. Dan pengumumannya adalah…
                “ Selamat untuk Mohammad Sholikin ia mendapatkan danem dengan jumlah 58 dengan nilai matermatika 10, kimia 10, fisika 10, bahasa inggris10,biologi 9,dan bahasa Indonesia 9,”kata Buguru yang berkerudung merah yang memberi pengumuman .
                Mendengar pengumuman itu Bapak Sholikin terharu dan ia menangis karena begitu bahagia mengetahui prtasi putranya . Lalu serentak Bapak Sholikin sujud syukur.
              “Sajada wajhiya lilladzi kholakohu wasakko sam’ahu wabasorohu bi khaulihiu wakuwatihi,”ucap Bapak Sholikin sembari sujud syukur.
                Dan saat itu pula Sholikin mendapatkan kesempatan beasiswa sekolah ke Amerika dengan gratis. Tanpa sepersenpun uang yang harus dikeluarkan .Semua biaya hidupnya ditanggung pemerintah. Dan kebahagiaan yang menyelimuti Sholikin di akhir perjuangannya yang berliku-liku.Akhirnya Sholikin dapat meraih mimpinya mendapatkan beasiswa.
*Tamat*

Tidak ada komentar :