HALIMAH BINTI MASDARI

Tampilkan postingan dengan label Ultah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ultah. Tampilkan semua postingan

Kamis, 26 Maret 2020

DOA BERKAH 26 TAHUN

DOA BERKAH 26 TAHUN
*****
Oleh Dewi Nur Halimah



Setiap orang tentu memiliki tanggal lahir, yakni hari ulang tahun dimana ia dilahirkan ke dunia. Demikian juga diriku. Namaku Dewi Nur Halimah, nama penaku Halimah Az Zahra. Orang-orang biasa menyapaku Halimah. Aku adalah putri dari pasangan suami istri Masdari - Mahzunah. Aku lahir pada 7 April 1994.

Memperingati ulang tahun memberikan makna tersendiri bagiku. Secara dzahir, ulang tahun adalah bertambahnya usiaku semakin besar sehingga harapannya aku semakin dewasa dalam menyikapi permasalahan hidup. Secara batin, ulang tahun mengingatkan bahwa usiaku hidup di dunia semakin berkurang dan aku semakin dekat dengan kematian. Semakin dekat dengan rumah abadi, maqbaroh.

Di setiap ultahku aku selalu memohon ke Allah agar hajat-hajatku dunia akherat dikabulkan Allah swt. Golden goal-ku hidup di dunia adalah menghambakan diri ke Allah swt. Semoga kelak aku wafat dalam kondisi tetap iman, islam, dan husnul khotimah serta dikumpulkan bersama para kekasih Allah swt. Aku memiliki 5 mimpi yang dari dulu selalu bertahan dan tidak berubah sedikitpun. Bismillah biridhoillah, semoga diijabah Allah swt. Aamiin. 
5 mimpi itu adalah:
  1. Aku berkomitmen untuk menjadi waladun solekhah (anak yang solekhah). Aku tahu bahwa manusia tak ada yang sempurna, termasuk diriku. Semaksimal mungkin aku membahagiakan orangtuaku. Setiap aku mendapatkan gaji kerja, menang lomba, uangnya kuberikan ortuku untuk biaya sekolah adekku (biar ibu bapakku tidak keberatan membiayai adek), biaya pertanian modalnya kubantu karena cukup lumayan besar juga agar beliau lebih ringan. Serta biasanya kuberikan sembako setiap aku habis dapat rizki dan kuagendakan hampir setiap 1/2 minggu sekali. Biar kalau kubelanjakan, ibu nggak perlu lagi pengeluaran buat belanja. Selain itu aku bantu-bantu tapi yang sesuai kemampuanku selain uang seperti menyapu, memasak, dll. Sebisaku berusaha selalu membahagiakan ibuku. Ya ibuku adalah orang yang paling aku cintai. Jadi aku selalu berusaha memuliakannya semampuku. Ibu ingin memiliki anak yang cerdas, maka diam-diam aku rajin belajar. Alhamdulillah selama sekolah selalu juara satu, sewaktu kuliah menjadi mawaores, sewaktu madrasah juara satu terus. Tiada lain untuk membahagiakan ibu. Betapa bahagianya aku tatkala melihat ibu bahagia. Kebahagian ibuku adalah bagian dari kebahagiaanku. 
  2. Semoga aku mendapatkan zauj (suami) yang soleh, cerdas dan tanggung jawab. Ia menafkahiku secara dzahir (menafkahi keseharian, sandang, papan, pangan), batin (kasih sayang, perhatian, peduli, peka), otak (mendidik ilmu terutama ilmu agama), dan nafkah seksual. In syaAllah siap susah senang bersama. Toh aku kan anaknya ringan tangan, pekerja keras. Asal aku cinta mah, in syaAllah pengabdian maksimal dzahir batin. Aku tak mungkin berharap tanpa mempersiapkan diri karena jodoh adalah cerminan diri. Maka untuk menjemput jodoh, aku memantaskan diri. Aku belajar agama tentang ilmu parenting, almahid, hak dan kewajiban istri terhadap suami dll baik belajar dari buku sains, psikologi, maupun dari kitab-kitab. Selain itu aku belajar masak, minimal bisa masak nasi, sayur, dan lauk sederhana. Aku ingin memuliakan suamiku melalui memasakkannya dengan keringatku sendiri. Mengapa? Sebab memasakkan suami itu pahalanya besar juga mulia di sisi Allah swt. Selain itu aku juga belajar dandan, karena cantik di hadapan suami itu pahala. Belajar make up natural sehingga anggun dan indah dipandang. Persiapan dzahir batin in syaAllah kusiapkan mulai belajar ilmu, belajar memasak, belajar dandan. In syaAllah kalau saya cinta dan bisa nerima, saya taat dengan sesungguhnya taat sebagaimana ketaatan Sayyidah Muthi'ah ra pada suaminya. In syaAllah cerdasku bukan untuk menyaingi suami melainkan untuk mendidik anak-anakku nanti. Aku ingin memiliki anak-anak yang soleh solekhah lagi cerdas. Sedangkan. 75%-80% kecerdasan anak diwariskan dari ibu, maka aku perlu belajar sungguh-sungguh. Selain itu cerdasku in syaAllah kugunakan untuk kerjasama dengan suami buat berkarya bersama demi negeri tercinta sebagaimana kerjasamanya Solahudin Al Ayyubi dengan istrinya. 
  3. Aku berkomitmen untuk menjadi zaujati yang solekhah (istri solekhah). Istri solekhah tidak cukup dengan cantik saja, tapi lebih pada ilmu dan akhlak. In syaAllah kelak aku akan meneladani Sayyidah Muthi'ah ra (wanita ahli surga). Di mana tidak menerima tamu laki-laki bukan makhram tanpa izin suami, in syaAllah menyambut suami pulang kerja dengan senyuman dan dandan cantik untuk menyenangkannya, mendidik anak-anak (semoga anakku kelak ngalim ngalim dan menjadi ulama), menyiapkan air dan handuk untuk suami istiqomah dari pengantin baru hingga tua sampai wafat memisahkan kita, dll. In syaAllah menjadi permaisuri selekhah layaknya wanita idaman yang dijelaskan dalam kitab fathul mu'in, wanita idaman ala uqudilujen, wanita idaman sebagaimana dalam kitab akhlakun nisa. Aku in syaAllah akan berusaha maksimal mungkin semampuku untuk meneladani Sayyidah Khodijah dalam melayani rosulullah saw. Aku in syaAllah akan meneladani Sayyidah Aisyah ra yang romantis pada suami. Mungkin saat ini aku cuek, karena memang belum halal. Nanti ketika halal, in syaAllah akan romantis sebagaimana para ummahku. Romantis yang baik sebelum halal adalah mendoakan yang aku cintai, menjadikannya sebagai inspirasi dalam membuat puisi, cerpen, syair maupun novel. Kujadikan cinta sebagai perajut positif berkarya. In syaAllah menikah atas dasar saling mencintai dan sevisi semisi dunia akherat (tertarik sejak pertama nadhor saat ditakokke). In syaAllah aku tegas sebagaimana ibunda Khodijah RA. Ketika cinta dan tertarik, aku terima dan siap mengabdi dunia akherat. Ketika tidak tertarik, akan kutolak dengan lembut dan kudoakan semoga mendapatkan pengganti yang lebih baik dariku. 
  4. In syaAllah memiliki dzuriyah soleh solekhah yang cerdas. Aku sangat senang dengan kisah-kisah ulama, terutama kisah imam Syafi'i dan Imam Ghozali. Aku juga bahagia ketika tahu Bisma Rahmatullah yang cerdas. Kunci memiliki dzuriyah cerdas adalah ibu yang banyak riyadhoh (tirakat). Maka dari itu aku tirakat, aku berusaha tidak ghosob, mencari nafkah yang pasti halal (tidak riba, tidak ghoror, bukan hasil nipu ataupun yang haram/syubhat). Itulah mengapa ketika ada lelaki mencintaiku selalu kutanya. "Pekerjaanmu apa, bagaimana cara memperoleh rizki di kesehariannya?". Karena dengan tahu pekerjaannya, bisa kuanalisa dengan fiqih dan kutanyakan ulama atau guru, pekerjaannya halal, syubhat, apa haram. Aku tidak mengharuskan penghasilan besar. Tapi aku mewajibkan kehalalan rizkinya, jangan riba dan ghoror. Bagaimana memiliki anak ngalim, cerdas, soleh solekhah kalau rizki dan sumber makanannya haram/ syubhat. Ini penting terkait cita-cita memiliki anak-anak yang cerdas, ngalim, berakhlakul karimah. Maka aku harus maksimal riyadhoh sebagaimana riyadhohnya ibunya imam Syafi'i. Kelak in syaAllah aku neriman dengan nafkah yang diberikan suami. Tapi aku akan selalu menuntut kehalalan rizki yang dinafkahkan. Untuk masa depan akherat diriku dan anak-anakku ketika dihisab di akherat dan cita-cita dzuriyah soleh solekhah cerdas. 
  5. Semoga wafatku dalam kondisi tetap iman, islam, dan husnul khotimah. Paling beruntungnya orang bukanlah orang kaya, bukan pula orang cantik, bukan pula orang pintar tapi orang yang wafatnya husnul khotimah lalu dikumpulkan bersama orang-orang soleh (kekasih Allah swt). Lahul fatekhah. Aamiin. 

Aku selalu berdoa pada Allah swt agar aku diberikan kelancaran rizki yang halal dan melimpah. Biasanya aku merayakan ultah dengan membeli banyak jajan (sekitar ratusan jajan), kubagikan anak-anak, lalu kuajak solawatan yang mana hadiah pahalanya ditujukan kepadaku. Aku suka banget solawatan setiap ultah rosulullah, ultah Sayyidah Fatimah, dan ultahku. Tapi 2020 berbeda, wabah corona membuat harus social distancing (menjaga jarak dengan berdiam diri di rumah dan menghindari kerumunan maupun keramaian). Mungkin aku tak bisa solawatan dengan mengumpulkan anak-anak (yang biasa aku kumpulkan), ya sudah aku solawatan sendiri. 

Kesukaanku adalah bila mendapatkan rizki adalah berbagi. Entah dengan memberikan rizkiku pada ibu, bapak, adek atau kubuat beli jajanan banyak (buat ratusan anak soalnya). Aku rindu banget, semoga rizkiku melimpah dan menang lomba-lomba yang kuikuti. Aku ingin sedekah yatim, fakir miskin atau dhuafa. Masih sering in syaAllah istiqomah, cuman besar nominalnya tergantung besar kecilnya penghasilanku. Sebagian kutabung, sebagian buat kebutuhan diri sendiri, dan sebagian lagi buat berbagi entah berbagi sama keluarga, yatim piatu, dhuafa, fakir miskin atau sibyan. 

Duhai Rabbku... 
Rabb Alam Semesta yang memenuhi hajat-hajatku, yang mengurusi makhluk-makhlukNya. Aduhai rabbku, hamba sangat ingin di setiap hari ultah hamba, para pecinta hamba (keluarga, sohabat, dan Halimah lovers) memberikan hadiah  berupa solawat yang pahalanya dihadiahkan untukku sebagai wujud cintanya padaku; baca qur'an syukur-syukur hataman baca qur'an yang pahalanya ditujukan kepadaku sebagai hadiah atas cintanya terhadapku; berjanjenan yang ditujukan pada rosulullah saw, ahlul bayt dan juga diriku; serta rotib-an yang hadiahnya ditujukan kepadku agar aku menjadi wanita solekhah, istri solekhah, umi solekhah, memiliki dzuriyah soleh solekhah, dan wafat husnul khotimah. Tidaklah pecinta itu melakukan sesuatu kecuali yang disukai yang dicintainya. Kebahagiaanku bersama solawat dan senandung berjanjen yang ditujukan padaku, pada rosulullah dan ahlul bayt. Duhai Rabbku, dengan sifat rahman dan wahabMu. Kabulkanlah hajatku. Lahul fatekhah. Aamiin ya rabb ya mujib asa 'ilin.