HALIMAH BINTI MASDARI

Rabu, 26 Februari 2025

RIYADHOH IBU KUNCI KEBERHASILAN DUNIA AKHERAT SANG ANAK *****

RIYADHOH IBU KUNCI KEBERHASILAN DUNIA AKHERAT SANG ANAK
*****




Dalam sejarah kisah hidup dan biografi para ulama imam mahzab. Anak yang ngalim tidak lepas dari riyadhoh seorang ibu. Sebagaimana contohnya ibunda Imam Syafi'i, beliau adalah wanita yang cantik lagi cerdas ilmu fiqih, ahli puasa dan ahli ibadah melahirkan putra yang cerdas (imam mahzab) lagi soleh.

Kengaliman, kecerdasan, dan kesolehan seorang dzuriyah tidak lepas dari riyadhoh serta visi misi hidup ibuknya. Muhammad Al Fatih yang menaklukkan konstantinopel memiliki sosok ibu yang visionaris. Sholahudin Al Ayyubi, sang penakluk konstantinopel untuk kaum muslimin memiliki ibu yang visionaris untuk memajukan Islam dan kemenangan Islam.

Pun ibunda Imam besar ibnu Taimiyah, sang ibu pun berkata :

"Demi Allah, seperti inilah caraku mendidikmu (putraku). Aku nadzarkan dirimu untuk berkhidmat kepada Islam dan kaum muslimin. Aku didik engkau di atas syari'at agama. Wahai anakku, jangan kau sangka engkau berada di sisiku itu lebih aku cintai dibandingkan pada agama, berkhidmat untuk Islam dan kaum muslimin walaupun kau berada di penjuru negeri. Anakku, ridhoku kepadamu berbanding lurus dengan apa yang kau persembahkan untuk agamamu dan kaum muslimin. Sungguh, wahai ananda, di hadapan Allah kelak aku tidak akan menanyakan keadaanmu, karena aku tahu dimana dirimu dan dalam keadaan seperti apa engkau. Yang akan kutanyakan kelak tetangmu adalah : 'Wahai Ahmad, sejauh mana khidmadmu pada agama Allah dan saudara-saudaramu kaum muslimin. Jadilah penulis kitab/buku untuk menyebarkan pola pikirmu dan dakwah, niatkan untuk Islam. Jadilah pengusaha yang memajukan perekonomian ummat muslim. Jadilah penghafal yang menjaga ilmu Allah. Jadilah inivator muslim dunia yang memajukan dan berkhidmad untuk Islam dan kaum muslimin. Imbangi semua ilmu dan pengabdianmu semaksimal yang engkau bisa dengan husnul khuluq, jiwa penyayang, dan jiwa sosial. Teladani sifat rosulullah saw dan para ummahatul mukminin"

Begitulah visi misi para ibu imam mahzab. Bukan keras kepala, tapi teguh pendirian pada agama.

Pun aku, telah banyak persiapan dan riyadhoh yang kulakukan. Akan kudidik dzuriyahku kelak meneladani ibu para imam.

"Putraku, bukan apa yang agama islam dan bangsa ini berikan padamu. Tapi apa kontribusimu untuk kejayaan agama Islam dan tanah airmu. Putraku majukanlah islam dengan ilmu pengetahuan, akhlak mulia, jiwa penyayang, inovasi dan karya karyamu. Tulislaj pola pikirmu dalam kitab/buku. Inovasi dan temukanlah produk untuk mencukupi kebutuhan ummat muslim agar ummat muslim mandiri. Tidak tergantung produk komunis maupun liberal. Dzuriyahku, engkau perlu prihatin. Bahkan produk aksesoris dan alat rumah tangga seperti peniti pun kita import dari China, sementara China negara komunis. Secara tidak langsung laba itu akan membantu kemajuan komunis. Pun banyak produk rumah tangga seperti shampo, sabun, dll semua dari produk yahudi. Keuntungan mereka sebagian dihibahkan untuk kemajuan LGBT. Sementara LGBT jelas haram. Maka jadilah inovator muslim hebat, Penulis kitab, penguat agama yang membesarkan agama Islam dan berkhidmad pada kaum muslimin. Jadilah cerdas yang husnul khuluq mementingkan agamamu sayang. Jadilah pemuda yang kaya untuk berjuang Islam lewat harta, inovasi dengan karya, ngalim dengan ilmu, dan pandai berstrategi seperti Sayyidina Utsman bin Affan dan Muhammad Al Fatih"

Aamiin. Semoga diijabah Allah swt

MELATIH JIWA SOSIAL BAYI SEJAK DALAM KANDUNGAN

 MELATIH JIWA SOSIAL BAYI SEJAK DALAM KANDUNGAN


Blora, 27 Februari 2025. Saat ini usia kehamilanku sekitar 35 Minggu lebih 3 hari. Atau sekitar 8 bulan lebih 3 minggu-an. Aku sering sounding ke anakku meski ia masih dalam kandungan. 

"Dedek, besok dedek dihadiahkan buat Islam sama ibuk. Dedek semoga kelak lahir jadi anak Soleh, cerdas, berjiwa sosial tinggi, sehat mental, sehat fisik tanpa cacat, kaya dan berkontribusi buat memajukan Islam ya dek."

Selama hamil, aku pun melatih janin dalam kandunganku untuk peduli sosial tepat sasaran. Aku sering mengajak dia, jajan membeli dagangan penjual yang sepi atau penjual pentol yang manula. Membeli = sedekah yang tetap menjaga Marwah penjual. Kalau aku welas asih ke makhluk Allah yang lain, semoga Allah juga menggerakkan hati orang-orang untuk welas ke suamiku saat jualan lesehan di pasar. Sesuai dawuh kanjeng nabi, siapa yang welas asih, maka akan diwelas asihi. 

Aku juga sering menyisihkan penghasilanku untuk shodaqoh yatim atau miskin (orang yang mau kerja tapi penghasilan tidak mencukupi, aku suka orang yang usaha tidak berpangku tangan cuman ngarep bantuan nggak mau usaha dulu). Biasanya kalau penghasilanku 30-40 RB karena sering izin pas kontraksi atau morning sickness, aku menyisihkan 10 ribu kusofaqohkan. Kalau penghasilan naik, karena nggak pasti. 200 RB atau lebih sehari, aku kadang shodaqoh 50 rb-100 RB. Khusus buat yatim atau fakir. 

Aku juga nabung, buat beli perlengkapan bayi. Alhamdulillah sekitar 8 JT an sudah kubeli sendiri. Aku kasihan suamiku, penghasilannya tak seberapa kalau tidak dibantu terus nasib anakku gimana. Sementara penghasilan emakku kecil, cuman pedagang garam pasar yang kecil, bapak pedagang keliling pakai tombong. Jadi melas kalau memberatkan mereka terus. Itu aja sejak nikah sampai sekarang 2 tahun nikah, meski rumah sudah pisah tapi belanjaku sering dibantu emakku. Aku paling iuran.

Sebagai gantinya biasanya uang pupuk urea, npk/ organik aku yang membelikan buat pertanian. Buat biaya tandur, irigasi emak bapak juga kubantu, aku yang biayai. Bersyukur sudah dibagehi sawah sendiri meskipun hasilnya sekitar 7 karung kalau dipanen tapi tetap Alhamdulillah. Emakku bapakku banyak berjasa, meskipun mereka terutama bapak sering debat sama aku. Tapi mereka orangtua yang peduli dan tidak pelit. Faktanya aku belanja dibantu, rumah diberi, sawah diberi. Aku tinggal nempati dan renovasi. Mungkin keras cara mereka menyayangiku. GPP radak keras asal dermawan, daripada pendiam tapi pailit, malah mumet. Syukur syukur tidak keras, juga dermawan hehe. 

Kadang suka melas kalau nyawang suami. Penghasilan dia hanya seribu-20 rb sehari. Untung beras tidak beli, hasil panen sendiri dari sawah diberi bapakku. Alhamdulillah, paling belanja ya buat lauk dan sayur. Makanya aku tetap kerja buat bantu meringankan beban suamiku. Suamiku bukan pemalas, dia pekerja keras cuman ya memang rizkinya sedikit. Gimana dengan mertuaku?. Entahlah dia tidak peduli, faktanya selama aku hamil tidak pernah tanya kabar, tidak pula tanya anaknya bisa nafkahi istrinya tidak, bisa bantu tidak. Banca'an, belanja, beli perlengkapan semua dadi aku sendiri dan emakku. Boro boro ngasih, lawong suami aja kerja belum mapan penghasilannya, dengan tanpa nurani bilang besok serahan nikahan adekmu bantu ya. Kayak gitu GPP kalau anaknya sukses, wong anaknya nafkahi istrinya saja belum bisa mencukupi, masih kepental pontal bahkan istrinya yang biayai. Kog ndak melas sama anak sendiri. Ngomong itu lihat situasi dan kondisi, minta dibantu selama ini modali besar nggak buat rumah tangga anakmu, anakmu sudah mapan belum. 

Aku suka melas memandang suamiku, aku mencintainya, aku juga selalu menjaga amanah suamiku meskipun suamiku tidak melihatnya. Tidak ada peluang lelaki lain di hatiku kecuali hanya suamiku. Sebab ridho Allah bersama ridho suamiku. Aku juga neriman dengan keadaan suami dengan catatan suami harus selalu jujur dan terbuka ke istri, tidak main perempuan baik kholwat atau sejenisnya, dan bentuk kejahatan lain. Nyawang suami, celana cuman berapa biji doang yang dibawa saat habis nikah melas. Alhamdulillah pas ada Rizki ya kubelikan 3 celana panjang, 3 celana pendek, selusin CD, baju Koko 2, baju batik panjang 2, baju Koko pendek 4, sepasang sarung dan Koko khusus 2025, dan kebutuhan lain. Sandal juga rusak, kasihan. Alhamdulillah Allah titipkan Rizki untukku. Kubelikan suamiku biar senang, biar terawat, biar dipakai. Sandal juga kubelikan, aku sayang suamiku. Aku tidak suka janji nanti kubelikan ini mas, basi. Aku suka diam diam belikan, kalau sudah beli langsung kuberikan. Atau langsung orderan shopee dan kubayar lewat shopeepay atau transfer baru udah kubelikan bilang, jadi kejutan. Semoga keberkahan untuk suamiku, semoga dagangannya laris. 

Putraku ...
Besok yang jiwa sosial ya, ibuk waktu hamil kamu itu perjuangan di atas rata rata. Hipotensi 80 sistol, 50 diastol, rendah banget tensinya. Muntah dari usia hamil 3 bulan sampai hampir 9 bulan. Sehari bisa 4-12 kali sampai pucet dan lemes. Belum kontraksimu saat hamil usia 6 bulan sampai 9, nendang nendang rasanya rusuk remuk kayak dipukulin. Tiap hari dikerokin bapakmu, dibikinkan jamu bapakmu, dirawat bapakmu. Bapak emang tidak menanggung soal biaya, karena penghasilan bapakmu kecil. Tapi bapakmu peduli act of service di tenaga, tindakan gercep merawat ibumu. Meskipun sempat selisih gegara kegoda perawan payudara Gedhe. Alhamdulillah taubat, jadi kumaafkan. Allah memaafkan hamba yang TAUBATAN NASUHA. Aku juga memaafkan orang orang yang bener bener mau taubat jadi baik. Ibukmu ini melatihmu dermawan sejak dalam kandungan. Ya dermawan ke orangtua, ke suami, ke yatim piatu dan fakir miskin. Tapi kalau bantu orang lihat lihat ya sayang, biar tepat sasaran. Tidak asal bantu. 

Besok jadilah orang yang punya kontribusi besar memajukan Islam seperti Solahudin Al Ayubi, Najmudin Ayub dan Muhammad Al Fatih yang menaklukkan konstantinopel ya sayang. Ibu mau kamu jadi orang hebat yang rendah hati, cerdas, berjiwa sosial tinggi. 

Kamis, 20 Februari 2025

JUJUR DAN TERBUKALAH SAMA PASANGAN SEJAK AWAL, BUKAN SEJAK KETAHUAN

 JUJUR DAN TERBUKALAH SAMA PASANGAN SEJAK AWAL, BUKAN SEJAK KETAHUAN 


Senin, 17 Februari 2025 aku kontrol dan USG ke-2 di RS PERMATA Blora. Aku berangkat pukul 11.30 an, sekitar itu. Dan sampai Blora pukul 12.30 an karena hujan dan pelan pelan. Jadwal periksaku jam 2 siang. Lalu kami daftar administrasi dan menunggu dipanggil di ruang pemeriksaan sama bidan dan menunggu jadwal USG sama dokter Shofwati. 

Ternyata, habis kehujanan itu bikin sering pipis. Selain itu setelah jam 13.00 perutku lapar. Aku ngasih uang ke suamiku minta dibelikan cemilan entah donat, onde onde atau apa. Alhamdulillah dapat onde onde. Habis makan, tahunya perut kram, kontraksi. Sebagian kursi kosong, aku pinjam paha suami, minta buat bantal aku mau tiduran bentar perutku kram dan kontraksi, sakit. Suami tidak mau. Disitulah aku nyeseg, katanya malu di ruang tunggu banyak orang. Masalahnya istrimu lagi sakit, perutnya kram dan kontraksi, masak pinjam paha orang lain buat tiduran, perut sakit banget. 

Siapa yang pertama diharapkan istri dimintai pertolongan kalau bukan suaminya?. Jelas suaminya. Kecuali tidak ada suaminya, dorurot sama yang lain yang bisa bantu. Kalau ada yang halal kenapa nggak. Kenapa musti malu, wong istri sakit. Serius nahan kontraksi, nahan nyeseg sakit hati itu sakit banget. Akhirnya aku berdoa semoga ada tempat duduk yang dekat tembok yang kosong, yang duduk dipanggil atau pergi. Alhamdulillah bapak bapak yang duduk di dekat tembok pergi dipanggil. Aku langsung pindah lokasi, punggungku kusandarkan tembok sambil pegang perutku yang kontraksi nendang nendang kenceng. Kaki kuselonjorkan di bangku yang kosong, tubuh kusandarkan tembok. Nyeseg punya suami malu nolongin istri alesannya dia pakai peci dan sarung sehingga malu romantis di ruang tunggu, ini bukan soal romantis pinjam paha karena istrinya kontraksi. 

Lalu nggak lama kemudian, 30 menit lah. Aku dipanggil USG. Alhamdulillah, sepanjang ke bagian pengambilan obat aku diam, suami kudiamkan. Hatiku sangat sakit. Dimintai tolong paha buat bantal istri yang kontraksi kesakitan aja malu. Padahal istrinya sakit kontraksi, hamil anak dia, aku halal untuknya. Lalu siapa yang kumintai tolong masak lelaki lain sementara di sampingku ada suamiku, apa cuman lihatin aja. 

Dari situ aku marah, nyeseg. Sama SUBIYAH aja yang ajnabiyah (perempuan lain, bukan makhram, santriwati PP. Madinatus Salam) dulu nggak malu, sebelum nikah sering tuh tukeran record suara pamer ngaji. Padahal jelas kholwat, laki laki perempuan bukan makhram. Hafidzoh su'ul adab dan santri miskin moral. Sudah nikah bohongi istri, kholwat sama Silvi Aprilia. Ngakunya ngajar murid tua jelek. Tahunya murid perempuan muda usia sekitar 22/23 Tahuan seksi kalau kerudungan disampirin leher dan payudara besar. Ketahuan jawabnya khilaf. Sama yang haram aja NGGAK MALU, istri (yang halal secara agama dan negara) kontraksi kesakitan minta tolong nggak mau, dia MALU. 

Sama istri halal, tidak dilaknat Allah dan malaikat. Sama ajnabiyah haram dan dilaknat Allah dan malaikat. Nyeseg nggak, sakit banget rasanya. Sudah hamil besar tetap kerja buat nafkahin diri sendiri dan persiapan lahiran. Suami kerja buat dirinya sendiri, tidak pernah dikasih uang "dek ini nafkah untukmu, semampu mas segini ya. Doakan besok rizkinya melimpah biar bisa ngasih lebih banyak". Nggak pernah dapat itu. Mana perhatian kurang, selalu malu di hadapan orang meskipun kondisi istri dorurot. Maka kumodif diriku harus menjadi perempuan kuat, jangan tergantung sama makhluk meski suami. Tergantung sama Allah saja. 

Suamiku sering tertutup, tidak jujur, bohong kepadaku. Kalau ketahuan buktinya baru jujur denganku. Nyeseg, sakit, kecewa. Tapi semua kukembalikan ke Allah. Barangkali ini cara Allah membuatku kuat dan tegar walau hatiku hancur. Tetap harus kuat, ingat Halimah. Anakmu sudah kamu nadzarkan untuk dihadiahkan pada Islam. Jadi ketika hamil ujiannya luar biasa, mulai suami kholwat sama ajnabiyah, bohong berkali kali, keuangan tidak terbuka, mertua tidak peduli dan pelit, banyak hal lain yang nggak bisa diungkapkan semua. Putraku, besok yang kuat ya. Tiru sifat nabi yang selalu jujur, amanah (bisa dipercaya), tablig (transparan/terbuka dengan hak orang lain atau pasangan), dan rajinlah belajar biar Fatonah (cerdas). 


Ini namanya SUBIYAH, santri PP. Madinatus Salam Wonosobo, ada di bio FB sebelum dihapus. Paska Suami nikahin aku 1 Mei 2023, dia kayak belum ridho. Bikin akun FB 4 selalu like follow dan chat suami. Bikin IG selalu like follow suami. Sampai suami risih. Entah apa hubungan mereka sebelum nikah sampai si perempuan seganjen itu, padahal nggak sampe di khitbah, nggak dijanjikan nikah juga. Cuman hubungan nggak jelas, lebih tepat HTS. Nggak ada pengorbanan biaya nikah, dll seperti aku sama ibad jg. Pernah kutegur kudoakan semoga dapat jodoh yang baik, jangan hubungi atau ganggu suami aku, jawab e apa jal. Suka suka aku, hp hp aku. Hp hp kamu, tapi yang kamu hubungi itu dan kamu ganggu itu suami orang, neng 😅. Akhir e kulaporkan pihak pondok. Pihak pondok minta maaf ke aku, dia langsung minta maaf dan nggak berani hubungi suami lagi. Suami awalnya nggak boleh, aku lapor pondok dia. Lah ngapain kasihan ke pengganggu RT, kasihan ya ke istri. Aku nekad aja, siapa yang ganggu aku atau keluargaku, ya kuganggu balik. Disomasi cara halus tidak mempan, ya tegas. Malu urusan situ. Kalau punya malu, ya nggak usah ganggu suami orang. 


 

Suamiku bilang Silvi itu jelek dan tua, suatu malam kubuka HP nya. Ternyata PP Silvi muda. Kucek fb Silvi pakai hp suami dan kucek nama dia di IG pakai HP suami. Ternyata, muda, seksi. Suamiku melarangku upload foto wajahku di FB, IG, YouTube, Tiktok katanya mengundang syahwat ajnabi dan cantik istri itu buat suami aja. Aku manut. Tapi apa yang dilakukan?  Wallahi aku tidak ridho. Dia melarangku upload foto, dia like 5 foto Silvi. Foto bukan status ilmu, kalau status ilmu nggak masalah. Dan fotonya hijab dililit sehingga bentuk payudara nampak besar. Padahal suamiku melarangku berjilbab tidak menutup dada, harus menutup dada. Katanya Silvi tua jelek, faktanya muda seksi bahenol, cantik standar perempuan, aku juga nggak kalah. Sakit banget dibohongi. Bahkan sampai Ig suami follow Silvi (akun Instagram suamiku @arbainman2). Nah yang fb bukti dia like foto foto jilbub Silvi, akun dia namanya Izur Halimah sebelum sekarang diganti nama Izur Rohman. Itu izur Halimah like foto jilbub perempuan ajnabiyah, padahal melarang istri upload foto tapi dia like foto foto seksi perempuan ajnabiyah yang jelas haram e. 


Suami bisa membohongi istri, tapi Allah pasti tidak ridho. Makanya meskipun bekas semua chat suami sama Silvi dihapusin semua, bekas VC dihapus, bilang jelek tua dll. Ternyata kebongkar semua sama aku. HP kulacak saat dia tidur. Bukti kucari semua dan ketangkap kecuali bukti chat yang sudah dihapusin. Kenapa nggak jujur dari awal, kalau Silvi ini muda dan seksi. Usia 23 tahun. Kalau ngajar ya profesional. Lalu apa hubungannya ngajar sama follow semua akun Silvi, dan like foto foto jilbub Silvi. Lah melarang istri upload foto padahal pakai syar'i, eh like foto seksi seksi perempuan lain, kan dzolim dan bangsat. Siapa yang nggak sakit hati dibohongi. Aku udah manut, capek hapusin foto yang jumlahnya ribuan di sosmed sampe tangan kriting. Suami malah main perempuan. Mbok ya apa apa jujur dan terbuka sama istri. Kalau sama SUBIYAH, subiyah yang ngejar. Iya subiyah wajah standar nggak seksi. Kalau sama Silvi, suami yang kegatelan. Tapi dua duanya sama sama pembohong. Aku ada buktinya semua. Mereka kusumpah tidak berani. Kalau jujur, semoga keberkahan dunia akherat untuk kalian. Kalau bohong padaku bersumpahlah siap tidak diakui umat nabi Muhammad di akherat. Tidak berani, ya karena bohong. Ketahuan bohong aja, nggak Silvi nggak si suami nggak minta maaf kog. Kecuali setelah kubikin surat perjanjian mau kupidanakan KDRT psikis saat istri hamil dan kebohongan. Pasal semua kusiapkan. Baru minta maaf dan TTD surat perjanjian. Aku bukan perempuan yang ditindas diam, aku bakal membela diriku sendiri. Tuhanku melatihku kuat, bukan lemah tanpa upaya. Lemah itu boleh tapi sama Allah Dzat Yang Maha Kuat, kalau sama makhluk yang jangan ngalah apalagi sama pelaku dzolim. 



Senin, 10 Februari 2025

DARI KATA MENJADI LUKA (Part 2)

 DARI KATA MENJADI LUK

(LUKA LIDAH MERTUA)

Catatan Dewi Nur Halimah 



Dari tahun Januari 2019 - April 2023, aku mengenal sosok seorang bapak yang baik banget, namanya Bapak Khusnul Maat. Selain beliau berpendidikan, beliau juga khusnul lisan. Kalau bicara motivatif, menginspirasi dan enak didengar. Beliau salut dan kagum dengan segudang prestasiku. Beliau juga selalu mendukung karya-karyaku. Beliau sering bertukar pikiran diskusi denganku, dan beliau selalu takjub dengan pola pikirku. Jika ada yang kurang beliau lengkapi dari diskusiku. Beliau juga mengemukakan belum pernah menemukan perempuan yang pola pikirnya seperti aku, mengagumkan, cerdas, mandiri, pekerja keras tapi tetap sederhana dan rendah hati. 

Jujur hatiku tersentuh, bagaimana tidak. Selama ini aku selalu mendapatkan kekerasan fisik dan kekerasan verbal dari bapakku. Tapi beliau selalu mendukungku dengan baik, bahkan beliau pernah menawarkan bantuan finansial untuk dukungan penerbitan bukuku. Meskipun aku tolak, aku berusaha mandiri dulu kecuali kepepet kuterima. Beliau adalah ayah sahabatku, Kang Aista Wisnu Putra. Ya dulu aku mencintainya, sekarang tidak. Cintaku sekarang semua untuk suamiku. 

Kembali pada Pak Khusnul, beliau ini baik, selalu memotivasiku. Lomba didukung, beliau suka membaca tulisanku lalu memberikan saran, kritik membangun untuk perbaikan. Kalau diskusi juga nyambung dan sepemikiran. Beliau pernah bilang bahwa beliau akan sangat bahagia jika aku ditakdirkan menjadi menantunya. Aku pun juga bahagia kalau aku jadi menantunya, punya bapak mertua diskusi nyambung, selalu husnudzon, selalu memotivasi. Hanya takdir Allah berbeda, aku tidak ditakdirkan berjodoh dengan anak beliau. 

Selama 4 tahun kenal dekat Pak Khusnul, pola pikir kita sepemikiran, tidak pernah debat, tidak pernah julid dan sering nyuport. Sebagai hadiah, beliau saya beri buku tulisan saya parenting Nabawi dan cara kultur jaringan. Alhamdulillah supaya itu menjadi kenang kenangan bahwa kita pernah saling mendukung dalam berkarya. Belau baik, ramah, motivatif. Istri beliau juga baik, Bu wafiatun Ahmad. Komunikasi dengan beliau berhenti, sejak aku menikah karena suami tidak ridho. Aku manut, demi menjaga perasaan suamiku. Orang yang kucintai, surga Allah bersama ridho-Nya. 

Seandainya mertuaku berhati baik selalu mendukung seperti Pak Khusnul dan Bu Wafiatun, tentu hatiku bahagia. Namun sayangnya beberapa kata nylekit terucap tanpa dipikir sampai aku tahu sehingga meninggalkan bekas luka untukku. Kata-kata mertuaku, yang pernah kudengar langsung maupun melalui suamiku diantaranya:

1. Aku dituduh matre saat suamiku mau menikahiku. Logika saja, aku menerima suamiku dalam kondisi aku wanita karir sudah punya rumah dan kerjaan. Sementara suamiku masih kuliah, belum kerja. Aku LDR Setahun, baru Syawal 2024 kita bareng. Suamiku baru kerja itupun yang melatih aku dan bapakku. Yang melatih dagang aku, yang melatih bertani bapakku. Aku menemani suamiku dari nol dan dituduh matre, gimana nggak sakit. Sakit banget. Suamiku membelaku. Karena memang aku sederhana, tidak matre. Wong mahar saja aku tidak menarget, semampunya saja. Aku juga tidak minta ini itu, penting akhlak dan agama baik. 

2. Setelah sepasar nikah, seminggu setelah nikah. Aku diminta mertua perempuanku ke rumah Mbah Mbah. Aku menurut ke sana bersama suamiku, kukira ke rumah saudaranya. Ternyata itu rumah Mbah e Icha (Icha adalah perempuan yang mau dijodohkan sama suamiku oleh mertuaku). Bayangkan, gimana sakitnya, habis nikah disuruh dolan bawa jajanan ke rumah perempuan yang mau dijodohkan sama suamiku. Aku tak tahu makanya aku manut. 6 bulan kemudian setelah kejadian itu, barulah aku tahu jika itu rumah keluarga Icha. Wallahi sakit banget hatiku, tidak ridho. Tidak ada anjuran silaturahmi mantan jika pasangan tidak ridho. Entah mertuaku perasaanya dimana, padahal sama sama perempuan. Dikiranya mungkin aku tidak tahu, serapi apapun bangkai disembunyikan pasti kecium baunya. Aku saja sangat menjaga perasaan suamiku, suamiku tidak kuajak dolan ke rumah beberapa lelaki yang mau menikahiku kutolak dengan alasan apapun. Menjaga keutuhan rumah tangga hukumnya wajib, menjauhi mudhorot mantan yang naksir/ mantan yang dijodohkan/ atau mantan kekasih itu lebih baik.

3. Bulan Syawal 2024 (tepat setahun pernikahan kami), saat aku dan suamiku dolan Brebes di rumah mertuaku. Mertuaku perempuan bilang ke suamiku, di depannya ada aku, mertua bilang gini:
"Zur (nama panggilan suamiku, karena namanya Mustafizur), kamu serahan nikah habis 50 juta. Besok saat adekmu mau nikah gantian bantu serahannya," kata ibu mertua.

Bilang gitu pantes, kalau anaknya sudah mampu dan mapan secara ekonomi. Lah anaknya kerja aja belum, baru lulus kuliah. Selama setahun LDR saja aku tidak dinafkahi ridho, biar suami fokus kuliah. Lah iya anaknya nafkahin istrinya belum mampu, dituntut kelak bantuin adeknya kan ya lucu. Orangtua nikahin anak kan emang kewajiban orangtua, kalau tidak mau nikahin ngeragati anak, ya childfree (nggak usah punya anak, jadi tidak perlu tanggung jawab biaya ngeragati anak). Berani punya anak, ya berani tanggung jawab biayai anak. Wong suami juga nikah tidak nuntut neko neko. Dekor Snack makanan belanja pesta dll semua biaya dariku pribadi dan orangtuaku. Barang dari keluarga suami itu berupa serahan emas 11,5 juta, perabotan kasur kulkas lemari kaca 7 JT, perlengkapan kecil kecil sekitar 10 JT sama buah. Sisanya mungkin transportasi. Loh kog aku tau?. Ya tahu wong aku pegang kwitansinya juga aku biasa belanja sendiri perabotan. Bukan disupport kerja tapi sudah dibebani sebelum berjuang. Harusnya punya menantu tidak banyak nuntut itu syukur, bukan malah nyelekit. Lama lama aku yang respect jadi ilfeel. Karena ya tidak mikir sebelum bicara. Lah yang bantuin suami kerja 80% aku dan orangtuaku, baik modal maupun pelatihan, orangtuanya ngasih modal cuma 2 JT tapi sudah bebani anak kayak gitu. Nikah e anakmu kedua, ya tanggung semampunya. Mampu mewah silahkan, tidak mampu mewah ya sederhana saja sesuaikan kemampuan, tidak usah gengsi. Anak belum kerja kog dibebani. Untung istrinya mandiri, punya kerjaan sehingga bisa menghandle belanja sendiri. 

4. Saat dulu mau nikah kan pakai dekor, buat kenangan aja. Wedding kan momen sakral. Toh biaya dekor juga dari ibukku. Bisa bisanya mertuaku bilang gini:
"Sayang dekornya nok, nggak usah dekor aja. Kan cuma sehari. Buang buang uang. Eman."
Meskipun itu bercanda tetap tidak sopan. Wong aku biaya juga nggak minta, sudah disiapkan jauh jauh hari. Kecuali aku minta dia gimana, pakai uang orangtuaku. Sudah ada anggaran sapi buat nikah. Padahal mertuaku dulu saat nikah, juga dirias, teganya bilang itu. Aku tetap teguh pendirian, tetap pakai dekor dan rias meski sederhana. Panggung ukuran 5 x 6, normalnya pengantin lah. Meskipun pesta besar privat keluarga dan orang terdekat saja, rias kan buat kenangan. Ngelarang itu kalau aku minta dibayari dia, wong aku bayar sendiri. Dia juga nggak bayarin. Nyeseg sih, kalau ngomong dan bersikap suka nggak dipikir. 

Selama aku hamil cucunya, tanya kabar saja tidak pernah. Padahal punya nomorku. Tidak bisa chat, record suara bisa. Selama ini yang chat aku terus yang mulai duluan, lama lama males karena beliau juga tidak peka. Tidak pernah tanya kabar, tidak tanya kondisi sehat tidak padahal beberapa kali aku sakit. Tanya sudah ada perlengkapan bayi tidak, anaknya bisa nafkahi nggak, gimana persiapan lahiran, gimana perkembangan bayi. Wallahi nggak sama sekali. Bahkan aku bilang suamiku, 4 bulan kan dibanca'i Blora. Nanti 7 bulan dibanca'i orangtuamu Brebes ya. Wallahi nggak, aku tanyakan orang Brebes nggak ada banca'an meskipun mintaku kecil kecilan GPP, biar hemat. Keluarga besar aja, kan sudah 7 KK tuh. Sudah banyak sama anak anak dan pasangannya. Nyatanya sampai 8 menuju 9 tidak ada banca'an. Cukup kecewa. 

Kebiasaan apa kata orang, jadi kalau acara nggak besar ngundang jama'ah malu. Padahal hakekat banca'an itu sedekah juga doa. Latihan dermawan sesuai kemampuan. Misal mampunya ngundang 10 orang ya undang 10 orang, tidak usah ngoyo 60 orang. Nggak usah pedulikan kata orang, toh mereka nggak biayain kan. Sama sekali nggak dibanca'i walaupun aku minta sederhana keluarga saudara saja. Ya sudah GPP, kubancak'i sendiri. Tapi cukup tahu bahwa tidak ada kepedulian perhatian (terbukti tanya kabar aku langsung tidak pernah lewat wa atau telpon), tidak ada kepedulian uang, tidak ada kepedulian banca'an. Nyeseg, tapi belajar tegar. Justru ini melatih mandiri dan kuat, meskipun sakit. 

Saat aku diperlakukan seperti itu, kadang aku teringat Pak Khusnul. Seandainya mertuaku bersikap baik dan berkata baik seperti beliau dan istrinya yang santun, gemati, sopan ke aku. Ya sudahlah, terima apa yang ditakdirkan Allah. Alhamdulillah suami gemati, mertua julid dan nylekit ya bodoh amat. Toh rumah sudah sendiri dan pisah. Meskipun nyeseg, ya ikhlaskan. Kalau lihat emak bapakku sayang suamiku rasanya senang, sayangnya mertuaku tak segemati orangtuaku ke suamiku, habis nikah aja disuruh dolan ke rumah Mbah e Icha. 
Ya kuakui, orang yang benar benar peduli aku ya ibuku. Lagi lagi banca'an juga ibuk. Aku sakit yang rawat juga ibukku dan suamiku. Suamiku dan ibuku. Semoga Rohmat Allah untuk ibu dan suamiku. 





Senin, 03 Februari 2025

LUKA PERJUANGAN HAMIL

LUKA PERJUANGAN HAMIL


Untukmu anakku...
Ibu mengandungmu sejak 22 Juni 2024, in syaAllah HPL (Hari Perkiraan Lahir) 26 Maret 2025 nanti...
Putraku...
Ibu sayang kamu, ibu punya nadzar bahwa engkau akan kuhadiahkan untuk Islam sebagaimana Solahudin Al Ayubi yang dihadiahkan untuk Islam oleh ayahnya, Najmudin Ayyub. Ibu pengen kelak kamu menjadi anak yang berbakti dan berkontribusi besar untuk agama dan bangsa.
Sayangku...
Teruskan perjuangan ibu, kelak jadilah pengusaha. Kenapa pengusaha?. Biar kamu mandiri ekonomi, dan berdagang itu pekerjaan mulia. Semoga kelak kamu bisa membuka lapangan pekerjaan, sukses. Sisihkan penghasilanmu untuk sedekah. Pertama ke orangtua, nenekmu (Mbah Mahzunah dan Mbah Dari) yang bantu rawat kamu sejak dalam kandungan. Lalu jangan lupa ke bapakmu, ke yatim piatu dan fakir miskin. Yang tepat sasaran, jangan asal asalan. Sodaqoh ke gurumu yang miskin juga pahalanya besar sayangku. 
Anakku...
Jadilah penulis, ibumu juga penulis. Ibuk pengen kamu menguri nguri ajaran Islam. Ibu penulis 20 buku anakku, semoga kamu kelak jadi penulis buku dan penulis kitab. Namun tetap rendah hati ya sayang, libatkan Allah terus. Cintai Islam dan Tuhanmu dengan menjaga ilmu. Carilah ilmu, lalu amalkan di akhlak. Sayang, zaman akhir itu banyak orang kelihatan dzohir paham agama tapi kelakuan melenceng dari ajaran agama. Kamu jangan demikian ya sayang, ya dipelajari ya diamalkan sehingga nanti terbentuk jiwa yang qolbun Salim dan khusnul khuluq. Banyak banyak syukur, prihatin, dan pekerja keras serta pekerja cerdas. 
Anakku...
Sayang, doa ibu kelak semoga kamu jadi ulama sekaligus pengusaha sekaligus penulis dan inovator. Kenapa jadi ulama?. Ulama itu yang menghidupkan agama sayang. Jadilah yang rajin, disiplin, manajemen waktu baik, belajar rajin dan mengaji rajin. Semua buat kebahagiaan dunia akheratmu sayang. Kenapa pengusaha?. Berdagang dan bertani itu pekerjaan yang paling baik selama jujur, tidak riba, tidak korupsi, membantu orang lain, membuka lapangan pekerjaan. Kenapa penulis?. Ilmu itu abadi kalau ditulis. Nanti dibukukan sayang, diterbitkan. Biar meskipun penulis tiada, ilmu kita bisa dipelajari orang lain, estafet ilmu dan pola pikir kita yang bermanfaat terus berkelanjutan. Kenapa inovator?. Sayang banyak produk yang dijual di pasaran didominasi karya Unilever, sementara laris karena harganya murah kualitas bagus. Padahal omset Unilever, laba (profit) untuk bantu LGBT (Lesbi, Guy, Biseksual, Transgender) yang jelas haram dalam Islam, bukan hanya itu laba mereka juga didonasikan buat Israel untuk membeli genjatan senjata untuk membunuh saudara muslim kita di palestina. Jadi inovator muslim yang peduli ummat ya sayangku. Ibu prihatin ini lama, ibuk jg suka inovasi anakku, ibu memenangkan beberapa kali lomba inovasi sayang. Teruskan perjuangan ibuk sayangku.
Anakku...
Ibuk hadiahkan engkau untuk Islam dan Allah. Kupasrahkan engkau pada Allah. Semoga waktu melahirkan nanti kamu selamat, ibuk selamat. Kamu terlahir sehat mental, sehat fisik, tidak cacat, kelak kaya, cerdas, tampan. Aamiin
Semoga engkau jadi duta Islam layaknya Mush'ab bin Umair, anakku sayang.
Anakku sayang...
Teruskan cita cita ibuk ya sayang. Perjuangan hamil kamu itu luar biasa sayangku. 
Ibukmu sampai tidur guling guling karena sering kram, kontraksi. Pernah waktu hamil usia 3-7 bulan, muntah sehari bisa 8-12 kali sampai ibukmu pucat, lemas, bahkan ibukmu sampai hipotensi parah dengan tekanan darah 50/80 (diastol 50, sistol 80). Meski kondisi ibuk sering mual, muntah, kontraksi tapi ibukmu tetap kerja bantu bapakmu buat nyukupi kebutuhan belanja sehari hari juga nuruti ngidam keinginanmu. Ibuk kerja dari 10 pagi sampai setengah 9 malam sayang. Bapakmu juga kerja keras, tidak malas cuman penghasilan tidak mencukupi buat belanja (10-20 RB) sehari, makanya ibuk kerja. Alhamdulillah penghasilan ibuk berlipat dari bapak sehingga bisa menutup kekurangan belanja, bisa buat beli perlengkapan bayi semuanya, bisa persiapan aqiqah buat kamu. 
Anakku sayang...
Saat hamil sekitar 3 bulan tepatnya bulan September 2024. Ibumu pernah kecewa sama bapakmu dan mbahmu (mertua ibuk, orangtua bapakmu). Gimana saat itu, bapakmu mengatakan bahwa serahan dan mahar diminta kalau cerai. Ibuk sanggup mengembalikan, tapi ini penghinaan bagi ibuk. Maharnya saja biasa, ibuk tidak minta mahal. Barangnya (kasur, almari, kulkas mesin cuci) senilai 7 JT ibuk ada kwitansinya, diminta ibuk sanggup mengembalikan. Bapakmu tak diamkan. Lalu ibuk survei di grup ngapak, di sana ada ribuan orang Brebes, Tegal, kebumen, pemalang, Pekalongan, Cilacap. Kutanya, apa kalau sudah dinikah, sudah HB lalu cerai, serahan yang diberikan ke istri wajib dikembalikan ke suami?. Soalnya dalam agama, segala yang menjadi mahar dan serahan itu hak istri sepenuhnya selama sudah terjadi hubungan suami istri. Kecuali belum digauli, cerai ya mahar dan serahan diminta boleh. Ini sudah, ternyata jawaban 100% mengatakan itu bukan adat ngapak, serahan dan mahar hak istri sepenuhnya, bukan adat tapi kalau serahan diminta balik jatah suami dan keluarganya yang pailit. Ini jawaban banyak orang hasil survey. Nyeseg. Saat itu ibuk mau gugat cerai bapakmu, karena saking kecewanya. Belum lagi tahu ternyata nenekmu (ibunya bapakmu) tidak memiliki empati, ternyata setelah nikahan ibu dan bapakmu ibukmu disuruh dolan sama bapakmu ke rumah perempuan yang dijodohkan sama bapakmu oleh mbahmu. Ibuk mau dolan karena nggak tahu, tidak ada keterbukaan di awal. Sampai 6 bulan setelah kejadian, ibu tahu itu semua bahwa ibu diminta bawa jajan dolan kerumah Mbah e Icha (Icha itu perempuan yang mau dijodohin sama bapakmu, orang jubang dimana bapaknya kandung orang nusa tenggara, ibu tirinya orang jubang pemilik mushola tempat mbahmu ngimami mushola di jubang, Bulakamba, Brebes). Nyeseg, perih. Ibuk berusaha kuat. Setelah kudiamkan, diantar kerja nggak mau. Naik motor sendiri walau jarak 20 km PP 40 km sekitar itu, dalam kondisi hamil 3 bulan. Lalu bapakmu telpon mbahmu (orangtua bapakmu) bilang salah paham, minta maaf. Serahan dan mahar itu hak istri sepenuhnya. Luar biasa cobaan ibu saat hamil kamu. 
Lalu....
Saat hamil 5 bulan, bapakmu ketahuan bohong. Bapakmu melarang ketat ibukmu tidak boleh upload wajah di sosmed karena wajah perempuan itu bisa ngundang syahwat lelaki. Ibuk ta'at le. Tapi ternyata, diam diam bapakmu suka like wajah foto perempuan. Perempuan itu berhijab, dililit leher dan payudara nampak besar (jilbub) namanya Silvi Aprilia. Lah iya, istri dilarang upload foto, tapi bapakmu sendiri suka like foto perempuan jilbub seksi. Betapa hancur dan sakit hatinya ibuk. Bukan sampai disitu sayang, bapakmu juga ngikuti akun fb dan Instagram Silvi. Siapa Silvi ini?. Silvi ini murid ngaji bapakmu (mas izur suamiku). Padahal di poster jelas, lelaki diajar lelaki, perempuan diajar perempuan. Awalnya mau kuajar atau Mbah Mahzunah aja yg ngajar, sama bapakmu bilang: "kamu kan murid banyak, aku aja yang ngajar ya. Dia usia muda, wajah tua jelek. Aku aja.". Ibumu percaya, ternyata bohong. Wallahi Silvi bukan perempuan berwajah tua, tapi perempuan muda yang seksi. Kalau soal cantik, standar perempuan tidak cantik amat. Kalau soal bahenol dan seksi iya. Dua duanya sama salah, bapakmu bohong berkali kali. Dan Silvi jg salah, nomor yang dihubungi itu sengaja admin lelaki padahal dia perempuan. Tapi bapakmu yang lebih salah. Seberapa godaan kalau dia iman dan setia, tidak akan membohongi ibumu berkali kali. Semua ketauan ketika bapakmu tidur. Ibuk buka hp bapakmu, chat sudah di hapus. Kucek, katanya muridnya Silvi tua. Kucek fb ada nggak, diikuti nggak. Ternyata berteman dan 5 foto seksinya di-like bapakmu. Ibuk dilarang upload foto, bapakmu like foto seksi perempuan itu. Ibu cek Instagram, ketik nama Silvi juga bapakmu follow dia, beberapa foto di-like. Melarang istri kelihatan alim, bejad di belakang. Hati siapa yang nggak hancur dan sakit anakku. Kita hampir cerai, bapakmu nangis minta maaf. Ibu maafkan dengan syarat TTD surat perjanjian bermaterai, bapakmu bohong lagi siap pidana dan perdata, KDRT psikis saat istri hamil, pasal penipuan, kebohongan dan lainnya. Ada beberapa kebohongan yang nggak bisa ibu ceritakan semua. 
Anakku....
Saat bapakmu ketahuan main perempuan pada November 2024, mbahmu (orangtua bapakmu) itu tidak minta maaf kepada ibumu karena gagal mendidik anaknya. Justru membela kesalahan bapakmu, dan silent treatment (mendiamkan ibumu). Alhamdulillah mbahmu (nenek dan kakek dari ibumu peduli). Selama ibu hamil kamu, ibuk sering mual muntah parah, ibuk Ndak kuat masak, yang masak dek Ida (adek kandung ibukmu, tantrum. Kamu manggilnya Bu lek Ida/ Tante ida). Belanja dibantu nenek kakekmu (Mbah Mahzunah Mbah dari, orangtua ibumu). Alhamdulillah banca'an 4 bulan sudah sama Mbah Mahzunah dan ibukmu, banca'an 7 bulan sama ibukmu dengan sedekah yatim dan beli jajan bagi keluarga. Mbah dari ayahmu sejak November 2024 sampai februari 2015 tidak pernah tanya kabar ibukmu, belanja juga tidak pernah dibantu meskipun kewajiban nafkah itu kewajiban lelaki/suami/anaknya, tidak banca'an buat 7 bulanmu walau kecil kecilan ngundang 7-10 orang keluarga sendiri. 
Anakku...
Alhamdulillah bapakmu sudah taubat saat ibu hamil 6 bulan. Sikapnya baik dan gemati walaupun penghasilan kecil. Anakku sayang, kelak ingat ini ya. Selama hamil kamu, yang peduli kamu saat ibuk hancur, sakit, butuh uang dll adalah Mbah Dari, Mbah Mahzunah, Tante Ida, bapakmu. Mbahmu dari bapakmu (Mbah toha, mbah Rohmah) tidak ada kepedulian uang, kasih sayang juga perhatian ke kamu. Nggak usah dendam, tapi nggak usah mendekat. Karena itu menyakitkan. Fokusmu bagaimana membahagiakan orang yang peduli kamu, jauhi orang yang nyakiti kamu. Menjauh bukan memutus silaturahmi tapi untuk menjaga kesehatan mental (kewarasan mental) juga menjaga diri dari sakit hati biar tidak dendam. Karena sikapnya tidak ada kepedulian. Belanja ibumu semua patungan dibantu Mbah Mahzunah dan masak dibantu lek Ida, pekerjaan rumah dibantu bapakmu. Lainnya dibantu Mbah dari. Kalau alasan jauh?. Perhatian kan bisa lewat chat, telpon kan sudah modern ada HP. Nyatanya selama hamil, mertua ibu tidak pernah tanya kabar ibu secara langsung chat ibu atau telpon kalau nggak ibu duluan yang tanya ya gengsi tanya menantu. Apa pernah tanya kabar, banca'an gimana. Dia maunya ngundang 60 orang jama'ah. Mbahmu gengsian. Beda sama mbokmu yang sederhana, apa apa sesuai kemampuan, tidak peduli kata orang mau dipuji atau dihujat. Ibukmu juga pernah dituduh matre sama mbahmu (orangtua mas izur/ bapakmu) saat mau nikah sama bapakmu. Yang bilang bapakmu sendiri. Logika saja, ibuk sudah punya rumah sebelum nikah sama bapakmu, ibuk sudah punya kerjaan sebelum nikah, ibukmu bahkan Nerima bapakmu kondisi masih kuliah dan pengangguran, ibuk ridho, mahar tidak matok sekian sekian semampunya, tapi dituduh yang nggak nggak. Sakit, kecewa. Kalau ditanya pasti mukir, jangan percaya. Wallahi ibuk berkata jujur. Habis nikah aja disuruh dolan ke rumah Mbah e perempuan yang dijodohkan sama ayahmu. Nggak ada perasaaan mbahmu itu, walaupun sesama perempuan. Anakku seng sayang sama bapak, gimana gimana saat ibu hamil yang rawat ya bapakmu. Seng hormat sama bapakmu, Mbah dari, Mbah Mahzunah, Tante Ida. Mereka ada terus buat kamu. Jauhi orang yang nyakitin ibumu juga kamu, tapi jangan dendam ya. Cukup menjauh saja. Fokus cita cita sayang. Ingatlah perjuangan ibu melahirkan kamu mengandung kamu luar biasa. Hamil 8 bulan pun ibu masih kerja buat bantu nyukupi kebutuhan ekonomi keluarga. Walaupun kadang kram, muntah, kontraksi. Kalau pas kambuh ya izin kerja libur, pas kuat ya berangkat. 
Anakku...
Semoga kelak engkau menjadi pemuda yang sukses, sayang ibuk bapak, sehat mental, sehat fisik, kaya, tampan, cerdas dan dihadiahkan buat Islam. Ujian demi ujian melatih kamu kuat dan tegar sejak dalam kandungan. Selamat datang ke dunia anakku sayang. Semoga kelak kamu jadi orang hebat yang berkontribusi memajukan Islam serta mencintai Allah dan rosul-Nya. Big love dari ibuk Halimah ❤️❤️❤️❤️

Salam,


Dewi Nur Halimah