POWER WEEDER UNTUK ATASI GULMA PADI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN DIVERSIFIKASI
PANGAN DI INDONESIA
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah, S.Si
Email: halimahundip@gmail.com, HP.
085725784395
Negara
Indonesia adalah negara agraris yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai
petani. Berdasarkan data dari BPS menyebutkan bahwa jumlah penduduk dari warga
negara Indonesia yang bekerja di sektor pertanian adalah 31.705.337 jiwa yang
terdiri dari petani berjenis kelamin laki-laki sebanyak 24.362.157 jiwa dan petani berjenis
kelamin perempuan sebanyak 7.343.180 jiwa. Adapun produk pertanian
unggulan yang dibudidayakan oleh hampir seluruh petani di Indonesia adalah
komoditas padi. Padi merupakan tanaman pangan sebagai bahan baku makanan pokok
masyarakat Indonesia. Menteri pertanian melaporkan bahwa produksi gabah kering
giling pada tahun 2017 mencapai 82,3 juta ton.
Gambar 2. Jumlah Petani di Indonesia (Sumber: berandainovasi.com). |
Gambar 3. Perkembangan Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai menurut Subround (Sumber: BPS). |
Salah
satu kendala yang dapat menyebabkan penurunan produktivitas pertanian padi
adalah gulma padi. Kerugian yang diakibatkan oleh gulma ini sekitar 28% dan
apabila pengendalian gulma diabaikan sama sekali, maka kemungkinan besar dapat
menyebabkan usaha penurunan produktivitas hasil panen secara besar.
Pengendalian gulma yang tidak cukup pada awal dilakukan sejak awal pertumbuhan
tanaman padi akan memperlambat pertumbuhan dan masa sebelum panen. Bahkan beberapa
gulma (misalnya; Imperata cyndrica) lebih mampu berkompetisi untuk memperoleh
nutrisi tanah dibandingkan tanaman padi yang dibudidayakan, sehingga menyebabkan
tanaman padi tumbuh kurus yang berdampak pada penurunan hasil panen.
Persaingan
antara gulma dengan tanaman budidaya dalam mengambil unsur-unsur hara dan air
dari dalam tanah serta penerimaan cahaya matahari untuk proses fotosintesis,
menimbulkan kerugian-kerugian dalam produksi baik kualitas maupun kuantitas. Chapmen
(1975) menyebutkan kerugian berupa penurunan produksi dari beberapa tanaman
dalah sebagai berikut : padi 10,8 %; sorgum 17,8 %; jagung 13 %; tebu 15,7 %;
coklat 11,9 %; kedelai 13,5 % dan kacang tanah 11,8 %. Selain itu, gulma
juga dapat mengeluarkan senyawa kimia beracun (allelopaty) yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman budidaya. Bukan
hanya itu, gulma juga dapat menyebabkan kerugian lain yang lebih serius seperti
sebagai perantara atau sumber penyakit atau hama pada tanaman, misalnya Lersia
hexandradan Cynodon dactylon merupakan tumbuhan inang hama
ganjur pada padi dan mengurangi efisiensi irigasi.
Mengingatkan
begitu pentingnya produktivitas pertanian, terlebih sebagai upaya untuk
meningkatkan diversifikasi pangan maka perlu adanya upaya pemberantasan gulma untuk
meningkatkan hasil pertanian padi di Indonesia. Menurut Harsono (2017), kerugian
hasil panen padi oleh gulma dapat mencapai 36%, dan pengendalian gulma yang
efektif dapat meningkatkan produksi gabah sampai 1,8 ton/ha. Pengendalian gulma
tanaman padi sawah dengan tangan membutuhkan waktu 172 jam/ha dan penyiangan
dengan landak membujur melintang 132 jam/ha. Penggunaan alat penyiang system
manual seperti landak membujur dan tangan mempunyai banyak sekali kekurangan,
baik dilihat dari segi kinerja dan efisiensi alat karena itu perlu dibuat suatu
terobosan teknologi yang dapat membantu memecahakan permasalahan penyiangan dan
dapat diterima oleh petani. Power Weeder
adalah solusi tepat yang efisien dan efektif untuk memberantas gulma padi di
sawah.
Apakah power weeder
itu?
Power Weeder adalah alat yang berfungsi untuk menyiangi rumput (gulma) yang tumbuh di antara
alur tanaman padi tanpa merusak tanaman. Cara kerja power weeder menyiangi rumput dengan mencakar-cakar tanah sehingga
tanah menjadi gembur dan rumput yang berada di antara sela-sela padi akan
terbawa kemudian terbenamkan di dalam tanah oleh putaran roda pencakar. Power weeder ini sangat membantu
mempermudah proses penyiangan gulma di sawah. Sebagaimana telah kita ketahui
bahwa penyiangan padi merupakan salah satu kegiatan dalam budidaya tanaman padi
sawah yang berpengaruh menentukan produksi hasil pertanian dan untuk mendukung
swasembada pangan. Power weeder atau mesin
penyiang gulma bermotor merupakan salah satu alternatif cara penyiangan gulma
padi sawah menggunakan mesin bermotor. Power weeder merupakan prototipe yang dirancang sedemikian rupa sehingga mampu
digunakan untuk kegiatan penyiangan padi sawah sampai dengan umur 40 hari.
Ada berapa jenis
power weeder?
Berdasarkan
jenis lahan power weeder padi dapat
dibedakan menjadi dua:
Mesin
penyiang ini hanya dapat dioperasikan untuk penyiangan gulma pada
lahan yang tergenang air sekitar 5 cm dan berlumpur dengan kedalaman lapisan
maksimum 25 cm (diukur dengan cara orang berdiri di lumpur). untuk jarak
tanam 20–25 cm dengan baris yang lurus dengan kedalaman air sekitar 5-10 cm
sehingga mesin dapat berjalan tanpa didorong.
Gambar 4. Power Weeder Roda Satu (Sumber; transfer-ilmuku.blogspot.com) |
Mesin
jenis ini dapat dioperasikan untuk pencabut rumput liar. pada tanah kering
dengan menggunakan mesin diesel 8.38 Hp kekuatan mesin diteruskan ke roda tanah
melalui v puli pita-mesin. Mesin pencabut rumput liar berputar terdiri dari
tiga baris piringan berjajar dengan 6 jumlah pisau yang lentur berlawanan arah
sebagai alternatif pada setiap piringan. Pisau ini bila berputar mengaktifkan
pemotong dan menggemburkan tanah.
Gambar 5. Power Weeder Roda Dua (Sumber: transfer-ilmuku.blogspot.com). |
Apa saja
bagian-bagian (komponen) dari power
weeder?
Bagian-bagian
(komponen) dari power weeder (mesin
penyiang gulma bermotor) beserta fungsi kerjanya yaitu:
a. Stang kemudi
berfungsi untuk mengatur arah jalannya mesin penyiang hubungan kerjanya dengan
tuas gas yang mengatur tingginya gas.
b. Tuas gas
berfungsi untuk mengatur gas hubungan kerjanya dengan stang kemudi untuk
mengatur jalan mesin penyiang.
c. Tangki bahan bakar
berfungsi untuk menyimpan bahan bakar agar selalu tersedia kalau dalam
pemakaiannya. Hubungan kerjanya dengan komponen yang di transper agar menjadi
bahan bakar agar mesin dapat di fungsikan.
d. Mesin pengerak
berfungsi untuk menberi daya kepada komponen-komponen yang ada agar menpermudah
pengerjaan dalam penyiangan gulma.
e. Pelindung weeder
berfungsi untuk melingdungi petani agar terhindar dari resiko bahaya.
f. Rangka berfungsi
untuk tempat untuk memasang dari suatu system.
g. Ekor peluncur
berfungsi untuk menahan saat mesin penyiang selesai di gunakan.
h. Cakar penyiang
merupakan eksekutor dalam mesin ini. Cakar terdiri dari roda yang terbuat dari
plat besi, dan cakar sendiri dibuat dari bahan paku baja yang dibengkokkan di
ujungnya. Untuk membuat roda diperlukan plat besi yang dibentuk menggunakan
pahat.
Bagaimanakah cara
menghidupkan dan mematikan mesin power weeder?
1.
Cara
menghidupkan mesin power weeder:
v Tuangkan
bahan bakar ke dalam tangki
v Gunakan
bensin campur dengan perbandingan bensin dan oli samping (2T) = 25 : 1
v Putar
tuas/ kran bahan bakar pada posisi open
v Tarik
tuas gas sedikit sebelum melakukan start
( menarik tali start)
v Tarik
tali starter, jangan lakukan tarikan sampai maksimum/penuh, apabila sekali
tarikan belum hidup lakukan tarikan lagi.
v Apabila
engine masih sulit hidup putar tuas choke ke posisi close
v Setelah
engine hidup kembalikan lagi tuas gas ke posisi netral.
2. Cara mematikan mesin power weeder:
v Kembalikan
tuas gas pada posisi netral atau idel
v Tekan
tombol “STOP” sampai engine mati
v Putar
tuas/ kran bahan bakar pada posisi “close”
Bagaimanakah cara
pengoperasian power weeder di lahan?
Cara
pengoperasian power weeder saat di
lahan yaitu:
Ø Tempatkanlah
unit power weeder pada tengah-tengah
alur tanaman padi (cakar kiri dan kanan berada pada ruang kosong diantara alur
tanaman padi).
Ø Engine distart
dan setelah hidup kembalikan posisi tuas gas ke idel (gas posisi rendah), pada
posisi ini putaran dari engine tidak diteruskan
ke poros utama dan otomatis cakar penyiang tidak berputar, hal ini dikarenakan
pada engine terdapat kopling dengan system sentrifugal, putaran dari engine
akan diteruskan bila rpm engine cukup tinggi.
Ø Dengan
posisi operator di belakang mesin penyiang sambil memegang kedua stang, mulai
atur posisi gas menjadi tinggi sampai cakar penyiang berputar.
Ø Apabila
kondisi lumpur cukup dalam dan piringan cakar penyiang terbenam naikkan posisi
cakar penyiang, dengan cara menekan stang ke bawah (kaki pengapung sebagai
bidang tumpu).
Ø Dengan
menekan stang ke bawah dan kaki pengapung sebagai bidang tumpu ada kalanya
mengakibatkan cakar berputar di tempat, karena kaki pengapung terbenam kedalam
lumpur, bila hal ini terjadi angkatlah stang sampai mesin penyiang dapat
berjalan ke depan.
Ø Mekanisme
pengoperasian mesin penyiang padi sawah agar mesin dapat berjalan ke depan
adalah terjadinya slip pada piringan cakar penyiang (slip berkisar 50 – 60 %),
slip inilah yang mengakibatkan lumpur padi sawah teraduk dan diharapkan gulma
yang tumbuh diantara alur tanaman akan tercabut dan tergulung.
Ø Pada
saat pengoperasian di lapang operator yang sudah terbiasa dan terlatih
akan memeliki perkiraan (feeling)
kapan saatnya stang harus diangkat dan ditekan sehingga mesin penyaing dapat
melaju ke depan dengan kecepatan sesuai dengan kecepatan jalan operator di
lahan ( 2 –2,5 km/jam).
Ø Setelah
sampai pada ujung lahan, gas dikecilkan sehingga engine tetap hidup tetapi
cakar penyiang diam, untuk berpindah alur unit mesin penyiang dapat diangkat .
Ø Untuk
mengangkat mesin penyaing ini cukup dilakukan satu orang ( berat 19 kg), tangan
sebelah memegang pipa rangka dan tangan
Ø Sebelah
memegang pegangan gear box.
Ø Setelah
mesin terpindahkan ke alur berikutnya ulangi lagi proses menjalankan mesin
penyiang seperti diatas.
Bagaimanakah cara
perawatan mesin power weeder?
Adapun
cara perawatan dari mesin traktor power weeder adalah sebagai berikut :
1.
Perawatan
harian
v Lakukan
pengecekan dan pengencangan masing-masing komponen.
v Bersihkan
saringan udara karburator, dengan cara mencuci memakai minyak tanah dan setelah
itu celuplah saringan tersebut pada oli mesin.
v Periksalah
minyak pelumas pada gear box, apabila
kurang tambahkan dengan minyak pelumas SAE 90/140 sebanyak 0,3 liter.
2. Perawatan
50 jam
v Pembersihan
dan penyetelan busi.
v Setelah
pembersihan kotoran karbon pada gas elektroda, atur kerenggangan elektroda
antara 0,6 sampai 0,7 mm.
v Bersihkan
filter bahan bakar , lepaskan filter bahan bakar dan cucilah dengan minyak
tanah. Jika sudah terlalu kotor gantilah dengan yang baru dan juga bersihkan
tangki bahan bakar.
Apa persyaratan
kondisi lahan dan tanaman agar dapat diterapkannya penyiangan gulma menggunakan
power weeder?
1.
Persyaratan
lahan agar dapat diterapkannya penyiangan menggunakan power weeder
Ø Lahan
harus berupa lahan sawah dengan tanaman padi sawah
Ø Lahan
diusahakan tergenang air pada saat disiang (ketinggian genangan ± 5
cm).
Ø Lahan
berlumpur dengan kedalaman maximum 20 cm ( kedalaman kaki operator
terbenam ke dalam lumpur)
2.
Persyaratan
tanaman agar dapat diterapkannya penyiangan menggunakan power weeder
Ø Tanaman
padi sawah berumur antara 15 hari sampai dengan 40 hari
Ø Tanaman
ditanam dengan jarak yang teratur, jarak antara baris 20 cm (mesin penyiang
bermotor tipe JP- 02/20 hanya dapat dipakai untuk menyiang tanaman dengan jarak
tanam 20 cm)
Ø Jarak
tanaman didalam baris juga dibuat seragam 20 cm, apabila diinginkan dilakukan
penyiangan dengan mesin penyiang pada arah memotong baris tanam.
Ø Jarak
tanaman didalam baris boleh dibuat tidak seragam atau dibuat lebih rapat, namun
penyiangan dengan mesin pada pada arah memotong baris tanaman tidak dapat
dilakukan.
Keunggulan penyiangan menggunakan mesin power weeder adalah cara pengoperasiannya
cukup mudah dan ringan (berat alat termasuk mesin sekitar 21 kg) sehingga dapat
dioperasikan oleh satu orang. Selain itu, penggunaan power weeder dapat meningkatkan kapasitas kerja penyiangan,
dibandingkan dengan penyiangan cara manual 50 – 80 jam per hektar, mesin
penyiang (power weeder) mempunyai kapasitas kerja 15 – 27 jam per hektar.
Keunggulan lain yaitu dapat mengurangi kejerihan kerja, dan mampu menekan
ongkos kerja penyiangan serta hasil penyiangan tiga kali lebih besar
dibandingkan penyiang manual/gasrok. Namun demikian kondisi lahan dan tanaman
yang mampu disiang oleh mesin penyiang bermotor ini adalah lahan sawah dengan
kedalaman lumpur tidak boleh lebih 20 cm (kedalaman kaki orang di dalam Lumpur
< 20 cm) juga jarak antar baris tanaman harus benar-benar rata dan
lurus sesuai dengan jarak tanam yang ditentukan. Dengan demikian kehadiran
penyiang bermotor ini sangat bermanfaat untuk menekan ongkos kerja penyiangan
dan mempercepat kerja. Mesin penyiang ini dapat memberikan manfaat dan menjadi
salah satu pemecahan solusi penyiangan padi sawah secara mekanis.
Sumber referensi:
Badan
Pusat Statistik. 2013. "Jumlah Petani menurut Sektor/ Subsektor dan Jenis Kelamin Tahun 2013".
Available at: http://st2013.bps.go.id/dev/st2013/index.php/site/tabel?tid=23&wid.
Diakses Tanggal 7 Agustus 2018.
Balai
Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian. 2008. Penyiang Gulma Padi Sawah Bermotor. Tangerang: Bank Pengetahuan
Padi Indonesia.
Banten,
Handaka. 2001. Inovasi Alat dan Mesin
Pertanian.Prosiding Ekspose dan Seminar Inovasi Alat dan Mesin Pertanian untuk
Agribisnis. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
BBPMP
Serpong. 2004. Riset dan Rekayasa
untuk Mewujudkan Mesin Penyiang Padi Sawah Mekanis Bermotor. Lambaga Riset
dibawah Badan Litbang Departemen Pertanian.
Chapman, V. J. 1975. Mangrove vegetation. German: Strauss and
Cramer GmbH.
Damanik,
Korelik. 2018. “2018, Pemerintah
Targetkan Produksi Padi Meningkat 5 Persen”. Available at: https://regional.kompas.com/read/2018/01/24/15145971/2018-pemerintah-targetkan-produksi-padi-meningkat-5-persen.
Diakses Tanggal 7 Agustus 2018.
Desrial,
W.S. dan P. Bangun. 2009. Pengendalian Gulma pada Tanaman Kedelai. Dalam
Soatmadja, S. Ismunadji, Yuswandi(Penyunting). 1985. Pusat Penelitian dan Pengembangna Tanaman Pangan. Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian.
Harsono,
Arief. 2017. “Pengenalan dan Pengelolaan
Gulma pada Kedelai”. Available at; http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/03/bunga_rampai_2017_7_arief.pdf.
Diakses Tanggal 7 Agustus 2018.
Pitoyo
Joko. 2006. Mesin Penyiang Gulma Padi
Sawah Bermotor. Banten: Sinar Tani.
Setyadi,
S. 2004. Uji Kinerja Teknis dan Ekonomis Cultivator Roda Satu “YANMAR PSC 4B”
pada Operasi Penyiangn Kedelai. Skripsi.
Jurusan Teknik Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya.
Malang.
Smit,
H. P. and Wikes, L. H. 1979. Farm
Machinery and Equipment.Agricultural Machinery. Farm Equipment. Tata Mc.
Graw-Hill
Yulianti.
2004. Riset Mengenai Mekanisme Penyiangan
Gulma Padi di Lahan Kering dan Basah. Jurusan Teknik Pertanian. Fakultas Teknologi
Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.